Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Godaan Binor Amoy

User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Sori menyori suhu, baru sempat buat lanjutannya...:D
Semoga berkenan bagi pembaca

Bagian 4: Harus Takluk
Suara misterius itu justru menakutkanku terhadap Ayu. Jika diibaratkan sebuah kejutan, hadiah itu adalah hadiah terburuk bagiku. Momentum intimku dengan istriku bisa kacau balau. Rupanya sesuai yang kuduga. Sesosok wanita berwajah chinese yang familiar di mataku muncul di belakang istriku. Pandangannya seperti sebilah pisau yang segera menikamku jika Ayu tahu. ‘’Ihh Ayu keenakan nih Mas,’’ katanya lembut. Sejurus kemudian, diciumnya pipi kiri istriku yang telah memerah seperti kepiting rebus.
Bukannya terbakar cemburu, Ayu malah meladeni perlakuan perempuan mirip Lani itu. Bukan mirip lagi, memang Dia!!. ‘’Hey, udah gabung aja kamu. Emang misuamu nggak nglarang malam-malam begini keluar rumah?’’ tanya Ayu kepadanya. Dengan entengnya dia menjawab, ‘’kan bisa sejuta alasan buat muasin Mas Aji, bener nggak Yuk?’’ sahutnya bikin mataku terbelalak. Dia memuji istriku bahwa dia makin cantik saat berhijab. Memang sedari dulu Ayu tahu jika Aku fetish perempuan hijaber dimana birahiku memuncak saat melihat sisi lain mereka. Makanya, setiap bercinta, istriku hampir selalu memanjakan mata lelakiku dengan tampilan hijaber sensual.
Sluuurp..cuup..shhh..bibir istriku dan Lani mulai saling memagut. Terhadap sikap mereka tadi, diriku seolah berada di alam mimpi. Lagi-lagi kucubit pinggangku tersebut untuk memastikan kesadaranku. Semakin lama, ciuman kedua perempuan berbeda etnis itu semakin intens. Aku dibuat mereka terpaku. Hingga Ayu menegurku saat aksi jilmek ini berhenti. ‘’Kok udahan sih Mas, nanggung nih,’’ protesnya kepadaku. Wajah istriku terlihat sangat sangat binal waktu itu. Polesan lipsticknya menjadi tak karuan, cemot di sekeliling bibirnya. Sedangkan hal yang sama terjadi pada Lani.
Desiran nafsuku melonjak seperti termometer raksa yang dicelupkan pada air panas. Ku cucup memek istriku dengan ganas sampai tubuhnya menegang kenikmatan. ‘’hmmmm....shhh,’’ lenguhnya tertahan saat dibungkam bibir Lani. Sementara mulut dan lidahku mengorek-orek goa amis Ayu, tangan kiriku mengerjai aset kewanitaan Lani. Kini keduanya bagai kuda binal di musim kawin. Tubuh mereka meliuk-liuk merespon rangsanganku. Namun mulut Lani terus menyatu dengan istriku dengan lantunan kecipakannya yang erotis. Tak lama kemudian, Lani menyingkirkan tubuh istriku dan merengkuh tubuhku kuat. Seperti biasa, gelombang orgasme pertamanya selalu dahsyat hingga digigitnya pundakku.
Plaasss!!...sebuah ceplesan mendarat di pantat Lani. Wajah istriku cemberut karena perlakuan semena-mena oleh Lani. ‘’Apa-apaan kamu lancang denganku! Dia kan suamiku, apa hakmu dengan Mas Aji!’’katanya dengan nada tinggi. ‘’Ehh..eh kan kamu sendiri yang rencanain ini. Bukan salahku donk kalau Aku minta ke Mas Aji,’’bantah Lani. Cek cok pun terjadi diantara keduanya. Tanpa pikir panjang, ku peluk Ayu untuk menenangkannya. ‘’Sudah sayank, bener ini semua kamu rencanain?’’ kataku lembut. Sambil kuusap kepalanya yang terbungkus hijab, dia mengangguk pelan. Pengakuannya membuatku gagal paham. Mengapa rajutan tali harmonis ini rela Ia urai dan terselip tali dari orang lain hingga menyatu. Apakah karena persahabatan keduanya yang dikedepankan untuk berbagi kebahagiaan bersama. Ahh, makin puyeng pikiranku menelaah itu dengan logika. Yang pasti perseteruan threesome ini tak boleh berlarut-larut.
‘’Sayankk..kamu kan sahabatan lama dengan Lani. Mungkin karena dia dapet (orgasme) makanya nggak bisa ngontrol diri. Lagipula, Mas bakal muasin kalian semua tanpa membedakan kok,’’ jelasku merayunya. Sembari berucap, kutatap matanya dalam-dalam. Lalu kutuntun Ayu memaafkan Lani. Kurangkul keduanya agar saling berdekapan. Sesuai pengharapanku, mood mereka kembali membaik. Ayu mencoba merapikan tatanan rambut hitam legam nan indah Lani. ‘’Sorry yah beb..Aku paham tadi kamu lepas kontrol ,’’ rujuk Ayu pada sahabatnya. ‘’Maafin Aku juga ya sayank...bestieku ini memang paling ngertiin deh,’’ tuturnya.
Melihat keduanya bersikap romantis, jantungku kembali terpompa cepat. Merek saling memuji kecantikan masing-masing. Lani menilai istriku sebagai perempuan sempurna. Tak henti-hentinya mulut manisnya mengungkapkan rasa kagumnya dengan bodi sintal Ayu meski terbalut gamis terusan. ‘’Pantesan Mas Aji lengket terus. Lha wong bamper depan belakangmu menonjol hihihi,’’guraunya. Begitu juga dengan Ayu. Dia sangat menginginkan kulit khas wanita oriental. Apalagi warna areola Lani yang begitu menggoda, merah jambu. Dipadu dengan bentuk puting susu yang serasi dengan payudaranya yang montok.
Aiihh, kini mereka saling meraba hingga berciuman mesra. Beberapa kali ciumannya kelewat nafsu dan tangan mereka saling meraba. ‘’Yuk, ada yang ngliatin kita tuh,’’lirik Lani kepadaku. Pandangan mereka membuatku salah tingkah. Bahkan hal ini terasa begitu aneh karena kulakukan di depan istriku sendiri. Kemudian, Lani bergerak perlahan ke arahku. Jari-jari lentiknya menyisir mulai dari kakiku hingga tepat pangkal paha yang disitu tergolek ‘’ular berkulit'' tidur.
Sementara Lani mulai merebahkan tubuh montoknya di atasku, kurasakan bibir Ayu lembut mengulum kontolku dan berhasil membikin berdiri tegak. Harus kuakui baru kali pertama seks threesome. Bahkan, Aku menganggapnya seperti mustahil dilakukan. Namun, inilah kejutan dunia. Tak ada yang tak mungkin, walaupun untuk urusan seks sekalipun.
Di bawah sana, Ayu telah melenguh-lenguh menggenjot kontolku. Namun, Aku tak dapat melihatnya karena tertutupi tubuh Lani yang sibuk french kisses denganku. Tapi inilah justru yang kusuka. Dual rangsangan yang luar biasa. Pada titik inilah laki-laki seperti Raja. Namun bukan raja yang tamak, melainkan bijaksana. Sebab mampu membagi kesenangan kepada rakyatnya.
Ouuhh..mass! Terdengar Ayu memekik tanda orgasme pertamanya telah meletup. Sesegera, Lani membelakangiku dan mengecup bibir istriku. Tampak Ayu gelagapan menerima perlakuan Lani. Tubuhnya mengejang dan bersamaan dengan itu otot vaginanya meremas kuat kontolku. Rasa nikmat ini hampir tak mampu ku tahan. ‘’Lani, cepet isepin,’’pintaku. Kucing betina itu lantas menyergap daging korbannya. Mmm..mmpp, begitulah suara yang keluar dari tenggorokannya persis seperti kucing yang menyantap hidangan ikan dengan lahap.
Ssshhh...sial..sepongan Lani lebih menggigit kali ini. Berkali-kali teknik khas Dia peragakan. Seakan tahu titik sensitifku, lidahnya menggelitik frenullum (leher bawah kepala penis) dan gerakan cepat membawa kepala kontolku menyeruak masuk ke dalam bagian terbelakang rongga mulutnya. Pertarungan melawan kenikmatan ini sungguh berat. Antara kasian dan keenakan karena Lani. ‘’Sayankk udah..udah..,’’bisiku lembut merayunya untuk berhenti. Betapa tidak naluri lelakiku berkata lain. Aku bukan seperti lelaki lain yang pasif dan suka bermain hardcore. Melihat kedua mata Lani yang memerah dan berair telah menggugahku bahwa seorang wanita tak patut melakukan sejauh itu untuk memuaskan pasangannya.
Sementara Ayu masih lemah, giliran Lani ku layani sebagaimana putri dari China. Oh Tuhan, paras naturalnya membuaiku segera merengkuh tubuh moleknya. Pertama-tama kukecup mesra keningnya hingga kedua mata indahnya. ‘’Lan, jujur Aku suka matamu. Boleh kubuat suvenir yah,’’candaku. ‘’Boleh Mas, asal Lani minta jantungnya Mas Aji biar sehati..hihi,’’jawabnya. ‘’Eee..nanti mati donk..,’’gurauku. Candaan demi candaan semakin merekatkan emosi kami. Rangsangan demi rangsangan yang kuberikan akhirnya membawa Lani ke puncak kenikmatan.
Tak lama itu, kugenjot bergantian lubang peranakan Lani dan istriku dalam posisi sandwich (Lani berposisi doggy, sementara Ayu terlentang dan saling bertumpuk). Selama 10 menit, Aku telah mencetak skor 7-0. Bahkan Lani tiga kali squirt. Semprotannya membasahi tubuh istriku. Sungguh binal kedua wanita ini. Dua vagina mereka punya rasa yang berbeda. Kepunyaan Lani terasa warm and sloopy. Namun, terasa kurang menggigit. Sementara milik Ayu terasa layaknya perawan. Kesat dan menjepit. Nah, kedua vagina ini menciptakan keseimbangan bercinta. Dimana cairan lubrikasi yang melumuri batang penisku pas untuk pelumas vagina istriku. Lalu, cairan ini akan hilang selama menggenjot Ayu sehingga kondisi yang pas ini untuk memasuki lubang basah milik Lani. (Bersambung)
 
Maaf suhu sekalian. Karena sibuk, ceritanya ane bikin tamat hehe..
Kapan2 disambung lagi

Setelah kami selesai threesome Lani dan Ayu bergegas ke kamar mandi. Sementara diriku masih meringkuk di atas ranjang. Kutatap langit-langit kamarku dengan perasaan gundah gulana memikirkan kejadian gila barusan. Hati kecilku terketuk menyesali perbuatan ini. Apa yang membuat istriku menjadi begini? Jika atas nama persahabatan, seakrab-akrabnya mereka pasti Ayu bakal murka melihatku bersenggama dengan orang lain. Apakah ada pengaruh yang Lani berikan terhadapnya sehingga rela mengabaikan kesetiaanku padanya.
‘’Mas, Lani pamit pulang nih,’’ tegur Ayu dari luar kamar. Seketika itu kupersilakan tanpa menengoknya. Setelah meninggalkan rumahku, Ayu duduk di tepi ranjang dan mengusap rambutku. ‘’Kenapa Mas, kok murung?’’ tanyanya. ‘’Yu, apa kamu ngga cemburu Lani ada di tengah-tengah kita tadi?’’ kataku. Dengan menghela nafas panjang Ayu menjelaskan semua kepadaku. Bahkan, jawabannya mengagetkanku. Tak kusangka, sejak awal Ayu mengetahui perbuatan serongku dengan Lani. Mendengar itu semua, jiwa kelelakianku sebagai Suami hancur lebur. Bagi Ayu, Aku adalah suami yang baik dan bertanggungjawab. Maka itulah, tak sampai hati Ayu mengadu kepadaku jika kemungkinan akibatnya menghancurkan bahtera rumah tangga kita.
‘’Adek sudah kenal lama dengan Lani. Bahkan kuanggap saudara sendiri Mas. Awalnya Dia tak mengaku sejak Adek curiga dengan bau parfumnya di badan Mas. Tetapi akhirnya ngaku dan berjanji kepada Adek tidak pernah mengulanginya,’’ beber Istriku. ‘’Tapi kenapa malah di ajak ke rumah?’’ selidikku. Ayu terdiam sejenak. Lalu, air matanya menitik. Karena tak mau kehilangan Aku, Dia rela berkorban membagi hatinya kepada Lani. ‘’Adek sayang Mas. Adek rela Mas dengan Lani asal jangan tinggalin Adek...huhuhu,’’jawabnya memecah emosiku. Ohh, sungguh Suami macam apa Aku ini. Kukutuk diriku sejadi-jadinya karena tak mengetahui semua ini.
Menyadari betapa tulusnya cinta Istriku serasa tak pantas diriku menikahinya. Dengan segera ku bersujud sembari mencium kedua kakinya.’’Maafkan Mas Sayang...Maafkanlah,’’ pintaku tersendu. Kuucap sumpah setia sampai mati kepadanya dengan perasaan rendah diri yang teramat sangat. Serta merta diciumnya keningku dan dipeluknya erat. ‘’Adek cinta Mas. Mas janji setia sama Adek?’’ katanya. Dengan mantap kutegaskan sikapku setiaku kepadanya. ‘’Mulai detik ini Sayang, jiwa ragaku untukmu seorang. Mas janji menemanimu sampai Aku menjadi debu,’’ kataku sambil mengusap pipi ranumnya yang basah.
Setelah itu kami bercinta kembali hingga menjelang pagi. Hingga kecupan mesranya membangunkan tidurku setelah itu. Hari itu, kehidupan rumah tangga kami terasa lebih romantis layaknya pengantin baru. Aku menyadari bahwa memberi pelajaran seseorang tak harus dengan percekcokan atau kekerasan. Kenikmatan mencumbu Lani bersama istriku cukup menjadi cambuk terperih yang Aku rasakan. Hal ini menjadi hikmah untuk berintrospeksi. Bahkan, hari-hari indah kulewati bersama Ayu. Dia terlihat semakin cantik dan tentu saja lebih binal saat bercinta. Bagaimana dengan Lani? Aku tak lagi meresponnya namun berusaha menjadi tetangga yang baik dengan Dia. (TAMAT)
 
Bimabet
Good story,sayang agak cepet di tamatin,padahal msh bisa ngajakin si erik buat swinger kan bs jadi lbh seru tuh hehe

Kapan2 ane buat cerbung agak pnjangan. Berhubung kesibukan kerja jd kepaksa d tamatin hehe
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd