Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY Everyone's Destiny (by : meguriaufutari)

EPISODE 12 : Haichi

Scene 1
Matsuyama Edo



Bellinda Varnadoe



Daritadi, aku terus berlari sambil melihat kebelakang. Ya, baru sekarang aku merasa khawatir dengan Kagura-chan yang tinggal dibelakang untuk menghadapi si cantik dan seksi Gabrielle itu. Aku tahu bahwa dalam pertarungan satu lawan satu, Kagura-chan jarang kalah. Akan tetapi, masalahnya kita berhadapan dengan kelompok pembunuh kelas atas dari dunia bawah. Sial, kenapa tadi aku meninggalkan dia begitu saja ya?

“Yakin tidak mau balik?” Tanya Agent Warfe.

“Ah, tidak. Yang penting, kita harus fokus menyelamatkan Ayumi-chan.” Kataku yang sebetulnya berpura-pura kuat.

“Heh, iya.” Kata Agent Warfe.

Kami terus berlari sampai akhirnya kita berdua sampai di hadapan pintu yang cukup besar.

“Ini ruangan milik Alston. Mungkin Ayumi Nakata ada di dalam. Siap?” Tanya Agent Warfe.

Aku hanya menganggukkan kepalaku. Kemudian, kami berdua segera membuka pintu itu dengan cepat. Yang ada di hadapan kami sekarang adalah ruangan penuh dengan motif. Motif ruangan ini cukup mengacaukan pandangan kami. Di tengah ruangan ini ada sebuah kursi yang sedang diduduki oleh pria yang bernama Alston Varnadoe.

Took you long enough. I’m already tired of waiting. (Lama sekali kalian. Aku sudah lelah menunggu.)” Kata Alston.

Where is Ayumi Nakata? (Dimana Ayumi Nakata?)” Tanya Agent Warfe.

Ah, now that you asked it, I wonder where did she go. We were separated in midway. (Ah, setelah kalian bertanya, aku baru memikirkan kemana dia pergi. Kita berpisah di tengah jalan.)” Kata Alston.

Don’t play dumb! (Jangan berpura-pura bodoh!)” Kataku.

Don’t worry. I have every reason not to play dumb since she is going to be my beloved wife. (Jangan khawatir. Aku punya banyak alasan untuk tidak berpura-pura bodoh karena dia adalah orang yang akan menjadi istri tercintaku.)” Kata Alston.

She’s not gonna fall for someone like you. (Dia tidak akan menyukai orang sepertimu.)” Kataku.

Nah, don’t care about that. Her brain is all we need. As long as her brain still intact, we don’t care what happen to her well-being. (Nah, aku tidak peduli. Kita hanya memerlukan otaknya saja. Selama otaknya masih utuh, kita tidak peduli apa yang terjadi dengannya.)” Kata Alston.

Now I’m really sure that we must take her from you guys. (Sekarang aku sangat yakin bahwa kita harus membawa dia dari kalian semua.)” Kataku.

Why don’t you try it? (Kenapa tidak kau coba saja?)” Kata Alston.

Kemudian, aku segera maju sambil melumuri pisau yang kubawa dengan racun mematikan yang sebelumnya sudah kuracik. Akan tetapi, tiba-tiba kepalaku merasa pusing sekali. Pandanganku juga tiba-tiba menjadi terang sekali. Saat aku mendapatkan seluruh penglihatanku, aku mendapati diriku ada disebuah kamar tidur. Aroma kamar tidur ini sangat wangi. Wanginya betul-betul membuatku sangat rileks dan bersemangat. Tubuhku seolah-olah dibakar oleh suatu semangat yang membara.

What a handsome man. (Betul-betul pria yang tampan.)” Kata sebuah suara wanita dari arah belakangku.

Aku menoleh kebelakang untuk melihat asal dari suara itu. Akan tetapi, apa yang kulihat betul-betul membuat tubuhku makin dibakar oleh semangat yang lebih membara. Aku melihat seorang wanita telanjang. Ia adalah seorang wanita bule berambut panjang, berbadan seksi dengan buah dada yang lebih bulat dari Gabrielle. Pahanya pun juga begitu seksi, sedang selangkangannya ditumbuhi oleh rambut-rambut kemaluan yang cukup tebal. Ah, bukan main, aku baru menyadari bahwa semangat yang sedang membakar tubuhku adalah semangat birahi yang begitu tinggi. Momennya pas sekali, disaat birahiku tiba-tiba naik begini, aku bertemu dengan wanita yang sangat seksi dan sedang telanjang pula.

Come... come... Don’t be shy... You’re a police... There is no way you cannot resist the temptation of raping me... I’m not afraid of you, so please come here. I really need your help. (Sini... sini... Jangan malu-malu... Kamu seorang polisi... Tidak mungkin kamu tidak bisa menahan godaan untuk memperkosaku... Aku tidak takut kepadamu, jadi kumohon kemarilah. Aku betul-betul membutuhkan pertolonganmu.)” Kata wanita itu.

Ah sial. Wanita itu begitu menggodaku. Semakin aku memandang wanita itu, nafsu birahiku terus menanjak. Lama-kelamaan, aku tidak berkuasa menahan diriku. Kakiku mulai bergerak sendiri. Seluruh tubuhku berasa panas. Batang penisku sudah menegang sangat maksimum. Ah bukan main, aku memikirkan berapa banyak sperma yang bisa kusemburkan dengan wanita ini.

Saat aku sudah betul-betul dekat kearah ranjang yang sedang ditiduri oleh tubuh wanita telanjang itu, tiba-tiba semangat birahi yang kurasakan lambat laun mulai mereda. Nafsu birahiku terus turun, sampai akhirnya nafsu birahi itu hilang semua. Walau demikian, aku merasakan kenikmatan yang cukup nikmat. Seolah-olah tubuhku mengeluarkan nafsu birahi itu sedikit demi sedikit, sampai akhirnya hilang semua. Betul-betul nikmat rasanya.

Kagura-chan... Ya, aku tiba-tiba teringat pada Kagura-chan. Kenapa tiba-tiba aku teringat padanya ya? Kurasa, aku dan dia hanya sebatas teman. Yah, lebih dari teman sih, karena kami juga memuaskan hasrat seks masing-masing. Tidak, aku hanya ingin melakukannya dengan Kagura-chan. Kejadian dengan Gabrielle adalah terakhir kalinya aku bersetubuh dengan sembarang wanita. Akan tetapi, sialnya, nafsu birahiku tidak berhenti menanjak. Setiap kali aku ingin menolaknya, nafsu birahiku malahan makin menanjak. Ukh, melawan godaan memang lebih susah daripada menghindarinya. Karena itu ada pepatah lebih baik mencegah daripada mengobati.

Setelah itu, aku betul-betul kembali kepada diriku sendiri. Wanita telanjang itu masih berbaring di ranjang itu. Bau ruangan ini masih tetap harum, tidak ada yang berubah sama sekali. Akan tetapi, nafsu birahi itu tidak lagi menguasaiku.

Impressive. You’re the first person that can escape from my purple temptation. This purple temptation is the poison that I specially design for a pervert like you. How do you managed to escape from it? (Mengagumkan. Kamu adalah orang pertama yang berhasil selamat dari purple temptation milikku. Purple temptation ini adalah racun yang khusus aku racik untuk orang mesum sepertimu. Bagaimana kamu bisa selamat?)” Tanya wanita itu.

Well, sorry my lady. I have a special woman waiting for me at home. (Yah, maafkan aku. Aku punya wanita spesial yang menungguku.)” Kataku.

Hmmm, that alone should not be enough. (Hmmm, harusnya itu saja tidak cukup.)” Kata wanita itu masih dalam kondisi telanjang.

Sorry, the power of love beats everything. (Maaf, kekuatan cinta mengalahkan segalanya.)” Kataku.

Bullshit. In that case, let me put you out of your mysery... using my own hands! (Omong kosong. Kalau begitu, biar kubebaskan kamu dari belenggu dunia ini... menggunakan tanganku sendiri!)” Kata wanita itu.

Ooww, scary. May I know the person who plans to put me out of my mysery? (Ooww, menakutkan. Bolehkah aku tahu nama orang yang berencana untuk melepaskanku dari belenggu dunia ini?)” Tanyaku.

“Bellinda Varnadoe.” Kata wanita yang ternyata adalah Bellinda Varnadoe itu.

Matsuyama Edo, at your service. (Matsuyama Edo siap melayanimu.)” Kataku sambil menyiapkan pistol yang sudah kuisi dengan peluru racun.

Aku langsung menembakkan peluru pistol itu kearah perutnya. DORR... Tembakanku mengenai telak dan melubangi perutnya. Apa? Mengapa dia tidak menghindar sama sekali?

Is that all you’ve got? I hope not, because you will die if it is. (Apakah hanya itu kemampuanmu? Kuharap tidak, karena jika iya maka kamu akan mati.)” Kata Bellinda.

Kemudian, Bellinda mengibaskan tangannya. Aku segera melompat kebelakang untuk menghindarinya. Akan tetapi, tiba-tiba tubuhku menjadi lemas. Sangat lemas. Ukh, ini... Ya, aku tidak bisa bernapas. Seolah-olah ada sesuatu yang menyumbat hidungku sehingga oksigen tidak bisa masuk.

Feels good, eh? (Rasanya enak, kan?)” Kata Bellinda sambil mendekat kearahku.

S... Soo... Th.. thiss... iss... yourr..p... owwerr... (J... jadiii... i... inii... kee... kuatanmu...)” Kataku sambil berbicara dengan susah payah.

Ah, you found out about my power? Of course. Afterall, both of us are poison specialist. Unfortunately, I’m more advanced than you. Yes, my power is poison. (Ah, kamu langsung tahu tentang kekuatanku? Tentu saja. Karena kita berdua adalah spesialis racun. Sayangnya, aku lebih maju daripada kamu. Ya, kekuatanku adalah racun.)” Kata Bellinda.

Seluruh badanku betul-betul lemas. Aku tidak bisa bernapas sama sekali.

This is my weakest poison, oxygen repel. It is really easy to be dodged, but it is very lethal for someone who is caught off guard like you just did. (Ini racun terlemahku, oxygen repel. Sangat mudah dihindari, tetapi sangat mematikan bagi seseorang yang lengah seperti yang kau lakukan tadi.)” Kata Bellinda sambil mengeluarkan sebilah pisau dari dalam bajunya.

Maybe you have last word, but too bad I’m not eager enough to hear it! (Mungkin kamu punya kata-kata terakhir, tapi sayang sekali aku tidak cukup sabar untuk mendengarkannya!)” Kata Bellinda sambil meluncurkan pisaunya ke jantungku.

Saat itu juga, tubuhku langsung bebas. Aku langsung berguling kesamping untuk menghindari pisaunya. Setelah itu, aku langsung menembakkan pistol kearah kepalanya. Akan tetapi, refleksnya cukup tinggi sehingga ia berhasil mengelak sehingga peluru pistolku hanya mengenai pipinya. Ia berhasil selamat dari tembakan di titik vital kepalanya.

Whew, I don’t think you really managed to escape from my poison. But too bad you miss my brain. Although if you managed to shoot my brain, it will not have any effect on me. (Whew, tidak kusangka kamu betul-betul bisa selamat dari racunku. Tapi sayang sekali tembakanmu meleset mengenai otakku. Walaupun jika kamu berhasil menembak otakku, tidak akan ada gunanya sama sekali.)” Kata Bellinda.

Really? Why don’t you try to heal your cheek? (Benarkah? Mengapa kamu tidak mencoba menyembuhkan pipimu?)” Tanyaku.

Kemudian, kulihat Bellinda berusaha berkonsentrasi pada sesuatu. Akan tetapi, kemudian ia kaget dan memegangi pipinya. Ia tampak bingung dengan apa yang terjadi. Aku ingin sekali menjelaskan apa yang terjadi, tapi aku tidak terlalu sabar untuk melakukannya. Aku kembali mengambil kesempatan saat dia lengah, dan menembakkan pistol ke jantungnya. Aha, timingku pas sekali. Saat dia masih berusaha memahami apa yang terjadi, refleksnya jadi melambat, sehingga ia terlambat menghindari peluruku dari jantungnya. Kali ini, peluruku menembus jantungnya dengan telak, dan ia pun langsung terjatuh. Haah, harusnya ini bisa menghabisinya. Kemudian aku merebahkan pantatku di lantai sehingga kini aku terduduk di lantai.

Arigatou yo. Anata no tame, watashi ha shinde itadaroudenai baai. Ne, kakusareta kage. (Terima kasih. Jika bukan karena dirimu, aku sudah mati. Iya kan, kakusareta kage?)” Kataku.

Kakusareta kage ja nai yo. Ore da. (Bukan si kakusareta kage, tapi aku.)” Kata tobari no Anegawa Houzuki sambil keluar dari persembunyiannya.

Dakara, watashitachi ha ima onaji gawa ni arimasu ka? (Jadi, apakah kita berteman sekarang?)” Tanyaku.

Sore ha sou to omowa remasu. (Sepertinya begitu.)” Kata Houzuki.

Dono you ni michi ni yotte watashi wo tasukeru tame ni kanri shimasu ka? (Ngomong-ngomong, bagaimana caramu menolongku?)” Tanyaku.

Tanjunna, watashi ha anata no karada no atsuryokuten no hitotsu ni watashi no hari wo uchimashita. Saisho no mono ha anata no yokubou wo herasu horumon wo kaihou suru koto desu. Mouhitotsu ha sore ni yotte doku wo yaburi, yori ooku no sanso wo kokyuu suru tame ni anata no hai no nouryoku wo zouka sa seru koto desu. (Gampang saja, aku menembakkan jarumku ke titik akupunktur di tubuhmu. Yang pertama adalah untuk melepaskan hormon yang berguna untuk menurunkan birahimu. Yang kedua adalah untuk meningkatkan kemampuan paru-parumu untuk mengambil lebih banyak oksigen.)” Kata Houzuki.

Sou desuka. Ninen mae no Ayumi-chan ha ima anata ni ushinau koto ni narimasu. (Begitu ya. Ayumi yang dua tahun lalu pasti kalah darimu sekarang.)” Kataku.

Now I see. So that’s how you managed to escape from my poison. I think it is my turn now to kill both of you! (Sekarang aku mengerti. Jadi itu ya caramu untuk selamat dari racunku. Kurasa, sekarang giliranku untuk membunuh kalian berdua!)” Tiba-tiba suara Bellinda terdengar.

Aku dan Houzuki segera bersiap dan menoleh kearah Bellinda. Kulihat, Bellinda bangun dari tidurnya. Hmmm, darah di dada kirinya masih terus mengalir. Bagaimana caranya dia bisa bangun lagi?

You’re wondering about my wounds? I also understand now. What you shot to my cheek and my heart is the bullet that contains a vaccine that could neutralize a deadly poison, so it make my poison works less effective. (Kamu berpikir tentang lukaku? Aku juga mengerti sekarang. Yang kamu tembakkan ke pipi dan jantungku adalah peluru yang berisi vaksin untuk menetralisir racun mematikan, sehingga membuat racunku menjadi kurang efektif.)” Kata Bellinda.

So it is true. Your body contains a huge mass of poison. It is so huge that make the poison becomes a medicine for your body. So terrible. (Jadi itu benar. Tubuhmu berisi racun yang sangat banyak. Saking banyaknya, sampai-sampai racun itu lama-kelamaan menjadi obat dan nutrisi tubuhmu. Sangat mengerikan.)” Kataku.

Jadi, lawanku ini adalah manusia racun ya. Pantas saja peluru racun yang pertama kali yang kutembakkan ke perutnya itu tidak ada efeknya. Racun tidak mempan berarti terhadapnya. Sedangkan senjataku adalah racun. Waduh, bagaimana ya?
 
Scene 2

Warfe Widiatoyo



Alston Varnadoe



Tidak salah lagi, teknologi yang ia gunakan untuk menghilangkan Pak Edo dari tempat ini adalah teknologi yang bernama wormhole. Bukan kebetulan bahwa namanya mirip dengan lubang cacing yang ada diluar angkasa, karena prinsip kerjanya memang sama. Sekedar pengetahuan, di luar angkasa, wormhole adalah sebuah penghubung antara suatu titik diluar angkasa dengan titik yang lain. Jarak titik itu bisa bervariasi, ada yang menghubungkan dua titik yang jaraknnya miliaran tahun cahaya.

And now, only you left, woman. Ah, I haven’t got any information about you. May I know whom I speak to? (Dan sekarang, hanya kamu yang tersisa, wanita. Ah, aku tidak mempunyai informasi apapun mengenai dirimu. Bolehkah aku tahu siapa dirimu?)” Kata Alston Varnadoe.

Are you sure you don’t know me? We have met on few occassions. (Yakin kamu tidak tahu diriku? Kita sudah pernah bertemu beberapa kali.)” Kataku.

Not sure if I remember. Just assume that I don’t remember, okay. So, just tell me your name. (Tidak yakin ingat aku. Asumsikan saja bahwa aku tidak ingat, oke. Jadi, katakan saja namamu.)” Kata Alston Varnadoe.

I think it is a manner to introduce yourself before asking someone’s name. (Kurasa sudah suatu etika untuk memperkenalkan dirimu sendiri terlebih dahulu sebelum menanyakan nama seseorang.)” Kataku.

Alston Varnadoe, youngest son of current Varnadoe family. (Alston Varnadoe, putra bungsu dari keluarga Varnadoe sekarang.)” Kata Alston.

Warfe Widiatoyo, CIA Agent. (Warfe Widiatoyo, agen CIA.)” Kataku.

CIA? What business do you have with us? (CIA? Ada urusan apa kalian dengan kita?)” Tanya Alston.

We have a very important business with the technology you have used to teleport my comrade just now. (Kita mempunyai urusan penting dengan teknologi yang kamu gunakan untuk memindahkan temanku barusan.)” Kataku.

Cool, isn’t it? (Hebat kan?)” Tanya Alston.

Yeah, it’s very cool. But more importantly, I really want to know who gives you that technology? (Ya, itu sangat hebat. Tapi yang lebih penting, aku sangat ingin tahu siapa yang memberimu teknologi itu?)” Tanyaku.

Who gives me that technology, you said? Ah, you just made me heartbroken. Do you think I’m not smart enough to develop that technology? (Siapa yang memberiku teknologi itu, katamu? Ah, kamu baru saja membuatku sakit hati. Apa kamu pikir aku tidak cukup pintar untuk membangun teknologi itu?)” Tanya Alston.

Let’s not wasting time here, because I promised my comrades to help them save their friend, so I’m afraid I have no time to chit-chat with you. That technology, is the technology they have given to you for one of the technology you’re currently develop, right? (Mari kita tidak membuang-buang waktu disini, karena aku berjanji kepada teman-temanku untuk membantu mereka menyelamatkan teman mereka, jadi sepertinya aku tidak punya waktu untuk mengobrol denganmu. Teknologi itu, adalah teknologi yang mereka berikan kepada kalian sebagai barter dengan teknologi yang sedang kalian kembangkan kan?)” Tanyaku.

Mendengar perkataanku, raut wajah Alston berubah menjadi sangat serius.

I see, so CIA knows about them too, eh? (Begitu ya, jadi CIA tahu juga mengenai mereka ya?)” Tanya Alston.

Who do you think CIA is? Of course we know. Afterall, CIA is one of the inhabitants of the Mariana Trench. (Kamu pikir CIA itu siapa? Tentu saja kita tahu. Karena CIA itu juga salah satu penghuni mariana trench.)” Kataku.

Correction. You mean the surface of mariana trench? (Pembetulan. Maksudmu lapisan luar mariana trench?)” Tanya Alston.

Belittle us, don’t you? (Mencoba merendahkan kita, ya?)” Tanyaku.

No, I’m just trying to remind you not to overestimate yourself. You just someone who happens to know that mariana trench is exist. Doesn’t mean that you’re reside in it. Those who reside in it are all monsters. (Tidak, aku hanya berusaha mengingatkan kalian untuk tidak besar kepala. Kalian hanya sekumpulan orang yang kebetulan telah membuktikan bahwa mariana trench itu betul-betul ada. Bukan berarti bahwa kalian semua tinggal disitu. Semua yang tinggal disitu adalah monster.)” Kata Alston.

I don’t care about that. Who gives it to you? Is it Chronos or Yggdrasil? (Aku tidak peduli hal itu. Siapa yang memberikannya kepadamu? Apakah Chronos atau Yggdrasil?)” Tanyaku.

What matters for someone who is going to be dead to know about that??! (Apa urusannya seseorang yang sebentar lagi akan mati untuk tahu hal itu??!)” Kata Alston.

Aku merasakan nafsu membunuhnya naik mendadak. Kemudian ia mengeluarkan suatu aba-aba dengan tangannya. Aku segera melompat kebelakang untuk menjaga jarak dengannya. Tiba-tiba, belasan senapan berondong muncul disekitarnya, dan langsung menembaki diriku. Aku segera bersalto melompat ke udara sambil melempar belasan pisau untuk melumpuhkan senapan berondong miliknya. Pisauku hanya terpantul ketika mengenai senapan berondongnya. Hmmm, sepertinya senapan berondongnya terbuat dari logam yang sangat keras, sampai-sampai pisau yang kualiri dengan tenaga ki bahkan tidak membuatnya lecet sedikitpun.

Trikku belum habis. Aku segera menggerakan tanganku, saat itu juga, pisau-pisauku yang sudah terpental kembali terbang dan melaju kearah Alston. Alston berusaha mengarahkan seluruh senapan berondongnya dan menembaki seluruh pisau yang datang kearahnya. Senapan berondong miliknya berhasil menghancurkan beberapa pisauku. Akan tetapi, ada satu pisau yang melaju dengan kencang menuju lehernya. Tidak ada satupun senapan berondong yang sedang mengarah ke pisau itu. Alston tidak punya cara lain selain menghindari pisau itu. Akan tetapi, pisau itu terlalu cepat untuk dia hindari. Di detik-detik terakhir, dia berhasil menghindari pisau itu sehingga pisau itu hanya menancap di pundak kirinya. Ia selamat dari tusukan di titik vital.

Hmmm, so you put your ki to the edge of the knife’s hilt like a thread. I see, your ki is special. (Hmmm, jadi kamu menempelkan tenaga ki milikmu ke ujung gagang pisau ini seperti benang. Jadi begitu ya, tenaga ki milikmu itu spesial.)” Kata Alston.

Yeah. I can shape my ki to anything I like. Forming my ki like a thread and attach it to my knife’s hilt is nothing. (Ya. Aku bisa membentuk tenaga ki milikku sesuai keinginanku. Membentuk tenaga ki milikku seperti benang dan menempelkannya ke ujung gagang pisau bukan masalah besar bagiku.)” Kataku.

I see. That’s very good for surprise attack. Too bad it doesn’t go very well. (Begitu ya. Sangat bagus untuk serangan mendadak. Sayang sekali tidak berhasil dengan baik.)” Kata Alston.

Who said that it doesn’t go very well? What if my surprise attack already begins before we even meet in this room? (Siapa bilang tidak berjalan lancar? Bagaimana jika serangan mendadak yang kulancarkan sudah dimulai bahkan sebelum kita bertemu di ruangan ini?)” Tanyaku.

So, bluffing is one of your resort? (Jadi, menakut-nakuti adalah salah satu andalanmu?)” Tanya Alston.

Well. Why don’t you try activate the flamethrower trap you put beside me? (Yah. Kenapa tidak kau coba aktivasikan jebakan penyembur api yang kamu letakkan disampingku?)” Tanyaku.

Mendengar hal itu, wajah Alston berubah menjadi bingung.

Why do you know about that? (Kenapa kamu tahu mengenai hal itu?)” Tanya Alston.

Let me ask you once again. What if my surprise attack already begins before we even meet in this room? (Biar kutanya sekali lagi. Bagaimana jika serangan mendadak sudah kulancarkan sebelum kita bertemu di ruangan ini?)” Tanyaku.

Kemudian Alston berusaha berkonsentrasi terhadap sesuatu. Akan tetapi, raut wajahnya langsung terkejut.

I... Impossible. You already deactivate all of my traps? (Ti... tidak mungkin. Kamu sudah menonaktifkan seluruh jebakan yang kubuat?)” Tanya Alston.

Not all of them. Of the 137 traps you have, I only managed to disarm 135 traps. Well, actually, I don’t disarm your machine gun traps because I think you will look pathetic without them. (Tidak semuanya kok. Dari 137 jebakan yang kamu punyai, aku hanya bisa menonaktifkan sebanyak 135 jebakan. Yah, sebetulnya, aku tidak menonaktifkan jebakan senapan berondongmu karena kurasa kamu akan tampak menyedihkan tanpa senjata satupun.)” Kataku.

H.. how did you manage to do that? (Ba.. bagaimana kamu bisa melakukannya?)” Tanya Alston dengan pucat.

Okay, I will reveal it, because my friend will knock me out if I take all of the credits for his work. Actually, it was my friend’s doing. He is very smart, so that he can locate all of the systems in this mansion. Not to mention, he is able to hack into this mansion’s system, and shut down all of your artillery. Very smart, isn’t he? (Okay, aku akan beritahu, karena temanku itu akan menghajarku jika aku mengakuisisi hasil kerjanya. Sebenarnya, itu ulah temanku. Dia itu sangat pintar, sampai-sampai dia bisa menemukan seluruh sistem di puri ini. Tidak perlu dikatakan bahwa dia bisa meretas ke dalam sistem puri ini, dan mematikan seluruh jebakanmu. Pintar sekali kan dia?)” Kataku.

Ah, I see. It is your luck, then. (Ah, begitu ya. Rupanya ini keberuntunganmu.)” Kata Alston.

And looks like you cannot do anything without your artillery. (Dan sepertinya kamu tidak bisa melakukan apapun tanpa senjatamu.)” Kataku.

Well, how about this one? (Yah, bagaimana jika yang ini?)” Tanya Alston.

Gawat, dia berusaha menggunakan wormhole. Aku yakin temanku itu tidak bisa menonaktifkan wormhole itu karena itu teknologi yang sangat canggih.

NOW!!! BRING HIM DOWN!!!! (SEKARANG!!!! HABISI DIA!!!!)” Teriakku.

Sebelum Alston sempat mengaktifkan wormhole miliknya, seluruh tubuhnya langsung meledak. Huff, tepat pada waktunya. Aku langsung menghela napas panjang tanda lega, karena aku bisa kerepotan jika dia mengaktifkan wormhole.

How do you know I’m here? (Bagaimana kamu tahu aku ada disini?)” Tanya sebuah suara.

Aku mengeluarkan sesuatu dari dalam kantong celanaku. Sesuatu berbentuk seperti telpon seluler.

Ki sensor. I know all along that you’re hiding in this room, and waiting for chances to land a deadly blow to him. (Sensor tenaga ki. Aku tahu bahwa kamu bersembunyi di ruangan ini, menunggu kesempatan untuk melancarkan serangan mematikan kepadanya.)” Kataku.

“...” Suara itu tidak menjawab.

kakusareta kage no Sarutobi Sasuke from Yami, isn’t it? (Sasuke Sarutobi, si kakusareta kage dari Yami kan?)” Tanyaku.

Ia tidak menjawab apapun, melainkan hanya menampakan dirinya.

You have my thanks. (Terima kasih.)” Kataku.

Tiba-tiba, aku merasakan nafsu membunuh yang meningkat. Asalnya dari arah tubuh Alston terbaring. Aku langsung bersiaga. Sasuke sepertinya juga menyadarinya, sehingga ia juga memposisikan dirinya dalam kondisi siaga.

You think... this is enough to kill... mee!!! (Kalian pikir... ini cukup untuk membunuh... akuu!!!)” Kata Alston sambil susah payah berdiri.

Rupanya ia masih hidup toh. Yah, memang seharusnya keturunan langsung pimpinan keluarga Varnadoe paling tidak setangguh ini sih.

You just... caught me off guard... Do you think you have won??!! (Kalian hanya... menyerangku secara mendadak... Kalian pikir kalian sudah menang??!!)” Kata Alston.

Well, you may be strong. Too bad you always underestimate your opponent, that’s why you lose now. (Yah, mungkin saja kamu hebat. Sayang sekali kamu selalu meremehkan lawanmu, karena itu kamu kalah sekarang.)” Kataku.

YOU WON’T BE LAUGHING FOR LOONGG!!! (KAMU TIDAK AKAN TERTAWA UNTUK WAKTU YANG LAMAA!!!)” Kata Alston sambil mulai berlari kearah kami.

Hmmm, sepertinya karena seluruh jebakannya sudah dinonaktifkan, kini ia berusaha bertarung jarak dekat dengan kami ya. Akan tetapi, belum sempat ia melangkah lebih jauh kearah kami, tiba-tiba aku melihat kilatan cahaya putih menembus perut Alston dan melewati aku dan Sasuke. Saat itu juga, perut Alston yang tadi ditembus oleh cahaya putih itu langsung berlubang. Alston yang sudah tidak bernyawa itu langsung ambruk ke lantai.

Di ruangan ini, sudah tidak ada siapapun. Cahaya putih apa tadi yang menembus tubuh Alston?

You have something to be said? (Punya pendapat?)” Tanyaku kepada Sasuke.

Sasuke hanya diam saja, ia tidak menjawab pertanyaanku sama sekali. Cih, ninja yang sok misterius.

You’ve seen that white light before, right? (Kamu sudah pernah melihat cahaya putih itu kan?)” Tanyaku.

No... (Tidak.)” Kata Sasuke.

I see. You have not managed to penetrate Kage’s security system, I guess? I wonder if Hikari already does that. (Begitu ya. Kalian belum berhasil menembus sistem pertahanan Kage ya? Kira-kira Hikari sudah belum ya?)” Tanyaku.

Kini, kami berdua sama-sama terdiam. Dihadapan kami adalah tubuh Alston yang sudah tidak bernyawa.

BERSAMBUNG KE EPISODE-13
 
I don’t care about that. Who gives it to you? Is it Chronos or Yggdrasil? (Aku tidak peduli hal itu. Siapa yang memberikannya kepadamu? Apakah Chronos atau Yggdrasil?)” Tanyaku.

:takut::takut:
Angggota2 myth mulai nongol lagi nih..

Kok gw ngerasa warfe itu bner2 fera dan temannya yg jenius itu teman yg berpacaran dengan komputer a.k. Abbie :pandaketawa:
 
Bingung suhu...aneh gt kekuatan varnadoe

hmmm
memang
afterall, mereka bukan anggota pembunuh biasa
apalagi mereka diyakini mendapat "kekuatan" dari sumber yang misterius

:takut::takut:
Angggota2 myth mulai nongol lagi nih..

Kok gw ngerasa warfe itu bner2 fera dan temannya yg jenius itu teman yg berpacaran dengan komputer a.k. Abbie :pandaketawa:

hmmm
mungkin saja benar

Siip :mantap:
Siapa tuh yg ngebunuh alston? Lanjut hu jangan lama2

ketahuan sih harusnya in the next few episodes
 
Next update,

Entah hari ini Kamis 26 Januari 2017
entah besok Jumat 27 Januari 2017
 
empat hari baca dari episode awal,semoga bisa sampe tamat ceritanya hu...
 
EPISODE 13 : Haichi, Part 2

Scene 1

Kagura Nakagawa



Gabrielle Varnadoe



Zleb... zleb... zleb... Aku berusaha menggulingkan badanku kesamping untuk menghindari serangan tusukan menggunakan pedang yang ia lancarkan. Dilihat dari gerakan tubuhnya, aku bisa menduga bahwa ia adalah petarung langsung yang terbiasa menggunakan tubuhnya untuk bertarung. Aku bisa melihat pistol yang disarungkan di pinggang kirinya. Mengapa ia tidak menggunakannya? Padahal untuk lawan yang terjatuh seperti aku begini, akan lebih efektif jika menggunakan pistol. Ah sudahlah, ini adalah kesempatanku, itulah yang kupikirkan. Akan tetapi, aku masih tidak mengerti apa yang telah terjadi sebelumnya. Aku berhasil meninju pipinya dengan telak, tetapi malah tanganku yang sepertinya remuk, sedangkan pipinya baik-baik saja. Perasaanku tadi seperti meninju logam yang sangat keras, lebih keras dari besi.

Setelah menghindari tusukan pedangnya dengan menggulingkan terus badanku, akhirnya tercipta jarak antara aku dengannya. Kugunakan kesempatan itu untuk bangkit berdiri. Gabrielle pun maju kearahku, seolah-olah tidak sudi memberikanku kesempatan untuk bernapas. Setelah mencapai jarak kira-kira beberapa kaki dariku, ia langsung melompat salto ke udara dan memutar tubuhnya seperti bola. Kemudian, ia langsung menebaskan pedangnya kearah kepalaku. Serangan kejutan dengan melompat berputar seperti bola, kemudian melancarkan sabetan pedang. Aku yang enam bulan lalu mungkin sudah jadi mangsa empuk serangan ini. Untunglah selama enam bulan ini aku memperbanyak latihan meditasi dan kepekaan tenaga ki, jadinya tidak main seruduk saja. Aku langsung mengelak ke kanan, kemudian aku melancarkan tendangan yang agak pelan ke perutnya. Lagi-lagi, aku merasakan sensasi seperti berhantaman dengan logam yang sangat keras. Untunglah kali ini aku tidak melancarkan tendangan terlalu keras, karena kalau tidak, pasti kaki kananku sudah bernasib sama seperti tangan kananku yang sekarang remuk ini.

Your body... just what are they? (Tubuhmu... sebetulnya terbuat dari apa?)” Tanyaku.

Why don’t you find out? Or maybe you can ask your boyfriend who have been tasted my body before. (Kenapa tidak caritahu sendiri? Atau mungkin kamu bisa tanya pacarmu yang sudah pernah menyicipi tubuhku.)” Kata Gabrielle.

Trying to feed up my rage, aren’t you? Such a cheap trick won’t do it against me. (Mencoba memancing amarahku ya? Trik murahan seperti itu tidak akan mempan terhadapku.)” Kataku.

Ya, memang latihan meditasiku ini sangat berguna. Aku jadi lebih bisa tenang dalam bertarung. Untunglah aku memilih latihan yang tepat. Selama ini, aku menganggap bahwa kelemahan terbesarku adalah darah panasku yang selalu membara ketika bertarung. Dengan latihan meditasi ini, aku jadi lebih bisa “mendinginkan” darahku, sehingga aku tidak mudah terpancing dan dapat lebih menganalisa situasi dan kondisi dalam medan pertempuran.

I see. So you’re not just an expandable exploding bomb. This will be quite interesting. (Begitu ya. Jadi, kamu bukan hanya bom yang tugasnya hanya meledak saja. Ini akan cukup menarik.)” Kata Gabrielle.

Dalam hal ini, aku terpaksa mengasumsikan bahwa tubuhnya tidak bisa diserang dengan kekuatan fisik. Ah, andai saja Yama-chan ada disini, mungkin aku bisa memintanya bantuan untuk meracikkan racun mematikan. Hmmm, dalam situasi seperti ini, aku sangat dirugikan. Kemampuanku adalah bertarung dengan jarak dekat dan mengandalkan kekuatan murni, sedangkan lawanku tidak bisa dilukai oleh kekuatan murni. Bagaimana ya cara mengalahkannya? Eh tunggu. Betulkah dia tidak bisa dilukai oleh kekuatan murni? Betul, pertanyaan itu sebetulnya belum terbukti jawabannya. Aku harus menemukan rahasia kekuatannya terlebih dahulu.

Kali ini, aku maju duluan. Aku melancarkan tinju kearah wajahnya. Ia menghindar dengan sangat sempurna ke kanan. Hmmm, dia menghindar ya? Artinya ada dua kemungkinan. Pertama, wajahnya tidak dilindungi oleh kekuatan anehnya. Kedua, dia berusaha menyembunyikan informasi sekecil apapun mengenai rahasia kekuatannya. Kurasa yang kedua. Kemudian, aku melancarkan serangan yang bertubi-tubi dengan tinju dan tendanganku. Ia hanya sibuk menghindar saja. Sepertinya, ia ingin menungguku sampai aku lelah. Akan tetapi, perlu kuakui bahwa sense bertarungnya cukup tinggi. Ia menghindari semua seranganku dengan cukup mudah, yah walaupun aku sengaja agar membuatnya tidak terlalu sulit untuk dihindari, karena tujuanku adalah... lehernya. Dengan cepat, aku langsung menangkap lehernya. Kemudian, aku mengangkat lehernya ke udara, dan membantingnya ke tanah. Pukulan kedua yang berhasil kulancarkan dengan telak. Akan tetapi, sepertinya tidak berhasil melukainya. Ia bangun dari tanah tanpa ekspresi apapun.

I see. So that’s your power. Incredible. (Begitu ya. Jadi itu kekuatanmu. Mengagumkan.)” Kataku.

You found out just by choke slammed me? (Kamu berhasil menemukannya hanya dengan bantingan cekikan?)” Tanya Gabrielle.

Yeah... your mass is much heavier than it is looked like. (Ya. Massa tubuhmu jauh lebih berat daripada yang terlihat.)” Kataku.

I see. (Oh, begitu.)” Kata Gabrielle.

Ya, saat aku mengangkat tubuhnya ke udara dengan cekikan, massa tubuhnya sangat berat. Untuk orang seperti dia, harusnya massa normalnya sekitar 60-70kg. Akan tetapi, massa yang tadi kuangkat itu mencapai lebih dari seratus kilogram! Genggaman tanganku hampir saja terlepas karena tenaga ki milikku hampir tidak kuat mengangkat beban seberat itu.

So, what did you put inside your body? Steel? (Jadi, apa yang kamu pasang di tubuhmu? Baja?)” Tanyaku.

Mere steel won’t do much against someone as powerful as you. (Hanya baja saja tidak akan cukup untuk orang sekuat dirimu.)” Kata Gabrielle.

I’ll take that as compliment. (Akan kuanggap sebagai pujian.)” Kataku.

Hmmm, jadi memang ada semacam logam ya yang tertanam di tubuhnya. Kalau begini, akan susah bagiku untuk mendaratkan pukulan. Mungkin satu-satunya cara yang mempan untuk lawan seperti itu, hanyalah ilmu tenaga dalam. Ilmu tenaga dalam tidak memberikan pukulan langsung ke tubuh eksternal lawan, melainkan menyerang dengan menggunakan aliran tenaga ki ke dalam tubuh lawan. Tenaga ki si pengguna yang dikirimkan ke tubuh lawannya akan mengacaukan aliran energi ki di dalam tubuh lawan, sehingga menyebabkan kerusakan di tubuh internal lawannya. Ilmu tenaga dalam bisa menembus pertahanan sekuat apapun. Aku sendiri kurang menguasainya, tetapi aku mengerti konsepnya. Yah walaupun sangat beresiko, tetapi itu satu-satunya cara untuk mengalahkannya.

Aku langsung memasang kuda-kuda bertarungku. Aku sengaja memasang kuda-kuda biasa untuk mengecohnya. Kurasa, Gabrielle pasti merasa berada diatas angin karena tubuhnya yang tidak bisa ditembus pukulan akibat logam yang tertanam dalam seluruh tubuhnya. Dia pasti tidak mengantisipasi strategiku. Saat dia tidak mengantisipasinya, aku akan melancarkan serangan tenaga dalam dengan seluruh energi ki milikku. Semoga saja, bisa membuatnya tumbang.

Daritadi, ia cenderung pasif dalam menyerangku. Kurasa, ia tipe petarung yang menunggu lawannya menyerang, kemudian ia akan menyesuaikan diri dengan pertarungan yang dihasilkan. Hmmm, aku curiga dengan pistol yang ia sarungkan di pinggang kirinya. Kenapa daritadi ia tidak menggunakannya ya? Padahal, untuk bertarung dengan orang sepertiku, pistol akan lumayan efektif. Sudahlah, aku bukan tipe yang sabar menganalisa pertarungan secara mendalam.

Aku langsung maju kearahnya, dan melancarkan tinju kebawah, yaitu ke kaki kanannya. Aku sengaja menyerang bagian yang paling sulit dipertahankan. Strategiku adalah mengunci tubuhnya, kemudian melancarkan tenaga ki sepenuh tenaga ke tubuhnya. Aku tidak boleh bermain-main terhadap lawan seperti ini. Ia mengangkat kaki kanannya untuk menahan tinjuku dengan bagian kakinya. Sambil menahan tinjuku dan menguncinya dengan kakinya, ia langsung menebaskan pedangnya kearah leherku. Aku langsung membungkuk untuk menghindari tebasan pedangnya, kemudian aku melancarkan tinju ke perutnya. Sesuai dugaanku, ia tidak berusaha menahannya. Ia menerima tinjuku mentah-mentah dengan perutnya, karena sebetulnya ia tidak perlu menghindar akibat logam yang ada di dalam tubuhnya. KLAAKK... Tinjuku seperti menghantam benda yang bentuknya seperti logam, bukan organ internal perut.

Pointless act... (Tindakan yang tidak berguna...)” Kata Gabrielle.

Oh, is it? (Oh, betulkah?)” Tanyaku sambil mengubah tinjuku menjadi serangan telapak tangan.

Gabrielle yang melihat hal itu sepertinya menyadari apa yang berusaha kulakukan. Ia berusaha melompat mundur, tetapi aku langsung menangkap pergelangan kakinya yang daritadi masih terkunci untuk menahan tinjuku.

I wonder if this is a pointless act... (Kira-kira ini tindakan yang tidak bergunakah...)” Kataku sambil langsung melancarkan serangan tenaga dalam sekuat-kuatnya ke perutnya.

Ia kelihatan tidak bergeming mendapatkan seranganku. Tentu saja, serangan tenaga dalam ini langsung menyerang organ dalam. Rasa yang didapat berbeda dengan pukulan keras yang menyerang organ eksternal. Orang yang tidak biasa mendapatkan serangan ini, pastilah akan kaget dengan pengalaman pertamanya, membuat rasa sakit yang didapat lebih menyakitkan karena ditambah dengan rasa shock.

Tiba-tiba, aku merasakan ada yang menangkap pergelangan tanganku. Saat aku melihat apa itu, ternyata tangan Gabrielle. Apa? Aku segera melihat apa yang terjadi, dan rupanya ia bukan tidak bergeming karena shock, melainkan karena memang tidak terluka.

That’s some nice move you have. Too bad it doesn’t work on me. (Kamu memang hebat. Tapi sayang seranganmu tidak mempan.)” Kata Gabrielle.

Kemudian, ia mengangkat pedangnya. Kurasa dia berusaha memotong pergelangan tanganku. Tanganku terkunci oleh genggamannya. Justru dengan begini, aku punya tumpuan. Aku segera melompat dan memutar tubuhku dengan memanfaatkan genggaman tangannya. Kemudian, aku melancarkan tendangan seiring dengan perputaran tubuhku dan menghantam lehernya. KLAAAKK.. Lagi-lagi aku terasa seperti menghantam logam, bukan organ tubuh.

I... Impossible... (Ti... tidak mungkin...)” Kataku.

Yeah you probably guessed it. What I implant inside my body is not some sort of metal, because metal cannot block ki attack. (Ya, mungkin kamu sudah menebaknya. Yang aku tanam dalam tubuhku bukanlah suatu jenis logam, karena logam tidak bisa membendung serangan ki.)” Kata Gabrielle.

Then, what is it? (Kalau begitu, apa itu?)” Tanyaku.

What is the purpose of telling something to the dead? (Apa gunanya memberitahu sesuatu kepada orang mati?)” Tanya Gabrielle sambil mengarahkan ujung pedangnya ke leherku.

Kemudian, ia mengarahkan tusukan ke leherku dengan cepat. Aku tetap tenang, dan mencoba jurus terakhir yang kumiliki. TRAAKK... Pedang milik Gabrielle menusuk leherku, tetapi tidak berhasil menembus kulit leherku. Ah, untunglah jurusku yang belum matang ini berhasil menolongku. Gabrielle tampak terkejut dengan apa yang ia lihat.

Too bad... Looks like I’m not going to die. (Sayang sekali... Sepertinya aku tidak akan mati.)” Kataku.

Ya, jurus yang kugunakan adalah melakukan kondensasi terhadap tenaga ki dan mengumpulkannya disuatu tempat, yaitu di leherku. Leherku yang menjadi tempat penampungan tenaga ki yang telah terkondensasi, akan menjadi sekeras baja akibat tenaga ki milikku. Inilah yang orang-orang sebut sebagai ilmu baju besi.

I see... You’re indeed very skillful... Unfortunately, you’re not strong enough to satisfy my thirst for battle. (Begitu ya... Kamu memang betul-betul kuat... Sayangnya, kamu tidak cukup kuat untuk memuaskan dahaga bertarungku.)” Kata Gabrielle sambil menarik pedangnya dari leherku.

Kemudian, ia seperti memfokuskan tenaganya. Tidak lama kemudian, aku melihat suatu pemandangan yang hanya bisa kusaksikan di film-film fantasi. Pedang miliknya tiba-tiba menyala ungu layaknya seperti lightsaber di film Star Wars. Bukan hanya menyala, pedangnya pun bertambah panjang. Ah, trik apa lagi yang digunakan olehnya?

I wonder if your skill can withstand this. (Aku penasaran apakah kira-kira kemampuanmu dapat bertahan dari ini.)” Kata Gabrielle.

Tidak, tidak akan bisa. Aku tahu itu. Kemampuannya, memang ada di tingkat yang berbeda denganku. Ah, sial, apakah aku akan mati disini. Tanpa menunggu lama, ia kembali melancarkan tusukan dengan pedang menyalanya itu kearah leherku. Aku tidak bisa menghindar karena tanganku digenggam olehnya. Aku tidak bisa mengacaukan serangannya karena trik logam dalam tubuh yang ia miliki. Yah, jujur saja aku sudah kehabisan akal. Aku hanya bisa menunggu sampai pedang menyalanya itu menembus leherku. Walaupun begitu, aku tetap membuka mataku. Pantang bagi diriku untuk menutup mata walaupun kematian sudah menunggu di depan mata.

BUAAKKK... Tiba-tiba Gabrielle terpental akibat suatu hantaman. Uh, apa itu? Sesaat sebelum aku melihat sebuah kaki yang menghantam Gabrielle, aku sekilas merasakan angin yang sangat kuat bertiup dibelakangku.

Watashi ha Varnadoe no chounan ane to no tatakai ni juuji shinai you ni iwa remashita. Soshite, koko de anata ha kanojo wo ikiri sarete imasu. (Aku sudah dipesan agar tidak berhadapan langsung dengan putri tertua dari keluarga Varnadoe. Dan sekarang kamu malah berurusan dengannya.)” Kata seseorang dibelakangku.

Gokusenshi no Nakata Jirou. Soko de, konkai ha watashi no mikata wo shite imasuka? (Jirou Nakata, si gokusenshi. Jadi, kali ini kita berteman?)” Tanyaku.

Kore dake no jikan. Watashi ha watashi no chuumon wo motte imasu. (Hanya kali ini saja. Aku telah diperintahkan.)” Kata Jirou.

Anata ha yoi usotsuki ja nai, anata ga shitte imasu. (Kamu tidak pandai berbohong.)” Kataku.

Sou desuka? (Begitukah?)” Tanya Jirou.

Anata ha hontou ni kanojo wo tatakau shita no desuga, anata ha kanojo ni taishite chansu wo tatte inai koto wo shitte imasu. Shikashi, isshou ni, wareware ha rekishi no naka de mottomo tegowai aite ni taishite chansu wo tatsu. Sou, anata ga nani wo kangaedesuka? (Kamu sangat ingin bertarung dengannya, tapi kamu tahu bahwa tidak akan menang. Akan tetapi, bersama-sama, mungkin kita bisa mengalahkan musuh yang paling kuat dalam sejarah. Itu yang kamu pikirkan kan?)” Tanyaku.

Dakara, senshi no ojou ha yogensha ni natta no ka? (Jadi, senshi no ojou sudah beralih profesi menjadi peramal ya.)” Tanya Jirou.

Watashi ha anata ga jooku wo tsukuru no ha hijou ni yoi shite iru koto wo shirimasen. (Aku tidak tahu bahwa kamu sangat pintar melucu.)” Kataku.

Di hadapan kami, Gabrielle sudah berdiri dengan pedangnya yang masih menyala ungu.

Jibun na hanashi. Anata ha koko de ikite iru kara nukedasu shitai baai ha... (Cukup bicaranya. Jika kamu ingin keluar dari sini hidup-hidup...)” Kata Jirou.

Sonogo, wareware ha kanojo wo taosu tame ni motte imasu! (Maka, kita harus mengalahkan dia!)” Kataku sambil menyiapkan kuda-kudaku.
 
Scene 2

Ayumi Nakata



Asuka Kirishima



Frederick Varnadoe



Geneva Varnadoe



Ya, aku dan Asuka-san sudah berada di ruangan yang membuatku kesal ini. Ruangan utama keluarga Varnadoe. Ruangan ini berbentuk persegi dengan ukuran yang sangat luas. Di hadapan kami berdiri sepasang pemimpin tertinggi keluarga Varnadoe, yaitu Frederick Varnadoe dan Geneva Varnadoe.

Kiriyama-san, chuui shite kudasai. Watashi ha Geneva to ha nanika wo motte iro to omoi... (Kiriyama-san, berhati-hatilah. Kurasa Geneva memiliki kemampuan...” Kataku.

Terepashi, sou de ha nai ka? (Telepati, kan?)” Kata Kiriyama-san.

Hee, anata ha sudeni shitte imashita ka? (Heee, anda sudah tahu?)” Tanyaku.

Heh, dareda to omotteru ndesuka? (Heh, kamu pikir siapa diriku?)” Tanya Kiriyama-san.

Hahaha, begitu ya? Memang pemimpin terbesar Yami berada pada tingkatan yang berbeda denganku. Bahkan, sampai sekarang pun aku masih tidak percaya bahwa Kirishima-san adalah pemimpin terbesar dari Yami. Bahkan, sekarang inipun aku sedang ditolong olehnya. Tidak hanya itu, aku merasa sangat aman dan tenang berada di sisinya. Aku yang mantan anggota polisi rahasia, malah bergantung pada broker dunia bawah, yang notabenenya merupakan salah satu musuh besar Hikari. Ironis sekali ya? Tidak, bisa dikatakan menarik malah.

So, even Yami takes part in this rush act? (Jadi, bahkan Yami pun terlibat dalam kerusuhan ini?)” Tanya Frederick.

Kirishima-san tidak menjawab apapun. Ia sepertinya fokus kearah mereka.

Kodomo yo. (Hei anak kecil.)” Kata Kirishima-san.

Hee? Anak kecil? Apa maksudnya?

Kodomo yo. (Hei anak kecil.)” Kata Kirishima-san lagi.

Hee? Kodomo ha doko ni arimasuka? (Heee? Mana anak kecilnya?)” Tanyaku dengan heran.

MOCHIRON SONO KODOMO HA KISAMAA YOOO!!!! BAKAA!!!! (TENTU SAJA KAMU ANAK KECILNYAAA!!! BODOOHHH!!!)” Teriak Kirishima-san.

Ukh, jujur. Aku sempat terloncat sedikit saking kagetnya. Kirishima-san betul-betul galak sekali. Aku ingat Takeru-san pernah bercerita bahwa istrinya sungguh baik hati dan penyayang. Err, apakah tidak salah ya?

Hai, Kirishima-san. (Iya, Kirishima-san.)” Kataku.

Honyaku. (Terjemahkan.)” Kata Kirishima-san.

Heee? Nani? (Heee? Apa?)” Tanyaku dengan heran.

Aitsu ha nani wo itte imashita ka? Honyaku. (Apa yang si bedebah itu bicarakan? Terjemahkan.)” Kata Kirishima-san.

A... anata ga eigo wo rikai shite imasenka? (A... anda tidak mengerti bahasa inggris?)” Tanyaku.

Mochiron chigaimasu. Kisama ha karera ga itte iru koto wo honyaku shi, koko ni iru riyuu da. (Tentu tidak. Tujuanmu disini adalah menerjemahkan apa yang mereka katakan.)” Kata Kirishima-san.

Ah, hanya itukah tujuanku disini?

Kare ha yami mo kono nazotoki ni sanka shite iru koto wo itte imasu. (Mereka bilang bahwa Yami juga ikut ambil bagian dalam kerusuhan ini.)” Kataku.

Souka. (Begitu ya.)” Kata Kirishima-san.

Tanpa menunggu lama, Kirishima-san langsung berlari maju kearah mereka. Gerakannya sangat cepat, lagi-lagi aku hampir saja tidak melihat gerakannya saking cepatnya dia. Kirishima-san langsung menyabetkan naginata miliknya dengan sangat cepat. Mereka berdua berhasil menghindar secara bersamaan. Kemudian, aku melihat Frederick melempar dua buah pisau kearah Kirishima-san. Lemparan pisaunya tidak begitu cepat. Dengan mudah, Kirishima-san langsung menangkisnya sehingga kedua pisau itu langsung terpental ke tanah.

Setelah menangkis pisau milik Frederick, ia langsung melancarkan serangan bertubi-tubi yang sangat cepat kearah Frederick. Semua itu dilakukan sambil tetap memperhatikan gerak-gerik Geneva. Luar biasa, walau daritadi tebasan naginata milik Kirishima-san belum berhasil melukai Frederick, tapi aku bisa tahu bahwa Kirishima-san bukan orang sembarangan. Walau tebasan naginata-nya terlihat sembarangan, tetapi sebetulnya ada pola yang sulit ditebak dari setiap serangannya. Sambil menyerang Frederick, ia tetap mempertahankan kepekaannya terhadap Geneva yang ada dibelakangnya. Kemampuan itu... kurasa setara dengan Takeru-san.

Ukh, tiba-tiba aku merasa kehilangan kontrol tubuhku. Tanpa kendali diriku, aku melepaskan medan magnet di tubuhku, dan mulai mengaktifkan serbuk besi milikku. Apa yang kulakukan ini, diluar kendaliku. Apa yang terjadi? Kemudian, aku mengarahkan serbuk besiku kearah Kirishima-san. Gawat, suaraku pun tidak mau keluar. Aku ingin berteriak kepada Kirishima-san, tetapi apa yang kulakukan percuma saja karena suaraku tetap tidak mau keluar.

Sepertinya, Kirishima-san menyadari bahwa ada serbuk besi yang melayang kearahnya. Ia langsung melihat kearah datangnya serbuk besi milikku, dan mulai menghindarinya. Kemudian, aku memecah serbuk besi itu menjadi beberapa aliran serangan, dan melancarkan serangan kearah Kirishima-san dari delapan penjuru. Gawat, kalau begini, Kirishima-san tidak akan bisa menghindarinya. Tapi yang lebih penting, mengapa tubuhku bergerak sendiri tanpa kuperintahkan?

Kirishima-san mulai terperangkap dalam aliran serangan serbuk besi dari delapan penjuru itu. Kemudian, aku langsung memerintahkan serbuk besi itu untuk menghancurkannya. Akan tetapi, Kirishima-san berhasil menahan seluruh serangan serbuk besi dari segala penjuru yang kulancarkan. Tidak hanya itu, setiap aliran serangan serbuk besi yang kulancarkan, berhasil dipecah belah olehnya. Serbuk besi milikku itu digerakkan oleh magnet, jadi harusnya membutuhkan kekuatan yang cukup besar untuk memecah belah serbuk besiku. Harus kuakui, dia ini memang berbeda dari para penjahat yang biasa kami tangkap. Akan tetapi, hal itu tidak membantu banyak, karena serbuk besi itu bisa langsung kuaktifkan lagi. Yang mengerikan dari serbuk besi yang kumiliki ini adalah jumlahnya yang sangat banyak, dan ukurannya yang sangat kecil, sehingga bisa digunakan untuk menyerang dan bertahan dengan pola apapun yang kuinginkan. Bisa membentuk pedang, jarum, dan bahkan bisa menyerang dari segala arah karena semuanya kukendalikan dengan magnet. Ketika serbuk besi ini berhasil dipatahkan, bisa langsung kuaktifkan lagi.

Kirishima-san terus saja menahan serbuk besiku dengan menggunakan naginata miliknya. Kalau begini terus, bisa-bisa dia kelelahan dan akhirnya menjadi mangsa empuk serbuk besi milikku. Ukh, tapi mengapa badanku daritadi bergerak sendiri? Setahuku, kemampuan Geneva adalah telepati. Apakah berarti badanku bergerak sendiri begini karena kemampuan Frederick yang tidak kuketahui. Eh tunggu. Telepati? Penjelasan ilmiah dari telepati adalah membentuk koneksi antar dua pikiran, sehingga memungkinkan terjadinya pertukaran pesan antar kedua pikiran tersebut. Tunggu, agar pesan bisa diterima, satu-satunya yang bisa digunakan adalah aliran listrik dimana aliran listrik adalah metode yang digunakan oleh otak untuk mengirimkan pesan ke seluruh tubuh. Jika kedua pikiran kami terhubung, maka pengiriman aliran listrik ke tubuh pikiran yang terhubung itu pun memungkinkan, walaupun secara ilmiah, belum ada riset yang membuktikan keberhasilan itu. Akan tetapi, dengan kondisiku sekarang, hipotesaku itu cukup masuk akal. Ya, jangan-jangan ini perbuatan Geneva.

Sejauh ini, Kirishima-san masih belum kehilangan stamina-nya. Akan tetapi, sampai berapa lama ia bisa bertahan? Aku melihat Kirishima-san melompat ke udara sehingga ia berhasil keluar dari kurungan serbuk besi milikku. Hal itu hanya efektif untuk beberapa saat saja. Kirishima-san, anda harus menyerangku agar aku tidak punya kekuatan untuk mengendalikan serbuk besi itu. Tiba-tiba, ia memotong sesuatu di udara dengan naginata miliknya. Eh? Apa yang dia potong?

Kodomo!!! Ima daaa!!! (Anak kecill!!! Sekaraaanngg!!!!)” Kata Kirishima-san.

Eh? Saat ia berteriak, aku langsung mendapatkan kontrol tubuhku kembali. Saat itu juga, aku langsung membentuk serbuk besi itu menjadi sebuah ujung tombak lancip yang besar, dan langsung kuluncurkan kearah Geneva dan menembus perutnya dengan telak. Sepertinya, aku berhasil mendapatkan kontrol tubuhku kembali berkat Kirishima-san. Aku tidak mengerti metode apa yang ia gunakan untuk membebaskanku. Karena itu, sepertinya Geneva menjadi lengah, sehingga refleks untuk menghindar dari seranganku pun menjadi kacau.

What? Out of words because your sorry wife is dead? (Kenapa? Kehabisan kata-kata karena istrimu mati?)” Tanya Kirishima-san.

Anata ha eigo yappa wo rikai shimasu. (Rupanya anda mengerti bahasa inggris.)” Kataku.

Mochiron. Hito ha ore da to omoi ka? (Tentu saja. Kamu pikir aku ini siapa?)” Kata Kirishima-san.

Grrr, orang yang menyebalkan. Tapi lagi-lagi aku berhutang budi padanya karena ia telah membebaskanku.

Dono you ni sono majo kara watashi wo kaihou shite imasuka? (Bagaimana anda membebaskan saya dari penyihir wanita itu?)” Tanyaku.

Kantan da yo. Kanojo ha kanojo no kokoro to kisama wo setsuzoku suru tame ni ki wo shiyou shimashita. Ore ha yaranakereba naranai koto ha sono setsuzoku wo setsudan sa remasu. (Gampang. Dia menggunakan tenaga ki untuk menghubungkan pikirannya dengan pikiranmu. Tinggal kupotong saja kan jalur hubungannya.)” Kata Kirishima-san.

Setsuzoku keiro ga doko ni dono you ni shitte imasuka? (Bagaimana anda bisa mengetahui jalur hubungannya?)” Tanyaku.

Kono me ha sainou da. Karera ha ki wo miri koto ga dekiru yo. (Mataku ini bisa melihat segala bentuk energi ki.)” Kata Kirishima-san.

Soshite, dono you ni setsuzoku keiro wo torinozoku no desuka? (Dan bagaimana cara anda memotong jalur perhubungannya?)” Tanyaku.

Baka da yo! Kisama ha karera to isshoda to mada ki no koto ha shimasen ka? Karera wa ki no ue ni sorera no seigyo no tame no hijou ni yuumeida to jubun no buki ni sore wo miwaku suru. (Bodoh! Kamu sempat bersama-sama dengan mereka tapi masih buta tentang dasar tenaga ki? Mereka itu sangat terkenal atas kontrol mereka terhadap tenaga ki, bahkan mereka juga sangat terkenal karena mereka sangat fasih dalam menyalurkan energi ki mereka ke senjata mereka.)” Kata Kirishima-san.

Kisama ha ki to ki wo katto suru koto ga dekiru yo. (Kamu bisa memotong tenaga ki dengan tenaga ki)” Kata Kirishima-san.

Heee, souka. (Heee, jadi begitu ya.)” Kataku.

Tsugi no sansaikou no masayoshi no hitotsu de ari, sore ni tsuite shitte imasuka? (Kamu itu salah satu dari sansaikou no masayoshi, tapi tidak tahu hal itu?)” Tanya Kirishima-san.

I... Iie. Ki ni tsuite no wareware no kenkyuu ha hijou ni kagira rete imasu. (Ti... tidak. Penelitian kita tentang tenaga ki sangat terbatas.)” Kataku.

Cih, souka. Shikashi, jibun na hanashi. Wareware ha mada hitori no teki wo motte iru yo. (Cih, begitu ya. Tapi, cukup bicaranya. Kita masih memiliki satu musuh lagi.)” Kata Kirishima-san.

Iya, betul kata Kirishima-san. Aku segera bersiap untuk menghadapi Frederick. Tiba-tiba, aku melihat dua buah pisau melayang di belakang Kirishima-san, dan menusuk punggungnya dengan telak. Eh? Bukankah itu dua pisau yang tadi dilempar oleh Frederick? Kirishima-san tampak merasakan rasa sakit di punggungnya, yang berusaha ia tahan.

So, the rumor about you able to do telekinesis is right, eh? (Jadi, kabar yang menyatakan bahwa kemampuanmu adalah telekinesis adalah benar ya?)” Kata Kirishima-san.

I see that you’re very well informed about us. (Rupanya kamu betul-betul mempunyai informasi yang mumpuni tentang kami.)” Kata Frederick.

BERSAMBUNG KE EPISODE-14
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd