Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Index Cincin Bermata Jingga ( SEASON 2 )

"Teknik pedang kalian sudah mengalami kemajuan yang sangat cepat selama beberapa bulan ini, saatnya meningkatkan kultivasi kalian lagi. Ambillah pil ini..! Itu akan cukup untuk persediaan dalam meningkatkan kultivasi kalian sampai ke tingkat Bintang Berlian."

Liam menyerahkan Pil Susu Merah kepada mereka bertiga, masing-masing 20 butir. Perbedaan dalam menghabiskan sumber daya antara Liam dan mereka bertiga sangat jauh.

Jika itu untuk Liam, dia harus menghabiskan ratusan butir Pil Susu Merah hanya untuk bisa mencapai tahap kesembilan Bintang Emas saja.

"Baiklah.. Mari kita masuk ke dalam..! Aku akan membantu untuk meningkatkan kultivasi kalian bertiga." Kata Liam lagi, lalu berjalan memasuki gua.

Setelah sampai, Liam pertama-tama meningkatkan kultivasi Dani dan Sekar, sebab kultivasi mereka berdua sama-sama berada pada tahap pertama Bintang Emas.

Selanjutnya, Liam kemudian meningkatkan kultivasi Maheswari. Hanya dalam 30 menit, Liam telah menyelesaikan semuanya.

"Kini saatnya untuk kembali, kita sudah cukup lama berada di tempat ini." Ucap Liam lalu berjalan keluar dari dalam gua.

Mereka bertiga hanya mengangguk, kemudian mengikuti Liam.

Kuwi telah bersiap juga, setelah Liam memberitahunya bahwa mereka akan kembali hari ini ke Kota Sabit

Kwaaakkk

Kuwi segera melesat terbang dengan sangat cepat ke langit, saat Liam dan yang lainnya telah berada di atas punggungnya. Kecepatan terbang Kuwi kini bertambah lebih cepat lagi setelah kultivasinya telah berada di tahap Bintang Berlian.

Kuwi menggunakan kecepatan penuhnya untuk memamerkannya kepada mereka, sehingga hanya dalam 5 menit saja, mereka telah tiba di kediaman pemerintahan Adirajasa.

Kwaaakkk

Kuwi memekik sekali lagi lalu membusungkan dadanya dengan bangga saat mendarat di halaman pemerintahan Senopati Adirajasa.

Seakan memberitahu kepada orang-orang di dalamnya bahwa Kuwi yang gagah perkasa telah tiba.

Liam yang melihat tingkah Kuwi tersebut hanya bisa menggelengkan kepalanya. Saat mereka telah turun dari punggung Kuwi, Liam melihat Kertarajasa segera bergegas ke arahnya bersama Adirajasa, Bibi Mey, dan 2 orang lagi yang liam tidak mengenalinya.

Salah seorang di antaranya adalah pria paruh baya yang terlihat berusia sekitar 50 tahun, dan yang satunya lagi adalah seorang gadis yang menutupi wajahnya dengan memakai cadar.

"Aahh.. Nak, akhirnya kamu kembali." Kertarajasa segera berkata saat dia telah tiba di depan Liam.

"Hehe.. Maaf Kakek..! Aku keasyikan berjalan-jalan dengan mereka, sehingga baru kembali sekarang." Liam berkata sambil tertawa kecil lalu menunjuk ke arah Maheswari dan yang lainnya.

"Ada apa Kakek..? Kamu terlihat seperti sedang terburu-buru. Apakah Kakek akan melakukan sesuatu yang penting..?" Kata Liam dengan nada heran.

"Aku terburu-buru karena berlari kesini setelah mengetahui kedatangan kalian. Seorang tamu yang sangat penting ingin bertemu denganmu." Kertarajasa berkata dengan nada sedikit panik.

Setelah mendengar apa yang dikatakan oleh Kertarajasa, kedua orang yang berada di sampingnya itu segera memandang Liam dari atas ke bawah.

Awalnya kedua orang itu tidak mengenali Liam, karena melihat bahwa ada 2 pemuda dan 2 gadis yang baru saja tiba. Jadi, mereka tidak bisa menebak yang mana Liam di antara kedua pemuda yang ada di depan mereka sekarang ini.

Setelah Kertarajasa berbicara, akhirnya mereka mengetahui bahwa Liam adalah pria termuda dan sangat tampan yang kini sedang berbicara dengan Kertarajasa.

Merasakan tatapan kedua orang tersebut yang sedang memeriksanya, Liam hanya tersenyum kepada mereka. Dia juga akhirnya tahu bahwa yang dimaksud oleh Kertarajasa sebagai tamu penting adalah kedua orang ini.

"Ooo.. Siapakah tamu yang sangat penting itu Kakek..?" Liam berpura-pura tidak mengetahui siapa yang dimaksud oleh Kertarajasa.

"Ini adalah tamu penting yang ingin bertemu denganmu, dia adalah Putri dari Kerajaan Donggala yaitu Putri Kencana Wungu..!" Kertarajasa berbicara dengan sangat hati-hati.

"Aahh.. Salam hormat Tuan Putri..!" Liam memberi hormat kepada gadis yang memakai cadar tersebut.

"Salam hormat Tuan Putri..!"

Dani dan yang lainnya juga segera memberi hormat ke arah gadis bercadar itu.

"Hmmm.. Mari kita berbicara di dalam aula kecil kami Tuan Putri..!" Kertarajasa berbicara dengan nada merendah dan mengajak mereka untuk ke aula perguruan sriwedari miliknya.

"Baiklah..!" Suara yang sangat lembut terdengar dari balik cadar gadis tersebut.

Setelah mereka sampai di dalam aula sriwedari, Kertarajasa mempersilahkan gadis bercadar itu untuk duduk di kursinya yang berada di tengah-tengah aula tersebut, tapi gadis itu menolaknya. Dia duduk di tempat yang berhadapan dengan tempat duduk Liam.

Kertarajasa pun tidak berani untuk duduk di kursinya, dia hanya ikut duduk di samping Maheswari.

Suasana sedikit agak canggung saat gadis bercadar itu terus melihat dan memeriksa Liam. Sejak awal, dia tidak bisa melihat sesuatu yang istimewa dari Liam.

"Apakah Tuan Putri memiliki sesuatu yang sangat penting untuk dibicarakan, sehingga ingin bertemu denganku..?" Kata Liam sambil tersenyum, mencoba mencairkan suasana canggung tersebut.

"Apakah kamu adalah orang yang dijuluki Monster Tampan, seperti apa yang dikatakan oleh rumor yang telah beredar di masyarakat..?" Suara yang sangat lembut itu terdengar lagi.

"Aahh.. Mungkinkah Tuan Putri melihat bahwa wajahku yang sangat tampan ini terlihat seperti wajah seorang Monster..?" Liam berbicara dengan nada sedih.

"Lancang..!" Pria paruh baya yang berada di samping gadis itu segera berteriak ke arah Liam.

"Tenanglah Paman..!" Gadis itu segera mengangkat tangannya untuk mencegah pria paruh baya itu bergerak ke arah Liam.

"Hmmm.. Aku minta maaf bila kata-kataku tadi telah menyinggung perasaan Tuan Putri, tapi aku memang berkata jujur bahwa aku sangat tampan. Apakah ada Monster yang memiliki wajah setampan aku ini..?" Nada Liam semakin terdengar sedih.

"Namaku adalah Kencana Wungu..! Aku telah berada di Kota Sabit ini selama hampir 3 bulan untuk mencari tahu apakah rumor yang beredar tentang sang Monster itu benar atau tidak."

"Aku hanya penasaran karena rumor tentang Liam sang Monster Tampan telah sampai ke ibukota kerajaan ayahku. Sehingga aku kesini untuk bertemu denganmu langsung, karena kamu adalah satu-satunya orang yang bernama Liam".

"Dan akhirnya aku mengetahui dari Ketua Perguruan Sriwedari yaitu Kertarajasa, bahwa kamu adalah Liam sang Monster yang dirumorkan tersebut." Suara gadis itu masih terdengar sangat lembut meskipun telah berbicara banyak.

"Aahh.. Aku minta maaf karena telah merepotkan Tuan Putri untuk datang ke kota ini demi bertemu denganku. Tapi seperti yang Tuan Putri lihat sendiri, aku hanyalah manusia biasa dan bukan seorang Monster seperti yang rumor katakan." Liam kini berbicara sambil tersenyum.

"Hmmm.. Aku masih tetap penasaran dengan rumor yang telah beredar itu. Bisakah kamu bertarung denganku hingga rasa penasaranku ini terobati..!"

"Aahh.. Sekali lagi aku minta maaf Tuan Putri, untuk saat ini aku tidak bisa bertarung denganmu karena seorang alkemis melarangku. Sebab setiap aku bertarung, penyakit wasirku akan kambuh." Ucap Liam sambil memegang bokongnya.

"Bagaimana jika Tuan Putri bertarung saja dengan salah seorang di antara mereka bertiga ini." Lanjut Liam lagi sambil menunjuk ke arah Dani, Sekar, dan Maheswari.

"Hmmm.. Sepertinya kamu meremehkan aku. Baiklah, jika aku mengalahkan salah satu dari mereka bertiga, kamu harus mau bertarung denganku."

Suara Kencana tetap terdengar sangat lembut walaupun nada bicaranya sedikit kesal karena merasa Liam telah meremehkannya.

Sebelum Kencana memilih salah satu di antara mereka bertiga, Sekar telah maju terlebih dahulu dan menatap Kencana dengan wajah dinginnya.

"Hmmn.. Bagaimana kalau kita bertarung di tempat yang agak luas..? Sebab jika kita bertarung di sini mungkin kita akan membuat aula ini menjadi rusak." Ucap Kencana kepada Sekar.

"Tidak perlu..! Ini hanya akan berakhir dalam sekejap saja." Kata Sekar dengan nada dinginnya.

Mendengar apa yang telah dikatakan oleh Sekar, Kencana semakin merasa diremehkan, baik itu dari Liam maupun dari teman-temannya. Dengan sangat cepat Kencana mengeluarkan pedangnya dan langsung menyerang ke arah Sekar.

Sekar pun segera mengeluarkan pedangnya. Kemudian dia hanya sekali saja mengayunkan pedang itu ke arah Kencana, lalu menyarungkan kembali pedangnya.

"Aaahhh.."

Kencana berseru kaget setelah melihat bahwa cadarnya telah terlepas dari wajahnya.

"Bagaimana bisa..?" Pikir Kencana yang terdiam sambil memegang wajahnya yang tidak terluka sedikitpun.

Jenius Nomor Satu dari Akademi Naga Azure dan merupakan kecantikan tertinggi di Kerajaan Donggala, telah dikalahkan oleh seorang gadis dari sebuah kota kecil hanya dengan satu ayunan pedang saja.
Wahh aseekk
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd