Part 1: Pasti Bisa!
Embun pagi berhembus di pekarangan kontrakanku
Memanggil jiwaku yang sunyi
7 Januari 2020
*Mirza POV
Begitulah gumamku saat keluar dari pintu rumah kontrakanku setelah bangun pagi, solat subuh dan membersihkan halaman rumahku sebentar. Hari ini aku
gabut memakai smartphone kebanggaanku dari penghasilanku sendiri untuk melihat
timeline twit**ter. Ada banyak sekali kenangan yang hadir karena foto para fans JKT48 atau wota dengan oshinya yang serasi itu. Karena hari ini bertepatan satu bulan dari (mantan) oshi yang aku maksud yaitu Thalia Ivanka Elizabeth Frederik atas pertunjukan
graduation atau yang sering wota sebut
last show di JKT48 Theater, lantai 4, FX Mall Sudirman.
O iya, lupa nih dengan perkenalan. Namaku Mirza Adhitama, kalian boleh panggil aku Mirza atau Mir. Tapi aku lebih suka dipanggil Mir, tinggiku 170cm dan umurku 22 tahun. Hanya berbeda dua tahun dengan (mantan) oshiku. “Duh, kenapa harus ku mengingat dengan mantan?, lupakan!”. Sepanjang aku ngidol, aku tidak punya sirkel pertemanan dengan para wota, mengikuti perkembangan Vanka dari awal masuk jeketi zaman aku SMA hingga sampai aku masih kuliah ketika kelulusan Vanka beberapa waktu yang lalu dan kini aku sudah tidak ngidol lagi. Ya, kalian boleh sebut aku pensi ngidol. Kesibukanku sekarang hanyalah fokus untuk skripsi agar lulus kuliah dan
part time dari pekerjaanku.
Sepanjang aku ngidol, memang baru MVP ke Vanka pertama dan terakhir kalinya di acara yang sangat spesial saat hari ulang tahunku, lalu pada saat acara Handshake Festival, aku selalu berusaha bisa untuk datang. Duit yang ku pakai selama ngidol, terhitung banyak. Tapi itu tidak menjadi kekhawatiranku dalam hal keuangan karena bisa ku atur untuk bayar kontrakan setiap tahun dan kebutuhan hidupku yang sewajarnya. Karena terbantu dengan penghasilan gajiku dari
Part Time kerjaanku itu. Kalau untuk acara Handshake Festival, aku terkadang menggunakan jatah cutiku untuk berusaha datang, hehe.
Lupa dengan cerita bagaimana caranya aku dapatkan penghasilanku sendiri, itu karena aku selama kuliah, aku bekerja
part time freelance designer dan
copywriter untuk salah satu media berita sepakbola dan
podcast sepakbola. Memang, aku juga disebut gila bola. Tapi aku tidak punya klub favorit untuk ditonton pertandingan, karena bagiku setiap ada pertandingan sepakbola antar klub Eropa buatku itu menarik sekali. Timnas favorit, sudah jelas negaraku tercinta yaitu Indonesia. Walaupun federasi sepakbolanya sedang mendapatkan banyak kritikan dari pendukung timnas Indonesia sendiri, tapi kata PSSI akan segera berbenah dan itu membuatku berharap kepada setitik kecerahan untuk masa depan sepakbola Indonesia ini. Kalau kalian penasaran dengan bagaimana pekerjaan aku itu, bisa kok
searching di
Google. Jadi manusia yang mandiri dong!
Selama aku berkuliah, memang difasilitasi sebuah kontrakan yang dekat dengan kampusku yaitu di BINUS University karena hadiah dari atasannya bapakku. Itulah yang membuatku ingin segera mencari uang dengan hasil keringatku, agar tidak selalu merepotkan keluargaku. Aku berkuliah di jurusan DKV, karena aku punya ketertarikan dengan desain dan ingin berlatih dengan bagaimana komunikasi yang dibentuk dari sebuah desain itu sendiri. O iya, bapakku kini bekerja sebagai
manager di salah satu apartemen di Jakarta. Iya, aku sebagai satu-satunya anak tunggal dari bapakku dan (alm) ibuku yang meninggal setelah berjuang melahirkanku. Karena kejadian itu, aku menjadi seorang pria yang mandiri.
Selesai flashbacknya. Kini setelah aku mencuri pandangan alam yang indah di halaman belakang rumah kontrakanku dan mengecek twit**terku dari
smartphone. Tiba-tiba aku bergumam lagi “Kapan ya jodohku bisa datang?”, langsung saja iseng mendownload aplikasi yang bernama
Tinder di
Play Store. Langsung saja aku mencari perempuan yang sesuai dengan idamanku, tapi yang kuidamkan ini kenapa tidak jauh dari (mantan) oshiku ya? Akhirnya ketemu dengan nama Thacil, ku jadi teringat dengan panggilannya yang imut itu, hehe. Terus, disitu juga dituliskan kalau makanan favoritnya yaitu Mie Goreng. Pantas saja, yang kulihat fotonya kok seperti tidak asing ya? Foto dirinya yang sedang mencoba outfit barunya di
fitting room dengan wajah yang tertutup dengan
iPhone yang berwarna selaras dengan warna T-Shirtnya. Membuatku sedikit gengsi dengan Smartphoneku yang hanya bermerek
Realme. Tapi tetap saja sudah berlalu dan sekarang yang ku tau dia menggunakan
iPhone yang menurutku bentuknya itu-itu aja tapi hanya beda dikit lah, huhu
*Foto hanyalah sebagai ilustrasi cerita.
Fotonya sih sudah lama, mungkin pikirku dia sudah lama tidak menggunakan
Tinder lagi buat nyari pasangan di sela-sela waktu selama jadi member JKT48. Iya, aku juga tau kok beberapa mantannya dia! Tapi tidak aku acuhkan tentang siapakah wujud manusianya yang melakukan
Mirror Selfie itu. Langsung saja aku mencoba membuka sedikit obrolan dengan salam yang sopan dan santun.
*Ceritanya ini Tinder
Mirza
“Permisi…”
“Hai!”
“Perkenalkan aku Mirza Adhitama, panggil saja aku Mirza atau Mir.”
“Kalau kamu?"
Langsung saja aku keluarkan dari aplikasi
Tinder. Untuk segera bersiap-siap kelas kuliah di jam 08:00 dan mengecas
Smartphone ku. Alhamdulillah, untungnya
deadline tugasku sudah terselesaikan. Hari ini aku berangkat kuliah seperti biasa naik motor Vespa Matic kesayanganku berwarna hitam untuk fokus persiapan skripsi agar lulus kuliah. Walaupun kuliahku terkandang angin-anginan, tapi itu bisa diakali mengerjakan tugas
deadline kuliah yang bisa dilakukan di tempat kerjaku. Sehingga sepanjang aku berkuliah, Alhamdulillah mendapatkan nilai IP yang lumayan diatas 3,00 setiap semesternya. *Skip
*Vanka POV
Rasanya aku tidur molor sekali, ketika aku terbangun di kamar kesayanganku sudah jam 08:30. Aku langsung mengecek notifku di
iPhone ternyata masih banyak sekali yang suka
mention aku terkait
Graduation Show aku, ternyata sudah tidak terasa tepat satu bulan berlalu. Aku yang habis begadang ngerjain tugas dengan deadline kemarin dan akhirnya terselesaikan tadi kira-kira jam 2 dinihari. Air mataku tiba-tiba menetes membahasi pipi kenanganku dan T-Shirtku untuk mengingat kembali kejadian itu, sungguh indahnya kenangan itu yang dibuat oleh semesta. Setelah aku mengecek notifku di
twit**ter dan
Instagram. Aku sempat melihat notif di aplikasi
Tinder dengan sekilas yang memperlihatkan nama Mirza.
*Bergumam dalam hati
“Hah?, Mirza!?”
“Seorang fans yang paling aku sayangi lewat fan service dan waroan dariku di sepanjang acara
Handshake Festival,
Theater Show, Seitansai dan
2Shot denganku mengirim pesan kepadaku di Tinder?”
“Bagaimana dia bisa tau akun
Tinder ku!?”
Tiba-tiba aku dikejutkan dengan sebuah panggilan dari mamaku untuk segera bangun, mandi dan sarapan karena hari ini aku ada kelas kuliah mulai jam 10 pagi sampai jam 2 siang. Langsung saja aku tutup semua notifnya yang ada di
iPhone ku dan segera mengecasnya.
O iya, perkenalkan namaku Thalia Ivanka Elizabeth Frederik. Tapi lebih dikenal dengan nama Thalia Ivanka Elizabeth. Frederik itu nama keturunanku, panggil saja aku Vanka atau Thacil. Umurku 20 tahun yang sudah sangat jelas lebih muda setahun dengan Mirza. Yeay!, lebih muda, hehehe. Sejarah kenapa aku dipanggil Thacil itu karena ketika dulu kumpul latihan generasi kedua JKT48, aku punya teman yang bernama sama juga. Yaitu Thalia yang sampai saat ini dikenal dengan panggilan Tata. Nah, untuk membedakannya aku dipanggil dengan sebutan Thacil yang berarti Thalia Kecil. Lucu ya?, iya dong!. Aku kan masuk JKT48 waktu masih remaja imut gitu, hehe. Kalau sekarang, aku tampak beda banget ya pertumbuhan fisiknya?. Tapi aku sampai sekarang selalu menjaga asupan giziku kok walaupun suka makan terus, untuk memperbaiki moodku yang selalu saja
random berdatangan. Aku sampai sekarang masih percaya diri kok, sama bentuk fisikku yang sekarang, hehe.
*Ini aku yang dulu.
*Ini aku yang sekarang.
"Gimana?, Aku ada banyak perubahan kan?"
Hmmm, aku berkuliah baru berjalan tiga tahun di jurusan
Business Creation yang tempat kuliahnya sama seperti Mirza yaitu di BINUS University. Alasan aku milih jurusan ini karena aku memiliki ketertarikan di bidang
fashion dan aku ingin bisa menghasilkan kreativitas bisnis dari
fashion yang aku buat nantinya. Memang aku satu kampus dengannya, tapi jarang sekali untuk bertemu. Selain karena beda jurusan kuliah yang sudah pasti berbeda ruangan kelasnya. Tetapi juga aku dan dia masing-masing mempunyai kesibukan, tapi pernah suatu hari aku bertemu dengannya tidak sengaja. Ketika aku mengucapkan salam yang hangat, hanya disambutnya dengan senyuman yang manisnya itu. Berpura-pura tidak kenal denganku membuatku sedih, tapi itu yang membuatku yakin kalau dia adalah pria yang baik hati.
Mundur dulu ke salah satu peristiwa yang sangat krusial ini. Jadi, alasanku mengapa setelah mengumumkan akan graduation langsung persiapan last show adalah karena sepanjang aku berkuliah dengan kesibukanku di JKT48 mendapatkan nilai IPku tiap semesternya yang membuat kedua orangtuaku kecewa berat yaitu dibawah 3,00 tiap semesternya. Itu juga, diperparah akibat dengan kehidupanku di luar kuliah dan JKT48 yang semakin memburuk akibat pergaulan bebas dan aku dimanfaatkannya sebagai objek seksual oleh para pria kelas atas yang suka bernafsu dengan bentuk fisikku ini yang katanya ‘idaman’. Sedih akan akibat perbuatanku ini, tapi aku masih berharap menemukan setitik cahaya harapan di masa depanku kelak nanti. Pembersihan namaku dimulai…