Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY Everyone's Destiny (by : meguriaufutari)

Berhubung next week adalah idul fitri,ane ga yakin bisa update krn mudik

So,next week,update an tentative ya ada ato ga
Most likely sih no update next week

Terima kasih dan mohon maaf atas ketidaknyamananbya
 
Sundul k atas aj dah biar pada baca :pandaketawa:

Masi menunggu identitas kage.. dan peran Myth dlm crta ini :pandajahat:
 
Dear all seluruh member forum semprotku,

Selamat idul fitri 1437 H... Mohon maaf lahir dan batin semuanya
 
EPISODE 6 : Keikaku

Takeru Yamamoto



Matsuyama Edo



Ayumi Nakata



Scene 1

"Kono kuni no heiwa ha juubun to omowa remasu. Anata no yoi shigoto wo arigatougozaimashita. Gokurou desu, Yukimura. (Kedamaian negeri ini sepertinya sangat baik. Terima kasih atas kerja kerasmu. Pekerjaan yang sangat bagus, Yukimura.)" Kata Perdana Mentri.

"Nani demo arimasen, kakka. Nihon no hitobito ha hijou ni ryoukoudeari, kyouryoku teki desu. Heiwa wo iji suru koto ha hijou ni kantan de aru riyuudesu. (Itu bukan apa-apa, yang mulia. Orang-orang Jepang sangat baik dan kooperatif. Karena itulah menjaga kedamaian adalah hal yang relatif mudah.)" Kata Yukimura.

"Anata ha Keisatsucho no atama ni natte irai, keisatsu ha tsuneni yoi kekka wo seisei shite imasu. (Sejak kamu menjabat sebagai kepala dari National Police Agency, departemen kepolisian selalu memberikan hasil yang memuaskan.)" Kata Perdana Mentri.

"Ie. Sore ha hitori de watashi no shigoto de arimasen. Sore ha, Keisatsucho no shita ni aru subete no hitobito no kyouryoku de ari. (Tidak. Bukan hanya aku seorang saja. Itu adalah hasil kerjasama dari orang-orang yang bekerja dibawah National Police Agency.)" Kata Yukimura.

"Anata ha hontou ni kenkyo desu, Yukimura. (Kamu sangat rendah hati, Yukimura.)" Kata Perdana Mentri.

"Ah, Ie desu. (Ah, tidak.)" Kata Yukimura sambil menunduk.

Disinilah aku terjebak, yaitu meeting antara Perdana Mentri Jepang dan Kepala dari Departemen Kepolisian Nasional, atau disebut National Police Agency atau Keisatsucho dalam bahasa jepang. Meeting khusus dengan perdana mentri ini membicarakan masalah keamanan di negeri Jepang. Ya, karena keamanan adalah tugas utama dari Departemen Kepolisian Nasional.

Dua orang yang ada didepanku sekarang ini adalah tak lain dan tak bukan adalah Perdana Mentri Nippon, atau bisa dikatakan sebagai pemegang kekuasaan tertinggi di negeri ini. Sedangkan orang yang satunya lagi adalah Yukimura, selaku kepala dari Keisatsucho. Beliau adalah pimpinan tertinggi dari Departemen Kepolisian Nasional, atau bisa dikatakan pendeknya sebagai bosku.

"Apa kabar, Takeru?" Kata Perdana Mentri kepadaku.

Hah? Aku kagetnya setengah mati bahwa perdana mentri mengajakku berbicara dalam Bahasa Indonesia.

"Anda... bisa berbahasa Indonesia?" Tanyaku dengan heran.

"Apa Kabar ha, watashi ha Indoneshago de iu koto ga dekiru yuiitsu no koto desu. (Apa kabar adalah satu-satunya yang dapat kukatakan dalam Bahasa Indonesia.)" Jawab Perdana Mentri sambil tersenyum kearahku.

Oh, ya ampun. Kupikir dia juga bisa berbahasa Indonesia.

"Watashi ha anata ga suunenmae no de, Bari he no anata no shimei no Indoneshago de deki hatsugen wo shite iru koto wo kikimashita. (Aku dengar bahwa kamu bisa berbicara dalam Bahasa Indonesia karena misi yang kamu jalankan di Bali beberapa tahun lalu.)" Kata Perdana Mentri.

"Hai. Kore ha sou desu. (Iya. Betul begitu.)" Kataku sambil membungkuk.

"Sore ha yoi koto desu. Ooku no gengo de hanasu koto ga dekite yoi desu. (Itu hal yang bagus. Dapat berbicara dalam banyak bahasa itu sangat menyenangkan.)" Kata Perdana Mentri.

"Arigatou gozaimasu, kakka-sama. (Terima kasih banyak, yang mulia.)" Kataku.

"Desukara, dono you ni meikai no katsudou ga arimasuka? (Jadi, bagaimana aktivitas dunia bawah?)" Tanya Perdana Mentri.

"Nani mo ijou ha arimasen, kakka. Tada itsumo no you ni. Mayaku torihiki, yamiichiba, hittomansaabisu, ihou baishun. (Tidak ada yang aneh, yang mulia. Hal-hal biasa dalam dunia bawah seperti perdagangan narkoba, pasar gelap, pembunuh bayaran, prostitusi ilegal.)" Kata Yukimura.

"Anata ha shakai ni iku furon sorera wo fusegu tame ni kanri suru no desuka? (Apakah kamu berhasil mencegah mereka agar tidak sampai ke masyarakat?)" Tanya perdana mentri.

"Shinpai suru nai desu, Kakka. Takeru to kare no buka ha hijou ni yoku yatte imasu. (Jangan khawatir, yang mulia. Takeru dan anak buahnya bekerja dengan sangat baik.)" Kata Yukimura.

"Sore ha yokatta desu, Takeru. (Bagus sekali, Takeru.)" Kata Perdana Mentri.

"Arigatou gozaimasu, Kakka-sama. (Terima kasih, yang mulia.)" Jawabku.

"Watashi ha sugu ni anata ni ko no koto wo houkoku shinai tame ni moushiwakearimasen, Yukimura-san. Hitotsu kimyouna koto ha kinou okotsuari. (Saya minta maaf karena belum sempat melaporkan ini kepadamu, Yukimura-san. Akan tetapi, ada hal aneh yang terjadi kemarin.)" Kataku.

"Sore ha nandesuka, Takeru? (Apa itu, Takeru?)" Tanya Yukimura.

"Kinou, yami no takuhaibin ha kage ni osowa remashita. (Kemarin, kurir dari Yami diserang oleh Kage.)" Kataku.

"Hooo, takuhaibin ha nani wo hakobu no desuka? (Hooo, apa yang kurir itu bawa?)" Tanya Yukimura.

"Matsuyama ni yoru to, sore ha juu to mariyuana ga arimasu. (Menurut Matsuyama, itu adalah sebuah pistol dan daun *****.)" Kataku.

"Fujouri! Naze mariyuana nano no inkasei no mono no chikaku ni pisutoru wo irete? (Konyol! Mengapa meletakkan pistol dekat bahan yang mudah terbakar seperti daun *****?)" Kata Yukimura dengan heran.

"Sore ha watashi ga saisho ni kangaeta mono desu. Shikashi, watashitachi ha kasetsu ni tasshite imasu. (Itulah yang kupikirkan pertama kali. Tapi, kita sudah sampai pada sebuah hipotesa.)" Kataku.

"Kono kasetsu ha nandesuka, Takeru? (Hipotesa apa itu, Takeru?)" Tanya Yukimura.

"Hai. Sono pisutoru ha mariyuana kara mayaku chuushutsu desu. (Ya. Pistol itu adalah alat untuk mengekstrak narkotika dari daun *****.)" Kataku.

Yukimura dan Perdana Menteri tampak terkejut dengan perkataanku itu. Yukimura tampak melihat kearah Perdana Menteri karena bingung. Aku lihat Perdana Menteri memejamkan matanya dan berpikir. Hmmm, apakah dia tahu sesuatu mengenai hal itu?

"Qing Long..." Kata Perdana Menteri.

Hah? Qing Long? Apa maksudnya?

"Chugoku no ankoku machi wo shihai suru chugoku de saidai no mafiagrupu nambaa wan. (Salah satu dari grup mafia terbesar di Cina yang menguasai dunia bawah Cina.)" Kata Perdana Menteri.

"Chugoko no shidousha ha, kore mare Shin Rongu ha hijou ni kouritsu tekina houhou de mariyuana kara mayaku wo chuushutsu suru houhou wo mosaku suru koto wo watashi ni iimashita. (Pimpinan Negeri Cina pernah memberitahuku bahwa Qing Long mencari cara untuk mengekstrak narkotika dari daun ***** dengan cara yang efisien.)" Kata Perdana Menteri.

"Kusuri ryousan ka? (Produksi obat-obatan terlarang masal ya?)" Tanya Yukimura.

"Iie. Chugoku no mafia ha ooku no ten de nihon no mafia to ha hijou ni kotonatte imasu. (Tidak. Mafia Cina sangat berbeda dengan Mafia Jepang dalam banyak hal.)" Kata Perdana Menteri.

"Hai. Karera ha zankoku de hijindouteki desu. (Ya. Mereka kejam dan tidak berperikemanusiaan.)" Kataku.

Aku ingat pernah menangani Mafia Cina karena mereka berusaha membuat masalah di Jepang. Jangankan izin operasi, visa untuk masuk ke negeri ini pun mereka tidak punya. Mereka menciptakan banyak budak seks, dan bukan sekedar budak seks biasa. Budak seks yang mereka ciptakan adalah wanita yang telah diambil kebebasannya. Tidak punya tangan, kaki, mata, dan indera penciuman. Tidak hanya itu, mereka menculik anak-anak yang masih dibawah umur. Kemudian, mereka mengamputasi lengan dan kaki anak tersebut, dan melepaskan anak tersebut dijalanan untuk meminta-minta. Saat kami mengetahui hal itu, sudah puluhan anak yang menjadi korban. Akan tetapi, belum sempat kami mengerahkan personel, para mafia itu sudah dibantai oleh seseorang yang tidak kami ketahui.

"Pisutoru ha tashika ni tairou seisan he no kagi to naru youso no hitotsu dearimasu. Shikashi, watashi ha karera ga tassei shitai no ka wakara yori mo haruka ni ookina sarete imasu. (Pistol itu memang kunci penting untuk produksi massal. Tapi, aku yakin bahwa tujuan mereka jauh lebih besar dari itu.)" Kata Perdana Menteri.

"Ima de ha kage no te ni ochite iru koto, sore ha hijou ni shinkoku na mondai desu. Kage ha sono youna shinpitekina soshiki desu. Wareware ha karera ga tame ni sono pisutoru wo shiyou suru ka wakarimasen. (Sekarang benda itu telah jatuh ke tangan Kage, ini betul-betul masalah yang serius. Mereka adalah organisasi yang misterius. Kita tidak tahu apa yang akan mereka lakukan dengan pistol itu.)" Kata Perdana Menteri.

Aku dan Yukimura mendengarkan perkataan perdana menteri dengan seksama.

"Takeru, subete no kosuto de sono pisutoru wo mitsukemasu. Sono pisutoru ha shin rongu no te ni ochite ha ikemasen. (Takeru, temukanlah pistol itu dengan segala cara. Pistol itu tidak boleh sampai jatuh ke tangan Qing Long.)" Kata Perdana Menteri.

"Wakarimashita, Kakka-sama. (Aku mengerti, yang mulia.)" Kataku.

Saat itu juga, meeting selesai. Aku segera berangkat dari kediaman Perdana Menteri menuju kantorku. Sesampainya di kantorku, aku langsung meeting dengan Matsuyama.

"Salah satu prioritas utama, kita harus menemukan pistol yang dicuri oleh Kage dari Yami." Kataku.

"Hmmm, berarti infiltrasi langsung ke Kage?" Tanya Matsuyama.

"Ya. Akan sangat susah untuk mendapatkan informasi mengenai mereka. Tapi kumohon, Matsuyama. Usahakanlah." Kataku.

"Baiklah, akan kucoba apa yang kubisa." Kata Matsuyama sambil tersenyum.

"Hmmm, senyummu itu sepertinya memiliki arti sendiri." Kataku dengan bingung.

"Ya. Aku hanya berharap bisa menggaet wanita-wanita cantik dari Kage." Kata Matsuyama sambil tersenyum mesum.

"Ahahahaha. Sial, rupanya itu maksudmu." Kataku.

"Tidak ada wanita yang tidak takluk oleh pesona Matsuyama Edo." Kata Matsuyama.

"Terserah kamu saja lah. Yang penting ingat satu hal, Matsuyama. Seandainya kau mencoba melakukan sesuatu pada istriku, kamu akan merasakan bahwa masuk neraka lebih baik dibandingkan dengan apa yang akan terjadi padamu." Kataku dengan serius.

"Wakarimashita. (Saya mengerti.)" Kata Matsuyama.

Rasa takut dan ngeri sedikit terpancar di wajahnya. Heh, rasakan kamu. Aku tahu bahwa kamu sangat penasaran dengan tubuh istriku. Tapi, di dunia ini hanya aku saja yang boleh menikmati tubuh istriku. Tidak akan kubiarkan seorang pun mencicipinya walaupun hanya sedikit.

Setelah selesai, Matsuyama keluar dari ruanganku. Kemudian, aku memanggil Ayumi ke ruanganku. Tidak lama kemudian, Ayumi datang ke ruanganku dengan penuh semangat. Diantara tiga orang kepercayaanku ini, Ayumi lah yang paling cepat merespon panggilanku, dan paling bersemangat jika datang ke ruanganku. Entahlah, aku sendiri juga bingung kenapa. Biasanya orang sedikit malas dan segan jika harus menghadap bos sendirian, tapi Ayumi malah kebalikannya.

"Apakah kita akan bersenang-senang, Takeru-san?" Tanya Ayumi sambil senyum-senyum.

Aduh, anak ini kenapa sih?

"Hmmm, kita tidak akan bersenang-senang, Ayumi. Aku mau tanya perkembangan terbaru mengenai pengembangan program kecerdasan buatan bikinanmu itu." Kataku.

"Tidak ada kemajuan, pak. Seperti biasanya, daerah kekuasaan Kage tetap saja tidak bisa ditembus. Padahal sudah kugunakan Algoritma Widoyo yang juga kusempurnakan sedikit." Kata Ayumi.

"Hmmm. Algoritma Widoyo ya. Ya itu memang sulit, dan tidak bisa dihindarkan. Baiklah, untuk masalah infiltrasi ke daerah Kage, mohon terus diusahakan, Ayumi." Kataku.

"Pasti dong, Takeru-san. Selama kita bisa bersenang-senang hehehe." Kata Ayumi sambil tersenyum dengan... menurutku sih agak aneh.

"Bagaimana dengan Yami?" Tanyaku.

"Ah, ada berita baik, Takeru-san. Tadi saat makan siang, program analisa kegiatan seluruh Negeri Jepang sengaja kujalankan. Kebetulan, programku menangkap adanya suatu pola pergerakan yang aneh di Jepang. Untungnya, data-data itu masih sempat kuselamatkan. Karena jika aku terlambat kembali ke kantor satu menit saja, maka data itu sudah lenyap ditelan oleh data-data lain yang terus masuk." Kataku.

"Unmei ha wareware no soba ni nokotte imasu. (Takdir masih berpihak pada kita rupanya)" Kataku.

"Yaap, betul sekalii." Kata Ayumi dengan senang.

"Jadi, apa yang kamu dapatkan?" Tanyaku.

"Sepertinya, besok akan ada transaksi penting dengan salah satu klien mereka. Tempatnya bertempat di restoran siap saji yang bernama keiefushi, letaknya di Osaka." Kata Ayumi.

"Hmmm, Osaka ya? Baiklah. Besok, aku saja sendiri yang pergi. Terima kasih, Ayumi. Ini betul-betul berita yang baik." Kataku.

"Doitashimashite, Takeru-san. (Terima kasih kembali, Takeru-san)" Kata Ayumi sambil memoncongkan bibirnya. Aku melihatnya seolah-olah seperti ia mau menciumku. Haah, pasti perasaanku saja lah.

"Baiklah, Ayumi. Terima kasih atas laporannya. Silakan melanjutkan pekerjaanmu." Kataku.

Ayumi hanya mengangguk dengan bersemangat. Kemudian, ia keluar dari ruanganku. Aku segera menelpon tenaga administrasi di Hikari.

"Sakurako, anata ha watashi ga ashita Oosaka ni oofuku chiketto wo yoyaku shite tasukeru koto ga dekimasu ka? Gozen chuu ni shuppatsu shi yuugata ni modorimasu. (Sakurako, bisakah kamu membantuku memesan tiket pulang pergi ke Osaka besok. Berangkat pagi, pulang sore.)" Kataku.

"Hai. Wakarimashita. Watashi ha dekirudakehayaku sore wo junbi shitemasu. (Baiklah. Akan kusiapkan secepatnya.)" Kata tenaga administrasi Hikari yang bernama Sakurako.

"Hai, tanomu Sakurako. Arigatou Gozaimasu. (Ya, tolong ya Sakurako. Terima kasih banyak.)" Kataku.

Aku segera menutup telpon. Tidak terasa, hari sudah sore, sekarang sudah jam enam sore. Aku segera bersiap-siap untuk pulang. Restoran Keiefushi di Osaka ya besok? Semoga saja tidak akan menjadi hari yang panjang.
 
Asuka Kirishima



Sayama Kimura



Takeru Yamamoto



Scene 2

Fuaaahh, setelah melakukan sparring dengan Jirou dan Houzuki, rasanya pikiranku menjadi lebih segar. Sekarang, aku bisa berpikir dengan tenang mengenai bagaimana caranya untuk mentransportasikan pistol itu ke tangan Qing Long dengan aman. Untungnya, yang berhasil dicuri oleh Kage kemarin hanyalah prototipe saja. Untunglah anak-anak buahku itu bisa diandalkan. Mereka dengan hati-hati mencoba mengirim prototipe terlebih dahulu. Kalau yang mereka kirim kemarin itu adalah pistol yang asli, bisa runyam keadaan.

Sepertinya, hari ini cukup sekian deh. Aku pulang saja dan menunggu suami tercintaku di rumah. Aku segera bersiap-siap untuk pulang. Kemudian, aku keluar dari ruanganku. Sesampainya di ruang utama, salah satu anak buahku yang berprofesi sebagai teknisi menghampiriku.

"Asuka-san, masaka kore-"

"INDONESHAGOOOOOOO! (BAHASA INDONESIAAAA!)" Kataku dengan galak. Padahal sebetulnya aku tidak mau galak, hanya ingin berteriak saja. Maaf ya Sayama, kamu harus jadi korbannya hahaha.

"I.. iyaa, Asuka-san. A.. aa..." Kata Sayama.

"Tidak usah gemetar gitu. Aku tidak marah kepadamu." Kataku sambil tersenyum.

Mendengar jawabanku itu, Sayama mengangguk sambil tersenyum.

"Aku curiga kenapa Kage bisa mengetahui pergerakan kita. Mungkinkah ada mata-mata?" Kata Sayama.

"Yah, mata-mata sih mungkin saja ada dimana-mana. Tapi, aku yakin bahwa kenapa Kage bisa mengetahui pergerakan kita itu bukan karena adanya mata-mata." Kataku.

"Berarti, tinggal satu kemungkinan, yaitu ada analisator di pihak Kage yang bertugas menganalisa pergerakan kita berdasarkan data-data pergerakan kita di masa lalu." Kata Sayama.

"Aku tidak mengerti apa maksudmu. Jangan gunakan bahasa teknis, Sayama. Aku tidak paham teknis." Kataku.

"Oh, maaf Asuka-san. Jadi mereka memiliki kemampuan untuk membantu mereka mengambil keputusan berdasarkan tindakan-tindakan kita yang sudah lalu." Kata Sayama.

"Hmmm, bagaimana cara kita mengujinya?" Tanyaku.

Kemudian, Sayama berbalik badan dan mengetik-ngetik sesuatu di laptop yang ada di pangkuannya.

"Besok, ada yakuza kecil yang merencakan untuk bertransaksi narkoba dengan seorang turis. Jika kita melakukan beberapa tindakan pada hari ini, beberapa pengambil keputusan pasti akan tertipu dan mendatangi lokasi pada hari esok." Kata Sayama.

"Cih, biasanya yakuza melarang anggotanya untuk melakukan transaksi narkoba. Pasti ini hanya yakuza baru yang bahkan belum mengerti aturan yakuza di dunia bawah Jepang ya? Baiklah, atur semuanya Sayama. Besok, aku akan datang ke lokasi dan berpura-pura sebagai warga lokal biasa." Kataku.

"Baiklah, aku akan atur sedemikian rupa agar bisa membodohi pihak analisator. Lokasinya besok ada di restoran siap saji keiefushi di Osaka. Hati-hatilah, Asuka-san." Kata Sayama.

"Keiefushi Osaka ya? Baiklah, gampaangg. Terima kasih, Sayama. Kamu sudah banyak membantu sekali disini." Kataku.

"Terima kasih kembali, Asuka-san." Kata Sayama.

Hmmm, dari pembicaraan dengan Sayama, yang aku pahami adalah ada suatu pihak yang bertugas untuk mengamati dan meneliti gerakan-gerakan kami, memahami polanya, dan mengambil keputusan berdasarkan pola yang sudah mereka pahami ya? Canggih juga. Eh tunggu...

"Sayama, bisakah kamu membuat sistem yang seperti itu?" Tanyaku.

"Sistem yang seperti apa, Asuka-san?" Tanya Sayama.

"Sistem yang mengambil keputusan seperti yang mereka punya." Kataku.

"Hmmm, itu hanya dugaan kita, Asuka-san. Belum tentu mereka punya sistem yang seperti itu. Tapi, untuk apa kita membuat sistem seperti itu, Asuka-san?" Tanya Sayama.

"Dengan adanya sistem seperti itu, aku berharap kita bisa memantau pergerakan Kage dan Hikari. Kage terlalu misterius, aku memang tidak berharap banyak dengan adanya sistem yang bisa mengambil keputusan. Akan tetapi, pergerakan Hikari sebetulnya cukup terprediksi. Mungkin dengan adanya sistem seperti itu, paling tidak kita bisa membaca gerakan-gerakan yang akan diambil oleh Hikari?" Kataku.

"Baiklah, aku dan tim akan mengusahakannya, Asuka-san." Kata Sayama.

"Oke, terima kasih Sayama. Untuk sementara, besok aku akan melihat lokasi kejadian untuk membuktikan siapa sajakah yang memiliki sistem pengambil keputusan." Kataku.

Aku segera keluar dari markas besar Yami dan pulang menuju rumahku. Sesampainya di rumah, aku langsung berleha-leha. Seperti biasa, rumahku sekarang sudah kinclong karena Jirou dan Houzuki membantuku membereskan rumah sebelum kami pergi. Mungkin lebih tepatnya, mereka yang mengerjakan semuanya ya, karena aku hanya memberi instruksi saja. Hahahaha.

Aku menyalakan televisi dan menonton berita. Berita yang sedang diputar adalah berita mengenai perampokan di Shinjuku. Heh, aku ingat betul barang yang dirampok oleh Kage itu adalah barang yang sangat penting. Pistol itu bisa menjadi ladang uang bagi Yami. Kage memang pintar, bisa-bisanya mereka bertindak disaat yang tepat. Berita itu mengatakan bahwa seorang warga lokal biasa yang sedang berwisata dirampok oleh segerombolan perampok jalanan. Sialaaann! Mereka mengatakan Yami sebagai warga lokal biasa, dan Kage sebagai segerombolan perampok jalanan! Tidak bisa dimaafkan! Meskipun Kage itu kurang ajar, tetapi aku memiliki respek yang tinggi terhadap mereka. Mereka itu bukan sekedar perampok jalanan, tetapi mereka adalah musuh yang setara dengan kami. Ingin rasanya aku melubangi televisi didepanku dengan naginata kesayanganku yang merupakan hadiah pemberian Takeru pada saat kami masih pacaran.

***

"Tadaimasu. (Aku pulang)" Suara Takeru membangunkanku.

Lho, rupanya aku tertidur saat menonton berita tadi. Aku segera bangun dari sofa tempatku tertidur untuk menyambut suamiku. Aku segera berlari ke depan pintu depan.

"Okaerinasai, anata. (Selamat datang, suamiku sayang.)" Kataku sambil tersenyum ceria.

Aku senang sekali bahwa suamiku sudah pulang. Ingin sekali rasanya aku melayani suamiku yang mungkin saja lelah setelah bekerja seharian, walaupun aku sebenarnya juga lelah sih. Tapi yang suamiku tahu adalah bahwa aku di rumah seharian sebagai ibu rumah tangga. Pekerjaan rumah sudah beres semua pun berkat Jirou dan Houzuki. Hahahahaha.

"Genki desuka, anata? (Apa kabarmu hari ini, sayang?)" Kata Takeru sambil mencium bibirku.

"Genki desu. Anata ha dou? (Sangat baik. Kamu bagaimana?)" Kataku sambil balas mencium bibirnya.

"Baik saja. Kerjaan kantor cukup melelahkan." Kata Takeru.

"Ada apa, sayang?" Tanyaku sambil mengantar suamiku menuju sofa santai.

"Kita baru melakukan migrasi sistem perbankan, sehingga ada saja satu dua problem yang cukup merepotkan." Kata Takeru sambil duduk di sofa santai.

Aku pun duduk disebelahnya, dan mengelus-elus pundaknya.

"Tapi, bukan masalah yang tidak mampu diselesaikan, bukan?" Tanyaku.

"Tentu saja bukan seperti itu. Apalagi jika setiap pulang ke rumah, aku bertemu istri yang cantik seperti dirimu." Kata Takeru sambil mengelus-elus pipiku.

Aku senang sekali mendapat pujian seperti itu dari suamiku tersayang ini. Gemas sekali aku dengannya, ingin sekali aku memeluknya sekencang-kencangnya. Kemudian, Takeru memajukan kepalanya dan mencium bibirku. Aku pun balas juga mencium bibirnya. Kami berciuman dengan mesra. Kedua tanganku pun mulai memeluk lehernya dengan lembut. Tangan kanan Takeru langsung merangkul pinggangku.

"Aishiteiru, Takeru. (Aku cinta kamu, Takeru.)" Kataku.

"Aishiteiru, Asuka. (Aku cinta kamu, Asuka.)" Kata Takeru.

Aku memulai inisiatif duluan dengan menjulurkan lidahku ke dalam mulut suamiku tersayang ini. Aku merasakan reaksi dari suamiku, napasnya mulai memburu dan terengah-engah. Tidak lama kemudian, lidahnya pun juga dijulurkan untuk beradu dengan lidahku. Uph, aku merasakan kegelian kecil di seluruh tubuhku ketika lidah kami saling beradu. Lama-kelamaan, permainan mulut dan lidah kami semakin panas, sementara kami sudah saling berpelukan dengan erat.

Takeru pun melepaskan pelukannya, kemudian tangannya mulai membuka bajuku, sehingga kini aku tinggal memakai BH saja. Ia mulai menciumi sekujur tubuhku. Tangannya mulai merambah masuk kedalam BH-ku, dan mulai meremas-remas dan memainkan buah dadaku. Kenikmatan birahi pun mulai menguasai seluruh tubuhku. Karena tidak kuat menahan nikmat, aku mulai mengelus-elus rambut Takeru, sedangkan mulutku mulai mengeluarkan desahan-desahan kecil.

"Ikoou yo, Takeruu. Kimochii da... (Teruss, Takerru. Nikmaat...)" Desahku.

Kemudian, Takeru mulai membuka BH-ku dan melemparkannya ke lantai sehingga kini buah dadaku yang begitu indah sudah terekspos di hadapannya. Tanpa membuang waktu, Takeru langsung melumat buah dada dan puting susuku, sementara tangan kanannya tetap bermain-main di buah dadaku yang satunya lagi.

"Anata no mune ha watashi wo odoroke sete yamimasen yo. Utsukushii daa... (Buah dadamu selalu membuatku kagum, sayang. Indah sekalii.)" Kata Takeru dengan napas yang mulai terengah-engah.

Mendapat pujian seperti itu dari Takeru, pikiranku langsung membumbung setinggi-tingginya ke langit. Tubuhku langsung dibanjiri oleh aliran listrik kecil yang menambah kenikmatan birahi yang sedang melanda tubuhku. Sementara mulutku masih terus menciumi dan menjilati wajah bagian atas Takeru. Lalu, tangan satunya Takeru yang sedang nganggur, langsung menarik lepas celana dan celana dalamku dalam sekali tarikan dengan telaten.

Kini, dihadapan suamiku ini aku telah telanjang sepenuhnya. Aku menggunakan kesempatan saat dia masih mengagumi seluruh tubuhku untuk membuka seluruh pakaian suamiku, sehingga ia kini sama telanjangnya dengan aku. Aku bisa melihat tubuhnya yang sedikit atletis, dan batang kemaluannya yang sudah tegak mengacung. Aku langsung menyambar batang kemaluannya, serta menciumi dan mengulumnya. Takeru hanya bisa merem melek mendapat rangsangan dariku ini.

"Ikkoouuu, Asukaa... (Teruuss, Asukaa...)" Kata Takeru sambil memejamkan matanya dan menggerakan mulutnya seperti sedang megap-megap.

Aku terus memaju-mmundurkan kepalaku untuk mengulum batang kemaluan suamiku. Tangan suamiku ini mulai aktif mengusap-usap rambutku. Tanpa kuduga, tangannya yang satu lagi mulai meraih lubang kemaluanku dan memainkan jari-jarinya di klitorisku. Ukkhh, rasanya betul-betul geli dan nikmat sekali. Kemudian, aku mendorong tubuh suamiku agar ia berbaring di sofa. Aku memposisikan tubuhku sedemikian rupa sehingga aku berada diatas tubuhnya dengan kepalaku menghadap selangkangannya, dan kepalanya menghadap selangkanganku. Aku mulai mengulum dan mengocok-ngocok batang kemaluan Takeru. Takeru pun tidak mau kalah, ia juga mengulum dan menjilati lubang kemaluanku.

Kami berdua betul-betul dikuasai oleh birahi yang terus bertambah akibat lawan main kami masing-masing. Setiap lidahnya bergerak di lubang kemaluanku, aku merasa tubuhku semakin dipenuhi oleh kenikmatan birahi. Setelah itu, aku bangun dan melepaskan batang kemaluan suamiku. Kemudian aku berdiri, dan menindih tubuh suamiku. Setelah mendapatkan posisi yang nikmat, aku memposisikan batang kemaluan suamiku untuk kulahap dengan lubang kemaluanku. Setelah sekiranya mendapatkan posisi yang pas, pantatku langsung kudorong kebelakang, sehingga lubang kemaluanku sudah sepenuhnya melahap batang kemaluan Takeru. Aku merasakan nikmat yang tiada tara ketika lubang kemaluanku melahap penuh batang kemaluan Takeru, sehingga seluruh isi rongga lubang kemaluanku bergesekkan dan bersentuhan dengan batang kemaluan Takeru.

Dengan posisi diatas tubuh Takeru, aku memutar-mutar pantatku. Maju... mundur... kiri... kanan... berputar...kemudian maju mundur lagi. Takeru pun hanya bisa merem melek mendapatkan kenikmatan yang kuberikan ini. Aku pun juga merasakan kenikmatan yang luar biasa ketika rongga lubang kemaluanku terus bergesekkan dengan batang kemaluan suamiku ini.

"Anata ha hijou ni utsukushiku jukuren shite imasu yo, Asuka. (Kamu sangat cantik dan jago, Asuka.)" Kata Takeru seraya tersenyum nikmat dan meremas-remas buah dadaku.

"Itu karena aku mencintaimu, sayang." Kataku sambil mencium bibir Takeru.

Aku terus memainkan pantatku, sementara bibir dan lidah kami saling beradu untuk menambah bumbu birahi diantara permainan kami. Setelah selang lima menit, aku merasakan kenikmatan yang berada diseluruh tubuhku menjalar ke satu tempat, yaitu selangkanganku yang sedang dipompa oleh Takeru. Kenikmatan itu seolah-olah berkumpul di titik itu, dan siap untuk meledak. Aku semakin kencang menghujam-hujamkan lubang kemaluanku untuk melahap batang kemaluan Takeru. Ciumanku di bibirnya juga semakin liar.

"Sayaaanggg... Akuu mauu orgaasmeee...." Erangku.

"Ayoohh sayaangg.. Kalaau udaah orgaasmee ngomoongg, aku juga mau ikutaann..." Erang Takeru.

Setelah terus memompa batang kemaluan Takeru dengan tidak beraturan, akhirnya aku mendapatkan puncak kenikmatanku.

"Sayaaanggg... Ooohhhh, aku keluaaarrr... Kimochiiiii...." Erangku.

Kenikmatan yang tadinya berkumpul diselangkanganku itu kini meledak dan menyebar keseluruh tubuhku. Lubang kemaluanku berdenyut-denyut dengan keras seolah memompa seluruh kenikmatan itu keseluruh tubuhku dan ke batang kemaluan Takeru. Akibat denyutan lubang kemaluanku, aku pun merasakan batang kemaluan Takeru semakin menegang. Sementara tubuhnya bergetar kuat. Tidak lama kemudian, batang kemaluannya berdenyut dengan kuat menyemburkan cairan yang hangat didalam lubang kemaluanku.

"Ooohh sayaaanggg.. Aku keluuaarrr...." Erang Takeru.

Setiap semprotan cairan kenikmatannya diiringi dengan dengusan napasnya yang semakin memburu. Tidak butuh waktu yang lama bagi cairan kenikmatan Takeru yang disemprotkan oleh batang kemaluannya untuk membuat lubang kemaluanku terasa hangat dan basah kuyup. Kami berdua berusaha mengatur napas kami. Tubuhku masih menindih tubuhnya, sementara keringat sudah membasahi tubuh kami berdua. Setelah beberapa lama, akhirnya kenikmatan yang sangat gila itu pun mulai mereda. Napas kami berdua kembali normal. Kami berdua tertidur di sofa santai tempat kami melakukan hubungan yang nikmat ini.

Restoran Keiefushi di Osaka besok. Semoga saja tidak akan menjadi hari yang panjang.

BERSAMBUNG KE EPISODE-7
 
:) Sepertinya bakal terjadi perang dunia ke-3 di restoran Keiefushi.

Lumayan sambil ngikuti cerita seru ini, ane juga bisa nambah kosakata bhs jepun ane, dulu tahu-nya cuman kimochi doang.

Mantap suhu....
 
:) Sepertinya bakal terjadi perang dunia ke-3 di restoran Keiefushi.

Lumayan sambil ngikuti cerita seru ini, ane juga bisa nambah kosakata bhs jepun ane, dulu tahu-nya cuman kimochi doang.

Mantap suhu....

Well,kita lihat aja di eps ato 2 eps selanjutnya hahaha

Jiaaahh,kebanyakan nonton JAV nih agan,taunya kimochi sama ikou doang wkwkwk
 
EPISODE 7 : Keiefushide

Matsuyama Edo



Kagura Nakagawa



Scene 1

Suara alarm ponselku membangunkanku dari tidurku yang sangat nyenyak. Aku ingat bahwa hari ini aku harus berangkat pagi-pagi sekali ke Osaka untuk menemani Takeru-san dalam misi mata-matanya. Kemarin, Ayumi-chan, atau lebih tepatnya program hebat yang ia buat, memberitahu kami bahwa akan ada transaksi narkoba yang dilakukan oleh Yami di restoran siap saji Keiefushi di Osaka. Tidurku betul-betul nyenyak semalam karena aku habis-habisan dimanjakan oleh Kagura-chan diatas ranjang.

Saat kulihat kusamping, terlihatlah Kagura-chan yang masih tidur tanpa pakaian sehelai pun. Aku pun juga sama dengannya, saat ini aku tidak mengenakan pakaian sehelaipun. Semalam, kami tertidur dalam keadaan masih sama-sama telanjang. Aku membuka selimut yang menutupi tubuhnya. Ya ampun, aku tidak pernah bosan dengan pemandangan ini. Kulit yang putih bersih, rambut panjang yang masih berantakan, buah dada yang bulat dan cukup sempurna, perut yang cukup ramping dengan pusar yang menggoda, paha putih yang sangat menggoda, dan juga gundukan lubang kemaluan yang ditumbuhi oleh rambut-rambut halus yang terawat. Dari ujung rambutnya sampai ujung jari kakinya, tidak ada cacat setitik pun.

Melihat tubuh yang mengagumkan ini, birahiku langsung naik kembali. Dalam sekejap, penisku langsung menegang dan mengeras dengan sempurna. Aku langsung memeluk tubuhnya, dan mencium bibirnya. Rupanya, tindakanku ini berhasil membangunkannya. Awalnya, ia berusaha mengatur napasnya. Mungkin ia cukup terkaget ketika terbangun mendapat ciuman dan pelukanku. Tapi kemudian, bibirnya langsung balik menciumku. Bahkan, lidahnya pun mulai ia julurkan kedalam mulutku. Tubuhnya yang kini menempel di tubuhku, dan juga permainan lidahnya, membuat kesadaranku semakin melayang. Sementara, aku merasakan penisku semakin tegang, dan mulai berdenyut-denyut kecil.

"Mada saigo no yoru ni manzoku shite imasen ka? (Masih belum puas dengan yang semalam?)" Tanya Kagura-chan.

"Aku tidak pernah puas, apalagi jika bercinta denganmu, sayang." Balasku.

Matanya menyipit, tanda bahwa ia sedang tersenyum mendapat pujianku. Aku merasakan napasnya mulai memburu. Aku pun juga merasakan bahwa tubuhnya semakin merapat menempel ditubuhku. Ah, tubuh yang hangat dan halus ini betul-betul membuatku ingin segera melepaskan kenikmatanku. Tapi, aku harus sabar.

Permainan lidahnya semakin mantap saja. Aku memejamkan mataku berusaha untuk menahan nafsu birahi yang semakin malandaku ini. Tiba-tiba, aku merasakan ada sesuatu yang mengelus-elus penisku. Tidak hanya mengelus, jari-jari dari benda itu juga memainkan penisku dengan telaten. Aku menyadari bahwa benda itu adalah tangan Kagura-chan yang sekarang mulai mengocok penisku dengan sangat telaten. Rasanya sungguh geli dan nikmat sekali.

Tanganku mulai meraba-raba ke seluruh tubuhnya. Tubuhnya betul-betul halus sekali, sampai tidak ada satu bagian pun yang kasar. Apalagi buah dadanya, sungguh kenyal dan begitu pas digenggaman tanganku. Kedua puting susunya yang berwarna merah muda pun mencuat dengan indahnya. Setiap kali kupuntir-puntir puting susunya, napasnya semakin memburu.

Kini, aku melepaskan ciuman di bibirnya, lalu aku mendorong tubuhnya sehingga ia kini telentang di tempat tidur. Aku memposisikan tubuhku diatas tubuhnya. Kemudian kutempelkan kepalaku didadanya, sementara mulutku terus mengulum buah dada dan puting susunya secara bergantian kiri dan kanan. Desahan-desahan pun mulai keluar dari mulut Kagura-chan. Tangan kanannya mulai menjambak rambutku, sementara tangan kirinya masih tetap mengocok penisku dengan telaten.

Karena terus merasakan buah dada Kagura-chan yang nikmat dan juga mendapat kocokan yang sangat telaten dipenisku, aku semakin dikuasai oleh nafsu birahi. Satu-satunya alasanku mempertahankan kesadaranku adalah menjaga agar aku tidak bermain terlalu cepat. Jika aku terlalu cepat bermain, memang nafsuku akan terpuaskan, tetapi nafsunya belum tentu akan terpuaskan. Nafsuku akan terpuaskan secara maksimal jika nafsunya pun juga terpuaskan.

Kemudian aku menarik selangkanganku dari jangkauan tangannya, sehingga ia terpaksa melepaskan tangannya dari penisku. Sekarang aku menelusupkan kepalaku ke selangkangannya, kemudian melumat lubang vaginanya dengan mulut dan lidahku. Aku merasakan adanya getaran di seluruh tubuh Kagura-chan. Tubuhnya pun menggeliat-geliat dengan hebat, sementara kedua tangannya terus menekan kepalaku ke selangkangannya. Aroma vaginanya pun cukup merangsang.

Setiap menjilati lubang vaginanya, aku memikirkan bahwa nanti penisku akan memasuki lubang vagina yang indah ini. Rambut penisku akan bergesekkan dengan rambut vaginanya. Membayangkannya saja sudah cukup untuk membuatku merasa seperti kesetanan. Gabungan dari aroma vaginanya, geliatan dan getaran tubuhnya, serta pahanya yang begitu indah membuatku tidak tahan lagi. Aku segera melepaskan vaginanya dan beranjak untuk menindih tubuhnya. Aku yang telah menindih tubuhnya langsung memeluk tubuhnya dengan erat dan menciumi bibirnya dengan penuh nafsu. Kagura-chan pun juga membalas ciumanku dengan sangat liar. Kami berdua sudah betul-betul tenggelam dalam nafsu birahi yang begitu hebat.

Aku merasakan Kagura-chan membuka kedua pahanya.

"Ayoohh masuukk, Yamaa-chaaannn..." Desah Kagura-chan.

Mendapat komandan darinya, aku langsung memposisikan penisku ke lubang vaginanya. Aku tidak langsung memasukkannya, melainkan menggesek-gesekkannya terlebih dahulu di bibir lubang vaginanya. Getaran ditubuhnya semakin hebat saja. Ciumannya dibibirku semakin liar. Pelukannya ditubuhku semakin erat, sehingga tubuhku semakin menempel erat dengan tubuhnya yang halus dan hangat itu.

"Yamaa-chaaannn... onegaaiii... (Yamaa-chaaann... aku mohoonnn...)" Erang Kagura-chan.

Karena tidak tega dan juga dibakar oleh nafsu birahi yang begitu hebat, aku langsung mendorong pantatku sehingga kini penisku sudah tenggelam kedalam lubang vaginanya. Lubang vaginanya sungguh hangat dan sempit sekali. Aku terus memompa selangkangannya dengan penuh nafsu. Kagura-chan pun memasang ekspresi seperti sedang kesetanan. Pantatnya ikut berputar-putar untuk mengimbangi genjotanku.

"Teruuusss, Yama-chaaannn... " Erang Kagura-chan.

Aku semakin kencang memompa selangkangannya. Tubuhnya pun semakin tersentak-sentak dengan hebat. Aku semakin terangsang saja melihat buah dadanya yang bulat putih sempurna itu bergoyang-goyang akibat sentakan tubuhnya.

"Haahh... huuuhhh... ooohhhh.... ooohhhh..." Desahan Kagura-chan mulai membahana dikamarku ini.

Kemudian, Kagura-chan memeluk tubuhku dengan semakin erat. Bibirnya terus menciumi bibirku dengan liar, sementara pantatnya semakin bergoyang-goyang semakin hebat. Gila, liar sekali Kagura-chan pagi ini. Aku merasakan seolah-olah, spermaku sudah diujung kepala penisku hendak menyemprot keluar. Kagura-chan betul-betul menenggelamkanku dalam gelora kenikmatan.

"Yamaa-chaaannn... Akuu mauu keluaarrrr..." Erang Kagura-chan.

Ah, kebetulan sekali, aku pun juga sudah kesulitan mempertahankan pertahananku. Aku semakin kencang memompa penisku ini. Luar biasa lubang vagina milik Kagura-chan ini, sempit dan juga selalu memijit penisku setiap kali penisku menerobos lubang vagina miliknya. Kami berdua saling berpelukan dengan erat. Tubuhku dan tubuhnya yang sudah dibasahi oleh keringat menempel dengan erat. Bibir dan lidah kami saling berpagutan dengan liarnya. Aku terus memompa selangkangannya, sementara pantatnya terus berputar-putar untuk mengocok penisku. Tidak lama kemudian, aku merasakan pelukannya semakin erat, sementara lubang vaginanya mulai berdenyut-denyut.

"Oohhh... Auuuhhh... Akuu keluaaarrr Yamaa-chaaannn.... Aaahhh...." Erang Kagura-chan.

Denyutan lubang vaginanya betul-betul memberikan pijatan yang luar biasa di penisku. Setiap denyutnya membuat seluruh tubuhku bergetar. Jleekk... Jleekk... Jleekk... Crusss... aku merasakan adanya semprotan cairan hangat yang tepat menyemprot ujung kepala penisku yang sedang berada didalam lubang vagina Kagura-chan. Ah, itulah sentuhan puncak yang membuatku betul-betul tidak tahan lagi. Aku pun membuka lebar pertahananku, dan menyemprotkan sperma sebanyak-banyaknya kedalam lubang vagina Kagura-chan.

"Oooohhh... Kaguraaa-chaaannn... " Erangku sambil terus menciumi bibir Kagura-chan.

Kagura-chan terus menggoyang pantatnya, membuat kenikmatan klimaksku makin menjadi-jadi. Betul-betul kenikmatan yang tidak terlukiskan yang sedang kurasakan saat ini. Untuk beberapa saat, aku masih menindih tubuh Kagura-chan. Bibir kami pun masih saling berpagutan dengan lembutnya. Pada akhirnya, kami berdua mulai lemas. Kami pun berhenti mencium satu sama lain dan mulai mengatur napas masing-masing.

Setelah napas kami kembali normal, aku mencabut penisku dan berguling kesamping. Kagura-chan pun berguling kesamping dan memeluk tubuhku. Aku pun balas memeluk tubuhnya.

"Kagura-chan, hontou ni kimochi da. Anata ha suteki da. (Kagura-chan, betul-betul nikmat sekali. Kamu memang hebat.)" Kataku.

"Anata mo, Yama-chan. (Kamu juga, Yama-chan.)" Kata Kagura-chan sambil tersenyum kepadaku.

Setelah beberapa menit saling berpelukan, aku melepaskan pelukanku ke Kagura-chan dan mulai bangkit berdiri.

"Gomen. Shigoto wo okonau hitsuyou ga aru. (Maaf. Aku ada kerjaan.)" Kataku.

"Hai. Watashi ha shiteru yo. (Ya. Aku tahu.)" Kata Kagura-chan.

Kemudian, aku mencium bibir Kagura-chan dengan lembut. Ia pun juga membalas mencium bibirku dengan lembut. Kemudian aku segera keluar kamar dan beres-beres. Aku juga memakai wig, buah dada palsu, dan juga pinggul palsu. Ya, aku menyamar menjadi wanita. Setelah beberes selama sepuluh menit, aku segera berangkat menuju bandara Haneda untuk naik pesawat ke Osaka.

Aku sampai di bandara tepat waktu. Aku tidak mencari Takeru-san, melainkan langsung masuk ke tempat check-in. Sebetulnya menemani Takeru-san disini maksudnya adalah mengawasinya sambil melihat keadaan sekitar. Pekerjaan sebagai mata-mata rahasia memang sulit. Hubunganku dan Takeru-san tidak boleh sampai terlihat, karena jika membicarakan dunia bawah, musuh bisa saja sudah mengawasi kami dari sekarang. Yang jelas, jika aku sampai tertangkap oleh musuh, musuh tidak boleh tahu bahwa aku bertugas dengan Takeru-san. Hal ini berguna untuk melindungi rahasia Hikari secara utuh. Begitu juga sebaliknya, jika Takeru-san tertangkap, keterlibatanku dengannya tidak boleh ketahuan. Hal ini berguna untuk melemahkan penjagaan musuh, sehingga aku bisa lebih mudah untuk menyelamatkannya ataupun menghubungi markas pusat Hikari untuk meminta bantuan.

Setelah melewati prosedur pra penerbangan selama kira-kira tiga puluh menit, aku telah berada di ruang tunggu sebelum naik ke pesawat. Aku lihat, Takeru-san sudah ada di ruangan ini. Ia duduk di kursi paling ujung. Aku mengambil kursi di tengah-tengah ruangan. Hmmm, apakah Yami akan datang ke tempat tujuan kami nanti? Ataukah ini hanya jebakan saja?

Sementara aku hanyut dalam pikiranku, tiba-tiba operator bandara sudah memberitahuku bahwa pesawat sudah siap dan kami bisa segera boarding. Aku naik ke pesawat dan duduk di business class di barisan paling pertama. Takeru-san ternyata duduk disebelahku. Meskipun demikian, kami tetap menjaga kerahasiaan diantara kami. Kami tidak saling menyapa, dan sibuk membaca koran masing-masing.

Setelah empat puluh menit berlalu, pesawat yang kami naiki pun sudah mengudara. Karena kurang tidur akibat bergumul dengan Kagura-chan semalam, aku tidur selama perjalanan. Ketika aku terbangun, pesawat sudah mendarat. Bukan hanya itu, bahkan seluruh penumpang pun telah turun. Aku segera mengambil barangku di kabin atas dan keluar dari pesawat. Huff, Osaka. Betul-betul udara dan atmosfer yang berbeda. Yah, hanya perasaanku saja sih.

Sesampainya diluar bandara, aku segera memanggil taksi dan pergi ke hotel didekat restoran Keiefushi. Aku check-in di hotel tersebut. Kemudian kira-kira jam makan siang, aku segera keluar dari hotel itu dan berangkat ke restoran Keiefushi untuk makan siang. Aku sengaja check-in di hotel terlebih dahulu agar semuanya kelihatan normal. Aku harus hati-hati ketika berhadapan dengan Yami, karena mereka juga memiliki mata-mata yang sangat hebat.

Sesampainya di restoran itu, aku segera memesan makanan. Setelah makananku datang, aku segera naik ke lantai dua untuk duduk disana, karena lantai dua adalah tempat terjadinya transaksi antara Yami dan pihak lainnya. Kurasa, Takeru-san juga duduk di lantai dua. Ketika aku naik ke lantai dua, aku melihat Takeru-san sedang meeting dengan klien dari BTMU. Takeru-san memang sengaja mengatur meeting dengan klien tersebut, untuk menghindari kecurigaan. Semua ini dilakukan untuk menutupi identitas asli Takeru-san sebagai pimpinan tertinggi dari Hikari. Pimpinan tertinggi tiga organisasi penguasa dunia bawah Jepang memang sangat dirahasiakan identitasnya. Jangankan namanya, jenis kelamin pimpinan tertinggi Yami dan Kage pun aku tidak tahu. Saking rahasianya, sampai itu semua tertutup.

Ah, begitu aku duduk dikursiku, aku merasakan adanya hawa keberadaan yang sangat kecil, malah cenderung hilang. Ya, mata-mata hebat dari Yami itu sudah disini rupanya. Si bayangan tersembunyi, atau sebutannya adalah kakusareta kage no Sarutobi Sasuke. Sama sepertiku, dia adalah mata-mata yang bertugas mendapatkan informasi. Bedanya, aku bekerja pada Hikari, sedangkan dia bekerja pada Yami. Hmm, jika dia memang berada disini, artinya paling tidak Yami memiliki suatu keterlibatan khusus ya dengan transaksi yang akan terjadi di tempat ini.

Aku segera mengambil tempat duduk yang kosong, dan melihat keadaan sekitar. Di ujung restoran, ada Takeru-san dan klien BTMU yang sepertinya sudah memulai pembicaraan mereka. Di kursi panjang sebelah Takeru-san, ada dua orang laki-laki berjaket hitam kulit. Di tengah ruangan, ada sebuah meja dan kursi panjang. Ada enam orang yang duduk di kursi panjang itu. Dua orang anak muda berumur tujuh belas tahunan, seorang wanita berbaju biru tanpa lengan, serta dua orang laki-laki lansia dan satu orang perempuan lansia. Hmmm, menyamar jadi siapakah kamu, Sasuke? Lalu, yang jadi pertanyaan kedua adalah, siapakah yang akan melakukan transaksi narkoba itu? Apakah dua orang berjaket kulit hitam yang duduk disebelah Takeru-san? Dua orang anak muda itu? Ketiga lansia itu? Ataukah wanita berbaju biru itu?

Aku menunggu sambil memakan makananku. Aku sengaja menatap kearah depan dengan pandangan kosong agar tidak mencurigakan. Tenaga ki milikku pun kubuat sedikit tidak beraturan, karena tenaga ki yang teratur adalah bukti pertama bahwa seseorang bukanlah sembarang orang. Hmmm, sejauh ini semua orang tidak mencurigakan.

Disaat aku sedang enak-enaknya menikmati makananku, tiba-tiba... BRAAAKKK! Aku dan semua orang langsung menoleh kearah datangnya suara itu.

"ANATA HA KONO YOUNA FUDOUTOKUNA KOOI WO OKONAU AETE HOUHOU! (BERANI-BERANINYA KAMU MELAKUKAN TINDAKAN YANG TIDAK BERMORAL ITU!)" Kata wanita berbaju biru itu sambil menekan kepala anak muda yang ada disebelahnya.

Heee? Apa yang terjadi?

"GAKKOU NI IKU NODE HA NAKU, OMAE HA KOKO DE MAYAKU TORIHIKI WO OKONAIMASU! YURUSANAAIII! (BUKANNYA PERGI KE SEKOLAH, KAMU MALAH BERDAGANG NARKOBA DISINI! TIDAK BISA DIMAAFKAN!)" Teriak wanita itu.

Buset, galak sekali wanita itu. Yang menjadi suaminya pasti kasihan sekali hahaha. Eh tunggu. Perdagangan narkoba? Mungkinkah dua anak itu adalah... Anak muda yang satunya berdiri dan berusaha untuk memukul wanita itu. Tetapi, wanita itu memukulnya duluan dengan keras. Tinju yang tepat mendarat di wajah anak muda itu, dan anak muda itu langsung terjatuh dan kesakitan. Waw, wanita yang sangat menyeramkan.

"KEIKAN! MAYAKU MITSUBAI! KOKO NI! KONO GAKITACHI! (POLISI! PERDAGANGAN NARKOBA! DISINI! ANAK-ANAK INI!)" Teriak wanita itu.

Hmmm, secara teknis aku memang polisi, tapi tidak boleh ada yang tahu bahwa aku ini polisi. Sama halnya dengan Takeru-san, dia malah lebih rahasia lagi. Yah, mau tidak mau terpaksa menunggu orang lain memanggil polisi.

Aku melihat kearah Takeru-san, sepertinya ia melihat ke suatu arah dengan pandangan bingung. Aku mengikuti arah pandangannya, dan sampai kepada wanita galak itu. Eh tunggu, walaupun wanita galak itu memakai kacamata hitam, aku tidak akan melupakan bentuk tubuh yang indah dari wanita itu. Wajahnya pun sangat mirip. Suaranya memang sedikit berbeda. Ya, wanita yang terpikir di kepalaku adalah tak lain dan tak bukan adalah wanita yang sangat kukagumi, maksudku wanita yang sangat ingin aku setubuhi, suami dari bosku, si legenda dan si bikin penasaran Asuka Kirishima. Mungkinkah itu dia?

Rasanya, wanita itu menyadari bahwa ia kini menjadi pusat perhatian. Ia melihat ke segala arah, dan terakhir melihat Takeru-san, yang sedang memelototi dia juga.

"NANDA OMAE! JIBUN JISHIN NO MONDAI WO KI NI! (APA LO! JANGAN KEPO!)" Teriak wanita itu sambil menunjuk Takeru-san.

Ups, aku tidak akan melakukannya jika aku jadi kamu, wanita cantik. Takeru-san sepertinya hanya terbengong-bengong melihatnya, dan berusaha memastikan apa yang dia lihat. Ya, wanita cantik itu memang sangat persis dengan istrinya. Tapi tidak lama kemudian, wanita cantik itu berlari kearah jendela, dan astaga... Dia melompat ke jendela itu, membuat jendela itu pecah akibat tubrukan tubuhnya. Hei, ini kan lantai dua, jika dia melompat melewati jendela itu, berarti dia langsung jatuh ke jalanan. Aku dan orang-orang yang ada disitu, termasuk Takeru-san, langsung berdiri dan melihat kebawah melalui jendela yang pecah itu. Wanita itu mendarat dengan kedua kakinya dibawah. Sepertinya ia sehat-sehat saja.

"KEIKAANN! MAYAKU MITSUBA! (POLISIII! PERDAGANGAN NARKOBA!)" Teriak wanita itu, kemudian ia langsung pergi dari situ.

Untuk beberapa saat, aku masih tidak percaya dengan apa yang kulihat. Seorang wanita yang sangat mirip dengan istri bosku, ngamuk-ngamuk di restoran, berteriak sambil menunjuk Takeru-san, kemudian lompat ke jendela. Bukan hanya lompat, tapi menubruk jendela itu hingga pecah, dan ia mendarat dengan kedua kakinya dengan baik-baik saja. Setelah itu, ia masih mampu berteriak-teriak dibawah dan berlari. Aku mencoba mencubit diriku, siapa tahu aku terbangun. Tetapi, ternyata tidak.

Haah, kenapa wanita itu mirip sekali dengan Asuka-chan ya? Tunggu, bagaimana jika bukan mirip, tetapi betul bahwa wanita tadi adalah Asuka-chan. Tempat kejadian perdagangan narkoba... Selamat dan baik-baik saja setelah melompat dari lantai dua yang begitu tinggi... Perdangan narkoba yang dilakukan oleh Yami... Tunggu. Mungkinkah identitas asli Asuka-chan adalah... anggota Yami??
 
Scene 2

Sasuke Sarutobi



Asuka Kirishima




Hari ini... hari penting...

Kita lihat apakah Hikari termakan oleh jebakan kita...

Restoran Keiefushi di Osaka...

Asuka-san sendiri akan ikut memantau...

Aku harap dia tidak sembrono...

Aku harus memastikan bahwa dia baik-baik saja...

Aku sudah berada di daerah Osaka...

Aku menyamar sebagai seorang kakek tua...

Aku sudah menemukan target inangku...

Sepasang kakek dan nenek...

Aku berdiri di depan mereka...

Memperlihatkan kupon voucher makan gratis untuk tiga orang...

Mereka bingung...

Kukatakan bahwa aku yang traktir...

Aku sedang butuh teman untuk ngobrol...

Mereka pun setuju...

Jadilah aku masuk ke restoran bersama mereka...

Si nenek memesankan makanan bagi kami...

Sementara aku dan si kakek duduk dan ngobrol...

Sambil menunggu makanan...

Mereka orang asli Osaka...

Sedang berjalan-jalan...

Kegiatan rutin mereka...

Kami duduk di meja tengah...

Di ujung ada dua anak muda...

Belakang dua orang laki-laki...

Di ujung sudut ada dua orang laki-laki...

Aku kenal dengan salah satu laki-laki di ujung...

Teman baik SMA dari suami Asuka-san...

Kentaro-san...

Aku tidak bisa melihat lawan bicaranya...

Memunggungiku...

Asuka-san datang...

Ia hanya mengenakan kacamata hitam sebagai penyamarannya...

Duduk disebelahku...

Kemudian datang seorang wanita berambut pirang...

Duduk dekat tangga...

Mungkinkah ada disini...

Mata-mata handal...

Dari Hikari atau Kage...

Si peluru beracun...

"Dokudan" no Edo Matsuyama dari Hikari... (Dokudan = peluru beracun)

Ataukah...

Mata-mata dari Kage...

Baiklah...

Kucoba menaikkan sedikit tenaga ki...

Lalu kuhilangkan lagi...

Ada reaksi...

Tenaga ki ini...

Ya...

Milik si dokudan...

Dia ada disini ya?

Asuka-san dalam bahaya...

Identitasnya tidak boleh terekspos...

Aku harus segera memperingatkannya...

"ANATA HA KONO YOUNA FUDOUTOKUNA KOOI WO OKONAU AETE HOUHOU! (BERANI-BERANINYA KAMU MELAKUKAN TINDAKAN YANG TIDAK BERMORAL ITU!)" Kata Asuka-san sambil menekan kepala anak muda yang ada disebelahnya.

Gawat...

Semua orang langsung menoleh...

Tanpa terkecuali...

Kentaro-san juga...

Teman bicaranya juga menoleh kearah sini...

Astaga!

Teman bicara Kentaro-san adalah...

Takeru-san...

Suami dari Asuka-san...

Ini gawat...

"GAKKOU NI IKU NODE HA NAKU, OMAE HA KOKO DE MAYAKU TORIHIKI WO OKONAIMASU! YURUSANAAIII! KEIKAN! MAYAKU MITSUBAI! KOKO NI! KONO GAKITACHI! (BUKANNYA PERGI KE SEKOLAH, KAMU MALAH BERDAGANG NARKOBA DISINI! TIDAK BISA DIMAAFKAN! POLISI! PERDAGANGAN NARKOBA! DISINI! ANAK-ANAK INI!)" Teriak Asuka-san.

Aku memberi kode tangan...

Kode tangan yang hanya bisa dibaca kami...

Kurayami no mikami dan Asuka-san sendiri...

(Asuka-san. Matsuyama Edo si Dokudan berada disini. Suamimu juga ada dibelakangmu. Dia melihatmu dengan penuh curiga.)

Itulah yang kusampaikan dengan kode tangan...

Untungnya Asuka-san melihat kode tanganku...

Ia melihat sekeliling...

Akhirnya bertatapan dengan suaminya...

"NANDA OMAE! JIBUN JISHIN NO MONDAI WO KI NI! (APA LO! JANGAN KEPO!)" Teriak Asuka-san sambil menunjuk Takeru-san.

Takeru-san tampak terkejut sekali...

Asuka-san langsung berlari...

Ke arah jendela...

Menerobos keluar jendela...

Jendela pecah...

Asuka-san mendarat dengan selamat...

Semua orang melihatnya...

Sembrono sekali...

Tidak lama kemudian...

Polisi berdatangan...

Kedua anak muda itu ditangkap...

Beberapa dari kami dipanggil menjadi saksi...

Si wanita rambut pirang...

Dua laki-laki dibelakangku...

Kami bertiga diberi kemudahan...

Karena kami sudah tua...

Setelahnya kami lanjut makan seperti biasa...

Selesai makan...

Aku berpisah dengan mereka berdua...

Aku terus berjalan...

Menyusul Asuka-san...

Ketika sudah sampai di teritori Yami...

Akhirnya aku mengejar Asuka-san...

Aku berjalan di sebelahnya...

Aku tidak berbicara...

Hanya menggunakan kode tangan...

(Hampir saja ya.) Kataku.

(Iya. Aku tidak menyangka Takeru ada disana.)" Kata Asuka-san.

(Matsuyama Edo, si Dokudan, itu juga ada disana,) Kataku.

(Berarti Hikari masuk perangkap kita ya?) Tanya Asuka-san.

(Sepertinya begitu.) Kataku.

(Tapi keberadaan Takeru disana membuatku sangat panik sejujurnya. Aku ingat kemarin dia bilang bahwa dia harus keluar kota. Tapi aku betul-betul ceroboh, tidak menanyakan kemana dia akan pergi.) Kata Asuka-san.

(Asuka-san. Tidakkah kebetulan ini sangat aneh?) Tanyaku.

(Apakah yang hendak kamu katakan adalah, Takeru... adalah anggota Hikari atau Kage?) Tanya Asuka-san.

(Semua kemungkinan itu mungkin.) Kataku.

(Kamu tahu siapa yang bersamanya tadi?) Tanya Asuka-san.

(Teman semasa SMA-nya, Kentaro.) Kataku.

(Aku tahu dia. Dia cukup dekat dengan Takeru. Dia adalah orang yang serba kekurangan. Takeru sering memberinya uang jika ia kekurangan. Sekarang, aku dengar dari Takeru bahwa dia membuka perusahaan percetakan kecil. Apakah ia sedang mengajukan pinjaman kepada BTMU?) Kata Asuka-san.

(Akan aku selidiki.) Kataku.

(Tahan, Sasuke. Jangan.) Kata Asuka-san.

(Jika betul Takeru terlibat dengan Kage atau Hikari, jika kamu langsung menyelidiki Kentaro, kemungkinan besar keterlibatanku dengan Yami akan ketahuan. Kita harus hati-hati dalam bergerak mulai sekarang, Sasuke.) Kata Asuka-san.

Betul apa yang dikatakan Asuka-san...

(Bagaimana dengan luka-lukamu itu?) Tanyaku.

Tangannya luka-luka...

Terkena pecahan jendela tadi...

(Jangan khawatir. Matsuzaki bisa menyembuhkan luka-luka seperti ini dalam sekejap.) Kata Asuka-san.

(Aku juga sudah meninggalkan darah palsu di tempat kejadian.) Kataku.

(Bagus. Aku memang bisa selalu mengandalkanmu, Sasuke. Terima kasih.) Kata Asuka-san.

Jika darah palsu itu diperiksa...

Paling tidak Hikari akan terkecoh...

Berhipotesa bahwa orang yang tadi ada disitu bukan Asuka-san...

Semoga saja mereka terkecoh...

Satu hal lagi...

Takeru-san...

Siapa kamu sebetulnya...

BERSAMBUNG KE EPISODE-8
 
Pertamax. Tapi menurut nubi terlalu gegabah asuka membuka diri dan terlibat langsung suhu. Tapi itu menurut nubi ya suhu
 
Pertamax. Tapi menurut nubi terlalu gegabah asuka membuka diri dan terlibat langsung suhu. Tapi itu menurut nubi ya suhu

Memang
Sebagai penulis,ane bilang Asuka juga kelewat gegabah
Tapi ya memang seperti itu gambaran tokoh Asuka
Temperamen,gegabah,gila. Tapi ada sisi yang baik juga
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd