Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG INFORMAN

INFORMAN



Part-3



Mungkin hari ini bukan hari keberuntungan ku, atau bisa di katakan hari siap tidak ada pada kalender, ini lah yang sedang ku alami saat ini, baru saja hendak menjalankan motor ku kembali setelah melihat qia masuk ke halaman rumahnya, tiba-tiba ban motor ku tertusuk oleh benda tajam seperi paku yang besar yang menempel pada batang balok kayu yang terletak tepat di samping ban motor ku.



Cuuuussssss....



Suara angin dari ban motor yang keluar dengan sangat cepat membuat seketika ban motor ku menjadi kempes.



“ aghhh..sialan..bisa-bisanya gak liat ada paku segede ini..” gumam ku sambil melemparkan batang balok kayu yang terdapat pakunya ke pinggiran jalan agar tidak ada korban seperti ku lagi.

Ku putuskan mendorong motor ku untuk mencari tempat tambal ban, untungnya hanya beberapa ratus meter saja aku bisa menemukan tempat tambalkan.



Saat sedang menunggu ban motor ku di tambal tiba-tiba ada seseorang yang mengagetkan ku.



“ wir..masih di sini lu..” saat aku menoleh ternyata itu adalah toni suami dari qia



“ eh..a..iya ini..ban bocor” kata ku menjelaskan



“ pantesan..oh iya thanks ya udah nganterin bini gw hehehe” kata toni sambil turun dari motornya, aku merasa kaget kenapa toni mengucapkan terimakasih padahal aku tidak mengantarkan qia pulang, apakah qia berkatabpada suaminya bahwa di antar pulang oleh ku.



“ haah..oh..iiyaa a..santai aja..searah ini kok pulangnya..” kata ku sambil menutupi rasa bingung ku.



“ gimana wir..tugas dari gw..sejauh ini?” Tanya toni



“ oh..aman a..sejauh ini yang gw lihat baik-baik aja..” kata ku sambil memaksakan tersenyum



“ emhhh...iya..tapi pantau terus wir ya..soalnya gw masih belum yakin wir..” kata toni



“ loh kok gak yakin sama istri sendiri” tanya ku heran



“ iya maksudnya..gw ngeliat dia banyak perubahan yang semakin mencolok, lu nyadar gak..ya misalnya di kantor gitu..lu ngeliat kebiasaan-kebiasaan dia yang banyak berubah” tanya toni



“ jujur sih a..sama-sama aja menurut gw..cuma ya..maaf nih a..kalau dari sekilas gw liat perubahan dari penampilannya aja” kata ku kepada toni, walaupun sebenarnya aku juga merasakan hal yang sama seperti toni, aku merasa qia berbeda dari biasanya bukan hanya dari penampilan tetapi dari sikap dan prilakunya pun nampak sekali berubah, tapi saat ini aku masih harus menyembunyikannya dari toni, aku tidak mau rumah tangga teman ku hancur gara-gara ucapan ku.



“ emhh..iya..kalau penampilan..gw juga tahu..tapi..yaa..gw maklumi aja mungkin dia ingin mencoba gaya baru, soalnya pernah gw tegur soal penampilan dia malah jadi marah..jadi..kalau penampilan..yaa..gw anggap hal biasa lah..” kata toni seperti sudah menerima melihat qia yang berpenampilan berbeda dari biasanya.



“ iya sih..sekarangkan musim hijab-hijab modis gitu ya a..heheh” kata ku



“ iya justru itu..jadi soal penampilan gw biarin aja..tapi kalau yang agak kelewatan sih gw tegur halus aja..” kata toni



“ iya a..” jawab ku



“ eh..udah beres tuh..” kata toni sambil menunjuk motor ku



“ oh iya..cepet juga ternyata..” kata ku sambil beranjak dari duduk ku



“ ya udah wir..gw duluan ya..” kata toni yang juga ikut beranjak dari duduknya



“ emang mau kemana a?” Tanya ku



“ mau beli pecel ayam ke situ deket..” jawab toni sambil menunjuk ke arah jalan



“ oh..ya..yaa..” jawab ku



“ udah ya wir..” kata toni kembali sambil menjalankan motornya, aku pun hanya membalasnya dengan lambaian tangan.

Setelah kepergian toni, aku pun melanjutkan perjalan pulang menuju kosan ku dengan hati dan perasaan yang campur aduk karena aku baru saja melihat hal aneh antara qia dan driver ojol selain itu tiba-tiba suami qia muncul dan mengucapkan terimakasih, apakah aku harus menanyakan soal ini kepada qia besok di kantor, sepertinya memang harus begitu agar semuanya jelas.



Malam hari di kosan ku yang cukup nyaman, aku melakukan aktifitas ku sebelum tidur, apa lagi kalau bukan bermain sosmed.

Malam ini aku melihat qia sedang melakukan live, aku pun sempat masuk ke dalam room live nya hanya sekedar untuk menyapanya, ketika itu ku lihat qia live seperti biasanya lengkap dengan jilbabnya.

Tapi kali ini qia terlihat begitu genit saat live, bahkan tak jarang qia menuruti perintah-perintah dari para penontonnya yang telah memberikan gift kepada qia, seperti di suruh berdiri, menghadap belakang yang jelas para penontonnya ingin melihat lebih jelas lekukan tubuh qia yang tebalut oleh pakian super ketat, baik itu baju kaosnya yang ketat dan juga celana legging yang nampak tipis sehingga ketika qia berdiri samar-samar terlihat bayangan cdnya.

Kali ini yang di rasakan oleh toni dapat ku rasakan juga, aku jelas sekali melihat banyak perubahan pada diri qia, tapi aku enggan berkomentar di room livenya qia, aku lebih memilih keluar dari room itu.

“ toni kemana saat ini, apa dia tidak tau sosmed milik qia, atau dia tidak tahu kalau qia sedang live dengan pakaian yang super ketat dan di goda oleh para penontonnya” gumam ku dalam hati.



Untuk menjaga kesehatan sebaiknya aku segera tidur dari pada selalu memikirkan istri orang lain, yang walaupun sebenarnya aku masih menaruh hati kepadanya hingga saat ini.



*******



Rutinitas di pagi hari sama seperti biasanya, bangun pagi,mandi dan bersiap untuk pergi kerja, terkadang aku membeli sarapan di pinggir jalan untuk ku makan nanti di kantor sesaat sebelum mulai bekerja.

Seperti saat ini aku sedang membeli bubur ayam langganan ku, aku tahu bubur ayam ini enak karean qia yang awalnya mengajak ku membeli bubur ayam ini saat dulu ketika dia seting berangkat kerja di bersama ku.



“ haloo..teh dimana?” Kata ku kepada qia di telepon.



“ di jalan..kenapa wir?” Jawab qia



“ mau bubur ayam gak? “Tanya ku



“ gak deh wir..gw udah sarapan tadi” jawab qia



“ oh ya udah..kalau gitu”



“ oke..” jawab qia dan aku pun memutuskan sambingan telepon dengan qia.



“Mang 1 di bungkus ya komplit” kata ku kepada penjual bubur ayam itu.



“ oke siap...satu aja nih...” kata penjual bubur ayam sambil melayani pesanan ku



“ iya mang” jawab ku



“ si teteh yang cantiknya udah beli sih tadi ya hehehe” kata penjual bubur itu



“ haah..yang mana mang?” Tanya ku heran



“ itu..yang biasa barengan..siapa tuh namannya...” tanya penjual bubur



“ emhh..qia..” kata ku dengan sedikit ragu



“ nah iya..itu...qia namanya ya..heheh” kata penjual bubur itu



“ oh..tadi dia dari sini?” Tanya ku



“ iya..dia makan di sini..” jawab penjual bubur itu sambil tetap membuatkan pesanan ku



“ sama siapa mang?” Tanya ku penasaran



“ tadi sama si eko..” jawab penjual bubur itu santai



“ eko..siapa itu?” Tanya ku semakin penasaran



“ si eko..ojol yang suka nongkrong di sana tu...” sambil menunjuk ke arah pos pangkalan ojol yang tidak terlalu jauh dari tempat penjual bubur.

Aku terdiam sejenak, apakah yang dimaksud penjual bubur itu adalah ojol yang sama seperti yang aku lihat kemarin.



“ ini mas...” kata penjual bubur sambil menyerahkan pesanannya kepada ku.



“ eh..iya” kata ku sambil menerima bungkusan bubur dan mengambil uang di dalam dompet ku



“ gak nyangka jadi juga si eko sama temennya si mas..hehehe” kata penjual bubur



“ jadi apanya mang?” Kata ku sambil menyerahkan uang



“ iya..si eko udah lama ngincer temennya si mas tuh..qia ya namanya..tiap kesini suka merhatiin katanya..eh..taunya kata si eko kosan dia tuh sebelahan sama rumahnya teh qia hehehe” jelas penjual bubur itu sambil menyerahkan uang kembalian kepada ku.

Mendengar penjelasan dari penjual bubur itu, membuatku semakin yakin bahwa yang bernama eko itu adalah ojol yang kemarin aku lihat masuk ke dalam hotel bersama qia dan ojol yang sama yang mengantarkan qia pulang, mengapa bisa qia bersama ojol dan lagi ojol itu tinggal di tempat kos yang bersebelahan dengan rumah qia, apa itu tidak berbahaya, mungkin ini salah satu yang membuat toni curiga kepada qia.



“ mas..malah ngelamun...mas tapi bukannya apa-apa nih ya..saran aja..mas sebagai sodaranya mending kasih tahu teh qia..pilih-pilih lah kalau cari pacar jangan yang kaya si eko..soalnya dia tuh....” kata penjual bubur itu terhenti karena ada pembeli yang memesan, aku pun kaget mengapa penjual bubur itu berkata bahwa aku saudara qia, apakah qia bercerita bahwa aku saudaranya.



“ emanganya kenapa si eko mang...” tanya ku semakin penasaran



“ ah..sudah lah mas..lupain aja..bukan urusan kita..tapi kalau mas sayang saudara..kasih tahu aja teh qia nya buat sediit pilih-pilih kalau cari pacar heheheh” kata penjual bubur itu sambil membuatkan pesanan untuk pembeli lain



“ oh..iya..iya mang makasih ya..hehe..yuu mang..” kata ku sambil pamit pergi



“ iya mas..sama-sama” jawabnya



Aku pun segera pergi ke bank dimana tempat aku bekerja bersama qia, sepanjan jalan aku fokuskan untuk berkendara tanpa ingin memikirkan terlalu jauh tentang qia terutama tentang ojol yang bernama eko itu, tapi hanya satu yang menjadi pertanyaan besar saat ini, mengapa penjual bubur itu mengajakan aku adalah saudara qia, dan juga mengapa penjual bubur itu menyuruh aku untuk memberi tahu qia agar pilih-pilih mencari pacar, apakah qia bercerita kepada penjual bubur itu bahwa dia belum menikah dan aku hanya sebatas saudaranya, lalu...ada apa dengan eko....

Ahh..sudah lah..lupain aja bukan urusan ku, itu urusan toni suami qia, walaupun aku menaruh hati pada qia tapi bila sampai sejauh ini aku tidak mau ikut campur.



Sesampainya di bank tempat ku bekerja, baru saja aku membuka helm di parkiran motor, hp ku sudah berdering, dan saat ku lihat ternyata panggilan dari toni suami qia.



“ duh..apa lagi nih pagi-pagi..ngerusak mood aja” gumam ku sambil ku masukan kembali hp ku kedalam saku celana.

Aku pun mengabaikan panggilan telepon dari toni, dan terus berjalan masuk ke dalam menuju pantri dengan maksud akan makan bubur yang telah ku beli tadi.



“Lu gak tahu sih..kalau di luaran dia kaya gimana..”



“Emang gak tahu makanya nanya”



“ kalangan bawah kaya kita pasti gak tahu..level manger ke atas udah hafal semua, gw juga gak percaya kalau gak liat sendiri..”



Sesaat ketika aku akan masuk pantri, aku mendengar obrolan para OB di pantri, sebenarnya aku tidak perduli hanya saja ketika aku akan mendorong pintu, aku mendengar salah satu dari mereka menyebut nama ku



“Jangan-jangan selama ini pak wir sebagai itu nya..”



“ husstt..jangan kenceng-kenceng nanti ada yang denger...tapi bisa jadi sih kayanya gitu..biasanya kan yang kaya gitu tuh..suka pada kemayu kaya pak wir hahaha...”



Mendegar mereka seperti mengejek ku, aku pun langsung mendorong pintu pantri yang sebelumnya sudah terbuka sedikit.



“ ehheem...wah..pagi-pagi kumpul-kumpul” kata ku dengan nada kesal namun aku tidak dapat menyembunyikan gestur kemayu ku



“Eh..pak wir..ini baru selesai bersih-bersih” ucap salah satu ob yang bernama wawan dan sepertinya dia memberi kode kepada temannya untuk berdiri dari bangku dan pergi meninggalkan pantri.



“ emhhh...” kata ku tanpa melihat lagi ke arah mereka, sebenarnya apa yang sedang mereka bahas, mengapa membawa-bawa nama ku.

Mood untuk sarapan pun perlahan menghilang, justru kini toni yang muncul kembali menelepon ku.



“ haloo..iya a..” kata jawab ku dengan malas saat menerima panggilan telepon dari toni



“ wir..dimana lu...udah di kantor?” Tanya toni



“ udah a...kenapa?” Kata ku



“ gimana..udah dapat informasi apa?”



“ informasi apa ya..hehehe..yang jelas gw tadi ga bareng sama qia waktu pergi kerja” kata ku dengan sedikit kesal



“ iya..itu gw tahu..dia pesen ojol tadi..”jawab toni



“ oh jadi tahu ya..kalau qia pakai ojol tadi..” tanya ku meyakinkan



“ iya tahu..ojolnya juga gw kenal..orang tetangga juga..selain itu..lu dapat informasi apa lagi nih di kantor, soalnya gw curiga sama lingkungan kantornya nih..di sini kan lu yang sering bareng dia seharian di kantor” kata toni,

Ternyata toni sudah menganal eko, jelas pasti sudah mengenalnya karena eko tinggal di tempat kos di sebelah rumah qia.



“ di lingkungan kerja biasa aja a..normal-normal aja..mungkin aa aja kali yang terlalu posesif kali” kata ku sambil menyuap bubur yang tadi ku beli



“ iya sih..tapi..banyK banget kalau gw perhatikan perubahannya tuh, akhri-akhir ini dia sering pergi dengan alasan rapat kantor..bener gak sih?” Kata toni yang membuat ku kaget



“ rapat dimana a..kalau jam kerja sih wajar aja a” kata ku



“ di luar jam kerja, tapi kata si eko yang nganternya sih emang rapat di tempat kerja..” kata toni yang membuat ku sangat kaget



“ loh..maksudnya gimana a?” Tanya ku penasaran



“ iya wir..lu kan gw jadiin mata-mata di tempat kerja, nah kalau di luar gw nitip sama si eko, makanya kalau bini gw pergi di luar jam kerja gw saranin naik ojolnya si eko..ya maksudnya biar ada yang mantau juga” kata toni menjelaskan kepada ku.

Dalam hati ku berkata” dasar suami bodoh..justru orang yang kamu percaya untuk jadi mata-mata itu adalah orang yang tidak tepat, pertama aku orang yang menaruh hati kepada qia, kedua eko orang yang aku curigai berselingkuh dengan qia, apa toni selama ini tidak menyadarinya.



“ haloo..wir..”



“ iya a..sorry sambil sarapan” kata ku



“iya..iya..ya udah..lanjut deh..sorry ya ganggu..tapi jangan lupa selalu berkabar buat infonya ya wir” kata toni



“ oke a...”





**********



Selama bekerja aku tidak memperhatikan gerak-gerik qia, karena ku pikir ini benar-benar tidak ada gunanya untuk selalu memata-matai qia walaupun aku mendapatkan tugas seperti itu oleh toni.

“ bodo amat ah..urus aja bini lu sendiri..gw males ikut campur” gumam ku dalam hati setiap kali mengingat kata-kata toni yang meminta informasi soal qia kepada ku.

Sebenarnya dia sibuk apa sampai-sampai urusan rumah tangganya seperti ini harus melibatkan orang lain, aku pikir toni terlalu bodoh justru seharusnya dia mencurigai orang terdekat istrinya dari pada mempercayai orang terdekat istrinya untuk memata-matai istrinya.



“ teh pulang bareng gak?” Tanya ku kepada qia saat jam kerja berakhir



“ emhhh..boleh..tapi gw gak akan langsung pulang” jawab qia sambil membuka lemari yang berada di bawah mejanya dan terlihat mengambil paperbag



“ emangnya mau kemana teh?”



“Mau joging hihihi” jawab qia sambil branjak dari duduknya sambil membawa paperbag yang menurut tebakan ku itu berisi pakaian ganti.



Setelah beberapa saat aku membereskan meja kerja ku, kini aku pun menuju tempat untuk absen, saat itu aku melihat qia yang sudah berganti pakaian sedang mengobrol dengan manager ku, tetapi ketika melihat kehadiran ku mereka pun mengakhiri obrolannya.



“ gimana..mau gak nganter gw ke tempat joging..atau lu mau ikut juga sekalian?” Kata qia ketika aku menghampirinya.



“ joging dimana emangnya?” Tanya ku, sambil melihat penampilan qia yang sudah berganti pakian, kini dia terlihat begitu sporty dengan jilbab khususnya untuk berolahraga, juga jaket sportnya yang di padukan dengan celana leggin berwarna biru mengkilap yang terlapis oleh rok pendek sepaha yang mirip dengan rok untuk pemain tenia wanita, tak lupa juga sepatu sport, nampak terlihat begitu sporti dan cantik bagi ku.



“ itu..di lapang xxx” kata qia sambil tersenyum manis kepada ku karena menyadari aku terus menatap penampilannya



“ oh..deket dong..ya udah yu nanti di anter, tapi gw gak ikutan ah..” kata ku



“ asiik..ya udah yu..gw ambil tas dulu” jawab qia sambil pergi kembali ke meja kerjanya.



Singkat cerita gw dan qia sudah dalam perjalanan menuju lapang xxx, dimana lapangan itu memang di khususkan untuk berolah raga, terdapat joging track dan juga beberapa fasilitas olah raga lainnya, namun menerut ku lapangan itu sudah tidak begitu terawat dan kebanyakan yang datang ke sana hanya untuk nongkrong dan pacaran, sangat sedikit yang berolahraga di sana terlebih bila malam hari penerangan di joging tracknya tidak begitu terang berbahaya bila joging pada malam hari.



“ nanti pulangnya gimana? Di jemput suami?” Tanya ku ketika sampai di parkiran motor lapang xxx



“Belum tahu sih..santai aja lah..ojol juga banyak” jawab qia sambil terlihat sibuk mengetik pesan pada hpnya. Mendengar kata ojol aku sudah dapat menebak pasti qia akan di jemput oleh eko.



“Oh ya udah kalau gitu..tapi ini mau joging sendirian..” tanya ku memastikan



“Sama temen..” jawabnya singkat sambil terlihat matanya melihat ke seluruh penjuru area joging



“ mana temennya..” tanya ku penasaran, qia tidak langsung menjawab melainkan dia kembali melihat layar hpnya.



“ emhh..udah ya wir..makasih..” kata qia



“ eh..temennya dimana emang..ge tungguin deh kalau gitu” kata ku



“ udah gak usah..temen gw nungguin di sana..di tempat penitipan barang..gw kesana dulu ya sekalian nyimpen tas” kata qia



“Oh gitu..ya udah..gw cabut ya teh...” kata ku



“ iya..wir thanks ya..” jawabnya namun dia tetap diam menunggu ku pergi meninggalkan parkiran motor.

Aku pun menjalankan perlahan motor ku hingga keluar perkiran, saat sudah benar-benar di luar parkiran motor aku kembali menoleh ke arah qia, terlihat dia sudah berjalan meninggalkan parkiran motor menuju pintu masuk area joging, aku pun berhenti sejenak untuk memperhatikan lamgkah qia yang menggoda, nampak dari belakang pantat qia yang montok dan menungging bergerak ke kiri dan kanan seiring langkahnya walaupun tertutup oleh rok lebar yang dia pakai namun tidak dapat menyembunyikan ke indahan pantatnya. Semua terhenti ketika ku lihat qia menghampiri seorang pria, terlihat mereka terlibat perbincangan namun nampak dari gestur qia aku menebak itu adalah teman qia karena mereka cukup akrab bahkan ku perhatikan mereka berjalan bersama menuju tempat loker atau penitipan barang.

Sudahlah ku putuskan untuk pulang saja, karena qia sudah bertemu dengan temannya dan temannya itu ternyata seorang pria.

Baru saja aku akan menjalankan kembali motor ku, hal yang tak terduga terjadi, aku melihat ojol yang biasa bersama qia yang bernama eko baru saja memasuki area parkiran motor di ikuti oleh dua motor lainnya yang satu memakai jaket ojol sama dengan eko namun yang satu lagi hanya berpakaian biasa. Melihat ini aku semakin curiga sehingga mengurungkan niat ku untuk pulang, dengan perlahan aku pun masuk kembali ke area parkiran motor dan memarkir motor cukup jauh daei barisan motor eko dan teman ojolnya.

Ku lihat eko sedang menelepon sesaat sebelum masuk ke area olahraga aku yakin pasti dia sedang menelepon qia.

Setelah itu eko beserta kedua temannya masuk ke area olahraga, namun tidak menuju ke arah tempat loker dimana qia berada, melainkan ke area bangku-bangku untuk beristirahat yang letaknya sedikit jauh dari area joging track. Aku pun sedikit bersembunyi di dekat pepohonan yang menjadi pembatas antara parkiran motor dan area olahraga, hingga akhirnya terlihat dari kejauhan qia berjalan bersama pria yang bersamanya tadi.

Aku begitu terpana melihat qia, kini dia terlihat begitu sexy bagi ku, jilab sporty yang di pakai bagian bawahnya di masukan ke dalam baju manset hitam yang dia pakai, tunggu baju manset...iya baju manset..qia ternyata sudah melepas jalet sportynya dan kini tubuh bagian atasnya hanya terlapisi baju manset yang ketat di tubuhnya selain itu bagian bawah tubuhnya kini hanya terbalut legging ketat mengkilap berwarna biru, aku pikir celana legging yang dia pakai memang sudah berlapis rok layaknya celana legging olah raga untuk para hijaber ternyata yang di pakai qia hanya celana legging biasa lalu di lapisi rok dan kini rok yanh menyerupai rok petenis wanita itu telah dia lepas sehingga nampak begitu indah terlihat lekukan tubuh bagian bawah qia.



Ketika melihat qia akan mendekat ke area parkir dengan cepat aku langsung mengambil posisi berjongkok di balik pepohonan yang membatasi area parkiran dan area jogging, pepohonan ini mirip seperti pagar hanya setinggi perut orang dewasa sehingga ketika aku berjongkok tidak dapat terlihat dari area joging.



“iih..mana katanya di parkiran” terdengar suara qia yang begitu dekat dengan ku, aku pun mencoba mencoba mencari celah di antara dedaunan untuk melihat posisi qia, ternyata dia begitu dekat dengan ku, karena posisi ku yang berjongkok sehingga saat mengintip ke arah qia tepat sekali dengan bagian bawah tubuh qia, aku dapat melihat bentuk kaki indah qia yang terbalut celana leggingnya selain itu dengan jelas aku melihat bentuk dari miss V qia yang tembem tercetak jelas oleh celana legging ketat yang dia pakai, seketika aku pun merasakan gairah dan nafsu saat melihatnya



“ coba telepon” kata pria yang bersama qia, dari suaranya sepertinya pria itu lebih tua dari qia aku tidak dapat melihat wajahnya saat ini. Hingga beberapa saat suara qia terdengar kembali



“ dimana..ini aku di parkiran motor sama a ridwan” kata qia yang kini aku tahu laki-laki yang besama qia bernama ridwan



“.....”



“ tadi aku bilang di ruang loker..sama a ridwan...”



“....”



“Gak ngapa-ngapain orang ganti baju doang...hihihi..lagian juga ada satpamnya di sana..”



“.....”



“ iya..aku kesana..” kata qia sambil mengakhiri teleponnya



“ dimana katanya?”



“ di toilet..di kiranya aku ganti baju di toilet..ke sana yu..mereka nunggu di dekat toliet” ajak qia kepada ridwan



“ yu..eh bentar..”



“ apa..” kata qia



“ yang tadi jangan bilang-bilang sama si eko ya?” Tanya ridwan



“ hihihi..iya engga tenang aja..” Kata qia, aku tidak mengerti apa maksud yang obrolan mereka, setelah itu terlihat mereka pergi ke arah dimana eko menuju sebelumnya.



Aku menunggu beberapa saat dalam kebimbangan antara melanjutkan mengintai atau pergi pulang, setelah beberapa saat aku putuskan untuk melanjutkan pengintaian ini walaupun informasi ini hanya untuk saja aku tidak akan membagi informasi yang membahayakan ini kepada toni suami qia.

Aku perhatikan dari kejauhan terlihat qia sedang berjalan di area joging track sendirian, sedangkan eko, ridwan dan kedua temannya sedang duduk di bangku yang tak jauh dari toilet.

Aku pun berjalan cepat ke arah toilet dengan maksud mencari tempat strategis untuk mengintai kembali, sepertinya di tempat ini terlalu terbuka sulit untuk menemukan tempat bersembunyi, aku terus mencari posisi untuk mengintai di area sekitar toilet, namun tempat belum ku temukan aku sudah mendengar suara qia tak jauh dari toilet.



“ sebelah sini ah..jangan di situ..” terdengar suara qia yang begitu dekat setelah itu terdengar langkah dan suara beberapa pria terutama suara eko



“ enak di sana padahal..”



“ di sini aja ah..males tuh..rombongan hijaber itu ngeliatin mulu..pada ngomongin” kata qia nampak kesal



“ ngiri kali...mereka gak bisa pamer puting sama mem*k kaya qia hahahah” kali ini terdengar suara pria lainnya yang aku tak tahu siapa



“ huuh..lagian siap yang nyuruh aku gak pake bh sama cd..” kata qia, aku begitu kaget mendengar ucapan qia, berarti saat ini qia berbpakaian ketat tanpa memakai pakaian dalam, pantas saat tadi dia berjalan dari tempat loker ke parkiran aku melihat ke anehan dari dirinya.



“ eko tuh yang nyuruh bukan kita..” terdengar suara ridwan



“ udah..biasanya juga buka-bukaan gak apa-apa..katanya pengen coba hal baru..” terdengar suara eko menenangkan..



“ ayo lari lagi sana..kita jagain dari sini” terdengar suara pria lainnya



“ nanti ah.. nunggu gerombolan itu pergi dulu..” jawab qia



“ keburu sepi dong..udah cuekin aja cepetan” terdengar suara pria tadi



“ iya buruan teh.. tapi itu..ke atasin dulu leggingnya..” terdengar suara eko



“ emhh.. gini.. kaya gini..” kata qia



“ nah iya gitu bagus..nyeplak banget belahannya..” kata eko



“ udah deh.***k usah sambil di pegang juga kali..kasian tuh temen-temennya..pada pengen nanti” terdengar ucapan qia yang membuat ku begitu penasaran apa yang sedang terjadi dengannya di balik tembok pintu masuk toilet pria ini.



“ emang pada pengen?” Tanya eko



“ pengen lah..di kasih mem*k tembem gitu siapa yang berani nolak hahhahaha” terdengar suara pria lainnya di iringi tawa bersama-sama



“ uhh..dasar giliran mem*k aja pada semangat..di ajak joging pada gak mau...aawww...tuh kan ihh.. tangannya..” terdengar suara genit qia



“ heheh..itu tadi ada nyamuk di pantatnya jadi ditepok “ terdengar suara pria teman eko



“ hehehe..udah-udah sana..sambil di kawal sama a ridwan aja...a kawal sana sambil videoin juga” kata eko kepada ridwan yang memang sekilas tadi aku melihat tubuhnya yang besar



“ iya..iya boleh..yuu..” jawab ridwan



“ hihihi..iya yuu..jalan dulu aja ya kaya tadi..” kata qia setelah itu hening tidak ada suara lagi, aku pikir mereka sudah pergi dan paling hanya tinggal eko dan 2 temannya yang aku tidak kenal, maka dari itu aku pun keluar dari toilet dengan tujuan untuk mencari tempat persembunyian lain yang lebih strategis, namun baru saja aku melongokkan kepala dari balik dinding toilet...





“ wiryaaaa.....”









########
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd