Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY Everyone's Destiny (by : meguriaufutari)

Bimabet
EPISODE 2 : Bakkuguraundo, Part 1

Scene 1

Jirou Nakata



Namaku Jirou Nakata. Aku berumur 35 tahun. Aku adalah anak tunggal dari ayah dan ibuku. Aku tidak menikah dan hidup sendirian. Keluargaku sudah turun temurun selalu menjadi pelindung para pemimpin dari Yami. Terakhir, ayahku mewariskan posisi sebagai salah satu dari Kurayami no Mikami, atau artinya adalah tiga dewa kegelapan. Nama yang terlalu kartun menurutku, tapi ya aku ikut saja sih. Sekarang, aku adalah anggota kurayami no mikami, bersama kedua rekanku Houzuki Anegawa dan Sasuke Sarutobi. Houzuki memiliki perawakan yang tenang, tapi ia mudah tersakiti hatinya. Sasuke adalah orang yang misterius. Aku tidak pernah melihat wajah dibalik topeng yang ia kenakan. Sungguh misterius.

Kehidupanku diluar Yami sungguh normal, kelewat normal malah. Aku orang yang cenderung serius, pendiam, dan tidak menyukai hal baru. Pengalamanku dengan wanita cenderung buruk. Jika aku menyukai seorang wanita, aku selalu takut untuk memulai berbicara kepadanya. Aku sering meminta saran kepada Houzuki karena dia adalah seorang wanita. Tapi saran yang diberikan, semuanya sangat tidak cocok dengan kepribadianku. Itulah sebabnya sampai umur segini, aku belum menikah. Tapi aku menikmati hidup begini.

Hampir setiap hari jadwal kegiatanku selalu sama. Bangun jam lima pagi untuk bersemedi selama satu jam, kemudian olahraga pagi selama satu jam, kemudian sarapan pagi dan pergi menuju rumah Asuka-san, dan bersembunyi di tempat yang sangat tersembunyi sambil mematikan aura keberadaanku. Aku harus mematikan aura keberadaanku karena menurutku Yamamoto-san itu orang yang sangat peka. Aku tidak mengenalnya, tapi entah kenapa perasaanku mengatakan seperti itu. Selebihnya, aku tinggal menunggu Yamamoto-san berangkat kerja. Setelah Sasuke mengabarkan kepada Asuka-san bahwa Yamamoto-san sudah sampai di kantornya di BTMU, aku tinggal menunggu Asuka-san memanggil namaku dan Houzuki dengan keras. Saat itu, aku dan Houzuki akan segera keluar dari tempat persembunyian kami dan mengerjakan pekerjaan rumah Asuka-san untuknya.

Setelah mengerjakan pekerjaan rumahnya, aku dan Houzuki akan pergi bersama Asuka-san ke markas Yami. Disitu biasanya kami akan membahas apa yang terjadi belakangan ini di dunia bawah. Dunia bawah di Jepang ini dikuasai oleh tiga organisasi besar dunia bawah. Organisasi besar pertama adalah Yami, yaitu kami.

Organisasi besar kedua adalah Hikari. Hikari adalah cabang dari kepolisian Jepang yang bertugas memantau keadaan dunia bawah. Organisasi ini adalah organisasi yang sangat rahasia, bahkan di dunia bawah sekalipun. Saking rahasianya, orang seperti Sasuke pun tidak bisa mengorek informasi sedikitpun mengenai organisasi ini. Sama seperti Yami, setiap anggota dari Hikari sudah siap untuk mati jika mereka tertangkap. Saking tingginya kesetiaan mereka, hipnotis atau siksaan seperti apapun tidak mempan terhadap mereka. Tinggal menunggu kesabaran Asuka-san habis saja, baru kemudian Asuka-san akan membacok mereka dengan senjata naginata kesayangannya.

Organisasi besar terakhir adalah Kage. Kage ini bukanlah polisi yang menegakkan rasa keadilan menurut hukum negara yang berlaku seperti Hikari, ataupun broker yang menyelundupkan barang-barang illegal seperti Yami. Mereka ini layaknya seperti maling. Tetapi, mereka bukanlah seperti maling-maling kelas teri yang kerjaannya selalu mencuri atau menjambret dompet orang. Yang mereka curi itu adalah sesuatu yang jauh lebih berharga dan sulit didapatkan, yaitu informasi. Mereka selalu tahu jalur yang kami tempuh untuk transportasi perdagangan barang yang kami selundupkan, dan juga tahu jadwal dan rencana pelacakan yang dilakukan oleh Hikari. Bukan tidak mungkin bahwa mereka sudah tahu siapa identitas Asuka-san yang sebenarnya, dan juga identitas pemimpin dari Hikari.

Sebetulnya dibandingkan dengan Hikari, Kage ini jauh lebih menakutkan. Akan tetapi, Hikari selalu mendapatkan bantuan berupa dana atau bantuan lain apapun dari pemerintah Jepang. Selain kekuatan internal Hikari, digabung dengan dukungan dari pemerintah, membuat mereka bisa merebut kekuasaan sebagai salah satu dari tiga kekuatan besar di dunia bawah.

Diluar dunia bawah (dunia atas), aku bekerja sebagai bodyguard dari seorang pengusaha besar. Dia adalah pengusaha dari perusahaan otomotif yang cukup ternama di Jepang. Aku sudah sangat dekat dengannya. Bahkan saking dekatnya, pernah ia menawariku suatu kesempatan untuk menikahi putrinya dan mewarisi seluruh perusahaan otomotif itu. Tapi aku menolaknya. Aku mengatakan bahwa jika aku memang tertarik dengan putrinya, aku akan berjuang sendiri untuk mendapatkannya, agar ia mencintaiku apa adanya tanpa adanya unsur paksaan. Bosku itu langsung mengerti perasaanku, dan ia menyerahkan segala pilihan dan keputusan kepadaku.

Sebetulnya, alasanku menolak kebaikan bosku itu adalah karena kesetiaanku pada Asuka-san. Asuka-san itu memang sangat galak dan gila. Akan tetapi, ia sebetulnya begitu peduli kepada kami, para bawahannya. Jika ada satu orang saja dari kami yang dilukai oleh orang lain, Asuka-san pasti langsung maju menghadapi orang itu, tentu saja dengan pertimbangan yang cukup mantap.

Saat aku masih berumur lima belas tahun dan dalam pelatihan tingkat dasar ilmu bela diri, aku pernah dihajar oleh empat yakuza. Waktu itu, aku berjalan bersama temanku, yah lebih tepatnya wanita yang kusukai. Wanita itu memang cantik, anggun, dan baik. Rupanya, ia ditaksir oleh salah satu pemimpin yakuza di Ginza. Melihat ia berjalan bersamaku, entah karena didorong oleh cemburu atau masalah apa, empat anak buahnya datang dan menghajarku habis-habisan. Dengan kemampuan bela diriku yang masih sangat dasar pada waktu itu, tentu saja aku kalah melawan mereka berempat. Setelah aku pingsan, temanku itu dibawa pergi.

Beberapa hari kemudian, empat yakuza yang menghajarku habis-habisan itu ditemukan tewas dalam keadaan yang mengenaskan. Polisi dan pemimpin yakuza itu berusaha keras untuk menemukan siapa yang membunuh keempat yakuza itu, tapi mereka tidak bisa menemukannya. Pada hari itu juga, Asuka-san memanggilku untuk membicarakan masalah pribadi. Di ruangan pribadinya, tiba-tiba Asuka-san melempar empat buah benda kehadapanku. Saat aku melihatnya, betapa terkejutnya aku melihat bahwa keempat benda itu adalah kepala dari keempat yakuza itu.

"Kalau kamu tidak ingin dihajar habis-habisan oleh mereka, cepatlah menjadi kuat. Jangan biarkan orang lain menginjak-injak harga dirimu hanya karena mereka sedikit lebih kuat. Aku tahu bahwa aku terlalu mencampuri urusan pribadimu. Tapi percayalah, Jirou. Yang aku inginkan adalah bahwa kamu sadar bahwa kamu tidak boleh menjadi orang yang tidak berdaya. Kamu itu kuat, hanya sekarang belum kuat saja. Suatu saat nanti, kamu bisa jadi lebih kuat daripada aku." Kata Asuka-san dalam Bahasa Indonesia.

Saat itu, Asuka-san berumur sebelas tahun. Aku tidak percaya, bocah perempuan berumur sebelas tahun mampu mengalahkan keempat yakuza yang menghajarku habis-habisan. Jika dilihat dari luka-luka para yakuza itu, Asuka-san tidak menyerang mereka dari belakang. Terlihat bahwa sempat terjadi pertempuran sengit di lokasi kejadian pada waktu itu. Memang, betul-betul mengerikan bakat yang dimiliki oleh Asuka-san. Tapi, bukan hanya bakat bertarungnya yang kukagumi. Karisma yang dipancarkan olehnya pun membuatku kagum juga. Sampai kapanpun, aku akan selalu setia pada Asuka-san. Akan kulindungi dirinya dan keluarganya bahkan jika harus ditukar dengan nyawaku sendiri.

Sudah kira-kira sepuluh tahun lamanya aku mendampingi Asuka-san sebagai salah satu dari kurayami no mikami. Banyak sekali yang sudah terjadi selama sepuluh tahun ini. Dari pengawalan jalur perdagangan suatu barang yang penting, sampai menjaga keselamatan Asuka-san secara langsung dalam masuk ke teritori dunia bawah negara lain untuk mendapatkan barang illegal yang lebih langka. Baku tembak antara organisasi dunia bawah dalam negeri maupun luar negeri seringkali terjadi. Kalau dalam negeri, baku tembak dengan Hikari dan Kage sudah sangat lazim terjadi.

Aku berlatih ilmu bela diri nenek moyangku yang diwariskan turun temurun oleh keluargaku. Ilmu bela diriku melibatkan suatu tongkat panjang yang digunakan untuk lempar lembing. Tongkat panjang itu akan kami gunakan sebagai senjata, atau sebagai tumpuan untuk ayunan tubuh. Memang cukup aneh, tapi keanehan inilah yang membuat orang biasa sulit membaca gerakan kami. Orang-orang yang tidak tahu cara menggunakan tenaga ki dalam tubuh mereka, sudah pasti jadi mangsa ilmu bela diriku ini. Karena ilmu bela diri inilah, kami sekeluarga turun temurun disebut sebagai pendekar tongkat atau gokusenshi.
 
Terakhir diubah:
Scene 2

Matsuyama Edo



Kagura Nakagawa



Namaku Matsuyama Edo. Aku adalah seorang teller di BTMU. Eh? Betulkah demikian? Tidak, seperti yang sudah dijelaskan oleh Takeru-san sebelumnya, aku adalah salah satu dari sansaikou no masayoshi, atau disebut dengan tiga keadilan tertinggi dalam Bahasa Indonesia, dari divisi kepolisian rahasia bagian penyelidikan dunia bawah yang dinamakan Hikari. Aku melapor langsung kepada Takeru-san, bersama dengan dua anggota sansaikou no masayoshi lainnya, yaitu Kagura Nakagawa-chan dan Ayumi Nakata-chan. Kami bertiga adalah otoritas tertinggi dalam Hikari setelah Takeru-san. Yah, bisa dibilang tiga tangan kanan kepercayaan Takeru-san.

Spesialisasiku adalah mata-mata dan mendapatkan informasi. Senjata andalanku, tentu saja pistol berperedam dan racun. Aku membunuh musuhku dengan diam-diam. Aku sangat menyukai pekerjaan macam ini. Sejak dulu menjadi polisi di negara Jepang, aku selalu ditempatkan di bagian polisi rahasia.

Polisi rahasia Hikari sungguh pekerjaan yang sangat berbahaya, malah paling berbahaya dibandingkan dengan pekerjaanku yang sebelum-sebelumnya. Hal ini dikarenakan kami harus menghadapi kelompok-kelompok penjahat kelas tinggi. Penjahat kelas teri biasanya berkumpul di "dunia atas", atau yang kita sebut dengan kehidupan masyarakat biasa. Di dunia bawah, seluruh gembong mafia dan yakuza kelas atas berkumpul. Belum lagi kalau sudah menyangkut tapal batas luar negeri dunia bawah, penjahat yang harus kita hadapi semakin banyak. Di dunia bawah Jepang, yang menjadi perhatian Hikari adalah dua organisasi besar yang menguasai dunia bawah Jepang. Sebetulnya bukan menguasai, tapi semua gembong penjahat lain langsung ciut mendengar nama mereka, karena mereka itu sangat kuat. Ada Yami, yang menguasai perdagangan barang ilegal. Satunya lagi adalah Kage, yang menguasai perputaran informasi yang terjadi. Spesialisasi mereka bukan hanya dalam negeri saja, tapi sudah menginjak ke ranah luar negeri. Mau tidak mau, Hikari pun juga harus mengembangkan sayap sampai hubungan internasional ke luar negeri, yaitu para penegak hukum dari negara lain.

Menegakkan hukum di dunia bawah itu sangat sulit. Para pelaku di dunia bawah sangat sulit diatur, dan mereka tidak takut pada konstitusi negara. Akibatnya, kekuatan adalah segala-galanya di dunia bawah ini. Dunia bawah tidak selalu terkait dengan hal yang negatif, yah walaupun delapan puluh persen lebih adalah negatif. Barang-barang yang dianggap illegal di dunia atas, seperti morfin dan heroin yang disalahgunakan, pistol, dan hal-hal yang kamu anggap berbahaya itu sudah sangat biasa di dunia bawah. Hal negatif yang ada di dunia bawah itu jauh lebih berbahaya lagi. Sebut saja senapan AK-48, dan bahkan blueprint-nya sekalipun, bom atom skala kecil, dan bahan-bahan mineral yang sangat tidak lazim itu bisa kamu dapatkan di dunia bawah. Setiap minggunya, kami sering sekali menyita barang-barang yang tidak lazim. Biasanya barang-barang itu dimasukkan oleh Yami. Yah, kira-kira begitulah gambaran dunia bawah.

Hal yang sangat-sangat kusukai, sekaligus menjadi kelemahanku, adalah wanita cantik dan seksi. Dari pekerjaanku, aku memang polisi, bahkan cenderung polisi yang memiliki tanggung jawab sangat tinggi. Tapi ya memang pekerjaan itu tidak harus sesuai dengan kepribadianku. Aku ini boleh dikatakan penjahat kelamin. Untuk dapat dikatakan maniak seks, aku belum sampai ke tahap itu, untungnya. Seberapa sering aku berhubungan seks dengan wanita? Yah, kalau belum sering, aku tidak akan mengatakan diriku penjahat kelamin. Terkadang, wanita itu memang sulit sekali ditaklukkan. Tapi begitu ada celah, dan kita bisa masuk ke celah itu secara benar, wanita akan memberikan segalanya, walaupun variabel waktu yang diperlukan itu berbeda-beda setiap wanita.

Sejauh ini, ada dua wanita yang sangat membuatku penasaran. Pertama, adalah rekanku dalam sansaikou no masayoshi, Ayumi-chan. Orangnya sangat imut, tubuhnya kecil. Aku pernah melihatnya mengenakan baju ketat, dan sepertinya kutebak buah dadanya cukup proporsional dengan tubuhnya. Tipe tubuh wanita yang kusuka adalah yang serba proporsional. Aku tidak suka wanita bertubuh kecil, tapi berdada besar, dan juga sebaliknya. Jika tubuhnya kecil, sebaiknya dadanya juga kecil, dan juga sebaliknya. Ayumi-chan memenuhi kriteria-ku. Sayang, dia terlalu sibuk dengan pengembangan teknologi dan komputernya, jadi susah mendekatinya.

Wanita yang kedua adalah istri dari Takeru-san, yaitu Asuka Kirishima-san. Wah, salah satu wanita paling sempurna yang pernah kulihat. Wajah yang tampak awet muda dan cantik, padahal sudah berumur 31 tahun. Tubuhnya tidak terlalu kurus, dan buah dadanya pun juga tidak terlalu kecil. Walaupun tidak terlalu kurus, tapi lekukan tubuhnya melebihi orang-orang kurus. Cantik, seksi, dan menawan. Yang menjadi penghalangku hanyalah karena dia adalah istri dari bosku. Tapi maaf bos, dalam dunia kerja, kamulah bosku. Dalam dunia sehari-hari, kita hanya seorang teman yang saling kenal dekat. Hahahaha. Aku minta maaf sekarang dulu ya Takeru-san, jika nanti suatu saat aku berhasil mendapatkan tubuh istrimu.

Bagaimana dengan rekan sansaikou no masayoshi yang satu lagi, yaitu Kagura-chan? Kalau dia sih, sudah jadi pelanggan tetapku hehehe. Yah, bukannya aku berhasil menipunya sih. Tapi, dia juga berhasil memanfaatkanku. Singkatnya, aku dan Kagura-chan sama-sama butuh, karena dia juga sangat menyukai seks. Jadi, sudah rutin seminggu sekali sampai dua kali kami berhubungan seks satu sama lain. Entah kenapa, aku tidak pernah bosan dengan tubuhnya.

Kagura-chan adalah seorang wanita yang cantik, dengan tubuh cukup proporsional. Tingginya mencapai 168cm dengan tubuh yang ramping dan buah dada 34B yang menurutku cukup proporsional dengan tubuhnya. Walaupun pinggulnya tidak terlalu besar, tetapi pantatnya cukup bulat. Paha dan kakinya pun sangat indah. Kulitnya putih bersih.

Dia adalah rekanku dalam sansaikou no masayoshi. Dia diangkat lebih dulu daripada aku. Dia adalah tangan kanan langsung Takeru-san yang bertugas menegakkan keamanan di dunia bawah secara langsung. Jadi bedanya, kalau aku ini bertugas sambil sembunyi-sembunyi, kalau dia itu langsung muncul di hadapan umum. Nama Kagura Nakagawa pun sudah terkenal di dunia bawah sebagai seorang penegak hukum yang mahir bertarung dengan tangan kosong. Para penjahat bodoh yang terkesima dengan kecantikannya hanya bisa mempersiapkan diri mereka sebelum masuk ke penjara.

Kemampuan bertarungnya tidak kalah dari salah satu anggota kurayami no mikami dari Yami yang jago bertarung jarak dekat, si Jirou Nakata. Pernah mereka berdua berhadapan langsung di medan pertempuran ketika Kagura-chan harus menangkap kurir yang mengirim persediaan meriam ke Korea Utara, yang kebetulan dijaga langsung oleh Jirou. Mereka saling berdiam diri cukup lama, masing-masing mencari kesempatan untuk memulai serangan lebih dulu. Aku bisa merasakan aura ki yang memancar hebat dari tubuh mereka berdua. Kalau saja waktu itu para bedebah dari Kage tidak ikut campur, aku yakin salah satu dari mereka sudah tergeletak menjadi mayat. Mungkin beruntung sih karena para bedebah dari Kage itu ikut campur, mereka malah belum sempat bertarung sama sekali.

Yah, kira-kira itulah sedikit tentang Kagura-chan. Berikut adalah kisahku dan dia bagaimana bisa semuanya terjadi. Waktu itu, posisi sansaikou no masayoshi sempat kosong, yaitu posisi yang kududuki sekarang. Pendahuluku itu sempat terbongkar penyamarannya oleh Kage. Kage memang ahli dalam mendapatkan informasi, sehingga jika berhadapan dengan mereka, harus ekstra hati-hati. Tindakannya yang dilakukannya dulu itu sungguh sangat nekat, yaitu menjadi double-agent dari Hikari dan Kage. Tapi memang kenekatan itu diperlukan, karena sampai sekarang, tidak ada siapapun yang tahu identitas asli dari pimpinan tertinggi Kage dan juga para personilnya. Bahkan para anggota mereka pun tidak ada yang tahu. Sangat cepat bagi Kage untuk mengetahui siapa identitas asli dari pendahuluku itu. Sehingga, Kagura-chan harus mengambil langkah nekat, yaitu membungkam mulutnya untuk selama-lamanya. Oh iya, pendahuluku itu adalah kekasih dari Kagura-chan. Tapi inilah yang namanya bekerja menyangkut dengan dunia bawah, tidak boleh mengenal emosi. Tentu saja walaupun berhasil melakukannya, Kagura-chan sempat depresi hampir selama sebulan.

Paham pemilihan untuk sansaikou no masayoshi adalah, setiap personel dari sansaikou no masayoshi akan mencalonkan satu orang, jika ada, untuk menempati posisi yang kosong. Calon itu akan selalu bekerja dibawah anggota sansaikou no masayoshi yang bukan menjadi pengaju. Jika ketiga posisi untuk sansaikou no masayoshi itu kosong, maka Takeru-san sendirilah yang harus turun tangan. Waktu itu, Ayumi-chan mencalonkan aku, sementara Kagura-chan sendiri tidak mencalonkan siapa-siapa. Dari mulai pengajuan calon itulah seleksi dan tes mengenai cocok tidaknya aku sebagai salah satu anggota mereka itu dimulai.

Otomatis, selama seleksi dan tes, aku bekerja langsung dibawah Kagura-chan. Dia merupakan orang yang anti dengan membicarakan seks secara terbuka. Aku, sebagai laki-laki, membicarakan seks melulu. Yah tentu saja aku dan dia jadinya kurang cocok, malah cenderung sangat dingin satu sama lain. Tetapi, aku harus bersikap profesional. Aku tetap menjalankan tugasku sebaik mungkin dan selalu membantunya saat kesulitan. Lama-kelamaan, senyum dan ucapan terima kasihnya pun mulai terlihat. Tapi, aku sendiri juga jadi semacam ketergantungan padanya, karena aku jadi selalu membutuhkan bantuannya untuk supervisi.

Semakin lama, aku melihat Kagura-chan itu semakin cantik. Tapi, aku tidak memiliki perasaan tertarik atau cinta seperti apapun. Yang kurasakan hanyalah nafsu. Aku ingin sekali bersetubuh dengannya. Pernah waktu itu aku memberanikan diri untuk mencium bibirnya secara tiba-tiba. Kami sempat berciuman selama beberapa detik. Ia pun juga sempat membalas ciumanku. Bibirnya sungguh-sungguh sangat nikmat, apalagi dia tahu cara memainkan bibir dan lidahnya untuk menggelitik bibir dan mulutku. Tapi, tidak lama kemudian, dia langsung melepaskan ciumannya dan menampar pipiku dengan keras.

"Dare de aru ka wo jitsugen! (Kau pikir kau itu siapa!)" Katanya dengan galak.

Walah, reaksi yang kuharapkan sebetulnya hahaha. Aku tahu bahwa ia pasti akan menamparku, hanya saja waktu itu aku memang tidak bisa menahan nafsuku. Tapi yang aku sungguh sangat bingung, dia sempat membalas ciumanku. Hmmm, ada yang aneh disini? Hmmm, aku coba lihat situasi dan keadaan ke depan saja deh.

Dari hari ke hari, hubunganku boleh dibilang makin baik dengan Kagura-chan. Entah ya, apakah dia sudah melupakan perlakuanku pada waktu itu? Tapi setiap aku menyentuh tubuhnya, entah itu hanya sekedar menggandeng tangannya atau menepuk pundaknya, tanganku langsung ditangkap dan dipelintir. Matanya pun langsung menatapku tajam. Aku hanya bisa tersenyum tanpa daya. Barulah ia melepaskanku. Waduh gawat, ini sih bisa-bisa seandainya waktu aku mau bersetubuh dan memasukkan penisku ke vagina-nya, apakah penisku juga akan ditangkap dan dipelintir. Ouuccchh, membayangkannya saja sudah ngilu.

Hingga tibalah akhirnya aku dan Kagura-chan ditugaskan dalam misi menyelidiki transaksi gelap yang dilakukan oleh Yami dan gembong narkoba dari Indonesia. Karena harus menyamar sebagai suami istri, mau tidak mau kami tinggal satu kamar di hotel bintang lima di Jepang. Kami sengaja menginap di hotel itu karena transaksi dilakukan di hotel itu. Eits, apakah ini kesempatanku? Ah, aku belum tahu deh mengingat-ingat aku cukup seram jika penisku dipelintir hahaha.

Kamar tempat kami berdua tinggal memiliki ranjang twin bed, yaitu ada dua ranjang yang terpisah. Kamarnya sangat bagus dan mewah, selayaknya hotel bintang lima. Kagura-chan langsung berbaring di tempat tidur. Menurut informasi yang kami dapatkan, transaksinya berlangsung jam lima sore. Sekarang masih jam dua siang. Masih ada tiga jam. Sebaiknya kami segera beristirahat. Aku segera berbaring di tempat tidurku. Saat aku melihat Kagura-chan di tempat tidurnya, aku melihat ekspresi sedih terpancar diwajahnya. Hmmm, apa yang terjadi ya?

"Dou shita? (Ada apa?)" Tanyaku.

Kagura-chan tidak menjawab apa-apa. Membuatku semakin penasaran saja.

"Ore ni oshietekunai ha daijoubu. (Jika tidak mau memberitahu, tidak apa-apa kok.)" Kataku sambil mulai memejamkan mataku.

"Soujanai yo. (Bukan begitu.)" Kata Kagura-chan.

Mendengar itu, aku langsung bangun dan mendekatinya.

"Kimi no koibito ka. (Ingat pacarmu ya?)" Kataku sambil nekat mengelus-elus kepalanya.

"Kisama ha ore ni kisu tsumori ka. (Apakah kamu akan menciumku?)" Tanya Kagura-chan sambil tersenyum kearahku.

"Kimi ha ore ga kisu shita koto ga shitai ka? (Apakah kamu mau dicium olehku?)" Tanyaku sambil tersenyum nakal.

"Naze sore wo tameshite mimasen ka? Anata jishin no risuku desu. (Kenapa kamu tidak mencobanya? Dengan resiko sendiri ya.)" Kata Kagura-chan dengan penuh maksud.

Astaga, mendapat tantangan seperti itu, bukannya aku takut, malah aku semakin bergairah. Entahlah, aku seakan-akan berani mencobanya, walau nantinya penisku akan dipelintir olehnya. Cih, gawat. Ini sih mungkin bukan dia yang terpengaruh oleh rayuannya, tapi aku yang termakan oleh jebakannya. Tapi aku sudah tidak peduli lagi. Aku langsung mendekatkan bibirku ke bibirnya, dan mulai mengulum bibirnya dengan lembut. Ia tidak melawanku, melainkan membalas ciuman di bibirku dengan tidak kalah lembutnya.

Selama beberapa saat, kami masih saling berciuman dengan lembut satu sama lain. Terkadang, lidah kami saling kami julurkan untuk menggelitik rongga mulut lawan kami. Setelah beberapa saat, tiba-tiba Kagura-chan melepaskan ciumannya daripadaku dan mendorong tubuhku hingga aku terjengkang ke lantai.

"Gomen, Matsuyama. Kore ha okotte narimasen. (Maaf, Matsuyama. Ini tidak boleh terjadi.)" Kata Kagura-chan.

Hmmm, sudah terlanjur begini. Maaf, tapi aku tidak bisa melepaskanmu, Kagura-chan. Aku bangkit berdiri dengan tenang, kemudian berbaring disampingnya di tempat tidur miliknya. Ia langsung menggeser tubuhnya ke samping untuk memberikan tempat bagiku. Aha, ini tandanya bahwa sebetulnya dia mau, tapi dia tidak yakin saja. Hmm, atau dia pura-pura membuat hal ini terlihat demikian ya? Ah, masa bodoh. Sudah tanggung ini. Aku mengelus-elus rambutnya dengan lembut, kemudian membaringkan kepalanya di pundakku. Ia tidak melawan dan menerima begitu saja perlakuanku.

"Shinpai suru nai yo. Kimi ga idaina kanji ni narimasu yo. (Jangan khawatir. Aku akan memuaskan dirimu.)" Kataku dengan yakin sambil mengelus-elus kepalanya.

Kemudian aku kembali mencium bibirnya dengan lembut. Kali ini kulakukan sambil memeluk tubuhnya. Kini tubuhnya menempel dengan tubuhku. Dadaku bisa merasakan buah dadanya yang begitu kenyal yang kini menempel di dadaku. Kali ini, ia tidak membalas ciumanku. Sesekali, ia berusaha menghindar. Tapi, aku terus menekan kepalanya kearahku, sehingga ia kesulitan untuk melepaskan bibirku dari bibirnya. Maaf Kagura-chan, aku tidak bisa melepaskanmu begitu saja.

Kini, aku mulai menjilati seluruh wajahnya yang putih dan cantik itu. Pipi, alis, kening, telinga, sampai ke lehernya. Ia pun mulai mendesis-desis dan memejamkan matanya. Melihat ekspresi wajahnya yang berusaha menahan nikmat, birahiku semakin naik saja. Apalagi saat aku menjilati lehernya, ada desahan-desahan kecil yang keluar dari mulutnya. Karena telingaku sekarang begitu dekat dengan lehernya, aku bisa mendengar dengan jelas dan detail desahan-desahan kecil yang ia keluarkan.

Aku pun menjadi semakin tidak tahan dengan birahi yang menguasaiku. Maka, aku mulai membuka kancing baju berwarna krem yang Kagura-chan kenakan. Sepertinya ia sempat tersadar begitu aku mulai membuka kancing bajunya. Aku melihat tangan kanannya mulai bergerak. Dari aura ki yang ia pancarkan, aku menduga ia mau menghentikan tangan kananku yang mulai membuka kancing bajunya. Eits, langsung kutangkap tangan kanannya dengan tangan kiriku.

"Kimi no oora ha hijou ni fuantei yo. Kimi ga ima yoi kanjite iru no de, sore ha arimasu ka? (Aura milikmu tidak stabil. Apakah karena kamu merasa nikmat sekarang?)" Tanyaku dengan senyum nakal.

Kagura-chan tidak menjawab apapun. Ia hanya melihat mataku. Aku bisa melihat kekacauan terpancar dari matanya. Sepertinya pada awalnya ia berusaha menjebakku, tapi malah kini ia yang terjebak olehku. Heh heh heh, rasakan kamu. Sambil tetap memegangi tangan kanannya dengan tangan kiriku, tangan kananku terus bergerilya membuka kancing bajunya satu demi satu, hingga akhirnya seluruh kancing bajunya terbuka dan memperlihatkan perut yang putih dan indah, serta BH berwarna putih yang ia kenakan. Aku bisa melihat buah dadanya yang bulat sedikit menyembul dari BH putih yang ia kenakan. Penisku semakin tidak tertahankan saja melihat pemandangan yang sebetulnya belum ada apa-apanya dibandingkan dengan pemandangan yang akan kulihat.

Aku melepaskan tangan kanan Kagura-chan karena aku membutuhkan kedua tanganku untuk melepaskan bajunya. Setelah melepaskannya, kedua tanganku langsung dengan cepat membuka kemeja krem yang ia kenakan. Ia tampak meronta-ronta berusaha mengenakan kembali bajunya. Tapi percuma saja, sejauh ini aura ki milikku masih stabil, sedangkan miliknya sudah mulai tidak stabil. Sangat mudah bagiku untuk meruntuhkan perlawanannya. Kemudian, aku berusaha meraih kait BH putihnya yang terletak di punggungnya. Dalam sekejap, aku langsung menemukannya dan melepaskan seluruh BH-nya. Kedua tangan Kagura-chan langsung bergerak dengan cepat untuk menutupi kedua buah dadanya. Hmmm, dengan posisi seperti ini, pasti sulit untuk membuka tangannya. Baiklah, aku harus sabar. Aku mencium bibirnya dengan lembut, sambil mengelus-elus rambutnya. Ada reaksi, dia sedikit-sedikit membalas ciuman di bibirku. Jadi begitu ya? Ia sangat nyaman jika mendapat ciuman di bibirnya dan elusan di rambutnya.

Untuk beberapa saat, aku masih terus mencium bibir dan mengelus-elus rambutnya. Ia pun juga mulai terang-terangan membalas ciumanku. Inilah saatnya bagiku untuk membuka pertahanan kedua tangannya. Aku langsung mengulurkan kedua tanganku untuk merentangkan kedua tangannya. Sangat mudah sekali untuk merentangkan kedua tangannya. Aku mulai sedikit demi sedikit menurunkan kepalaku. Menuruni dagunya, lehernya, dan kini aku telah sampai di buah dadanya. Ya ampun, pikiranku tidak salah mengenai buah dadanya. Buah dadanya sungguh putih, bulat sempurna, disertai dengan puting berwarna merah muda yang sangat indah. Birahiku semakin tidak tertahankan saja. Dengan liar, aku mulai meremas-remas buah dada kiri milik Kagura-chan, dan mengulum puting susu buah dada kanannya. Tubuh Kagura-chan mulai menggeliat-geliat. Tangannya berusaha menyingkirkan kepalaku dari buah dadanya. Tapi begitu kukulum lebih liar lagi puting susu buah dada kanannya, tangannya langsung melemah.

"Subarashi oppai kimi no yo. (Dadamu bagus sekali.)" Kataku.

Aku terus pertahan pada posisi ini. Nikmat sekali rasa puting susu milik Kagura-chan ini. Semakin lama, rasa tegang di penisku ini semakin tidak tertahankan. Langsung saja, aku membuka celana panjang hitam berserta celana dalam putih milik Kagura-chan dalam dua kali tarikan. Kini, Kagura-chan betul-betul telanjang dihadapanku. Betul-betul tubuh yang sempurna. Dari atas sampai bawah tidak ada yang cacat satupun. Lubang vaginanya ditumbuhi oleh rambut-rambut yang terawat rapi. Tapi, pemandangan itu tidak berlangsung lama karena Kagura-chan segera tengkurap untuk menutupi tubuhnya.

"Dame yo, Matsuyama. Onegai. (Jangan, Matsuyama. Kumohon.)" Kata Kagura-chan.

"Oretachi ha kono subete no nochi ni teishi suru tsumori ka? Ore wa hajimari imasen yo. (Apakah kita akan berhenti sekarang setelah tanggung begini? Aku bahkan belum mulai nih.)" Kataku dengan memelas.

Sepertinya ia tidak tega denganku, tetapi juga menginginkannya. Hal itu terlihat dari tindakannya yang kembali menggulingkan badannya sehingga seluruh tampak depan tubuhnya menghadap kearahku. Aku pun mulai membuka seluruh pakaianku, sampai aku benar-benar telanjang dihadapannya. Aku memberinya waktu untuk mengamati seluruh tubuhku. Yah tubuhku memang tidak terlalu besar, tapi paling tidak otot-otot tubuhku ini berbentuk. Ukuran penisku pun tidak terlalu kecil, dengan panjang sekitar empat belas senti dan diameter sekitar empat senti. Sepertinya Kagura-chan cukup menyukai penisku ini. Ia melihatnya dengan terbengong-bengong untuk beberapa saat.

Aku mulai memberi pijatan-pijatan ringan kepada Kagura-chan di seputar buah dada, perut, dan pahanya. Kagura-chan hanya menutup matanya, dan berusaha mengatur napasnya. Sesekali, aku juga memberikan ciuman ke bibirnya, yang langsung disambut dengan ciuman balik di bibirku. Luar biasa, tubuh yang indah ini kini takluk dihadapanku. Setelah beberapa lama, aku melepaskan dia, dan menyodorkan penis milikku ke hadapannya.

"Sa, ima ha kimi no ban yo. (Ayo, sekarang giliranmu.)" Kataku.

"Dekinai yo, Matsuyama. (Aku tidak bisa, Matsuyama.)" Kata Kagura-chan.

"[/I]Daijoubu Kagura-chan. Choudo kore wo hojishimasu.[/I] (Tenang saja, Kagura-chan. Pegang saja ini.)" Kataku sambil menyodorkan penisku kehadapannya.

Dengan ragu-ragu, Kagura-chan pun mulai memegang penisku.

"Douka? (Bagaimana?)" Tanyaku.

Kagura-chan tidak menjawab apa-apa. Tanpa kusuruh, ia pun mulai mengocok-ngocok penisku. Bukan main, kocokannya bukan asal kocok saja. Caranya ia mengocok penisku sangat telaten. Sepertinya ia sudah biasa melakukan ini dengan pacarnya dulu. Lama-lama, penisku semakin tidak tahan akibat aku terus memandangi tubuhnya yang sangat indah. Ini gawat, aku tidak boleh ejakulasi sebelum aku memasukkan penisku ke vaginanya. Aku mulai melepaskan tangannya dari penisku. Kini aku mulai menindih tubuhnya, dan menciumi bibirnya dengan lembut. Oohh, tubuhku terasa sangat hangat karena kini tubuhku betul-betul menempel dengan tubuhnya. Ia pun juga membalas ciumanku tanpa ragu. Tangan kami mulai berpelukan satu sama lain.

Untuk beberapa saat, mulut kami masih saling berpagutan. Keringat pun mulai mengalir dari tubuh kami masing-masing. Aku semakin tidak kuat menahan diriku saat aku melihat tubuh Kagura-chan yang semakin mengkilap akibat keringat tubuhnya. Maka, aku mulai memposisikan penisku didepan lubang vaginanya.

"Dame yo, Matsuyama. (Jangan, Matsuyama.)" Kata Kagura-chan.

"Shinpai suru nai, shinpai suru nai, Kagura-chan. (Jangan khawatir, jangan khawatir, Kagura-chan.)" Kataku sambil mengelus-elus rambutnya.

Kagura-chan mulai menutup matanya. Sepertinya ia pasrah dengan apa yang akan terjadi selanjutnya. Aku tidak berpikir dua kali, aku langsung mendorong pantatku untuk memasukkan penisku ke dalam lubang vagina Kagura-chan. BLESS, penisku langsung masuk sepenuhnya ke dalam lubang vagina Kagura-chan. Ogh, sempit sekali lubang vagina miliknya. Penisku serasa digenggam dengan kuat oleh rongga vaginanya.

"Kisama ha sude ni naibu ka? (Apakah kamu sudah didalam?)" Desah Kagura-chan.

"Hai. Ore ha hajimaruu yoo. (Ya. Aku akan mulai sekarang.) Desahku.

Aku mulai memompa selangkangan Kagura-chan dengan teratur. Tubuh Kagura-chan mulai tersentak-sentak akibat dorongan penisku. Ekspresi wajahnya semakin tidak karuan menahan nikmat yang melandanya. Aku sungguh sangat menikmati lubang vagina milik Kagura-chan yang sempit ini. Maju.. mundur.. maju.. mundur. Aku melihat buah dada Kagura chan yang bergerak naik turun akibat persetubuhan kami ini. Birahiku semakin naik saja. Tapi yang membuat birahi semakin naik lagi adalah putaran pantatnya. Kagura-chan mulai merespon dengan memutar-mutar pantatnya untuk menyeimbangkan irama genjotanku.

"Sore wa yoi kanjiii, jou ni tamochii... Kimochii yoo, Matsuyama... (Nikmaat sekaalliii, terruuss. Nikmaat sekalliii, Matsuyama)." Desah Kagura-chan.

Mendengar desahan Kagura-chan, aku makin semangat memompa penisku. Bibir kami pun mulai berpagutan satu sama lain. Tidak lama kemudian, ciuman Kagura-chan di bibirku semakin liar. Tubuhnya pun semakin erat memelukku. Putaran pantatnya semakin cepat. Aku pun semakin tidak tahan. Maka, aku memompa penisku semakin cepat. Sementara tangan kananku memeluk tubuhnya dengan erat, dan tangan kiriku meremas-remas buah dadanya.

"Ken wo tsumori yooo, Matsuyamaaa. (Aku mau keluarr, Matsuyama.)" Desah Kagura-chan.

"Oree mooo, Kagura-chaan... (Aku jugaa, Kagura-chaan...)" Desahku.

"Naibuuu, Matsuyamaa... (Didalam aja, Matsuyamaaa...)" Desah Kagura-chan.

Mendapat lampu hijau seperti itu, aku terus memompa penisku dengan kencang. Kagura-chan pun juga semakin mempercepat putaran pantatnya.

"Ooouuhhh... Kimochiii, Matsuyamaaa... (Ooohhh... Nikmaat sekaalii, Matsuyaamaa...)" Erang Kagura-chan.

Ekspresi wajahnya betul-betul ekspresi kenikmatan murni. Melihat ekspresi wajahnya yang seperti itu ditambah dengan kontraksi orgasme lubang vaginanya, aku pun ikut keluar. Croott... croott.. croottt... Aku terus mengerahkan spermaku sekencang-kencangnya. Pantatku kudorong sekuat-kuatnya sehingga penisku betul-betul terbenam sepenuhnya kedalam lubang vagina milik Kagura-chan. Aku betul-betul menikmati permainan ini. Sungguh sangat nikmat perasaan yang kudapat kali ini. Untuk beberapa saat, aku masih menindih tubuh Kagura-chan. Bibir kami pun masih saling berciuman. Lama-kelamaan, puncak birahi ini pun turun. Ciumanku di bibirnya semakin pelan. Akhirnya, aku menggulingkan tubuhku ke samping.

Gila, aku benar-benar tidak menyangka akan mengalami kejadian seperti ini. Ini betul-betul momen yang tidak terlupakan. Kapan lagi aku bisa bersetubuh dengan atasanku yang begitu cantik dan seksi. Setelah mengatur napas kami masing-masing guna meredakan gairah kami yang sudah mulai menurun, kami pun tertidur dalam ranjang yang sama.

Bunyi alarm membangunkan kami berdua dari tidur. Ya ampun, rupanya sekarang sudah jam 16.45. Kami segera bangun, dan langsung mengenakan pakaian kami terlebih tanpa mandi terlebih dahulu. Kami hanya punya waktu lima belas menit lagi. Setelah selesai mengenakan pakaian, kami langsung bergegas keluar kamar. Sebelum keluar kamar, aku mencium bibir Kagura-chan terlebih dahulu. Tapi, yang kudapatkan adalah tamparan kecil di pipiku. Hadeeh, sudah kembali seperti semula rupanya.

Singkat kata, akhirnya kami sampai di tempat pertemuan. Akan tetapi, hanya gembong narkoba dari Indonesia itu saja yang hadir. Yami sepertinya sudah mencium keberadaan kami, sehingga mereka mundur dari tempat itu. Gembong narkoba dari Indonesia itu pun sebetulnya berusaha kabur setelah mendapat pesan, yang sepertinya berasal dari Yami. Tapi, kami berdua langsung bergerak cepat dan menangkapnya. Kami berhasil menyita narkoba yang kira-kira beratnya dua puluh kilogram. Karena tidak ada yang menebusnya, gembong narkoba itu pun berakhir di penjara, karena hukum negara kami ini sangat ketat.

Kira-kira seminggu setelah itu adalah hasil dari tes dan seleksiku. Jujur, aku tidak berharap banyak. Pastilah Kagura-chan tidak meluluskanku setelah apa yang sudah terjadi. Aku dipanggil masuk ke ruangan pribadi Takeru-san.

"Omedetou, Edo Matsuyama-kun. Kyou kara ni, anata wa sansaikou no masayoshi no hitotsu desu. (Selamat, Matsuyama Edo-kun. Mulai sekarang, anda adalah salah satu dari tiga keadilan tertinggi.)" Kata Takeru-san.

Aku cuma bisa bengong mendengarnya. Hah? Aku lulus ujian? Masa sih?

"Watashi ha Kagura kara subete wo kikimashita. Ma, mottomo juyouna koto ha, anata ga ouhaba ni anata no shigoto wo okonatte imasu. Soshite, anata ha sore wo okonatte imasu. (Saya sudah dengar semuanya dari Kagura. Yang terpenting adalah, kamu menjalankan tugasmu dengan baik dan benar. Dan kau memang melakukannya.)" Kata Takeru-san.

Aku lebih bengong lagi mendengarnya. Tidak kusangka, tidak seperti divisi-divisiku yang sebelumnya. Disini memang yang terpenting adalah profesionalisme dan kemampuan. Tidak ada tempat untuk bermain perasaan secara subyektif. Ternyata itulah yang dialami dan harus dilakukan oleh Kagura-chan... tidak, Kagura-san... pada saat ia harus mengakhiri nyawa pacarnya.

"Arigatou gozaimasu, Takeru-san. Watashi ha anata no kitai wo mitasu tame ni saizen wo tsukushimasu. (Terima kasih banyak, Takeru-san. Aku akan berusaha sebaik mungkin untuk memenuhi harapanmu.)" Kataku sambil membungkuk badan.

"Tokoro de, dono you ni Kagura no karada ka? (Ngomong-ngomong, bagaimana rasanya tubuh Kagura?)" Kata Takeru-san sambil tersenyum penuh arti.

Aku hanya menjawab dengan senyum yang penuh arti, sambil mengacungkan jempol. Takeru-san hanya tersenyum-senyum sambil menggelengkan kepalanya.

BERSAMBUNG KE EPISODE-3
 
Terakhir diubah:
bagus suhu, cuma pas ss nya yg bahasa jepun itu rada gimana gt bacanya, beda pas kalo nonton jav or hentai, mungkin bisa dirubah yg khas jav or hentai pas dialog ss nya
cuma saran suhu :ampun:
 
Asem kgak tau ad update

Tetapi, mereka bukanlah seperti maling-maling kelas kakap yang kerjaannya selalu mencuri atau menjambret dompet orang.

Protes dikit suhu masa maling kelas kakap jambret dompet... :pusing:
 
bagus suhu, cuma pas ss nya yg bahasa jepun itu rada gimana gt bacanya, beda pas kalo nonton jav or hentai, mungkin bisa dirubah yg khas jav or hentai pas dialog ss nya
cuma saran suhu :ampun:

hmmm
sebetulnya ane bingung sih, apakah tadinya mao bikin SS ala hentai/jav. ato SS ala lain
mungkin bagusan SS ala jav/hentai kali ya
Thanks untuk masukannya gan, sangat membantu

Asem kgak tau ad update



Protes dikit suhu masa maling kelas kakap jambret dompet... :pusing:

haish, ane salah tulis
harusnya kelas teri, malah jadi kelas kakap hahaha
thanks gan untuk koreksi nya
 
Tambahan lagi suhu megan..

Index d update jg.. ane smpe telat baca updateny gra2 cek index gak ad tmbhan :pandaketawa::pandajahat:
 
EPISODE 3 : Bakkuguraundo, Part 2

Scene 1

Ayumi Nakata



Huaaah, hari yang membosankan. Seluruh pekerjaanku menemui jalan buntu dan tidak ada titik terang. Kehidupan cintaku pun sama, cinta sehidup sematiku selalu saja tidak memberi respon apa-apa kepadaku. Teman sehidup sematiku hanyalah laptop DELL Alienware super canggih yang kumiliki ini.

Oh iya, perkenalkan. Namaku Ayumi Nakata, 20 tahun tidak kurang dan tidak lebih. Tidak seperti dua rekanku di sansaikou no masayoshi, sebelum aku bekerja pada Hikari, aku adalah karyawan asli dari BTMU. Asli disini itu betul-betul asli, aku tadinya adalah seorang IT Researcher Leader di BTMU. Sejak BTMU memberi samaran bagi polisi rahasia divisi Hikari, aku langsung ditarik masuk Hikari, entahlah karena apa.

Sewaktu masuk menjadi anggota Hikari, aku langsung masuk dalam hirarki sansaikou no masayoshi, bersama dengan Kagura-san dan Mitsunari-san. Waktu itu, Kagura-san dan Mitsunari-san adalah sepasang kekasih. Sampai akhirnya ada kejadian fatal pada waktu penyamaran Mitsunari-san terbongkar pada saat ia menyelinap ke dalam Kage, terpaksa Kagura-san harus membunuhnya dengan sniper. Hal ini dilakukan agar tidak ada informasi yang bocor kepada pihak Kage. Sungguh tragis sekali kisahmu, Kagura-san.

Di divisi Hikari, aku bekerja sebagai peneliti dan implementator teknologi. Kemampuanku dalam bidang teknologi memberi peranan yang besar bagi Hikari. Hehehe, aku baru saja menyombongkan diriku sendiri. Setiap hari, aku bekerja di depan laptop DELL Alienware kesayanganku ini. Aku mengimplementasikan teknologi dan algoritma baru demi keberlangsungan kelancaran dari setiap personil dari Hikari. Sekedar pengetahuan, algoritma adalah langkah-langkah dari suatu proses dalam pemrograman. Banyak sekali yang sudah kuimplementasikan disini. CCTV yang merekam seluruh Jepang, dan juga disertai dengan pengenalan wajah dan sensor gerakan. Pencarian cepat data seluruh penduduk dunia. Dan masih banyak lagi yang kuimplementasikan disini. Aku sudah berhasil mengimplementasikan program untuk memonitor aktivitas dunia bawah. Akan tetapi, begitu masuk wilayah kekuasaan Kage, programku tidak berfungsi. Sepertinya mereka memiliki teknologi pengganggu sinyal yang hebat di area mereka. Yah, tidak mengherankan. Kage adalah spesialisasi pengumpul informasi. Informasi adalah sesuatu yang sangat berharga dan juga mengerikan di dunia bawah. Tidak heran kalau mereka selalu update mengenai teknolog******nologi yang digunakan di seluruh dunia, bahkan di dunia bawah di seluruh dunia.

Begitu juga dengan cinta hidupku. Tidak ada respon sama sekali darinya. Dia selalu saja bersifat biasa saja. Apa aku kurang cantik ya? Yah mungkin saja sih, karena aku kerjanya didepan komputer terus. Cinta hidupku itu adalah tak lain dan tak bukan adalah atasanku sendiri, yang juga adalah pemimpin tertinggi dari Hikari, yaitu Takeru Yamamoto-san. Aku ngerti sih, dia memang sudah punya istri secantik Asuka-san. Tapi emangnya gak bosen ya tiap hari ngeliat dia terus? Sekali-kali selingkuh kek sama aku, hihihi. Pembawaannya yang tenang, sifat kalemnya layaknya seorang bapak, kekuatannya yang sangat kuat, dan penampilan fisiknya yang bagus, semua itulah yang membuatku tergila-gila padanya.

Hmmm, mungkin bukan cinta sih ya? Tapi lebih kearah nafsu. Jika aku bermasturbasi, aku selalu terbayang-bayang akan dirinya. Kagetkah kalian bahwa wanita bisa bermasturbasi? Kuharap tidak ya. Wanita yang kerjaannya terus-menerus di depan komputer biasanya membutuhkan hiburan yang banyak. Kebetulan, salah satu hiburanku itu mencakup hal porno. Karena itulah, aku juga jadi begini deh hehehe.

Ayahku adalah seorang dosen matematika di Tokyou Daigakkou, atau lebih dikenal dengan University of Tokyo. Sedangkan ibuku adalah seorang dosen teknik sipil di universitas yang sama. Mereka berdua adalah orang yang sangat pintar dan berbakat dibidangnya. Mereka sangat-sangat akur, kelewat akur malah dibandingkan pasangan suami-istri pada umumnya. Kenapa? Karena mereka sama-sama menyukai bidang yang mereka dalami. Berhubung teknik dan matematika itu adalah sesuatu yang berhubungan, jadi mereka sangat cocok. Setiap hari, mereka terus membicarakan teori matematika dan fisika. Mereka membicarakan itu dengan sangat seru, seolah-olah seperti sedang membahas film Hollywood yang sedang booming.

Aku lahir dengan sifat bawaan selalu ingin tahu terhadap banyak hal, termasuk bidang yang mereka berdua selalu bicarakan dengan sangat seru itu. Aku pun orangnya cepat belajar terhadap segala sesuatu, menurut orang tuaku sih. Jadilah aku sangat pandai dalam matematika. Tidak sepandai mereka tentunya, tetapi waktu aku duduk di kelas 1 SD, aku sudah memahami matematika sampai ke tingkat kelas 2 SMP. Nilai matematika-ku di sekolah tidak pernah kurang dari nilai sempurna. Bahkan, waktu masih kelas 3 SD, aku memohon-mohon agar boleh mengikuti kompetisi matematika untuk anak SMP. Dan hasilnya, tentu saja aku juara 1. Orang tuaku sangat bangga dengan pencapaianku itu.

Ketika aku berumur 15 tahun dan akan memasuki SMA, salah satu profesor dari Tokyou Daigakkou yang juga adalah teman baik ayahku, datang ke rumahku. Dia datang bukan untuk bertemu dengan ayahku, melainkan untuk bertemu denganku. Ia menawariku untuk meneliti suatu bahan pengaplikasian kecerdasan buatan. Aku sangat tertarik dengan itu karena aku suka bermain komputer, entah itu dari hal kecil seperti browsing informasi di internet, main game komputer, sampai membuat program dengan suatu bahasa pemrograman.

Aku juga sempat merundingkan ajakan profesor itu kepada ayah dan ibuku. Mereka membiarkan aku untuk mengambil keputusan sendiri. Pada dasarnya, mereka setuju dengan apapun yang aku pilih, selama hal yang aku pilih itu adalah demi kebaikanku yang paling baik dan pilihan itu sudah dipikirkan secara matang.

Akhirnya, aku memutuskan untuk menyetujui ajakan professor itu. Topik penelitian risetku ini adalah pengaplikasian kecerdasan buatan untuk suatu keamanan sistem. Intinya, jika sistem yang sudah ada berhasil dibobol atau diretas, kecerdasan buatan yang kuimplementasikan akan mengkaji ulang keamanan dari sistem tersebut dan memperbaharuinya dengan algoritma yang lebih canggih lagi. Tapi, aku tidak tahu sampai mana kecerdasan buatanku itu bisa bertahan hahaha.

Aku menyelesaikan penelitian itu dalam tiga tahun. Saat itu, aku berumur 18 tahun. Sebetulnya, Tokyou Daigakkou menawariku untuk melanjutkan penelitianku itu ke jenjang yang lebih lanjut lagi. Tapi, aku memutuskan untuk bekerja lebih dulu. Aku ingin tahu seberapa besar kegunaan ilmuku bagi dunia kerja. Setelah itu, aku akan memutuskan apakah melanjutkan penelitianku itu atau tidak.

Aku bekerja pada BTMU selama satu tahun. Setelah setahun berlalu, dibuatlah kerjasama antara BTMU dan kepolisian Negara Jepang. Dunia bawah di Negara Jepang cukup penuh dengan hacker. Sekedar pengetahuan bagi yang tidak tahu, hacker adalah orang yang memiliki profesi untuk membobol suatu sistem. Sebagai contoh, jika aku adalah hacker bank, maka salah satu pekerjaan yang dapat kulakukan adalah menembus akses sistem keamanan bank. Jika aku sudah berhasil menembusnya, maka aku dapat melakukan apa saja didalamnya. Hal yang akan dilakukan sih sudah pasti ya, menambah jumlah rekeningku sebanyak yang aku mau. Tapi, itu adalah tindakan kriminal. Jika tertangkap, sudah pasti kamu terkena hukum pidana. Karena itulah, BTMU mengirimkanku kepada Hikari, dengan harapan bahwa aku akan memperkuat keamanan di sistem mereka dari serangan hacker dunia bawah. Hikari pun merasa senang atas kedatangan si otak encer macam aku. Jadi yah ini kerjasama yang menguntungkan kedua belah pihak sih, dan aku terjebak ditengah-tengah mereka hahaha.

Yah, mungkin karena daritadi aku terus menyombongkan diri, makanya sekarang kerjaanku dan kehidupan cintaku betul-betul stak dan tidak bergerak. Sekarang ini, yang harus kulakukan adalah membuat algoritma dasar khusus untuk menembus "sistem pertahanan" milik Kage. Entahlah aku sendiri juga bingung mengenai kenapa begitu program monitoring milikku memasuki wilayah Kage, selalu saja putus. Seolah-olah seperti kehilangan koneksi. Sekedar pengetahuan, untuk agar suatu sistem terhubung dengan sistem lain, membutuhkan sesuatu yang dinamakan koneksi, bisa berupa koneksi internet yang digunakan untuk berkomunikasi dengan sistem luar yang juga terhubung ke internet, atau koneksi LAN (Local Area Network) yang digunakan untuk berkomunikasi dengan sistem yang berada dalam jaringan yang sama. Berhubung sistem milik Kage jelas tidak ada dalam jaringan yang sama dengan kami, maka sudah pasti menggunakan koneksi internet.

Ataukah mungkin Kage tidak menggunakan sistem sama sekali? Mereka tinggal memasang signal jammer. Signal jammer adalah suatu alat yang digunakan untuk mengacaukan gelombang sinyal, termasuk didalamnya yang terpengaruh adalah sinyal internet. Karena mereka tidak menggunakan sistem sama sekali, maka mereka tidak akan terpengaruh. Sedangkan sistem luar yang berusaha mengakses mereka, akan putus semua diakibatkan signal jammer tersebut. Ataukah, mereka memiliki sistem yang kecanggihannya melebihi sistem yang kubuat ini. Sistem yang kubuat ini merupakan kombinasi antara kecerdasan buatan yang aku buat sendiri digabung dengan suatu algoritma yang ditemukan oleh spesialis IT dunia bawah, dimana algoritma tersebut adalah algoritma super aman yang diakui oleh para spesialis IT dunia bawah. Aih, aku tidak bisa membayangkan suatu sistem yang kecanggihannya melebihi algoritma tersebut. Arrgghh, pusing aku.

Kalau begini caranya, lebih baik aku take a dayoff aja deh. Lebih baik aku pulang dan mencari inspirasi baru daripada aku di kantor tanpa ada kemajuan.

"Semuanya. Telpon saja diriku kalau ada masalah." Kataku kepada rekan kerjaku, Kagura dan Matsuyama.

"Oke. Hati-hati, Ayumi-san." Kata Kagura.

"Perlu diantar?" Tanya Matsuyama sambil tersenyum mesum. Penjahat kelamin memang.

Aku hanya menjulurkan lidahku sambil meledeknya. Kemudian aku segera keluar kantor, atau tepatnya keluar dari BTMU. Walaupun rumahku berjarak sekitar empat belas kilometer dari BTMU, aku selalu membiasakan diriku untuk berjalan kaki. Berjalan kaki terkadang berguna bagiku untuk memunculkan inspirasi baru. Yah, tidak sering sih aku digoda oleh beberapa preman dan mafia jalanan. Tapi, bukan polisi rahasia namanya kalau kalah sama preman jalanan. Semua mafia dan preman jalanan selalu jadi mangsa jeet kune do milikku. Ya, sebagai salah satu dari sansaikou no masayoshi, aku diwajibkan untuk memiliki keahlian setidaknya satu cabang ilmu bela diri. Atas dasar kewajiban itu, aku mendalami jeet kune do.

Aku sampai di rumah dalam waktu empat setengah jam. Sesampainya di rumah, aku langsung berbaring di tempat tidur. Kemudian, aku membuka ipad milikku, dan menonton film kesukaanku. Uhuhuhu, kalian tahu apa film kesukaanku? Sebetulnya bukan film sih, tapi video. Ini adalah video yang kubuat sendiri. Waktu itu, saat aku, Matsuyama, Kagura, dan Takeru-san pergi ke Bali, kami sempat bermain-main di pantai. Biasanya, kalau laki-laki bermain di pantai, mereka bertelanjang dada dan hanya memakai celana pantai saja. Aku sempat merekam Takeru-san yang bertelanjang dada dan memiliki tubuh atletis itu. Uhhmm, melihatnya aku tidak pernah berhenti tersenyum.

Lama-kelamaan, aku menjadi semakin tidak tahan. Aku segera bergegas menuju kamar mandi untuk mandi. Di kamar mandi, aku melepas seluruh pakaianku. Sesaat, aku sempat melihat ke seluruh tubuhku. Hmmm, aku memiliki tinggi sekitar 158cm, dengan tubuh yang ramping. Dadaku berukuran sekitar 32B. Rambutku sekitar sepunggung, kulitku putih bersih. Hmmm, apa kira-kira Takeru-san senang melihat tubuhku yang seperti ini? Aku memang sudah terobsesi padanya.

Aku mulai menyalakan shower air hangat, dan mulai membasahi seluruh tubuhku. Setelah itu, aku mulai menyabuni seluruh tubuhku, sekaligus juga mengeramasi rambutku. Aku mengusap-usap puting susu buah dadaku yang berwarna merah mudah ini berulang-ulang. Ukh, aku merasakan geli dan nikmat diseluruh tubuhku, seolah-olah seperti sedang dialiri listrik yang voltase nya sangat rendah. Aku mulai meraba-raba seluruh tubuhku, hingga terakhir di paha dan lubang vaginaku.

Geli yang kurasakan berkali-kali lipat saat aku sedang menggesek-gesek lubang vaginaku. Makin lama, nafsu birahiku semakin naik saja. Ketika kenikmatan yang semakin menggila ini mulai menguasai tubuhku, pikiranku mulai berfantasi yang aneh-aneh. Fantasi aneh-aneh apa? Tentu saja fantasi yang sangat kusukai, yaitu fantasi dimana Takeru-san sedang meraba-raba seluruh tubuhku. Ugh, bukan main nikmatnya perasaan ini. Lama-kelamaan, aku mulai memasukkan jari-jemariku kedalam lubang vaginaku. Aku memainkan jari-jemariku ini di dalam lubang vaginaku. Aku membayangkan seolah-olah Takeru-san sedang menyetubuhi diriku dengan batang kemaluannya yang besar itu.

"Ouuhhh... Kimochii yooo, Takeru-san (Ouuhhh... Nikmaatnyaa, Takeru-san.)." Desahku.

Aku terus melihat jari telunjuk dan jari tengahku yang terus keluar masuk di lubang vaginaku. Aku membayangkan bahwa kedua jariku ini adalah batang kemaluan milik Takeru-san. Aku mulai menutup mataku sambil membayangkan bahwa Takeru-san sedang memeluk diriku sambil memompa selangkanganku. Semakin lama, tubuhku semakin dikuasai oleh rasa nikmat yang luar biasa. Tanpa sadar, aku memainkan kedua jariku dengan semakin kencang.

"Takeruu-saannn... watashi haa... ken tsumoriiiii... (Takeruu-saannn... Aku... mau keluaarrr...)" Desahku sambil menahan kenikmatan yang menggelora ini. Jariku juga semakin liar kumainkan di lubang vaginaku.

Akibatnya, tidak lama kemudian, aku betul-betul merasakan orgasmeku. Tidak lupa, aku juga membayangkan bahwa Takeru-san sedang menyemprotkan spermanya didalam lubang vaginaku.

"Aaaahhhh.... Ouuuhhhh... Keeeeeennnn.... (Aaaaahhhhh.... Ouuuhhhhhh.... Akuu orgaassmeeee....)" Desahku sambil mengerang kenikmatan.

"Watashi moo keeennn... Ayumiii-chaaannn.... (Akuuu jugaaa keluaarrr... Ayumiii-chaaannn...)" Kata Takeru-san dalam fantasiku.

Huuhh... Fuaaahhh... Betul-betul kenikmatan yang sangat puncak yang kurasakan ini. Aku mulai menyandarkan tubuhku di tembok guna menahan dan meredam kenikmatan yang kurasakan ini. Aku tidak manyangka, baru berfantasi saja nikmatnya sudah seperti ini. Bagaimana kalau kejadian nyatanya terjadi ya? Kenikmatan seperti apakah yang akan kuperoleh. Aku masih berusaha mengatur napasku yang masih terengah-engah.

Akhirnya, aku berhasil sepenuhnya kembali kepada kesadaranku. Aku segera mengeringkan tubuhku dengan handuk, kemudian membalut tubuhku dengan handuk, dan berjalan keluar menuju kamarku. Sesampainya dikamarku, aku segera mengunci pintu kamarku. Orang tuaku sudah tahu bahwa jika pintu kamarku terkunci, berarti aku sedang tidak bisa diganggu. Jika sudah demikian, biasanya aku tidak akan makan malam bersama mereka, melainkan makan malam sendiri jika aku sudah selesai dengan urusanku. Inilah kehidupan pekerjaan dan kehidupan cintaku.
 
Scene 2

Houzuki Anegawa



Asuka Kirishima




Setelah pulang dari markas Yami, aku berjalan kaki menuju rumah. Tempat tinggalku tidak jauh dari sini. Aku mengontrak suatu rumah yang letaknya cukup dekat dengan pusat kota Tokyo. Keluargaku tinggal di pinggiran, sedangkan aku merantau ke kota Tokyo untuk mencari penghidupan yang lebih baik bagiku dan keluargaku.

Tiga tahun lalu, aku datang ke Tokyo hanya bermodalkan lima buah jarum besar yang berdiameter lima milimeter. Keluargaku sangat miskin, saking miskinnya hanya bisa memodali aku dengan lima buah jarum dan pakaian yang melekat pada diriku waktu itu. Meskipun demikian, aku sangat bersyukur bahwa mereka masih memikirkan untuk memodali aku. Ya, aku sangat menyayangi mereka. Waktu itu, aku berumur empat belas tahun.

Sesampainya di Tokyo, aku sangat bingung dan pusing dengan ramainya kota ini. Aku seperti anak hilang di kota yang ramai ini. Aku hanya berjalan saja tanpa arah. Hingga akhirnya aku didatangi oleh orang yang berpenampilan sangat rapi.

"Konnichiwa. Anata ha hitori desuka? (Selamat siang. Apakah kamu sendirian?)" Kata orang itu.

Aku hanya mengangguk tanpa menjawab apapun.

"Anata ha ushinawa rete imasuka? (Apakah kamu tersesat?)" Tanya orang itu.

"Ore ha uchinawa rete imasen. Ore ha shigoto wo sagashite. (Aku tidak tersesat. Hanya mencari pekerjaan.)" Kataku.

"Haaaa. Nante guzen. Watashi ha juugyouin wo sagashite imasu. (Ah, kebetulan sekali. Aku sedang mencari karyawan.)" Kata orang itu.

"Ore ha anata no basho de hataraku koto ga dekiru ka? (Bisakah aku bekerja di tempatmu?)" Tanyaku.

"Mochiron desu. Shikashi, watashi ha anata wo kunren suru hitsuyou ge arimasu. (Tentu saja. Tapi aku harus melatihmu terlebih dahulu.)" Kata orang itu.

Aku setuju untuk bekerja di tempatnya. Hari itu juga, aku langsung dibelikan pakaian yang bagus. Bahkan para pembantunya juga langsung memandikan aku di kamar mandi yang mewah. Mungkin karena aku terlihat saking lusuhnya.

Hari dimana pelatihan pertamaku pun dimulai. Pelatihannya betul-betul menjijikan. Aku belajar mengocok dan mengulum batang kemaluan seorang pria. Mereka melatihku dengan sangat keras. Jika aku salah sedikit saja, akan ada yang mencambuki aku berulang-ulang. Tetapi memang, untuk masalah sandang, pangan, dan papan aku tidak pernah kekurangan. Hanya saja, yang lebih kubutuhkan dari itu semua adalah uang. Ketika kukatakan hal itu kepada mereka, mereka mengatakan bahwa gajiku akan dipotong untuk dikirimkan kepada keluargaku. Demi keluargaku, aku harus bisa tahan terhadap semua ini.

Hari demi hari pun berlangsung dengan pelatihan seperti ini. Bahkan, sekarang aku diajarkan bagaimana caranya menggoyang pantatku ketika bersetubuh dengan laki-laki. Cih, betul-betul menjijikan ketika sperma seorang laki-laki yang tidak kukenal menyemprot di dalam lubang kemaluanku.

Pada awalnya, aku mengira bahwa tempatku bekerja ini adalah tempat prostitusi. Suatu hari, aku menyadari bahwa salah satu temanku yang menjalani pelatihan bersamaku menghilang. Ia adalah seorang wanita, sama sepertiku. Beberapa hari kemudian, aku melihat orang yang mengajakku waktu itu untuk bekerja di tempat ini sedang menarik rantai yang biasa digunakan untuk menarik anjing. Aku segera bersembunyi untuk melihat apa yang sedang ia lakukan. Dan ternyata, yang ia tarik bukanlah anjing, melainkan manusia yang sudah kehilangan kaki dan tangannya. Matanya ditutup dengan penutup mata berwarna hitam. Tapi dari wajah dan bentuk tubuhnya, tidak salah lagi, aku langsung tahu bahwa ia adalah temanku yang hilang itu. Ternyata, aku tempat ini adalah tempat yang berpuluh-puluh kali lipat lebih buruk dari tempat prostitusi. Tempat ini adalah pabrik budak seks.

Lain halnya dengan pelacur atau gigolo, budak seks adalah orang yang sudah kehilangan tangan, kaki, pendengaran, dan penglihatannya. Mereka dibuat khusus hanya untuk memenuhi hasrat seks seseorang saja. Awalnya, mereka dilatih secara khusus untuk memuaskan hasrat birahi seseorang. Lama kelamaan, tangan dan kaki mereka mulai diamputasi. Penglihatan dan pendengaran mereka pun mulai dirampas, sambil tetap melakukan pelatihan untuk memuaskan hasrat seks seseorang. Dalam pelatihan itu, rasa sakit dan rasa nikmat dicampur, hingga pada akhirnya rasa sakit dan rasa nikmat menjadi sesuatu yang tidak bisa dibedakan. Pada tahap itulah, orang itu sudah menjadi budak seks yang sempurna.

Ini tidak bisa dibiarkan. Kalau aku terus berada disini, bukan tidak mungkin aku akan bernasib sama seperti temanku itu. Akhirnya, pada suatu hari aku membuat kebakaran di tempat pelatihan itu. Sesuai dengan rencanaku, semua orang panik dan sibuk memadamkan api serta menyelamatkan diri mereka masing-masing. Aku mengambil kesempatan itu untuk melarikan diri dari tempat ini.

Hanya dalam beberapa menit saja, aku sudah berada diluar tempat pelatihan itu. Tunggulah teman-teman, akan kucarikan bantuan untuk kalian semua. DOOORR... Tiba-tiba kudengar bunyi dentuman suara pistol yang keras itu, dan seketika juga aku terjatuh karena aku merasakan panas yang luar biasa di kaki kiriku.

"Watashitachi ga koko ni motte iru mono wo mite. (Wah-wah, kita lihat siapa ini.)" Kata suara orang yang sangat kukenali, yaitu orang yang mengajakku untuk bekerja, orang yang bernama Shu.

"Oretachi ga tebana suru yo! (Lepaskan kita semua!)" Kataku.

"Shinpaishinai. Watashi ha... jigoku ni anata ga iku moraou. (Jangan khawatir. Akan kulepaskan kamu... ke neraka.)" Kata Shu.

Aku melihat dua orang berdiri dihadapanku. Mereka bersiap mengokang senjatanya dan mengarahkannya kekepalaku. Sial, aku tidak boleh mati disini. Aku merogoh-rogoh kantongku, siapa tahu ada yang bisa kugunakan. Cring cring... Eh? Apa ini? Aku merasakan ada benda logam di kantong celanaku. Ah, aku ingat. Lima jarum yang dibekali kepadaku oleh ibuku. Baiklah.

"Ninni no saigo no kotoba ha, meinu? (Ada kata-kata terakhir, jalang?)" Tanya salah satu orang yang berdiri dihadapanku.

"Hai. Hitotsu no kotoba desu. (Ya. Satu kata terakhir.)" Kataku.

"Douzo. (Silakan.)" Kata orang itu.

"... Shinee! (Matilah kau!)" Kataku sambil melempar lima jarum yang langsung kuambil secara cepat.

Oke, akurasiku tepat. Lima jarum itu mengenai leher dan mata kedua orang itu, sehingga kedua orang itu langsung terjatuh tanpa sempat merasakan sakit. DOOORR... ugh, kali ini perutku yang tertembak.

"Oitsume ju ee, hijou ni osoroshi no desuka? (Memang binatang buas yang terpojok jauh lebih berbahaya.)" Kata Shu.

"Saa, ja matta yo. (Baiklah, selamat tinggal.)" Kata Shu.

"Anata ha yori tsuyoi aite wo erabu nodarou ka? (Bisakah kalian memilih lawan yang sedikit lebih kuat?)" Tiba-tiba aku mendengar suara. Suara seorang wanita.

Aku mengangkat kepalaku untuk melihat siapa itu. Aku melihat seorang wanita yang kira-kira berumur tiga puluh tahunan, dan juga seorang pria bertubuh besar yang kira-kira umurnya juga tiga puluh tahunan. Pria itu membawa tongkat besi yang kedua ujungnya berwarna hitam.

"Heee. Nan utsukushiku to sekushii na josei. Watashitachi to kite. (Heee. Wanita yang sangat cantik dan seksi. Ayo ikut kita.)" Kata Shu.

Saat itu juga, pria bertubuh besar itu langsung menusukkan tongkatnya ke tubuh Shu. Saat itu juga, Shu langsung terlempar kebelakang. Setelah itu, Shu langsung berusaha berdiri, dan menembakkan pistolnya berkali-kali kearah pria itu. Tapi, ternyata tembakan peluru dari pistol Shu itu terlalu mudah untuk ditangkis oleh pria itu dengan menggunakan tongkat besinya. Hebat sekali dia, bisa menangkis peluru pistol hanya dengan menggunakan tongkat besi. Kemudian, pria itu berlari kearah Shu. Ia menancapkan tongkatnya ditanah secara menyerong, kemudian melompat dengan memanfaatkan tongkatnya yang tertancap ditanah, sehingga lompatannya sangat tinggi. Kemudian, ia langsung melancarkan tendangan berputar yang dalam sekejap langsung berhasil mematahkan leher Shu.

Gawat, siapa mereka itu? Jangan-jangan aku juga akan dibunuh oleh mereka. Wanita itu kemudian mendekatiku. Ia memeriksa seluruh tubuhku.

"(opo iki opo iki...)" Wanita itu berbicara dalam bahasa yang tidak kuketahui pada laki-laki itu.

Laki-laki itu kemudian mengangguk, lalu berjalan kearahku. Ia langsung mengangkat tubuhku.

"Hanasu yo! (Lepaskan!)" Kataku sambil memukul-mukul pria itu.

"Kozo. (Anak kecil.)" Kata wanita itu sambil menepuk pundakku dan tersenyum.

Aku hanya bengong saja menatap wanita itu dengan penuh curiga. BLEEGGHH... Tiba-tiba aku merasakan hantaman yang luar biasa didaerah leherku sebelah belakang. Aku langsung kehilangan kesadaran dengan cepat. Semuanya menghitam.

Begitu terbangun, aku ada disuatu tempat antah berantah. Aku ada di sebuah kamar yang diterangi oleh lampu. Aku terbaring di sebuah tempat tidur yang empuk. Makanan dan minuman sudah tersedia diatas meja disamping tempat tidur tempat aku berbaring sekarang.

"Koko ha... (Tempat ini...)" Aku berbicara pada diriku sendiri.

"Ore no heya. (Kamarku)" Kata suara seorang wanita.

Aku langsung bersiaga. Wanita itu rupanya sedang duduk di kursi yang letaknya berseberangan dengan tempat tidurku. Wanita itu adalah wanita yang sama dengan wanita yang bersama dengan pria bertongkat itu.

"Douzo. Anata ha sore wo hitsuyou to shite. (Silakan. Kamu akan membutuhkannya.)" Kata wanita itu sambil menunjuk makanan dan minuman yang ada disampingku.

Aku melihat makanan dan minuman yang ada disampingku. Hmmm, nasi dengan tendon, sayuran, dan ikan, serta air putih. Aku cukup lapar dan haus sebetulnya, tapi aku tidak boleh percaya begitu saja. Aku berusaha mengendus-endus makanan dan minuman itu.

"Oishii da. (Enak kok.)" Kata wanita itu.

"Subete no yuudoku na tabemono wa oishi. (Semua makanan beracun itu enak.)" Kataku.

Wanita itu tampak terkejut. Kemudian ia menundukkan kepalanya sambil tersenyum, lalu berjalan kearahku.

"Kozo. Anata ha yowai, to hijou ni kantan ni korosareru yo. Ore ha anata no youna mogaki wo korosu tame ni doku wo hitsuyou to shimasen. (Anak kecil. Kamu itu lemah, sangat mudah sekali untuk dibunuh. Aku tidak perlu racun untuk membunuhmu.)" Kata wanita itu sambil menyodorkan pedang pendek keleherku.

Hmm, betul juga sih kata wanita itu. Toh kalau ia ingin membunuhku, ia sudah pasti melakukannya daritadi saat aku masih belum sadar. Aku mengambil makanan itu dan mulai memakannya. Sangat enak memang. Hebat sekali, aku tidak pernah makan makanan seenak ini. Dalam sekejap, makananku sudah habis dan aku merasa sangat kenyang. Aku juga meminum air putih yang disediakan.

"Iiko. (Anak yang baik.)" Kata wanita itu.

"Dou shiro tte iu ndesuka? (Apa yang kamu inginkan dariku?)" Tanyaku.

"Saigo no jikan, ore ha anta ni nage hari wo mite, futari busou otoko wo koroshimashita. (Waktu itu, aku melihat kamu melempar jarum, dan membunuh dua orang yang bersenjata.)" Kata wanita itu.

"Ore ha rakki desu. Ore ha ore ga shinde irudarou koto wo shitte irunode. (Aku beruntung. Waktu itu aku tahu bahwa aku akan mati.)" Kataku.

"Rakki ka? Ore ha sou ha omowanai. (Beruntung? Kupikir tidak.)" Kata wanita itu.

Aku mencoba mengerti arti dari kata-katanya. Kemudian, dia melempar sesuatu padaku. Aku langsung menangkap benda yang dia lempar. Rupanya jarum, ya, salah satu dari lima jarum yang kupunya. Kemudian wanita itu berdiri dari tempat tidur yang ia duduki sebelumnya dan berjalan menuju pintu. Tapi belum sampai ke pintu, tiba-tiba ia memutar badannya dan berlari kearahku. Dari pandangan matanya, aku tahu bahwa ia hendak membunuhku. Aku langsung melempar jarum yang ada ditanganku itu kelehernya. Tapi tidak berhasil, ia dengan mudah menangkap jarum itu, dan langsung menyabetkan pedang kecilnya kearah leherku. Gawat, cepat sekali gerakannya, aku tidak punya waktu sama sekali untuk menghindar. Cih, habis diberi makan begini, langsung dibunuh ya? Yah, nasib yang tidak begitu buruk.

Pedang kecil wanita itu berhenti tepat disamping leherku. Eh, ada apa ini?

"Shiteiru ka? Ore ha anata no hari o yosou shite inai baai, watashi ha shindearou. Anta ha hijou ni seikaku ni anta no hari wo nagemasu. Sore ha ore ga shindeshimau ore no kubi no pointo ni chokusetsu ikimashita. (Tahukah kamu? Jika aku tidak mengantisipasi jarum milikmu, aku sudah mati. Kamu melempar jarum dengan akurasi yang sangat baik. Jarum yang kamu lempar itu menuju titik yang menyebabkan kematian di leher.)" Kata wanita itu.

Betulkah? Aku tidak menyadari hal itu.

"Ore ni sanka. (Bergabunglah denganku.)" Kata wanita itu.

"Hee? Douiu imu da ka? (Hee? Apa maksudmu?)" Tanyaku.

"DOUIU IMI DA KAAA??! SUBETE NO ANTA GA IU KOTO GA DEKIRU IU KOTO KA??? ("APA MAKSUDMUUU"??! HANYA ITUKAH YANG BISA KAU KATAKAN???)" Teriak wanita itu dengan tiba-tiba.

Jujur, ini pertama kalinya aku merasa ketakutan karena dimarahi seperti itu. Aku merasa seakan-akan aku akan dimakan olehnya. Melihat diriku ketakutan begitu, wanita itu langsung tersenyum lembut.

"Anata ha kowai ka? Gomen. Watashi ha nani wo imi suru koto ha, tekisetsu ni kenma sarete inai baai, sono youna sainou ga muda ni sarete imasu. Watashi ha anata ga kono zankokuna sekai de ikinokoru ni yakudatsudarou, anata wa shiite agemasu. (Kamu takut ya? Maaf. Maksudku adalah kemampuan hebat milikmu itu akan sia-sia jika tidak diasah dengan benar. Aku akan membuatmu jadi lebih kuat, aku akan membantumu untuk bertahan hidup di dunia yang kejam ini.)" Kata wanita itu.

Aku belum pernah bertemu dengan wanita ini sebelumnya, apalagi mengenalnya. Sejujurnya, aku tidak tahu apa yang wanita ini rencanakan terhadap diriku. Akan tetapi, hati nuraniku mengatakan bahwa aku bisa mempercayainya. Bahkan, aku merasa bahwa aku akan menemukan sesuatu yang berharga bila aku ikut bersamanya.

"Wakatta. (Baiklah.)" Kataku.

"Yosshhh... ii musume da. (Baguuss.. Anak baik.)" Kata wanita itu dengan senang.

"Tadashi... (Tapi...)" Kataku.

"NANIIIII YOOOO! (APAAAAA!)" Kata wanita itu.

"Anata ha watashi no yuujin wo hozon suru koto ga dekimasu ka? Karera ha subete no sei no doreidearu koto wo okonatte imasu. (Bisakah kamu menolong teman-temanku? Mereka semua akan menjadi budak seks.)" Kataku dengan ketakutan.

Wanita itu sepertinya terkejut dengan pertanyaanku. Ia berpikir sejenak, lalu tersenyum dengan lembut.

"Karera ga doko ni aru ka ore wo miru. (Tunjukkan dimana mereka berada.)" Kata wanita itu.

Mendengar hal itu, aku langsung bangkit berdiri dan bersiap-siap. Kami berdua langsung pergi ke tempat dimana aku menjalani pelatihan pada waktu itu. Hmm, jika aku lihat dari luar, rupanya pelatihannya masih aktif.

"Soko desu. (Disana.)" Kataku.

"Yosshh... (Baiklaaah...)" Kata wanita itu sambil mulai berjalan kearah tempat itu.

Hah? Wanita itu akan masuk sendirian? Apakah dia pikir bisa menang sendirian?

"Anata ha keisatsu ni denwa suru tsumoriwanai desuka? (Kamu tidak akan memanggil polisi?)" Tanyaku.

Wanita itu tidak menjawabku, bahkan kini ia sudah berada didepan penjaga tempat itu.

"Tomodachi ka? (Dia teman?)" Tanya wanita itu sambil menoleh kearahku.

Astaga. Apa yang dia lakukan? Itu penjaga berpistol, wanita itu pasti akan mati. Dengan pasrah, aku hanya bisa menggeleng. Tetapi, begitu aku menggeleng, wanita itu langsung mengeluarkan pedang kecilnya dan menebas leher penjaga itu. Eh? Saking bingungnya, aku tidak bisa berkata apa-apa melihat hal itu. Apakah aku hanya berhalusinasi?

"Ikimashou. Ore ha yuujin ya teki wo shikibetsu suru tame ni anta wo hitsuyou to suru. (Ayo kita masuk. Aku perlu kamu untuk mengidentifikasi teman atau lawan.)" Kata wanita itu.

Aku tidak bisa berkata apa-apa. Tubuhku bergerak hanya karena refleks akibat perkataan wanita itu. Saat kami masuk, aku melihat seseorang. Aku mengenali seseorang itu sebagai salah satu dari kawanku. Wanita itu langsung mengarahkan pedang kecilnya ke leher wanita itu. Ini gawat.

"Oiii! Omae... Omae ha... (Oiii! Kamu... Kamu itu...)" Kata wanita itu.

Wanita itu terdiam saja. Ada apa ya?

"Oii... anta no namae ha? (Oiii... siapa namamu?)" Tanya wanita itu sambil menoleh kearahku.

"Houzuki desu. (Houzuki.)" Kataku.

"Omae ha Houzuki no yuujin desuka? (Apakah kamu teman Houzuki?)" Tanya wanita itu.

"Hai, ojou-sama. Kanojo ha watashi no tomodachi desu. (Iya, nona besar. Dia ini temanku.)" Kataku.

"Dare ni ojou-sama ka? Ore ha Asuka desu. Kirishima Asuka. Choudo Asuka ore wo yobida suru. (Siapa itu nona besar? Gue Asuka. Asuka Kirishima. Panggil Asuka aja.)" Kata wanita itu yang ternyata bernama Asuka Kirishima.

"Hai! Asuka-san! (Baik! Asuka-san!)" Kataku.

Dalam sekejap saja, Asuka-san sudah membantai seluruh penjaga tempat ini. Sebelum ia membantai seseorang, ia selalu menanyakan apakah orang itu teman atau lawan kepadaku. Meskipun begitu, ia selalu saja bisa menghindari tembakan-tembakan pistol yang ditembakan kepadanya saat ia sedang lengah karena bertanya kepadaku. Gila, dia hebat sekali. Pria besar yang waktu itu menghabisi Shu saja sudah kukatakan hebat sekali. Tetapi, aku tahu, dan aku yakin bahwa wanita ini jauh lebih kuat lagi daripada pria besar itu.

Kini, seluruh temanku yang tadinya akan menjadi budak seks sudah bebas. Mereka semua berterima kasih kepada Asuka-san.

"Asuka-sama, watashitachi ha anata no yashashisa wo hensai suru tame ni nanika dekiru koto ha arimasuka? (Asuka-sama, apakah ada yang bisa kami lakukan untuk membalas kebaikanmu?)" Tanya temanku yang paling senior, Ran.

"Hitsuyou nashi yo. Watashi no shigoto ha hijou ni kiken da. Antatachi ha ore ni shitagaunaraba shinu tsumori. (Tidak perlu. Pekerjaanku ini berbahaya. Kalian semua akan mati jika mengikutiku.)" Kata Asuka-san.

Ran hanya diam saja. Ia melihat kepada teman-temanku yang lain, kemudian mereka semua mengangguk.

"Sonoho, watashitachi ha anata no tate de aru to shimasu! (Kalau begitu, biarlah kami menjadi pelindungmu!)" Kata mereka semua secara serempak.

Aku tidak menyangka, mereka semua sebegitu yakinnya akan hal itu. Asuka-san melihat kearahku.

"Watashi ha mae ni anata wo yakushokushimashita. (Aku sudah berjanji padamu sebelumnya.)" Kataku.

"Nani ga anata ga anata no yōna yowamushi wa osoraku okonau koto ga dekiru to omoimasu ka? (Menurut kalian, apa yang bisa dilakukan oleh orang lemah seperti kalian?)" Tanya Asuka-san.

"Shikashi, anata no yuuki ni kansha. Yosshh... YOKOSO JIGOKU HE! (Tapi, aku sangat menghargai keberanian kalian. Baiklaahh... SELAMAT DATANG DI NERAKA!)" Kata Asuka-san dengan tawanya yang mengerikan seperti nenek sihir.

"Antatachi ga manabu hitsuyou ga aru futatsu no koto ha, Indoneshiago to tatakau. (Dua hal yang perlu kalian pelajari adalah, Bahasa Indonesia dan cara bertarung.)" Kata Asuka-san.

"Indoneshiago... (Bahasa Indonesia...)" Kata kami semua dengan bingung.

"Koko de ha kantan na mono to saisho no ressun desu. "Hei Bodoh" (Ini adalah pelajaran yang pertama dan paling gampang. "Hei Bodoh")" Kata Asuka-san.

"Hei Bodooh." Kata kami semua dengan serempak.

"Yoi gogo wo imishimasu. (Artinya, selamat siang.)" Kata Asuka-san sambil tersenyum penuh maksud.

"Wakarimashita. (Baiklah.)" Kata kami semua dengan serempak.

"Shikashi, ore ni sore wo ittenai, mataha ore ha anta no nodo wo hiraku suritto. (Tapi, jangan katakan itu kepadaku, atau kugorok leher kalian.)" Kata Asuka-san.

Hmmm, kenapa begitu ya? Entahlah, kurasa Asuka-san memang sulit dimengerti. Kenapa kita tidak boleh memberi salam kepadanya ya? Selama kurang lebih setahun, kami berada dibawah bimbingan Asuka-san. Kami diajari habis-habisan cara bertarung dan mengalahkan musuh secara efektif dan efisien. Kami juga diajari Bahasa Indonesia secara intensif, dan akhirnya kami mengerti bahwa "Hei Bodoh" itu bukanlah ucapan sapaan. Rupanya kami ditipu oleh Asuka-san waktu itu.

Dua tahun setelah aku bergabung dengan Asuka-san, aku diangkat menjadi pelindung personal Asuka-san yang dinamakan kurayami no mikami. Saat pengangkatanku, teman-teman lamaku memberiku selamat. Mereka sangat berbahagia karena aku mampu naik sejauh ini. Aku menjadi pelindung personal Asuka-san bersama dengan pria besar waktu itu yang ternyata bernama Jirou Nakata, dan juga ninja misterius yang bernama Sasuke Sarutobi. Namanya saja mengikuti nama ninja yang hebat dari Jepang.

"Jadi, siapa namamu?" Tanya Asuka-san.

"Houzuki." Kataku.

"Nama lengkap?" Tanya Asuka-san.

"Houzuki saja, Asuka-san." Kataku.

"Hmmm. Tobari no Anegawa Houzuki. Bagaimana kedengarannya?" Tanya Asuka-san.

"Tobari? Anegawa?" Tanyaku dengan bingung.

Tobari artinya jarum terbang. Anegawa adalah salah satu nama sungai di Jepang.

"Kemampuanmu adalah melempar jarum kan? Dan jarum-jarum yang kamu lempar itu aku lihat seperti seolah-olah terbang. Karena itulah aku memberimu sebutan Tobari yang artinya jarum terbang. Pembawaanmu tenang seperti sungai, karena itu kuberi nama belakang Anegawa. Tapi jika kamu tidak suka, tidak apa-apa. Houzuki saja juga tidak apa-apa." Kata Asuka-san.

"Apakah Sungai Anegawa itu tenang?" Tanyaku dengan heran.

"BERISIIKK! TIDAK USAH MENANYAKAN HAL YANG TIDAK PERLUUU!" Kata Asuka-san kehilangan kesabaran.

Aku langsung ditertawakan oleh semua orang.

"Tobari no Anegawa Houzuki. Warukunai. (Houzuki Anegawa, si jarum terbang. Lumayan juga.)" Kataku.

Sampai sekarang, aku masih mengingat momen-momen yang sangat indah itu. Asuka-san memang sadis dan temperamental. Tetapi, bagi kami yang sudah mengikutinya selama minimal setahun, kami tahu bahwa Asuka-san sangat peduli dan sayang terhadap kami semua. Jika ada bahaya, dia yang akan berdiri di depan duluan untuk kami. Asuka-san, sampai kapanpun, aku akan selalu setia mengikutimu. Terima kasih karena sudah memperbolehkan kami untuk bergabung bersamamu.

BERSAMBUNG KE EPISODE-4
 
siap gan

sorry ane sibuk bener bener2 banget hari ini, jadi tinggal copas aja tanpa diteliti lebih dulu
mohon koreksi nya jika ada
 
Masi pengenalan masing2 karakter blm ad coment apa2..
Nunggu msuk k bagian cerita dlu dah :pandajahat:

Dari pihak Kage blm ada anggotany ini... :bingung:
 
Masi pengenalan masing2 karakter blm ad coment apa2..
Nunggu msuk k bagian cerita dlu dah :pandajahat:

Dari pihak Kage blm ada anggotany ini... :bingung:

Hahaha
Siap gan

Hmmm,nope
Untuk sementara ini,anggota Kage ga akan muncul gan. Setidaknya,selama 5 eps ke depan,identitas mereka masih remains in mystery
 
Begh keren.... Latar nya Jd mirip kayak cerita sebelumnya dengan set dan karakter yg berbeda
 
Ceritanya keyen gan,sepertinya bakal panjang dan seru.

Ai nyumbang cendol aja ya gan sekalian buka lapak di sini sambil nungguin update.
 
Bimabet
Begh keren.... Latar nya Jd mirip kayak cerita sebelumnya dengan set dan karakter yg berbeda

Thanks gan
Iya betul
Karena menurut timeline nya,cerita ini terjadi setelah cerita sebelumnya,dan juga ada hubungannya ama cerita sebelumnya
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd