Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Istri tergoda

Sesuai namanya Bima, pasti perkasa banget.
Dibuat binal aja sekalian Mbak Fina nya, kenalin ketemen²nya Mas Bima :semangat:
 
Hmmm jadi itu ya yg "ditawarin" orang yg biasanya nawarin jagung bakar? Wkwk

Lanjut hu
 
Sudah sebulan ini aku tidak mendapatkan kabar dari mas bima. Ntah kemana mas bima, sudah sebulan ini aku dan mas bima berhubungan, tapi segala sesuatu pasti ada resikonya, selama berhubungan mas bima selalu menumpahkan benihnya kedalam rahim, tapi setelah sebulan berlalu aku takut hamil karna mas bima, ternyata tidak aku pun kedatangan tamu merah. Aku lega rasanya

Suatu siang tiba tiba ada yang mengetuk pintu rumahku, mungkin itu mas bima, dan ternyata setelah ku buka adalah mbak tika istri dari mas bima.

Aku mengobrol dengan mbak tika
"Fin...sekarang mas bima sudah dipindah tugaskan ke surabaya" mbak tika

"Ohyaaa" dalam hatiku pun kaget, ternyata mas bima sudah pindah tugas ke surabaya

"Yaa fin..., aku sendiri dirumah deh" mbak tika

"Kamu kan bisa main kerumahku ajak ajeng saja biar kamu gak sepi dirumah" aku, ajeng itu anakku

"Satu lagi fin...aku mau cerita sama kamu soal mas bima" mbak tika

"Yaa cerita aja mbak" aku

"Semenjak aku keguguran, setelah itu terjadi sesuatu kepada mas bima yaitu sprema mas bima mengalami masalah,makanya aku harus bersabar" mbak tika

Ohh pantas saja setelah aku berhubungan dengan mas bima ,aku tak lantas hamil dalam hatiku berkata

"Yaudhh kamu gak usah sedih" aku.


Setelah lama mengobrol mbak tika pun pamit pulang, selang berapa lama suamiku pulang.

Memang setalah suamiku pulang hidupku yang seperti ini hambar hambar saja tidak ada romatisnya seperti pasangan yang ada.

Soal hubungan sexsual pun tidak ada rasanya. Seperti itu lah memang aku pun tidak puas rasanya. Kadang aku merasa kesepian dan haus dalam sex.

-----------------------------------------------

Sore itu aku sedang duduk santai diteras depan rumah sambil membaca majalah wanita. Aku melihat mobil bak terbuka yang malaju depan rumahku dan berhenti tepat disamping rumahku.

Ku lihat samping rumahku, tepat sekali rumah yang besebelahan dengan ku ini kosong sekarang sudah ditepati.

Seorang pria berbadan tegap dan gempal turun dari mobil bak terbuka untuk menurunkan barangnya.

"Siapa dia??" Dalam hatiku.

Lalu dalam hati ku bertanya, aku mendekati seseorang tersebut dengan berbasa basi.

" maass baru pindah kesini??" Aku
"Yaa bu" mas itu
"Darimana?" Aku
"Dari cikampek bu" mas

" ohh yaa aku fina tetangga sebelah" aku
"Sy rosyid bu" rosyid

Ternyata namanya rosyid gak tau kenapa aku melihat rosyid ada sesuatu..

Akhirnya kami mengobrol, ternyata mas rosyid bekerja sebagai petani dan bercocok tanam.

Keesokan harinya

Hati kecilku iseng sekali, ingin bertemu dengan bang rosyid sekarang aku memanggilnya.
jam lima sore begini adalah waktunya Bang Rosyid tetanggaku pulang dari kebun dan sawah. Diam-diam aku selalu menantikan momen kepulangannya. Dengan wajah lelah, kulit coklatnya yang menggelap bekas terpapar matahari namun mengilap oleh keringat dan menonjolkan lekuk otot-otot tubuhnya. Walaupun terlihat lelah, Bang Rosyid yang ramah itu masih menyempatkan diri menyapaku.

Bang Rosyid tinggal sendiri. Pria 47 tahun itu sudah hampir setahun ditinggalkan oleh istrinya yang nekad mengadu nasib menjadi TKI di Dubai. Mereka belum dikaruniai anak. Konon menurut gosip tetangga yang didengar, Bang Rosyid tak pernah setuju istrinya pergi. Itulah sebabnya, walau penghasilan istrinya lumayan besar dan mengirimkan uang setiap bulan, sebagai bentuk protes, Bang Rosyid tak sudi menerimanya. Dia malah menyerahkan uang itu pada mertuanya yang dengan senang hati digunakan untuk membangun rumah mereka yang letaknya di kecamatan sebelah. Bang Rosyidpun sering terlihat murung. Sehari-hari untuk menafkahi diri, dia bekerja di sawah dan kebunnya mengurus tanaman dan ternak. Aku yakin Bang Rosyid sebenarnya tak kekurangan materi. Hanya saja tak adanya istri membuat dirinya memilih hidup sederhana di rumah kayu seperti halnya rumahku. Pekerjaan rumah tangga sehari-hari dilakoninya.Aku kagum dengan Bang Rosyid. Rasa kagum itu lama-lama menumbuhkan rasa suka. Itulah sebabnya, kini aku punya kebiasaan baru menunggu Bang Rosyid pulang hehehe...

Malam ini kebetulan sekali ada pertandingan piala eropa, suamiku dan bang rosyid akan mengadakan nonton bareng dirumahku.

Tepat pukul 20.30 bang rosyid datang kerumah ku dengan menggunakan sarung dan kaos oblongnya.

Aku kemudian mengambil sepiring singkong rebus yang tampak menggugah selera. Masih panas dengan asap mengebul yang wangi. Bang Rosyid tampak gembira menerima singkong rebus itu dari tanganku.

Mendadak Bang Rosyid terdiam. Aku baru sadar. Sejak ditinggal istrinya, Bang Rosyid jadi lebih menutup diri dan tak bergaul banyak dengan warga desa lain. Katanya dia tak tahan diledek oleh orang-orang mengenai istrinya yang bekerja sebagai TKI. Dia hampir berkelahi dengan seorang warga yang terus meledeknya saat tugas ronda. Itulah sebabnya, Bang Rosyid lebih suka di rumah saja.

"Ehh bu fina, Kamu jagoin siapa?" tanya Bang Rosyid

Nah loh! jagoin siapa ya? pikirku bingung. Dengan asal-asalan aku menjawab. "Pegang Spanyol bang! yakin deh mereka juara!" jawabku mantap.

Bang Rosyid langsung terbahak. "Bu fina.. enggak nonton bola ya nggak usah pura-pura... Spanyol kan udah pulang duluan minggu kemarin!"

Aku tersipu malu.

"Istriku mana suka nonton bola syid, hehe... Suruh dia ikut nonton, jangan didapur melulu..." kata suamiku.

"Nonton bolanya jangan berisik yaa, anakmu lagi tidur pah" aku

"Wahhh syidd..***k ada rokok sama minuman gak enak nih kayanya" suamiku

"Beli aja pah...di swalayan" aku

Suamiku pun pergi ke swalayan.

Aku duduk dengan ragu dan menatap layar TV. Bang Rosyid memakai kaos oblong putih dan sarung. Mulutnya tak berhenti mengunyah singkong rebus saat menonton pertandingan. Aku mencoba menikmati pertandingan dan sesekali melihat antusias Bang Rosyid yang berteriak-teriak dan berkomentar kencang sambil menonton.

"GOOOOLLL!!!!" teriaknya keras-keras sambil melompat dari duduknya mendekati pesawat televisi. Aku hanya tersenyum geli melihat tingkahnya.

Aku yang pada saat itu hanya memakai blus putih dan sedikit menerawang, dan belahan dadanya yang terbuka, ku sambil melirik ke bang rosyid, bang rosyid pun melihat juga.

Setelah setengah pertandingan itu selesai, bang rosyid pun duduk kembali di samping ku.
Gak tau kenapa tangan kiri bang rosyid memeganh paha kanan ku.

"Fin..." bang rosyid sambil memandangku.

"Yaa bang" aku

"Kamu pake baju gini cantik sekali loh" bang rosyid

"Masa sih bang" aku

"Yaa...coba kamu istriku" bang rosyid

"Kenapa klo ada istri abang" aku

"Udah abang sikat" bang rosyid

"Ahhh sekarangg boleh kok abang sikat aku" aku

Aku nekat menjawab seperti itu, lalu tangan ku juga memegang tangannya bang rosyid yang penuh urat urat.

Tak lama bang rosyid mendekati mukanya ke mukaku. Dan tiba tiba aku diciumnya oleh bang rosyid , aku pun kaget

Bang rosyid pun mengulum dan melumatkan bibir ku, kami saling berpagutan malam itu.

"Sudah lama aku tidak seperti ini fin...aku gak tahan fin, mau gak kamu jadi pelampiasanku??" Bang rosyid

"Hmmsss....bangggh...mauu" aku

Kubalas pertanyaan Bang Rosyid dengan senyuman. Aku beringsut mendekati selangkangannya. Bang Rosyid kaku tak bergerak. Dia juga tak melawan saat aku menurunkan sarungnya hingga penis kerasnya menyembul bebas keluar. Lega.

Kukagumi penis Bang Rosyid yang walau diameternya tak begitu tebal, namun cukup panjang dengan hiasan urat berkelok-kelok pada batangnya. Lubang vaginaku langsung berdenyut membayangkan benda sepanjang dan sekeras ini bila menembus ke dalamnnya, pastilah bisa menghajar titik rahimku berkali-kali dengan mudah.

"Hmm..." gumamku sambil mulai mengocok penis Bang Rosyid. Kudengar nafas Bang Rosyid makin memburu. Perut dan dadanya naik-turun tanda kegugupan. Aku mencoba meraba puting Bang Rosyid dengan tangan satunya. Namun Bang Rosyid menepisnya. Aku tak meneruskan usahaku khawatir Bang Rosyid akan berubah pikiran setelah sampai sejauh ini.

Dari ujung lubang penisnya, setetes cairan bening keluar. Aku mencicipinya dengan ujung lidahku dan membuat Bang Rosyid mendesis dan perut sixpacknya berkontraksi. Setelah puas menjilati kepala penisnya, perlahan sambil terus kukocok dengan irama stabil, batang penisnya mulai kumasukkan ke dalam mulutku.

"Aaaaahh..." gumam Bang Rosyid. Giliran kakinya yang berkontraksi saat setengah batang penisnya telah masuk ke dalam mulutku. Kurasakan sensasi gelitik urat-urat batang penis Bang Rosyid pada lidahku dan rambut kemaluannya yang menggosok daguku. Kepalaku saat itu kusandarkan pada perut Bang Rosyid sambil mengulum penisnya.

"Hhh.... hhhmmm..... ungggh...."

Bang Rosyid mendesah, melenguh, mengerang pelan saat aku mempermainkan batang penisnya dalam kehangatan dan kelembaban rongga mulutku. Tiba-tiba setelah beberapa lama, Bang Rosyid menghentikan gerakannya dan mengeluarkan penisnya dari mulutku. Aku menoleh padanya sambil mengusap bibirku yang basah oleh liur.

"Kenapa berhenti, Bang?" tanyaku.

"Awas fin... abang mau keluar..." bisiknya.

Aku tersenyum penuh arti. "Terusin aja Bang.. mulut fina siap nampung..." kataku sambil kembali meletakkan kepalaku pada perutnya dan kembali mengulum penisnya.

Bang Rosyid menuruti keinginanku. Dia lalu menekan kepalaku dengan telapak tangannya. Kemudian Bang Rosyid mulai menggerakkan pinggulnya sehingga penisnya mulai bergerak cepat menyenggamai mulutku.

"Auw... oooowwhhh.. hmmmffff.... mulut kamu... uuuffff..." erang Bang Rosyid sambil mencengkeram rambutku dan terus menggoyang pinggangnya.

"Hmmm... ummm... uuummm..." aku menggumam setengah menjerit menyemangati Bang Rosyid menyetubuhi mulutku.

"Ouuuuh.... anjiiiiinkk... abang mau kel.... arrggghhhh..." bersamaan dengan erangan panjang terakhir itu, kurasakan penis Bang Rosyid berdenyut dan berkontraksi lalu menyemburkan cairan hangat kental berkali-kali tepat masuk ke dalam kerongkonganku.

Tubuh Bang Rosyid bergetar. Punggungnya melengkung sambil mencengkeram kepalaku erat-erat memaksaku menelan seluruh saripati nafsunya yang tertahan selama ini. Kudengar dia mendesis dan mengerang sampai akhirnya semburan spermanya tuntas hingga tetes terakhir.

Aku bersusah payah menelan semua cairan sperma pria yang kukagumi itu. Setelah berhasil, aku menoleh menatap wajah Bang Rosyid sambil tersenyum seolah aku mengatakan bangga telah membuatnya merasa puas. Bang Rosyid tersenyum ke arahku seperti mengucapkan terima kasih. Dia lalu membetulkan sarung dan kaos oblongnya

Tak lama suamiku pulang dari swalayan. Aku bersikap biasa saja.
ebenarnya mulutku merasa tak enak dengan sisa sperma Bang Rosyid dan ingin minum segelas air. Tapi aku takut jika lepas dari pelukannya walau sesaat saja.
 
Aku tersenyum malu. Kumainkan jari-jariku pada dada bidangnya sambil sesekali memainkan putingnya.
Kami pun tertidur pulang, aku tidur di pelukan mas bima.
-----
kalo boleh koreksi..itu maksudnya...kami pun tertidur pulas kah..? CMIIW
 
Aku tersenyum malu. Kumainkan jari-jariku pada dada bidangnya sambil sesekali memainkan putingnya.
Kami pun tertidur pulang, aku tidur di pelukan mas bima.
-----
kalo boleh koreksi..itu maksudnya...kami pun tertidur pulas kah..? CMIIW
Maaf typo, seharusnya pulas..
 
Takut Lepas dari pelukan? Walau suaminya pulang? Aaaaa
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd