Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Ibuku Dinikmati Instruktur GYM

NOTE: setelah baca part 6, akan ada beberapa pertanyaan di akhir, tolong jawab di komen yak, biar nulisnya makin seru

LANJUTAN (PART 6)


Sekarang aku sudah tau apa yang selama ini dilakukan om Ramon dan ibuku di GYM. Sebagai anak kandung, aku masih belum bisa menerima fakta sepenuhnya bahwa tubuh ibuku telah dinikmati para instruktur GYM.

Semenjak mengetahui aksi ibuku di GYM dengan om Ramon waktu itu, aku sudah tidak lagi membuntuti ibuku. Meskipun ibuku tetap pergi ke GYM di kemudian harinya, aku sengaja diam saja di rumah, karena aku yakin ibuku terus melakukan hal tidak pantas dengan om Ramon dan aku pun tidak punya kekuatan untuk mencegah hal itu, aku hanya diam dan menerima fakta saja.

Ayah Pulang Lagi

Tepat di hari Sabtu malam waktu itu, ayahku pulang lagi, keluargaku pun penuh senyum dan rasa bahagia. Seperti biasanya, ayah selalu membawakan oleh-oleh, kali ini aku mendapatkan laptop baru, aku bersyukur karena laptopku pun sudah tua dan sering eror.

Untuk ibuku, ayah membawakan sepatu olahraga. Aku yakin jika ibu sengaja meminta hal itu kepada ayahku, sehingga ayah membawakannya.

Ibuku: Makasih sepatunya ya bii.. (Kata ibu dengan senyum bahagia kepada ayah)

Ayahku: Iyaa, semangat senamnya ya

Ibuku: Yang ini bukan buat senam bi, nih buat ke GYM

Ayahku: Loh, sekarang nge-GYM juga toh?

Ibuku: Iyaa bi... bisa kuat (Kata ibuku sembari sedikit tertawa)

Ayahku: Kapan mau nge-GYM lagi?

Ibuku: Besok kayaknya bii... mumpung libur juga

Ayahku: Yaudah deh, jangan aneh-aneh yaa, banyak bapak-bapak genit di GYM soalnya (Kata ayah dengan sedikit senyum ke ibuku)

Ibuku: Iyaa bi..

Mendengar percakapan itu, aku sedikit kaget, tumben sekali ibu berani ke GYM meskipun ayah di rumah besok. Aku pun berniat untuk mengikuti lagi ibu ke GYM besok, aku ingin tau apa ibu masih berani melakukan hal-hal tidak pantas di GYM saat suaminya di rumah.

GYM Lagi GYM Lagi

Hari Minggu yang cerah pun tiba, seperti biasa aku cukup santai dan rebahan saja jika akhir pekan kembali. Aku juga sering bermain game hingga siang. Namun, pada hari itu, aku harus bersiap-siap karena aku akan kembali mengikuti ibuku yang hendak ke GYM lagi.

Pada saat jam menujukkan pukul 12 siang, ibu tampak sudah siap-siap. Namun kali ini aku dibuatkaget dengan persiapan ibuku, yang biasana tidak menggunakan jilbab saat pergi ke GYM, kini ibuku tampak menggunakan jilbab olahraga, jaket hoddie, leging hitam ketat, dan sepatu baru pemberian ayah semalam.

Sebelum pergi ke GYM, ibu tampak berpamitan kepada ayah. Ayahku menawarkan antar jemput ke ibu, namun ibuku menolak dan ingin pergi sendiri saja.

Ibuku: Aku pamit ya bii.. ke GYM dulu

Ayahku: Iyaa, aku antar kah, nanti aku jemput juga?

Ibuku: Gausah bii, biasanya juga sendiri ko

Ayahku: Yaudah deh, hati-hati yaa

Setelah ibuku pergi, aku pun langsung bersiap menggunakan pakaian olehraga juga. Kali ini aku bertekad ingin masuk ke GYM, tidak lagi mengintip dari rumah pak Yono.

Tanpa basa-basi terlalu lama kepada ayahku, aku pun berpamitan dan bilang ingin main keluar, ayahku pun hanya bilang iya sembari masih menonton televisi pada saat itu.

Aku pun bergegas ke GYM, aku tidak ingin ketinggalan dengan ibuku. Aku justru makin penasaran dengan aksi ibu di GYM kali ini, pasalnya kali ini ibuku menggunakan pakaian tertutup, aku punya firasat baik jika ibuku hanya akan olahraga dan tidak melakukan hal-hal di luar batas seperti waktu itu.

Saat sampai di GYM, tampak pak Yono hendak menutup GYM, aku langsung mencegah pak Yono dan mengatakan ingin masuk juga.

Aku: Eh eeh pak, jangan ditutup, aku pengen nge GYM hari ini

Pak Yono: Tapi mass, ini perintah pak Ramon

Mendengar kegaduhan aku dan pak Yono di depan, om Ramon pun keluar dari GYM, disusul dengan ibuku di belakangnya yang masih menggunakan jilbabnya.

Om Ramon: Lohh Rofi... (Sambil menunjukku dan pandangannya ke arah ibuku)

Ibuku: Rof, bukannya kamu di rumah aja hari ini

Aku: Aku pengen nge GYM bu, lagian di rumah kan ada ayah, jadi aku ga perlu jagain adek

Ibuku: Tapi Rof, kamu kayaknya harus di rumah dulu deh hari ini, besok gantian nge GYM nya

Aku: Kenapa harus gantian bu, sekarang aja bareng gapapa, toh aku pengen nge GYM sekarang (Aku sedikit memaksa)

Ibuku: Yaudah beneran, tapi kalo ada apa-apa jangan bilang ke ayah ya, janji dulu sama ibu! (Tatapan ibuku sangat tajam)

Aku: Ada apa-apa gimana bu (Aku sedikit berpurapura tidak paham)

Ibuku: Yaah apapun, janji dulu sama ibu ya, diam aja kalo lihat apapun nanti

Aku: Iya bu, Rofi janji

Ibuku: Gapapa mas, biar dia tau gapapa (Sambil menatap om Ramon)

Setelah percakapan itu, aku pun dipersilahkan masuk GYM, dan kemudian pak Yono menutup GYM. Di dalam GYM, sudah ada empat orang, ada om Gery dan om Anton, dan dua lainnya aku tidak kenal, yang pasti itu temennya om Ramon.

Ditambah aku, om Ramon, dan ibuku, jadi ada total tujuh orang di GYM pada saat itu, Yang wanita hanyalah ibuku di GYM waktu itu.

Di salam GYM, kita pun berolahraga seperti biasa, aku mengambil alat-alat yang sering kupakai. Ibuku tampak berolahraga dan masih menggunakan jilbabnya. Sementara om Ramon tampak sudah melepas kaosnya ketika berolahraga, sehingga om Ramon telanjang dada.

20 menit berselang, om Ramon menghampiri ibuku, aku bisa melihat jelas itu, karena ibuku berolahraga di alat yang tepat berada di depanku.

Om Ramon: Apa ga gerah? (Tanya om Ramon)

Ibuku: Ya gerah dong, udah lumayan lama olahraganya juga

Om Ramon: Buka semua dong kalo gerah, biasanya gimana

Ibuku: Bukain dong aah

Mendengar jawaban ibuku, Om Ramon langsung membuka jilbab yang dipakai ibu, kini tambut ibuku yang setengah diikat tampak jelas. Setelah jilbab, betapa kagetnya aku karena om Ramon langsung membuka jaket hoodie ibuku. Setelaj jaket terbuka, ibuku kini hanya menggunakan bra pantai tipisnya dan leging hitam, dua susu putih ibu tampak sangat jelas dan besar di mataku, karena bra yang dipakai ibuku hanya menutupi putingnya saja

Aku pun berhenti olahraga ketika melihat penampilan ibuku, aku gusar, deg-degan, dan kaget melihat ibuku dilucuti oleh pria lain di hadapanku. Penis ku juga cukup tegang pada saat itu, karena aku melihat tubuh putih ibuku dengan sehelai bra yang sudah basah dengan keringat karena olahraga. Leher dan dada ibuku tidak henti-hentinya mengeluarkan keringat, sementara beberapa helai rambut ibuku tampak menempel lengket di punggungnya karena punggungnya sudah basah dengan keringat.

Setelah jaketnya dibuka, ibu pun tampak mengangkat tangannya untuk mengikat rambutnya dengan gaya ikatan pramugari, pada saat yang bersamaan om Ramon dengan lincahnya langsung melepas talian bra di leher ibuku, bra pun terlepas dan ibuku kini telanjang dada di depanku dan di depan pria lain.

Setelah ibuku telanjang dada, om Ramon langsung meremas dan memasukan susu ibuku yang besar ke mulutnya. Ibuku pun kemudian mendesah kencang, setelah om Ramon dengan brutalnya menyedot susu payudara ibuku.

Ibuku: Ehh Ahhh, pelan-pelan mas... (Sembari muka ibu yang cukup menikmati)

Melihat aksi om Ramon, Om Gery pun mendekat. Tanpa aba-aba Om Gery langsung menancapkan bibirnya ke bibir ibuku. Om Gery melumat bibir ibuku dengan nafsu tinggi, ibuku tampak memegang kepada om Gery dan menimmati lumatan bibir om Gery.

Sementara itu, om Anton, yang sedari tadi melihat pun mendekat. Om Anton tampak menghentikan aksi om Ramon dan om Gery, Om Anton meminta ibu untuk tiduran agar bisa dinikmati dengan nyaman. Dengan tanpa perlawanan, ibuku pun menuruti apa yang diinginkan Anton.

Kemudian, setelah ibuku terbaring dengan telanjang dada, om Gery kembali melumat bibir, ibu, Om Ramon melumat susu ibuku, sedangkan om Anton tampak memngankat tangan ibu dan menjilati ketiak ibuku yang dihiasi sedikit bulu halus.

Setelah beberapa menit menikmati ibuku, Om Ramon pun langsung melepas legging ibuku, tampak jelas di depan mataku vagina ibuku. Setelah itu, mereka bertiga pun bergantian menancapkan penisnya di vagina ibuku yang sudah tidak ditutupi apapun itu. Oh iya, dua teman om Ramon lain yang aku tidak kenal tadi juga menikmati ibuku, mereka menjilat-jilat dan mencium tubuh ibuku yang sudah terbaring lemas telanjang dada.

Pertanyaannya: Jika jadi Ramon, apa yang ente lakukan melihat Siti di GYM?
 
Kalau boleh anaknya juga bisa ngewe ibunya hu, sampe ibunya nurut sama si anak, kayaknya kasihan aja ibu jadi lonte tapi gak ada kompensasi yang sepadan 😅
ide boleh juga tuh, Lonte serendah apapun masih dapat kompensasi, kalo kgk dapat kompensasi si ibu, rendah amat nilai tubuh indah si ROFI, apakah di wujudkan Hu @tidotdi
 
Jika aku om Remon : "woy,,ini Lonte pakek aja ya, lakukan sesuka kalian buat ini lonte, mau ent*tin memek nya, mulutnya, anus nya boleh, dan kebetulan hari ini mas Yono ulang tahun, mas Yono kita kasih kesempatan buat nyicipin lonte kita ini"


Terus ngomong ke Rofi

"Woy bocil, mulai sekarang ibu lo ini bukan lagi jadi ibu lo, tapi jadi lonte kita semua, mulai skrg dia bakal kita pakek terus, dia musti tidur dan nginep di Gym ini mulai malam ini, dia bukan lagi ibu lo, jadi lo ga usah suruh dia pulang ke rumah lo"
 
Jika aku om Remon : "woy,,ini Lonte pakek aja ya, lakukan sesuka kalian buat ini lonte, mau ent*tin memek nya, mulutnya, anus nya boleh, dan kebetulan hari ini mas Yono ulang tahun, mas Yono kita kasih kesempatan buat nyicipin lonte kita ini"


Terus ngomong ke Rofi

"Woy bocil, mulai sekarang ibu lo ini bukan lagi jadi ibu lo, tapi jadi lonte kita semua, mulai skrg dia bakal kita pakek terus, dia musti tidur dan nginep di Gym ini mulai malam ini, dia bukan lagi ibu lo, jadi lo ga usah suruh dia pulang ke rumah lo"
gile.... makin berkembang imajinasi ini cerita.

Bukannya lebih menarik klo pembaca penasaran alurnya om, daripada si pembaca yg nentuin xixixi
Heheheh, ya deh, menurut asumsi anda itu terbaik, lanjutkan :mantap: :nenen: :ampun::Peace:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd