Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY Everyone's Destiny (by : meguriaufutari)

Bimabet
Scene 2

"Shinchaku jouhou, Ayumi? (Ada kabar baru apa, Ayumi?)" Tanyaku.

Dia sepertinya sedang sangat serius melihat laptopnya. Kemudian, ia melambaikan tangannya kepadaku. Aku segera datang ke tempatnya untuk melihat layar laptopnya.

"Menurutmu, ini siapa?" Tanya Ayumi.

Hmmm, Ayumi menunjuk seseorang yang sedang berjalan di tengah keramaian Ginza. Seseorang itu bertubuh kecil dan berambut pendek. Sepertinya wanita. Tunggu, dari cara berjalannya dan postur tubuhnya, bukan tidak mungkin aku melupakan orang itu. Aku pernah bertarung dengannya sekali, dan hampir saja kalah jika waktu itu Matsuyama tidak datang untuk membantuku. Wajar saja sih jika aku hampir kalah. Aku adalah petarung bela diri freestyle yang mencampurkan karate, taekwondo, aikido, dan bermacam-macam bela diri lain yang menggunakan tangan kosong. Dengan kata lain, aku adalah petarung jarak dekat. Menghadapi petarung jarak jauh seperti dia, tentu saja aku dirugikan.

"Tobari no Anegawa Houzuki ka? (Apakah itu Houzuki Anegawa, si jarum terbang?)" Tanyaku.

"Oretachi ha kanojo ga aruite iru michideari, kanojo no karada ni mireba, osoraku sore ha kanojo da. Mite yo, kanojo ha ichido mo modotte mitenai ga, kanojo ha tsuneni shinchou da. (Jika kita melihat dari cara dia berjalan dan postur tubuhnya, sepertinya itu memang dia. Lihat, dia berjalan hanya melihat ke depan saja, tapi dia sama sekali tidak lengah.)" Kata Ayumi.

"Anata ha sore ga kanojo denai baai demo, kanojo ha futsuunohito de ha naito iitai nodesuka? (Apakah kamu mengatakan bahwa sekalipun itu bukan dia, wanita ini tetap saja bukan orang biasa?)" Tanyaku.

"Yap. Itu dia." Kata Ayumi.

"Itu si jarum terbang, tidak salah lagi." Kataku.

"Mochiron, kisama ha hijou ni kakushin shite yo. Kisama ha tadashi kanojo no mae ni tatakatte kimashita ka? (Tentu saja kamu sangat yakin. Kamu pernah bertarung dengannya sebelumnya kan?)" Tanya Ayumi.

"Hai. Kanojo ha tsuyoi desu. (Iya. Dia itu kuat.)" Kataku.

"Jadi, mau bagaimana sekarang?" Tanya Ayumi.

"Ayumi, mohon terus lakukan monitor. Aku akan pergi kesana untuk meringkusnya. Mumpung ia sendirian." Kataku sambil bersiap-siap untuk pergi.

"Wakarimashita. (Baiklah.)" Kata Ayumi.

Sesaat setelah aku beres-beres dan hendak keluar dari ruangan Ayumi, tiba-tiba Ayumi memanggilku kembali.

"Kagura, Matsuyama ga iru ka? (Kagura, apakah Matsuyama ada?)" Tanya Ayumi.

Hmmm, Matsuyama? Aku melihat sekeliling, dan kemudian menggelengkan kepalaku.

"Sebaiknya, kamu membatalkan niatmu saja." Kata Ayumi.

"Hee? Doushite? (Hee? Mengapa?)" Tanyaku.

Kemudian, Ayumi menunjuk kembali laptopnya. Aku melihatnya, dan ternyata kamera tersembunyi di kota Ginza sudah mati, lebih tepatnya kamera yang sedang diarahkan oleh Ayumi untuk mengawasinya.

"Mungkinkah kebetulan saja?" Tanyaku.

Ayumi menggelengkan kepalanya sambil mengetik-ngetik sesuatu. Kemudian, layar laptopnya menampilkan seluruh kondisi kamera tersembunyi di Jepang.

"Lihat. Ini kamera yang tadinya sedang menyorot si jarum terbang itu. Terlepas dari kabel utamanya. Bukan kebetulan, Kagura. Ada yang memotongnya." Kata Ayumi.

"Baai ha watashitachi no kakusareta kamera ni tsuite hanashite imasu... nomi Takeru-san, anata, watashi, soshite Matsuyama ha sorera ga doko ni aru ka shitte imasu. (Masalah kamera tersembunyi milik Hikari... Hanya Takeru-san, kamu, aku, dan Matsuyama yang tahu letaknya.)" Kataku.

"Anata ha Matsuyama koto wo... (Apakah menurutmu Matsuyama...)" Kataku.

"Ore ga itta node ha aru nai yo. (Aku tidak bilang begitu.)" Kata Ayumi.

"Jadi?" Tanyaku.

"Siapapun orang itu, sepertinya ia ingin melindungi si jarum terbang... atau ingin menghilangkan bukti." Kata Ayumi.

"Jadi, ada kemungkinan bahwa ia hendak menyerang si jarum terbang itu?" Tanyaku.

"Aku tidak tahu. Tapi yang jelas, dia tidak berpihak pada kita." Kata Ayumi.

"Siapa yang menurutmu bisa menemukan kamera tersembunyi itu?" Tanyaku.

"Yah, mata-mata yang sangat hebat. Bisa jadi Matsuyama... atau si bayangan tersembunyi dari Yami." Kata Ayumi.

"Sasuke Sarutobi..." Kataku.

"Intinya, tanpa Matsuyama, bukan ide yang bagus untuk menyergap kesana." Kata Ayumi.

"Betul sekali, tanpa Matsuyama, bukan ide yang bagus untuk menyergap kesana." Kata Matsuyama dibelakang kami.

"Iya. Aku setuju." Kataku.

Kemudian, aku dan Ayumi saling lihat-lihatan satu sama lain. Kami terbingung-bingung dengan suara Matsuyama yang baru saja kami dengar. Kemudian, kami segera menoleh kearah suara itu berasal, dan ternyata Matsuyama sudah berdiri didepan pintu ruangan Ayumi.

"Matsuyama. Kebetulan. Bantu aku. Kita akan menyergap si jarum terbang Houzuki itu." Kataku.

"Ah, maaf Kagura. Aku baru saja mendapatkan perintah dari Takeru-san. Kita diminta untuk menginvestigasi kasus yang lebih penting." Kata Matsuyama sambil memberikan koran kepadaku.

Aku dan Ayumi langsung melihat berita di koran itu. DAYOTO NO MUSUME GA KETSURAKU SHITE IMASU. (PUTRI DAYOTO MENGHILANG.). Itulah berita yang tertera di koran pagi hari ini. Aku membaca detail berita itu. Berita detail artikel itu mengatakan bahwa putri pimpinan besar industri otomotif Dayoto, Kiriko Dayoto, menghilang pagi ini. Menurut ayahnya, Oki Dayoto, ia mengutus putrinya untuk bertemu dengan eksekutif industri otomotif Danho. Tempat pertemuan mereka adalah Hotel Crowne Plaza Tokyo. Mengenai apa yang menjadi tujuan dari pertemuan ini, Oki Dayoto sendiri tidak memberikan komentar apapun.

"Jadi, aku harus ke tempat ini sekarang?" Tanyaku.

"Tidak perlu, aku sudah menyelidiki tempat itu, dan sayangnya tidak menemukan bukti apapun. Jika kamu kesana, kamu hanya buang-buang waktu saja." Kata Matsuyama.

"Jadi?" Tanyaku.

Kemudian, Matsuyama menunjuk salah satu gambar dari koran itu. Aku melihat gambar yang ditunjuk olehnya, dan gambar itu adalah gambar pimpinan tertinggi Danho.

"Polisi divisi investigasi sudah mewawancarai Danho terkait hilangnya Kiriko Dayoto ini. Danho sendiri memberikan jawaban yang sangat tidak bisa dipercaya." Kata Matsuyama.

"Sore ha? (Dan itu adalah?)" Tanyaku.

"Danho mengaku sudah mengirimkan email resmi kepada Oki Dayoto mengenai pembatalan pertemuan ini. Ia juga sudah menerima balasan dari Oki Dayoto untuk mengkonfirmasi terkaitnya pembatalan pertemuan dengan Danho." Kata Matsuyama.

"Lalu, kenapa Dayoto masih mengirimkan putrinya?" Tanyaku.

"Disinilah misteri besarnya. Oki Dayoto mengaku bahwa ia tidak dapat membuka emailnya sejak tiga hari lalu dikarenakan masalah teknis, sehingga otomatis dia tidak tahu bahwa Danho mengirimkan email kepadanya." Kata Matsuyama.

"Berarti Dayoto berbohong?" Tanyaku.

"Mungkin saja. Tapi bagaimana jika kita memikirkan kemungkinan lain?" Tanya Matsuyama.

"Emailnya diretas?" Tanya Ayumi.

"Itulah yang ingin kutanyakan kepadamu, Ayumi-chan." Kata Matsuyama.

"Tanpa adanya akun email itu, aku tidak bisa berbuat apa-apa." Kata Ayumi.

Kemudian, Matsuyama melemparkan sebuah smartphone kepada Yumi.

"Sore wo uketori. (Kamu baru saja menerimanya.)" Kata Matsuyama.

"... Houhou? (Bagaimana caranya?)" Kata Ayumi dengan bingung.

Tapi, sepertinya Ayumi menyadari sesuatu. Ia melihat koran itu kembali, dan kemudian tersenyum penuh maksud kepada Matsuyama.

"Nara Noriko ka? (Noriko Nara ya?)" Kata Ayumi sambil senyum penuh maksud.

Matsuyama hanya membalas senyumannya dengan penuh maksud juga.

"Oi, kore no imi ha nani? (Oi, ada apa ini?)" Tanyaku.

"Mondai wo kakaete iru, Matsuyama. (Kamu sedang dalam bahaya, Matsuyama.)" Kata Ayumi sambil tersenyum sementara ia mengecek smartphone itu.

Setelah itu, sepertinya Ayumi menemukan email yang dikirimkan oleh Danho kepada Dayoto dalam smartphone itu. Kemudian, ia menyambungkan smartphone itu dengan laptopnya, dan mulai mengetik-ngetik sesuatu dalam laptop itu. Setelah itu, ia melihat layar laptopnya dengan penuh keseriusan.

"Dayoto ha uso ja nai. (Dayoto tidak berbohong.)" Kata Ayumi.

"Dou? (Bagaimana?)" Tanya Matsuyama.

"Kare ha gokakan no kare no meeru ni shomei sarete nai. (Dia tidak membuka emailnya selama lima hari.)" Kata Ayumi.

"Bagaimana jika dia membukanya dari tempat lain?" Tanya Matsuyama.

"Tidak membuka dalam hal ini, adalah betul-betul tidak membuka. Tidak ada yang membukanya." Kata Ayumi.

"Berarti email mereka tidak aman ya karena bisa diretas olehmu." Kata Matsuyama sambil tersenyum mengejek.

Ayumi langsung menendang kaki Matsuyama dengan keras, membuat Matsuyama sangat kesakitan sambil mengangkat kakinya.

"Email ini sebetulnya sangat aman. Aku bisa mengintip data-data dalam email ini adalah karena mereka bekerjasama dengan Hikari. Ini adalah proyek lama dari Takeru-san untuk membantu memerangi cyber crime dalam provider email ini, sebagai gantinya, mereka memberikan alat untuk memonitor komunikasi dalam mail server mereka." Kata Ayumi.

Sekedar pengetahuan, cyber crime adalah tindak kriminali yang dilakukan dalam dunia cyber. Contohnya adalah pencurian data secara online, peretasan website atau email tanpa izin resmi dari pemiliknya, dan lain-lain. Mail server adalah otak utama dari email. Mail server ini bertugas untuk mengatur jalannya komunikasi email dan juga mencatat berita acara dalam komunikasi email.

"Dan jika kita melihat berita acara mail server ini, terjadi pengiriman email oleh Dayoto untuk mengkonfirmasi terkait pembatalan pertemuan kepada Danho." Kata Ayumi.

"Mengapa rancu sekali ya?" Tanyaku.

"Kagura, jika kamu mengirim email, harusnya email yang kamu kirimkan itu tercatat kan?" Tanya Ayumi.

"Iya, tentu saja." Kataku.

Ayumi tidak menjawab apa-apa. Ia menyerahkan smartphone itu padaku. Aku tahu apa yang harus kulakukan, yaitu mengecek pesan terkirim di email itu. Dan ajaibnya, pesan terkirim itu memang tidak ada di kotak pesan terkirim email smartphone itu.

"Jadi, emailnya memang diretas ya?" Tanyaku.

"Ya, diretas. Tapi bukan email miliknya yang diretas, melainkan mail server email ini yang diretas. Si peretas ini mengirimkan email kepada Danho menggunakan akun Dayoto melalui jalur belakang, sehingga tidak tercatat dalam kotak pesan terkirim dari email milik Dayoto ini." Kata Ayumi.

"Ayumi-chan ha sore wo okonau koto ga dekimasu ka? (Ayumi-chan, bisakah kamu melakukan itu?)" Tanya Matsuyama.

"Dengan brute force, bisa dicapai dalam ratusan juta tahun. Jika aku mengembangkan kecerdasan buatan, aku cukup optimis bisa melakukannya dalam puluhan tahun, dengan syarat bahwa algoritma enkripsi milik mereka tidak berubah." Kata Ayumi.

Brute force dalam dunia IT adalah suatu metode untuk menembus suatu sistem dengan melakukan input menggunakan seluruh kombinasi input yang mungkin. Jadi, misalkan suatu sistem memiliki password dengan dua digit huruf, maka metode ini akan melakukan input seratus kali dengan mencoba kombinasi 0-0, 0-1,0-2,... 9-9. Enkripsi adalah suatu teknik untuk merubah suatu pesan menjadi deretan huruf dan angka, huruf, dan sandi yang acak.

"Berapa lama algoritma enkripsi mereka berubah?" Tanyaku.

"Sekali dalam dua hari." Kata Ayumi.

Matsuyama kemudian memegangi kepalanya dengan kedua tangannya. Aku menghela napas panjang.

"Berarti pelakunya adalah..." Kataku.

"Seseorang yang sangat pintar. Jauh lebih pintar daripada aku." Kata Ayumi.

Waw, aku tidak bisa membayangkan di dunia ini ada orang yang lebih pintar dari Ayumi. Menurutku, Ayumi saja sudah seperti orang aneh dengan segala bahasa tekniknya.

"Moshimoshi... (Halo.)" Kata Matsuyama sambil mengangkat telponnya.

Kemudian, kulihat Matsuyama menjadi sangat serius hanya dalam waktu beberapa detik saja.

"Doko ka? (Kemana?)" Tanya Matsuyama.

"Hai. Wakarimashita. (Iya. Aku mengerti.)" Kata Matsuyama yang kemudian menutup telponnya.

"Saksi mata melihat seseorang menaikkan dua orang ke dalam mobil yang diparkir di basement hotel." Kata Matsuyama.

"Kiriko dan bodyguard-nya?" Tanyaku.

"Kita belum yakin sepenuhnya, tapi besar kemungkinan itu mereka." Kata Matsuyama.

Kemudian, ia menunjuk suatu daerah pada peta. Oh, itu kan suatu hotel kecil.

"Baiklah, aku akan kesana. Matsuyama, ikutlah bersamaku. Ayumi, aku minta bantuan kepadamu untuk mengajukan personil bersenjata sebanyak dua unit. Aku akan duluan kesana bersama Matsuyama." Kataku segera bersiap-siap untuk pergi dari sini.

"Wakarimashita. Kiyotsukete, Kagura, Matsuyama. (Baiklah. Hati-hati, Kagura, Matsuyama.)" Kata Ayumi.

Aku segera pergi mengambil mobilku dan pergi bersama Matsuyama. Pada pertengahan jalan, aku mulai berbicara.

"Hmmm, polisi yang bertugas menyelidiki dan mengambil smartphone milik Oki Dayoto... bernama Noriko Nara ya?" Tanyaku.

Matsuyama tidak menjawab. Lebih tepatnya, ia tidak ingin menjawab.

"Lalu, kamu bisa mendapatkan smartphone itu, pasti karena kamu merayu polisi bernama Noriko ini kan?" Tanyaku memojokkan Matsuyama.

"Aahh... itu..." Kata Matsuyama.

"Tapi, cintaku tetap hanya untukmu, Kagura-chan." Kata Matsuyama sambil kemudian mencium bibirku, dan meremas-remas buah dadaku.

Ukh, aku langsung dibakar birahi seketika itu juga. Tapi untunglah aku ingat bahwa aku sedang mengemudikan kendaraan. Aku langsung mendorong tubuh Matsuyama, dan mengembalikan ketenanganku yang sempat hilang sesaat.

"Konya made gaman shite. (Bersabarlah sampai nanti malam.)" Kataku sambil mencium lembut Matsuyama.

Matsuyama hanya tersenyum. Kemudian ia memberi tanda kepadaku untuk menghentikan kendaraan. Tempat ini adalah daerah Ginza, tempat si jarum terbang tadi terlihat.

"Aku ada urusan disini. Kamu duluan saja. Nanti aku menyusul, sayang." Kata Matsuyama.

Aku menurunkannya disini. Karena aku juga sedang terburu-buru, aku tidak menanyakan lebih lanjut mengenai urusannya. Setelah menurunkannya, aku langsung mengemudikan kendaraanku secepat mungkin.

BERSAMBUNG KE EPISODE-10
 
Terakhir diubah:
“Disinilah misteri besarnya. Oki Dayoto mengaku bahwa ia dapat membuka emailnya sejak tiga hari lalu dikarenakan masalah teknis, sehingga otomatis dia tidak tahu bahwa Danho mengirimkan email kepadanya.” Kata Matsuyama.

Gagal paham suhu megu :pandaketawa:
 
Keeereeennnn.... Alurnya detail bgt.
Dr perkenalan 1 per 1, SS, hingga konflik yang mekin lama makin meningkat (walau sdkt simpang siur awal konflik" tp akhirnya mulai berkesinambungan/keterkaitan).

Ditunggu Kelanjutan Updatenya Suhu.

Moga2 masih ada cendol di Kulkas nubie
 
Wah apa jgn2 kage itu unit jepang y universal sebelum trn tangan pusat?

hee? maksudnya gimana ya? ane gagal paham nih

ah om Mul bisa aja ngeles nya :pandajahat:

emang agan yang itu paling bisa ngeles wkwkwkwk
peace gan multizone ^^V

Gagal paham suhu megu :pandaketawa:

udah ane edit gan
thanks untuk notif nya

Keeereeennnn.... Alurnya detail bgt.
Dr perkenalan 1 per 1, SS, hingga konflik yang mekin lama makin meningkat (walau sdkt simpang siur awal konflik" tp akhirnya mulai berkesinambungan/keterkaitan).

Ditunggu Kelanjutan Updatenya Suhu.

Moga2 masih ada cendol di Kulkas nubie

Thanks gan atas comment n cendol nya
 
EPISODE 10 : Encounter

Scene 1

Takeru Yamamoto



Ayumi Nakata



"Kyou watashi ha tokutei no mondai wo giron suru tame ni koko ni anata no sonzai wo motomete. (Hari ini, aku meminta kehadiran kalian disini untuk membahas suatu masalah.)" Kataku.

"Sono tokutei no mondai ha nan desuka, Takeru? (Dan apakah permasalahan itu, Takeru?)" Tanya Perdana Mentri.

"Hai, kakka-sama no kyoka wo onegai itashimasu. (Baik, terima kasih atas ketersediaan yang diberikan.)" Kataku.

"Hontou ni juuyou ni narimasu, Takeru. (Sepertinya sangat penting, Takeru.)" Kata Yukimura.

"Hai, sore ha UNIVERSAL ni tsuitedesu. (Iya, ini tentang UNIVERSAL.)" Kataku.

"Yoku, ooku no hitobito ha sore wo shinpai shite imasu. Shikashi, sore de ha anata wo kitte mimashou, Takeru. (Ya, sebetulnya sudah banyak yang mengungkapkan kegelisahan mereka. Tapi, mari kita dengar pendapatmu, Takeru.)" Kata Perdana Mentri.

"Hai, arigatou kakka-sama. Watashi ha shakai de tenkai interu ni yoru to, Qing Long ha UNIVERSAL no ichibu de arimasu. (Baik, terima kasih Perdana Mentri. Menurut intel yang kukirim ke masyarakat, Qing Long adalah bagian dari UNIVERSAL.)" Kataku.

Hal ini membuat Yukimura tersentak kaget.

"Sore muri. (Mustahil.)" Kata Yukimura.

"Watashi mo fukanou dearu mitsukemasu. Shikashi, watashi no interu ha shinrai dekimasu. (Aku juga tidak percaya pada awalnya. Tapi, intelku ini bisa dipercaya.)" Kataku.

"Sore ha kanou desu. Jissai ni ha sore ha osoraku desu. (Itu mungkin saja. Bahkan, itu sangat mungkin.)" Kata Perdana Mentri.

Perkataan Perdana Mentri sungguh membuat diriku dan Yukimura terkejut.

"Kakka-sama ha... (Perdana mentri...)" Kata Yukimura.

"Choudo anata no you ni, watashi ha mata, UNIVERSAL wo chousa suru tame ni interu wo okurimasu. (Sama sepertimu, aku juga mengirim intel untuk menyelidiki UNIVERSAL.)" Kata Perdana Mentri.

"Watashi no interu ha mada nani mo ittemasen. Shikashi, watashi no interu ha kasetsu no youna mono wo motte imasu. (Intelku belum berkata apapun. Akan tetapi, dia memiliki hipotesis yang seperti itu.)" Kata Perdana Mentri.

"Qing Long ga okane wo shutoku suru basho igai ni mo, watashi ha itsumo omottandakedo. Karera ha touri no yakubutsu mitsubai ha arimasen. Karera ha kokusai tekina no yakubutsu mitsubai sa rete imasu. (Aku selalu heran darimana Qing Long mendapatkan dana sebesar itu. Mereka bukan hanya penjual narkoba jalanan. Mereka itu penjual narkoba skala internasional.)" Kata Perdana Mentri.

"Desukara, kakka ha hijou ni saisho kara UNIVERSAL ni taisuru utugai wo motte imasuka? (Jadi, anda memiliki kecurigaan kepada UNIVERSAL sejak awal?)" Tanya Yukimura.

"Hai. Karera ha Nihon demo karera no bijinesu wo hiraku koto wo teian suru mae ni iru node. (Ya. Bahkan sebelum mereka mengajukan permohonan untuk membuka bisnis mereka di Jepang.)" Kata Perdana Mentri.

"Desukara, kakka-sama ha karera no youkyuu wo kyohi suru tsumori desuka? (Jadi, apakah anda akan menolak permohonan mereka?)" Tanyaku.

Perdana Mentri kemudian berdiri dari kursinya, dan berjalan menuju jendela besar yang menghadap keluar sambil memunggungi kami.

"Anata ha subete shitte iru you ni, Nihon no keizai joutai ha kanari kik******i joutai ni arimasu. (Seperti yang kalian semua tahu, perekonomian Jepang sedang berada dalam kondisi yang cukup krisis.)" Kata Perdana Mentri.

Hmmm, aku sudah tahu ujung-ujungnya kearah sini, yaitu krisis perekonomian. Yah, kalau berbicara krisis ekonomi, memang agak susah sih.

"Takeru, watashi ha UNIVERSAL ga koko ni aru baai ha, chika katsudou ni tsuite hijou ni kenen shite iru koto wo shitte imasu. (Takeru, aku mengerti bahwa kamu sangat memikirkan mengenai aktivitas dunia bawah yang akan semakin gila jika UNIVERSAL ada disini.)" Kata Perdana Mentri.

"Shikashi kore ha watashi ga tebanasu koto ga dekinai kikai desu. (Tapi, ini adalah kesempatan yang tidak bisa kulewatkan.)" Kata Perdana Mentri.

"Nihon to sono hito no tame ni watashi ha sono youna kata hantei wo toru koto wo yoginaku sarete imasu. (Untuk Jepang dan orang-orang didalamnya, aku terpaksa harus mengambil keputusan yang sulit ini.)" Kata Perdana Mentri.

Memang ini adalah keputusan yang sulit. Aku yakin Perdana Mentri sudah mengambil tindakan yang benar karena aku mempercayainya.

"Chian no sewa wo shite kudasai, Yukimura. (Tolong jaga keamanan di masyarakat, Yukimura.)" Kata Perdana Mentri.

"Hai, kakka. (Iya, Perdana Mentri.)" Kata Yukimura dengan yakin.

"Watashi ha anata no shigoto ga konnan ni narimasu shitte imasu. Shikashi, watashi ha anata no tasuke wo motomemasu, Takeru. (Aku tahu pekerjaanmu akan semakin sulit. Tapi, aku mohon bantuanmu, Takeru.)" Kata Perdana Mentri.

"Hai, kakka-sama. Watashi ha kakka-sama wo shippai suru koto ha arimasen. (Iya, Perdana Mentri. Aku tidak akan mengecewakanmu.)" Kataku.

Setelah mendengar jawaban kami, Perdana Mentri mengangguk. Kemudian aku dan Yukimura membungkukkan badan, kemudian keluar dari ruangan ini. Kami berjalan menelusuri lorong dan hendak kembali ke kendaraan masing-masing.

"Watashitachi no shigoto ha nikai ha muzukashiku narimasu. (Pekerjaan kita akan dua kali lipat lebih sulit.)" Kata Yukimura.

"Sou desu, Yukimura-san. Shikashi, watashi ha sore wo tanoshimi ni shiteimasu. (Betul, Pak Yukimura. Tapi, aku sangat menantikan hal itu.)" Kataku.

"Watashi mo. Nihon no tame ni saizen wo tsukushite mimashou. (Aku juga. Mari kita lakukan yang terbaik untuk Jepang.)" Kata Yukimura.

Kemudian, kami berpisah di parkiran. Aku segera menuju mobilku dan menyalakan mesin, untuk kemudian pergi dari gedung tempatku bertemu dengan Perdana Mentri ini.

Dalam empat puluh lima menit, aku telah sampai di kantorku. Aku mencari Kagura, akan tetapi tidak bisa menemukannya dimana-mana. Hingga akhirnya, aku menemui Ayumi di ruangannya.

"Ayumi, Kagura ha? (Ayumi, dimana Kagura?)" Tanyaku.

"Tadi pergi berdua dengan Matsuyama. Katanya mau menolong putri dari pemilik perusahaan raksasa Dayoto." Kata Ayumi.

"Maksudmu, putri Dayoto yang menghilang itu sudah ditemukan?" Tanyaku.

"Itu yang dikatakan oleh Matsuyama. Ada yang mengatakan bahwa ada yang mengangkutnya ke suatu tempat yang kini sudah diketahui oleh Kagura dan Matsuyama." Kata Ayumi.

Aku sejenak memikirkan semuanya. Aku mengetahui bahwa putri satu-satunya Dayoto menghilang dan kini tidak diketahui keberadaannya setelah dijadwalkan untuk bertemu dengan pihak Danho di Crowne Plaza Tokyo. Jika Ayumi mengatakan bahwa ada yang mengangkut putri satu-satunya Dayoto ke suatu tempat, apakah ini kasus penculikan? Tidak, menurutku bukan kasus penculikan biasa.

"Ayumi, ada laporan apa tentang kasus putri satu-satunya Dayoto ini?" Tanyaku.

Kemudian, Ayumi menjelaskan kasus dan temuan-temuannya, termasuk peretasan email milik Dayoto secara canggih yang dilakukan oleh orang yang menurutnya lebih hebat darinya. Hmmm, aku memikirkan seseorang yang dapat melakukan hal ini. Tapi aku tidak ingat. Maka, aku memutuskan untuk kembali ke ruanganku untuk mencari data tentang orang itu.

Setelah kembali ke ruanganku, kubongkar arsip-arsip dunia bawah yang telah dikumpulkan selama puluhan tahun oleh Hikari. Akhirnya, aku sampai pada arsip mengenai algoritma abstrak terbaik dalam dunia bawah. Algoritma itu tidak lain dan tidak bukan adalah Algoritma Widoyo. Aku membaca arsip mengenai Algoritma Widoyo itu. Memang, didalamnya tersusun perumusan enkripsi yang sangat rumit. Aku saja harus mengulang membacanya sampai empat kali hanya untuk memahami konsep dasarnya. Ya, jika ada yang bisa meretas email dengan cara hebat seperti yang dikatakan oleh Ayumi, orang yang bisa melakukannya adalah penemu Algoritma Widoyo ini, Jent Zeinal Widoyo.

Aku mencoba mendapatkan informasi mengenainya dengan menggunakan search engine milik Hikari. Sekedar pengetahuan, search engine adalah suatu perangkat lunak yang digunakan untuk mencari informasi mengenai apapun, contoh yang tidak asing adalah Google. Mustahil, search engine yang sudah dibuat oleh Hikari dengan menggunakan fitur dan pembelajaran yang hampir menyamai Google, tidak bisa menemukan informasi tentang Jent Zeinal Widoyo. Siapa sebetulnya orang ini?

Aku pun menyerah mencari informasi sendiri tentang orang itu. Aku kembali menuju ruangan Ayumi. Ayumi terlihat sedang sibuk mengetik-ngetik sesuatu dengan laptopnya.

"Ayumi, anata ha... Jent Zeinal Widoyo wo kiita ka? (Yumi-san, pernahkah kamu mendengar tentang... Jent Zeinal Widoyo?)" Tanyaku.

Sejenak, perkataanku membuat Ayumi sedikit terkejut. Ia pun menghentikan aktivitas dengan laptopnya. Kemudian, ia menoleh kearahku.

"Subete no meikai no gijutsu-sha ha sono hito wo shitte imasu. (Semua spesialis teknik dari dunia bawah pasti tahu orang itu.)" Kata Ayumi.

"Apakah kamu punya informasi tentang orang itu?" Tanyaku.

"Penemu Algoritma Widoyo. Spesialis IT dunia bawah. Legenda IT dalam dunia bawah." Kata Ayumi.

"Ayumi. Aku tiba-tiba memiliki kecurigaan. Mungkinkah yang meretas email milik Dayoto, adalah Jent Zeinal Widoyo ini?" Tanyaku.

"Tidak mungkin." Kata Ayumi.

"Kenapa?" Tanyaku.

Kemudian, Ayumi mengetik-ngetik sesuatu. Kemudian, dia membalikkan layar laptopnya kearahku. Layar laptopnya itu menampilkan informasi tentang Jent Zeinal Widoyo, beserta gambar foto terbarunya.

"Bagaimana kamu bisa menemukan artikel tentangnya?" Tanyaku dengan heran.

".Onion di dalam .onion. Tidak mudah masuk ke dalamnya." Kata Ayumi.

Sekedar pengetahuan, .onion adalah salah satu sufiks dari domain web. Sufiks yang biasa ditemukan pada domain web adalah .com, .co.id, .org (Contoh : semprotku.com, google.com, wikipedia.org, yahoo.co.id). .onion ini adalah sufiks khusus karena dipercaya sebagai suatu sufiks yang merupakan pintu masuk deep web. Deep web sendiri adalah suatu website yang berada dalam kalangan dunia bawah. Transaksi narkoba, pasar gelap, perdangan manusia, pornografi level ekstrim, penelitian dengan manusia sebagai kelinci percobaan, informasi rahasia politik, informasi rahasia mengenai seseorang dapat ditemui pada deep web. Deep web ini sangat dipantau ketat oleh FBI.

Hmm, aku membaca informasi di dalamnya. Sekalipun ini merupakan informasi yang didapatkan melalui dunia bawah, tidak banyak yang bisa ditampilkan. Menurut artikel itu, setelah selamat dari kejaran oleh suatu kelompok mafia di Shanghai, ia diduga telah meninggal akibat kecelakaan pesawat demi menyelamatkan ketiga temannya. Dua tahun setelah itu, ternyata dikatakan bahwa ia masih hidup dan berdomisili di Jepang. Ia memiliki dua istri, yaitu Saiyuna Wijaya-Widoyo dan Ferawati Widoyo. Hmmm, dua istri? Satu istri saja sudah pusing, apalagi dua hehehe. Awal tahun 2016 ini, ia dikatakan hilang secara misterius. Sebulan setelahnya, mayatnya ditemukan di hutan aokigahara di Jepang. Penyebab kematiannya tidak diketahui. Dokter dan tim forensik mengatakan bahwa penyebab kematiannya itu adalah seolah-olah seluruh fungsi otaknya berhenti begitu saja. Kematian seperti ini baru pertama kali ditemukan dalam kasus Jent Zeinal Widoyo.

"Hmmm, masuk akal jika kamu mengatakan bahwa tidak mungkin dia pelakunya." Kataku.

"Ada kecurigaan lain?" Tanya Ayumi.

"Ya, ada. Kage." Kataku.

"Yap. Sejauh ini, merekalah yang paling misterius. Bahkan mereka lebih misterius dari UNIVERSAL. Aku tidak percaya ada organisasi yang lebih misterius daripada UNIVERSAL." Kata Ayumi.

Masuk akal apa yang dikatakan oleh Ayumi. Memang mengherankan jika ada organisasi yang lebih misterius dari UNIVERSAL... Lebih misterius?? Tiba-tiba aku tersentak kaget. Ayumi pun juga kelihatannya tersentak. Kami saling bertatap-tatapan. Kami sama-sama tersenyum dengan penuh arti.

"Kamu hebat sekali, Ayumi." Kataku sambil memeluknya. Saking senangnya karena mendapatkan suatu analisis baru, aku reflek memeluk Ayumi karena berkat perkataannya lah aku bisa sampai pada analisis yang baru ini.

Ayumi kelihatannya sangat kaget. Tubuhnya bergetar, dan mulutnya megap-megap. Ups, aku langsung melepas pelukanku di tubuhnya. Sial, aku membiarkan diriku dikuasai oleh rasa senang yang berlebihan.

"Gomen, Ayumi. Watashi ha subete no koto wo okonau koto wo imi suru mono deha arimasendeshita. (Maafkan aku, Ayumi. Aku sama sekali tidak bermaksud untuk melakukan itu.)" Kataku dengan sangat tidak enak.

"Ko... kore ha daijoubu desu yo, Takeru-san. (I... itu tidak apa-apa kok, Takeru-san)" Katanya dengan pandangan dan ekspresi yang kosong.

Akan tetapi, kekosongan itu berubah menjadi rasa senang. Hmmm, ada apa dengannya ya? Memang dari dulu aku agak kesulitan memahaminya. Mungkin karena ia terlalu pintar ya dibandingkan dengan diriku? Sekarang, ia terlihat sangat senang.

"Oke, Ayumi. Kamu tahu apa yang harus kamu lakukan?" Tanyaku dengan riang gembira.

"Un! (Iya!)" Jawab Ayumi juga dengan riang gembira.

"Takeru-san ha nani wo suru? (Apa yang akan Takeru-san lakukan?)" Tanya Ayumi.

"Aku ada urusan sedikit. Aku harus pergi keluar kantor." Kataku.

"Oke, Takeru-san. Hati-hati." Kata Ayumi.

"Terima kasih, Ayumi." Kataku sambil melangkah keluar dari ruang kerja Ayumi.

Sambil melangkah keluar, aku meminta maaf sedalam-dalamnya kepada istriku tersayang, Asuka. Maaf, Asuka. Walaupun aku tidak bermaksud, aku sudah melakukan tindakan pengkhianatan kecil dengan memeluk Ayumi. Lain kali, aku berjanji untuk lebih bisa menahan diriku dan tidak dikuasai oleh emosiku sendiri.
 
Scene 2

Ayumi Nakata



Hmmm, dipeluk oleh Takeru-san secara langsung rasanya memang beda. Yang tadi itu bukanlah fantasi, melainkan kenyataan. Tadi itu, tubuhku betul-betul berada dalam dekapan tubuhnya. Kehangatan tubuhnya itu memang nyata, bukan fantasi. Kalau saat ini aku tidak ada kerjaan, aku sudah pasti dikuasai oleh birahi yang membuatku langsung ingin masturbasi. Akan tetapi, aku punya kerjaan yang lebih penting dari itu.

Jika Kage adalah organisasi yang lebih misterius dari UNIVERSAL, seharusnya mereka memiliki arsip mengenai UNIVERSAL disuatu tempat di markas mereka. Karena itu, aku harus bisa menjebol pertahanan mereka. Aku harus bisa menerapkan suatu algoritma yang lebih maju dibandingkan Algoritma Widoyo legendaris temuan Jent Zeinal Widoyo itu.

Aku segera bersiap-siap untuk pergi keluar kantor. Aku mencabut kabel power laptopku, kemudian aku membawa laptopku itu keluar kantor. Aku menuju cafe favoritku yang biasanya jadi sumber inspirasi untuk pengembangan ideku. Dalam setengah jam saja, aku telah sampai di cafe favoritku itu.

"Konnichiwa, Ayumi-san. (Selamat siang, Ayumi-san.)" Kata pemilik cafe itu yang bernama Saiyuri.

Saiyuri-san ini adalah temanku sejak SD. Cafe ini sudah ada sejak kami SD. Waktu kami masih SD, yang mengelola cafe ini adalah ibunya. Sekarang, pengelolaannya sudah berpindah tangan ke Saiyuri sendiri. Dia boleh dibilang salah satu teman baikku.

"Konnichiwa, Saiyuri-san. Genki desuka? (Selamat siang, Saiyuri-san. Apa kabar?)" Tanyaku.

"Mochiron da! Ofuro? (Tentu saja baik! Mau mandi?)" Tanya Saiyuri.

Mengapa dia menawari aku mandi? Karena aku sering sekali menggunakan kamar mandi cafe ini tak lain dan tak bukan untuk bermasturbasi. Akan tetapi, kali ini aku datang kesini bukan untuk bermasturbasi hahaha.

"Iiya desu. Saikou no men anata ha, shite kudasai suru koto ga dekimasu. (Tidak. Tolong buatkan aku mi terenak yang bisa kamu buat.)" Kataku.

"Haaii. Sugu ni. (Iyaa. Segera.)" Kata Saiyuri.

Sambil menunggu mi enak favoritku itu, aku segera mengambil tempat duduk di sofa. Hmmm, sekarang sudah lewat jam makan siang, karena itu cafe ini sepi sekali. Sepertinya hanya ada satu dua orang saja disini. Kemudian, aku mulai browsing-browsing tentang berita terbaru yang kini bisa kudapatkan. Haah, membosankan. Yang kudapatkan hanyalah hotline news mengenai Putri Dayoto yang belum juga diketemukan.

Setelah lima belas menit lamanya, akhirnya Saiyuri datang dan membawakanku mi enak favoritku itu.

"Saikou no men, itadakimasuu. (Mi terenak, selamat makan.)" Kata Saiyuri sambil meletakkan mi favoritku itu di mejaku.

"Arigatou gozaimasu, Saiyuri-san. (Terima kasih banyak, Saiyuri-san.)" Kataku.

Aku langsung melahap mi favoritku itu. Hmmm, rasanya betul-betul enak. Selain rasanya yang enak, mi favoritku ini juga mampu membangkitkan inovasi otakku. Hanya dalam beberapa menit saja, mi itu sudah habis dimakan olehku. Baiklah, sekarang saatnya bekerja. Aku membuka laptopku, membuka bahasa pemrograman assembly yang biasa kugunakan untuk membuat sistem, dan mulai mengetik beberapa baris kode assembly. Sekedar pengetahuan, bahasa pemrograman assembly adalah bahasa pemrograman yang cukup rendah levelnya. Rendah levelnya disini bukan berarti tidak hebat. Dalam bahasa pemrograman, suatu level dikatakan makin rendah jika makin mendekati bahasa mesin. Jadi iya, semakin rendah level suatu bahasa pemrograman, semakin sulit digunakan dan dipahami, dan biasanya sih semakin kuat juga.

Untuk membuat algoritma yang lebih kuat dari Algoritma Widoyo, aku harus mulai dari dasarnya dulu. Algoritma widoyo menggunakan tiga dasar untuk perumusan matematika-nya, yaitu Bayes, Manhattan Distance, dan Kompleksitas Kolmogorov. Aku sejak awal bingung, mengapa si Jent Zeinal Widoyo itu menggunakan Manhattan Distance untuk menghitung perumusan korelasi antara Bayes dan Kompleksitas Kolmogorov. Menurutku, Manhattan Distance cenderung tidak efektif, karena harus menarik dua vektor. Untuk algoritma buatanku ini, bagaimana jika kucoba dengan Euclidean Distance saja? Yah, tidak ada salahnya sih dicoba.

Setelah berjam-jam menulis kode program, akhirnya aku mengerti mengapa Jent Zeinal Widoyo itu tidak menggunakan Euclidean Distance. Untuk menghitung jarak antar dua titik, Euclidean Distance itu memang cara yang diharapkan. Tapi untuk menghitung sebuah korelasi antara dua kompleksitas, ternyata Euclidean Distance itu sangat makan memori komputer dan waktu. Pastilah si Jent Zeinal Widoyo itu sudah memperhitungkan hal itu, karena itu ia menggunakan Manhattan Distance, yang dalam hal ini lebih efisien dan cepat.

"Kono kolmogorovv! (Kolmogorov ini!)" Teriakku saking stressnya memecahkan permasalahan ini.

Aku terdiam beberapa lama sambil menutup mukaku dengan kedua telapak tanganku.

"Soudesu ka. Anata ha bayesu to korumogorofu fukuzatsu-sei to no soukan kankei wo mitsukeyou to shite imasu. (Oh, begitu ya. Kamu berusaha menemukan korelasi antara Bayesian dan kompleksitas Kolmogorov.)" Suara seseorang.

Aku menyingkirkan telapak tanganku dari wajahku untuk melihat siapa yang berbicara kepadaku. Hmmm, aku melihat seorang yang kira-kira masih muda. Kalau kukira-kira sih, tampaknya ia masih kuliah.

"Watashi ha suugaku ni tadaina kouken wo motsu hito wo kitta toki ni zannende warikomu tame ni, watashi ha jibun jishin wo tasukeru koto ga dekimasendeshita. (Maaf kalau aku ikut campur. Aku hanya tidak bisa menahan diri ketika aku mendengar nama orang yang sangat berkontribusi dalam dunia matematika.)" Kata pemuda itu.

"Daijoubu desu. (Tidak apa-apa sih.)" Kataku.

"Watashi ha Ebai desu. Watashi ha Tokyou daigaku de daigakuin suugaku gakusei desu. (Namaku Ebai. Aku adalah seorang mahasiswa pasca sarjana matematika di Universitas Tokyo.)" Kata pemuda yang bernama Ebai itu.

"Watashi ha Ayumi desu. Watashi ha Tokyou no ginkou de hatarakimasu. (Aku Ayumi. Aku bekerja di BTMU.)" Kataku.

"Jitsuha, watashi ha anata ga hoshi mono ni tsuite no youten wo emashita. Watashi ha tasukete mo idesu ka? (Sebetulnya, aku tahu apa yang hendak kamu lakukan. Apakah kamu keberatan jika aku membantumu?)" Tanya Ebai.

"Iie. (Tidak.)" Kataku.

Kemudian, pemuda bernama Ebai itu duduk disebelahku. Kemudian, ia mulai menggambar dan merumuskan formula-formula matematika baru. Formula-formula itu ia gunakan untuk merubah representasi formula Bayes dan Kompleksitas Kolmogorov. Aku kaget, dalam waktu yang singkat, ia bisa merumuskan korelasi antara Bayes dan kompleksitas Kolmogorov menjadi jarak antar dua titik yang bisa dicapai dengan menggunakan vektor. Wah, kalau begini, aku bisa merumuskannya dengan Euclidean Distance.

"Kore ha nani shitai desuka? (Inikah yang kamu inginkan?)" Tanya Ebai.

Aku langsung mengangguk. Kemudian, aku langsung merumuskannya ke dalam kode program bahasa assembly. Dan dalam beberapa puluh menit saja, algoritma ciptaanku ini sudah jadi. Yah, walaupun tidak sekompleks Algoritma Widoyo, tapi paling tidak algoritma ini mungkin bisa kugunakan untuk meretas server milik Kage.

"Ebai-san, arigatou gozaimasu! (Ebai-san, terima kasih banyak!)" Kataku.

Akan tetapi, pemuda bernama Ebai itu sudah tidak terlihat di cafe ini.

"Saiyuri-san, Ebai-san ha... (Saiyuri, mana Ebai-san?)" Kataku.

"Sarimashita. (Dia sudah pergi.)" Kata Saiyuri.

Yah, sudah pergi. Aku belum sempat mengucapkan terima kasih. Tapi, ya sudah lah. Akan kuucapkan terima kasih jika aku bertemu dengannya kembali. Tapi sebelumnya, aku harus membawa sepasukan polisi rahasia bersenjata untuk membantu Kagura menyelamatkan tuan putri Dayoto itu di hotel kecil yang ditunjukkan oleh Matsuyama. Aku segera bergegas kembali menuju kantor.

Dengan oleh-oleh yang kuterima darinya, aku kembali ke markas besar Hikari. Aku segera menanam algoritma yang baru saja kukembangkan itu di server utama Hikari untuk dilakukan pelatihan menggunakan kecerdasan buatan. Jika melihat kompleksitas algoritma yang kubuat ini, aku memprediksikan butuh waktu tiga hari sampai algoritma ini siap pakai. Heh heh, Kage, tunggulah aku. Dalam tiga hari, aku akan mampu membobol server kalian. Jangan terkejut ya nanti.

BERSAMBUNG KE EPISODE-11
 
Pertamax dlu:haha:

:takut:
Whattt..??
Jent modar...
:takut:

Itu beneran modar apa dibuat2 suhu :galak:

Itu ebai apa abby ya :pandajahat:
 
Terakhir diubah:
Bimabet
Pertamax dlu:haha:

:takut:
Whattt..??
Jent modar...
:takut:

Itu beneran modar apa dibuat2 suhu :galak:

Itu ebai apa abby ya :pandajahat:

Wahahaha
Beneran modar kali yah?
Eh tapi di cerita sebelumnya,sempet dikira modar.
Beneran modar ga ya kali ini?

Hmmm. Kok Ebai bisa jadi Abby?
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd