Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Hamidah dan Anaknya

#17 Birahi yang Tertahan

Kali ini Hamidah yang tidak tahan birahinya yang naik. Sudah berhari-hari tidak disentuh anaknya. Melihat Anwar yang menolak ketika ia aja, Hamidah kesal.

“Padahal ibu tidak pernah menolak loh, ketika kamu yang ngajak,” kata Hamidah.

Hamidah yang sudah telanjang langsung mendekati anaknya yang rebahan. Giliran Hamidah yang saat ini memulai permainan.

Hamidah berada di samping Anwar. Ia memeluk anaknya dengan manja. Mencium pipi Anwar berulang-ulang. Namun Anwar masih fokus ke HP-nya.

Tangan Hamidah kini turun ke celana Anwar. Dipegangnya tonjolan penis Anwar. Dirabanya penuh nafsu. Anwar masih saja diam.

“Ayo Anwar sayang, anakku sayang. Ibu pengen,” Hamidah dengan nada manja.

“Iya, bentar lagi ibu,” jawab Anwar.

Melihat respon Anwar, Hamidah pun bangkit dan melucuti celana dan CD Anwar. Ia langsung meraih penis anaknya. Mengulum penis Anwar dengan lahap. Padahal pada kesempatan sebelumnya, ia kerap menolak. Anwar sampai memaksa ibunya untuk mengulum penisnya hingga mau.

Kali ini Hamidah justru tanpa aba-aba anaknya, dengan rakus menjilati penis Anwar. “Slurppp, slurpppp,” bunyi lidah Hamidah terdengar oleh Anwar.

Anwar yang semula cuek, lama-lama mulai menikmatinya. Libidonya akhirnya juga perlahan naik.

“Ahhhh, ibu enak. Ibu mulai pinter ya,” kata Anwar. Hamidah terus menjilati penis Anwar hingga tegang.

Nafsu Anwar yang perlahan naik, kini ia bangkit. Kemudian mengangkat wajah ibunya, Anwar mencium bibir ibunya dengan lembut. Hamidah membalasnya, ia memainkan lidahnya. Sesekali menggigit kecil bibir Anwar.

Sudah berkali-kali diajak ciuman oleh Anwar, kini Hamidah juga sudah lihai. Tangan Anwar mulai memainkan puting ibunya. Hamidah mulai menggelinjang.

Mulut Anwar pindah ke payudara Hamdah. Seperti biasa, ia mainkan lidah dan mulutnya penuh nafsu di payudara ibunya.

Sambil terus mengenyot payudara ibunya, tangan Anwar turun bergerilya ke vagina Hamiah yang sudah tanpa tanpa ditutupi sehelai benang. Jari tengahnya ia masukkan, ia obok-obok vagina Hamidah yang becek.

Hamidah memang benar-benar bernafsu, tak seperti biasanya, di awal vaginanya sudah basah.

Anwar kemudian mendorong tubuh ibunya sehingga telentang di atas ranjang. Anwar langsung membuka kedua kaki ibunya. Mulutnya langsung memainkan vagina ibunya.

Seperti sebelumnya, jilatan demi jilatan ia lancarkan. Hamidah makin tak karuan perasaannya.

“Ahhh, Anwar, enak,” teriak Hamidah. Beda dengan sebelumnya, kini saat bermain dengan Anwar, Hamidah sudah berani teriak lepas, ketika merasakan kenikmatan dari anaknya.

Anwar masih terus memuaskan ibunya dengan lidahnya. Hamidah tidak tahan, ingin segera Anwar memasukkan penisnya.

“Masukkan, nak, ibu sudah tidak tahan. Ahhhh,” erang Hamidah. Anwar tak peduli, ia masih menikmati vagina ibunya.

Hamidah pun segera bangkit. Anwar menghentikan aksinya. Hamidah mendorong tubuh Anwar. Giliran Anwar yang telentang di atas Ranjang. Penis Anwar sudah berdiri menantang.

Hamidah langsung naik tubuh Anwar. Ia pegang penis Anwar dan menuntunnya memasuki vaginya. “Blesss,” penis Anwar masuk sepenuhnya. Vagina Hamidah berhasil menduduki penis anaknya.

Hamidah pun mulai memainkan pinggulnya. Ia begitu agresif. Anwar langsung menikmati gerakan tubuh ibunya.

“Ahhhh. Enak banget bu,” ucap Anwar. Baru kali ini ia melihat ibunya yang banyak berinisiatif dan agresif.

Beberapa menit kemudian Anwar bangun nasih dalam posisi Hamidah masih di atas. Ia meraih payudara ibunya. Hamidah tetap memainkan pinggulnya dan naik turun di pangkuan Anwar.

Hamidah kemudian memegang kepala anaknya, ia arahnya mulutnya ke bibir Anwar. Diciumnya penuh nafsu.

Ibu dan anak ini benar-benar begitu menikmati percumbuan saat itu.

Anwar kini gantian berinisiatif, ia dorong tubuh ibunya. Langsung ia genjot dari atas. Hamidah makin tak karuan rasanya.

“Ahhhh,” teriak Hamidah. Vaginanya sudah basah. Penis Anwar dengan mudah masuk-keluar vaginya.

Anwar kemudian meminta ibunya untuk nungging. Hamidah paham. Doggy style adalah gaya yang tidak boleh terlewatkan saat keduanya bercinta.

Penis Anwar pun langsung mencumbu vagina ibunya dari belakang. “Plakkk… Plakkk. Plakkk,” suara hantaman paha Anwar ketika menyentuh bokong ibunya.

“Ahhhhhhh,” desah Hamidah. Tubuhnya bergoyang mengikuti gerakan Anwar.

Setelah puas, Anwar kembali meminta ibunya telentang. Tak ada jedah, langsung ia tancapkan kembali penisnya di vagina Hamidah.

Anwar mulai ada tanda-tanda mendekati klimaks. Ia mainkan tempo agar tidak buru-buru keluar.

Kali ini ia berniat kembali memuncratkan spermanya ke rahim ibunya. Karena pada kesempatan sebelumnya, ketika orgasme, ia telat mencabut penisnya, sehingga ada sedikit sperma yang tertinggal.

Melihat ibunya yang sudah tidak ada tanda-tanda hamil, ia kali ini ingin melepas semua spermanya ke rahim ibunya.

Apalagi Hamidah sudah beberapa tahun belakangan in mens-nya tidak teratur. Ia sudah mendekati masa menopause. Bahkan sudah 6 bulan ini, Hamidah tidak mens.

Anwar pun terus menggenjot tubuh ibunya penuh nafsu.

(bersambung)
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd