Scene 2 (Jirou)
Sudah beberapa hari ini sejak Houzuki pulang dari patroli dan membawa benda aneh yang berbentuk bola dengan kilauan cahaya ungu didalamnya. Sepertinya Sayama tidak henti-hentinya menunjukkan ketertarikannya pada benda itu. Katanya benda itu mampu menghidupi energi di bumi sampai waktu yang tidak terbatas. Hmmm, betulkah ada manusia yang mampu membuat benda seperti itu?
“Ano ne, Jirou-san. (Maaf, Jirou-san.)” Kata Ran yang sudah berdiri dibelakangku.
“Nan desuka? (Ada apa?)” Tanyaku.
“Asuka-san memanggil anda.” Kata Ran.
“Oke, terima kasih.” Kataku sambil kemudian bersiap ke ruangan Asuka-san.
Di tengah jalan, aku bertemu dengan Houzuki. Rupanya, dia juga dipanggil ke ruangan Asuka-san. Kami pun berjalan bersama-sama ke ruangan Asuka-san. Sesampainya di ruangan Asuka-san, ternyata Sasuke juga ada di dalam.
“Semuanya, terima kasih sudah datang. Ada tugas penting untuk kalian.” Kata Asuka-san.
Kami bertiga mendengarkannya dengan seksama. Kemudian Asuka memberikan benda bola berwarna ungu itu kepada Sasuke.
“Antar benda ini ke tempat yang kutunjukkan di alamat ini. Jirou, Houzuki, tugas kalian menjaga Sasuke apapun yang terjadi.” Kata Asuka-san sambil menyerahkan secarik kertas kepadaku.
Aku membuka kertas berisi alamat itu, dan ternyata ada di Hakone. Seharusnya tidak terlalu sulit, karena Hakone merupakan daerah kekuasaan Yami. Kami tinggal mengambil jalan yang merupakan daerah kekuasaan Yami untuk sampai ke Hakone.
“Yang paling penting, jangan menarik perhatian.” Kata Asuka-san.
“Baik, Asuka-san.” Kataku.
“Oke, bubar. Berhati-hatilah.” Kata Asuka-san.
Hmmm, sepertinya misi yang sangat serius. Akan tetapi, aku belum mengerti ada apa sebetulnya di alamat yang ditunjuk oleh Asuka-san itu. Jika betul bahwa benda ini merupakan benda yang sangat hebat, apakah Asuka-san akan memberikannya pada orang lain begitu saja? Akan tetapi, untuk sekarang lebih baik tidak perlu mempertanyakan misi kita.
Setelah bersiap-siap, aku, Houzuki, dan Sasuke keluar dari markas Yami. Kami sengaja mengambil jalur perhubungan yang merupakan daerah kekuasaan Yami agar tidak menarik perhatian Hikari. Setelah kami sampai di Hakone, kami segera mencari alamat yang ditunjuk oleh Asuka-san.
Takdir memang aneh. Ketika kami berbelok pada suatu persimpangan, kami bertemu dengan dua orang yang tidak kami sangka. Senshi no Ojou no Nakagawa Kagura dan Dokudan no Edo Matsuyama dari Hikari. Cih, mengapa kita bisa berhadapan dengan mereka disaat kita mempunyai misi rahasia yang tidak boleh menarik perhatian orang lain?
“Hoooo” Kata senshi no oujo.
“Warui taimingu yo. (Ah, timing yang tidak tepat.)” Kata Houzuki.
“Sore ha tsugi no you ni nari, naze aa watashi ha shitte iru kamo shiremasen ka? (Oh, bolehkah aku tahu kenapa begitu?)” Tanya si dokudan.
“Watashitachi no shigoto wo shinagara watashitachi ha karera to tatakau tame ni yoyuu ga arimasen. Sasuke ha saki ni iku to, sono koto wo otodoke. (Kita tidak bisa menghadapi mereka sambil mengerjakan tugas kita. Sasuke, pergilah duluan dan pastikan benda itu sampai di tempat tujuan.)” Kataku.
“Soshite, sono koto ha seikaku ni ha nandesuka? (Dan, benda apakah itu?)” Tanya senshi no oujo.
Agar tidak membuang-buang waktu, aku langsung menyiapkan kuda-kuda bertarung. Tidak ada gunanya berdebat dengan mereka, dan misi kita kali ini sangat rahasia.
“Sentouki to shite, watashitachi ha watashitachi de wanaidarou, watashitachi no ken to hanasideshouka? (Sebagai sesama petarung, bukankah seharusnya kita berbicara dengan tinju kita?)” Tanyaku.
“Sore nara sore de yoi desu. (Baiklah kalau begitu.)” Kata senshi no oujo sambil membuka bajunya dan memperlihatkan kostum hitam bertarungnya. Kostumnya sedikit berbeda dari delapan bulan lalu ketika bertarung denganku di hotel.
Dokudan dan senshi no oujo saling berbicara dengan pelan-pelan. Aku tidak bisa mendengar mereka. Tapi dari formasi yang mereka pasang, sepertinya dokudan akan mencari celah untuk meracuniku saat aku sibuk bertarung dengan senshi no oujo. Hmmm, sebetulnya aku ingin sekali mencoba bertarung dengannya karena selama delapan bulan kami tidak pernah bertarung bersama. Akan tetapi, untuk kali ini aku harus memprioritaskan keberhasilan misi yang diberikan oleh Asuka-san.
“Kita gunakan cara yang biasa, Houzuki.” Kataku.
Houzuki pun juga sudah bersiap. Aku langsung merasakan aura membunuh milik senshi no oujo yang menanjak secara tiba-tiba. Hoo, sepertinya dia akan memulai serangan lebih dulu. Betul saja, ia langsung maju. Cepat sekali larinya. Aku memang dua bulan lalu bertarung bersamanya melawan anggota keluarga Varnadoe. Akan tetapi karena lawan kami terlalu kuat, aku tidak sempat mengobservasi perkembangan kemampuannya. Ia langsung melancarkan tendangan berputar kearahku. Aku menahannya dengan tongkatku yang kutancapkan di tanah. Sambil menahan tendangannya, aku langsung melompat ke udara dan bertumpu dengan tongkatku.
Dokudan pun tidak tinggal diam. Aku juga merasakan aura membunuhnya yang menanjak secara tiba-tiba. Akan tetapi, sebelum ia sempat mengeluarkan pistolnya, ia langsung melompat kebelakang untuk menghindari jarum yang dilempar oleh Houzuki. Ternyata Houzuki lebih cepat beraksi ya? Aku sempat melihat Houzuki melempar jarum yang bertubi-tubi kearah dokudan tanpa memberinya kesempatan. Akan tetapi, aku tidak bisa terus-terusan menonton. Senshi no oujo pun sudah melompat ke udara untuk melancarkan serangan kearahku.
Heh, maaf. Tapi selama dua bulan sejak pertarungan dengan keluarga Varnadoe, aku telah mempertinggi ilmu tumpuan tongkatku. Sekarang, tongkatku ini dirancang khusus oleh Sayama. Tongkat ini memiliki kelenturan yang sangat lentur seperti karet, tetapi memiliki ketahanan seperti besi. Entah, apa yang dilakukan oleh orang itu sehingga bisa membuat tongkat aneh seperti ini. Tongkat ini sangat sulit untuk dikendalikan, apalagi dijadikan alat untuk menumpu badan. Aku telah mati-matian belajar untuk menjinakkan tongkat ini.
Aku yang bertumpu diujung tongkat yang berada di udara, langsung melenturkan tongkatku ke kiri untuk menghindari serangan senshi no oujo. Sepertinya, senshi no oujo sangat kaget dengan perubahan gerakan tongkatku yang tidak seperti biasanya. Saat dia kaget dan berusaha menerka apa yang terjadi, adalah saat yang baik untuk melancarkan tendangan telak ke perutnya. Yak, betul saja, tendanganku telak mendarat di perutnya dan membuatnya terjatuh ke tanah.
“Kagura-chan!!” Teriak si dokudan.
Sepertinya, Houzuki juga menyadari kelengahan si dokudan. Houzuki pun langsung menggunakan jarum yang sudah ia kaitkan dengan benang logam tipis miliknya, untuk melancarkan serangan yang membingungkan ke kakinya. Karena perhatiannya teralihkan, sepertinya dokudan tidak sempat menghindarinya, sehingga jarum itu langsung menancap di pergelangan kakinya.
“Kono youna kougeki ha watashi wo teishi suru koto ga deki- (Serangan seperti ini tidak akan mampu untuk menghentikan-)” Belum selesai si dokudan berbicara, ia langsung terjatuh sambil memegangi kakinya.
“Watashi ha kougeki ga anata wo korosu koto ha arimasen koto wo shitte imasu. Shikashi, sore ha anata no ashi ga ichijiteki ni mahi suru tame ji juubun desu. Anata ga sono youna ashi de tatsu koto ga dekiru no darouka? (Aku tahu bahwa serangan itu tidak akan membunuhmu. Tapi, cukup untuk membuat kakimu kejang-kejang selama sepuluh menit. Bisakah berdiri dengan kaki seperti itu?)” Tanya Houzuki.
“Ikimashou, Houzuki. Koko de sorera ni taisho suru watashitachi no jikan wo muda ni suru koto ha dekimasen. (Ayo kita pergi, Houzuki. Kita tidak bisa membuang-buang waktu kita disini untuk menghadapi mereka.)” Kataku sambil turun dari tongkatku dan bersiap untuk pergi.
“Un. Sasuke ni oitsuku no wo shite mimashou. (Iya. Ayo kita susul Sasuke.)” Kata Houzuki sambil juga bersiap-siap.
“Don’t bother after that ninja friend of yours. My friend was already take care of him and take the Power Generator. (Tidak usah repot-repot mengejar teman ninjamu. Temanku sudah mengurusnya dan mengambil Power Generator darinya.)” Suara seorang laki-laki.
Aku dan Houzuki langsung bersiaga kearah datangnya suara itu. Hmm? Di hadapan kami, berdirilah seseorang bertubuh besar dan mengenakan jaket hitam panjang dan bertudung. Jaket itu... Jaket yang sama dengan jaket orang yang menembakku enam bulan lalu dan dua bulan lalu.
“So, finally decided to confront me directly, eh? (Akhirnya, memutuskan untuk menghadapiku langsung ya?)” Tanyaku.
Kemudian, orang itu membuka tudung kepalanya. Tampaklah seseorang berwajah oriental, berkulit coklat terang, dan bermata sipit. Tubuhnya besar sekali, lebih besar dari tubuhku.
“Who might you be? (Siapa kau?)” Tanyaku.
“Is it really important to know someone’s name when you’re about to die? (Pentingkah mengetahui nama seseorang ketika kamu akan mati?)” Tanya orang itu sambil bersiap.
Ukh, pancaran ki yang dipancarkan orang itu tidak main-main. Aku merasakan aura yang lebih menakutkan dibandingkan dengan Asuka-san.
“Yama-chan, junbi. (Yama-chan, bersiaplah.)” Kata senshi no oujo.
Aku melihat senshi no oujo dibelakangku sudah bangkit berdiri. Hmmm? Tendanganku tadi tidak memberikan efek apa-apa padanya?
“Nani yo? Anata ha anata no kyouryokuna kikku ha watashi ha kizetsu you ni narimasu yo omoimasu ka? (Apa? Kau pikir tendanganmu yang kuat itu akan membuatku pingsan?)” Tanya senshi no oujo.
Tendangan yang kuat? Ooohh, aku mengerti. Jadi dia memperkuat otot perutnya dengan tenaga ki dan mengencangkannya untuk menahan tendanganku ya? Boleh juga.
“Kagura-chan. Soredeha, ki wo tsukete miyou. (Kagura-chan. Berhati-hatilah.)” Kata si dokudan.
Dengan cara yang tidak kuketahui pun, rupanya si dokudan juga berhasil melepaskan diri dari pengaruh jarum Houzuki.
“Gokusenshi, tobari, watashi ha kore wo iu koto wo nikumu ga watashitachi to kyouroku shite kudasai. Anata to isshou ni tatakatte iru ma watashitachi ha kono otoko wo utsu koto ga dekimasen. (Gokusenshi, tobari, aku tidak mau mengatakannya, tapi tolong bekerjasamalah dengan kita. Kita tidak bisa mengalahkan orang ini sambil melawan kalian.)” Kata dokudan.
“Anata ha sansaikou no masayoshi no memba. Anata ha tashika ni sono youna koto wo itte imasu ka? (Kamu adalah anggota dari tiga keadilan tertinggi. Yakinkah kamu berkata demikian?)” Tanyaku.
“Jirou, kiku. Kare no iu koto ha tadashi. Douyou ni sorera ni taisho shinagara, watashitachi ha kare wo taosu koto ha dekimasen. (Jirou, dengar. Apa yang dia katakan itu benar. Kita juga tidak bisa mengalahkan orang ini sambil bertarung dengan mereka.)” Kata Houzuki.
Ya, aku memang mengakuinya dan sudah tahu dari awal.
“Anatatachi ha kare wo shitte iru you ni miemasu. (Sepertinya, kalian tahu dia.)” Kataku.
“Dehanai seikaku ni. Watashitachi ga shitte iru subete ha kare no namae ha PHOENIX, kage no menbaa de arimasu. (Tidak juga. Yang kita tahu adalah dia anggota Kage yang bernama Phoenix.)” Kata dokudan.
Apa? Anggota Kage? Kage yang biasanya tidak pernah terlihat, kali ini menampilkan wajahnya di tempat ini. Cih, perubahan hati pada Kiriko-san, bisnis perekonomian Jepang yang gonjang-ganjing, meningkatnya aktivitas dunia bawah, dan kali ini membuat Kage sampai menampakkan dirinya. Tampaknya memang benar apa yang dikatakan oleh Asuka-san, ada sebuah gelombang besar yang siap menghantam. Tampaknya, keadaan memaksa kami kembali untuk bekerjasama dengan Hikari. Aku tidak masalah sih, mereka bukan orang-orang “biasa”. Kage ya? Baiklah, biar kita habisi dia dan bawa ke markas sebagai oleh-oleh untuk Asuka-san.
BERSAMBUNG KE EPISODE-4