Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY Everyone's Destiny (by : meguriaufutari)

meguriaufutari

Guru Semprot
Daftar
24 Feb 2011
Post
693
Like diterima
2.031
Bimabet
Dear all,

Perkenankanlah ane untuk menulis sebuah cerita bersambung kembali disini.
Menyambung thread ane yang sebelumnya, yaitu "True Love and True Lust, Loyalty and Betrayal" yang ada di https://www.semprot.com/threads/1151744?-True-Love-and-True-Lust-Loyalty-and-Betrayal , ane hendak menuliskan suatu cerita baru, yaitu "Everyone's Destiny" ini.
Cerita ini boleh dikatakan sebagai lanjutan dari "True Love and True Lust, Loyalty and Betrayal". Maksud dari lanjutan disini adalah, timeline cerita ini terjadi setelah "True Love and True Lust, Loyalty and Betrayal", tetapi pemeran di dalamnya berbeda. Pemeran sebelumnya dari cerita "True Love and True Lust, Loyalty and Betrayal" juga akan muncul namanya. Muncul namanya ya, ane ga bilang muncul orangnya lho.
Cerita ini ada hubunngannya dengan "True Love and True Lust, Loyalty and Betrayal", jadi mungkin ada baiknya jika membaca cerita sebelumnya. Tapi kalopun kaga jg gpp, karena seluruh istilah sulit dalam cerita ini juga akan di reexplain.

Fitur cerita :
- Multi POV (2 scenes per episode)
- Update weekly (hari tidak ditentukan, kemungkinan besar selasa ato jumat.). Akan tetapi, tidak memungkinkan bahwa dalam satu minggu bisa ane posting lebih dari satu episode. Jika dalam suatu minggu ane ga bisa posting, ane akan kasih early notif
- Kritik dan saran agan-aganwati sekalian sangat berharga buat ane, jadi jangan ditahan-tahan dalam memberikan saran dan kritik.
- Hal-hal yang terjadi dalam cerita ini ane buat berdasarkan suatu fakta sains, dan juga fakta sains yang belum ditemukan tapi mungkin akan ditemukan. So, kl ada yang nyeleneh atau salah, mohon maaf yang sebesar-besarnya hehehe

Oke, ane ga banyak bacot lagi, silakan dinikmati.

Maaf semuanya, ada tambahan disclaimer :

Nama beberapa tokoh yang ada dalam cerita ini adalah fiktif. Segala kesamaan dalam sejarah dan dunia nyata adalah kebetulan. Terima kasih

SEASON 1 : -Light and Dark- Arc

EPISODE 1 : Hajimari
EPISODE 2 : Bakkuguraundo, Part 1
EPISODE 3 : Bakkuguraundo, Part 2

EPISODE 4 : Chousa
EPISODE 5 : Ikari
EPISODE 6 : Keikaku

EPISODE 7 : Keiefushide
EPISODE 8 : Universal
EPISODE 9 : Transport

EPISODE 10 : Encounter
EPISODE 11 : Clash
EPISODE 12 : Clash, Part 2
EPISODE 13 : Clash, Part 3
EPISODE 14 : Planning


SEASON 2 : -Family of Varnadoe- Arc

EPISODE 1 : Rokukagetsugo
EPISODE 2 : Kekka
EPISODE 3 : Irezumi
EPISODE 4 : Family of Varnadoe
EPISODE 5 : Yokishimasen
EPISODE 6 : Chousa
EPISODE 7 : Oyasumi
EPISODE 8 : Shuppatsu
EPISODE 9 : France
EPISODE 10 : Shinjitsu
EPISODE 11 : Kaishisuru
EPISODE 12 : Haichi
EPISODE 13 : Haichi, Part 2
EPISODE 14 : Haichi, Part 3
EPISODE 15 : What Lies Beyond


SEASON 3 : -Origin of Ki- Arc

EPISODE 1 : Yokan
EPISODE 2 : Tsunami
EPISODE 3 : Strategy
EPISODE 4 : Unmei
EPISODE 5 : Ikari no Tatakai
 
Terakhir diubah:
SEASON 1 : -Light and Dark- Arc

EPISODE 1 : Hajimari

Scene 1

Takeru Yamamoto


Asuka Kiriyama


Kagura Nakagawa


Matsuyama Edo


Ayumi Nakata


Namaku Takeru Yamamoto. Aku adalah seorang manager di Bank of Tokyo di Jepang. Aku berumur 35 tahun, menikah. Aku dan istriku belum juga dikaruniai anak, padahal usia perkawinan kami sudah menginjak 10 tahun. Aku orangnya cenderung panikan. Aku sangat sulit mengambil keputusan.

Nama istriku Asuka Kirishima. Dalam darah Asuka, mengalir darah orang Jepang dan orang Indonesia. Kakeknya terdahulu adalah orang Indonesia asli. Kakeknya bermigrasi ke Jepang pada tahun 1945, yang kutahu adalah kemerdekaan Bangsa Indonesia dari penjajahan yang katanya dilakukan oleh negara kami. Sampai ke Jepang, kakek Asuka jatuh cinta dengan neneknya Asuka, yang adalah orang Jepang asli. Mereka menikah, dan memiliki seorang anak laki-laki, yaitu ayah dari Asuka. Hal ini menjadikan ayah Asuka berdarah campuran Indonesia dan Jepang. Ayahnya Asuka itu menikah dengan istrinya, yang kemudian menjadi ibu dari Asuka. Ibu dari Asuka itu orang Jepang asli. Mereka memiliki anak wanita satu-satunya, yaitu Asuka.

Kakek dari Asuka itu memiliki kekentalan dengan ke-Indonesia-annya yang sangat kuat. Sampai ia melahirkan anaknya pun, Bahasa Indonesia masih digunakan sebagai bahasa rumah mereka. Dan hal itu berlanjut sampai Asuka dilahirkan oleh mereka. Dulu, waktu aku berusaha mendekati Asuka sewaktu kami baru mengenal satu sama lain, aku belajar Bahasa Indonesia dengan sangat intensif. Hanya dua bulan aku belajar Bahasa Indonesia. Masa dua bulan itu juga kugunakan untuk berlibur ke Pulau Bali di Indonesia. Disana, aku sangat banyak bicara dengan orang pribumi disana demi memperlancar Bahasa Indonesiaku. Orang Bali sangat ramah-ramah. Padahal aku sudah siap kena semprot karena aku banyak bicara. Tapi, mereka meladeniku dengan sangat sabar dan ramah. Aku sendiri juga heran, kok ada ya orang sebaik mereka? Dalam dua bulan saja, aku sudah lancar berbahasa Indonesia, sampai ke bahasa percakapan sehari-hari.

Dengan bermodalkan kemampuan ber-Bahasa Indonesia, aku datang untuk mengajak kencan Asuka yang waktu itu baru saja kukenal dan belum kunikahi.

"Selama siang, om, tante. Apa kabar?" Tanyaku.

Mereka semua langsung terkejut mendengarku berbicara dalam Bahasa Indonesia. Wanita yang waktu itu nantinya menjadi istriku itu juga sangat kagum dengan kemampuan berbicara Bahasa Indonesia-ku yang sangat fasih itu. Dalam sekejap, kami menjadi sangat dekat, lalu pacaran, dan mendapatkan restu pernikahan dengan sangat mudah. Haah, perjuanganku selama dua bulan tidak sia-sia rupanya.

Di suatu pagi hari yang indah, aku terbangun. Aku biasanya bangun cukup pagi. Disebelahku, terbaringlah Asuka yang begitu cantik. Walaupun ia sudah berumur 31 tahun, ia tetap cantik seperti orang berumur 25 tahun saja. Disaat aku mengagumi kecantikannya yang begitu murni, tiba-tiba Asuka membuka matanya masih dalam keadaan ngantuk.

"Ohayou gozaimasu, anata. (Selamat pagi, sayang)" Kataku sambil mengecup pipinya.

Asuka tersenyum dengan lembut. Argh, senyumannya begitu lembut. Kurasa tidak ada wanita yang bisa mengalahkan Asuka dalam hal kecantikan.

"Ohayou gozaimasu, anata. (Selamat pagi, sayang)" Kata Asuka sambil kemudian mencium bibirku.

Aku pun membalas ciuman bibir Asuka. Kami berciuman dengan intens untuk beberapa lama saatnya. Lidah kami pun mulai kami julurkan ke mulut masing-masing. Mulutku ini betul-betul terasa sangat hangat dan geli mendapat rangsangan dari lidah Asuka. Lama-kelamaan, kami mulai saling berpelukan dengan erat. Pelukan erat Asuka membuatku semakin nyaman dan bergairah. Lidah kami masih terus bermain-main satu sama lain. Asuka memiliki perawakan yang kalem, tidak sepertiku.Tapi, kalau sudah di ranjang... Uuuhh, tidak ada yang bisa mengalahkan kebuasannya.

Aku melepaskan ciuman di bibir Asuka, dan mulai mencium dan menjilati lehernya. Ia tampak mendesah kecil mendapatkan rangsangan yang kuberikan. Tangannya mulai menjambak rambutku, tanda bahwa nafsunya mulai naik. Nafsuku pun juga mulai naik. Lalu, kutarik daster biru yang dikenakan oleh Asuka itu keatas. Asuka tidur tanpa mengenakan pakaian dalam, sehingga kini ia sudah telanjang dihadapanku. Astaga, meskipun pemandangan ini sudah sering kulihat, tapi aku tidak pernah bosan melihat ini. Kulitnya yang putih mulus, rambutnya yang panjang, wajahnya yang cantik, buah dadanya yang begitu bulat dan indah, perutnya yang cukup ramping dan indah, paha yang menggoda dan kaki yang ramping, serta rambut kemaluan yang tertata dengan rapi. Dalam sekejap, nafsuku langsung melonjak naik.

Aku masih berusaha untuk menahan diri. Aku tidak boleh terlalu cepat terbawa nafsu. Aku mulai mengulum buah dada kiri Asuka dengan perlahan, sementara tanganku bermain-main meremas dan memuntir puting buah dada kanan Asuka. Asuka mulai mendesah kenikmatan.

"Uuuhhh... Aaahhhh..." Desah Asuka.

Desahan Asuka membuat nafsuku makin naik lagi. Kurasakan batang kemaluanku sudah tegak mengacung dan sudah ingin keluar dari suatu penjara bernama celana pendek yang kukenakan. Kemudian, aku mulai menciumi sekujur tubuhnya, dari tangannya sampai kepundaknya, dan menjalar sampai ke perutnya. Kedua tanganku masih sibuk meremas-remas kedua buah dada Asuka.

"Ssshhh... ssshhhh..." Asuka mulai mendesis-desis tidak karuan.

Kini, aku telah sampai di pahanya. Aku mengelus-elus paha Asuka yang begitu indah. Setelah beberapa lama saatnya, aku kembali mencium bibir Asuka. Asuka sangat giat membalas ciumanku. Tangannya mulai merambah ke dalam celana pendekku, dan mengelus-elus batang kemaluanku yang sudah sangat tegang. Aih, sudah tegang maksimum begini, dielus-elus ya makin tegang lagi tentunya. Aku juga mulai memainkan jariku di klitoris miliknya. Mendapat rangsangan yang kuberikan, nafas Asuka makin tidak beraturan. Ciumannya semakin menggila, dan tangannya semakin kencang mengocok-ngocok batang kemaluanku.

"I..ikoouu, anataa! (Ayoo sayaangg!)" Erang Asuka.

Kemudian, aku membuka seluruh pakaianku, sehingga kini aku telanjang bulat. Aku membuka kedua paha Asuka, dan memposisikan batang kemaluanku di depan lubang kemaluannya. Aku mulai menggesek-gesekkan batang kemaluanku di bibir lubang kemaluannya. Asuka hanya bisa merem-melek mendapatkan rangsangan yang kuberikan ini.

"Dou kaa (Bagaimana?)" Tanyaku sambil tersenyum menggodanya.

"Kii.. kimochii daaaa... (Ni.. nikmaattt)" Erang Asuka.

Kemudian, aku mendorong pinggulku sekeras-kerasnya, sehingga kini batang kemaluanku sudah terbenam sepenuhnya di dalam lubang kemaluannya. Aku mulai menggerakan pinggulku dan juga memompa selangakan Asuka. Asuka memeluk tubuhku dengan sangat erat, sambil juga memutar-mutar pantatnya untuk mengimbangi iramaku. Ough, betul-betul nikmat yang tidak tertahankan.

"Gii.. gimana rasanyaah sayaaanggg?" Desahku yang mulai berbicara Bahasa Indonesia.

"Nikmaat sayaangg... Teruusss..." Kata Asuka yang juga menjawabnya dengan Bahasa Indonesia.

Aku terus memompa selangkangan Asuka. Tubuh kami berdua sudah basah kuyup oleh keringat kami masing-masing. Lama-kelamaan, aku mulai merasakan Asuka yang semakin terangsang. Ciuman di bibirnya semakin liar, pelukannya semakin erat, dan putaran pantatnya juga semakin tidak beraturan.

"Sayaangg... Akuu maauu sampaaaiii..." Erang Asuka.

Melihat Asuka yang hampir orgasme, aku semakin kuat memompa selangkangannya. Lidahku kujulurkan di buah dadanya untuk menggelitik buah dadanya. Asuka semakin tidak karuan memutar pantatnya.

"Ouuuggghhh... Sayaaanggg.. Akuu orgaassmeeee..." Erang Asuka.

Saat itu juga, aku menghentikan genjotanku. Aku merasakan aliran cairan kenikmatan Asuka yang begitu deras. Rongga-rongga vaginanya pun terus berkontraksi dengan sangat hebat. Nah disini nih kelemahanku. Entahlah, aku belum pernah berhubungan seks dengan wanita lain selain Asuka jadi aku tidak tahu rasanya, tapi kontraksi vagina milik Asuka ini sangat kuat. Hanya dengan merasakan kontraksi-nya saja, penisku berasa seperti dipijat-pijat dengan sangat kuat. Belum lagi ditambah semprotan cairan kenikmatannya. Lalu juga, wajahnya yang sedang menikmati orgasme nya itu, membuat penisku semakin tidak tertahankan. Akibatnya, penisku pun mulai tidak tahan. Aku pun membuka pertahananku, dan akhirnya kutembakan sperma yang sangat banyak ke dalam liang rahimnya.

Kami betul-betul menikmati orgasme kami berdua. Aku masih menindih tubuh Asuka. Bibir kami pun masih saling berciuman. Lama-kelamaan, gelora birahi kami berdua mulai padam. Aku mencabut penisku, dan berguling ke samping Asuka.

"Aishiteiru yo, anata. (Aku mencitaimu, sayang.)" Kata Asuka.

"Aishiteiru mo, anata. (Aku juga mencintaimu, sayang.)" Kataku.

Setelah itu, kami berdua bangun untuk melaksanakan tugas masing-masing. Aku mandi dan bersiap-siap ke kantor, sementara Asuka membuatkan aku sarapan. Di pagi hari pada saat musim panas begini memang paling cocok mandi dengan air dingin. Rasanya segar sekali.

Selesai mandi, aku segera mengenakan pakaianku. Aku mengenakan kemeja berwarna putih, jas hitam, dan dasi berwarna biru. Haah, pekerjaan di bank memang mengharuskanku menjaga penampilan. Repot sekali memang. Setelah aku selesai berpakaian, aku segera keluar kamar untuk menuju ruang makan. Di meja makan, sudah tersedia nasi telur. Nasi telur milik Asuka memang tiada tandingannya. Asuka pun datang dari dapur membawa sepiring nasi telur lagi untuk dirinya. Kini, kami berdua sudah ada di meja makan, dengan sepiring nasi telur di hadapan kami masing-masing.

"Inorimashou, anata. (Mari kita berdoa, sayang)." Kataku.

Kami berdoa menurut kepercayaan kami masing-masing. Aku menganut kepercayaan Shinto, seperti yang dianut oleh orang Jepang pada umumnya. Sedangkan Asuka menganut kepercayaan agama Katolik. Untungnya, kami ini orang yang sama-sama liberalis dalam masalah agama, sehingga perbedaan agama tidak pernah menjadi penyebab pertengkaran kami. Kami sudah memutuskan diawal sebelum pernikahan bahwa walaupun kita berbeda agama, tapi agamamu adalah agamamu, dan agamaku adalah agamaku.

Setelah selesai berdoa menurut kepercayaan kami masing-masing, kami segera melahap nasi telur yang ada di hadapan kami. Nasi telur adalah makanan yang sangat umum dimasak oleh Orang Jepang untuk sarapan. Nasi telur ini dibuat dengan cara menumpahkan telur matang diatas nasi yang betul-betul masih panas setelah dimasak, sehingga telur itu matang akibat panasnya nasi. Aku pernah mencoba membuat nasi telur ini, tetapi gagal. Yah, aku memang tidak pernah ahli dalam memasak. Urusan memasak kuserahkan saja semuanya pada Asuka.

Di tengah-tengah makan, tiba-tiba aku melihat cahaya yang menyala-nyala dari dapur. Hmm, kok perasaanku tidak enak ya? Aku berdiri dan berjalan menuju dapur.

"Dou shita no, anata? (Ada apa, sayang?)" Tanya Asuka.

Aku tidak menjawab pertanyaannya, hanya terus berjalan makin cepat ke dapur. Saat aku sampai di dapur, aku melihat pemandangan yang cukup menyeramkan. Rupanya Asuka lupa mematikan kompor, sehingga minyak yang masih ada di wajan kini sudah terbakar dan apinya menyala sangat hebat.

"Waduh, bagaimana ini? Gawaatt!" Teriakku refleks dalam Bahasa Indonesia.

"Ada apa sayang?" Tanya Asuka yang kini sudah ada dibelakangku.

"Kompor meledaak! Watashitachi ga shinu shiyou to shite imasu! (Kita akan mati!)" Teriakku panik.

"Tenang sayang." Kata Asuka sambil menepuk pundakku.

Asuka berjalan dengan pelan kearah kompor yang sudah membakar minyak itu. Ia segera mematikan kompornya. Kemudian menyarungi tangannya dengan sarung tangan yang tidak menghantar panas, kemudian mengambil wajan itu. Ia meletakkan wajan itu di tempat yang jauh dari kompor, kemudian menyiram apinya sampai padam. Dan kini, seluruh masalah telah terselesaikan. Huff, untunglah ada Asuka yang selalu kalem begini. Aku memang orangnya sangat panikan begitu mendapat masalah. Didampingi oleh Asuka yang selalu kalem, kami menjadi pasangan yang sempurna hehehe.

"Ochitsuite, anata. (Tenanglah, sayang.)" Kata Asuka sambil mencium pipiku, kemudian kembali ke ruang makan.

Betul-betul hebat istriku ini. Ketenangannya tidak ada yang mengalahkan. Aku lega bersamanya. Setelah menghabiskan makanan kami, aku dan Asuka segera meletakkan piring makan kami di tempat cuci piring di dapur. Masih ada waktu, pikirku. Kupikir aku akan membantu Asuka sebentar mencuci piring untuk sedikit meringankan bebannya. Tapi begitu aku hendak mencuci piring, Asuka langsung menangkap pergelangan tanganku.

"Memastikan rumah ini bersih adalah tanggung jawab yang kamu berikan kepadaku, sayang. Aku akan berusaha semaksimal mungkin untuk membuat rumah ini bersih ketika kamu pulang kerja nanti." Kata Asuka.

Sekali lagi, istriku ini memang hebat. Rasa tanggung jawabnya begitu besar. Aku sungguh bersyukur memiliki istri yang hebat seperti Asuka. Aku segera membereskan persiapanku untuk berangkat ke kantor. Tidak lama kemudian, aku telah siap di ruang depan rumahku untuk menuju mobil yang akan kukemudikan menuju kantor.

"Jitaku de sewa wo shimasu. (Jaga dirimu di rumah)" Kataku sambil mencium bibir Asuka.

"Un. (Iya.)" Kata Asuka sambil membalas mencium bibirku.

Aku segera menyalakan mobilku, lalu memundurkannya. Sebelum menginjak gas, aku melambaikan tanganku kepada Asuka. Asuka membalas lambaian tanganku disertai dengan senyumnya yang sangat manis. Aku sudah tidak sabar untuk bertemu istriku nanti pulang kerja.

Aku menerobos kemacetan Kota Tokyo. Maklum saja deh, perkotaan di jam kantor begini selalu macet, tidak ada perbedaan di negara manapun. Dalam 45 menit, aku akhirnya sampai di Bank of Tokyo. Aku segera masuk, dan bertemu dengan customer service.

"Watashi ha Mr. Iwajima to no yakusoku wo motte imasu. (Saya ada janji dengan Mr. Iwajima.)" Kataku.

Customer service itu tidak berkata apa-apa, melainkan hanya mempersilakanku masuk ke pintu yang ada di ujung ruangan. Aku segera menuju ujung ruangan, tetapi tidak masuk ke pintu yang ditunjukkannya, melainkan pintu yang ada di sebelah kanan pintu yang ditunjukkan tadi. Pintu itu langsung terbuka begitu aku menempelkan kartuku pada mesin kartu yang ada disamping pintu itu. Di dalam ruangan kecil tempat aku berada sekarang, hanya ada elevator. Aku segera menekan tombol bawah elevator itu. Tidak lama kemudian, elevator pun terbuka. Aku segera masuk.

Tidak sampai semenit, kini aku telah tiba di tempat tujuanku. Aku melihat para bawahanku sudah datang semua.

"Ohayou gozaimasu, Yamamoto-sama. (Selamat pagi, tuan Yamamoto.)" Kata semua orang yang ada didekatku sambil membungkukkan badannya.

"Ohayou gozaimasu, minna-sama. Watashitachi no saikou no kyou yara semasu! (Selamat pagi, semua yang saya hormati. Mari kita lakukan yang terbaik hari ini!)" Kataku sambil membungkukkan badan kepada semua orang.

Di depanku, aku melihat layar yang memantau seluruh kota Jepang. Aku juga melihat ada beberapa orang yang berkonsentrasi sedang menyadap pembicaraan orang-orang. Tunggu? Benarkah ini Bank of Tokyo?

"Matsuyama, Kagura, Ayumi, aku ingin mendengar laporan kalian." Kataku kepada tiga tangan kananku di kantor ini.

Kok mereka bisa mengerti Bahasa Indonesia yang aku ucapkan ya?

Kini, aku, Matsuyama, Kagura, dan Ayumi sudah berada di suatu ruangan tertutup.

"Sejauh ini dari yang kupantau, tidak ada aktivitas yang aneh dari Yami. Apa yang mereka lakukan normal-normal saja. Ya, menjaga keseimbangan dunia ini. Transaksi gelap obat dan senjata api. Sampai sekarang belum ada yang mereka lakukan." Kata Matsuyama.

"Bagus. Ayumi, Kagura?" Tanyaku.

"Kemarin ini, Kage membuat ulah. Mereka memutus jalur perdagangan obat yang ditempuh oleh Yami. Sempat terjadi baku tembak kecil diantara mereka. Tetapi, tidak ada yang terluka. Mereka berdua berhasil kabur dari tempat mereka masing-masing." Kata Ayumi.

"Bagaimana dengan transaksi obatnya?" Tanyaku.

"Pihak Yami berhasil mengambil barang yang akan dikirimkan. Cukup biasa sih sepertinya, tapi tumben sekali pihak Kage merampok. Biasanya sangat jarang." Kata Kagura.

"Matsuyama, persediaan barang apa saja yang masuk ke pihak Yami selama tiga hari ini?" Tanyaku.

"Hmmm, dua jenis pistol yang belum kuketahui jenisnya, dan juga beberapa kilogram *****." Kata Matsuyama.

"Hmmm, pistol ya." Kataku sambil kemudian berpikir.

"Hanya pistol biasa saja. Senjata api pada umumnya." Kata Matsuyama.

"Matsuyama, apa yang terjadi jika kamu mendekatkan benda berbubuk mesiu ke bahan yang mudah terbakar seperti daun *****?" Tanyaku.

"Tentu saja gawat karena bisa terbaka-... Oh iya, kenapa mereka melakukan sesuatu yang aneh begitu?" Tanya Matsuyama.

"Itu dia. Karena pistol itu bukan pistol biasa. Barang yang dikirimkan oleh pihak Yami adalah pistol itu, tidak salah lagi. Yang diincar oleh pihak Kage adalah pistol itu, bukan obat." Kataku.

"Ah, iya. Tentu saja. Memang pengamatan yang hebat, Takeru-san." Kata Matsuyama.

Sekedar pengetahuan, -san adalah pelengkap yang digunakan sebagai sapaan kepada orang, hanya saya –san ini ditujukan untuk orang yang kedudukannya lebih tinggi dari kita.

"Takeru-san memang selalu tenang dan cermat." Kata Ayumi.

"Ya, setuju. Tanpa orang seperti anda, kita dari polisi rahasia Hikari pasti sudah kerepotan menghadapi dunia bawah." Kata Kagura.

Hmmm? Perdagangan narkoba? Perdangangan senjata api? Polisi rahasia? Apa sih daritadi maksudnya? Mengapa seorang manager sebuah bank bisa membahas hal-hal seperti ini?

"Ayumi, aku minta kepadamu untuk menjelaskan kepada kita semua, siapa sebenarnya kita ini." Kataku.

"Baik, Takeru-san. Kita adalah polisi rahasia berkode nama Hikari. Kita adalah cabang dari kepolisian Negara Jepang. Keberadaan kita benar-benar rahasia, karena itu kita disebut polisi rahasia. Tugas kita adalah menjaga kestabilan dunia, dengan memonitor aktivitas dunia bawah atau Underground Business." Kata Ayumi.

"Terima kasih, Ayumi. Kagura, tolong jelaskan mengapa kita berhubungan dengan Bank of Tokyo." Kataku.

"Baik, Takeru-san. Kita bekerja sama dengan Bank of Tokyo, atau lebih tepatnya dengan Direktur Bank of Tokyo, yang sebetulnya adalah kepala seluruh kepolisian Negara Jepang. Seluruh polisi rahasia Hikari diberikan perlindungan oleh Bank of Tokyo, atau lebih tepatnya dengan Direktur Bank of Tokyo, berupa perlindungan informasi. Nama kita semua dimasukkan dalam database Bank of Tokyo sebagai karyawan mereka, sehingga verifikasi antara data palsu yang kita berikan sebagai Karyawan Bank of Tokyo dan data asli milik Bank of Tokyo selalu cocok." Kata Kagura.

"Terima kasih, Kagura. Matsuyama, jelaskan mengapa kita selalu menggunakan Bahasa Indonesia." Kataku.

"Baik, Takeru-san. Sewaktu itu, kita mendapat tugas rahasia untuk menyelidiki seseorang yang kita curiga kriminal dunia bawah di Bali. Agar bisa berbaur dan serahasia mungkin, kita mempelajari Bahasa Indonesia sampai sangat dalam. Dan sepertinya, hal itu menjadi kebiasaan sampai sekarang, karena struktur Bahasa Indonesia ternyata cukup simpel dan menarik." Kata Matsuyama.

"Dan ternyata, orang yang kita selidiki itu bukanlah kriminal. Tetapi yang lebih ternyata adalah bahwa sebetulnya Takeru-san hanya mencari teman dalam belajar Bahasa Indonesia, guna mencuri hati wanita bernama Kirishima Asuka-san yang sekarang menjadi istri Takeru-san." Kata Ayumi dengan senyum penuh arti.

"Bagus, Matsuyama, Ayumi. Baiklah, pertanyaan terakhir. Kenapa aku merahasiakan pekerjaanku sebagai polisi rahasia kepada Asuka dan keluarganya?" Kataku.

Matsuyama, Ayumi, dan Kagura saling melihat satu sama lain, kemudian mengangguk.

"Karena Asuka-san dan keluarganya sangat membenci polisi!" Kata Matsuyama, Ayumi, dan Kagura.

Heh heh. Ya, inilah aku. Aku bukan seorang manager di Bank of Tokyo. Aku bukanlah seorang yang panik ketika menghadapi masalah. Aku Takeru Yamamoto, seorang yang sangat luar biasa tenang dalam menghadapi masalah. Aku adalah kepala dari divisi rahasia kepolisian bagian investigasi dunia bawah, Hikari.
 
Terakhir diubah:
Scene 2

Asuka Kirishima


Takeru Yamamoto


Jirou Nakata


Houzuki Anegawa


Sasuke Sarutobi



Namaku Asuka Kirishima. Aku berprofesi sebagai ibu rumah tangga. Umurku 31 tahun, dan sudah kurang lebih 10 tahun menikah. Sebagai seorang ibu rumah tangga dan seorang istri, keadaan memaksaku untuk bersifat tenang dan kalem. Untungnya, memang perawakanku seperti itu. Kakekku orang Indonesia asli, sementara nenekku orang Jepang asli. Pengaruh kakekku dalam hal Ke-Indonesia-annya di keluargaku sangat kuat, sehingga sampai aku pun jadi bisa Bahasa Indonesia dan mengerti tentang kebudayaan Indonesia.

Nama suamiku Takeru Yamamoto. Dia berkebangsaan Jepang seratus persen. Caranya mendekatiku waktu itu sangat unik. Waktu itu, tiba-tiba dia datang ke rumahku. Aku tidak tahu apa tujuannya datang kerumahku. Tidak hanya itu, aku bahkan heran bagaimana dia bisa tahu alamat tempat tinggalku.

"Selamat siang om, tante. Apa kabar?" Tanya Takeru waktu itu.

Ya ampun, aku hampir melompat kaget mendengar Takeru berbicara dalam Bahasa Indonesia pada waktu itu. Tentu saja kakekku langsung menyukainya. Ia dan Takeru mengobrol cukup lama. Aku beranggapan bahwa Takeru ini adalah orang yang sangat menarik. Lama-kelamaan, kami pun menjadi dekat, dan berpacaran. Lalu setelah itu, kami menikah. Bisa dibilang proses kami berdua menuju jenjang pernikahan serba dimudahkan. Takeru memang hebat. Biasanya kakekku sangat otoriter dalam menentukan pasangan dari seluruh keturunannya. Tapi, Takeru mampu membuat kakekku menyukainya dalam waktu yang sangat singkat.

Kehidupan kami setelah menikah pun bisa dikatakan cukup membahagiakan. Bahagia disini bukan berarti bahwa setiap hari selalu senang ya. Orang yang berpikiran bahwa kehidupan setelah menikah hanya dipenuhi oleh kesenangan, itu adalah pemikiran yang naif.

Di suatu pagi yang indah, aku terbangun dari tidurku. Pemandangan pertama yang terlihat dimataku adalah wajah suamiku. Ah, inilah salah satu yang bikin senang. Setiap bangun pagi, selalu melihat orang yang sangat kucintai.

"Ohayou gozaimasu, anata. (Selamat pagi, sayang.)" Kata Takeru sambil mencium pipiku.

Aku tersenyum mendapat perlakuan yang menyenangkan darinya.

"Ohayou gozaimasu, anata. (Selamat pagi, sayang.)" Kataku sambil mencium bibirnya.

Takeru pun langsung balas mencium bibirku. Lama-kelamaan, ciumannya makin intens. Tubuhku saat ini dipenuhi emosi yang merupakan campuran antara cinta dan birahi. Betul-betul nikmat sekali rasanya. Kami pun saling menjulurkan lidah kami masing-masing dan juga berpelukan dengan erat.

Kemudian, Takeru mulai menciumi dan menjilati seluruh sisi leherku. Aku betul-betul merasakan nikmat dan geli yang luar biasa dari ciuman dan jilatan Takeru di leherku. Aku pun mulai mendesis-desis menahan kenikmatan dan kegelian ini. Tidak hanya itu, tanganku pun juga mulai refleks menjambak rambut Takeru dengan cukup keras. Aku pun merasakan daster biruku sudah diangkat keatas oleh Takeru. Karena aku tidak pernah mengenakan pakaian dalam saat tidur, maka aku sudah telanjang dihadapan Takeru. Takeru pun hanya bisa bengong melihat tubuhku yang boleh dikatakan... yaah tidak cukup indah sih, tapi sangat indah hehehe. Aku senang bisa membuat Takeru bengong begitu, walaupun sebetulnya ia sudah sering melihat tubuh telanjangku dan harusnya sudah bosan ya.

Kini, Takeru langsung melumat buah dadaku dan juga meremas-remas buah dadaku yang satunya lagi. Aku pun mulai mendesah-desah menahan kenikmatan yang diberikan oleh Takeru. Lalu, ia ganti-berganti menciumi seluruh tubuhku, dari tangan, pundak, sampai ke perut. Sementara, kedua tangannya masih sibuk meremas-remas kedua buah dadaku. Aku makin mendesis-desis kenikmatan mendapat rangsangan yang sangat nikmat ini.

Dalam kenikmatan itu, tiba-tiba kurasakan tangan Takeru sudah mengelus-elus pahaku dengan sangat lembut. Aku hanya merem melek mendapat kenikmatan ini. Setelah itu, Takeru segera menindih tubuhku, dan mencium bibirku dengan lembut. Aku pun membalas ciuman bibirnya dengan bersemangat. Tanganku mulai meraih batang penis milik Takeru yang tersembunyi dibalik celana pendeknya. Aku merasakan bahwa penis miliknya sudah tegang dengan sempurna. Tidak mau kalah, Takeru pun juga memainkan jari-jemarinya diklitorisku. Sementara, aku makin liar mencium Takeru. Tanganku pun juga semakin kencang mengocok penis milik Takeru.

"I..ikoouu, anataa! (Ayoo sayaangg!)" Erangku memberi kode kepada Takeru untuk memasukkan batang penisnya ke dalam vaginaku.

Kemudian, Takeru membuka seluruh pakaiannya, sehingga kini ia telanjang bulat sama sepertiku. Kedua tangannya mulai membuka kedua pahaku. Setelah kedua pahaku terbuka, Takeru memposisikan batang kemaluannya di depan lubang kemaluanku. Ia mulai menggesek-gesekkan batang penisnya di bibir lubang kemaluanku. Kembali aku hanya bisa merem-melek mendapatkan rangsangan yang begitu nikmat ini.

"Dou kaa (Bagaimana?)" Tanya Takeru sambil tersenyum menggoda.

"Kii.. kimochii daaaa... (Ni.. nikmaattt)" Erangku.

Entah bagaimana mulanya, aku merasakan kini batang penis milik Takeru itu sudah masuk sepenuhnya kedalam lubang kemaluanku. Aahh, sangat terasa sekali bagaimana batang penis milik Takeru itu bergesekkan dengan dinding lubang vaginaku. Kini, Takeru mulai memompa selangkanganku. aku memeluk tubuhnya dengan sangat erat, sambil juga memutar-mutar pantatku untuk mengimbangi genjotan Takeru. Bukan main nikmatnya. Kenikmatan-kenikmatan yang tadi Takeru berikan tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan ini.

"Gii.. gimana rasanyaah sayaaanggg?" Desah Takeru yang mulai berbicara Bahasa Indonesia.

"Nikmaat sayaangg... Teruusss..." Desahku yang juga menggunakan Bahasa Indonesia.

Peluh keringat pun sudah mulai membasahi tubuh kami masing-masing. Bau keringat milik Takeru membuatku semakin bergairah, apalagi ketika keringat itu berbaur di tubuhku. Nafsuku pun makin naik lagi. Ciumanku di bibirnya semakin liar, pelukanku semakin erat, dan putaran pantatku juga semakin tidak beraturan. Aku merasakan kenikmatan yang luar biasa diseluruh tubuhku, dan aku merasakan bahwa tubuhku akan dilanda kenikmatan yang maksimal.

"Sayaangg... Akuu maauu sampaaaiii..." Erangku.

Melihatku yang hampir orgasme, Takeru semakin kuat memompa selangkanganku. Takeru pun juga mulai mengulum buah dadaku. Akibatnya, kenikmatan yang kurasakan makin menjadi-jadi. Aku semakin tidak karuan memutar-mutar pantatku.

"Ouuuggghhh... Sayaaanggg.. Akuu orgaassmeeee..." Erangku.

Aku merasakan kontraksi yang sangat hebat di vaginaku. Denyutan demi denyutan kurasakan, dan setiap denyutan itu memberiku kenikmatan birahi yang sangat hebat. Aku merasakan Takeru menghentikan genjotannya. Dalam kenikmatan klimaks itu, aku pun merasakan ada denyutan-denyutan kecil, yang semakin lama semakin kencang, dari penis milik Takeru yang masih terbenam dalam lubang kemaluanku. Akhirnya, kurasakan denyutan yang semakin kencang dari penis milik Takeru itu. Crot.. croot... croott... Aku merasakan penis milik Takeru menyemprotkan sperma yang begitu deras ke dalam liang rahimku. Sperma milik Takeru begitu banyak dan hangat di dalam lubang kemaluanku. Tubuhku sangat rileks merasakan kehangatan sperma milik Takeru dalam lubang kemaluanku.

Kami betul-betul menikmati orgasme kami berdua. Tidak lama kemudian, Takeru mencabut penisnya, dan berguling ke sampingku.

"Aishiteiru yo, anata. (Aku mencitaimu, sayang.)" Kataku.

"Aishiteiru mo, anata. (Aku juga mencintaimu, sayang.)" Jawab Takeru.

Setelah itu, aku bangun duluan dan segera mengenakan daster biru yang tadi Takeru lucuti dariku. Aku segera menuju dapur untuk membuatkan kami sarapan. Hmmm, untuk pagi yang indah begini, nasi telur adalah menu yang cocok, begitu pikirku. Aku segera memasak nasi dengan api yang besar. Seharusnya tidak boleh begini sih, tapi nasi telur ini harus sudah jadi ketika Takeru-ku tersayang sudah selesai mandi. Setelah nasi itu matang, aku langsung menuangkan telur diatasnya, dan tidak lama kemudian, telur itu pun matang. Aku segera menyuguhkannya di piring, dan meletakannya di meja makan. Aku juga membuat nasi telur untuk diriku sendiri.

Ketika aku kembali ke meja makan dengan membawa piring berisi nasi telur milikku, Takeru sudah ada di ruang makan tempatku kini berada. Kini, kami berdua sudah ada di meja makan, dengan sepiring nasi telur di hadapan kami masing-masing.

"Inorimashou, anata. (Mari kita berdoa, sayang)." Kata Takeru.

Aku pun mengangguk menyetujui ajakannya untuk berdoa. Kami berdoa menurut kepercayaan kami masing-masing. Aku menganut kepercayaan Katolik, sedangkan Takeru menganut kepercayaan Shinto. Untungnya, keluargaku dari kecil mengajarkanku untuk menghormati ajaran agama orang lain yang berbeda, sehingga aku sudah terbiasa dengan hubungan dengan orang lain yang beda agama.

Setelah selesai berdoa menurut kepercayaan kami masing-masing, kami segera melahap nasi telur yang ada di hadapan kami. Hmmm, sepertinya cukup nikmat nasi telur buatanku ini. Kalau aku berjualan nasi telur sebagai sambilan dari profesi ibu rumah tangga, mungkin cukup menguntungkan ya. Hehehe, aku paling suka memuji diriku sendiri.

Di tengah-tengah makan, tiba-tiba Takeru berdiri dan berjalan kearah dapur.

"Dou shita no, anata? (Ada apa, sayang?)" Tanyaku.

Takeru tidak menjawab pertanyaanku, hanya terus berjalan makin cepat ke dapur.

"Waduh, bagaimana ini? Gawaatt!" Teriak Takeru tiba-tiba dalam Bahasa Indonesia.

Waduh, ada apa ya? Aku segera menghentikan sarapanku, dan berlari menyusul Takeru ke dapur.

"Ada apa sayang?" Tanyaku.

"Kompor meledaak! Watashitachi ga shinu shiyou to shite imasu! (Kita akan mati!)" Teriak Takeru.

Astaga, aku baru sadar bahwa aku tadi lupa mematikan kompor karena terlalu terburu-buru. Aku melihat minyak yang sudah terbakar oleh api kompor, dan kini api di wajan itu menyala dengan hebatnya. Tenang Asuka, jangan panik.

"Tenang sayang." Kataku sambil menepuk pundak Takeru.

Aku berjalan dengan pelan kearah kompor yang sudah membakar minyak itu. Pertama-tama, aku harus mematikan kompornya, dan langsung kulakukan. Kemudian, aku mengenakan sarung tangan yang tidak menghantar panas, kemudian kuambil wajan itu. Aku segera meletakkan wajan itu di tempat yang jauh dari kompor, kemudian mengambil air dari tempat cuci piring dan menyiram apinya sampai padam. Dan kini, seluruh masalah telah terselesaikan. Huff, untunglah aku tidak panikan begini. Takeru memang selalu panik begitu mendapat masalah besar. Yah, didampingi olehku yang selalu tenang begini, kami saling melengkapi satu sama lain hehehe.

"Ochitsuite, anata. (Tenanglah, sayang.)" Kataku sambil mencium pipi Takeru.

Kemudian, aku kembali ke ruang makan. Aku kembali duduk di kursiku, dan melanjutkan sarapan nasi telurku ini. Tidak lama kemudian, Takeru pun kembali dan juga duduk di kursinya.

Kami telah menghabiskan sarapan kami. Aku melihat Takeru hendak mencuci piring kami berdua, namun langsung kucegah.

"Memastikan rumah ini bersih adalah tanggung jawab yang kamu berikan kepadaku, sayang. Aku akan berusaha semaksimal mungkin untuk membuat rumah ini bersih ketika kamu pulang kerja nanti." Kataku sambil menangkap pergelangan tangan Takeru guna mencegahnya.

Sepertinya Takeru mengerti. Aku sungguh sangat bersyukur memiliki suami seperti dia. Suami yang mempercayakan suatu tanggung jawab yang besar kepadaku. Takeru tersenyum kepadaku, dan kemudian berpamitan kepadaku untuk membereskan persiapannya sebelum ke kantor. Uuuhhh, gantengnya dirimu, Takeru-ku tersayang. Dalam beberapa menit saja, Takeru sudah selesai dengan persiapannya. Kini ia menuju garasi mobil untuk mengeluarkan mobilnya. Aku pun menemaninya.

"Jitaku de sewa wo shimasu. (Jaga dirimu di rumah)" Kata Takeru sambil mencium bibirku.

"Un. (Iya.)" Kataku sambil membalas mencium bibirnya.

Tidak lama kemudian, mobil yang dikendarai Takeru pun melaju. Aku menutup pintu dan kembali masuk ke rumah. Sudah kebiasaanku untuk menonton televisi sebelum aku memulai pekerjaan rumahku. Aku menyalakan televisi dan membuka channel berita. Hmmm, tidak ada berita yang menarik untuk hari ini.

Setelah empat puluh lima menit kira-kira lamanya, telpon genggamku berbunyi. Hmmm, dari Sasuke. Aku mengangkat telpon darinya.

"Yo, Sasuke." Kataku.

"Taagetto wo anzen ni kakuhosarete imasu. (Target sudah diamankan.)" Kata Sasuke.

"Wakarimashita. (Oke.)" Kataku sambil menutup telponnya.

Aku mematikan televisi, lalu berdiri. Aku menarik napas dalam-dalam, sambil meregangkan tubuhku.

"JIRROOOU! HOUZUKIII! Kitte Koiii! (JIRROOOU! HOUZUKII! Cepat kemarii!)" Teriakku.

Tidak sampai lima detik lamanya, pintu depan rumahku terbuka. Datanglah seorang pria yang tinggi besar dengan rambut pendek. Dia adalah salah satu tangan kananku yang bernama Jirou Nakata. Pintu dapur pun juga terbuka, dan seorang wanita yang bertubuh kecil dan berambut pendek langsung berlari keluar dari dapur. Ia langsung berdiri di hadapanku. Dia adalah tangan kananku yang lainnya, wanita bernama Houzuki Anegawa.

"Yuka wo soujii! (Bersihkan lantai!)" Kataku sambil menunjuk Houzuki.

"Sara wo aratte! (Cuci piring!)" Kataku sambil menunjuk Jirou.

Saat itu juga, mereka langsung bergegas menjalankan tugas mereka masing-masing. Jirou segera pergi ke dapur dan mencuci piring, sementara Houzuki mengambil sapu dan pel untuk membersihkan lantai. Aku duduk-duduk sambil bersantai memperhatikan mereka kerja.

Hah? Siapa sebenarnya mereka ya? Bukankah yang mengerjakan urusan rumah tangga itu aku sendiri? Yah, itulah yang Takeru tahu. Tapi inilah yang sebetulnya terjadi.

Tidak lama kemudian, Jirou dan Houzuki pun sudah selesai mengerjakan tugas mereka masing-masing. Mereka berdua berdiri dihadapanku sekarang.

"Asuka-san, watashitachi ha iku junbi ga dekite imasuka (Asuka-san, apakah kita siap untuk pergi?)" Tanya Houzuki.

"APAAA??! Kerjaaan rumah ini belum selesai! Lap semua peralatan! Jirou! Kamu cuci baju!" Kataku dengan galak.

Mereka langsung kembali mengerjakan pekerjaan baru yang kuperintahkan.

Lho? Aku barusan menggunakan Bahasa Indonesia, kok mereka mengerti ya?

Kira-kira sejam lamanya, mereka telah menyelesaikan pekerjaan mereka semua. Kini, rumahku ini sekarang tampak rapi dan bersih sekali. Ahh, aku sudah tidak sabar mendengar pujian dari Takeru-ku tersayang. Hahahahahahaha

"Yosshh, Ikimashou, Jirou, Houzuki. (Oke. Kita pergi, Jirou, Houzuki.)" Kataku sambil berdiri dari sofa tempat aku beristirahat.

"Hai, Asuka-san. (Baik, Asuka-san)" Kata Jirou dan Houzuki secara bersamaan.

Kami bertiga berjalan keluar rumah, menuju suatu rumah makan yang mewah. Begitu sampai di rumah makan itu, kami bertiga langsung berjalan ke pintu belakang. Seluruh pelayan membungkuk pada kami. Kami pun membalas membungkukan badan kami. Sesampainya di pintu belakang, aku langsung membuka pintu rahasia yang letaknya ada di ujung tembok.

Kini, kami telah sampai di ruangan besar yang penuh dengan orang. Ketika melihat kami masuk, seluruh orang yang ada disitu langsung menempati posisi masing-masing.

"Youkoso! Asuka-sama, Jirou-sama, Houzuki-sama! (Selamat datang! Asuka-sama, Jirou-sama, Houzuki-sama!)" Kata mereka secara serempak.

Sama seperti –kun dan –san, -sama adalah preposisi yang digunakan sebagai sapaan kepada orang. –sama menunjuk kepada orang yang lebih tinggi, tingkatannya lebih tinggi dari –san.

"Youkoso minna yo! Genki desuka? (Selamat datang semuanya! Baik-baik saja semuanya?)" Tanyaku.

"Hai, watashitachi ha genki desu, Asuka-sama! (Ya, kita semua baik, Asuka-sama!)" Kata mereka secara serempak.

"Yosshh! Shinu tame no junbi, minnaaa! (Bagus! Bersiaplah untuk mati, semuanya!)" Kataku.

"Sasukeee!" Teriakku.

"Hai, Asuka-san. (Ya, Asuka-san)" Kata Sasuke yang tiba-tiba sudah berdiri dibelakangku, disamping kanan Houzuki.

"Ada kabar terbaru apa?" Tanyaku.

"Siap, Asuka-san. Kemarin, perbekalan kita yang melewati jalur underground Ginza diserang. Akibatnya, kita kehilangan barang yang akan kita kirimkan." Kata Sasuke.

"Para bedebah dari Kage ya?" Tanyaku.

"Betul sekali, Asuka-san." Kata Sasuke.

"Hebat juga mereka. Padahal aku sengaja hanya menempatkan kurir saja, tanpa menempatkan penjaga seorangpun agar tidak menarik perhatian. Tapi, Kage itu langsung bisa menebaknya. Barang apa yang mereka curi?" Tanyaku.

"Pistol reaksi untuk mengubah bahan dasar narkoba, menjadi narkoba siap pakai, Asuka-san." Kata Sasuke.

"APAAA??? Benda itu kan sangat mahal! Waduh, bagaimana ini???!" Teriakku panik.

"Jangan khawatir, Asuka-san. Yang mereka curi itu hanyalah prototipe saja, yang aslinya aman di markas kita." Kata Jirou.

"Heeh! Kau pikir Kage itu organisasi kacangan?? Mereka itu sangat pintar!" Kataku sambil menggenggam kerah baju Jirou.

"Dan sudah kita pasangi mekanisme, agar prototipe itu hanya bertahan selama sehari." Kata Houzuki.

"... OKE! Paling tidak masih mending deh." Kataku sambil melepaskan kerah baju Jirou.

"Cih, padahal benda itu bisa dijual mahal kepada mafia Cina yang berlokasi di daerah Ginza. Sialan para bedebah dari Kage itu." Kataku dengan kesal.

Pistol narkoba? Perdagangan kepada yakuza? Apa sih yang kita omongkan daritadi?

"Jirou, Houzuki, Sasuke, kalian bertiga adalah orang kepercayaanku. Bodyguard elite-ku. Aku ingin mendengar dari mulut kalian sendiri, siapa sebenarnya kita itu?" Tanyaku.

"Kita adalah organisasi rahasia broker dunia bawah. Kita menyelundupkan barang-barang illegal dari dunia bawah. Nama organisasi kita adalah Yami." Kata Jirou.

"Mengapa kita berbicara dengan Bahasa Indonesia? Dan bagaimana mungkin suamiku tidak tahu mengenai profesiku?" Tanyaku.

"Itu karena Yami didirikan oleh kakek Asuka-san. Sejak pertama kali didirikan, kami para anggota Yami, wajib untuk mampu berbicara Bahasa Indonesia. Ayah dari Asuka-san tidak mau meneruskan kepemimpinan Yami, sehingga kakek dari Asuka-san terpaksa melatih Asuka-san yang pada waktu itu masih kecil untuk menjadi penerusnya. Asuka-san telah berada dalam naungan Yami sejak umur tujuh tahun. Perihal mengenai Takeru-san, itu dikarenakan suami Asuka-san sangat membenci para penjahat, termasuk perampok, yakuza, dan sejenisnya. Rasa keadilannya sungguh sangat tinggi, seperti polisi saja. Hal ini membuat Asuka-san harus merahasiakan semua ini dari Takeru-san." Kata Houzuki.

"Apa yang terjadi bagi orang-orang yang menentang dan mengkhianatiku?" Tanyaku.

"Dipenggal secara langsung olehmu." Kata Sasuke.

"HAHAHAHA! ITU BENAR! AKULAH KIRISHIMA ASUKA! PEMIMPIN DARI ORGANISASI BROKER DUNIA BAWAH, YAMI!" Teriakku.

"Ya! Asuka-sama adalah yang terkuat!" Kata orang-orang dari Yami secara serempak.

Hahahahaha. Itu benar. Aku Asuka Kirishima. Aku bukanlah seorang yang hanya berprofesi sebagai ibu rumah tangga saja. Aku juga bukan orang yang tenang dan baik, melainkan aku adalah orang yang super panikan dan jahat. Aku adalah pemimpin dari organisasi broker dunia bawah, Yami. Meskipun begitu, cintaku kepada Takeru tetaplah tidak berubah. Takeru adalah orang yang paling kucintai dan satu-satunya orang yang boleh menjadi suamiku.

BERSAMBUNG KE EPISODE-2
 
Langsung panjang..

Bentar di :baca: dulu


Edit : beuh bakalan seru nih suami istri bakal tembak2 kan
 
Terakhir diubah:
Wah akhirnya...

Ijin :baca: dlu suhu



Edited

Pasangan yg aneh, pasangan yg bermuka2 :pandaketawa:
 
Terakhir diubah:
Ijin baca dulu suhu:baca:
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Sekedar pengetahuan, -san adalah pelengkap yang digunakan sebagai sapaan kepada orang, hanya saya –san ini ditujukan untuk orang yang kedudukannya lebih tinggi dari kita.

“Takeru-san memang selalu tenang dan cermat.” Kata Ayumi.

Setau ane kalo ane manggil para rekan kerja jepun di kantor, family name nya yg dipanggil, contoh di cerita ini Yamamoto-san, kalo panggil Takeru dianggap kurang sopan, meskipun ada yg namanya kebetulan Takeru minta dipanggil "Tak", tetap aja besok-besoknya kita panggil lastname nya kalo lagi acara resmi

Sory kalo sotoy :D
 
wah udah terbit nih ceritanya. ikut nyimak suhumegu.
 
Ajib keren. Inget si tante jolie ama
om pitt hehehe padahal belum nonton.
Top deh
 
euummm
ikut komen yak

1. bener kata agan glorfindel, biasanya orang jepang itu dipanggil dengan myouji-nya/ nama keluarga+san (dengan beberapa pengecualian). shita no namae biasanya dipake sama yg bener2 akrab, jadi buat ts kalo bisa diperhatikan mana myouji, mana shita no namae

2. penulisan nama orang jepang berbeda dengan orang barat, orang barat family name-nya di belakang, co: david BECKHAM
orang jepang myoujinya di depan, co: KISHIMOTO masashi

3. sangat jarang orang jepang jaman sekarang yg nikah di umur 25

4. rata2 orang jepang kalo ditanya agama mereka bakal jawab atheis, kalo harus milih pun yg dipilih itu bukkyou (buddha) bukan shinto

5. keknya mustahil orang jepang bisa fasih b. indo dlm 2 bulan. ane punya bos org jepang udh setaun di indo aja kalo bilang "jangan" jadinya "janggang", bilang "sedikit" jadinya "sudikitto"

6. cowok/ suami nggak manggil "anata" ke istrinya

7. keknya cuma orang yg bosen jadi kaya yg punya mobil di kota besar di jepun

8. hati2 dengan sapaan ...-san, ...-sama
bos ane kalo manggil bawahan aja sering pake ...-san/ ...-chan (cewek), kalo ...-sama jaman sekarang biasanya dipake di email aja

9. kalo mau pake bahasa jepang usahakan lebih natural
co: ohayou gozaimasu, kyou ichi nichi yoroshiku onegaishimasu, otsukare sama desu dll

10. semangat gan
 
Berhubung ane di mobile,bales satu2 yak krn ga bisa multi quote di mobile

euummm
ikut komen yak

1. bener kata agan glorfindel, biasanya orang jepang itu dipanggil dengan myouji-nya/ nama keluarga+san (dengan beberapa pengecualian). shita no namae biasanya dipake sama yg bener2 akrab, jadi buat ts kalo bisa diperhatikan mana myouji, mana shita no namae

2. penulisan nama orang jepang berbeda dengan orang barat, orang barat family name-nya di belakang, co: david BECKHAM
orang jepang myoujinya di depan, co: KISHIMOTO masashi

3. sangat jarang orang jepang jaman sekarang yg nikah di umur 25

4. rata2 orang jepang kalo ditanya agama mereka bakal jawab atheis, kalo harus milih pun yg dipilih itu bukkyou (buddha) bukan shinto

5. keknya mustahil orang jepang bisa fasih b. indo dlm 2 bulan. ane punya bos org jepang udh setaun di indo aja kalo bilang "jangan" jadinya "janggang", bilang "sedikit" jadinya "sudikitto"

6. cowok/ suami nggak manggil "anata" ke istrinya

7. keknya cuma orang yg bosen jadi kaya yg punya mobil di kota besar di jepun

8. hati2 dengan sapaan ...-san, ...-sama
bos ane kalo manggil bawahan aja sering pake ...-san/ ...-chan (cewek), kalo ...-sama jaman sekarang biasanya dipake di email aja

9. kalo mau pake bahasa jepang usahakan lebih natural
co: ohayou gozaimasu, kyou ichi nichi yoroshiku onegaishimasu, otsukare sama desu dll

10. semangat gan

1. Agan betul.
Menyambung comment agan glorfidel,agan ga sotoy gan,tenang aja. Yap, ane well aware dengan yang satu ini. Well,tentunya ada background kenapa itu tiga orang tangan kanannya manggil Takeru dengan sebutan Takeru-san. Salah satunya krn mrk memang akrab. Sedangkan anak buah polisi rahasia lainnya manggil dengan sebutan Yamamoto-san
Untuk case nya Asuka,sama. Ada background sendiri yg rasanya ane ga perlu ceritakan

2. Agan betul
Tapi,ini kan lagi cerita menggunakan style indo,jadi ane tetep pake nama keluarga di belakang dan nama depan di depan. Nanti saatnya dimana ada pembicaraan dalam bahasa jepang yg menyebut nama panjang orang,penulisannya baru ngikutin style jepang domana nama keluaega itu di depan

3. Sangat jarang = ada
Iya ga?

4. Well,bagaimana dengan yang tidak rata2?

5. Kayaknya = there is possibility
Betul?

6. Yang ini ane baru tau.
Jadi biasanya panggilan suami ke istri apa gan?

7. Well,yes. Tapi dalam cerita ini sengaja ane buat punya mobil aja krn ada sesuatu yg related dgn mobil nantinya
Tp fakta ini ane jg baru tau gan. Thx info nya

8. Well,jujur untuk sapaan ini ane mungkin masih perlu belajar banyak. Mohin bantuannya gan. Dan terima kasih untuk kritik nya

9. Wah jujur gan. Ane kurang fasih bahasa jepang. Ini aja ane jg pake bantuan pengetahuan sendiri, gugel translate, n temenm. Jadi segala kritik mengenai ini sangat diharapkan gan

10. Arigatou gozaimashita,agan ero_gama-san
 
Ajib keren. Inget si tante jolie ama
om pitt hehehe padahal belum nonton.
Top deh

Ane jg lom nonton sih itu
Malah tadinya ane ga tau loh kl itu angelina jolie ama brad pitt. Kirain itu Will Smith hahaha
 
Bimabet
waah, greget nih kayaknya,

semoga updatenya cpt dan sering :D

Thanks gan hehehe
Update minimal seminggu sekali,bisa aja lebih kl ane khilaf hahaha
Kl dalam seminggu ane ga bisa update,sebisa mungkin ane notif
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd