Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Gairah Umi (No SARA)

Petualangan dengan siapa yang harus kita bahas?


  • Total voters
    255
  • Poll closed .
Setelah kejadian itu, ku hanya berdiam diri di kamar hingga sore hari hingga Abi tampaknya pulang, terdengar raungan suara mobil di garasi rumah. Kubreranikan diri ke luar kamar untuk mengisi perut yang sudah sedari tadi 'keroncongan', kulihat tidak ada Umi di dapur, mungkin sedang menemui Abi di teras.

Setelah mengucapkan salam, Abi yang didampingi belakangnya oleh Umi, Saat ini Umi memakai daster panjang dengan kerudung lebar instan yang membut beliu terlihat berbeda dengan tadi siang yang ku pergoki Ia bertelanjang ria dengan orang yang bukan suaminya.

Kusambut mereka dengan sungkem mencium tangan Abi kemudian kupaksakan diri sebagai bentuk hormatku, aku juga sungkem ke Umi, namun ketika ku coba mencium tangan umi, hatiku masih terasa kesal atau mungkin cemburu, ia mencoba sedikit memelukku dan berbisik "maafkan Umi, nanti Umi jelaskan"

Aku hanya menganguk tanda setuju namun di dadaku masih bergemuruh dan ingin rasanya ku adukan ke Abi atas kelakuan Umi yang sudah kelewatan ini. Numun, tentu aku tak sanggup melihat keluarga ini hancur, umur pernikahan Abi dan Umi baru seumur jagung tentu akan sangat menyakitkan dan memalukan, terlebih Abi yang memiliki nama baik di pandangan masyarakat sekitar dan lingkungan kerjanya.

Malam hari tiba, sampai jam 11 malam aku belum bisa tidur dan hanya bolak-balik ke ruang TV dan menonton film yang ada. Ku dengar pintu kamar Abi terbuka dan umi ke luar, Umi berjalan ke arah tempat duduk. Umi memakai baju piyama setelan lengan panjang dan celana panjang berwarna sama yaitu hitam, dengan kerudung instan lebar berwarna hitam.

"Belum tidur Nak?" Sapa Umi padaku yang kemudian duduk di dekatku.

"Belum mi, belum bisa tidur" jawabku mencoba menjawab pertanyaanya.

"Oya Di, tadi siang Umi meminta maaf!" Umi mencoba membuka pemebicaraan.

Aku hanya diam saja, mencoba menerima pembicaraan umi tentang kejadian tadi siang.

"Kamu tahu kan kalau Abi punya penyakit Gula Darah?" Kembali Umi bertanya. Aku hanya menganggukan kepala tanda aku tahu, Umi menceritakan banyak hal, salah satu penyebab Umi selingkuh adalah nafkah bathin yang ternyata tidak diberikan maksimal oleh Abi. Umi mengungkapkan cukup menderita dengan kondisi ini, Umi menangis meminta maaf dan berjanji menjauhi Om Indra.

"Umi dulu sangat nakal bareng Indra waktu pacaran, Umi kecanduan seks waktu itu sebelum Umi hijrah berhijab gini, Indra selalu bikin Umi keenakan dan ketagihan saat berhubungan badan, awal awal Umi bisa menahan dan bisa mengalihkan hasrat Umi sama kegiatan di tempat kerja Umi, tapi sekarang Umi kembali ingin dipuaskan sama mantan Umi itu, karena Umi kira Abi masih normal dalam berhubungan seksual, ternyata Abi sudah mengalami Disfungsi Ereksi jika berhubungan dengan Umi. Maka Umi suka gusar dan berfikir mencari pelampiasan, itulah mungkin jadi dorongan Umi kembali ke jebakan nafsu Indr" papar Umi meyakinkanku.

"Maka ketika beberapa minggu ini Umi intensif berkomunikasi dengan Indra, ia sering memancing Umi hingga Umi khilaf tadi siang" papar Umi dengan air mata yang menetes.

Setelah mendengar pemaparan Umi, aku bisa mencoba meredakan emosi dan amarahku, memang ini bukan salah Umi saja, banyak faktor juga, termasuk salah aku yang justru suka kalau punya Umi yang nakal, dasar gak waras nih otak.

Ya begitu mungkin otakku bekerja tidak waras, bukannya melindungi Umi, justru aku suka menggodanya untuk melakukan komunikasi lagi dengan Om Indra.

"Umi khilaf Di" tutup cerita Umi sambil memegang tanganku. Entah kenapa ku angkat tangan umi dan menciumnya.

"Iya mi, Adi faham" sambil kucoba mengusap air mata umi. Aku juga merasa iba dengan konsisi psikologis Umi yang tentu sedang dalam gairah tinggi sama sepertiku, namun tentu kehadiran orang lain di cinta Umi akan membuat keluarga ini hancur.

Aku peluk Umi, mencoba menghentikan tangisannya, ku usap kepala umi yang masih tertutup hijab kemudian punggung Umi, ternyata umi tak memakai Bh, tak kutemukan ia mengenakannya. Kami saling memandang, entah nafsu atau sayang yang sedang bergemuruh, ku dekatkan wajahku dan ku kecup kening Umi.

"Emuuah Adi sayang Umi, anggaplah Aku Abi Mi, Aku juga sayang Umi sama seperti Abi, aku akan gantikan Abi" ku coba menenangkan Umi. Entah siapa yang memulai, kami berciuman, saling memberikan ketenangan melalui ciuman dan jilatan lidah kami, nikmat sekali rasanya, lega dan tenang serta terntram di hati rasanya, mungkin ini rasa kasih sayang kami.

Ku peluk erat Umi dan ku beranikan diri meremas payudaranya, akhh kenyal dan besar punya Umi. Namun tetiba umi mendorongku dan menghentikan apa yang ku lakukan.
"Heemm. Maaf Di, Umi khilaf, cukup yah" sambil Umi pergi meninggalkanku menuju kamarnya.

"Istirahat ya Di, dah jam 2 pagi, kamu kuliah beso kan!" sambung Umi.

"Iya Mi" ku coba menerka apa yang sedang ku alami agar masuk akalku, Aku tak mau terburu buru dan terlihat bajingan depan Umi.

Sungguh ini rasa yang membingungkan, dengan rasa yang berkecamuk ku ikuti langkah umi, ketika Umi mau masuk kamar, umi berbalik badan dan kembali menghampiriku yang akan melewati kamarnya.

Umi memelukku dan kami berciuman
"Emmmuuah Umi sayang Adi, makasih ya Di" ku respon ciumannya, kami saling bermain lidah dan tanganku meremas remas pantanya yang tampaknya tidak memakai celana dalam juga.

"Emmuuabh. Akkhh" erangku tak tahan rasanya.

"Cukup ya Di untuk malam ini, kamu besok harus kuliah, nanti dilanjut" sanggah Umi, sungguh ini membuatku menjadi bernafsu namun tentu harus ku tahan demi Umi tetap bersikap baik pada ku.

Pagi esok hari, ku dibangunkan oleh Umi seprti biasa untuk solat subuh. Kami pun memulai pagi dengan baik, Umi tampak seperti biasa dan seperti tak terjadi sesuatu yang istimewa.

Aku dan Abi berangkat ke kampus, hari ini kegiatan di kampus berjalan seperti biasa. Ada undangan rapat di salah satu UKM keislaman yang ku ikuti namun rasanya malas dan ingin segera aku pulang dan menemui Umi. Kemudian aku hanya menitip pesan pada salah satu anggota divisiku.

"Assalamualaikum Ukhti Dila?" Tulis pesanku di WA.
"Alaikumsalam warohmatullahi wabarokatuh iya Akhi, ada apa?"
"Afwan ana berhalangan hadir yah, tolong sampaikan pesan dan nanti laporkan hasil rapatnya yah" jelasku sebagai ketua divisi yang tentu harus hadir namun ku meminta Dilla yang menggantikan.

(Kisah dengan Dilla akan kita ceritakan khusus)

Setelah urusan kampus selesai aku segera pulang, ternyata Umi tidak ada di rumah, Segera ku telepon Umi.

"Assalamualaikum Umi?" Tanyaku

"Alaikumsalam, iya nak kenapa?"

"Umi ke mana?"

"Oh ini Umi belanja di depan Komplek, bentar lagi pulang" jawab Umi yang cukup menenangkan.

"Oke Mi, Adi dah pulang" ku coba infokan ke Umi. Kebetulan belum makan, jadi semoga Umi bawa makanan.

"Iya Di, ini udah kok, lagi jalan"

"Baik Mi, wasalamualaikum?" Langsung ku matikan telepon dan beranjak ke kamar.

Setelah ku berganti baju dan ke luar kamar, ku lihat umi sudah pulang, saat itu Umi pakai baju gamis biru, jilbab lebar warna putih, dan kaos kaki warna krem yang membuat Umi terlihat anggun dan cantik.

"Umi beli apa?, sini Adi bantu" Tanyaku pada umi yang tampak membereskan belanjaanya di depan pintu masuk.

"Eh Adi, ini aja rutin belanja pekanan buat dapur" jawabnya yang tampak berkeringat karena berjalan dan suhu udara yang cukup panas hari ini.

Ku bawa belanjaan Umi ke dapur dan Umi mengikutiku di belakang, setelah itu ku langsung peluk umi yang tengah minum duduk di kursi depan meja makan.

"Emmmuuah, Umi cantik" kecupku pada Umi yang membuatnya terkaget.

"Ih anak Umi nakal" sembari ia berdiri dan kini menghadapku. Ku dekatkan diri ke Umi dan kembali ku peluk dan cium bibirnya.

"Emmmuuuaahh.... eemmmuuaahh" kecupan berlanjut mengeluarkan lidah di mulutnya dan ia pun merespon.

Tangan ku elus eluskan di punggunnya dan lagi-lagi Umi tak memakai Bh, begitu pula ketika tanganku turun ke pantatnya ia tak memakai celana dalam.

"Ih Umi nih nakal yah? Ke luar gak pakai daleman?" Tanyaku heran dan melepaskan ciumanku.

"Pakai kok, ini kaos kaki dan tangan, gimana? Suka kan Adi?" jawabnya sembari mengangkat bagian bawah gamisnya untuk menunjukan kaos kaki yang dikenakan. Sungguh nakal Umiku mencoba menggodaku, namun tentu aku suka, kemudian kembali ku peluk Umi dan berciuman dalam posisi berdiri, nikmat sekali ini. Bibir kami saling bertemu memberikan cairan kenikmatan dengan lidah yang saling bermain di dalam ronga mulut, tanganku kembali meremas pantat Umi yang sekal dan mencoba mengangkat bawahan gamisnya dan mengelus pahanya yang lembut. Akhh sungguh nikmat.

"Umi izinkan aku memberikan nafkah batin ke Umi!" Pintaku pada Umi sambil menatap sayu pada wajah cantiknya.

"Iya nak, berikan kepuasan pada Umimu sayang" pintanya yang kemudian bibir kami kembali beradu mencari kenikmatan. Kuarahkan Umi duduk di kursi makan dan ku berlutut sembari membuka kancing gamis di depan dadanya, kerudung lebarnya ku sampirkan ke pundak Umi, terpampanglah dua bulatan indah yang menggantung sempurna, tidak terlalu besar dan tidak juga kecil, porposional dengan tubuh Umi. Ku remas dengan tangan kiri payudara kanannya dan ku hisap dan jilat yang sebelah kiri.

"Emmmuuahh enak tetek Umi, akkhh"

Ku benamkan kepala di payudara Umi. Umi emngelus dan meremas remas kepalaku, tanpak ia keenakan dan merem-melek menikmatinya.

"Sayaang akhh nikmaaat nak, akhh teruuusss" rancaunya menikmati setiap serangan yang ku berikan. Tangan kananku kucoba menyelinap ke bawah dan mencari bagian vagina Umi. Setelah kutemukan ku elus dan korek korek menggunakan jari dan tampak vagina Umi sudah basah petanda Ia menikmati. Ku terus gesekkan jariku di memeknya hingga ia meng'eluh' kenikmatan.

"Sayang, Umi dah gak kuaaaaattt, masukiiiinnn, entotin Umi" pinta Umi memelas. kujilati memeknya.

"Astagaaaa akhh, memek Umi kamu apakan nak" Rancau Umi yang semakin keras dan pahanya menjepit kepalaku yang sedang menikmati lendir di memeknya. Ku jilati dan hisap hisap vagina Umi, klitorisnya ku mainkan dengan jempolku dan tiba tiba Umi makin kencang mendesah dan badanya bergetar membuat jepitan kakiknya makin keras terasa di kepalaku.

"Udaaah sayang, akhhh nikmaaaat aaakjh..." Sambung Umi merasakan puncak kenikmatan yang Ia rasakan, ku hentikan memainkan vagina Umi dengan mulut dan ku siapkan penisku untuk hidangan utama. Ku arahkan berpindah tempat ke soffa keluarga yang lebih nyaman untuk kami melanjutkan perhumulan ini. Setelah di ruang ruang keluarga Umi melepaskan gamis yang ia pakai, tersisa kaos kaki dan kaos tangan berserta kerudung instan lebarnya, sebuah pemandangan yang amat indah.

"Akhhha Adi suka Umi tampil begini, seksi yang menggoda birahikuu mi" semabil ku bantu merapihkan gamis yang sudah terlepas.

"Iya Adi, Umi tahu kamu suka sama cewek akhwat-akhwat kayak Umi di kampus kamu kan?" Goda Umi.

Ku hanya mengangguk dan ku cium umi sebagai tanda izin dan terimakasih padanya. Kemudian Umi duduk dengan posisi sedikit merebahkan badan, kmudian Ku arahkan kontolku yang sudah tegang ke memeknya, ia pun melihat menunduk menyaksikan kontolku memasuki lubang rahimnya secara perlahan.

"Aakhhhhh... bleessshhh subha****h" nikmat sangat rasanya. Gila akhh, setelah sekian lama tak merasakan nikmatnya ngentot.

"Addddiiii akhh pelan sayang, kontol kamu gedeee aakhhh nikmaaat sayang" ucap Umi sambil mendongakkan kepala seraya 'merem-melek' menikmati moment nikmat ini.

Pompaan kontolku terus kupercepat agar meraih kenikmatan luar biasa ini

Umi memberikan kode agar aku berputar berganti posisi di bawah dan ia di atas menghadaku.

"Gantian sayang Umi di atas" pinta Umi.

ploppp sambil kontolku kucabut kontolku dan kuposisikan duduk di sofa empuk.

Umi menciumku dengan liarnya dan kubalas ciumannya di bibirku dengan memainkan lidah dan memeras pantatnya.

"Masukin lagi mi. Akaaahh gak tahan nih" sambungku memelas agar Umi segera menemukan puncak kenikmatan ini.

Bleeessshh... akhh ku rasakan kontolku kembali masuk ke memek hangatnya.

"Akhhhh nikmaaat Umi" rancauku menahan kenikmatan.

"Ia sayang umi genjoot, umi dah mau nyampeeee" akhh pinggulnya bergerak cepat dan ku rasakan kontolku akan memuntahkan lahar kenikmatan.

"Bareeengg ya mi... akhhh akkhh"

Plopppkkk plokk ploookkk

Suara beradunya kelamin kami, gillaa aku tak kuasa menahan ini akhh.

"Mau sampai mi.... aakhhhh umiii crooootttt" ku tumpahkan pejuukuu di memek umi yang ia ikuti juga dengan erangan nikmat darinya.

"Iya Adi sayaaaang akhh umi sampai jugaaa" balasanya dengan sisa tenaga dan keringat membasahi tubuhnya.

Tubuhnya ambruk dipelukanku kucium kening dan bibirnya dan ku ucapkan terimakasih, sungguh pengalaman luar biasa merasakan persetubuhan dengan ibukku sendiri.

Setelah itu kami lanjutkan pergumulan di kamarku hingga ku tertidur kelelahan.

Zzeeeeee.....

Tampaknya hidupku akan indah, namun entah sampai kapan, namun yang pasti esok akan indah.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd