Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Istri tergoda

PAGI harinya, setelah kejadian menyenangkan dengan Bang Rosyid semalam, aku harus kecewa. Aku terbangun sekitar setengah enam. Tenggorokanku sakit akibat lapisan sperma Bang Rosyid yang mengering di kerongkongan akibat tak minum air setelah menservisnya. Aku berjalan menuju dapur sambil berdeham-deham dan kemudian meminum segelas air hingga kerongkonganku terasa lega.

Suamiku sudah berpesan kepada ku ,kalau bang rosyid ingin menonton tv/menonton pertandingan bola tolong temenin, ini membuat hatiku berbunga bunga, sekarang suamiku sudah percaya dengan bang rosyid.

seharian itu aku tak melihat Bang Rosyid. Padahal kalau hari Minggu dia tak pernah lama-lama di kebun dan memilih untuk membersihkan rumahnya. Rupanya dia menghindariku seperti yang aku duga, ada apa yaa??

aku yang sengaja menunggu di teras rumah sambil membaca majalah sore hari seperti biasanya, harus menyerah karena Bang Rosyid tak muncul-muncul juga sampai maghrib tiba. Ketika aku masuk ke kamar, kulihat Bang Rosyid tergesa-gesa menuju rumahnya. Dia tak ingin bertemu denganku!

Sudah hampir satu minggu Bang Rosyid menghindar. Sabtu itu aku tak menyangka bila akhirnya Bang Rosyid menyapaku saat aku menjeput sekolah anakku. Walau aku tampak malas-malasan, sebenarnya aku senang juga Bang Rosyid menyapaku lagi.

Malamnya kami nonton pertandingan sepak bola bersama. Anehnya, Bang Rosyid tampak gelisah dan kelihatan tak berkonsentrasi pada pertandingan di layar televisi walau matanya tak lepas memandang ke depan.

Setelah acara menonton pertandingan yang lama dan menyiksa itu (karena kami berdua seperti salah tingkah). Suami yang sedang dinas malam pada saat itu.

Aku segera kedapur membuatkannya kopi. Tiba-tiba tangan Bang Rosyid bergerak pelan di payudaraku. Saat telapak tangannya menemukan puting payudaraku, jemarinya perlahan mulai aktif memainkannya. Tak hanya itu, setelah beberapa lama, tangan Bang Rosyid berani masuk ke dalam dasterku dan kembali mempermaikan putingku dan meremasnya beberapa kali.

Bang Rosyid terus mendekapku makin erat. Kurasakan penisnya yang mengeras di balik sarungnya menekan bagian bawah punggungku. Kini tangannya berusaha menyelusup ke dalam dasterku. Aku menggelinjang dan mendekap lengan satunya Bang Rosyid yang melingkari payudaraku sambil menggigit bibir ketika telapak tangan bang Rosyid yang satu berhasil masuk ke dalam celana dalamku sambil meraba raba vaginaku.

"Ngg.. nggh.." Aku mengerang saat Bang Rosyid perlahan mulai memainkan vaginaku

"Hh... hh.. Abang.. enak.." desahku sambil menikmati mainan tangan Bang Rosyid. Bang Rosyid diam saja. Aku tak berani berbalik menatap wajahnya.

Tadinya Bang Rosyid hendak memberontak, namun dia menyerah oleh cumbuanku. Tiba tiba aku dibopongnya ke kamarku dan ditidurkannya aku

Aku berbalik langsung aku mencumbu Bang Rosyid, Bang Rosyid mengerang-ngerang nikmat. Aku semakin bersemangat dan masuk ke dalam sarung Bang Rosyid. Dia mendesah saat di dalam sarungnya aku kembali mengulum penisnya. Penis yang kurindukan sejak pertama kali aku mengulumnya. Kurasakan Bang Rosyid menekan kepalaku. Dari balik sarung aku mendengar dirinya semakin keras mendesah. Penisnya semakin tegang. Kujilat zakarnya yang berbulu dan langsung kurasakan pahanya menggelinjang sebentar. Nafsu Bang Rosyid rupanya sudah diubun-ubun. Tanpa ampun dia menahan kepalaku dan mulai menyodok-nyodok penisnya berulang kali ke mulutku semakin cepat. Sepertinya dia akan menumpahkan cairan spermanya ke dalam mulutku tanpa meminta persetujuanku lagi. Gerakannya makin cepat, genggaman tangannya di kepalaku makin kuat dan... setelah berdenyut beberapa kali, mulutku kembali banjir oleh air mani panas dan kental milik Bang Rosyid. Perutnya naik-turun dan kudengar dirinya menghela nafas lega.

Untungnya Bang Rosyid menyediakan segelas air di atas meja dan aku langsung meminumnya. Tanpa bicara, Bang Rosyid kembali menarikku ke pelukannya dan langsung tertidur. Dalam pelukannya aku merasa nyaman. Aku memejamkan mataku sambil tersenyum.

---------------------------------------

Keesokannya.

Dirumahku sedang ada suami, waktu itu aku lagi kepengen bgt aku udh horni lantas Aku segera merapikan pakaianku dan mengendap-endap keluar rumah lewat pintu dapur agar agar suami dan anakku tidak bangun dari tidur siangnya.

Perlahan kubuka pintu dapur Bang Rosyid dan berjalan masuk tanpa menimbulkan suara.

"Bang?" sahutku ketika sampai di depan kamarnya.

"Masuk, fin..." kata Bang Rosyid.

Aku menuruti suruhan Bang Rosyid. Kulihat dirinya masih duduk dan Wajahnya terlihat aneh.

"Abang lagi apa?" tanyaku.

Bang Rosyid tak menjawab. Dia menatapku sesaat, kemudian dia berdiri dan menghampiriku.

Aku terkejut ketika Bang Rosyid memelukku dengan erat. Pelukan yang bukan terasa seperti seorang abang kepada adiknya. Pelukan bergairah.

"Bang? Abang kenapa?" tanyaku.

Bang Rosyid tak menjawab. Dia kemudian merangkulku mesra dan mulai menciumi leherku walau cumbuannya serba tanggung dan penuh keragu-raguan. Kurasakan penis Bang Rosyid di balik celananya yang sepertinya sudah mengeras sejak lama menekan perutku.

Dia kemudian membimbingku ke ranjang dan merebahkan aku. Mata kami berdua saling bertatapan. Saat aku beranikan diri mengangkat kepalaku untuk menciumnya, Bang Rosyid tiba-tiba menghindar. Aku menjadi keheranan.

"Fin.. kamu kangen Abang kan?" tanyanya parau.

"I.. iya bang.." aku

"Kalau gitu, bantuin abang ya?" tanyanya sambil mengulurkan tangannya ke sebelah tubuhku dan mengambil sesuatu.

"A.. apa itu bang?" tanyaku tak mengerti.

Kulihat Bang Rosyid menggenggam sebuah benda dari kain dan menyodorkannya padaku.

Aku menatap kain bermotif bunga yang dipegang Bang Rosyid. Tangannya gemetar. Kulihat mata Bang Rosyid. Tatapannya bercampur antara takut, salah tingkah, dan sedang bernafsu.

"Ini.. baju istri abang?" tanyaku memastikan setelah menerima baju itu dari Bang Rosyid.

Kulihat Bang Rosyid tak menjawab dan hanya meneguk ludah sekali tanda kegugupan.

Tak perlu menunggu lama untukku merasa marah. Kudorong Bang Rosyid dari atas tubuhku dan kulempar baju itu ke atas ranjang.

Aku segera kembali ke rumah dengan perasaan marah. Aku benar-benar membenci Bang Rosyid sekarang.

Kenapa aku marah?? Itu kan baju istrinya, apa aku cemburu??.

Dua minggu lamanya aku tak bertemu Bang Rosyid walau kami bertetangga. Mungkin dia merasa malu setelah memintaku memakai baju istrinya saat berniat melampiaskan nafsunya padaku. Aku paham, Bang Rosyid yang sudah berumah tangga pasti tak puas hanya dengan servis oral. Aku bergidik sendiri membayangkan bila aku membiarkan Bang Rosyid mengambil vaginaku malam itu, maka seumur hidup akan terus kuingat "malam pertamaku" kuserahkan dengan memakai daster wanita.

Aku juga memang menghindari Bang Rosyid, itulah sebabnya klop kami berdua tak pernah bertemu muka sekian lama. Bang Rosyid masih pulang ke rumahnya. Kadang larut malam. Entah dari mana. Seringkali juga aku cemburu memikirkan yang tidak-tidak bahwa Bang Rosyid mengikuti saranku untuk mencari pelacur jika sedang horny. Ah, Bang Rosyid.. aku tidak rela.

Aku baru sadar klo bang rosyid klo pagi suka berada di kebun, aku pun segera kesana dalam Perjalanan menuju kebun Bang Rosyid ditempuh agak lama. Aku harus melewati sungai dan hutan bambu yang gelap. Aku bukan wanita penakut, hanya saja nyaliku sepertinya akan berkurang jika harus kembali lagi lebih larut malam.

Saung Bang Rosyid terletak di pinggir sawah berbatasan dengan kebunnya dan jauh dari rumah penduduk. Aku melihat saung dari bilik dan bambu itu dalam keadaan kosong namun lampu listrik temaram masih menyala dan terdengar sayup suara musik dari pengeras suara kecil.

"Bang?" tanyaku.

Aku mendekat. Hanya ada pakaian dan celana Bang Rosyid dan sarungnya di situ.

"Fina?" tanya sebuah suara.

Aku terperanjat dan menoleh. Rupanya Bang Rosyid baru saja kembali dan hanya mengenakan handuk yang melingkar di pinggangnya.

"Eh, Bang... dari mana?" tanyaku berusaha menghilangkan kegugupan.

"Abis mandi di pancuran, fin. Siang ini gerah. Kamu ngapain siang siang ke sini?" tanya Bang Rosyid.

Sesaat Bang Rosyid terdiam.

"Abanh kenapa?" Tanyaku

"Enggak fin.. Abang ngerasa bersalah sama kamu gara-gara kemarin itu... sekarang abang juga lagi enggak deket sama istri abang. Dia kebanyakan menghindar dan abang juga kayak menjauh. Makanya abang lebih suka di sini.. sendirian.. Maafin abang, ya?" pinta Bang Rosyid tulus.

"Asal abang tahu.. fina belum pernah.." aku terbatuk lalu melanjutkan "dan terus terang fina suka sama abang.. tapi fina pengen Abang tetep anggap fina ya fina.. bukan orang lain.."

Bang Rosyid menatapku sayu.

"Dan kalau Abang kangen beneran sama fina.. fina mau?" tanya Bang Rosyid dengan suaranya yang terdengar sangat romantis.

Aku meneguk ludah. Jantungku berdesir kencang saat Bang Rosyid mendekatkan wajahnya pada wajahku. Kurasakan wajahku memanas tak berani menatap wajahnya.

Kurasakan telapak tangan Bang Rosyid mengusap pipiku lembut. Hembusan nafasnya yang hangat terasa di telingaku saat dia berbisik, "Abang juga cinta sama fina.. ajarin abang gimana caranya..."

Tubuhku terasa mau meleleh. Kubiarkan Bang Rosyid mencium pipiku. Aku pasrah saat Bang Rosyid meloloskan dasterku hingga aku bertelanjang . Dia lalu mendekatkan bibirnya pada leherku. Bang Rosyid yang terlihat tak bercukur selama beberapa hari membuatku geli bercampur nikmat saat rambut tajam di atas bibir dan dagunya menggesek kulitku ketika dia menciumi leherku.

"Hh... bang.." aku mendesah.

Bang Rosyid semakin bersemangat ketika melihat reaksiku atas perbuatannya. Cumbuannya semakin bergeser dan tubuhnya mulai menindihku.

Aku harus menggigit bibir menahan mulutku agar tak berteriak keenakan ketika Bang Rosyid mengisap putingku.

"Ngggg... nggg..." erangku tertahan sambil mencengkeram bahu Bang Rosyid.

Aku hendak berinisiatif untuk gantian mengisap puting Bang Rosyid. Namun rupanya Bang Rosyid ingin mengendalikan permainan siang ini dan membiarkanku tak berkutik.

Ditahannya kedua lenganku dan dia mulai menjilati bagian bawah ketiakku. Aku memekik pelan. Enak sekali. Lidah Bang Rosyid menari-nari di atas kulitku. Menekan, menjilat, mengusap bagian sensitifku di ketiak dan putingku berulang kali hingga aku menggeliat liar.

Lama sekali Bang Rosyid melakukan itu sampai aku nyaris kehabisan nafas. Dia lalu menatapku lekat-lekat.

"Jadi.. selanjutnya abang masukin kamu di situ..?" tanyanya.

Aku mengangguk. Bang Rosyid dengan nakal menggesek-gesekkan penis dibalik handuknya pada selangkanganku. Aku lalu menarik baju Bang Rosyid hingga dia kembali bertelanjang dada.

"Waah.. kamu mulus juga ya fin? lobangnya juga sempit.. kalo kontol abang bisa masuk sini kayaknya bakalan enak nih.." goda Bang Rosyid yang kepalanya kulihat di balik selangkanganku sedang memerhatikan lubang vaginaku.

"Tapi pelan-pela.. aw!" aku memekik ketika Bang Rosyid tiba-tiba meludah tepat pada lubang vaginaku hingga terasa lembab dan basah.

"Abang..." desahku kemudian saat kurasakan lidah Bang Rosyid menjilat lubang vaginaku dan menekan-nekannya hingga aku merasa sangat keenakan.

Beberapa kali Bang Rosyid mengeluarkan liurnya dan membuat vaginaku terasa sangat basah dan lembab. Akhirnya Bang Rosyid bangkit dan kembali berada di atasku. Dan membuka handuknya

"Ah.. Abang.. ahkk.." Kakiku menegang keras dan tubuhku serasa tertarik-tarik ototnya ketika Bang Rosyid mulai berusaha memasukkan penisnya yang juga telah tegang itu ke dalam vaginaku.

Aku menatapnya sayu sambil mendesah lirih berharap pada Bang Rosyid untuk melakukannya pelan-pelan. Bang Rosyid menatapku mencoba mencari tahu reaksiku ketika batang penisnya sedikit demi sedikit melesak masuk ke dalam vaginaku.

"Sshh.. pelan-pelan bang.." desisku sambil mencengkeram lengan kekar Bang Rosyid ketika gerakannya terlalu cepat mendorong hingga aku merasa perih. Kulihat mata Bang Rosyid membelalak lebar. Mulutnya sedikit terbuka seakan tak percaya dengan sensasi yang baru saja dia rasakan.

"Pelan pelan bang... pelan-pelan.. biarin agak lama dulu di dalam.." pintaku. Bang Rosyid mencium bibirku dengan penuh nafsu. Dia tahu, hal itu membuatku merasa dibutuhkan dan disayang hingga tubuhku lebih rileks.

"Enak bang?" godaku manja sambil menatapnya sayu.

Bang Rosyid meneguk ludah tak menjawab.

"Kamu gak sakit?" tanyanya kemudian.

"Sedikit perih bang.. tapi gak papa.. asal abang enak, fina jadi seneng..." kataku jujur.

"Trus bikin enaknya kamu gimana? abang nggak mau enak sendiri nih.. jepitan memek kamu enak banget soalnya.." tanya Bang Rosyid.

"Mungkin kalau abang nusuknya lebih dalem bakal kena bagian enak fina.." usulku.

"Kayak gini?" tanya Bang Rosyid sambil perlahan menarik kembali penisnya lalu secara tiba-tiba menghujamkannya kembali ke dalam vaginaku.

"Ouw!" pekikku keenakan. Bang Rosyid berhasil menghajar titik kenikmatan di dalam tubuhku.

"I.. iya bang.. kayak gitu.. enak.." desisku.

"Lagi?" tawar Bang Rosyid nakal.

Aku mengangguk.

Dan.. "OUH!!" pekikku lebih keras saat Bang Rosyid mengulang gerakannya.

Lagi dan lagi Bang Rosyid menghujamkan penisnya dengan cara dihentak berkali-kali. Aku sampai mengeluarkan airmata, meringis keenakan dan akhirnya...

"Ouh.. Bang.. aku keluar.." erangku sambil mengeluarkan cairan orgasmeku yang tumpah di dada dan perutku. Bang Rosyid takjub melihatku terangsang karena sodokan penisnya.

"Sekarang giliran abang..." gumam Bang Rosyid.

"Iya bang.. aku siap.. tusuk aku sampe abang keluar..." pintaku.

Aku kemudian pasrah terlonjak-lonjak ketika Bang Rosyid mengangkat kakiku dan menyetubuhi vaginaku dengan gerakannya yang cepat. Kali ini dengan tujuan memuaskan dirinya setelah berhasil membuatku mencapai puncak orgasme.

"Ouuh... terus bang.. uuuh.. hh.. kontol abang enak..." gumamku menyemangati Bang Rosyid.

"Arrrgh...." Bang Rosyid kemudian mengerang sambil menusukkan penisnya dalam-dalam. Aku menggelinjang dan mendesah nikmat saat vaginaku terasa hangat dan basah oleh semprotan lahar sperma Bang Rosyid yang tumpah di rahimku. Pria beristri seperti Bang Rosyid yang sudah terbiasa menyetubuhi istrinya pasti akan lebih puas dan memilih untuk menyelesaikan permainan dalam lubang.

Bang Rosyid terengah. Badannya dibasahi keringat.

"Biarin dulu bang di dalam.. peluk aku dulu.. abang hebat banget.." pujiku sambil menarik Bang Rosyid ke pelukanku sementara penisnya masih bersarang di lubang vaginaku.

Aku mengecup pipi Bang Rosyid yang masih terengah-engah. Kuusap rambutnya yang sedikit basah oleh keringat. Kupeluk Bang Rosyid lebih erat untuk menenangkan birahinya sambil memejamkan mata.

Aku sayang Bang Rosyid... gumamku dalam hati.
 
Lanjutin hu petualangan Fina.. kalo perlu Fina di gilir sama bang Rosid dan mas Bima terus suaminya cuma ngintip sambil ngocok :bacol:
 
Mangstafff fina...klo bisa di threesome sama bima dan bang rosyid
 
bagus ini ceritanya, truskan hu tapi jamgan sampe gantung endingnya
 
sama sama subur...jadilah baby bang rosyd....lanjut hu
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd