Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Gairah Umi (No SARA)

Petualangan dengan siapa yang harus kita bahas?


  • Total voters
    255
  • Poll closed .
Bersama

HooooAammmm... ku buka mata dan langsung melihat jam di layar gawai yang ku miliki, sudah jam 5.20 pagi, astaga aku kesiangan lagi. Segera ku beranjak menunaikan kewajiban di pagi hari walaupun sudah terlambat namun itu lebih baik dari pada tidak sama sekali, selesai solat ku coba mencari keluargaku Abi dan Umi, ruang makan dan dapur kosong, mungkin masih tertidur anggapku, namun ku dengar sayup-sayup desahan di taman.

"Akhhh akhhh aakhhhh heemmmm aakhhh seettt aakhh" suara yang tak asing bagiku, kucoba mendatangi sumber suara tersebut dan ku menemukan Abi sedang bersenggama dangan Umi, Umi yang sudah bugil tanpa pakaian sehelaipun sedang duduk di pangkuan Abi yang hanya mengenakan kaos dalam saja dan Umi membelakanginya, jadi arah keduanya melihat ke arah aku datang, tampak Abi kaget karena melihat kedatanganku dan coba mengangkat Umi yang sedanf menggenjot naik maju mundurkan badanya, namun tampak Umi merayu dan berbicara sesuatu hingga Abi menurut dengan gestur menggukan kepala dan mereka tetap melanjutkan aksinya, Umi melanjutkan goyangannya di atas pangkuan Abi dan Abi dengan malu-malu menikmati apa yang sedang Umi berikan, justru aku yang menahan malu dan pergi dari posisi aku memergoki mereka, entah aku cemburu atau apa, namun rasanya hatiku ada gejolak yang tak menentu melihat pergumulan orangtuaku, ku tahu mereka adalah suami istri yang sah melakukan persetubuhan di manapun mereka mau, apakah karena aku juga menginginkan Umi? ingin merasakan kenikmatan lagi dengannya terus menerus, atau mungkinkah aku ingin memilikinya. Sudahlah aku lupakan kejadian tadi dan ku kembali ke kamar dan kutidurkan raga ini agar terlupakan kejadian tadi lagi pula hari yang dinantipun tiba.

Setelah mataku tak sanggup terlelap dalam tidur, entah akibat memikirkan hal hal yang akan terjadi di kegiatan kami tiga hari ini atau kejadian tadi di taman yang pasti diriku harus bersemangat menjalankan hari ini, Jumat pagi setelah Umi selesaikan persenggamaan dengan Abi, aku dan Umi sudah mempersiapkan diri untuk acara ini, ya... acara yang dinanti-nanti, pakaian, perlengkapan BBQ dan akomodasi lain yang perlu dibawa sudah siap, sisanya kata Umi akan dibawa oleh Om Indra, kabarnya Ia juga akan membawa Fani asisten pribadinya itu.

Umi tampak sibuk mempersiapkan banyak hal, termasuk berkali kali menghubungi Om Indra untuk memastikan agar kegiatan berjalan dengan baik.

Jam 7 pagi sudah terlewat sedikit, mobil dan barang-barang sudah siap, tinggal menunggu kedatangan para akhwat dan pasangannya, Umi sudah berpakaian rapih dengan gamis merah dan hijab warna senada, sungguh tak akan ada yang menyangka kalau Umi adalah perempuan penuh gairah dan binal, Abi tampaknya sibuk di Masjid komplek yang rutin ada kegiatan di Jumat pagi. Maka timbul ide isengku untuk menikmati tubuh Umi dulu, ku dekati Umi yang sedang memainkan hp duduk di sofa ruang tamu, ku duduk disampingnya dan berupaya membuka obrolan dengannya.

"Lagi apa mi?" Ucapku membuka pembicaraan.

"Ini lagi memastikan aja sudah pada di mana" jawabnya sambil tersenyum padaku.

"Oh.. pinjem paha ya mi, mau boboan" sambil ku rebahkan kepalaku di paha Umi yang tertutup kain gamisnya.

"Iya sayang silahkaaan" sambil menepuk nepuk pahanya.

"Mi tadi ngentot sama Abi hot bangeet, ampe cuek ada Adi liat tadi, Abi gak malu emang?" Ku coba membuka pertanyaan.

"Hehe. Kan Abi mau Umi tinggal tiga hari ke depan jadi ya Umi kasih jatah dulu, lagian tadi nanggung banget Umi lagi sangek berat mau nyampe, ya Umi minta Abi lanjuut saja, Umi bilang kalau kamu udah gede, ngerti hal-hal begini" papar Umi menjelaskan kejadian tadi.

"Iya mi, jadi pengen nih" sambil ku ambik tangan Umi dan arahkan untuk elus kontolku yang masih dalam celana.

"Duh sayang, sangeek yah. Sini Umi keluarin yah..." sambil membuka resleting celanaku dan mengelurakan kontolku serta kemudian mengocoknya dengan lembut dan akhirnya memasukan ke mukutnya indahnya.

Ploooopp srruuuffftt suara yang keluar dari mulut Umi sebagai tanda begitu liarnya ia memberikan rangsangan padaku.

"Akhhjj..." selalu nikmat sepongan Umi, membuatku tak kuasa ingin menikmati Umi.

Segera ku minta Umi berdiri dan menungging dengan tumpuan sofa, Umi pun mengerti dan menurut dengan keinginanku dan ia memposisikan sesuai pintaku, menunggung di sofa dengan tangan dan badan tertumpu di sandaran sofa ruang tamu. Ia pun menarik bagian bawah gamisnya hingga ke pinggang dan menunjukan kaki hingga pantantnya yang seksi, sebuah celana dalam model thong yang berwarna hitam menambah keseksiannya ditambah kaoskaki warna cream menutupi kakinya yang jenjang, sungguh tak akan ada yang menyangka seorang akhwat yang terkenal solehah dan sering mengisi kajian serta materi kerohanian sedang menungging siap untuk aku entot.

"Plaaaakkk seksi banget Mi?" Sebuah tamparan pelan di pantat Umi yang membuat di sedikit meringis entah sakit atau nikmat, ku turunkan celana dalam Umi, ku eluus memeknya.

"Mumpung belum digarap Om Indra ya mi, buat Adi dulu" entah kenapa aku sedikit kesal karena akan dipastikan Umi bakal dientot sama orang lain termasuk Om Indra kekasih gelapnya itu. Ku jilati memek Umi, ku sedot sedooot dan gigit pelan klitoris memek Umi.

"Sseeettttt aaakhhh aakhhh aaaaaakkhh heemm aaakhh aaakkhh heemm" desah Umi menikmati gempuranku di lobang memeknya.

"Iyaaa nikmaati saaayaaang, aakakhh" sambung Umi.

"Adi masukin ya Umiiku sayaaang"

Bleeessshhh ku hujamkan kontolku masuk ke memek Umi ku lanjut memaju mundurkan kontoku.

"Akkhhhh seett akhh"

Ploookk plookk ploookkk akhh

Kami berciuman penuh gairah "emmmuuaahh emmuuaahh emmuuaah" nikmat sekali, kemudian hp Umi di samping sofa berbunyi dan terlihat ada panggilan video dari Abi. Aku pun inisiatif mengangkatnya dan ku perlihatkan wajahku yang menahan nikmat menggenjot Umi.

"Alaikumsalam, iya Bi kenapa?" Jawab salamku atas sapaan Abi. Terlihat Abi masih disekitaran masjid baru selesai acaranya.

"Belum berangkat kan?" Tanya Abi yang terlihat berjalan keluar masjid.

"Hemm belum Bi.. masih siap siap" jawabku sambil memaju mundurkan kontolku di memek Umi, sedangkan Umi tampak menutup mulut agar tak mengeluarkan desahan.

"Umi mana?" Tanya Abi, kemudian ku arahkan hp diraig Umi serta menampakan wajah Umi dan sebagian badanya.

"Iyaaa Bii, ini Umi lagi bantu beresin barang" ucap Umi meyakinkan Abi.

"Belum pada sarapan kan yah? Abi mau belikan lontong sayur yang di depan masjid itu" sambung Abi yang tampak tak curiga bahwa istrinya sedang menikmati sodokan kontol anaknya di memek istrinya.

"Aakhh iya Bi, beli aja yang baanyaak buat binaan Umi juga" jawab Umi yang menahan desah dan kamera agar tak terlalu bergoyang.

"Yaudaah abi segera pulang, assalamualaikum" tutup Abi, dan ku sengaja hentakan kontolku agar lebih dalam agar Umi semakin merasa nikmat.

"Akhh nikmaat alaikumsaalaamm bhii" tutup Umi dan mematikan sambungan video dangan Abi.

Ku percepat sodokanku dan ku minta berganti posisi, kini ku duduk di sofa dan Umi naik ke pangkuanku dan mengarhkan konrolku masuk kembali ke memeknya.

"Bleessshh aaakhhh aakhh" Umi langsung menggenjot dan menggoyangkan pantatnya.

"Aakhh enakk akhh masyaaa....... akhh" Umi merancau menikmati entotan ini.

Ku lihat samar dari jendela ada mobil datang, ku kira itu adalah binaan Umi yang datang, dari cirinya ku yakin yang turun Ayu.

"Akhh mi, Ayu datang kayaknya" di sambut ketokan pintu juga, namun hal itu tidak membuat Umi berhenti bergoyang.

"Biarin aja sayang, suruh masuk aja" ucap Umi yang tampak nanggung untuk menghentikan aksinya.

"Alakumsalam, Yuuu masuk aja, tak dikunci" teriakku yang ku yakin terdengar karena jarak ruang tamu ke pintu rumah dekat.

Cekleekk... pintu rumah terbuka dan Ayu muncul dari balik pintu, ia awal tampak kaget namun berubah biasa saja dan hanya menggelengkan kepala sambil melangkah mendekati kami, tentu Ayu sudah memaklumi kelakuan yang terjadi di rumah ini.

"Umi sehaaatt, maaf ganggu" sapa Ayu sambil bersalaman dan sungkem ke Umi.

"Akhh iya Yukk Afwan Umi nanggung, cepetin sayang, aakhhhhh akahh akahh akahhh maaauu sampaaai" balas Umi sambil memengang tangan Ayu. Akupun membantu Umi menyodok memeknya hingga ia menegang dan kepalanya mendongak ke atas dengan mulut yang terbuka.

"Umi nyampee sayaaaanggg" ucap Umi. Begitu juga denganku yang tak kuasa ingin memuntahkan pejukku.

"Minum pejuku mi" ucapku sembari berdiri dan Umi berjongkok yang diikuti oleh Ayu. Ku kocok kontolku hingga ku tumpahkan pejuku ke mulut Umi tak ada yang tersisa dan Umi menelanya, kemudian Ayu membantu membersihkan yang tercecer.

"Alhamfulilaaahh nikmat di pagi hari" ucapku sambil mencium Umi.

"Emmmiuah makasih sayang" jawab Umi dan ku cium juga Ayu.

"Emmuuah sendirian aja Ay?" Tanyaku pada Ayu dan ku duduk lemas di sofa.

"Enggak tuh ada yang lain juga" sambil menunjuk Dilla, Ajeng dan Putri yang ada di dekat pintu. Aku dan Umi tampak malu, tapi ku tahu pasti mereka juga sudah tahu rahasi Umi dan binaannya jadi Umi dan aku tampak santai saja. Binaan Umi kemudia masuk menyapa Umi dan aku yang sudah rapih kembali, kemudian Dilla memanggil orang di luar, ternyata ada Kevin dan Ilham juga sudah datang, mereka berkenalan dengan Umi yang kini bisa bertemu langsung dengan pasangan dari Dilla dan Putri, selama ini hanya mendengar dari sesi curhat saja. Apalagi Dilla yang sering curhat masalah dengan Kevin karena kasus yang sama seperti Umi dulu yang berpacaran dengan Om Indra.

Tak lama Abi juga datang dengan membawa sarapan berupa Lontong Sayur yang dibeli di sekitaran masjid, kemudian kami santap bersama sambil bersenda gurau. Pakaian para binaan Umi seluruhya terlihat syari, apalagi Ajeng yang lengkap dengan cadarnya. Sungguh ini akan menjadi perjalanan yang menarik, akankah penuh dengan birahi kenikmatan bersama para bidadari didikan Umi Nissa.

Setelah selesai sarapan, kami lantas bergegas memasukan barang bawan ke dua mobil yang sudah tersedia. Mobil pertama adalah milik Abi, peserta rihlah yang akan ikut di mobil tersebut adalah Aku sebagai supir, Umi, Ajeng dan Ayu, sedangkan mobil satunya berarti Kevin, Ilham, Dilla dan Putri.

Setelah berpamitan dengan Abi kami segera menjalankan kendaraan ke arah villa milik keluarga Om Indra di selatan provinsi di sebelah Jakarta, konon lokasinya bagus dengan pemandangan dan akses pantai langsung, kemudian tak jauh juga dari situ ada air terjun yang masih asri dangan airnya yang jerinih.

Tadinya Umi minta vila yang dekat saja di daerah Bogor, namun setelah diskusi karena mau sekalian pempotoan produk jadi ingin banyak lokasi, akhirnya dipilihlah vila yang ada di tepi pantai.

Perjalanan kami lewati dengan lancar walaupun sempat menemu kemacetan di beberapa titik hingga kini kami sudah jauh dari Ibu kota dan masuk ke kabupaten paling selatan di provinsi ini. Waktu sudah memasuki saat untuk solat Jumat, maka sengaja ku cari masjid untuk solat jumat sekaligus beristirahat, karena ada Ilham yang juga akan menyempatkan diri untuk solat jumat.

Beberapa masjid terlihat penuh dan aku lewati saja, hingga ku temukan masjid yang masih terlihat tidak terlalu ramai, sedikit ku parkirakn mobil agak jauh dari masjid dan jalan raya, agar yang lain bisa leluasa beristirahat, Aku dan Ilham segera menuju masjid yang sudah memulai rangkaian solat Jumat, Kevin yang memang berbeda keyakinan dengan kami menjadikan dia bertugas sebagai penunggu para akhwat sembari para akhwat beristirahat, tidur dan menunggu di Mobil.

Setelah 30 menit mengikuti rangkaian solat jumat, serta menyempatkan sejenak ke toilet aku dan Ilham kembali ke mobil, terlihat putri menunggu di luar mobil.

"Kenapa nunggu di luar Put" tanyaku padanya, ia hanya membalas dengan isyarat melihat ke arah mobil kevin.

"Tuh liat aja" jawabnya sambil menemui Ilham yang berjalan di belakangku.

Ku lihat jedela yang tertutup dan ternyata Kevin sedang menikmati goyangan Dilla, dengan posisi WOT Dilla menaik dan turunkan badanya memberikan sensasi nikmat pada kekasihnya itu, ia hanya menaikan gamisnya namu ujung gamisnya terjuntai kebawah menutupi bagian tubuh Dilla dan Kevin yang sedang berdau kelamin, hal itu nempak terlihat sangat erois, Kevin merebahkan sandaran kursinya dan tangannya meremas remas pantas Dilla dari balik gamisnya.

"Waduuhh,.. maaf ganggu" sambil ku ketok pintu mobil dan ku buka.

Ceklekk... mereka hanya menoleh ke arahku dan tersenyum sambari tetap Dilla melanjutkan aksinya.

"Lanjut aja yah maaf" ucapku memberikan kesempatan mereka menyelesaikan hasratnya.

"Maaf ya Bro tadi Dilla sangek katanya liat kamu sama Umi ngentot di rumah pas pagi, bentar lagi yah.... akhhh aakhh" Ucap Kevin padaku sembari terus menaikan pantatnya membatu Dilla agar segera mencapai orgasme. Setekah kembali menutup pintu mobil Kevin, Aku menuju mobilku dan mengecek keadaan Umi yang tengah asik mengobrol dengan Ayu, sedangkan Ajeng teridur di kursi paling belakang.

"Udah selesai nak solatnya?" Tanya Umi padaku

"Udah mi alhamdulilah, tinggal nunggu Kevin aja" terangku pada Umi.

"Laah emang ngapain Kevin? Ikut solat emang?" Tanya Umi heran.

"Enggak, itu lagi enak enak sama Dilla" jawabku padanya.

"Ooohhh... astaga mereka yah gak sabaran, yaudah antar Umi ke toilet yah" jawab Umi.

"Oke mi... Yukk, apa sekalian aja Mi, pada solat di sini aja?" Jawabku pada Umi.

"Ohh iya. Yuk mi" timpal Ayu mendukung pernyatanku.

Kemudia Umi, Ajeng dan Ayu ke luar mobil, ku ajak Putri dan Ilham juga, sambil cek Kevin dan Dilla yang ternyata sudah selesai mencapai orgasme, namun Kevin dan Dilla tidak ikut, mengingat kelelahan katanya.

Terlihat masjid sudah sepi, para jamaah sudah kembali ke rumah masing masing,

Aku menunggu di teras masjid, sementara Ilham mendampingi Putri masuk ke masjid. Beberapa lama aku menunggu Umi, Ayu dan Ajeng sudah kembali dan menuju ke mobil lagi, tinggal Ilham dan Putri yang belum terlihat. Ku coba cari mereka ke dalam masjid tidak ada, kemudian ke tempat wudu juga tak ada, namun samar ku dengar desahan perempuan, waduh jangan-jangan Ilham nih sama Putri, Ku dekati dan berteriak memangil mereka.
"Amhha aakhh akhh terus sayang,,, kontol akhii nikmaat akhh," suara desah putri terdengar samar dari tempat ku berdiri, ku beranikan diri mengganggu mereka karena tentu tak aman ngentot di tempat ini.
"Ilham, Putriii Yuk lanjut jalan, udah pada nunggu" teriakku di luar toilet pada mereka.

"Beentaar akhi, nanggunggg aakk" Ucap Ilham menjawab panggilanku.

Ku maklumi dan ku tunggu di depan pintu beberapa menit hingga ilham membuka pintu dan terlihat Ayu masih membersekan gamisnya dan memakai celana dalamnya. Ku bisa melihat paha mulusnya.

"Maaf ya Akhi, ana lama, tadi Ukhti Putri sangek liat Dilla dan Kevin di Mobil" jswab Ilham yang memang sekilas sangat religius namun ternyata mesum juga spertiku.

"Iya akh, tak apa, ana paham kok, Yuk lanjut jalan" ajakku pada mereka.

Setelah siap dan masuk ke mobil masing-masing kami melanjutkan perjalanan ke lokasi tujuan kami, sempat mampir ke restoran terdekat untuk makan siang, setlah 5 jam perjalanan dari Jakarta akhirnya mulai terlihat garis pantai yang Indah, lokasi tujuan kami sebntar lagi akan terlihat, Ayu yang duduk di sampingku tampak terpukau dengan keindahan yang tersaji, hingga beberapa kali ia mengabadikan pemandangan yang dilewati. Tak lama kami berbelok ke arah gang menuju pantai dan terlihat agak menanjak karena lokaso villa memang ada di atas bukit, terlihah sebuah bangunan yang tampak seperti rumah mewah di balik rindangnya pepohonan, gerbang tinggi dari kayu menjadadi penanda bahwa kami telah sampai ditujuan, setelah Umi menelepon nomor penjaga dan pengurus villa yang sudah diberikan oleh Om Indra, tampak gerbang dibuka oleh seorang bapak paruh baya, kami pun masuk memarkirkan mobil di halaman villa tersebut yang cukup luas.

"Alhamdulilah sampee, yokk bangun-bangun" ucapku pada Ajeng yang terlelap dalam perjalanan ini, sedangkan Ayu dan Umi sudah bangun sedari memasuki kawasan dekat pantai tadi. Umi turun mendekati bapak penjaga villa memberikan salam dan tampak sedikit berbincang, aku dan yang lainnya menurukan barang bawaan ke depan pintu utama villa. Setelah memastikan barang bawaan sudah diturunkan semua, Umi mengarahkan kami berkumpul di ruang utama Villa yang cukup luas dengan sofa yang cukup banyak dan luas, layar TV besar lengkap denga home teater, ruangan itu bergabung dengan dapur lengkap dengan perlengkapan meja serta seprti mini bar, villa ini terdiri atas dua lantai dengan lantai satu berupa satu kamar tidur dan kamar mandi yang luas dan lengkap dengan bhattubnya, kemudian ada ruang utama serta dapur sedangkan di lantai dua ada dua kamar tidur dan satu kamar mandi, terlihat di halaman belakang ada kolam berenang kecil serta taman yang memperindah villa ini, tentu sajian utamanya adalah pemandangan langung ke pantai yang masih asri, meski harus berjalan sedikit menyusuri tangga untuk turun ke pantai.

"Yuk kita kumpul dulu, di sini" ucap Umi mengomando dan aku ada disamping Umi layaknya seorang asisten membawa beberapa perlengkapan. Semua peserta kegiatan sudah hadir, barang bawaanpun sudah lengkap diturunkan dari kendaraan, sementara penjaga villa membantu mempersiapkan konsumsi untuk makan sore atau malam yang dibantu seorang perempuan yang mungkin itu adalah istrinya.

"Baiklah, silahkan duduk, santai saja, sambil diminum" perintah Umi mengarahkan yang hadir untuk duduk, Semua duduk di sofa dengan laki-laki di sebalah kanan dan perempuam di kiri, mungkim masih menjaga sikap karena semuanya belum kenal secara dekat.

"Baik kalau sudah lengkap kita mulai ya. Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh, semoga sehat semua yah..." Buka Umi, seperti seorang pemimpin Umi memberikan pengarahan pada kami, salah satunya tentang jadwal atau rencana kegiatan selama di sini, pada dasarnya kegiatan di sini untuk bersenang-senang, adapun rencana dalam tiga hari dibagi menjadi beberapa sesi yaitu:

Sesi pertama hari ini akan diadakan malam liqo dengan agenda keakraban saja, berkumpul di ruangan ini setelah solat isya, nanti akan Umi pandu.

Sesi kedua besok pagi setelah subuh adalah sesi olahraga dan tadabur alam ke pantai

Sesi ketiga di siang hari sampai sore akan ada pemotretan untuk produk Toko Umi

Sesi ke empat adalah malam pesta yang akan dipandu oleh Om Indra dan esoknya acara bebas dan persiapan pulang.

Umi juga menyakinkan kami bahwa tak perlu malu-malu di sini dan diminta saling mengakrabkan diri satu sama lain, beliau menyampaikan bahwa tujuan rihlah di sini adalah untuk mempersatukan hati hati kita dengan berbagai cara hidup bersama, Umi ingin kami mengalami hal hal yang belum pernah dirasakan.

Umi membagi kamar untuk sekadar menyimpan barang, dengan pembagian kamar di atas yang pertama diisi oleh Dillq dan Kevin, sedangkan kamar sebelahnya diisi oleh Putri dan Ilham, sementara di bawah akan digunakan oleh Umi, Ajeng dan Ayu, lantas untuk aku di mana? Bebas katanya mau di mana aja, ruang tamu juga bisa dipakai untuk tidur.

Umi juga menyampaikan, sekrang istirahat dulu karena lelah perjalanan sambil menunggu makan malam yang akan dilanjut solat magrib berjamaah.

Setelah arahan selesai, ku membatu Umi membereskan koper yang berisi pakaian, terlihat Umi membawa bermacam jenis pakaian untuk dipakai pemotretan besok, ada gamis, lengkap dengan berbagai jenis kelengkapan lainnya.

"Sini Adi bantu ya Mi" tawarku pada Umi

"Oh makasih sayang" sambil tersenyum manis padaku.

Terlihat Ayu dan Ajeng juga turut membantu merapihkan barang bawaan hingga semu sudah rapih dan tampak ingin rehat. Terlihat Pak Diman, penjaga Villa beserta Bu Inem juga sudah menyelesaikan tugas menyiapkan makan malam, sudah tersedia makanan dan minuman untuk kami nikmati.

"Nak kasih tahu yang di kamar atas, maka gitu" ucap umi sambil membuka kerudung lebarnya hingga mengurai rambut pirang bergelombang, hal itu membuat ia terlihat 'eksklusif' sabagai perempuan penuh gairah karena anggapan di masyarakat berkesan negatif.

"Iya mi" jawabku sigap menanggapi perintah Umi, kemudian ku bergegas beranjak menuju ke lantai atas.

"Ikuuutt kak" ucap Ayu berlari ke arahku dan segera memelukku.

"Iihh kamu dek, cuma ke atas doang jugaa, kayak kemana aja" jawabku sambil menerima pelukan Ayu.

"Gak papa Kak, hehe" timpalnya.

"Yaudah yookk" sambil ku rangkul dan tarik Ayu. Ia yang masih menggunakan baju ketika berangkat tampak masih ceria dan bersemangat, tak terlihat wajah murung padanya.

Ketika naik ke lantai dua, pintu kamar pada tertutup, ku coba iseng langsung buka saja dan tak dikunci.

"Cekleekk..." Dilla dan Kevin tampak sedang rebahan, dengan Dilla yang hanya memakai tengtop dan celana dalam model boyshort hitam tampak memeluk Kevin, tampak mereka kaget karena kau tiba-tiba masuk kamar mereka.

"Eh Broo... maaf mengganggu, kasih tahu aja makan dah siap, bawan barang aman kan?" Tanya dan ajakku pada mereka.

"Aman broo, gak papa santai lagi rebahan aja ngelurusin punggung jaga stamina, buat malam, heheh" jawab Kevin seakan tahu malam akan melakukan apa.

"Yaudah digungggu yah" jawabku padanya dengan dibalas oleh acungan jempol padaku.

Ku segera ku alihkan kaki menuju kamar sebelahnya dengan Ayu yang masih ku genggam tangannya.

"Cekleek sret... waaah waaah... ku lihat Ilham sedang menikmati sepongan putri di atas kasur, putri masih menggunakan gamis lengkap dengan kerudungnya, menaik turunkan kepala, memasukan kontol Ilham di mulutnya.

"Afwwaan akhh .. lanjuttiin aja, ana cuma kasih tahu Umi ajak makan di bawah, tadi kirim pesan di grup tak terkirim, mungkin signal di daerah sini kurang bagus" terangku coba menjelaskan pada mereka yang malu dan Ilham mencoba menutupi kontolnya.

"Eehh eeh kok gak ketok pintu dulu sihh... malau ana" ucap Ilham.

"Eh antum ham, masih jaga image sebagai ketua UKM Keislaman yah, santai dah biasa kok kita" ucap Ayu membela.

"Iya tahu ana juga tapi kan baru kenal sama Akhi Adi" balas Ilham yang tampak belum terbuka dan malu.

"Iyaa tak apa akh... ditunggu yah" sambil ku acungi jempol ke arah mereka dan lanjut mereka berdiri dan mengikuti, ketika berbalik ku lihat dari kamar sebalah Dilla dan Kevin ke luar kamar juga dengan Dilla tetap memakai baju seksi tadi.

"Ka, boleh kan pakai baju ini, kan kata Umi boleh non hijab juga waktu di rumah itu" tanya Dilla padaku dan ku jawab dengan menganggukan kepala saja yang sebenarnya apakah boleh atau tidak aku tidak tahu.

Kami sama sama turun ke lantai bawah untuk makan siang, terlihat Umi juga sudah berganti baju dengan pakaian yang lebih santai berupa piyama lengan pendek bercorak bunga-bunga tipis dan tanpa memakai jilbabnya.

"Yuk anak anak kita makan dulu, nanti lanjut solat yahh" ajak Umi pada kami.

Setelah makan dan lanjut solat magrib dan isya yang digabung kami lanjut liqo bersama Umi, sementara Kevin juga diajak bergabung setelah solat, Umi meminta kami duduk berpasangan atau selang seling antara laki-laki dan perempuan, membentuk setengah lingkaran dengan posisi secara berurut dari kiri adalah Ajeng, Aku, Ayu, Kevin, Dilla, Ilham, dan Putri, sedangan Umi di depan sendiri.

Setelah memberikan nasihat tentang rasa syukur dan cinta, Umi mengarahkan pada kami untuk menikmati kegiatan bebas berupa:

1. Bebas berpakaian, terutama para akhwat yang terbiasa tertutu Umi anjurkan menikmati sensasi tampil berbeda kerena di ruangan ini semua telah jadi saudara jadi tak perlu risih lagi.

2. Bebas bersentuhan dan melakukan apapun dengan lawan jenis asalkan saling ridho dan menerima satu sama lain.

Pokoknya selama di sini semua harus merasakan hal-hal yang nikmat, tek perlu ada batasan lagi, kurang lebih begitulah kira-kira arahan dari Umi yang membuat aku bergairah. Umi meminta kami saling bergengaman tangan untuk saling mengakrabkan.

"Sekarang kita sudah dipersaudarakan, coba kita akrabkan lagi, ciuman yuk kanan kirinya" arahan pada kami untuk seling berciuman.

Awal tampak seprti ragu, namun sesaat kemudian kami mulai berciuman dengan orang yang paling akrab dahulu, aku ciuma Ayu, Kevin cium Dilla, dan Ilham cium Putri.

Emmmuuuaahhh eemmuhh. Ciuman cukup lama saling memberukan tanda rasa sayang satu sama lain, selanjutnya ke arah selanjutnya aku lihat Ajeng, aku beluk pernah berciuman denganya.

"Boleh yah Jeng?" Tanyaku pada Ajeng yang Ia jawab seperti malu malu namun menggukan kepala.

"Afwan ya Jeng, Emmmuuaah" senasi nikmat menjalar di tubuhku, karena ini memang ciuman pertama dengannya.

"Maini lidah jeng" ucapku di sela sela ciuman dengannya, Ia pun menunjukan keahlian berciumannya. Terlihat Kevin berciuman dengan Ayu di sampingku dan Ilham dengan Dilla, sungguh pemandangan indah, Umi luar biasa memberikan pengalaman ini.

"Yaudah sekarang ganti baju yang mau kalian pakai yah, nanti kumpul di halaman belakang, kita bakar-bakar" ucap Umi mengarahkan kegiatan untuk kami.

Kami lantas bergegas ke kamar mengganti pakaian, aku hanya membuka baju kemeja yang tadi ku pakai solat dan menyisakan sarung dan kaos dalam saja, terlihat Ayu dan Umi kompak memakai baju seksi berupa tengtop dengan rok pendek yang menampakan kesempurnaan paha mereka kemudian menutupi tubuhnya dengan jaket yang mereka bawa, sedangkan Ajeng masih dengan gamisnya, namun tampak Ia membuka celana Innernya, Ia tetap seperti para akhwat lengkap dengan sarung tangan dan jilbab lebarnya.

"Jeng gak bawa baju lain?" Tanya Ayu

"Bawa sih tapi malas ganti.hehe, ini aja nanggung" sanggah Ajeng.

"Yuk siapin minumannya" ucap Umi memberi perintah. Akupun menghampiri Umi membantu menyiapkan minuman sejenis sirup-sirupan, namun ku perhatikan Umi tampak memasukan cairan seprti obat di botol kecil ke dalam minuman di wadah besar.

"Campur apa itu Mi?" Coba menanyakan apa yang barusan ku lihat.

"Oh ini, biar pada semangat dan bergairah aja, aman kok sayang" jawab Umi menjelaskan.

"Heemm.. sini Adi bantu bawa ya Mi" tawarku pada Umi.

"Iya sayang, ini yah tolong dibawakan" sambil berjalan Umi meminta tolong padaku, ku bawakan sejenis teko besar beserta gelasnya dalam sebuah nampan besar.

Karena angin yang berhembus cukup kencang di luar akhirnya BBQ dilakukan di dapur saja, sambil menunggu semua saling bercengkramah di sofa ruang tengah, sementara di dapur bergantian membantu memanggang sosis atau bakaran yang lainnya. Setelah makanan dan minuman siap semua berkumpul di ruang tengah kembali, Umi memberikan beberapa permainan untuk membuat akrab hingga siapa yang memulai para lelaki sudah berbaris merangkul dan memeluk para perampuan tanpa sungkan lagi, Kevin sudah memeluk dan sesekali mencium Dilla yang seksi, begitu juga Ilham dengan Putri, sedangkan Aku saat ini asik dengan Ayu, sementara Ajeng membantu Umi memandu menjalankan permainan, seperti permainan 'Tom Jery' yang saling menangkap tangan lawannya, memudian permainan 'tupai dan pemburu' yang saling berpindah tempat, suasana makin seru karena yang kalah harus mendapat sanksi berupa minum 'amer' joget seksi dan melakukan perintah dari Umi.

"Karena Ayu yang salah, maka hukumannya kali ini adalah berjoget erotis dan membuka bajunya" perintah Umi yang disambut meriah oleh yang lain, Ayupun tanpa malu langsung melakukannya membuat riuh semakin terasa.

Setelah semua terasa telah mendapatkan giliran dihukum dan kondisi rata rata sudah bertelanjang dan menyisakan celana dalam saja, Umi mengakhiri permainan dan kami pun duduk di sofa dan kursi yang ada.

"Ayo yang laki-laki maju dulu, kumpul sini" Pinta Umi akan memberikan arahan pada kami, lantas kami laki-laki bertiga berkumpul menghadap Umi yang mengenakan tengtop tanpa Bh dan celana dalam model renda menerawang yang seksi.

Kemudian Umi berjalan mendekati Kevin yang berdiri paling kanan dan berciuman dengannya, tak lama berganti ke Ilham di tengah dan terakhir padaku.

"Emmmmuiaahh" ku balas ciuman itu, namun memang rasanya aneh karena di hadapan orang lain.

"Sekarang kalian puaskan pasangan kalian yah, ayo saling kasih kenikmatan yang belum pernah dirasakan, kalian bisa saling membantu, bertukar atau apapun yang kalian inginkan" jelas Umi pada kami yang kami respon dengan anggukan kepala seolah kami paham apa yang Umi sampaikan.

"Baik Umi, terimakasih" ucap kami bertiga kompak.

"Ayo silahkan mulai" perintah Umi.

Kami segera langkahkan kaki ke sofa menemui pasangan masing masing sedangkan Ajeng membantu Umi mendokumentasikan aksi kami, konsidi yang mungkin setengah sadar membuat gairah semakin liar dan ingin ku keluarkan.

Akan kah malam ini akan ku rasakan semua kenikmatan.
Bersambung...
 
Hahahaha bangsaaaattt...
Ini semacam perkumpulan majelis sex berbalut agama.. jadi teringat gatot brajamusti.. kalau dia pake asmat buat meditasi merenung ritual zikir tetapi berujung enak enak.. kalo ini memakai miras hahahahaha...
 
Bimabet
menarik ceritanya sip
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd