Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY Everyone's Destiny (by : meguriaufutari)

Bimabet
Yami, Hikari bersatu lebih kuat. :kuat:

nunggu kelanjutanya dua minggu lagi.
:fiuh:
 
Selama ini belom berkomentar apa2 karena masih sibuk nguber baca cerita suhu dari mulai true love sampe sekarang...

Dan ane nemu sedikit error nih suhu..

“Eh, aku tidak familiar dengan apapun melihat itu.” Kata Ayumi-chan.

Bukannya harusnya itu Kagura yah yang ngomong?

Dan berhubung udah kekejar baca ceritanya, sekarang waktunya sengsara nungguin apdetan demi apdetan... :fiuh:
 
Tugas negara untuk bantuin Hikari ya hu?

Jangan-jangan suhu ini sebenarnya semacam Hikari-nya Indonesia

hmmmmm
bisa jadi gan hehehe

sanggup kah gabungan Yami n Hikari lawan Phoenix? xD. Penasaran.

ditunggu kelanjutanya suhu. :beer:
Yami, Hikari bersatu lebih kuat. :kuat:

nunggu kelanjutanya dua minggu lagi.
:fiuh:

terima kasih gan sudah sabar menunggu

Selama ini belom berkomentar apa2 karena masih sibuk nguber baca cerita suhu dari mulai true love sampe sekarang...

Dan ane nemu sedikit error nih suhu..



Bukannya harusnya itu Kagura yah yang ngomong?

Dan berhubung udah kekejar baca ceritanya, sekarang waktunya sengsara nungguin apdetan demi apdetan... :fiuh:

waduh, itu di episode berapa ya gan?
 
EPISODE 4 : Unmei

Scene 1 Ran POV

Dengen : museigen. Kinou : museigen. (Kekuatan : tidak terbatas. Kapasitas : tidak terbatas.)” Kata Sayama.

Aku bisa mendengar suara Sayama dibalik ruangan ini. Aku hendak melaporkan sesuatu yang sangat gawat kepada Asuka-san, tetapi sepertinya Asuka-san sedang berbicara serius dengan Sayama. Kuduga sepertinya mereka membicarakan tentang bola bercahaya ungu yang dibawa oleh Houzuki secara tiba-tiba pada hari itu.

ASUKA-SAN!!!” Kata salah satu personil Yami memasuki ruangan tempat Asuka dan Sayama sedang berbicara.

Hmmm, aku tidak menyadari kedatangannya. Apakah karena aku terlalu larut dalam pikiranku sendiri?

Ore ga juuyou na kaigi no mannaka ni iru koto wo shiranai no desuka?? (Apa kamu tidak tahu bahwa aku sedang ada pertemuan penting??)” Terdengar suara Asuka-san dalam ruangan.

Go... gomennasai. Shikashi, wareware ha kinkyuu no mondai wo motte imasu!! (Ma... maaf. Tapi, kita memiliki masalah yang sangat mendesak!!)” Kata personil Yami itu.

Haah, sepertinya yang akan dibicarakan olehnya itu adalah hal yang sama dengan yang hendak kubicarakan. Lebih baik kuambil alih saja. Tentu saja mood Asuka-san akan sangat gawat setelah mendengar berita yang tidak menyenangkan ini.

Sore ha nandesuka? Hakkiri to hanasu yo! (Apa itu? Katakan dengan jelas!)” Kata Asuka-san.

Kemudian, aku menepuk pundak personil Yami yang hendak datang melapor itu.

Anata no posuto ni modotte kudasai. Watashi ha kanojo ni sono koto wo setsumei shimasu. (Silakan kembali ke pos-mu. Akan kujelaskan permasalahan ini kepadanya.)” Kataku.

Ha... Hai!! Ran-san!! (I... Iya!! Ran-san!!)” Kata personil Yami itu sambil pergi meninggalkan ruangan ini.

Kemudian, aku memasuki ruangan Asuka-san ini dan menutup pintunya.

Dou shita no? (Ada apa?)” Tanya Asuka-san.

Asuka-san ha kore wo shinjiru suru tsumori hanai kamo shiremasen. Shikashi, watashi ha Asuka-san wo tsutaeru tsumorida, watashi ha watashi no me dearu koto ga shoumei sarete iru shinjitsu de arimasu. (Asuka-san mungkin tidak akan percaya apa yang kukatakan. Tetapi, apa yang akan kukatakan ini adalah fakta yang telah kubuktikan dengan kedua mataku sendiri.)” Kataku.

Hanasu yo, Ran. (Bicaralah, Ran.)” Kata Asuka-san.

Kemudian, aku menutup mataku sambil menunduk. Kemudian, aku berusaha menghembuskan napasku, dan menariknya kembali.

“Jirou-san, Houzuki, dan Sasuke-san... Misi mereka gagal. Sekarang, mereka dalam kondisi kritis dan tidak sadarkan diri di rumah sakit.” Kataku.

Mendengar hal itu, aku bisa merasakan perubahan raut wajah Asuka-san, sampai-sampai tangannya tidak sengaja mendorong gelas yang ada di mejanya. Saya pun tampak terkejut. Walaupun aku kurang fasih berbicara Bahasa Indonesia, tetapi aku yakin dia mengerti tentang yang kukatakan ini.

“Dimana mereka sekarang?” Tanya Asuka-san.

“Ashigarakami.” Kataku.

Sayama, wareware ha go de ore wo tsuzukeru yo. (Sayama, kita lanjutkan nanti.)” Kata Asuka-san.

Kemudian, Asuka-san langsung keluar dari ruangan ini dan aku pun mengikutinya. Setelah itu, aku dan Asuka-san langsung menuju Ashigarakami di Hakone dengan secepat mungkin. Kami sampai di Hakone dalam waktu satu jam lebih. Sampai di Ashigarakami, aku langsung berlari menuju tempat Jirou-san, Sasuke-san, dan Houzuki dirawat. Mereka sedang berada dalam penanganan khusus. Salah satu dokter pun keluar untuk menemui kami.

Ishi yo, dono you ni karera no jouken ha arimasuka? (Dokter, bagaimana kondisi mereka?)” Tanya Asuka-san.

Dokter itu pun hanya menggeleng-gelengkan kepalanya sambil menutup matanya.

Sugoku warui desu. Sono hone no hotondo ga hakai sa remasu. Sasuke ha hotondo no fushou desu. Sore ha nanika hontou ni ookina kurasshu kare no hidari fukubu no youna mono desu. (Sangat parah sekali. Kebanyakan tulang mereka patah semua. Sasuke yang terparah. Punggung kirinya dihantam oleh sesuatu yang sangat kuat.)” Kata dokter.

Anata ga anzen ni jibun no seikatsu ha dekimasu ka? (Bisakah anda menyelamatkan nyawa mereka?)” Tanya Asuka-san.

Watashi ha shiranai desu. Shikashi, shinpai suru nai. Watashitachi ha saizen wo tsukushimasu. (Aku tidak tahu. Tapi, jangan khawatir. Kita pasti akan lakukan yang terbaik.)” Kata dokter.

Watashi ha anata ni kitai shimasu. (Aku mengandalkanmu.)” Kata Asuka-san.

Dokter itu hanya mengangguk, lalu ia kembali masuk ke ruang penanganan khusus itu.

“Ran, siapa pelakunya?” Tanya Asuka-san.

“Maaf, Asuka-san. Tidak ada informasi yang detail dan akurat mengenai hal itu. Akan tetapi, menurut kontak terakhir yang kudapatkan dari Houzuki, mereka berhadapan dengan senshi no oujo dan dokudan dari Hikari.” Kataku.

“Apa kamu yakin hanya mereka?” Tanya Asuka-san.

“Hmmm, apakah anda memiliki pemikiran lain, Asuka-san?” Tanyaku.

“Mereka berdua dari Hikari memang hebat. Akan tetapi, kalau hanya mereka berdua, aku yakin Jirou, Sasuke, dan Houzuki tidak akan mendapat luka separah ini. Kemampuan mereka bisa dikatakan setara. Mereka itu seolah-olah seperti kalah telak.” Kata Asuka-san.

Hmmm, masuk diakal pemikiran Asuka-san.

“Jadi, anda berpikir....” Kataku.

“Ran, kembalilah ke markas.” Kata Asuka-san.

“Asuka-san, apakah anda....” Kataku.

“Hanya ada satu cara untuk membuktikannya.” Kata Asuka-san sambil meninggalkanku di tempat itu.

Aku bisa merasakan aura membunuhnya menyala-nyala dengan begitu hebat.

“Asuka-san!! Apakah anda hendak mendatangi Hikari??” Kataku.

“Iya. Jangan beritahu siapapun. Aku tidak mau ada orang lain yang menghalangi gerakanku.” Kata Asuka-san sambil tetap berjalan menjauhiku.

Cih, kemarahan sepertinya membutakan pikiran sehatnya. Aku pun berlari dengan secepat tenaga berusaha mengejarnya. Aku pun akhirnya berhasil mengejarnya dan menangkap pundaknya. Akan tetapi, belum sempat aku berbicara apapun, sebilah mata pedang dari naginata milik Asuka-san sudah menatap leherku.

"Apakah kamu ingin mati lebih dulu?” Kata Asuka-san sambil melihat wajahku.

Aahh, aku langsung lemas merasakan aura membunuhnya yang seolah-olah menggerayangi tubuhku. Belum pernah aku melihat Asuka-san semarah ini. Gila, kalau begini sih, aku ragu bahkan pemimpin tertinggi Hikari sekalipun bisa menghentikannya. Aku sudah dengar cerita bahwa Asuka-san berhasil menghabisi dua pemimpin keluarga Varnadoe dengan mudah. Awalnya, aku tidak percaya. Akan tetapi, setelah melihat Asuka-san seperti ini, aku merasa bahwa hal itu mungkin baginya.

Setelah tidak mendapat jawaban dariku, Asuka-san kembali melangkahkan kakinya menuju pintu keluar rumah sakit ini. Entah arah mana yang dia tuju. Hikari sepertinya sudah melakukan kesalahan besar. Kalau begini, bisa-bisa Hikari tidak ada lagi besok. Asuka-san, kumohon, jangan berbuat ceroboh.
 
Scene 2 Takeru POV

“Ayumi.” Kataku sambil memasuki ruangan kerjanya.

“Hmmm? Takeru-san?” Kata Ayumi.

“Aku ingin bicara denganmu.” Kataku sambil menarik kursi di ruangan Ayumi dan mendudukkan tubuhku di kursi itu.

“Hmmm?” Tanya Ayumi.

“Kalau betul apa yang ditunjukkan oleh kamera rahasia itu mengenai adanya orang yang menyerahkan benda bernama Power Generator kepada si tobari dari Yami, artinya benda itu ada pada mereka. Menurutmu, apa yang akan mereka lakukan terhadap benda itu?” Tanyaku.

“Hmmm, walaupun sepertinya aku ragu bahwa mereka tahu benda apakah itu, tetapi di Yami ada seorang teknisi yang cukup hebat.” Kata Ayumi.

Urashakai no Gijutsusha no Kimura Sayama ka? (Sayama Kimura, si Urashakai no Gijutsusha, atau Teknisi Dunia Bawah, itu ya?)” Tanyaku.

“Yap. Dan kurasa dia memiliki kemampuan yang cukup untuk meneliti tentang benda itu. Hanya tinggal masalah waktu saja sampai mereka tahu apa yang bisa dilakukan oleh benda itu.” Kata Ayumi.

“Dan kira-kira, apa yang akan mereka lakukan dengan benda itu?” Tanyaku.

“Jangan khawatir, Takeru-san. Mereka bukanlah sekumpulan orang bodoh yang ingin membuat dunia ini kacau.” Kata Ayumi.

“Hmmm, kupikir karena kamu masih merasa berhutang budi pada mereka akibat pertolongan mereka padamu dua bulan lalu?” Tanyaku.

“Begini saja. Jika memang mereka sebodoh itu, percayalah. Mereka pasti sudah melakukannya dari dulu. Tapi nyatanya, mereka tetap mempertimbangkan kestabilan dunia bawah tanah Jepang.” Kata Ayumi.

“Masuk di akal pernyataanmu itu.” Kataku.

KRIING... KRIINGG... Telpon di ruangan Ayumi pun berbunyi.

“Hmmm, tumben sekali telpon ini berbunyi. Biasanya tidak pernah.” Kata Ayumi sambil mengangkat gagang telpon.

Hai. Ayumi desu. (Iya. Dengan Ayumi.)” Kata Ayumi.

Hai, douzo. (Iya, silakan.)” Kata Ayumi.

NANDATTO!!!! (APA KATAMU!!!!)” Kata Ayumi dengan serius.

Hmmm, sepertinya sesuatu yang sangat serius. Kira-kira apa ya?

Hai, wakarimashita. Watashi ha ima kare ni hanashimasu. (Iya, aku mengerti. Aku akan berbicara dengannya sekarang.)” Kata Ayumi sambil menutup telponnya.

Ayumi pun masih menatap kearah telponnya. Sepertinya wajahnya penuh dengan ketidakpercayaan.

“Ada apa, Ayumi?” Tanyaku.

“Seluruh personil Yami yang bertugas ke lapangan untuk mencari petunjuk tentang Yami, semuanya tercerai berai.” Kata Ayumi.

A... Apa? Tercerai berai?

“Hmmm, bukankah Matsuyama dan Kagura juga ada bersama mereka?” Tanyaku.

“Sepertinya mereka selamat dari pembantaian. Akan tetapi, kondisi mereka sangat kritis. Mereka dirawat di Hotokukai Seisho di Hakone.” Kata Ayumi.

Apa? Aku hampir tidak percaya dengan hal ini. Akan tetapi, sebaiknya langsung pergi ke rumah sakit tanpa membuang waktu.

“Ayumi. Kita kesana sekarang. Apa yang hendak kita diskusikan, diskusikan saja selama perjalanan.” Kataku.

“Iya.” Kata Ayumi sambil mematikan laptop hi-tech nya dan segera mengepaknya.

Tidak lama kemudian, aku dan Ayumi pun berangkat ke Hakone untuk menuju ke rumah sakit Hotokukai Seisho. Sepanjang perjalanan, aku terus memikirkan mengapa ini semua bisa terjadi.

“Ayumi.” Kataku.

“Takeru-san.” Jawab Ayumi.

“Aku sudah berjanji untuk tidak membahas hal ini kepadamu. Tapi maaf, sepertinya aku harus bertanya sesuatu kepadamu.” Kataku.

“Apakah itu, mengenai pemimpin tertinggi Yami?” Tanya Ayumi.

“Begitulah, Ayumi.” Kataku.

Ayumi tampak berpikir dengan keras. Akan tetapi, kemudian dia menghembuskan napasnya dengan kencang.

“Baiklah. Akan kujawab sebisanya.” Kata Ayumi.

“Maaf, Ayumi. Apakah dia itu kuat?” Tanyaku.

Ayumi hanya memejamkan matanya. Kemudian ia menganggukkan kepalanya.

“Andaikan Kagura dan Matsuyama bertemu dengannya selama tugas di lapangan, apakah kira-kira ia mampu menghabisi semua personil Hikari yang bertugas di lapangan, serta membuat Kagura dan Matsuyama kalah telak?” Tanyaku.

“Itu pertanyaan yang cukup sulit. Aku sendiri tidak tahu. Tetapi yang kutahu pasti, ia sangat kuat. Dua pemimpin tertinggi Family of Varnadoe, yaitu Frederick Varnadoe dan Geneva Varnadoe, dikalahkan olehnya dengan mudah. Dan sepertinya, ia juga memiliki kemampuan spesial.” Kata Ayumi.

Kemampuan spesial? Ya. Kemampuan yang sudah dimiliki oleh seseorang sejak lahir. Salah satunya adalah “mata batin” yang dimiliki oleh istriku, Asuka. Dengan matanya, ia bisa melihat makhluk halus dengan jelas. Yah, walaupun sebetulnya makhluk halus itu adalah sekumpulan tenaga ki yang berasal dari makhluk hidup yang sudah mati dan menyisakan sebagian besar perasaannya dalam tenaga ki milik makhluk tersebut, sehingga terkadang kita merasa merinding jika ada “makhluk halus yang jahat” di sekitar kita karena perasaan negatif yang kuat dari si pemilik tenaga ki itu menempel dengan kuat pada tenaga ki yang ditinggalkannya. Kemampuan spesial bisa didapatkan dengan paksa. Sebagai contoh, kudengar ada paranormal yang bisa membuat kita mempunyai kekuatan “mata batin”. Akan tetapi, kemampuan yang didapat dengan cara seperti itu jauh lebih lemah daripada kemampuan bawaan sejak lahir, atau dalam dunia bawah biasa disebut sebagai kemampuan spesial.

“Baiklah, aku tidak akan bertanya lebih jauh lagi. Sebisa mungkin, aku tidak ingin melanggar janjiku padamu, Ayumi.” Kataku.

“Terima kasih, Takeru-san.” Kata Ayumi sambil bernapas lega.

“Heheheh.” Kataku sambil tertawa kecil.

“Hmmm? Ada apa, Takeru-san?” Tanya Ayumi.

“Biasanya, kamu itu orangnya keras kepala sekali. Yang betul itu pasti sudah baku, selebihnya salah. Ya, menurutmu orang jahat pastilah jahat dan harus ditangkap. Akan tetapi, kamu begitu melindungi si pemimpin tertinggi Yami ini. Orang itu pasti hebat dan baik sekali. Suatu saat, aku ingin bertemu dengannya dan berterima kasih atas apa yang telah dilakukannya padamu, terlepas dari konflik-konflik yang dimiliki oleh Hikari dan Yami.” Kataku.

Mendengar hal itu, Ayumi langsung tersenyum. Akan tetapi, aku melihat senyumnya agak dipaksakan. Hmmm, ada apa ya?

Setelah satu jam lebih, akhirnya aku dan Ayumi sampai di rumah sakit Hotokukai Seisho di Hakone. Kami berdua langsung ke ruangan intensif tempat Kagura dan Matsuyama dirawat. Pada umumnya, orang biasa pastilah tidak boleh masuk ke ruangan perawatan intensif. Akan tetapi, berhubung statusku dan Ayumi yang seorang polisi, kami diperbolehkan untuk masuk ke ruangan tempat Kagura dan Matsuyama dirawat.

Sesampainya di dalam, aku dan Ayumi diwajibkan untuk mengenakan masker oleh asisten dokter. Aku dan Ayumi pun segera mengenakan masker, kemudian barulah kami masuk ke ruang utama perawatan. Aku tidak melihat darah yang banyak pada Kagura dan Matsuyama. Akan tetapi, aku bisa melihat bahwa beberapa tulang mereka bengkok kearah yang tidak seharusnya. Matsuyama betul-betul tidak sadarkan diri. Detak jantungnya pun sangat lemah. Kagura sepertinya tidak kehilangan kesadaran sepenuhnya, tetapi aku bisa merasakan bahwa nyawanya sudah diambang kritis. Terlambat sedikit saja, pastilah Kagura sudah kehilangan nyawa.

“Kagura. Kenapa?” Tanya Ayumi secara tiba-tiba.

Mendengar suara Ayumi, dia segera memalingkan pandanganku kearahnya.

“Eh. Kenapa, Ayumi?” Tanyaku.

“Ia berusaha mengatakan sesuatu.” Kata Ayumi.

Ya, aku bisa melihat bahwa Kagura sangat bersusah payah untuk mengatakan sesuatu. Tidak, sebetulnya ia sedang mengigau, bukan sedang berbicara kepada kami. Aku dan Ayumi berusaha mendekatkan telinga kami sedekat mungkin ke mulut Kagura untuk mendengarkan igauannya.

Ba... ba... ke... mo... no... da.... (Mo... mo... ns... ter...)” Kata Kagura.

Ni... ge... te... Ya... ma... chan... (La... ri... Ya... ma... chan....)” Kata Kagura.

Monster? Monster apakah yang bisa membuat mereka berdua sampai terluka parah begini? Aku begitu-begitu sering tanding sparring dengan Kagura. Tidak mudah melumpuhkannya sampai membuatnya begini. Kagura adalah petarung yang sangat terlatih. Didukung oleh Matsuyama yang menguasai pertarungan jarak jauh, mereka adalah kombinasi yang sangat bagus. Seharusnya, selagi Kagura sibuk membuat musuhnya kerepotan, Matsuyama pastilah bisa menembak musuhnya dengan racun yang mematikan. Apakah musuhnya terlalu kuat, sampai bisa melakukan hal ini pada mereka? Hanya ada dua orang musuh yang bisa melakukannya. Pertama, pemimpin besar Yami. Kedua, Kage. Akan tetapi, Kage bukan tipe organisasi yang bisa muncul ke permukaan begitu saja, apalagi sampai meninggalkan jejak besar begini. Cih, berlama-lama disini juga tidak ada gunanya.

Ichitachi wo shinrai shite imasu. (Para dokter, aku percaya pada kalian.)” Kataku.

Arigatou. Wareware ha saizen wo tsukushimasu. (Terima kasih. Kami akan berusaha semampu kami.)” Kata para dokter.

“Ayumi, ayo.” Kataku.

“Eh, kemana?” Tanya Ayumi.

“Ayo kita selidiki tempat kejadian. Tanyakan Sakurako tentang detail lokasinya.” Kataku. Kemudian, aku dan Ayumi segera bersiap-siap menuju lokasi tempat kejadian.

Dalam waktu yang tidak lama, aku dan Ayumi sudah sampai di tempat kejadian. Sepertinya, area ini sekarang sedang ditutup. Aku dan Ayumi segera memasuki garis polisi yang sudah dipasang. Hmmm, sepertinya jalanan utama Hakone ini adalah tempat kejadian perkara. Tempat ini cukup luas, tidak banyak tempat untuk bersembunyi. Pertarungan langsung adalah keahlian Kagura. Aku masih tidak mengerti kenapa Kagura dan Matsuyama bisa terluka parah seperti itu.

Tiba-tiba saja, aku merasakan aura ki yang sangat besar. Ukh, milik siapa aura membunuh yang sangat besar ini? Tingkatan auranya melebihi anggota sansaikou no masayoshi. Pemilik aura inikah yang menyebabkan Kagura dan Matsuyama hampir meregang nyawa?

“A... ahh...” Kata Ayumi.

“Ada apa, Ayumi?” Kataku sambil tetap membelakangi Ayumi.

Aku tidak bisa mengalihkan fokusku pada sekelilingku, terlebih ketika aku merasakan aura pembunuh yang besar begini.

Kozo. Kisama ha koko de nani wo shite iru yo? (Anak kecil. Apa yang kamu lakukan disini?)” Terdengar suara seseorang.

Suara ini... Tidak mungkin. Aku kenal betul suara ini. Aku pun mengalihkan pandanganku secara pelan-pelan, karena aku betul-betul tidak percaya dengan hal ini. Setelah aku betul-betul melihat kearah datangnya suara itu, aku melihat seorang wanita. Ia berperawakan tinggi, berambut panjang, cantik. Ya, kukatakan dia adalah wanita paling cantik di dunia ini, tidak ada yang mengalahkannya. Ia membawa naginata yang panjang, yang dipenuhi dengan aura membunuh.

“Takeru. Sedang apa kamu bersama dia?” Kata Asuka.

Ukh, ini betul-betul berbeda dengan Asuka yang kutahu. Asuka yang kutahu penuh dengan kelembutan dan ketenangan. Asuka yang kulihat sekarang ini penuh dengan aura membunuh dan kemarahan. Tapi, sebetulnya mengapa dia ada disini? Dan aura membunuh yang ia pancarkan, betul-betul tidak lazim.

“Asuka?” Tanyaku.

BERSAMBUNG KE EPISODE-5
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd