EPISODE 11 : Kaishisuru
Scene 1
Kagura Nakagawa
Matsuyama Edo
“
Matte yo, Ayumi (Tunggu kita, Ayumi)” Kataku dalam hati.
Kami bertiga terus menyusuri lorong demi lorong. Kastil ini terasa luas sekali, seperti tidak ada habis-habisnya walau daritadi kita sudah terus berlari menyusurinya.
“Agent Warfe, ada informasi tentang musuh?” Tanya Yama-chan.
“Sejauh ini tidak banyak. Walaupun
Family of Varnadoe cukup terkenal, tetapi tidak banyak yang pulang hidup-hidup setelah berhadapan dengan dua pemimpin tertinggi, ataupun anak-anak mereka.” Kata Warfe.
“Oke, apa yang kamu punya?” Tanyaku.
“Geneva Varnadoe. Salah satu suara tertinggi, yang juga merupakan istri dari suara tertinggi satunya lagi. Kudengar, ia mempunyai kemampuan seperti telepati.” Kata Warfe.
“Telepati? Yang bisa berpindah-pindah tempat itu?” Tanyaku.
“Itu teleport, sayang.” Kata Yama-chan.
“Ah, apa saja lah. Jadi apa itu telepati?” Tanyaku.
“Telepati merupakan cara penyampaian pesan melalui gelombang pikiran. Telepati sangat berguna karena kita bisa menyampaikan pesan langsung ke otak lawan bicara kita.” Kata Warfe.
“Oh, yang seperti berbicara dalam hati itu. Tapi, bukankah itu hanya ada dalam cerita fiksi?” Tanyaku.
“Tidak, sebetulnya telepati itu sesuatu yang sangat ilmiah. Cara kerja telepati adalah, dengan menyambungkan pikiran kita dan pikiran lawan bicara kita menggunakan tenaga ki, layaknya seperti membentuk suatu koneksi dengan internet. Kemudian, si pengguna telepati mengirimkan pesan melalui sambungan yang sudah terbentuk itu juga dengan menggunakan tenaga ki, sehingga pesan yang dikirimkan itu langsung diproses oleh otak si penerima. Karena tidak melalui telinga, biasanya pesan yang diterima dengan telepati itu terdengar menggema di otak.” Kata Warfe.
“Lalu, apa hebatnya?” Tanyaku.
“Pertama, tidak seperti berbicara dengan mulut yang mengirimkan gelombang suara, telepati mengirimkan suara langsung melalui gelombang pikiran. Tidak seperti suara yang bisa kita halau dengan menutup telinga, telepati tidak akan bisa kita halau selama sambungan tenaga ki yang dibentuk oleh lawan tidak terputus.” Kata Warfe.
“Oh, begitu. Jadi kita seperti melawan Professor X ya?” Tanya Yama-chan.
“Kurang lebih seperti itu.” Kata Warfe.
“Hah? Jangan bercanda. Professor X itu kan bisa menghentikan gerakan orang-orang. Mungkinkah melakukan hal-hal seperti itu hanya dengan menggunakan teleport?” Tanyaku.
“Telepati, sayang.” Kata Yama-chan.
“Ah, aku tidak peduli!” Kataku.
“Itu bahaya yang kedua. Telepati memungkinkan si pengguna untuk mengirimkan sinyal listrik. Sinyal listrik adalah perangkat yang digunakan otak untuk mengirim perintah ke seluruh tubuh. Dengan kata lain, dengan mengirimkan sinyal listrik ke tubuh orang lain melalui sambungan tenaga ki yang sudah dibentuk oleh si pengguna, si pengguna dapat sesuka hati mengendalikan orang lain.” Kata Warfe.
“Aih, ini peperangan manusia melawan mutan dalam film X-Factor.” Kataku.
“X-Men, sayang.” Kata Yama-chan.
“Sama sajalah.” Kataku.
“Bahaya yang ketiga dan paling fatal. Dengan sambungan tenaga ki yang dibentuk oleh lawan, si pengguna dapat masuk ke pikiran orang lain.” Kata Warfe.
“Hmmm, ya itu sangat merepotkan.” Kata Yama-chan.
“Kenapa?” Tanyaku.
“Dengan masuk ke pikiran orang lain, si pengguna dapat membaca pikiran orang lain, dan juga masuk melihat isi hipokampus dari otak si penerima.” Kata Warfe.
“Yang artinya, ia akan tahu semua tentang diri si penerima telepati.” Kata Yama-chan.
“Betul, seperti itu.” Kata Warfe.
Hmmm, memang seperti perang melawan mutan dalam film X-Factor. Aku ingat professor botak yang dijuluki professor X itu. Dia sangat kuat. Untuk orang seperti aku yang hanya mengandalkan tinju dan pukulan langsung ke tubuh lawan, aku adalah mangsa empuk baginya.
“Hindari kontak langsung dengannya sebisa mungkin.” Kata Warfe.
Aku tidak berkata apapun. Yama-chan terlihat mengangguk serius.
“Frederick Varnadoe jarang menampakkan diri di lapangan, sehingga tidak banyak yang diketahui tentangnya.” Kata Warfe.
“Putra bungsu mereka, Alston Varnadoe. Sangat ahli dalam tipuan dan trik, layaknya seperti pesulap. Ia menggunakan teknologi-teknologi yang sangat canggih untuk menipu lawannya. Teknologi yang ia manfaatkan berputar di daerah kamuflase untuk menipu lawan. Cara yang tadi ia gunakan untuk memindahkan kita dari ruangan tempat kita berada tadi adalah salah satu teknologi yang ia gunakan.” Kata Warfe.
“Aku paling payah dalam teknologi. Jadi, tolong jelaskan.” Kataku.
“Seluruh benteng ini adalah mainannya. Saat di ruangan tadi bersama dengan Ayumi Nakata, Alston menggunakan cermin untuk mengacaukan jarak pandang kita. Dengan mengubah sudut cermin, seolah-olah ruangan tadi menjadi bergoyang-goyang, padahal sebetulnya hanya karena pergerakan cermin yang begitu cepat, sehingga ruangan terlihat seperti bergoyang.” Kata Warfe.
“Oh, karena itu tadi kamu menyuruh kita untuk jangan bergerak.” Kataku.
“Tepat sekali.” Kata Warfe.
“Lalu, bagaimana dia bisa muncul tiba-tiba dan menghilang bersama Ayumi-chan?” Tanya Yama-chan.
“Itu adalah dua trik yang berbeda. Dia tidak muncul dan menghilang tiba-tiba. Dia selalu membawa suatu bidang bersamanya. Bidang itu pun ditempeli dengan sistem teknologi, yang bisa mengenali warna lingkungan sekitar, dan langsung mewarnai bidang itu persis dengan warna sekitarnya, sementara ia hanya bersembunyi dibalik bidang itu.” Kata Warfe.
“Seperti bunglon ya?” Tanyaku.
“Iya, sedikit lebih canggih tapi. Sedangkan bagaimana Ayumi Nakata bisa menghilang, itu karena teknologi canggih miliknya. Teknologi miliknya itu berfungsi layaknya seperti lubang cacing di luar angkasa, dimana kita bisa menempuh suatu jarak yang sangat jauh dengan sangat cepat. Layaknya seperti jalan pintas dari satu tempat ke tempat yang sangat jauh.” Kata Warfe.
“Astaga, teknologi secanggih itu sudah bisa mereka buat?” Tanya Yama-chan.
“Tidak. Teknologi ini adalah salah satu alasan utama kita menjadikan
Family of Varnadoe sebagai salah satu topik penyelidikan utama. Teknologi secanggih itu belum bisa dibuat oleh siapapun, bahkan di dunia atas maupun dunia bawah.” Kata Warfe.
“Iya, aku setuju.” Kata Yama-chan.
“Kita menduga sesuatu dari
Mariana Trench.” Kata Warfe.
Ukh,
Mariana Trench. Ini pertama kalinya aku mendengar seseorang membawa topik ini untuk dibicarakan. Selama ini, kita mengenal adanya dunia atas dan dunia bawah. Dunia atas adalah lapisan masyarakat biasa. Harmonisme cukup kuat terbentuk disini. Konflik yang ada di dunia atas pun cenderung relatif cukup kecil, seputar-putar masalah kehidupan saja. Berlanjut ke dunia bawah, adalah lapisan masyarakat yang segala sesuatunya serba merepotkan. Moral dan harmonisme hampir tidak terjaga dalam lapisan ini. Intinya, dunia bawah adalah suatu lapisan masyarakat yang tidak akan bisa dibayangkan oleh masyarakat dunia atas. Lalu,
Mariana Trench, adalah istilah yang diberikan untuk dunia yang paling bawah. Kita memberikan nama
Mariana Trench atau Palung Mariana, yang merupakan palung terdalam di dunia. Aku sendiri hanya pernah mendengar desas-desus tentang keberadaan akan dunia paling bawah ini. Bagaimana situasinya? Yah, rasanya seperti penduduk dunia atas membayangkan penduduk dunia bawah. Aku pun tidak bisa membayangkan apa yang ada dalam dunia paling bawah atau
Mariana Trench itu. Aku bahkan tidak yakin bahwa itu eksis. Akan tetapi, dengan Warfe menyebut hal ini, keyakinanku akan keeksisannya menjadi yakin.
“Hmmm, jadi
Mariana Trench itu eksis ya?” Tanya Yama-chan.
Nah, lihat kan? Orang seperti Yama-chan yang notabenenya memiliki banyak “relasi” dengan dunia bawah pun juga meragukannya. Warfe hanya mengangguk sambil tetap berlari.
“Jadi, ada yang menyelundupkan teknologi lubang cacing itu dari
Mariana Trench?” Tanya Yama-chan.
“Ini masih dugaan kita semata. Kita belum punya bukti yang kuat.” Kata Warfe.
“Lalu, ada putri kedua dari Frederick dan Geneva, yaitu Bellinda Varnadoe. Kita tidak tahu apa kemampuan yang dia miliki. Hanya saja kita memiliki fakta bahwa semua orang yang menjadi lawannya, selalu mati karena kehabisan oksigen. Agen CIA yang berhasil pulang kembali dalam keadaan hidup dan normal, mengatakan bahwa, seolah-olah ada sesuatu yang menutup jalan masuknya udara ke dalam paru-paru mereka.” Kata Warfe.
Apa? Lagi-lagi bukan lawanku. Mengapa
Family of Barnamo ini dipenuhi dengan orang-orang aneh ya?
“Bagaimana dengan anak sulung mereka?” Tanya Yama-chan.
“Anak sulung mereka, tepatnya putri sulung mereka...” Kata Warfe.
Kami telah sampai pada suatu pintu yang besar diujung lorong. Kemudian, Warfe yang memimpin jalan membuka pintu besar itu. Kini, kita telah sampai di suatu ruangan besar. Ruangan besar ini interiornya seperti gereja Eropa. Di ujung kanan ruangan ini, terdapat pintu lagi. Didepan kami, berdiri seorang wanita bule cantik berambut panjang.
“Putri sulung mereka... adalah yang terkuat diantara tiga bersaudara dari Frederick dan Geneva. Tidak ada yang tahu kemampuannya, karena semua orang yang berhadapan dengannya, harus meregang nyawa tanpa sempat memberitahukan apapun tentang pengalaman mereka dalam menghadapinya.” Kata Warfe.
“Ga... Ga... Gabrielle?” Kata Yama-chan kepada wanita bule cantik itu.
“Hooo, jadi kalian sudah kenal ya? Ya, dialah Gabrielle Varnadoe, putri sulung dari Frederick Varnadoe dan Geneva Varnadoe.” Kata Warfe.
Haa? Wanita bule cantik itu adalah putri sulung dari keluarga Barnamo? Ia memiliki kulit yang putih, rambut panjang sepundak berwarna merah. Pakaiannya seperti seorang pejuang revolusi Perancis. Aku bisa melihat adanya pedang dan pistol yang disarungkan di kedua pinggangnya. Aku tahu hanya dalam sekali lihat. Orang ini... sangat kuat.
“
So, we meet again. It had been fun at the airport, eh? (Jadi, kita ketemu lagi. Waktu itu sangat menyenangkan ya di bandara?)” Tanya Gabrielle.
“Yama-chan, apa maksud wanita itu?” Tanyaku.
Yama-chan hanya menundukkan kepalanya tanpa menjawab apapun. Haah, aku mengerti. Jadi waktu itu, Yama-chan gagal mengikuti Ayumi, pasti karena digoda oleh wanita ini ya? Ya... ya... aku paham.
“Yama-chan, Warfe. Kalian duluan. Biar kuhadapi wanita ini.” Kataku.
“Kagura, dia bukan lawan yang bisa kamu hadapi sendirian.” Kata Warfe.
Kemudian, Yama-chan langsung menepuk pundak Warfe sambil menganggukkan kepalanya. Warfe tampak ragu, tapi kemudian ia menurut pada Yama-chan. Heh, terima kasih, Yama-chan. Sepertinya kali ini kamu sukses membaca amarahku yang sedang menggebu-gebu. Yama-chan dan Warfe langsung berlari kearah kanan menuju pintu. Aku lihat Gabrielle hendak mengeluarkan pistolnya tanpa melepaskan pandangan dari mereka berdua. Melihat itu, aku langsung maju dan melancarkan
sliding ke arah wanita itu. Wanita itu menyingkirkan kaki kanannya untuk menghindari
sliding-ku. Lalu, aku langsung meliukkan badanku, dan melancarkan tendangan tusukan kearah dadanya. Dengan tanggap, ia langsung menangkap pergelangan kakiku dan mengangkat tubuhku. Sepertinya ia hendak melemparkanku ke tembok. Eits, kamu membuat kesalahan besar, jalang! Untuk melempar seseorang, diperlukan tenaga dan gerakan pinggang yang akan menyita gerakan dan waktumu. Sementara aku, yang hendak dilemparkan olehmu, tidak perlu memfokuskan diriku pada pijakan. Maka, aku mengumpulkan sebagian besar tenaga ki milikku di kepalan tangan kananku, kemudian kutinju sekeras-kerasnya pipi kirinya. Hal itu membuat genggaman tangan di pergelangan kakiku melemah, sehingga aku terlepas dari genggamannya dan terjatuh ke tanah.
Aku berhasil melancarkan pukulan pertama. Tapi, aku merasakan sesuatu yang aneh ditanganku. Bukan main, sakit sekali! Tulang-tulang jari dan kepalan tanganku serasa retak.
“AARRRRGGGGHHHHH!!!!” Teriakku karena tidak kuat menahan sakit.
Aku melihat kearahnya, rupanya dia tidak terjatuh sama sekali. Bahkan di pipi kirinya tempat kutinju tadi, tidak terlihat seperti bonyok atau luka. Selain itu, apa yang terjadi pada tangan kananku ini. Rasanya... seperti meninju sesuatu yang sangat keras sampai-sampai kepalan tanganku retak begini. Sementara itu, ia mendekat kearahku dengan tatapan mata yang dingin.