HAMBURGER
"kutertawa walau hati kecewa
Ya kupaksa untuk tetap tertawa
Kubernyanyi walau hati menangis
Ya kucoba untuk terus bernyanyi"
Sepenggal lirik lagu terkenal dari dalam negri ini sungguh terasa sekali meggambarkan akan hati ini, walau di ruang keluarga semua sedang berkumpul namun yg kurasakan hanya kehampaan. Tak ada canda tawa, obrolan hangat seperti sebuah keluarga pada umumnya, semua keluargaku larut dalam dunianya masing-masing bahkan untuk sarapan pagi ini saja seolah enggan dilakukan bersama, aku seperti biasa berangkat paling awal kesekolah dan hanya berpamitan ke ayah saja seperti hanya ayahku saja yg aku hargai dikeluarga ini karena memang sudah bertahun-tahun aku tak merasakan kehadiran sosok ibu dalam keluarga ini.
Saat sudah melewati gerbang rumah aku terhenti akibat teriakan kakakku
"dik tungguin dong"
Akupun mau tak mau melambatkan langkahku
"ihh jelek bgt muka adikku ini" ucap Vany yg memperhatikan kemurungan wajahku
Aku hanya tersenyum kecut menanggapi ocehannya
"udah dong dik jangan murung gitu" kakakku berusaha membuatku tersenyum
Diluar dugaan Vany menggandeng tanganku sembari menempelkan kepalanya di bahu kananku. Bagai sepasang kekasih saja kami berjalan meneuju sekolah yg tak terlalu jauh dari tempat kami tinggal, cukup keluar dari gerbang perum dan jalan. Kaki sekitar 300meter udah sampai.
Hari ini Vani kakakku bersikap aneh sekali, padahal aku tau kalau kakakku itu paling tak suka jalan barengan, dia malah lebih memilih jalan berjauhan ketimbang harus bareng namun kali ini berbeda sekali. Sepanjang jalan tak ada percakapan diantara kami hingga sampai Saat hendak berpisah diluar dugaan Vany memelukku erat seraya berbisik
"pulang sekolah nanti tunggu Vany yah Di" qucapnya yg bikin aku bingung akan ucapan serta tindakannya hari ini
Kamipun berpisah menuju gedung kelas masing-masing, aku dan dan kak Vany memang satu yayasan sekolah jadi walau aku masih kelas VIII dan kak Vany kelas X tapi kita masih satu sekolah namun berbeda gedung.
Disekolah memang aku banyak ngedenger kalau kak Vany bagai primadona namun belum pernah sekalipun aku dengar kalau kak Vamy menjalin hubungan dengan seseorang, sungguh aneh memang kalau dipikir-pikir wanita secantik dan sepopuler kak Vany tidak memiliki pacar, padahal sering aku mendengar hampir setiap hari banyak cowok yg membicarakan kecantikan kak Vany, bahkan bukan hanya tingkatan kak Vany saja malah sampai anak yg masih di tingkatan aku saja banyak yg naksir.
Kutau kenapa hampir semua murid cowok naksir ke kak Vany itu lantaran sikap kak Vany yg cuek namun terbuka kesetiap orang menjadikan daya tarik tambahan yg mampu meluluhkan siapapun.
Banyak sekali cowok yg baik padaku hanya mengharap agar bisa meluluhkan hati sang primadona sekolah
"kenapa denganku hari ini,,,kenapa selama belajar hari ini malah terus-menerus mikirin kak Vany" gumamku dalam hati
Semua materi pelajaran hari ini tak ada yg masuk keotakku karena sepanjang hari ini yg ada di otakku cuma kak Vany, sampai pada saat makan dikantin saja yg aku makan tuh selalu terlihat wajah kak Vany.
WIIIIIIWW,,,,WIIIIIIWW
Bel sekolah tanda usai nya belajar hari ini seolah bagai alarm pengingat akan ucapan kak Vany yg terngiang di kepalaku
"pulang sekolah nanti tunggu Vany ya Di"
Aku segera melangkahkan kaki keluar kelas dan menuju gerbang sekolah, sesampainya di gerbang aku melihat kak Vany sedang berdiri dan di kelilingi banyak cowok yg seperti mengajaknya ngobrol, dari jarak sekitar 3meter aku bisa lihat kak Vany bicara bagai artis yg sedang di wawancarai oleh wartawan, jawab ini, jawab itu karena banyak sekali cowok yg bertanya kepadanya, namun aku sendiri hanya diam seperti patung melihat keseharian sang kakak
Erorr hp nubie nanti malam dilanjut suhu