Part 8 – Sensasi di kamar hotel Kota Budaya
PoV Rizka
Kugandeng erat tangan Agung sambil berjalan menuju kamar hotel. Sudah tak sabar rasanya ingin melanjutkan percintaan di mobil yang kurang leluasa tadi. Mas Noe menyusul di belakang kami sambil mendokumentasikan kemesraanku dengan Agung. Oh, istrimu memang mental jalang Mas… tapi kamu suka kan? Hehe
Kami bertiga pun bergegas masuk kamar yang cukup luas itu. Setahun pandemi, mulai banyak orang yang menginap di hotel. Meski demikian, untuk ukuran weekend panjang hotel ini termasuk sepi. Masih banyak yang mengurungkan niat untuk liburan ke kota ini.
Agung mendorongku ke dinding kamar, disibakannya bajuku hingga kedua toketku yang tanpa BH terpampang di hadapannya.
“Mmhhh… aku suka susumu Ka, seksi banget…” bisik Agung sambil meremas dan mengenyot susuku.
Kunikmati betul permainan mulut Agung yang begitu beringas. Suamiku tak seberingas ini lho Gung, mungkin karena udah sering lihat toket ******* ya, hehe.
“Ehm… aku pesenin makanan & minuman dulu ya. Kalian mau pesan apa?” tanya suamiku menyela.
“Apa aja deh sayang, jangan yang pedess… ahhh…” jawabku sekenanya sambil menikmati permainan Agung.
Mas Noe pun menelepon layanan kamar untuk memesan snack & minuman. Tampaknya ia ingin kami fokus bercinta saja, tak perlu keluar cari makan & minum, hehe.
“Gimana ide kita tadi Ka? Ayok…” bisik Agung.
“Oke, bentar Gung. Kamu siapin dulu barangnya…” jawabku.
“Ya, billing kamar 313 ya mbak. Makasih.” kata suamiku sambil menutup telepon.
“Sssttt… surprise sayang… ikuti aja perintahku.” kataku sambil menutup mata suamiku dengan kain yang sudah kusiapkan.
“Eeehh… iya sayang…” jawab suamiku terkejut.
Kuikat kain lembut itu sehingga suamiku tak bisa melihat dengan leluasa.
“I want you to be naked baby…” bisikku sambil melucuti seluruh pakaian suamiku.
Sekejap kemudian suamiku sudah bugil dengan mata tertutup. Kontol kecilnya tampak mulai tegang merasakan sensasi penasaran. Kubimbing suamiku duduk di kursi yang sudah disiapkan Agung. Dengan sigap Agung mengikat badan dan tangan suamiku di kursi tersebut.
“Eeehhh… mau diapain ini sayang… kok pakai diiket…” tanya suamiku bingung.
“Udah diem aja sayang, special buat kamu…” tukasku sambil menyumpal mulut suamiku dengan celana dalam yang kulepas di mobil tadi. Aroma memek becek menyeruak menambah birahi suamiku.
“Mmpphh… mmhhh…” desah suamiku menerima sumpalan g-string warna hitamku.
“Duuuhh… dedeknya jangan bangun dulu dong sayang… sini aku tidurin lagi…” kataku sambil kedua paha suamiku. Pelan tapi pasti kontol suamiku kembali lemas.
Agung lalu memberiku chastity yang sudah disiapkan, itu lho kurungan kontol biar ngga bisa ngaceng.
Pelan-pelan kupasang chastity itu ke kontol suamiku. Aku berusaha jangan sampai kontol itu bangun sebelum selesai dipasang. Klik! Tuntas sudah kugembok chastity di kontol suamiku. Agung kemudian menuntaskan ikatan di kedua kaki suamiku.
“Surprise sayang hadiah dariku!” kataku sambil membuka penutup mata suamiku.
“Mmmhh…mppphh…ssshhh.” Suamiku berusaha berkata-kata namun sia-sia, karena kain penutup mata tadi kemudian kuikat ke mulutnya untuk menahan sumpalah celana dalamku.
“Mulai sekarang kontol kecilmu cuma bisa dipakai kalau aku ijinin sayang…” kataku sambil memamerkan anak kunci yang kujadikan bandul kalung.
“Now, let the show begin…” kataku sambil menghampiri Agung yang sedang menanggalkan semua pakaiannya.
“Hmmm… lihat nih kontol perkasa Agung mas… udah siap muasin istri cantikmu ini… Ahh… aromanya jantan banget…” kataku sambil menciumi kontol keras Agung.
“Ahhh… yess… istrimu nakal banget kan mas kayak perek mahal, haha…” timpal Agung sambil membimbing kepalaku lebih dekat ke selangkangannya.
Kusepong kontol Agung sambil melirik nakal ke arah suamiku yang tak berdaya menyaksikan adegan panas kami.
Pelan-pelan kujilati buah zakar dan batang kontol Agung hingga mengilat basah oleh ludahku. Aroma pre-cum yang keluar dari kepala kontolnya membuatku semakin larut dalam nafsu. Dengan lahap kukulum kontol Agung hingga batang panjangnya mulai amblas ke dalam mulut *******.
“Arrgghhh… bojomu lonte berkualitas mas! Enak banget… terus sayang… Ahhhh…” desah Agung mengiringi senti demi senti kontolnya keluar-masuk rongga mulutku.
Meski kontol Agung tak sebesar kontol Mike si bule yang ngentotin aku di Bali, ukurannya menurutku pas. Panjangnya sekitar dua genggam tanganku. Ketika kugenggam, telunjuk dan jempolku hampir bisa bertemu. Cukup pas dan tidak membuatku kewalahan… oh inikah yang namanya jodoh sebagai partner? Hehe…
Agung membimbingku berbaring di atas ranjang. Lalu dia seret dan putar kursi suamiku agar leluasa menyaksikan dari samping ranjang.
“Let me taste your pussy again…” ujar Agung sambil menghampiriku.
Kubuka lebar-lebar pahaku sehingga Agung leluasa mengoral memekku yang sebenarnya sudah basah sedari tadi.
Slurp… clop… clop… clop…
Suara lidah dan jemari Agung menghujami memekku yang mulai berkontraksi melebar, siap menerima kontol perkasanya.
“Ouchh… ahhh… enak banget Gung… shhh… ahhhh…” rintihku menikmati kobelan dua jari Agung yang mengobel dinding memekku. Jilatan dan kuluman Agung juga semakin nikmat kurasakan di area klitorisku.
Tak sampai lima menit, kurasakan memekku mulai berkedut.
“Ahhh… Gung… Aku sampai… aaahhh… yesss…” desahku sambil menjambak rambut Agung.
Sambil menikmati orgasme pertamaku, kutatap nakal suamiku yang hanya bisa pasrah menahan sange.
“Agung bisa bikin aku puas cuma pakai mulut dan jari mas, belum pakai kontol perkasanya… Kamu bisa apa?” ujarku dengan nada melecehkan.
“Tok-tok-tok! Room service.”
Tiba-tiba terdengar ketukan pintu dan suara petugas room service. Mendengar itu timbul ide gilaku.
“Shall we invite him to join us?” tanyaku sambil menatap Agung dan suamiku.
Agung mengangguk sambil mengangkat kedua bahunya. Suamiku dengan muka memelas menggelengkan kepalanya.
“Sebentar Mas.” Jawabku sambil buru-buru mengenakan lingerie yang kubeli tadi.
Lingerie tipis berenda itu jelas menambah seksi tubuh molekku. Sambil berjalan genit kubuka pintu kamarku.
“Room service Bu, eeehh… maaf…” ucap mas room service terkejut melihatku mengenakan lingerie di hadapannya.
“Makasih mas, boleh aku kasih tip di dalam?” tanyaku sambil membelai dada bidangnya.
“Eeehh.., maaf bu saya ngga mau kena masalah…” jawab mas room service dengan tersipu.
“Tenang mas… Erwin, suami dan partner saya sudah ijinin kok…” tukasku sambil membaca nametagnya. Sebagai karyawan hotel berbintang, Erwin terbilang good looking. Kulitnya bersih dan badannya cukup ideal. Usianya mungkin awal 20-an tahun, tidak terpaut jauh dari kami bertiga.
Tampaknya Erwin tanggap akan ajakanku dan kemudian masuk kamar. Diletakkannya nampan berisi pesanan kami di atas meja.
“Hi guys, perkenalkan ini Erwin, teman main ekstra kita malam ini…” kataku memperkenalkan Erwin kepada Agung dan suamiku.
Erwin hanya tersenyum sambil menganggukkan kepala ke arah mereka berdua.
***bersambung***
Cerita ini gw muat di blog & wattpad juga.
Kunjungi juga blog gw di mesumforfun.b-l-o-g-s-p-o-t.com stripnya diilangin ya bro hehe