UPDATE PART XIII By Mazzsatria
=============================================================
Selama kami berciuman, Lusi mulai melepas kacing jeansku kembali dan melepaskannya seperti sore tadi. Celana dalamkupun juga ikut diturunkan sedikit sampai ke paha agar ia bisa memegangi penisku yang mulai marah karena terganggu tidurnya. Lusi mengocok penisku menggunakan tangan kanannya. Akupun tak kalah beringas. Kulepas kaitan Bra-nya dari belakang pada saat masih berciuman dengan Lusi. Setelah terlepas, kurogoh payudaranya dari balik Branya yang kini sudah tidak terkait. Tanganku yang lain mulai menurunkan sedikit demi sedikit celana dalam lusi hingga sebatas paha dan HAP !! vaginannya kini menempel pada 4 jariku.
Kok udah basah??Hmmm...
Karena vagina lusi sudah basah, kumainkan saja klitorisnya dengan bantuan jari tengahku. Seketika tubuhnya menggeliat seperti ular kobra yang akan menyerang lawannya.
" mmmhhpaaahh... nnggghh... ssshh... uuuhh...ouuughh... iya sayanghh... terusshh... mmmhhh.." Ia melepas ciuman kami agar bisa mendesah.
Mulutku kini bebas. Kucoba melepaskan Branya yang tergantung di bahunya dan Lusi pun ikut membantu sambil melepas kocokannya pada penisku kemudian dengan mata tertutup melepaskan bra nya seakan ia tak mau kehilangan sensasi nikmat yang ia rasakan akibat gesekan pada klitorosnya. Setelah terlepas dan dibuang entah kemana, mulutku langsung menyambar payudaranya yang berukuran sedang itu.
" aahllmmmppphh.... mmmmmaallppphmm.." suaraku ketika melumat seluruh sisi payudara kanan Lusi
" Aahhh... ssshhh.. uuuhhh...nngghh... oouugghh..." Tangannya mendekap kepalaku seakan menyuruhku untuk jangan berhenti.
Karena posisi kami sedang berdiri, kuhentikan sejenak lumatanku dan gesekan tanganku untuk berpindah posisi. Lusi yang sudah terbakar Nafsu kini melucuti pakaianku yang masih menempel pada tubuhku. Akupun demikian. Kubantu ia melepaskan celana dalamnya yang masih menempel di pahanya.
" Sayang.. kita sambil tiduran aja yaa??" pintaku setelah berhasil melepaskan celana dalam Lusi.
" ahh... hm mh..." jawabnya sambil mengatur nafasnya kembali.
Kurebahkan tubuh Lusi di ranjangnya yang penuh dengan kelopak bunga mawar merah. Ia kini sudah telanjang bulat, begitu pula aku. Penisku mengacung ke atas pada 75 derajat yang menunjukkan tingkat maksimum. Kutindih tubuh Lusi dan kembali kami berciuman. Tanganku meremas kedua buah dadanya dengan lembut. Sikuku menahan tubuhku agar tidak terlalu menindih tubuh Lusi karena berat badanku yang cukup berat untuk seorang perempuan.
" mmmmhh... mmmhhhhh..." rancaunya ketika tanganku mulai meremas kedua buah dadnya yang hampir terhimpit oleh tubuhku. Karena ingin mendengar Lusi mendesah, kualihkan mulutku ke arah lehernya. Lusi membantuku dengan menyibakkan rambutnya keatas. Kujilat lehernya yang putih serta halus dan terawat itu dengan lembut dan mesra.
" Aahhh... hssshhh... uuuhh... mmmhhh.... aakkhh..." Desahnya semakin keras karena dirumah tak ada seorangpun selain kami berdua.
Kulihat Lusi memejamkan matanya kembali dan tubuhnya menggelinjang kegelian menerima sengatan kenikmatan melalui lidahku di lehernya.
" mmhlllpphmmm... lllzztt... aahllmmpp..." suara jilatanku serta hembusan nafasku di leher Lusi membuatnya semakin kegelian dan menggelinjang cukup keras sampai aku harus mengikuti gerakan tubuhnya yang mencoba menjauhkan lidahku dari lehernya.
" AAAHHH... SSSHHHH.. MMMMHH... SAAYAANNGGHH... OOOUUGHH... TETE SUSUKUU... SSSHHHH... AAAAKKHH..." pintanya dengan sedikit berteriak disela desahannya dan nafasnya yang semakin menggebu.
Kuturuti permintaan Lusi dan kini jilatanku perlahan-lahan turun kedaerah dadanya. Kuciumi payudaranya dengan hidungku dan kuhembuskan nafasku di tempat-tempat yang menurutku membuat Lusi semakin kegelian.
" AAAHHHH... NNGGHHH... OOUUGGHHH... JILAT SAYANGH...MMMHHHHH... SSSHHHH...HAAAHHHH..." Pintanya disela Desahannya yang cukup keras.
Secara perlahan kujulurkan lidahku dan kujilatkan tepat pada lingkaran putting payudara kanannya. Tangan kiriku masih meremas lembut payudara kirinya. Saat jilatanku berputar-putar mengelilingi putting payudara kanannya, Lusi semakin tak tahan dengan perlakuanku. Dipegannya payudara kanannya dan dituntunnya menuju lidahku yang dari tadi terus berputar-putar di sisi putingnya.
" Akkkhhhhh...nnngghhh... Ouuuugghhhh..." Erangnya menikmati lumatan lidahku di putingnya yang sudah mengeras sejak tadi.
" mmmhhh.... aahlmphhmmmm.." suaraku kuperdengarkan agar Lusi semakin kegelian.
" nngghh.... ssshhh... uuuhhh.... yang kiri sayanngghh... mmmhhh..." katanya sambil menggiring kepalaku untuk berpindah ke payudara kirinya.
Kuturuti kembali permintaanya dan segera kulepaskan remasanku di payudara kirinya. Tanganku kini membuka kaki Lusi untuk memberikan akses ke vaginanya dan kupegang perlahan kemudian kugesek-gesek bibir vaginannya.
Gilaaa... Udah basah banget.. ssshh... pengen cepet-cepet masukin nih kontie.. biar gak ngacung sia-sia..
" Aakkkhhh... oouuugghh... nnggghhhh...ssshhh.. huuufffhhh... ganti lagi sayanghh... aaakkhh.." pintanya menyuruhku mengulum payudara kanannya lagi karena sudah sangat geli.
Lagi-lagi kuturuti permintaannya. Entah kenapa aku terus saja menuruti permintaannya. Sepertinya aku merasa puas sekali kalo Lusi meminta aku melakukan sesuatu untuk membuatnya terangsang. Kujilati lagi payudara kanannya yang masih lembab bekas jilatan dan kuluman lidahku tadi.
" AAKKKHHHH...." Desahnya tak tertahan dan sedikit lebih keras saat lidahku menggigit kecil puting payudaranya.
" Akhh.. mmmhhh... ssshhh.. oouuhhgg,. Hhhaaaahhhh" Rancaunya semakin cepat ketika tanganku mulai menggesek klitorisnya.
Gesekanku kupercepat agar Lusi segera mencapai orgasmenya yang pertama.
" Akh... akhh.. akhhh.,, aakkhh.. sayaanghh... aku mau pipisshh... aakkkh.. aaakkh... akkhh..."
Katanya disela Desahnya yang semakin cepat.
Desahannya memberiku isyarat untuk mempercepat gesekanku pada klitorisnya dan terus mengulum putingnya yang juga ikut mengejang. Benar saja. Berapa detik kemudian Lusi menggelingnjang hebat dan tubuhnya mengejang. Tangannya menjambak rambutku dengan kerasnya dan meremas sprei sampai spreinya pun mengkerut. Kedua kakinya menghimpit tanganku dengan himpitan yang amat kuat sampai tanganku tak bisa bergerak sedikitpun. Kepalanya mendongak ke atas dan matanya terbelalak menikmati deburan ombak yang menyapu Vaginannya yang disertai Desahan yang amat keras.
" AAAKKKKHHHH..... hhhaaaaahh.... ssshhh.. mmmhhh... ssshh... hhaaaahh... sshh...hhuuuufffhhhhh..."
Seketika kuhentikan kegiatanku. Dan melihat Lusi yang sedang menikmati orgasme pertamanya sambil menikmati kesakitan di ujung kepalaku karena masih terjambak.
ouuuuhhh... Manisnya kalo lagi orgasmee... hihihihi...
Aku tersenyum sambil terus memperhatikan Lusi menikmati orgasmenya. Kurasakan himpitan kakinya mulai melemah dan jambakannya pada rambutku juga mulai terlepas. Kini aku bebas lagi. Kutunggu sampai tenaga Lusi pulih dari orgasme pertamannya.
#####################################################################
" hhaaaahh... hhhhaaaaahh... hhhaaaahhh...mmmhh.. aaaahhhhhhhh..." Nafasnya masih tak beraturan akibat sengatan surgawi yang Ia rasakan.
" Sayaang... kita 69 ya?? Aku pengen jilatin punyamu.." kataku perlahan saat tenaganya sudah mulai kembali.
" 69 gimana sayang?? Huuuffhh..." katanya polos seperti anak SD yang bertanya pada gurunya.
Aku tersenyum kearahnya kemudian berdiri dan memposisikan tubuhku hingga menyerupai posisi 69 tapi dari samping(bukan atas bawah). Ia-pun akhirnya mengerti akan tugasnya dan memegangi penisku yang dari tadi haus akan lubang. Dimasukkannya Penisku kedalam mulutnya dan ia mulai memaju mundurkan kepalanya.
" sshhh.. oouuugghh.... enak banget sayang... tak terusin yaa??.. ssshh.. oouuugghh..." rancauku menerima kuluman Lusi.
Tanpa basa-basi lagi, kubentuk lidahku menyerupai tombak dan kubenamkan lidahku kedalam vaginanya.
BLESS
Lidahku kini terbenam kedalam vagina Lusi. Kehangatan lidahku memberikan sensasi tersendiri bagi Lusi. Saat lidahku mulai memasuki liang kenikmatan para adam milik Lusi, Ia sedikit mengejang dan berusaha mendesah dengan penisku yang masih berada di dalam mulutnya.
" MMMHHHH.....mmmhhh... nngggghhhhmpppaaaahh... sssshhh... aahhh.... sayanghh.. oouuugh.. ammmmhhpp mmmnnggghh.. nnggg.." Lusi melepas kulumannya agar bisa mendesah dan mengatakan sesuatu tapi kemudian langsung mengulum lagi namun sekarang lebih liar lagi. Ia kadang menggigit penisku saat lidahku mulai maju dan mundur seperti halnya penisku jika didalam vaginanya. Tapi hal itu hanya pada saat lidahku kugerakkan didalam vaginanya Lusi melepas penisku dan mendesah sekencang-kencangnya.
" AAAKKKHHH... OOUUGGHH... MMMHHHHH.... HUUUUFFHHH... AHLLMPPHHMM.." Ia mendesah kemudian mengulum peniku kembali.
Kutarik lidahku dan kusibak bibir vaginanya dengan lidahku dan kadang juga kusedot dan kugigit-gigit kecil klitorisnya. Lusi hanya mengerang dan mendesah kegelian menerima perlakuanku. Tak lama, dilepaskannya penisku dari mulutnya.
" Sayanghh.. huuuffhh... Sini aku masukinhh.. nnggghh... uugghhh..." katanya memintaku berhenti mengerjai Vaginannya.
" Kamu mau posisi gimana??" kataku setelah permainan lidahku kuhentikan.
" Huuuffhh... mmmhh.... kamu tiduraanhh... ajaahh... oogghh..." katanya sambil mengatur nafas dan tenaganya yang sempat hilang berkat permainan kami pada posisi 69.
Tanpa menunggu perintah kedua,, Segera kurebahkan tubuhku menghadap ke langit-langit. Lusi yang masih mengatur nafasnya merangkak dan mendekatkan vaginanya ke arah penisku yang menantang dan basah akibat kuluman Lusi. Kaki kanannya melangkahi tubuhku dan posisinya mengangkangi penisku. Ia berada di atasku kalau dalam kamus bisa disebut
Women On Top. Lusi meraih peniskun dan dipegangnya dengan tangan kanannya kemudian diarahkan menuju bibir vaginanya yang juga sudah basah.
Ia menggesek-gesekkan kepala penisku tepat di bibir vaginanya dan memposisikan penisku agar tidak salah masuk. Setelah penisku sudah pada posisinya, pinggulnya turun perlahan-lahan.
" Akhhhh....sssshhh... Ouuuggghhh..." Desahnya ketita ujung penisku mulai menyeruak masuk kedalam sarangnya.
Seperempat batang peniskupun sudah berada didalam menikmati himpitan surga yang konon katanya bisa membuat kontie para adam mabuk dan muntah-muntah
hahahaha... Lusi memejamkan matanya untuk bisa berkonsentrasi menerima penisku yang mulai memenuhi ruang kewanitaannya.
" Aaahhh... Sempit banget sayang.. Pelan aja kalo sakit.. uuuh... " kataku.
" Ahhhh... kok beda sayanghh?? Jadi gedee bagethh.. ouuuggghh... gak muat kayaknyaa... nggghh.... huuuffhh..." katanya sambil menghentikan pinggulnya dan memegangi penisku seakan mau mencabut kembali.
" Enggak kok.. kita kan jarang maiin.. jadi ya kamu ngerasa jadi agak gede... padahal enggak kok.. makanya pelan-pelan aja ya sayang.." jelasku.
" hm mh... ssshh... aaahhh... mmmhh...." jawabnya singkat sambil mendesah.
Akhirnya Lusi melepaskan tangannya pada penisku dan mengambil nafas mempersiapkan mental dan tenaga yang cukup untuk memasukkan penisku lebih dalam lagi. Karena terlalu lama, kubantu dengan mengangkat pinggulku perlahan-lahan.
" Aku bantu aja yaa??" kataku.
" Ahhh... aaahhh.... ssshhh... huuuuffhhh..."
Lusi tidak menjawab dengan kata-kata. Ia hanya mendesah dan menganggukkan kepalanya.
Kuangakat pinggulku secara perlahan sekali dan kupegangi pinggul Lusi dengan kedua tanganku. Perlahan-lahan penisku mulai masuk kedalam vaginanya. Kini setengah penisku sudah berada didalam. Kulihat Lusi seakan menahan sakit dan mulutnya terbuka namun tidak ada suara. Matanya masih tertutup rapat dan sedikit berkerut menandakan ia menahan sakit. Kuhentikan sejenak pinggulku yang tadi sempat kuangkat.
" Aakhhhh....huuuufffhh... Kok berhenhhhtiihhh sayangghh??... huuuuffhh..." katanya sambil bertanya dan terus memejamkan matanya.
" Enggak sayang.. abis kamu kaya kesakitan gitu,, aku kasian aja..." jelasku.
" Nggghhhhh.... ghak papahh... huuuffhh... lanjuthhin aajja lagiihh... nnnggghh... ssshhh... fuuuhhh..." katnya dengan nafas yang mulai tak beraturan.
Karena mendengar jawabannya barusan, Kuturuti saja lagi permintaannya untuk melanjutkan. Kuangkat pinggulku lagi kali ini tidak terlalu pelan juga tidak terlalu cepat seperti menghentak. Namun sedikit lebih cepat dari yang tadi. Begitu kuangkat pinggulku, kutari pinggul Lusi kebawah perlahan untuk membantuku menyelesaikkan tugasku.
Dalam lima detik, kini seluruh penisku sudah terbenam dalam vagina Lusi. Sangat sempit dan berkedut-kedut seakan memijat seluruh batang penisku.
" Aahhhh.... Huuuff... Sempit banget sayang... enaak... mmmhh.." kataku sambil menikmati pijatan dinding vaginanya pada penisku.
" AKKHHH....." Erangnya ketika penisku sudah memenuhi vaginanya.
" ouuggh... huuuffhh... mmmhhhh.. sshhh... aahhh..." desahnya sambil mengatur nafasnya.
Sambil menunggu Lusi mulai memompa, kumainkan putting Lusi yang juga mengacung menantang tanganku untuk memainkannya. Kumainkan putting payudaranya dan kupilin-pilin. Kadang aku bangun untuk menjilat sebentar kemudian merebahkan tubuhku kembali. Setelah menunggu beberapa menit, Lusi akhirnya mulai menggerakkan tubuhnya naik turun secara perlahan.
" Aahhh... aahhhh... ahhhh... nnggghhh... ssshhh... huuuffhh... aaahhh... aahhh..." desahnya sambil memompa perlahan.
Lusi membungkukkan tubuhnya untuk memelukku. Vaginanya masih saja terus memompa batang penisku dengan lembut dan ber-irama. Karena Lusi kini berada di hadapanku, Kucium bibirnya untuk membuatnya semakin terbang jauh ke atas surga. Ia mulai membalas ciumanku ketika aku mulai memainkan lidahku didalam mulutnya. Tanganku yang sedang bebas, meremas dengan lembut kedua buah dadanya dan kadang juga memilin-milin putting ayudaranya.
" hhmmmhhh...hhmmmmppaaahh... ssshh... uuuhh...." desahnya disela ciuman kami kemudian Lusi melepaskan ciumannya dan berkonsentrasi untuk mendesah dan bangkit dari pelukannya. Pompaannya kini bertambah cepat setelah permaian lidah dan tanganku. Tubuhnya berkeringat seperti habis berolahraga. Ia semakin mempercepat pompaannya dengan tempo yang juga ber-irama.
" ahhh.. haah... ahhh... haahh... ahhh... haaahh..." Nafasnya semakin cepat mengikuti pompaannya yang juga semakin cepat memompa penisku.
Tangannya kini Ia letakkan di dadaku dan terus memompa dengan kecepatan maksimumnya.
" ahhh... haaahh... mmmhhhh... ssshh... huuuuff... fuuuhhh..huuuuff.. sayangg... aku mau pipisshhh lagiiihh... nngghh.. aahhh.. haaah... ahhh.. haaah... oouuugghh.. mmggghh.... AAKKKHHHHHH......" Erangnya mencapai kenikmatan dunia dan terbang jauh kelangit ketujuh. Seketika vaginanya meremas penisku dengan kuatnya.
Tubuhnya mengejang kembali, matanya tertutup rapat dan sedikit mengkerut. Kepalanya mendongak ke langit-langit kamar dan tangannya meremas dadaku sekuat tenaganya. Vaginanyapun juga ikut meremas dengan kuat-kuat.
Yang kurasakan saat itu penisku seperti diremas dengan sangat amat kuat sampai akupun ikut memejamkan mataku ketika vaginanya meremas dan menyiram cairan hangat disela remasan vaginanya. Dadaku juga di remasnya seakan ia gemas melihat dadaku. Remasanya pada dadaku memang sedikit sakit, tapi entah kenapa aku tak menghiraukannya dan membuka mataku kembali untuk terus memandangi Lusi dengan tersenyum bangga.
Senengnyaaaa kalo liat sayang lagi Orgasmee... uuuuhhh... gimanaaaaaa gitu...
===================================================================
BERSAMBUNG
Duh gan... Baterei lepi ku habis.. ane gak bawa charger.. ntar malem ya.. ane lanjutin... oke??
Komeng dan Ratenya Ditunggu...