Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG GAP aja Bingung judul yang lain

Selagi nunggu update, ada yg punya cerbung rekomendasi yang ada unsur beda agamanya ngk ?
 
CHAPTER 5

Akhirnya Aku Selingkuh



POV Vio

Sehabis pelajaran dan praktikum yang diajarkan oleh Vanya dan asistennya Budi, kami bertiga menghabiskan waktu adakali setengah jam untuk istirahat. Budi tiba-tiba mendapat telepon dari temannya dari bergegas kebawah, sepertinya temannya sudah menunggunya didepan rumah. Setelah beberapa saat Vanya juga menyusul Budi kebawah setelah mendapat WA dari Budi. Aku yang masih capek masi terus terbaring diatas Kasur Vanya dengan hanya mengenakan BH dan CD saja. Vanya akhirnya kembali dan menjelaskan suatu hal gila kepadaku…



“Jadi gini Vii, Budi ama temennya mau ada ujian praktek buat pijat gitu…”

“Nah gua nyaanin dari pada mereka saling pijet mending mereka pijetin kita…”

‘Gua udah pernah dipejet ama Budi sebelumnya dan enak banget Vii…”

“Dijamin langsung seger deh badan lu…”

“Haa… kok bisa emang si Budi ngambil jurusan apa sih?... “

“Emang ada SMK jurusan Pijat?...”



Jujur saja aku mengira Budi itu ngambil jurusan mesin atau Teknik apalah, kok tiba-tiba jadi pijat. Terus akhirnya dijelaskan oleh Vanya bahwa si Budi ngambil penjurusan di SMK nya itu yang Spa and Beauty Therapy jadi ada praktek untuk pijat refleksi dan body massage nya. Suatu jurusan yang jarang kudengar tapi setelah ku tanyakan pada mbah G**GLE ternyata jurusan tersebut ada. Waw aku juga sangat terkejut, karena yang ngambil jurusan kayak gitu malah cowok. Entah apa alas an Budi lebih memili jurusan tersebut, itu juga bukan urusanku.



“Gimana mau ya Vii…”

“Aku da janji soalnya sama sama Budi buat bantuin dia…”

“Nanti aku dipejet Budi, kamu dipijet sama temennya…” Mohon Vanya kepadaku

“Gimana ya…”

“Ntar aku harus telanjang juga dong, gam au ahh….”

“Ya ga harus telanjang juga Vii…”

“Ntar kamu pake handuk gitu, klo mau full body massage ya…”

“Klo ga mau juga ya Cuma dipijit tangan ama kaki aja…”

“Pokoknya terserah dan senyaman kamu aja…”

“Mau ya Vii… Pleaseee…”

“Oke deh klo gitu…”

“Tapi kita dipijitnya sama-sama dikamar ini ya…”



Akhirnya aku pun mengiyakan permintaan Vanya, itung-itung terima kasih juga sama Budi karna da ngajarin aku. Tak lama kemudian masukklah Vanya dan Budi serta temannya Budi kedalam kamar Vanya. Aku sebelumnya telah kembali mengenakan seragam sekolah ku, yakali aku diliat orang Cuma make BH ama CD.



“Nah Vii, kenalin ini Arman temennya Budi, yang nanti bakalan mijitin kamu…”



Perkenalan yang diinisiasi oleh Vanya yang langsung diikutu oleh Arman yang maju menghampiriku dan langsung memberikan tangannya untuk berjabat tangan yang langsung kusambut. Arman ini potongannya kayak Budi lah, kulitnya gelap, tangannya kasar, dan wajahnya kayaknya dah tua, ga sepantaran kita lagi.



“Halo… aku Vio salam kenal ya…” jawabku ramah

“Cicinya beneran mau dipijit sama saya?...” Tanya Arman yang kayaknya ga percaya akan apa yang akan terjadi selanjutnya

“Iya, emang kenapa…”

“Aku juga kan mau bantuin kamu ama Budi…”

“Ga percaya aja sih… hehe…”

“Terima kasih loh sebelumnya Ci...”

“Panggil Vio aja Man, ga usah cici-cician hahaha…”

“Oke deh Vio, mohon bantuannya ya…”



“Yaudah kita mulai aja ya…” potong Vanya yang diikuti Budi dan Arman yang langsung sigap menyiapkan peralatan yang mereka bawa di tasnya masing-masing

“Klo aku mau full body massage ya Bud, kaya yang kemaren…”



Sebuah request layanan dari Vanya yang lasngsung disigapi oleh Budi untuk mempersiapkan apa yang diperlukan. Budi pun terlihat memberikan sebuah handuk putih kepada Vanya yang langsung diambil oleh Vanya dan dibawah kedalam kamar mandi…



“Gua ganti dulu ya…”

“Klo lu mau yang mana Vii…?”

“Bingung aku…”

“Ini ada jenis layanannya Vii, pilih aja kamu mau yang kayak gimana…” dengan sigap Arman memberikan selembar brosur yang berisi layanan apa saja yang bisa mereka lakukan.

“Klo pijat kinashi ity apa…?”

“Pijat kinashi itu sama kayak Vanya…?”

“Kinashi Treatment adalah pijatan seluruh tubuh sampai dengan kepala yang bisa memberikan efek rileks serta meningkatkan energi tubuh karena sistem sirkulasi darah diperbaiki…” sebuah penjelasan yang sangat lengkap dari Arman

“Oke boleh deh tapi aku ga mau pake handuk, gini aja bisa ga?...”

“Sebenarnya gabisa, tapi gua ngerti kok karna terapisnya cowokkan?...”

“Oke gapapa, senyaman kamu aja Vii…”

“Oke makasih ya…”

“Lah aku lah yang seharusnya makasih…”

“Ayo mulai…”



Perintah dari Vanya yang keluar dari kamr mandi dengan hanya menggunakan Handuk yang hanya mampu menutupi dada sampai keatas pahanya, saking atasnya bahkan pantatnya pun dapat keliatan walaupun masih terbungkus G-Stringnya, tapi sepertinya dia udah ga pake bra lagi.



“Silakan tiduran Vii…”



Instruksi Arman untuk segera memulai praktikum ke2 ku hari ini hehe. Aku dan Vanya pun tidur tengkurap, karena bagian awal pijatnya adalah bagian betis ke atas ke arah punggung. Gila banget si Vanya, handuk kecilnya itu ga kuasa menutupi pantatnya lagi, sehinga terpampanglah pantatnya yang masih terbungkus G-String hitam miliknya, yang sebenarnnya ga bisa dibilang membungkus juga sih haha. Arman dan Budi pun memulai pijatannya, jemari kasar Arman mulai menyentuh betis ku dengan sentuhan dan pijitan yang sebenarnya enak.



“Lu jadinya pijet apa Vii…” tanya Vanya kepada ku

“Ada aja, mau tau amat lu…” jawabku seadanya karena mulai menikmati pijatan Arman yang entah kenapa terasa lembut

“Enak ga Vii? Apa kekencengan? Klo kekencengan bilang ya…”

“Ga kok Man, lanjut aja…”

“Kayaknya ga leluasa deh klo kita bareng disini, soalnya kasurku kecil nih, kerasa sempit banget…”



Emang bener sih Kasur ukuran queen sizenya Vanya ga bisa menampung 4 orang, apalagi Arman dan Budi jadi ga leluasa mijitnya.



“Gua ama Budi pindah ke kamar tamu aja ya Vii, lu gapapa kan?...”

“Yaudah deh gpp…”



Akhirnya aku mengiyakan permintaannya, karena factor kondisi yang ga memungkinkan juga, padahal syaratku kita harus dipijit bareng ditempat yang sama tapi mau gimana lagi ku iyain aja dah. Kemudian Vanya dan Budi pun pindah kekamar tamu yang letaknya dilantai 1. Pijatan Arman pun masih berpusat pada betisku.



“Lu kelas berapa Vii?...” Tanya Arman membuka perbincangan untuk mencairkan suasan kayaknya

“Kelas 2 SMA, klo Kamu?...”

“Sama Kayak Budi hehe…”

“Kok bisa sih kamu milih jurusan kayak ini?… maaf nanya ya…”

“Gpp Kok, sebenarnya gua dulu ambil Teknik jaringan, tapi karena otak ga nyampe trus sering bolos jadi 3 kali ga naik kelas gua dan akhirnya di DO dah hahaha…”

“Astaga jadi umur kamu berapa Man…?”

“Umur gua 22 tahun ini…” jawaban yang membuatku kaget, ya patas sih 3 kali ga naik kelas pastinya da usia kuliahan seharusnya…

“Gua milih jurusan ini karna katanya gampang teorinya dikit, trus prakteknya banyak, abis itu bisa langsung kerja…”

“Oh gitu…”

“Lu da punya pacar blom Vii?...” pertanyaan Arman yang mengiatkan aku tentang pertengkaran aku dengan Andrew

“Udah, knapa emang?...”

“Yahhh kirain belum, kan kali aja bisa gua pepet haha…”

“Hahaha….” Yang kutanggapi dengan tawa garing

“Maaf nih Vii, roknya gua angkat dikit yah, mau mijit bagian paha soalnya…”

“Oke silakan…”



Pijatan Arman semakin keatas kearas pahaku yang telah dia singkapkan rok sekolah yang melindunginya. Tanpa kusadari rok ku ternyata diangkatnya cukup keatas bahkan pasti sekarang Arman bisa melihat G-String biru mudaku. Ya karna model rok seragamku yang lebar dan memang aku make yang modelnya lumayan pendek diatas dengkul.



“Maaf ya Vii, kok cewek suka make CD kayak gini sih?...”



Kan apaku bilang pasti G-String ku da kelihatan…



“Ya suka aja…” jawabku seadanya karna ya emang suka aja kayak merasa seksi gitu walau ga ada yang liat juga sih hahaha

“Itu Cuma nutupin memek ama lobang pantat doang loh hahaha…” jawabn yang sebenarnya bener juga sih

“Buat diliat pacarnya ya, beruntung baget pasti pacar kamu…”

“Ye ga gitu juga kali Man… sekarang malah kamu yang lihat…”



Ya begitulah pembicaran kami yang lama-kelamaan semakin cair dan akrab membicarakan hal aneh bahkan sampai ke pribadi masing-masing. Arman menunjukan bahwa dia adalah orang yang gampang banget akrab sama orang dan aku ga tau kenapa suka aja merespon setiap pertanyaannya dengan eksaited dan merasakan suatu perasaan nyaman yang ga bisa dijelaskan. Bahkan tanpa ku sadari tangannya sudah berada di pantatku dari tadi, memijit disana atau lebih tepatnya meremas-remasnya dengan lembut.



“Lu suka ga diginiin?...”

“Iya suka, Ahhh….” Jawabanku disertai desahan kecil saat jari-jarinya menyusup masuk kedalam G-Stringku dan menyentuh pinggiran vaginaku.

“Jangan disitu Man…”

“Tapi kamu suka kan…”

“Tapi, Akh…” entah desahan atau jeritan kecil saat salah satu jarinya mencoba masuk kelubang vaginaku

“Jangan masukin apa-apa Man gua masih perawan…”

“Wah maaf, maaf… gua ga tau…”

“Emang lu beneran masih perwan Vii?....”

“Iya…”

“Gua cek ya…”

“Sekarang mah ni CD aja ga bisa nutupin memeklu Vii…”

“Gua lepas aja ya…”



Sebuah tarikan mebuat G-String ku lepas yang bahkan belum sempat kularang, Armanpun yang tanpa di komando membalikan badan ku dan membuka kakiku agak mengangkang. Dan mulai melebarkan labia vaginaku.



“Tembem amat memek lu Vii…”

“Ini pasti sempit banget dah, beruntung banget cowoklu…”

“Kayaknya sih masih perawan ya, apa kontol pacar lu yang kecil makanya bentuknya awet ya hahaha…”

“Udah ah…”

“Lu mau di pijat vaginanya juga ga, da tanggung nih, gimana?...”

“Boleh asal jangan lu masukin lagi jari lu ke vaginaku gue ya…”

“Berarti ko kontol gua boleh dong Vii…”

“Gak lah…”

“Yakali aja kan hehe…”



Vaginaku pun mulai dipijat oleh Arman, tapi lebih kayak bukan dipijat karna sama kayak yang dilakukan Andrew dan Budi sebelumnya. Seakarang tak terbendung lagi desahan yang keluar dari mulutku. Arman pun mulai merangkak menju kearah wajahku, dan tiba-tiba mengecup bibirku. Yang langsung ku respon dengan dorongan pada kepalanya.



“Lu gila ya…”

“Kok ga lu bales sih ciuman gua…”

“Gu aga mau ciuman… klo gitu udahan aja deh…”

“Beneran mau udahan?...” sambil tangannya menekan klitorisku, sepertinya Arman memang sudah pro untuk urusan seprti ini dia mampu mempermainkanku leawt menekan segala kelemahanku melalui titik sensitifku. Kuakui ku kalah, apa yang dia lakukan terlalu enak untuk dihentikan.

“AHHH… anj*ng lu…”

“Enak ga?...?” yang disampung dengan sebuah kecupan di bibirku yang kembali tak kurespon. Beberapa kali dia melakukannya dan terus tak kurespon, namun seperti yang kukatakan aku kalah sama keahliannya mempermainkanku. Saat aku sedan mendesah, mulutku agak kebuka dan diapun langsung mencumbu bibir bawahku, yang sialnya menjadi titik sensitive ku. Akhirnya aku yang sudah tidak tahan akhirnya membalas ciumannya. Jujur bau mulut dan nafasnya sangat tidak mengenakan, bau nikotin dari rokok yang dihisap sangat menyengat.

“Gitu dong, akhirnya lu bales juga hehe…”



Sindirnya yang kemudian kembali mencumbui bibirku. Apakah akhirnya kau selingkuh, ciuman yang kuanggap tanda cinta kini kulakukan dengan orang yang bahkan belum 1 jam kukenal. Aku sungguh terbuai akan ciuman dan permainan jari-jarinya di vaginaku. Armanpun memegang tanganku dan mengarahkan kea rah retsleting celananya. Terasa sebuah gundukan yang sangat besar, Panjang dan keras disana, dan pastinya aku tau itu apa. Akupun reflex mulai meremas-remas penisnya dari luar celananya. Armanpun menghentikan cumbuan dan permainan jarinya dan berdiri lalu mulai membuka celananya dan terpampanglah gundukan penisnya yang masih dibungkus celana dalam berwarna hijau yang warnanya bahkan dah ga hijau lagi alias da buluk. Betapa kagetnya diriku saat dia membuka CDnya dan terpampanglah penisnya yang hitam pekat lebih hitam, Panjang dan besar daripada punya Budi, palingan bedanya sekitar 3-4 cm kayaknya.



“Gimana Vii, gede ga punya gue…”

“Pasti gedean punya gua dari punya pacar lu kan hahaha….”



Ejeknya yang sebenarnya benar sih. Penisnya mungkin 2 kali penis Andrew. Diapu langsung naik ke Kasur dan mengangkang didepan wajahku, penisnya sekarang teapt berada didepan mukaku. Jujur ini bau banget penisnya, ditambah lagi rambut kemaluannya yang lebat.



“Sepongin gua Vii…”

“Ga mau ah…”

“Beneran ga mau nih…” kembali jari-jarinya memainkan vaginaku, dan berhenti kembali.

“Klo mau dilanjut sepongin gua, biar kita sama-sama enak…”



Aku pun langsung meraih penisnya dan mulai mengocok kemudian memasukannya kedalam mulutku. Aku melakukan semua ini karena demi mencapai klimaks yang dari tadi di permainkan oleh Arman. Aku ga sanggup lagi menhan dan menunggu untuk merasakan suatu kelegaan lewat klimaks yang kutunggu. Arman sangat mengerti gesturku yang mulai menikmati dan akan klimaks dan dia selalu menghentikan aktivitasnya saat aku akan klimaks.



“Gua akan biarin kluar, klo gua da croot duluan ya hehe…”

“69 ya Vii…”Dia pun berbaring dan memintaku berada diatasnya sambil melakukan blowjob dan dia menjilati vaginaku.

“Capek mulut gua Man, kram nih…” Mulutku mulai kram menservis penis besarnya.

“Yaudah lu dudukin dah kontol gua, trus goyang ya…”



Komandonya yang langsung kulakukan, aku berharap kali ini dia akan segera keluar, namun ternyata karena kau yang mengendalikan maka aku terbawa suasana dan menggoyangkan pinggulku dengan kencang yang akhirnya…



“AHHH… Man gua keluar…”



Desahku mengiri klimaks yang baru saja kudapatkan. Akupun ambruk keatsa dadanya yang bidang, Lelah capek, klimak yang ditunnggu dari tadi akhirnya datang juga.



“Gimana si loh Vii… kan gua belom croot nih…”

“Sorry ya Man…”

“Gpp Vii yang penting lu enak ama senang…”

“Gimana service gua? Memuaskan ga?...”

“Hmmm gimana yak an awalnya maunya pijat kok malah kayak gini...”

“Sebenarnya tadi gua di minta sama Vanya buat ngasi loh pelajaran tambahan katanya…”

“Jadi loh?...”

“Gua emang temannya Budi, yang gua certain tadi beneran kok…”

“Cuma aja gua itu sebenarnya ga sekelas ama Budi, dia emang jurusan TKJ gua aja yang jurusan Spa hahaha…”

“Gua emang latihannya ke Budi trus minggu lalu malah latian ama Vanya, eh trus tadi gua diminta buat latih elu, gua juga bingung latih apa, katanya yang penting bikin si Vio keenakan aja sama kayak gua kemaren…”

“Gitu deh…”

Sialan tuh Vanya. Ternyata ini semua ulah dia.

“Maaf yak lo lu gasuka…”

“Gpp kok gua suka-sika aja…”

“Syukurlah klo suka, Cuma gua blum croot nih bantuin dong…”

“Gua da ga kuat Man, giman dong…”

“Gua blom liat tetek loh, jepit pake itu aja ya….”



Aku pun akhirnya dengan sisa tenaga membuka kemeja seragam gan bra ku, sehingga kau akhirnya telanjang didepannya.



“Gila loh seksi banget Vii, mana tu putting pink lagi, anj*ng beruntung banget cowok lu dah…”

“Udah ga usah bawa-bawa cowok gua lagi…”

“Mana penis loh…”

“Kontol Vii… Kontol…”

“Gua suka bilangnya Penis…”



Arman pun meletakan penisnya diantara payudaraku dan mulai menggerakkannya majumundur, tak lama ia melakukannya dan akhirnya ia pun menyemburkan spermanya sampai mengenai wajahku. Bau banget hanya ituyang dapat aku gambarkan. Aku jadi benci saat sperma mengenai wajahku apalagi nyampe ke depan lubang hidungku. Arman pun berbaring disampingku dan kembali menciumku, kami pun kembali bercumbu dengan sangat panas. Entah kenapa aku menikmati saat bercumbu dengannya, ada apa denganku, apakah aku terbawa perasaan padanya, apakah aku selingkuh???...
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd