mataku terbuka
aku mengusap layar smart phone ku untuk mematikan bunyi alarm yang membangunkanku
waktu menunjukan pukul 3 pagi,
aku harus bergegas bangun untuk menyimpan sahur suamiku
rasanya tubuh ku begitu berat
aku rasa waktu satu jam belum cukup untuk mengembalikan seluruh energiku
pria yang bernama edo itu sungguh brengsek, aku di pulangkan tepat pukul satu dini hari setelah sebelumnya harus dipaksa untuk melayani nya di dalam mobil.
namun aku tak bisa menolak nya, mungkin untuk saat ini aku benar benar telah lupa dengan jati diriku sebagai wanita solehah
bahkan aku sudah lupa bahwa telah meninggal kan solat asar, magrib, isa, dan teraweh
namun penyesalan ku kini hanya suatu hal yang semu belaka.
di tas ku sudah tersimpan minyak ketenangan yang menjadi faktor utamaku keluar jauh dari batas batas agama
hatiku kini sedang dalam persimpangan, ku tahu diriku telah tersipang jauh namun aku tak bisa memungkiri jika aku menikmati semua hal mendebarkan ini
aku memeluk tubuh suamiku yang masih tertidur pulas di sebelah ku
aku sangat menyesal karena telah mengingkari janji ku untuk bersetubuh dengan nya
edo brengsek telah memaksa ku untuk melayani nya dikala suami ku sedang merindukan belayanku
ah masih ada waktu beberapa jam untuk memperbaiki sedikit kesalahan ku
tangan ku mulai menjalar ke sarung suami ku
ku buka satu demi satu lipatan sarung nya
suamiku hanya bergumam ketika penis nya yang masih lemas sudah berada di gemggaman tanganku
"mpphh umi... udh pulang yaa.."
ucap suami ku dalam keadaan setengah sadar
" mpph iya maaf abi, umi tadi fokus diskusi soal agenda santunan anak yatim bereng temen temen kholaqoh sampe ga sadar udah kelewat malem"
duarrrr, aku mulai kembali melakukan sebuah kebohongan yang tentu menambah panjang deretan dosaku hari ini
"umi ga bohong kan sama abii? soalnya tadi salah satu temen umi ada yang WA abi nayain kamu"
suamiku mulai mempergas suaranya
aku sungguh terkejut, lidahku kelu seketika
aku lebih memilih untuk tak menjawab dan menaglihkan nya dengan mengocok lebih cepat penis suamiku yang kini sudah muali tegang
"umii! jawab dulu pertanyaan abi. umi hari ini ga ikut rapat kholaqoh kan! umi pergi kemana? sampe ga balas WA abi dan ga angkat semua telfon abi!"
suamiku bangkit dan menahan tanganku yang mencoba membuat suamiku terangsng dan melupakan permasalahan ini
aku tertunduk
"maaf abii..."
air mataku mengalir
jantung ku berdegup kencanng
aku tahu semua kebohongan ku sudah teebongkar
namun aku tak bisa menceritakan semua perselingkuhan ku kepada suamiku
bisa habis aku
aku pun memutar otak untuk mencari jawaban lain
hingga terbersit di pikiran ku untuk membuat alasan lain yang terdengar cukup aneh
"maaf abi maaf, sebenarnya umi ga jadi dateng ke acara rapat itu, umi lagi marahan sama temen umi satu kholaqoh. jadi umi lebih milih untuk ga dateng ke sana, tapi karena ga enak sama abi yang selalu mendukung acara acara yang diadakan kholaqoh umi jadi umi ga bisa bilang,"
aku mulai kembali berbohong namun kini dengan lebih meyakinkan dengan tertunduk dan wajah memelas
"trus umi pergi kemana? "
suamiku terus memaksaku menjawab pertanyaan utamanya itu
"umi pergi ke salon abi, abis itu umi pergi ke tukang pijet refleksi khusus akhwat abi, abis akhir akhir ini umi ngerasa abi ga begitu perhatian lagi ama umi, jadi umi khawatir kalo abi punya wanita idaman lain, maaf abi kalo omongan umi agak lancang, tapi umi cuma mau abi jujur, abi juga sering pulang kerja larut malem, umi takut kalo abi tiba tiba terbersit untuk jajan. maaf abi"
"loh kok jadi umi yang curiga sama abi, abi juga pulang malem kan demi kamu dan anak kita"
"nah yaudah dong abi, masa umi salah si baru sekali pulang malem demi terlihat cantik dihadapan abi biar abi ga lirik lirik wanita lain"
"yaudah, tapi lain kali izin dulu dong sama abi, biar abi ga curiga macem macem"
"iya abi. sebenarnya tadi mau ijin tapi kebetulan pulsa sama kuota umi udah abis, gara gara abi juga nih belum kasih jatah bulanan bulan ini "
"oh iya abi lupa yaudah besok abi kasih deh sekalian semoga besok THR abi bisa cair"
bgitu lah senjata terakhir yang aku lancar kan, kadang ketika diriku sudah terpojok dalam sebuah perdebatan makan jalan terbaik adalah memutar balik kan kata kata sehingga terihat impas
setelah suamiku melunak, aku pun melumat bibirnya dan kami mulai melakukan hubungan suami istri walau waktu sudah tidak banyak lagi
aku sungguh salut dengan minyak pemberian edo, selian dapat menyembunyikan tatto dan tindikan di tubuh ku dari suamiku dia juga bisa menyembunyikan bekas bekas persetubuhan di tubuhku walau aku belum memberisihkan diri
sehingga suamiku tak menyadari kalau di tubuh ku banyak bekas bekas hisapan dan cubitan dari pria pria lain yang bukan muhrimku
aku bahkan dapat membawa suami ku ke puncak kenikmatan dunia wi nya hanya dalam waktu sepuluh menit,
entah kenapa semenjak perselingkuhan perdana ku bersama mas bejo sang driver ojek online dan edo sang pemberi minyak ketenangan membuat ku lebih ahli dalam memuaskan lawan jenis
bahkan suami ku cukup heran kalau hanya dalam waktu satu hari aku bisa menguasai banyak gaya persetubuhan yang tak pernah aku lakukan dengan suamiku sebelumnya
aku mengusap layar smart phone ku untuk mematikan bunyi alarm yang membangunkanku
waktu menunjukan pukul 3 pagi,
aku harus bergegas bangun untuk menyimpan sahur suamiku
rasanya tubuh ku begitu berat
aku rasa waktu satu jam belum cukup untuk mengembalikan seluruh energiku
pria yang bernama edo itu sungguh brengsek, aku di pulangkan tepat pukul satu dini hari setelah sebelumnya harus dipaksa untuk melayani nya di dalam mobil.
namun aku tak bisa menolak nya, mungkin untuk saat ini aku benar benar telah lupa dengan jati diriku sebagai wanita solehah
bahkan aku sudah lupa bahwa telah meninggal kan solat asar, magrib, isa, dan teraweh
namun penyesalan ku kini hanya suatu hal yang semu belaka.
di tas ku sudah tersimpan minyak ketenangan yang menjadi faktor utamaku keluar jauh dari batas batas agama
hatiku kini sedang dalam persimpangan, ku tahu diriku telah tersipang jauh namun aku tak bisa memungkiri jika aku menikmati semua hal mendebarkan ini
aku memeluk tubuh suamiku yang masih tertidur pulas di sebelah ku
aku sangat menyesal karena telah mengingkari janji ku untuk bersetubuh dengan nya
edo brengsek telah memaksa ku untuk melayani nya dikala suami ku sedang merindukan belayanku
ah masih ada waktu beberapa jam untuk memperbaiki sedikit kesalahan ku
tangan ku mulai menjalar ke sarung suami ku
ku buka satu demi satu lipatan sarung nya
suamiku hanya bergumam ketika penis nya yang masih lemas sudah berada di gemggaman tanganku
"mpphh umi... udh pulang yaa.."
ucap suami ku dalam keadaan setengah sadar
" mpph iya maaf abi, umi tadi fokus diskusi soal agenda santunan anak yatim bereng temen temen kholaqoh sampe ga sadar udah kelewat malem"
duarrrr, aku mulai kembali melakukan sebuah kebohongan yang tentu menambah panjang deretan dosaku hari ini
"umi ga bohong kan sama abii? soalnya tadi salah satu temen umi ada yang WA abi nayain kamu"
suamiku mulai mempergas suaranya
aku sungguh terkejut, lidahku kelu seketika
aku lebih memilih untuk tak menjawab dan menaglihkan nya dengan mengocok lebih cepat penis suamiku yang kini sudah muali tegang
"umii! jawab dulu pertanyaan abi. umi hari ini ga ikut rapat kholaqoh kan! umi pergi kemana? sampe ga balas WA abi dan ga angkat semua telfon abi!"
suamiku bangkit dan menahan tanganku yang mencoba membuat suamiku terangsng dan melupakan permasalahan ini
aku tertunduk
"maaf abii..."
air mataku mengalir
jantung ku berdegup kencanng
aku tahu semua kebohongan ku sudah teebongkar
namun aku tak bisa menceritakan semua perselingkuhan ku kepada suamiku
bisa habis aku
aku pun memutar otak untuk mencari jawaban lain
hingga terbersit di pikiran ku untuk membuat alasan lain yang terdengar cukup aneh
"maaf abi maaf, sebenarnya umi ga jadi dateng ke acara rapat itu, umi lagi marahan sama temen umi satu kholaqoh. jadi umi lebih milih untuk ga dateng ke sana, tapi karena ga enak sama abi yang selalu mendukung acara acara yang diadakan kholaqoh umi jadi umi ga bisa bilang,"
aku mulai kembali berbohong namun kini dengan lebih meyakinkan dengan tertunduk dan wajah memelas
"trus umi pergi kemana? "
suamiku terus memaksaku menjawab pertanyaan utamanya itu
"umi pergi ke salon abi, abis itu umi pergi ke tukang pijet refleksi khusus akhwat abi, abis akhir akhir ini umi ngerasa abi ga begitu perhatian lagi ama umi, jadi umi khawatir kalo abi punya wanita idaman lain, maaf abi kalo omongan umi agak lancang, tapi umi cuma mau abi jujur, abi juga sering pulang kerja larut malem, umi takut kalo abi tiba tiba terbersit untuk jajan. maaf abi"
"loh kok jadi umi yang curiga sama abi, abi juga pulang malem kan demi kamu dan anak kita"
"nah yaudah dong abi, masa umi salah si baru sekali pulang malem demi terlihat cantik dihadapan abi biar abi ga lirik lirik wanita lain"
"yaudah, tapi lain kali izin dulu dong sama abi, biar abi ga curiga macem macem"
"iya abi. sebenarnya tadi mau ijin tapi kebetulan pulsa sama kuota umi udah abis, gara gara abi juga nih belum kasih jatah bulanan bulan ini "
"oh iya abi lupa yaudah besok abi kasih deh sekalian semoga besok THR abi bisa cair"
bgitu lah senjata terakhir yang aku lancar kan, kadang ketika diriku sudah terpojok dalam sebuah perdebatan makan jalan terbaik adalah memutar balik kan kata kata sehingga terihat impas
setelah suamiku melunak, aku pun melumat bibirnya dan kami mulai melakukan hubungan suami istri walau waktu sudah tidak banyak lagi
aku sungguh salut dengan minyak pemberian edo, selian dapat menyembunyikan tatto dan tindikan di tubuh ku dari suamiku dia juga bisa menyembunyikan bekas bekas persetubuhan di tubuhku walau aku belum memberisihkan diri
sehingga suamiku tak menyadari kalau di tubuh ku banyak bekas bekas hisapan dan cubitan dari pria pria lain yang bukan muhrimku
aku bahkan dapat membawa suami ku ke puncak kenikmatan dunia wi nya hanya dalam waktu sepuluh menit,
entah kenapa semenjak perselingkuhan perdana ku bersama mas bejo sang driver ojek online dan edo sang pemberi minyak ketenangan membuat ku lebih ahli dalam memuaskan lawan jenis
bahkan suami ku cukup heran kalau hanya dalam waktu satu hari aku bisa menguasai banyak gaya persetubuhan yang tak pernah aku lakukan dengan suamiku sebelumnya
Terakhir diubah: