Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Gadis Baliku (Real Story)

Finally smp jg d page 8, dmn Ferdi msih blm jg berhasil menggunakan kontinya selain bt kencing, doang...

Ayo Ferdi...., semangat...
Kegunaan konti itu ada 2 hal :
1. Bt buang air seni/ urine...
2. Bt dimasukin k MQ, n ngeluarin air mani/ Ujep...

So, kpn neeh, si Ferdi bsa melakukan yg nmr 2nya....


:kretek:
 
Finally smp jg d page 8, dmn Ferdi msih blm jg berhasil menggunakan kontinya selain bt kencing, doang...

Ayo Ferdi...., semangat...
Kegunaan konti itu ada 2 hal :
1. Bt buang air seni/ urine...
2. Bt dimasukin k MQ, n ngeluarin air mani/ Ujep...

So, kpn neeh, si Ferdi bsa melakukan yg nmr 2nya....


:kretek:
Wkwkwkwk...siaul
 
Akhirnya?

Lanjutan..

Setelah Rani bersedia menjadi mentorku untuk melepas perjaka, aku kemudian berpikir kapan dan dimana saat yang tepat untuk merealisasikannya.

Buka kamar di hotel, tidak menjadi opsi yang tepat menurutku, baik dari segi budget terlebih lagi pengalaman. Di rumahku? Hmm..mesti menunggu saat yang tepat tentunya.

Hari demi hari pun berlalu. Saat itu aku berencana mengajak Rani untuk jalan jalan ke pantai Kuta. Sore hari aku pergi ke rumah Rani untuk menjemputnya, kemudian kami pergi menuju pantai Kuta dengan menggunakan motorku.

Posisi jok belakang yang lebih tinggi, membuat posisi duduk Rani sedikit menungging dan tentunya memeluk erat tubuhku. Sepanjang perjalanan dari Denpasar menuju Kuta, kami nikmati layaknya muda mudi yang sedang berpacaran, walau hubungan kami sebatas TTMan.

Hampir sejam perjalanan, dan kami pun sampai di Pantai Kuta. Seperti biasa, kondisi sore itu dipenuhi oleh banyak wisatawan mancanegara maupun domestik.

Kami pun cuma sekedar duduk duduk dan menikmati keindahan suasana menjelang datangnya Sunset. Aku mengambil posisi duduk dibelakangnya, dan dengan cueknya aku mendekap tubuhnya dari belakang.

Sambil kupeluk, kuciumi kepala serta pipinya saat dia memalingkan wajahnya ke arahku. Sesekali kami mencuri curi kesempatan untuk berciuman dengan cueknya, walau sebentar.

Namun belum genap sejam, Rani mengeluh perutnya tiba tiba saja mules, sehingga aku harus berpikir dimana mengantarkan Rani untuk menuntaskan hajatnya.

Dan untungnya aku terpikir dengan kosan temanku, yang terletak di jalan Kediri. Dengan sedikit terburu buru, kuantar Rani menuju tempat kos temanku. Semoga saja orangnya tidak pergi.

Hampir 30 menit kemudian, sampailah kami di kosan temanku tersebut, untungnya dia sedang tidak pergi kemana mana.

"Assalamualaikum..mas pinjem kamar mandinya ya buat temanku" kataku saat menerobos pintu kosan yang sedikit terbuka

"Eh elo..tumben kesini. Pake aja mbak, itu di sebelah sana" jawab temanku sambil menunjukkan posisi kamar mandi dalamnya di sebelah dapur.

"Siapa tu Fer?" tanyanya dengan sedikit meledek
"Temen..hehe" jawabku

"Halah..boong lo ya?" kata temanku tertawa
"Ish..beneran temen kok. Ntar tanya aja langsung" jawabku

"Emang habis darimana?" tanyanya
"Dari Kuta, terus dia mules" jawabku

"Mau ngapain hayooo?" tanyanya kepo
"Mau ML..gw pinjem kamar lo yak, hahaha" jawabku asal

"Boleh, asal gw dikasi liat ya, wkwkwk" balasnya
"Hahaha..rese" kataku

Tak lama Rani pun keluar dari kamar mandi, dan langsung kuperkenalkan kepada temanku.

"Rani..makasi ya mas, maaf ngerepotin" kata Rani saat bersalaman dengan temanku

"Iya gpp..tinggal dimana mbak?" tanyanya
"Di Denpasar Mas" jawab Rani

"Yuk lanjut, keburu malem" ujarku
"Mau kemana si, buru2 banget?" tanya temanku

"Ya lanjut jalan, kan ntar mesti nganter dia pulang lagi ke Denpasar" jawabku
"Oh ya udah deh, hati2..jangan nakal ya hahaha" kata temanku

Kami pun berpamitan, dan kemudian melanjutkan perjalanan ke sebuah cafe resto di jalan raya Kuta, yang biasanya terdapat Live Music disana.

Kali ini Rani yang menawarkan untuk menraktirku makan malam disana. Dan malam itu kami habiskan hanya untuk dinner, kemudian kuantarkan dia pulang. Lumayan juga sebenarnya perjuanganku harus melakukan perjalanan Kuta Denpasar 2x PP.

Beberapa hari kemudian, Rani mengabariku bahwa dia sedang berada di Kuta. Kebetulan malam itu rumahku sepi, orangtuaku sedang ada acara luar dan adikku biasanya jadwal belajar mengaji hingga waktu Isya di Masjid.

Kesempatan itu, tidak kusia siakan untuk mengajak Rani datang ke rumahku. Aku minta Rani datang sekitar jam 18.30 sore. Rasanya deg degan saat itu, antara ngebayangin tubuh Rani yang hendak kujajal, namun juga perasaan was was tentunya bila sewaktu waktu keluargaku pulang.

Sekitar jam 18.00 kuhubungi Rani dan menanyakan posisinya. Dia mengatakan urusannya baru saja selesai, dan hendak bersiap menuju rumahku.

Aku semakin deg degan menanti kehadiran Rani, dan bertambah cemas saat dia belum juga tiba, padahal sudah jam 18.30. Lima belas menit kemudian, akhirnya dia tiba di rumahku. Dengan terburu buru kubukakan pintu pagar dan menyuruhnya agar lekas memasukkan sepeda motornya.

Rani pun duduk di sofa ruang tamuku untuk beristirahat sejenak.

"Kok lama si?" Tanyaku
"Iya macet banget tadi ke arah sininya" jawab Rani

"Adekku biasa pulang jam 19.30" kataku
"Terus orangtua kamu gimana?" Tanyanya

"Kayaknya si masih lama" kataku
"Terus jadinya gimana donk?" Tanyanya

"Ya udah ntar kamu pulang sebelum adikku datang ya?!" Kataku

Aku lalu mengambil duduk bersebelahan dengannya.

"Kangen ni.." kataku sembari mencium bibirnya

"Mmmuaacchhh.."

"Aku juga kangen.." kata Rani sesaat kami selesai berciuman

Lalu kembali kucium bibirnya, sambil meremas remas payudaranya. Aku merasa tidak perlu sungkan lagi, toh sebelumnya dia menyatakan mau ML denganku.

Sambil terus menciumi wajahnya, kubuka satu persatu kancing kemeja yang dia kenakan. Seketika terpampanglah kedua payudaranya yang masih terbungkus dengan penutup bra. Payudaranya tidak terlalu besar, namun kira kira segenggaman tangan besarnya.

Lalu kusingkap branya ke atas, sehingga kini aku bisa melihat dengan jelas bentuk payudaranya. Kuciumi payudaranya secara bergantian, dan menghisap puting susunya.

Namun ekspresi yang kulihat, dia seperti biasa saja, berbeda halnya dengan Ayu dan Poppy saat mendapat rangsangan di payudaranya. Apa karena sudah biasa dikenyot, pikirku.

Tanpa membuang waktu, kubuka kancing celana jeansnya dan mulai merogohkan tanganku ke dalam celana dalamnya untuk menjamah vaginanya. Terasa sedikit basah saat kusentuh. Aku pun memintanya untuk melepas celana jeansnya, sehingga hanya menyisakan CD saja.

Sambil mengatur tempo, kembali kucium bibirnya sambil mengusap usap permukaan CDnya. Rani pun mencoba mengimbangi dengan meraba raba celanaku, dan berupaya menggapai penisku yang masih tersembunyi.

Pelan pelan akhirnya kupelorotkan CDnya, hingga Vaginanya yang ditumbuhi bulu itu, menjadi vagina pertama yang kulihat langsung dengan kedua mataku. Dan bak adegan di film film bokep yang sering kutonton, maka kupraktekkan kali ini dengan bersimpuh di lantai dan mulai menciumi vaginanya.

Anjirr, ternyata rasanya amis. Mungkin karena dia berkeringat selama seharian beraktivitas, dan tidak sempat membilas vaginanya setibanya di rumahku. Namun, tentu saja tidak kuungkapkan langsung saat itu.

Tak lama, aku kembali bangkit dan melepas celanaku. Aku meminta Rani untuk mengoral penisku.

"Mmmmhhhh..." rasanya memang beda kalo disepong sama yang udah ahli.

Tidak sampai lima menit Rani mengoral penisku secara berulang ulang, kemudian kuajak dia untuk pindah ke kamar, tempat dimana Ayu pernah terbaring bugil disana.

Dan yang namanya pengalaman pertama itu, ternyata tidak semudah seperti adegan bercinta yang sering kutonton selama ini. Aku sempat kesulitan menemukan posisi persis lubang vaginanya, hingga beberapa kali penisku selalu menemukan hambatan untuk menembus ke dalam. 🙈🤣

Setelah beberapa kali percobaan selalu saja gagal, akhirnya aku meminta Rani untuk bertukar posisi. Harapanku supaya Rani saja yang mengarahkan posisi lubangnya agar tepat bisa kumasuki.

Damn..kulihat waktu di jam tangan sudah hampir pukul 19.30, tersisa sekitar 10 menit lagi.

"Blesshhhh...." akhirnya penisku bisa juga masuk kedalam vagina Rani, lebih tepatnya dimasukin kali ya 🤭.

"Mmmhhh..." penisku terasa terjepit dan hangat

Rani pun mulai menggerakkan tubuhnya naik turun secara perlahan sebagaimana yang kuminta. Aku masih merasa takut bila tidak bisa mengontrol spermaku yang bisa keluar sewaktu waktu.

Rasa geli, enak namun was was bercampur menjadi satu saat itu. Sehingga walau baru beberapa menit kami berhubungan, aku meminta menyudahi saja karena takut adikku yang sebentar lagi pulang.

Untungnya Rani mengerti disaat kondisi kami yang sama sama sedang tanggung ini. Dia pun segera mengenakan pakaiannya kembali, berkemas dan segera pergi meninggalkan rumahku. Benar saja, sekitar 5 menit kemudian, adikku pulang ke rumah. Hufftt..hampir saja, pikirku.

Setelah kejadian itu, aku masih merasa penasaran untuk menuntaskan kejadian kemarin. Namun, karena waktu yang belum memungkinkan sehingga urung kami lakukan secepatnya.

Hubunganku dengan Rani pun berjalan seperti biasa. Seperti biasa, aku datang mengunjungi rumahnya, namun bukan hendak mengajaknya jalan. Rani tampak sedikit sibuk berselancar di internet saat itu, mulai dari mengelola web travel wisatanya, hingga mengecek segala pesan yang masuk dari klien maupun para tamu asing yang hendak menggunakan jasa travelnya.

Aku pun menemaninya sambil menghisap beberapa batang rokok di garasi rumah yang dia sulap menjadi ruang kerjanya.

Rani mengenakan kaos oblong dan celana pendek saat itu, namun tanpa mengenakan bra yang kuketahui karena puting susunya sedikit menonjol di permukaan kaosnya. Dia terlihat cuek walau terdapat seorang pembantu laki laki yang masih muda di rumahnya.

"Kamu ga risih emangnya sama pembantumu?" Tanyaku

"Ga kok, aku biasa tiap hari kayak gini klo di rumah" jawab Rani yang masih sedikit fokus ke layar komputer

"Hahaha..ntar kalo kamu diapa apain sama pembantumu gimana?" Tanyaku

"Ya awas aja klo dia sampe berani" jawab Rani santai

Lama lama aku mulai bete karena Rani masih sibuk dengan kerjaannya.

"Aku pulang aja ya, kamu lagi sibuk gitu" kataku
"Jangan donk..temenin dulu" pinta Rani

"Terus aku ngapain donk bengong doank" ujarku
"Hehee.."

Rani lalu mendekatkan kursinya ke arahku yang berada tidak jauh di belakangnya sambil membuat gestur ingin dipeluk dan dicium.

"Mmuaacchhh.." kami pun berciuman saat itu, walau aku sedikit ragu mengingat sedang berada di rumahnya.

Rani lalu meraih tanganku meminta untuk dipeluk. Lalu kupeluk tubuhnya dari belakang, yang tentu saja menimbulkan niat iseng untuk bermain dengan payudaranya. Awalnya aku hanya memilin milin puting susunya dari luar kaosnya, namun karena dia terlihat biasa saja, akhirnya kumasukkan kedua tanganku dari bawah kaosnya dan meremas remas kedua payudaranya.

Saat sedang asik asiknya bermain dengan payudaranya, kulihat pembantu laki lakinya berjalan di hadapan kami dari kaca bilik ruangan kerja Rani yang kebetulan posisi duduk kami menghadap ke arah lorong tempat pembantunya berada.

Aku menghentikan sejenak aktivitasku dengan posisi tangan yang masih menangkup kedua payudaranya. Dari luar bilik kerja tersebut, pembantunya hendak berpamitan untuk keluar rumah sebentar.

"Eh..tadi dia ngeliat ga ya?" Tanyaku khawatir
"Ah..biarin aja" kata Rani cuek

"Terus kalo dia sampe lapor bapak kamu gimana?" tanyaku lagi
"Ya kulaporin juga kalo dia pernah godain aku. Dia tu masih saudara jauh bapakku dari kampung. Terus diajak bantu bantu kerja disini karena di kampung nganggur" kata Rani lagi

"Oh..emang gimana godainnya?" tanyaku penasaran
"Ya dia kayak naksir sama aku gitu. Tapi waktu itu pernah kubentak waktu itu, terus ga berani lagi godain" kata Rani

"Pantesan tadi liat aku kayak sinis gitu, hehe" kataku
"Ya gitu deh, tau sendiri kan" kata Rani

"Kamu kok ga terangsang si klo dimaenin susunya?" Tanyaku heran
"Ya biasa aja si rasanya klo aku, geli dikit doank" kata Rani

"Hahaha..aku aja sampe tegang rasanya daritadi" kataku
"Hahahaha..masak si? Oiya tegang anunya" kata Rani saat meraba penisku

Tanpa kuduga, Rani lalu bangkit dari duduknya dan mengambil posisi jongkok di hadapanku. Dia kemudian menarik resleting celanaku. Aku yang paham maksudnya kemudian berdiri dan membuka kancing celanaku.

Rani pun membuka CDku dan mengeluarkan penisku yang tegang sedari tadi. Tanpa basa basi, Rani lalu melahap penisku ke dalam mulutnya.

Anjir, enak banget kalo punya cewek pengertian kayak gini, pikirku. Hingga lima menit berselang, tanda tanda orgasme tidak juga muncul dalam tubuhku, alasannya cuma satu sebagaimana pernah aku ceritakan saat di blowjob Ayu tempo hari di mobilnya.

Akhirnya aku meminta Rani menyudahi mengoral penisku, sekaligus berjaga jaga misal pembantu atau bapaknya datang menghampiri.

"Kamu mau ML ga?" Tanya Rani
"Hah..dimana?" Tanyaku

"Di kamarku..kamu ntar lewat tembok samping, terus masuk lewat jendela kamarku" kata Rani
"Ntar kalo ketauan gimana? Udah ah kapan kapan aja ya" jawabku yang males ribet dan was was tentunya

Tak lama akupun pamit untuk pulang ke rumah, karena sudah hampir jam 10 malam saat itu.

Di suatu ketika, Rani mengatakan bahwa dia diberitahu temannya bahwa terdapat tempat shortime di daerah Sanur. Hanya beberapa puluh ribu rupiah kalau tidak salah untuk durasi beberapa jam.

Aku langsung setuju dengan tawaran ide tersebut, tinggal mencari hari yang tepat saja.

Beberapa hari kemudian, waktu yang telah kami sepakati akhirnya tiba. Setelah Maghrib, aku lalu pergi menuju ke rumah Rani untuk menjemputnya. Kami pun kemudian berangkat menuju daerah Sanur, tempat sebagaimana yang Rani ceritakan sebelumnya.

Di tengah perjalanan, kami mampir sejenak untuk membeli minuman serta kudapan di salah satu minimarket yang kami lalui. Rani tidak lupa membeli sebungkus kondom untuk berjaga jaga, saat aku menunggu di parkiran.

Setibanya di lokasi, aku pun lalu menghampiri penjaga tempat tersebut. Rani kusuruh menunggu di parkiran yang tidak terlalu jauh dari tempat penjaga itu.

"Bli..ada kamar sing?" Tanyaku kepada penjaga tersebut.

"Mau berapa jam?" Tanyanya
"Sejamnya kude?" Tanyaku

"30 ribu (kalo ga salah)" jawabnya
"Dua jam gen klo gitu" kataku

Penjaga itu pun lalu mengantar kami menuju salah satu kamar dari beberapa deret kamar yang bentuknya memanjang ke belakang.

Setelah dibukakan pintu oleh penjaga tersebut kami pun masuk ke dalam. Ruangannya mirip losmen, dengan sebuah tempat tidur alakadarnya, kamar mandi dalam dengan penerangan yang sedikit remang remang. Pintu pun tak lupa kami kunci. Untuk melepas ketegangan, kami pun bersantai sejenak sambil menikmati bekal yang kami beli tadi.

Akhirnya saat yang kunanti nanti dimulai juga. Tanpa komando serta aba aba, kami mengawali hubungan terlarang ini dengan berciuman dan melepas pakaian masing masing.

Suasana menjadi bertambah hangat, ditambah lagi karena alat pendingin ruangan tidak berfungsi secara maksimal. 🤭

Aku lalu duduk di sebelah Rani yang telah lebih dulu duduk di tepi ranjang. Payudaranya yang terlebih dulu hendak kujamah. Rani pun mulai mengusap usap penisku selagi aku memainkan payudaranya serta menghisap putingnya secara bergantian.

Rani pun kemudian menyuruhku untuk bertelentang, kemudian mulai mengoral penisku berulang ulang.

"Aahhh..." aku menikmati setiap hisapan mulutnya di penisku, sambil sesekali kulirik bagaimana dia mengoral penisku yang penuh totalitas.

Rani lalu mengambil sebungkus kondom lalu memakaikannya ke penisku. Dia kemudian naik ke atas tubuhku, dan berancang ancang menenggelamkan vaginanya ke seluruh batang penisku.

"Blessshhhh...." penisku tenggelam dalam vagina Rani.

Aku merasakan sebuah sensasi yang berbeda di banding saat di rumah sebelumnya. Mungkin karena kali ini aku merasa lebih tenang, bahkan merasa excited saat tahu kalau aku sedang merasakan pengalaman pertama bercinta.

Pelan pelan Rani mulai menggerakkan tubuhnya untuk mendapatkan gesekan kenikmatan kelamin masing masing.

"Aahhh...aahhhh...eeghhhh" desah Rani yang semakin mempercepat gerakannya.

Namun aku memintanya untuk menurunkan temponya, karena aku khawatir bakal cepat tumbang di pengalaman pertama ini, karena belum bisa mengontrol tempo saking excitednya.

Setelah beberapa menit, aku meminta Rani untuk bertukar posisi walau aku sedikit ragu kalau ingat kejadian di rumah, saat aku susah melakukan penetrasi dengan posisi MOT. Namun, biar bagaimana aku harus mencobanya.

Sebelumnya Aku meminta izin kepada Rani untuk melepas kondomku, karena tidak terlalu terasa enak menurutku dan Rani pun menyetujuinya.

Namun tentunya aku harus lebih berhati hati kali ini. Awalnya, aku kembali mengalami kesulitan saat berupaya melakukan penetrasi. Namun, setelah sekian kali mencoba dengan sabar, akhirnya aku berhasil kali ini, setelah menggesek gesekkan permukaan vaginanya dengan ujung penisku secara berulang ulang, dengan sendirinya penisku menemukan jalannya. 🤣🤣

Aku sempat berdiam sejenak saat penisku telah tertanam seluruhnya. Penisku serasa diremas remas oleh vaginanya. Dengan perlahan, kucoba menggerakkan tubuhku maju mundur secara teratur. Namun, setiap aku merasakan hendak klimaks, kembali kuhentikan sejenak hingga rasa klimaks itu berangsur menghilang.

Aku tidak sempat berpikir Rani akan mendapatkan orgasmenya atau tidak saat itu. Selain karena ketidaktahuanku saat itu, aku hanya mencoba fokus untuk merasakan bagaimana rasanya bersenggama pertama kalinya.

Yang kutahu saat itu, Rani hanya mendesah setiap kali aku melakukan penetrasi.

Beberapa menit kemudian, akhirnya aku benar benar tidak tahan untuk berejakulasi. Maklum saja karena masih pemula dan saking excitednya melihat wanita telanjang terbaring di depan mata selagi kugenjot tubuhnya, ditambah lagi penisku yang mendapat stimulus rangsangan dari setiap kali gesekan yang tercipta di vagina Rani, sehingga membuatku buru buru mencabut penisku....

"Aaahhhh....aahhhhh....aarrggghhhhhh..." pekikku saat mencapai klimaks sembari menyemburkan spermaku di perut Rani.

"Hahhh..hahhh...hahhh.." nafasku sedikit tersengal sengal sesaat setelah menuntaskan hasratku

Kemudian kudekati wajah Rani, lantas mencium bibirnya sambil berbaring di sebelahnya.

"Makasih ya..udah mau ngajarin aku" ujarku lugu
"Ngajarin nakal? Haahaha" jawab Rani

Aku pun spontan tertawa mendengarnya dan kembali menciumnya.

Setelah cukup beristirahat, kami pun mandi bersama dan saling membilas tubuh kami bergantian.

Walau belum genap 2 jam, namun sudah cukup buatku menuntaskan rasa penasaranku bercinta selama ini.

Setelah membayar biaya shortime kamar kepada penjaga, kami pun pergi meninggalkan tempat tersebut. Namun, sebelum mengantarkannya pulang, Aku mengajak Rani untuk makan malam terlebih dahulu.

Aku kemudian melanjutkan perjalananku ke rumah setelah mengantarkannya sampai di rumah. Saat melintas di balai banjar dekat pemukiman rumahku, kulihat bapakku sedang menonton siaran langsung Piala Dunia 2006, bersama beberapa pengurus RT lainnya. Setidaknya, aku tidak banyak ditanya tanya saat sampai di rumah.

Seminggu kemudian, saat Piala Dunia sudah memasuki babak perempat final, aku mendapat kabar diterima bekerja di suatu tempat di Pulau Sumatera. Keesokan harinya, aku datang ke rumah Rani dan mengabarkan berita tersebut.

Kami tidak banyak membahas soal hubungan kami saat itu, karena memang tidak berstatus apa apa. Yang jelas kami sama sama sedih harus berpisah sekian ribu kilometer.

Dan setelah Piala Dunia berakhir, dimana tim favoritku, Italia menjadi Juara, aku pun berangkat menuju tempat kerjaku.

Aku sempat menelpon Rani saat sedang berada di Bandara Ngurah Rai. Rani meminta maaf tidak bisa mengantarku saat itu, dan turut mendoakan kesuksesanku.

Sebulan pertama kami berpisah, komunikasi masih tetap berjalan hingga akhirnya aku mulai berpikir realistis kalau jarak dan segala perbedaan, tidak bisa menyatukan kami. Akhirnya aku menyudahi hubungan tanpa status kami, walau aku tidak berterus terang kalau aku baru saja menemukan tambatan hati 😉.

Tamat!!!
 
Ceritanya macem macem
Kayak lagi nonton ftv yg realistis
Bukan yg awalnya benci trus suka

Nice story suhu

Ane tunggu cerita di sumatranya
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd