Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY Everyone's Destiny (by : meguriaufutari)

EPISODE 3 : Irezumi

Scene 1

Houzuki Anegawa



Minoru Yashima



“Sshhhh... shhhh” Desisku.

Aku sedang di rumah bersama pacarku, Minoru-kun. Kami sedang bercumbu dengan mesra di lantai tatami yang hangat ini. Ia sedang menjilati seluruh wajahku, daun telingaku, dan leherku. Aku betul-betul dibuat kegelian karenanya.

Suki da yo, Houzuki. (Aku menyukaimu, Houzuki.)” Desah Minoru-kun sambil menghembuskan napas hangatnya ke telingaku.

Uugghh... mendapat serangan berupa udara hangat yang masuk melalui telingaku hampir membuatku kehilangan kesadaran akibat birahi yang semakin menyerangku ini.

Watashi mo kimi ga suki desu, Minoru-kun. (Aku juga menyukaimu, Minoru-kun.)” Desahku.

Mendengar desahanku, napas Minoru-kun semakin memburu. Ia langsung melumat bibirku, dan menjulurkan lidahnya ke dalam mulutku. Aku pun juga membalasnya menjulurkan lidahku sehingga lidah kami saling bermain-main dalam mulutku dan mulutnya. Kemudian, ia melepaskan bibirku, dan langsung membuka kaos putih yang kukenakan ini dengan cepat. Dalam tenggang waktu enam bulan ini, Minoru-kun lebih bernafsu jika kami saling bercumbu. Perlakuannya kepadaku, cenderung kasar. Walaupun begitu, aku sangat menikmatinya karena dia pacarku sendiri.

Kini dihadapan Minoru-kun, aku sudah bertelanjang dada. Minoru-kun langsung mendorongku sehingga kini aku terbaring di lantai tatami. Tanpa membuang waktu, Minoru-kun langsung melumat puting susu dari buah dadaku yang terlihat menggoda ini. Bukan main rasa geli yang kudapat ini. Rasa geli ini betul-betul membuat kesadaranku semakin memudar. Kini, seluruh tubuhku hampir dikuasai oleh rasa birahi. Terlebih, Minoru-kun terus melumat puting susuku. Tangannya mulai meremas-remas buah dadaku yang satunya. Harus kuakui, ia sangat bernafsu. Enam bulan lalu, rasanya ia masih anteng-anteng saja. Apakah karena hampir selama enam bulan, aku menghilang darinya sehingga kini ia begitu bernafsu begitu aku kembali? Entahlah, yang penting adalah aku sangat menikmati rangsangan-rangsangan yang ia berikan kepadaku.

Aku pun mulai mengeluarkan suara erangan kecil akibat rasa nikmat yang makin menguasaiku. Tanganku mulai menjambak rambut Minoru-kun. Minoru-kun mulai melepaskan kulumannya dari buah dadaku. Kini, ia meremas kedua buah dadaku dengan kedua tangannya. Sementara, mulutnya mencium dan menjilat perut dan pusarku. Aku benar-benar kegelian mendapatkan kenikmatan yang diberikan oleh Minoru-kun ini. Aku hanya mendesis-desis, dan menggeleng-gelengkan kepalaku untuk menahan kenikmatan yang begitu menggelora ini.

Aku merasakan tangan Minoru-kun mulai menarik celana pendek dan celana dalam yang kukenakan dengan sekali tarikan saja. Setelah itu, tangan dan jari-jari Minoru-kun mulai bermain-main di daerah rambut kemaluanku dan klitorisku. Aku betul-betul merem melek dibuatnya. Lalu, Minoru-kun melepaskan tubuhku, dan kini ia membuka seluruh pakaiannya hingga ia bertelanjang bulat sama sepertiku.

Aku sangat terangsang melihat batang penis Minoru-kun yang sudah tegak mengacung dihadapanku. Bentuknya solid, dan sangat menggoda. Tanpa pikir panjang, aku langsung mengulum kepala penisnya layaknya seperti mengulum permen lollypop. Aku mendengar suara napas Minoru-kun yang semakin memburu. Dengan lidahku, aku juga bisa merasakan adanya denyutan kecil di penis Minoru-kun, pertanda bahwa ia sudah semakin terangsang lagi.

Tanpa membuang-buang waktu lagi, aku langsung memasukkan seluruh penisnya kedalam mulutku. Aku mulai memainkan lidahku untuk memberi rangsangan ke penis Minoru-kun yang sudah berada dalam mulutku. Setiap kali kugerakkan lidahku, ada denyutan kecil di penisnya. Erangan-erangan kecil pun mulai dikeluarkan oleh Minoru-kun. Tangannya mengusap-usap rambutku, dari sangat lembut, menjadi sangat kasar akibat birahi yang didapatkannya dariku. Bermenit-menit, aku terus melakukan itu padanya.

Setelah sepertinya puas, Minoru-kun langsung melepaskan kepalaku dari penisnya. Ia kemudian berbaring telentang disampingku. Penisnya masih tegak mengacung sempurna kearah atas. Aku dibuat semakin terangsang hanya oleh pemandangan itu. Ia menarik tanganku sehingga aku langsung terjatuh keatas tubuhnya. Aku yang semakin tidak kuasa menahan birahiku, langsung bernafsu melumat bibir Minoru-kun. Minoru-kun membalas lumatanku untuk sementara waktu, tapi kemudian melepaskannya. Ia menegakkan tubuhku dengan menggunakan pundakku, sehingga ini aku terduduk diatas tubuhnya.

Ia merangkul kedua sisi perut sampingku, dan mengarahkan selangkanganku tepat keatas selangkangannya. Setelah posisi lubang vaginaku tepat berada diatas penisnya yang tegak mengacung keatas, ia langsung menarik kedua sisi perut sampingku kebawah, sehingga lubang vaginaku langsung terjun kebawah dan melahap seluruh batang penisnya. Ooohh, aku merasakan gesekan yang luar biasa dalam lubang vaginaku ketika lubang vaginaku melahap batang penisnya dengan sempurna. Aku merasakan lubang vaginaku yang penuh sesak akibat batang penis Minoru-kun yang kini sudah tertelan kedalam lubang vaginaku.

Kedua tanganku meraih kedua tangan Minoru-kun untuk kujadikan pegangan. Kemudian, aku memutar-mutar pantatku dengan irama yang teratur. Minoru-kun hanya bisa merem-melek mendapatkan kenikmatan yang kuberikan.

Houzuukiii... utsukushii daaa... (Houzuukiii... Indaah sekaliii...)” Kata Minoru-kun sambil terengah-engah dengan mata yang masih merem melek.

Nanii ga utsukushii yo, Minoru-kun? (Apanya, Minoru-kun?)” Tanyaku sambil tetap menggoyang dan memutar pantatku.

Karada... oppai... ugokii... (Tubuhmu... Buah dadamu... dan pergerakanmuu...)” Jawab Minoru-kun dengan ekspresi yang sangat terangsang.

Kedua tangan Minoru-kun mulai meraih kedua buah dadaku dan meremas-remasnya. Sesekali, salah satu tangannya memuntir salah satu puting susu buah dadaku. Tentu saja rasanya nikmat sekali. Rangsangan birahi yang begitu deras mengalir dari kerasnya batang penis Minoru-kun yang sedang kukocok menggunakan lubang vaginaku, dan juga dari telapak tangan Minoru-kun yang sedang menyentuh dan meremas kedua buah dadaku dengan liarnya.

Tubuhku serasa dialiri oleh rangsangan birahi yang tidak ada henti-hentinya. Setiap kali kugoyang pantatku, ada rangsangan birahi baru yang mengalir dari selangkanganku keseluruh tubuhku. Lama-kelamaan, saking banyaknya rangsangan birahi yang ada ditubuhku, pikiranku jadi semakin tidak terkendali. Irama putaran dan goyangan pantatku pun semakin kacau. Putaran dan goyangan yang kacau itu lama kelamaan berubah menjadi murni gerakan turun naik yang tidak berirama.

Hooohhh... ooohhhh... tsuzuke yooo... Houzukiiii... (Ooohhhh... Ayoohh teruusss... Houzukiiii...)” Erang Minoru-kun.

Aku terus memompa lubang vaginaku ke batang penis Minoru-kun. Sepertinya, Minoru-kun sudah hampir diambang batas. Matanya terpejam, mulutnya mengeluarkan desahan kecil. Aku pun sepertinya juga akan mencapai kenikmatan puncak dalam waktu yang tidak lama lagi. Kedua tangan Minoru-kun yang tadinya meremas-remas kedua buah dadaku, berpindah ke perut sampingku. Kini, ia menaik-turunkan perut sampingku, sehingga gerakan naik turunku bertambah cepat. Kenikmatan yang kurasakan betul-betul tidak terbayangkan dan tidak bisa digambarkan dengan kata-kata.

Watashi ha keen yooo... Houzukiiii... (Aku mau keluaarrr... Houzukiiii...)” Erang Minoru-kun.

Watashi mooo... Minoruu-kuuunnn... (Aku jugaaa... Minoruuu-kuuunnnn...)” Erangku.

Ja... isshou nii-... AAAAHHHHHH... (Kalau begitu, kita bersama.... AAAAAHHHHH...)” Belum sempat Minoru-kun menyelesaikan kata-katanya, ia melenguh panjang.

Aku merasakan adanya semprotan cairan yang sangat panas dari penis Minoru-kun. Semprotannya begitu deras, sehingga membuatku ikut mendapatkan kenikmatan puncak juga.

“Uuuhhh... Ouugggghhhhhhh... Minorruu-kuuunnnnn” Erangku.

Aku menengadahkan kepalaku keatas semaksimal mungkin. Mulutku tidak berhenti mengeluarkan erangan. Aku merasa seperti ada yang keluar dengan begitu deras dari dalam tubuhku. Ya, seluruh kenikmatan birahi yang tersimpan dalam tubuhku, seolah-olah langsung meronta keluar dari lubang vaginaku. Ada juga cairan kenikmatan milikku yang ikut keluar bersama dengan itu, dan menyemprot batang penis milik Minoru-kun yang sedang menyemprotkan air maninya juga.

“Uuhh... Ooohhh...” Desah Minoru-kun.

Desahannya yang terakhir itu menandakan akhir dari puncak kenikmatannya. Cairan sperma miliknya berhenti menyemprot, walaupun batang penis miliknya yang tegang masih berdenyut-denyut melepaskan kenikmatan birahi yang tersisa dari tubuhnya. Seluruh isi lubang vaginaku terasa hangat oleh cairan sperma milik Minoru-kun yang banyak itu. Selama enam bulan ini, Minoru-kun memang sudah berubah menjadi pribadi yang sangat bernafsu dalam urusan seks. Aku dibuat tidak berdaya olehnya. Tubuhku yang mulai melemas itu terjatuh diatas tubuh Minoru-kun. Aku pun mulai memejamkan mataku, dan tertidur diatas tubuh Minoru-kun.

Aku terbangun secara otomatis karena merasakan aura membunuh yang begitu tajam disekitarku. Tubuhku memang sudah dilatih untuk refleks jika ada aura membunuh. Berapa lama aku tertidur? Jika aku analisa dari tingkat kepusingan yang aku alami, sepertinya baru sekitar lima belas sampai dua puluh menit aku tertidur. Siapa yang memancarkan aura membunuh begitu besar disekitar sini? Aku segera mengambil kotak jarumku yang ada dicelana pendekku. Aku mengambil satu, dan kusuntikkan pada Minoru-kun di titik darah yang akan membuatnya rileks, sehingga paling tidak ia akan tertidur nyenyak.

Aku langsung berdiri dan bersiap-siap. Tidak ada waktu untuk berpakaian, karena waktu yang sempit untuk berpakaian itu bisa jadi celah musuh untuk menyerangku. Tiba-tiba, langit-langit dibelakangku terbuka. DOR... DOR... Aku mendengar suara pistol ditembakkan. Begitu mendengar suara itu, aku langsung membawa tubuh Minoru-kun dan bersembunyi di tempat yang aman. Selama enam bulan ini, aku telah melatih indera pendengaranku dengan sangat ekstrim. Pelatihan ini membuat tubuhku langsung bereaksi dengan cepat terhadap suara apapun, sehingga menghindari peluru pistol yang ditembakkan kearahku bukanlah masalah besar.

Setelah meletakkan tubuh Minoru-kun di tempat yang aman, aku segera melompat keluar dari tempat persembunyianku, dan bersembunyi di tempat yang aman yang letaknya berseberangan dari tempat persembunyianku yang tadi. Aku melihatnya, ada dua orang yang turun dari langit-langit yang terbuka itu. Mereka menggunakan pistol dan pisau sebagai senjata mereka.

Aku segera keluar, dan melempar tiga jarum kearah mereka. Mereka langsung menembakkan pistol mereka kearah jarumku. Hmmm, sepertinya mereka cukup hebat. Jarum yang kulempar ini sangat cepat. Akan tetapi, mereka bisa melihat arah jarumku, dan menembakkan pistol kearah jarumku. Maaf kawan, jarumku itu sudah terhubung dengan benang di tanganku. Aku langsung menggerakan jari-jariku untuk mengubah arah jarum itu, sehingga jarum itu bergerak menghindari peluru pistol. Aku menggerakan tanganku kembali untuk meluncurkan dua jarum yang kubelokkan tadi kearah kedua orang itu. Setelah itu, aku langsung melepaskan benang ditanganku, dan berguling kesamping untuk menghindari peluru pistol yang mereka tembakkan. Dua jarumku mengenai bahu kedua orang itu dengan telak.

Kedua orang itu tampak tidak bergeming mendapat tusukan jarum di bahunya. Mereka menggunakan tangan yang tidak terkena jarum untuk mencabut jarumku dari bahu mereka. Tapi maaf, sudah terlambat. Kedua pistol mereka terlepas dari tangan mereka. Mereka sepertinya bingung apa yang terjadi dengan mereka. Ya, jarumku itu tidak sembarangan kuarahkan ke bahu saja, tetapi kuarahkan ke titik darah yang bisa membuat tangan menjadi kaku. Kini, salah satu tangan mereka sudah tidak berfungsi.

Mereka tidak mengambil pistol mereka yang terjatuh. Bukti kalau mereka cukup profesional. Karena jika mereka mengambil pistol, maka paling tidak mereka harus membungkukkan tubuh mereka, atau menggunakan kaki mereka untuk menendang pistol mereka ke udara. Akan tetapi, mereka tadi sudah mengobservasi kecepatanku ketika melempar jarum, sehingga mereka mengerti bahwa gerakan yang sia-sia sedikit saja akan berujung pada jarumku menancap di jantung mereka.

Kimitachi dare de aru ka wo oshiete, wo watashi ha anata wo tebanashimasu yo. (Beritahu aku siapa kalian, dan aku akan membiarkan kalian pulang hidup-hidup.)” Kataku.

Mendengar perkataanku, aura membunuh mereka semakin besar. Aku yakin mereka sadar bahwa kemampuan mereka jauh dibawahku, tetapi mereka tetap tidak takut sama sekali. Aku menduga mereka berasal dari organisasi kelompok pembunuh bayaran dunia bawah. Mereka berdua maju secara bersamaan kearahku. Aku melempar dua buah jarum yang kuarahkan ke jantung mereka masing-masing. Mereka menangkisnya dengan pisau mereka, sehingga jarumku terpental. Saat mereka sudah dekat denganku, aku membiarkan mereka menebas dan menusuk tubuhku dengan pisau mereka.

Dalam sekejap, aku langsung rubuh ke tanah. Mereka memeriksa tubuhku, dan sepertinya bersiap-siap untuk pergi ketika mereka mendapati bahwa aku sudah mati. Mereka bersiap-siap untuk pergi keluar melalui pintu utama. Akan tetapi, begitu mereka mencapai pintu utama, mereka tidak bisa menggerakan kaki mereka.

Watashi ha kimitachi ga tsuyoi koto wo tsutaeru hitsuyou ga arimasu. (Aku harus mengatakan bahwa kalian sangat kuat.)” Kataku yang muncul dari belakang mereka.

Mereka tampak tidak mengerti mengapa aku masih hidup. Mereka berusaha melihat kearah mayatku yang tadi mereka tusuk dan tebas, tetapi mayat itu sudah hilang.

Genkaku. Nou no shisutemu ni ijou ga gennin de hassei shi, watashi no hari ni yotte hikiokosa remasu. (Halusinasi. Disebabkan oleh kegagalan fungsi otak akibat tusukan jarumku.)” Kataku.

Anatatachi ga watashi ga watashi ni taishite anata no naifu wo shiyou to suru ni mukatte hashitta toki, watashi ha anata no me de mi rareru koto naku, izen no anata no kata wo sashi, watashi no hari ni setsuzoku sa rete iru, watashi no sureddo no hourudo wo emashita. Sonogo, watashi ha gengaku wo okoshite iru anata no atama no ue ni anata no hari pointo no ue ni piasu. (Pada saat kalian berdua hendak menyerangku dengan pisau, aku kembali mengambil alih kedua jarum yang menusuk bahu kalian dengan menggunakan benangku tanpa terlihat oleh kalian. Kemudian, aku menusuk titik darah kalian yang membuat kalian mengalami halusinasi.)” Kataku.

Mereka berdua tidak bisa bergerak, karena aku sudah menusuk titik darah mereka yang membuat kaki mereka tidak bisa digerakkan.

Saigo no chansu, watashi ni subete wo oshiete. (Kesempatan terakhir, beritahu aku semuanya.)” Kataku.

Tada, isoide watashitachi wo korosu, meinu. (Cepat bunuh kita, jalang.)” Kata salah seorang dari mereka.

Aku langsung melempar kedua jarumku, dan tepat mengenai jantung mereka dari belakang. Dalam sekejap, mereka langsung kehilangan nyawa, masih dalam posisi berdiri. Aku segera melangkah kearah mereka untuk memeriksa tubuh mereka. Mereka hanya mengenakan kain penutup sebagai pakaian mereka. Saat membuka kain penutup yang menutupi bagian atas tubuh mereka, aku menemukan suatu tanda di punggung mereka berdua. Bintang yang kehilangan salah satu ujungnya di bagian kanan atas, digantikan dengan bulan sabit yang ada didekat ujung bintang yang hilang itu. Tanda ini sangat tidak asing dimataku. Akan tetapi, mengapa mereka mau membunuhku? Sepertinya ada sesuatu yang mulai bergerak. Hawa hangat yang berasal dari pemanas ruangan ini menghangati seluruh tubuhku yang masih telanjang ini.
 
Scene 2

Matsuyama Edo



Kagura Nakagawa



Takeru Yamamoto



Ayumi Nakata



Namaku Matsuyama Edo. Dalam dunia bawah, aku memiliki julukan, yaitu si peluru beracun. Secara lengkap dalam bahasa Jepang, sebutanku adalah dokudan no Edo Matsuyama, yang artinya Matsuyama Edo si peluru beracun. Aku tidak tertarik dengan judi, aku kurang tertarik dengan alkohol, tetapi aku sangat tertarik pada wanita.

Saat ini, wanita yang paling menarik perhatianku adalah Kagura-chan, atau yang dikenal dengan senshi no ojou no Nakagawa Kagura, yang artinya Kagura Nakagawa si petarung wanita. Saat ini, aku sudah berada dikamar mandirnya, tinggal menunggu ia masuk. Ya, kamar mandi rumah tempat ia mengontrak. Aku sangat ahli dalam penyusupan dan pekerjaan mata-mata. Kurasa, Kagura-chan tidak tahu bahwa saat ini aku sudah berada di kamar mandinya. Aku tidak mengenakan pakaian apapun. Telanjang bulat. Membayangkan tubuh telanjang Kagura-chan saja sudah cukup untuk membuat penisku meronta-ronta ingin bangun.

Setelah beberapa saat, Kagura-chan masuk ke kamar mandi. Ia pun sudah bertelanjang tanpa sehelai benang pun ditubuhnya. Melihat bagian belakang tubuhnya saja sudah membuatku bernafsu. Walau yang kelihatan hanya punggung dan pantatnya yang bulat. Dari kaca, aku bisa memandang tubuh Kagura-chan bagian depannya. Kulit putih bersih, buah dada bulat dengan puting susu yang indah berwarna merah muda, perut yang rata, paha yang sangat menggoda, kaki yang ramping, serta lubang kemaluannya yang tampak menonjol dan indah disertai dengan rambut-rambut kemaluan. Kali ini, aku tidak sanggup menahan penisku untuk bangun sepenuhnya.

Utsukushii karada yo. Sore ha watashi wo odoroka seru no wo yameru koto ha arimasen. (Tubuh yang cantik. Aku tidak pernah bosan melihatnya.)” Kataku.

Kagura-chan tampak kaget menyadari kehadiranku disini. Akan tetapi, dengan cepat ia langsung kembali pada ketenangannya. Tenaga ki miliknya pun terpoles dengan sempurna.

Darekaga nokku mo sezu watashi no ie wo nyuuryoku shita baai ha, watashi ga kare wo koroshita darou shitte. (Kamu tahu, siapapun yang memasuki rumahku tanpa mengetuk pintu, aku pasti akan membunuhnya.)” Kata Kagura-chan.

Shikashi, sore ha sore ha nai, watashi ni ha tekiyou sa remasen ka? (Tapi, itu tidak berlaku untukku kan?)” Kataku sambil mulai melangkah tepat kebelakang tubuhnya.

Aku yang sudah berada persis dibelakang tubuhnya, memajukan kepalaku untuk mencium bibirnya. Tidak kuat melihat buah dada yang bulat dan putih sempurna itu menganggur, aku segera mengulurkan tanganku untuk menggapainya. Ah, begitu pas ditanganku. Penisku semakin mengacung ketika tanganku mulai meremas-remas buah dada Kagura-chan yang begitu indah itu.

Kagura-chan juga ikut membalas melumat bibirku. Bibirnya begitu menggoda, gerakan bibirnya pun membuatku semakin terangsang. Lidah kami pun mulai saling beradu dan merangsang satu sama lain. Lidahnya begitu lembut, sehalus tubuh indah dan mulusnya. Tanganku pun mulai tidak tahan untuk menggenggam buah dada Kagura-chan satunya lagi. Kini, kedua tanganku sudah meremas-remas dan memelintir puting susunya. Aku betul-betul ingin merasakan ini selamanya. Tidak pernah kulihat dan kuremas buah dada yang begitu putih, bulat sempurna, dan begitu pas di tanganku ini.

“Ssshhh... Aaahhhh...” Desahan Kagura-chan mulai terdengar dari mulutnya.

“Kagura-chaan... benda inii... masih tetap indaah seperti dulu...” Kataku yang sudah mulai terbakar oleh nafsu birahi.

Sepertinya pujianku itu mengena tepat sasaran. Lidah Kagura-chan menjadi semakin buas saja, sementara tangannya mulai memeluk leherku. Aku segera memintahkan tangan kiriku dari buah dada kirinya kearah lubang vaginanya. Kugesekkan jari-jemariku ke klitorisnya. Aku merasakan napas Kagura-chan semakin memburu. Kali ini, aku ingin merasakan rangsangan dari Kagura-chan. Maka aku melepaskan Kagura-chan.

Kagura-chaan... anata no ban yo. (Kagura-chaan... giliranmu.)” Kataku.

Kemudian, Kagura-chan berjongkok dihadapanku, sehingga kini kepalanya sejajar dengan batang kontolku keras. Aku melihat kedua buah dada Kagura-chan dari atas. Hmmm, tampak menggoda sekali. Kagura-chan langsung menggenggam batang kontolku, serta mengulumnya. Hanya dalam sekejap saja, nafsu birahi langsung membanjiri pikiranku. Kuluman Kagura-chan memang sudah lama tidak kurasakan. Aku pun mulai mendesah-desah tidak karuan.

Aku ingin sekali langsung masuk ke babak puncak. Akan tetapi, aku ingin melakukannya di tempat tidur, karena tubuh Kagura-chan sangat nikmat di tempat tidur. Maka, aku segera mengajaknya mandi secara buru-buru. Setelah selesai mandi dan mengeringkan tubuh kami masing-masing, aku langsung mengangkat tubuhnya. Sambil membawa tubuhnya, aku langsung menuju kamar tidur, dan membaringkan tubuhnya di kasur. Aku berbaring disebelahnya dengan posisi terbalik, kemudian menggulingkan tubuhnya ke tubuhku, sehingga aku menghadap kearah lubang vaginanya, sementara dia menghadap kearah batang penisku. Aku mulai menjulurkan lidah dan bibirku untuk melumat habis vaginanya. Kagura-chan pun mengulum batang kontolku. Ya, posisi 69. Salah satu posisi yang sangat kunikmati, apalagi jika melakukannya dengan Kagura-chan.

Akan tetapi, posisi ini tidak membuatku bertahan lama. Rangsangannya terlalu hebat. Setelah beberapa menit, aku memutuskan untuk langsung masuk ke babak utama. Aku melepaskan tubuhnya, kemudian mengatur posisi tubuhnya sedemikian rupa, sehingga kini Kagura-chan berada pada posisi merangkak. Kemudian, aku yang sudah siap langsung menghajar lubang vaginanya dari belakang dengan mendorong pantatku, sehingga kini batang kontolku sudah masuk tertelan oleh lubang vaginanya. Osshh, betul-betul hangat dan peret sekali lubang vagina milik Kagura-chan. Aku terus memaju-mundurkan pantatku sehingga kini tubuh Kagura-chan tersentak-sentak. Pantatnya yang bergerak maju mundur menambah kenikmatan yang kurasakan.

“Ooohhh... Terruusss Matsuyaammaaa... Aku gaakk kuaaattt...” Erang Kagura-chan.

Mendengar desahannya, aku makin semangat memaju-mundurkan pantatku. Kagura-chan juga ikut membalasnya dengan gerakan maju mundur yang seirama dengan gerakan maju mundurku. Clook... ceplookk.. clook... clookk... ceplookk... Itulah suara yang terdengar ditelingaku saat ini. Aku merasakan bahwa tidak lama lagi, pertahananku akan jebol. Akan tetapi, aku belum merasakan bagian terbaik saat bercinta bersama Kagura-chan, yaitu posisi woman on top. Maka, aku mencabut penisku dari lubang vagina Kagura-chan.

“Eeehh... Matsuyaamaa...” Desah Kagura-chan.

“Ayoo tukar posisi...” Kataku.

Kali ini, aku berbaring telentang. Kagura-chan segera memposisikan dirinya untuk duduk diatas batang kontolku. Tanpa membuang waktu, Kagura-chan langsung menelan batang kontolku dengan lubang vaginanya. Aku merasakan batang kontolku dipelintir secara kuat oleh goyangan pantat Kagura-chan. Kanan... kiri... naik... turun... Betul-betul membuatku pusing dan hanya bisa merem melek saja. Aku yang semakin tidak tahan, membangunkan tubuhku sehingga kini kepalaku berada persis didepan Kagura-chan. Aku segera mengulum buah dada kanan Kagura-chan, sementara tanganku meremas-remas buah dada Kagura-chan satunya lagi. Pantat Kagura-chan masih bergoyang-goyang seperti penari yang sedang memperlihatkan lekukan dan goyangan tubuhnya. Akibatnya, batang kontolku benar-benar serasa dipelintir dan dikocok-kocok oleh lubang vagina Kagura-chan.

“Kaguraa-chaannn... tubuhmuuu... indaah dan seksii sekaliii...” Erangku.

Aku merasakan Kagura-chan semakin liar. Ekspresi wajahnya semakin tidak terkendali layaknya seperti sedang kesurupan. Irama putaran pantatnya sudah kacau balau, dan kini lubang vaginanya terus memakan dan memuntahkan batang penisku.

“Matsuyamaa... Aku mauu keluaarrr... Ayooh kita keluaarr bareenggg...” Erang Kagura-chan.

Ahh, ini yang kutunggu-tunggu. Aku merasa ini akan menjadi orgasme yang sangat membara.

“Kagura-chaann... Ayoohh kamu duluaannn... Aku nyusuulll...” Erangku.

Aku merasakan denyutan yang luar biasa hebatnya dari lubang vagina Kagura-chan. Semua itu terjadi ketika lubang vagina Kagura-chan masih bergerak naik turun untuk melahap batang penisku. Aku juga merasakan semprotan cairan kewanitaan Kagura chan yang menyemprot tepat diujung kepala penisku. Mulutku hanya termegap-megap bagai ikan mas koki yang kehabisan napas. Kenikmatan puncak sudah diujung tanduk. Aku melihat tubuh Kagura-chan yang begitu indah sedang naik turun dengan liarnya. Kedua buah dadanya menjuntai naik turun dengan indahnya, sementara seluruh tubuhnya sudah basah oleh keringat. Semua pemandangan itu ditambah dengan rangsangan luar biasa yang kudapat di batang kontolku, membuat pertahananku betul-betul jebol.

“Uooohhhhh.... Guaaaahhhhh....” Erangku karena tidak kuat menahan kenikmatan puncak yang menderaku.

Aku merasakan batang penisku menyemprotkan sperma. Croott.. croott.. croottt.... aku bisa merasakan spermaku mengalir keluar menyemprot ke rahim Kagura-chan. Aku terus menembakkan spermaku hingga habis.

“Kaguraa-chaaannn... kimochii daaaa (Kaguraa-chaaannnn... nikmat sekaliiii...)” Erangku.

Fiuuhh... Betul-betul permainan yang luar biasa. Sudah enam bulan aku tidak merasakan ini, dan rasanya betul-betul nikmat sekali. Kami berdua sama-sama mengatur napas untuk mengembalikan kesadaran kami. Setelah napas kami betul-betul stabil, aku kembali melentangkan tubuhku di tempat tidur. Kagura-chan menyusulku dan merebahkan tubuhnya diatas tubuhku. Tidak lama kemudian, ia tertidur dengan lubang vaginanya yang masih melahap batang kontolku. Betul-betul permainan seks yang paling nikmat yang pernah kurasakan.

Sial, sebetulnya aku sangat ingin sekali tidur bersama Kagura-chan sekarang. Akan tetapi, ada urusan yang harus kuselesaikan. Aku segera mencabut batang kontolku dari lubang vagina Kagura-chan, kemudian membaringkan tubuh Kagura-chan kesampingku. Aku segera berpakaian, dan pergi keluar kamar.

Anatatachi ha hountouni yoi jikan wo sugoshite iru hito wo jama suru koto ha hijou ni shitsurei de aru koto wo shitte imasuka? (Apakah kalian tahu bahwa sangat tidak sopan jika mengganggu orang yang sedang menikmati waktu senggang mereka?)” Tanyaku.

Tidak ada jawaban dari tiga orang berpakaian serba hitam yang ada didepanku. Satu hal yang kumengerti adalah, mereka bukan datang untuk bersilaturahmi, terbukti dengan aura membunuh mereka yang sangat membara. Aku segera mengeluarkan pistolku dan mengarahkan ke kaki mereka.

Koko de watashi kara no aisatsu desu. (Ini salam dariku.)” Kataku.

Aku segera menembakkan tiga peluru ke kaki mereka masing-masing. Akan tetapi, peluruku hanya menyerempet kaki mereka. Mereka sama sekali tidak bergeming walaupun ada peluru yang menyerempet kaki mereka. Aura membunuh mereka pun tetap stabil. Hmmm, sepertinya pembunuh yang cukup pro. Masing-masing dari mereka mengeluarkan senjata, yaitu sebuah pedang, yang terdapat lekukan ditengah mata pedangnya. Senjata apa itu?

Watashi ha jissai no anata ga kanou de aru ka wo kakunin shitai no desu ga. Shikashi, kore ha anata no owari yo. (Aku sangat ingin melihat kemampuan kalian. Tapi, ini adalah akhir dari kalian.)” Kataku.

Saat itu juga, mereka bertiga terjatuh. Mereka memegangi leher mereka sambil berusaha bernapas.

Po... Poison? (I... ini.... racun?)” Kata salah seorang dari mereka.

Hai. Sore ha anata no karada ni anata no sanso no subete wo ubakkoto ni yotte dousa shimasu. (Ya. Racun itu bekerja dengan cara merampas seluruh oksigen dari seluruh tubuhmu.)” Kataku.

Ho... How low! (S... Sangaat... Rendah!)” Kata yang lain dari mereka.

Sensou ha, anata no hahaoya no tainai ni iru toki hajimaru sudeni arimasu. Anata ha puraido no hanashi wo shitai desuka? Tsugi ni, anata no hokori wo motte shinu. (Peperangan di dunia ini sudah dimulai ketika kau masih berada dalam rahim ibumu. Kamu ingin berbicara masalah harga diri? Kalau begitu, matilah bersama harga dirimu.)” Kataku.

Setelah itu, mereka bertiga rubuh dan tidak bernyawa lagi karena kehabisan oksigen. Aku berjalan melangkah menuju mereka. Saat berada dihadapan mereka, aku merasakan satu aura membunuh lagi yang sangat besar, disusul satu aura membunuh lagi. Cih, rupanya mereka menungguku lengah ya? Langit-langit diatasku langsung terbuka, dan satu orang turun berusaha untuk menebaskan pedang ke jantungku. BRAAAKKK... Tiba-tiba terdengar suara pintu terbuka dengan keras. Seseorang yang tidak mengenakan pakaian sehelai benang pun langsung menangkap leher orang yang baru muncul diatasku, membenturkan kepalanya ke tanah, dan langsung mematahkan leher orang itu.

Osoroshii. (Menakutkan sekali.)” Kataku.

Dochira? Kono... (Yang mana? Ini...)” Kata Kagura-chan sambil menunjuk orang yang baru saja bernasib buruk itu.

Mata ha, kono? (Atau ini?)” Kata Kagura-chan sambil menunjukkan tubuh bagian depannya.

Aish, melihat tubuh bagian depannya, nafsuku langsung bangkit. Aku ingin sekali merasakan kenikmatan seperti tadi yang tidak ada duanya itu. Akan tetapi, untuk saat ini, harus kutunda dulu. Aku segera memeriksa tubuh ketiga orang yang mati akibat racunku tadi.

Oi, Yama-chan. Anata ha ima made mae ni kono maaku wo mita koto ga arimasu ka? (Oi, Yama-chan. Kamu pernah melihat tanda ini sebelumnya?)” Tanya Kagura-chan, sambil memperlihatkan suatu tato berwarna hitam di bahu kiri belakang orang yang baru saja dipatahkan lehernya itu.

Hai. Choudo ima. (Iya. Ini baru saja.)” Kataku sambil menunjukkan tato berwarna hitam yang ada di pundak kiri belakang salah seorang, dada kanan salah seorang, dan telapak tangan salah seorang lagi.

“Maksudku, sebelum ini.” Kata Kagura-chan.

“Tentu aku pernah melihatnya. Mereka kelompok pembunuh elit dunia bawah yang sangat handal. Aku beberapa kali menjumpai anggota mereka dalam misi mata-mataku. Bisa kukatakan bahwa mereka itu sangat merepotkan.” Kataku.

“Begitu juga denganku. Mereka hebat-hebat. Kemungkinan mereka berempat ini hanya kroco saja, makanya lemah begini.” Kata Kagura-chan.

“Kita tanyakan Ayumi saja besok.” Kataku.

Kemudian, kami segera membereskan empat mayat ini, mengumpulkan beberapa barang bukti, dan kembali tidur. Sebelum tidur, tentu saja aku dan Kagura-chan sempat bercinta sekali lagi selama dua ronde. Betul-betul malam yang sangat nikmat malam ini.

Keesokan harinya, aku berangkat bersama Kagura-chan. Setelah kami sampai di kantor, kami segera melaporkan kejadian itu dalam meeting bersama Takeru-san. Aku menunjukkan gambar tato yang ada di tubuh mereka, yaitu gambar bintang empat sisi dengan bulan sabit di sisi yang hilang.

“Cih, bukannya ini kelompok pembunuh elit dunia bawah yang merepotkan itu?” Tanya Takeru-san.

“Iya. Beberapa kali aku menjumpai mereka dalam misi. Ayumi, apakah kamu tahu detail tentang mereka?” Tanya Kagura-chan.

Ayumi-chan hanya menggelengkan kepalanya saja, tanda bahwa ia tidak tahu.

“Daripada itu, aku lebih tertarik untuk mengetahui mengapa mereka menyerangmu dan Kagura.” Kata Takeru-san.

“Kelompok pembunuh bayaran elit dunia bawah macam mereka tidak pernah bergerak atas kemauan sendiri. Biasanya mereka disewa menjadi pembunuh bayaran. Dengan kata lain, seseorang menyewa mereka untuk membunuh kami?” Tanya Kagura-chan.

“Sepertinya memang begitu. Baiklah, Kagura, Matsuyama. Kalian berhati-hatilah. Selalu siaga kapanpun dan dimanapun kalian berada. Aku akan menyelidiki hal ini lebih jauh lagi.” Kata Takeru-san.

“Tenang saja, Takeru-san. Aku bisa melindungi diriku sendiri. Kagura-chan pun aman dalam pelukanku.” Kataku.

Mendengar itu, Kagura-chan langsung menabok tangan kananku. Aku hanya senyum-senyum sendiri.

“Kamu terlihat pucat, Ayumi. Ada apa?” Tanya Takeru-san tiba-tiba.

Hmmm? Aku segera melihat Ayumi-chan. Mukanya tidak pucat kok, biasa-biasa saja. Ayumi-chan tampak bingung mendengar pertanyaan Takeru-san.

“Apa mukaku pucat?” Tanya Ayumi-chan dengan bingung.

“Bukan mukamu. Tapi tenaga ki milikmu. Saat Matsuyama memperlihatkan gambar tadi, sesaat tenaga ki milikmu sempat bergidik, tapi langsung kamu stabilkan. Ada yang kamu sembunyikan?” Tanya Takeru-san.

Ayumi-chan hanya diam saja. Kali ini, wajahnya mulai memucat.

“Tidak ada.” Kata Ayumi-chan sambil berdiri dan keluar dari ruangan.

Sekarang, tinggal kami bertiga di ruangan ini.

“Mengapa dia harus berbohong mengenai simbol tato itu? Aku yakin ia tahu mengenai simbol tato itu.” Tanya Takeru-san.

Hmmm, aku tidak pernah melihat Ayumi-chan seperti itu. Mungkinkah dia...

BERSAMBUNG KE EPISODE-4
 
Suhu kalau bisa cerita nya jangan dibikin bolak balik lagi, jadi rada boring ngebacanya. tapi ane tetap setia menanti update dari suhu. suhu @megariaufutari memang hebat bisa bikin 2 cerita dan selalu udate. semoga urusan didunia nyata nya bisa segera kelar ya hu...
 
Itu di judul gw yg baru liat ato emang diganti jdi fantasy :sendirian:

Skalian oot dlu
Itu index true love dperbaikin suhu kgak bsa dbaca ulang :pusing:

sebetulnya sih maonya science-fiction ya, tapi ga ada. apa boleh buat FANTASY deh hahaha

Suhu kalau bisa cerita nya jangan dibikin bolak balik lagi, jadi rada boring ngebacanya. tapi ane tetap setia menanti update dari suhu. suhu @megariaufutari memang hebat bisa bikin 2 cerita dan selalu udate. semoga urusan didunia nyata nya bisa segera kelar ya hu...

wah menarik nih
maksudnya jangan dibolak-balik gimana ya gan? Ane rasa ini statement yang sangat membangun, cuma ane kurang paham aja maksudnya
terima kasih gan atas doanya
 
sebetulnya sih maonya science-fiction ya, tapi ga ada. apa boleh buat FANTASY deh hahaha



wah menarik nih
maksudnya jangan dibolak-balik gimana ya gan? Ane rasa ini statement yang sangat membangun, cuma ane kurang paham aja maksudnya
terima kasih gan atas doanya

Maksud ane tentang POVnya itu hu, kalau bisa pas pergantian POVnya jangan terlalu banyak diulang ceritanya yg sama dengan POV yg lain, karna kita kan udah tau ceritanya, jadi lebih menarik kalau menceritakan selanjutnya aja. ngomong2 suhu asl dari bumi lancang kuning juga?
 
Maksud ane tentang POVnya itu hu, kalau bisa pas pergantian POVnya jangan terlalu banyak diulang ceritanya yg sama dengan POV yg lain, karna kita kan udah tau ceritanya, jadi lebih menarik kalau menceritakan selanjutnya aja. ngomong2 suhu asl dari bumi lancang kuning juga?

Ooohh, begitu toh maksudnya
Hmmm, sebetulnya sih pengulangan cerita tiap POV itu bertujuan untuk memberikan informasi yang ga disebutkan dalam POV sebelumnya, dan juga memberikan perspektif sudut pandang dari si pemilik POV, sehingga itu sebetulnya menurut ane sih perlu. Tapi, usulan yang bagus, gan. Akan ane kurang2in bagian ini dimana mungkin ga terlalu perlu
Hmmm, bumi lancang kuning itu mana yah gan? hahaha
 
Ooo . kalau begitu tujuannya bagus juga sih hu, ini ceritanya kayak ane nnton anime one piece, disuruh ama luffy anah buahnya supaya belajar dan menjadi sangat kuat. riau hu. hehe. berarti kgak dari sna ente hu.
 
Ooo . kalau begitu tujuannya bagus juga sih hu, ini ceritanya kayak ane nnton anime one piece, disuruh ama luffy anah buahnya supaya belajar dan menjadi sangat kuat. riau hu. hehe. berarti kgak dari sna ente hu.

Yap, ane akui bahwa nyuruh anak buahnya berpencar n jadi kuat, itu ane terinspirasi One Piece hahaha
ooohh Riau. Memang ane bukan dari Riau, gan. Btw, kl boleh tau, kenapa bisa bertanya bahwa ane dari Riau ato bukan gan?
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd