Scene 2
Kagura Nakagawa
Jirou Nakata
Gabrielle Varnadoe
Takeru Yamamoto
“
Haaa... Haaa... Kanojo ha monsutaa no choudo dono youna shurui desuka? (Haaa... Haaa... Monster macam apa dia ini?)” Kataku dengan terengah-engah.
“
Watashi no joushi ha kanojo no chikaku ni ikanai watashi ni keikoku shimashita. Dakara, kore ha riyuu ga arimasu. (Pimpinanku sudah memperingatkanku agar tidak berurusan dengannya. Jadi, ini alasannya.)” Kata si
gokusenshi juga dengan terengah-engah.
Beberapa tulang rusukku patah akibat pukulannya. Aku juga melihat sepertinya beberapa tulang rusuk Jirou pun patah. Aneh, sebetulnya makhluk apa dia ini? Daritadi, pukulanku dan Jirou tidak ada yang mempan satupun. Mulanya, aku mengira seluruh tubuhnya ditanami oleh logam sekeras baja. Tapi tidak. Aku menyadarinya. Setiap kali aku mendaratkan pukulan ditubuhnya, pukulanku seolah-olah terpantul balik. Seolah-olah ada suatu tenaga yang menahan pukulanku, kemudian melancarkan serangan balik. Cih, apa rahasia kekuatannya?
“
Are you two done? (Apakah kalian berdua sudah selesai?)” Tanya Gabrielle.
Bahkan, tongkat milik
gokusenshi pun patah menjadi tiga bagian karena tidak mampu menahan pedang menyalanya. Luar biasa, aku dan
gokusenshi berdua tidak bisa berbuat banyak terhadapnya. Kekuatannya melebihi siapapun yang ada di
sansaikou no masayoshi ataupun
kurayami no mikami. Kalau ada yang bisa mengalahkannya, mungkin hanya Takeru-san. Akan tetapi, aku sendiri kurang yakin bahwa Takeru-san bisa menang menghadapinya.
“
Before you died, I’ll have you taste of this thing. (Sebelum kalian mati, akan kuberi kesempatan pada kalian untuk merasakan kemampuan benda ini.)” Kata Gabrielle sambil mengambil pistol yang tergantung di pinggang kirinya.
Cih, karena rasa sakit yang begitu parah, aku sudah kesulitan bergerak. Si
gokusenshi pun sepertinya mengalami hal yang sama.
Kemudian, Gabrielle mengarahkan pistolnya kearah perutku. Ah, paling-paling hanya pistol biasa, mengapa harus takut? DOORR... Sesaat aku melihat adanya cahaya berwarna ungu yang keluar dari pistol itu. Tapi, karena terlalu cepat, aku tidak punya waktu untuk berpikir apa itu. Kemudian, cahaya ungu itu meledak dihadapanku. Eh, apa yang terjadi? Sesaat sebelum ini, aku yakin aku juga mendengar tembakan dari arah belakangku. Aku segera menoleh kebelakang. Di belakangku, aku melihat sesosok berjubah hitam dan bertudung. Ia sedang mengarahkan pistolnya persis kearah cahaya ungu tadi meledak. Ah, pistol berwarna perak hitam itu... Dia ini juga orang yang sama dengan orang yang menembak aku, Ayumi, dan
gokusenshi enam bulan lalu di lobby hotel kecil tempat putri Dayoto disekap.
“
Omae ha dare?? (Siapa kamu??)” Tanyaku.
“
Who am I, is no importance. One thing for sure, I cannot let both of you killed because of her. She is just too strong for you. (Siapa aku, tidaklah penting. Satu hal yang pasti, aku tidak bisa membiarkan kalian berdua terbunuh oleh karena dia. Dia terlalu kuat untuk kalian berdua.)” Kata sosok berjaket hitam itu.
Eh, suara ini... suara wanita.
“
Now, I’ll have two of you asleep. I have important conversation with her. Sleep tight. (Sekarang, kalian berdua tidurlah. Aku punya pembicaraan penting dengannya. Selamat tidur.)” Kata sosok berjaket hitam itu.
DOORR... Itulah suara terakhir yang kudengar.
***
“Hmmm, lagi-lagi sosok berjubah hitam itu ya?” Tanya Takeru-san.
“Begitulah.” Kataku.
“Takeru-san, apakah sosok berjaket hitam itu adalah musuh yang pernah Takeru-san katakan?” Tanya Yama-chan.
“Aku belum yakin pasti.” Kata Takeru-san.
Tok... tok.. tok...
“Masuk.” Kata Takeru-san.
Kemudian, pintu ruang meeting ini terbuka, dan aku melihat sosok teman yang sangat membuatku lega. Tanpa dirinya,
sansaikou no masayoshi tidak akan lengkap.
“
Sumimasen. (Permisi.)” Kata Ayumi.
“Selamat datang kembali, Ayumi. Aku sudah takut ketika mendengar bahwa kamu ada bersama pihak musuh.” Kata Takeru-san.
“Iya. Aku bisa sampai disini dengan selamat, orang tuaku pun juga selamat, semua berkat kalian. Terima kasih.” Kata Ayumi sambil membungkukan badannya.
“Sudah menjadi tugas kita. Duduk, Ayumi.” Kata Takeru-san.
“
Hai. (Iya.)” Kata Ayumi sambil duduk di kursi seberangku.
“Jadi, mulai hari ini
Family of Varnadoe dikatakan resmi sudah tamat. Ada yang perlu dilaporkan?” Tanya Takeru-san.
“Tidak ada. Kecuali tentang sosok berjaket hitam, dan rasa malu kita karena mendapat pertolongan dari Yami.” Kataku.
“Aku bingung. Kenapa Yami juga mengincar
Family of Varnadoe? Apakah kalian punya pendapat?” Tanya Takeru-san.
Hmmm, benar juga. Mengapa mereka tiba-tiba datang dan membantu kita ya? Baru sekarang aku mempertanyakan hal itu. Yama-chan pun hanya mengangkat bahu dan tangannya.
“Tapi, Takeru-san. Ada hal yang lebih misterius dibandingkan dengan Yami. Pada saat aku dan
tobari menghadapi musuhku yang bernama Bellinda Varnadoe, kami akui, kami tidak sepenuhnya menang. Ada hal aneh yang tiba-tiba terjadi. Lawan kami itu tiba-tiba tumbang karena ada sesuatu yang menembus tubuhnya. Sesuatu itu seolah-olah seperti... cahaya putih.” Kata Yama-chan.
Mendengar hal itu, Takeru-san langsung menundukkan kepalanya, sambil memegangi kepalanya dengan kedua tangannya.
“Ayumi, ada sesuatu yang hendak dilaporkan?” Tanya Takeru-san.
“... Tidak ada, Takeru-san.” Kata Ayumi.
“Kalau begitu, biar aku tanya sesuatu.” Kata Takeru-san.
“Apa?” Tanya Ayumi.
“Kamu bertemu dengan pemimpin Yami bukan? Karena, aku percaya hanya pemimpin Yami yang bisa menghabisi Frederick dan Geneva.” Kata Takeru-san.
Ayumi tidak menjawab apapun. Akan tetapi, tidak lama kemudian, ia mengangguk.
“Siapa identitasnya?” Tanya Takeru-san.
“... Tidak akan kuberitahu.” Kata Ayumi.
Eh, Ayumi tahu siapa identitas pemimpin Yami sesungguhnya?
“Ayumi, kamu tahu?” Tanyaku.
“... Aku tahu. Tapi, aku sudah berjanji pada diriku bahwa aku tidak akan memberitahu.” Kata Ayumi.
“Baiklah, aku mengerti. Apa ada lagi yang mau dilaporkan?” Kata Takeru-san.
“Eh, hanya begitukah? Apakah aku tidak akan dihukum?” Tanya Ayumi.
“Jika kamu tidak memberitahukan identitasnya karena alasan konyol, sudah pasti akan kuhukum. Tapi kamu bilang bahwa kamu berjanji pada dirimu sendiri. Mungkin dia yang paling berperan besar dalam menolong kamu dan keluargamu. Bukan begitu?” Tanya Takeru-san.
“Uhmm... Iya.” Kata Ayumi.
“Siapapun dia, suatu hari nanti aku akan berterima kasih kepadanya. Apapun motif yang dia miliki untuk menolongmu, akan kuanggap itu sebagai suatu kebaikan. Sebagai salah satu balas jasa atas hutang budiku kepadanya, masalah keterlibatan Yami dalam misi kita kali ini tidak akan kuikutsertakan dalam laporan kepada Yukimura-san.” Kata Takeru.
“
Ho... hontou ni arigatou gozaimasu, Takeru-san. (Te... terima kasih banyak, Takeru-san.)” Kata Ayumi.
“Oke, semuanya, aku punya tugas untuk kalian.” Kata Takeru-san.
“Hmmm, apakah itu berlatih lagi sampai kita cukup kuat untuk mengalahkan keluarga Barnamo sendirian?” Tanyaku.
“Menjadi lebih kuat lagi adalah tugas dari setiap kita masing-masing. Akan tetapi, aku tidak memberikan latihan sebagai tugas utama kalian, seperti enam bulan lalu.” Kata Takeru-san.
“Jadi, apa?” Tanyaku.
“Aku mau tanya. Cahaya putih yang dikatakan oleh Matsuyama, apakah mengingatkan kalian pada sesuatu?” Tanya Takeru-san.
Aku dan Yama-chan sibuk berpikir.
“Chronos... Dari video dalam arsip Kage?” Tanya Ayumi.
“Ah, iya benar. Cahaya putih yang sama dengan makhluk bernama Chronos itu.” Kata Yama-chan.
“Ya, itulah yang kumaksud.” Kata Takeru-san.
“Jadi, apakah Kage dalang dibalik semua ini?” Tanyaku.
“Aku belum yakin pasti, tapi kecurigaan yang mengarah ke mereka sudah sangat besar.” Kata Takeru-san.
“Karena itu, Matsuyama. Pusatkan seluruh perhatianmu untuk Kage, carilah informasi sebanyak mungkin mengenai mereka.” Kata Takeru-san.
“
Wakarimashita. (Paham.)” Kata Yama-chan.
“Kagura, tugasmu adalah menemani Matsuyama, karena jika betul bahwa Kage itu adalah salah satu anggota yang berkecinampung dalam
Mariana Trench, maka Matsuyama yang mencari informasi tentang mereka pasti dalam bahaya. Aku perlu orang sekuat dirimu untuk backup.” Kata Takeru-san.
“
Wakarimashita. (Baiklah.)” Kataku.
“Ayumi, tugas untukmu yang tidak kalah pentingnya...” Kata Takeru-san.
“Mencari informasi tentang Kage dari balik layar?” Tanya Ayumi.
“Hmmm, bukan itu.” Kata Takeru-san.
“Hmmm... Oke. Jadi?” Tanya Ayumi.
“Carilah informasi sebanyak mungkin tentang
Missing History.” Kata Takeru-san.
Missing History... Aku sudah dengar ceritanya dari yang dilaporkan Ayumi, bahwa
Missing History adalah peradaban maju zaman kuno yang sempat menghilang dari sejarah karena tidak ada sejarah apapun yang menyebutkan tentang mereka.
“Maaf, Takeru-san. Jika pencarian informasi tentang Kage diperkuat dengan kemampuan Ayumi, tentu informasi yang kita dapat jadi lebih akurat. Tapi, mengapa Ayumi harus mencari informasi tentang peradaban kuno yang sudah punah itu?” Tanya Yama-chan.
“Pertanyaan bagus, Matsuyama. Begini, menurut yang kudengar,
Family of Varnadoe menggunakan gabungan antara teknologi dan tenaga ki sebagai kekuatan tempur mereka, dimana kekuatan tempur macam itu tidak ada di zaman sekarang ini.” Kata Takeru-san.
“Jadi, anda berhipotesa bahwa kekuatan tempur itu ada hubungannya dengan
Missing History?” Tanya Yama-chan.
“Mulanya, aku mempunyai sekilas pemikiran seperti itu. Tapi, pemikiran itu kubantah mentah-mentah karena aku salah satu orang yang tidak mempercayai keabsahan
Missing History. Sampai akhirnya Ayumi melaporkan bahwa
Family of Varnadoe mengakui kebenaran dari
Missing History. Dan kurasa, konsep kemampuan tempur yang mereka gunakan itu bermula dari
Missing History. Entah mereka adalah salah satu kelompok yang hidup pada zaman
Missing History, atau...” Kata Takeru-san.
“Atau?” Tanyaku.
“Adanya sekelompok orang yang mendanai mereka dengan informasi tentang
Missing History, dimana kelompok itu pastilah salah satu kelompok yang hidup pada zaman
Missing History.” Kata Yama-chan.
“Begitulah.” Kata Takeru-san.
“Jika memang ada kelompok yang mendanai mereka dengan sumber informasi, tidak ada kelompok lain yang mungkin selain Kage.” Kata Ayumi.
“Begitulah.” Kata Takeru-san.
“Untuk melawan kelompok yang memiliki kemampuan setara dengan
Family of Varnadoe, atau yang memiliki teknologi
Missing History, maka kita pun juga harus memahami konsep
Missing History itu sendiri. Begitukah?” Tanya Yama-chan.
“Betul sekali, Matsuyama.” Kata Takeru-san.
Ooohh, jadi begitu ya korelasinya. Dalam hal deduksi, aku memang tertinggal jauh dibandingkan Yama-chan dan Ayumi. Mereka berdua sangat cepat dalam menangkap maksud dan tujuan dari suatu perkara.
“Baiklah, tugas kalian dimulai dari sekarang.” Kata Takeru-san.
“OK!” Kataku.
“
Wakarimashita. (Baik.)” Kata Yama-chan.
“
Watashi ni makasete. (Serahkan padaku.)” Kata Ayumi.
Kemudian, kami bertiga segera berdiri dan hendak keluar dari ruangan ini. Akan tetapi, sebelum kami bertiga sempat keluar ruangan, Takeru-san tiba-tiba berbicara lagi.
“Ngomong-ngomong, ada yang tahu nama panjang dari Agent Warfe dari CIA, yang kemarin membantu kalian dalam misi penyelamatan Ayumi?” Tanya Takeru-san.
Hmmm, Warfe? Sepertinya dia pernah menyebutkan nama panjangnya. Tapi aku lupa. Yang lebih penting, mengapa Takeru-san menanyakan hal itu?
“Warfe Widiatoyo.” Kata Yama-chan.
“
Sou sou. (Begitu ya.)” Kata Takeru-san sambil tersenyum dan menghela napas.
“Ada apa, Takeru-san?” Tanyaku.
Kemudian, Takeru-san menuliskan nama Warfe Widiatoyo di kertas. Kemudian, ia menukar-nukar hurufnya, dan membentuk suatu nama yang menurutku asing. Akan tetapi, Ayumi dan Yama-chan tampak terkejut dengan nama itu.
“Hmmm. “Ferawati Widoyo”? Siapa itu?” Tanyaku.
“Kagura, kamu tahu seseorang yang bernama Jent Zeinal Widoyo?” Tanya Ayumi.
“Hmmm, yang berkecinampung dalam dunia bawah, tentunya tidak mungkin tidak tahu nama itu kan?” Tanyaku.
“Ferawati Widoyo ini adalah salah satu istri dari Jent Zeinal Widoyo.” Kata Ayumi.
“Yah, tapi mungkin saja kebetulan. Kalau begitu, bubar. Tidak perlu khawatir dengan apa yang baru saja kutulis ini.” Kata Takeru-san.
Kami bertiga kemudian keluar dari ruang meeting ini. Hmmm, istri dari Jent Zeinal Widoyo? Bukankah setahuku, Jent Zeinal Widoyo itu ditemukan meninggal di Aokigahara akibat penyebab yang sangat misterius? Ah, tapi belum tentu Warfe itu adalah Ferawati Widoyo. Takeru-san sendiri mengatakan bahwa itu mungkin saja kebetulan. Yang lebih penting, lebih baik aku fokus dengan tugasku bersama Yama-chan.
END OF SEASON 2