lanjutan...
Pov. Rey (comot)
Masih dimalam yang sama#
Selepas dari kamar teh Helen, sebenarnya nafsu gw ingin disalurkan, saat bersama teh Helen di kamar tadi, tapi gw harus bisa mengontrol diri, agar suasana hati sicantik menjadi lebih tenang dulu.
Ya, walaupun agak puyeng puyeng dikit sih, tapi tak masalahlah, yang penting gw sudah bikin suasana hatinya menjadi lebih baik, entar juga crot pada waktunya, hehe.
Gw pun tak langsung pergi kekamar, tapi gw memilih kedapur dulu, soalnya sudah kebelet pengen pipis dari tadi, dengan langah sedikit malas, gw berjalan ke dapur.
Pas melewati kamar ibu, gw iseng-iseng mengintip sebentar, keinginan itu datang secara tiba tiba, gw pun mendorong pintu kamar ibu dengan sangat pelan, agar tidak membuat gaduh yang berada di dalam.
Gw berharap pintunya tidak di slot dari dalam, keberuntungan masih berpihak ke gw, setelah sedikit dorongan, pintu ternyata tidak di kunci, mungkin ibu lupa apa gimana gw tidak mengerti.
Gw melebarkan mata, agar bisa lebih jelas melihat keadaan di dalam kamar, yang sedikit gelap, karena ibu biasa mengecilkan lampu minyak nya, kalau hendak tidur.
Terlihat adik gw bastian yang sedang tidur, diatas ranjang, tapi tidak gw dapati sosok yang gw cari, yaitu ibu.
"Gw sedikit heran, ko ibu tidak ada di kamar, apa mungkin lagi di jamban?".
Kebingungan gw belum usai, gw sudah di kagetkan dengan tepukan pada bahu gw, yang sukses membuat gw sangat kaget, kalau saja orang di belakang gw tidak segera bicara.
"Nak, kamu sedang apa disini ? " orang tersebut bertanya.
"Astagfirallah aladzin, ibu ngagetin saja" gw menjawab dengan spontan.
Ternyata ibu yang mengagetkan gw barusan, gw pun lantas berbalik menghadap ke arah nya.
"Hampir saja jantung ku copot, ibu dari mana? " gw bertanya ke ibu.
"Ibu yang harusnya bertanya ke kamu, kamu ngapain malam-malam gini belum tidur, terus pake ngintip-ngintip segala lagi, ayooo...ada apa? " ibu balik bertanya ke gw.
"Aku tadinya mau ke jamban bu, kebangun pengen pipis, pas lewat kamar ibu, aku lihat pintunya kebuka, niat ku mau menutup kembali pintunya, ternyata saat aku lihat kedalam, ibu tidak ada " gw sedikit berbohong ke ibu.
" perasaan waktu mau ke jamban, pintunya ibu tutup, nak? " ibu sedikit bingung.
"Oh, mungkin ibu lupa kali, atau bisa jadi tertiup angin !!! " gw sedikit berasumsi.
"bisa jadi nak, ya udah ibu masuk dulu ya, ibu sudah ngantuk " ibu lalu masuk kekamar.
Gw pun pergi ke dapur dan langsung ke jamban, karena emang niat awal gw pengen pipis. Sesampainya di jamban, gw langsung melakukan hajat yang sudah sangat mendesak, gw sampai merem melek karena nikmat.
Mata gw sedikit melotot, melihat kearah paku, yang tertanam pada tiang jamban, yang biasa di gunakan untuk menggantungkan baju pada saat mandi.
Disitu gw lihat, ada celana dalam warna krem yang tergantung, mungkin itu celana dalam milik ibu gw yang ketinggalan, karena kalau celana dalam teteh Helen gw sudah hafal bener.
Gw pun tertarik untuk mengambilnya, gw ingin mengetahui bagai mana aroma kewanitaan milik ibu gw. Dengan kondisi titit yang masih belum di masukan ke celana, sehabis pipis barusan.
Gw pun mulai menghirup aroma celana dalam dengan penuh perasaan, bau nya sungguh membangkitkan birahi, aromanya sedikit menyengat, beda sama aromanya kewanitaan teh Helen.
Tapi aroma tersebut tidak membuat hidung gw enggan menghirupnya, justru sebaliknya, aromanya membuat nafsu gw bertambah maksimal, titit gw sudah dari tadi tegang maksimal, butuh pelampiasan birahi saat ini juga.
Gw pun berinisiatif, untuk mengocok titit gw menggunakan celana dalam itu. Lalu celana dalam tersebut, gw belitkan ke batang titit gw, dan mulai mengocoknya dengan perlahan.
Sensasinya sungguh luar biasa nikmatnya, karena celana dalam yang sekarang gw pakai mengocok titit gw, adalah milik ibu gw sendiri. Gw pun mulai larut dalam suasana penuh sensasi yang sangat luar biasa.
Kocokan gw semakin cepat, karena gw rasa sebentar lagi gw akan meraih puncak.
" pleekk..pleeekkk...pleeekkk...pleeekk " suara kulit titit gw yang ketarik oleh kocokan yang semakin gw tingkatkan kecepatannya.
"Pleekkk...pkeekkk..pleekkk...akhhhh....akhhh..croottt...crooott...croott...crooott" akhirnya setelah hampir 15 menit, mengocok titit gw, sperma gw pun, berhamburan keluar sangat banyak sekali, membasahi celana dalam ibu gw.
Setelah semuanya usai, gw gantungkan kembali celana dalam ibu gw ke tempat semula, tanpa mencuci terlebih dahulu, gw pun membersihkan titit gw dan pergi meninggalkan nya.
Setibanya di dalam kamar, gw sangat kaget, karena ibu sudah berada di kamar, dengan sorot mata nya, penuh amarah.
Gw pun berusaha tetap tenang dan bertanya.
"ibu, ko...? " gw tidak bisa melanjutkan pembicaraan, karena ibu memotongnya.
" Puas kamu nak? " ibu berkata pelan tapi penuh penekanan.
"Maksud ibu, a..apaa? " gw belaga bego.
"kamu jangan pura pura, kamu apain celana dalam ibu yang di gantung di jamban tadi? " pertanyaan ibu langsung menogok ke jantung gw.
" a..aku..a..aku, eeeeee..." gw tidak bisa mengelak lagi.
" kamu bingung, ko ibu bisa tau, ya ibu tau, waktu ibu sudah berada dikamar, ibu baru ingat, celana dalam ibu ketinggalan di jamban, jadi ibu mengambilnya, eh tak taunya!!!" ibu berkata panjang lebar.
" maaf bu, aa hilaf" gw pun meminta maaf.
" ko bisa sih nak, padahal kamu kan masih kecil" ibu ku sedikit heran.
" Iya maaf bu, tapi aa kan udah gede" gw sedikit membela diri.
"Dasar anak nakal, masa celana dalam ibu mu sendiri di pake kaya gitu" ibu berkata lagi.
"Namanya juga penasaran bu, tar aa cuci deh" gw udah mulai tenang dalam berbicara.
Gw lihat ibu mulai kelihatan tidak emosi, gw pun menghampiri nya, yang masih berdiri di dekat kasur.
"Bu, aa juga tau, ibu selama ini kesepian kan?, dan ibu juga masih butuh belaian kasih sayang dari seorang pria kan? " gw pun mencoba berbicara ke ibu, setelah posisi gw berhadapan dengan nya.
" kamu jangan bicara kurang ajar nak ke ibu" ibu ku mulai sedikit emosi.
"Sudahlah , ibu jangan membohongi diri ibu sendiri, kalau masalah nya cuma itu, aku bisa ko menggantikan ayah untuk sementara" gw bicara dan semakin mendekat ke ibu.
"kamu jangan kurang ajar rey, aku adalah ibu kandung mu sendiri, tidak pantas kamu bicara seperti itu" ibu semakin emosi.
"Trus yang ibu lakuin sama pak kades dan pak sekdes itu pantas menurut ibu?, coba ibu bayangkan kalau ayah sampai tau masalah itu!!! " gw pun balas mengintimidasi nya.
"Tapi nak...." gw pun langsung menempelkan telunjuk gw di bibirnya.
"ibu jangan bicara lagi, aa bisa ko, seperti mereka, bahkan mungkin bisa lebih dari mereka bu, aa janji tidak akan mengecewakan ibu" gw pun terus mempengaruhi ibu dengan kata kata manis gw.
" Tapi ini tidak mungkin terjadi nak, kita kan ibu dan anak, dosa nya sangat besar, hik..hik..hikk" ibu mulai menitikan air mata.
"Sudah lah bu, biar aku yang menanggung semua ini sendiri, ibu jangan khawatir, ibu sayang kan sama rey? " gw bicara lagi.
"Iya nak, ibu sangat menyayangi kamu nak"
Gw pun mencoba mengecup bibir nya, yang menurut gw masih sangat menggoda.
Walau pun tak ada balasan dari nya, tapi setidanya, tidak ada penolakan dari nya.
Ibu gw saat ini hanya memakai daster selutut, yang terbuat dari bahan yang sangat halus, jadi gw bisa merasakan lekuk tubuh ibu gw dengan sempurna.
Sekarang kecupan gw turunkan ke bagian leher, dan belakang telinganya, dengan lembut. Terlihat ibu sudah mulai menikmati cumbuan yang gw lakukan.
"Akhhh...akkhhh..sssttttt....eeeeemmmmm" desahan ibu gw mulai terdengar keluar.
"Akhhh..akhhhh...naakkk...ssssttt...eeeemm" bagian belakang kepala gw mulai di pegang cukup erat, menandakan nafsu nya mulai bangkit.
Tangan gw mulai meraba bagian punggung, dan mulai turun ke bagian bokong nya yang sangat empuk, gw pun langsung meremas bokongnya sedikit gemes, gw rasa ibu tidak menggunakan dalaman satu pun, karena tangan gw tidak merasakan ada yang mengganjal di dalam nya.
Cumbuan gw hentikan sebentar, gw ingin membuka pakean ibu yang saat ini di pakai nya, agar lebih leluasa dalam melakukan aksi gw.
"Bu aa buka dasternya ya" gw meminta ijin ibu gw.
"Iya nak buka saja" Ibu memberi lampu hijau ke gw.
Gw pun langsung mengangkat bagian bawah daster nya ke atas, dan ibu membantu dengan mengangkat kedua tangan nya ke atas, agar lebih mudah mecopot nya.
Setelah daster berhasil di loloskan melewati kepala ibu, gw lempar dasternya entah kemana, sekarang terlihat tubuh toples nya di hadapan gw, tanpa penutup selembar kain satupun.
Tubuh ibu gw masih lumayan bagus, dengan kulit bersih khas pedesaan, di tunjang dengan payudara yang besar karena masih menyusui, walau pun agak sedikit turun, tapi tidak mengurangi keindahannya.
Perut ibu masih kelihatan rata, mungkin karena ibu orang kampung yang selalu aktif bergerak jadi masih kelihat kencang, tidak buncit. Mata gw nanar melihat rimbun kemaluan ibu yang sangat kontras sekali dengan kulitnya yang sangat putih.
Tak sabar gw ingin segera memiliki seutuhnya keindahan di depan gw saat ini, gw pun mengarahkan ibu ke tempat tidur, setelah ibu terbaring di tempat tidur, gw pun langsung melucuti semua pakean yang gw pakai.
Gw pun naik ke kasur dan mulai menindih nya, bibir gw langsung menyosor bibir nya dengan bernafsu, ibu gw pun membalas nya tak kalah serunya. Tangan gw terus bergerilya ke semua bagian tubuh ibu, dan bermuara di payudaranya yang indah.
Setelah cukup lama kami saling bertukar lidah dengan ganas nya, cumbuan mulut gw turun ke lehernya, lidah gw tak henti hentinya menyapu leher hingga ke bagian belakang telinganya.
Rasa nya sungguh nikmat, rasanya agak sedikit asin, mungkin bersal dari keringat nya, justru menambah cita rasa yang gw rasa. Ibu gw terus mendesis bagai ular, mungkin nafsunya sudah malai naik.
"akhhh...sssssttttt...eeeemmmm....aakhhh" desahan nya, mulai terdenar lagi.
Dada gw sudah mulai basah, akibat dari asi nya yang keluar dari payudaranya, karena tangan gw terus meremas payudaranya dengan semangat 45.
Kini lidah gw, mulai menjilati seluruh permukaan payudaranya,kecuali punting nya, sengaja gw tidak buru buru mencaplok bagian tersebut, agar nafsu ibu gw semakin memuncak.
"Akhhhh...naakkk...iseeeppp....te te...ibu...nakk...akhhhh" ibu mulai mengiba, agar aku segera melahap bagian puntingnya.
Karena kasihan dan sedikit penasaran ingin mencicipi kembali air susu nya, gw pun langsung mencaplok punting nya kiri dan kanan secara bergantian. Gw seperti orang kehausan, gw terus menghisap puntingnya yang mengeluarkan asi dengan rakusnya.
Rasanya sedikit tawar, tapi sangat gurih sekali, ibu ku sampai meronta kegelian, saat tete nya gw hisap dengan kencang, disertai jilan lidah gw di puntingnya.
"Akhhhhh....naaakkk...geeelliii...eeennakkkk...ssssstttt...eemmmmmmmm" kepalaku di tekan agak kuat, supaya lebih kencang lagi menggisap puntingnya.
Tangan gw pun meraba bagian memeknya, dan menggosok nya mengunakan jari tangan gw, dengan sedikit kencang.
Selang beberapa menit, ibu ku mengalami orgasme pertama nya.
"Nakk...ibuuu...ke..luarrrr...akhhh..akhhh..crittt..criiitt..criiittt...criiittt..hah..hah" kaki ibu sampai mengenjat ngenjat, dengan mata yang kelihatan putih nya saja.
Gw pun menghentikan aksi gw, gw lihat tangan gw sudah basah, terkena cairan kenikmatan yang keluar barusan, dengan kedua punting nya, memancarkan air susu yang cukup kencang, gw pun menadahin pancuran asi nya dengan mulut gw.
Setelah badai orgasme nya berlalu, gw pun mulai merangkak ke bawah ke arah selangkangannya, dan membuka ke dua kakinya lebar lebar, terlihat memek nya yang indah, walau tak seindah memek nya teh Helen, tapi karena ini memek yang melahirkan gw, jadi sensasinya sungguh berbeda.
Bibir vagina ibu gw, belum menggelambir, masih lumayan bagus, ukuran ibu ibu mah. Gw pun membuka bibir vagina nya mengunakan ke dua jempol jari , gw lihat dalamnya yang berwarna merah dengan sedikit lendir di situ.
Lubang vaginanya masih lumayan sempit entah jarang di pake apa gimana, hanya ibu yang tahu, gw pun menjulurkan lidah gw, dan menjilati memeknya dengan rakus. Kedua paha nya, langsung menjepit kepala gw, dan melihat apa yang gw lakukan.
" Rey..memek ibu, kamu apain nak..akhhhh" ibu gw sedikit heran.
Gw tidak menjawab pertanyaan nya, malahan sekarang bukan hanya jilatan saja yang gw lakukan, tapi sedotan dan hisapan bibir gw di memek nya. Ibu semakin kelojotan di buatnya, terbukti tidak beberapa lama, ibu gw mengejang dan mendapatkan orgasme yang kedua kalinya.
"akkkhhhh....akkkhhhh....memeekk....eennnnaaakk....akkhhhh....teeeruuussss...eeeemmmmm...ssssstttt"
"criiitttt...criiitttt...criiitttt...criiittt" cairan kenikmatan ibu sampai keluar membasahi mulut ku, dan langsung gw hisap dan gw telan dengan lahap nya.
Gw tidak menunggu ibu pulih dari badai orgasmenya, titit gw yang sendari tadi sudah sangat tegang, gw arah kan ke memek basah ibu gw yang merekah.
Dengan mengoles oleskan ke atas kebawah terlebih dahulu, dengan sekali tekan, titit gw berhasil masuk setengah nya pada memeknya.
Ibu sampai menjerit kaget, karena mungkin tidak menyangka ada serangan mendadak dari gw, dengan mata yang sedikit berkaca kaca, sepertinya ibu sedikit kesakitan.
"Nak, tahan dulu, punya ibu perih, punya kamu gede banget sih " tangan ibu menahan pangkal paha gw.
"Masa sih bu, bukannya ibu udah biasa bersetubuh kan, ko masih sakit? " gw bertanya ke ibu.
" iya karena punya kamu, yang paling gede dan panjang, di banding kan dengan yang lain, punya ibu bisa sobek nak" ibu menjelaskan pada gw.
Setelah vagina ibu tidak terlalu menjepit, gw pun menarik sedikit keatas dan menekannya lagi berulang ulang, akhirnya setelah lumayan lama, dengan satu tekanan penuh, akhirnya titit gw bisa masuk sempurna di memek ibu.
" aaawww....sakkkiiittt...nakk " ibu menjerit kesakitan.
" ibuu, memek ibu enaaaakk ba bangeet" gw memuji memek ibu.
Akhirnya gw bisa memasuki kembali dimana dulu tempat gw di lahirkan, rasanya seperti mimpi yang indah, yang sulit di devinisikan dengan kata kata, yang jelas ini sungguh luar biasa.
"Men..tookkk..naakk, punya kamu geee...dee...akhhhh...pan..jaaang " begitu kata kata ibu yang keluar dari mulutnya, yang membentuk hurup O.
"Bu, punya ibuu ko masih ngejepit, titit aku jadi enaaakkk bangeeettt" gw pun memuji kerapatan vagina ibu.
"Titit kamu nak yang kegedean, punya ibu sampai linu begini akhhh, tahaann jangan di gerakan dulu " tangan ibu menahan gw, agar jangan gerak dulu.
" iyaa bu" gw menurutinya.
Vagina milik ibu gw walau tak serapat perawan, tapi ukuran perempuan seumur nya, vagina nya yang paling mantap. Teksturnya lembut dan nyedot banget, bikin titit gw nyaman di buatnya, sepertinya gw akan ketagihan akan jepitan memek ibu gw ini.
"Bu aku mulai ya!!! " gw minta ijin ibu gw.
"Iya nak, tapi pelan ya!!! " ibu ku setuju.
Gw mulai menarik pelan titit gw ke atas dan kebawah dengan penuh penghayatan. Gw ingin menikmati setiap moment ini tanpa terburu buru, gw ingin merasakan setiap inci tubuh indah ibu gw.
Mata ibu gw sampai merem, dan mulutnya tidak berhenti mendesah nikmat, saat titit gw melakukan fenetrasi ke vagina nya, ini terlalu indah apa yang gw saksikan dan rasakan saat ini, gw ingin terus merasakan moment seperti ini tanpa henti.
"Plokkk...plokk..plokkk...plokkk...plokkk...plokkk..plokkk...plokkk...plokkk..plokkk ". Bunyi persetubuhan pun mulai terdengar indah.
"clokkk..clokkk..clokkk..clokkk..preettt..preettt..preettt...akkkhhhh...eemmmm ". Suara kelamin yang saling beradu semakin terdengar nyaring, karena titit gw kini mulai lancar menggenjot vaginanya.
Vagina ibu gw mulai basah, mungkin karena ibu sudah bisa menikmati titit gw, terbukti cairan pelumas nya, mulai banyak keluar, membuat titit gw menjadi lancar dalam menggempur nya.
"ughhhhh...akhhhh...akhhhh...sssstttt...eemmmm...eenaaakk...teruuusss...konn...toll...geee..dee" ibu gw terus meracau semakin kencang.
" me mek...nik matt...akkhhh....ssssttt...akhhhh..ssssttt...emmmm...sumpaaahhh...ini..terlaluu..eneeekk..buuu " gw pun merasakan nikmat yang sama dengan ibu.
Karena takut ada yang bangun, lantas gw meraih bibir nya, yang masih meracau tidak karuan, dan langsung gw lumat dengan sangat bernafsu, sedangkan tangan gw, terus meremas payudaranya yang basah karena asi nya terus keluar.
Ada sekitar 15 menitan gw menggenjot ibu gw dalam posisi misionari. Gw pun pun mencabut titit gw dari memek nya, dan gw membalikan tubuh ibu ku menjadi menungging, dengan bertumpu pada lutut dan sikut nya.
Sekarang terpampang jelas, memek ibu gw yang sedang menunging menjadi lebih indah, dengan bulu nya yang lebat, dan sun hole yang sedikit mengkerut, begitu menantang untuk segera di nikmati.
Sebelum gw melakukan fenetrasi ke memeknya, terlebih dahulu gw tertarik untuk menjilati belahan memek nya yang sudah sangat basah, dengan gemas tangan gw meremas bongkahan bokong yang sangat seksi.
Mulut gw pun langsung muncucuk belahan memek nya, seakan mau memakan nya, lidah gw langsung menjilati belahan memeknya sampai lubang anusnya, reaksi ibu tampak langsung mengerang ke enakan.
" nakk..kok..di jilatannn, akhh..itu..anus ibu jangann di jilaatt...geliii...akhh..nikmat...ssssttt...eeemmmmm" ibu ku mulai meracau tidak jelas.
"cllaapp...claapp..srupppttt..sruppptt" gw terus menjilati kedua lubang itu dengan semangat.
Sekarang jilatan dan gelitikan lidah gw, lebih ter fokus di lubang anusnya, dengan sedang kan memek nya gw colok memakai dua jariku. Hampir 5 menit, aksi tersebut gw lakukan, terasa memek ibu sekarang bertambah becek, sepertinya sebentar lagi ibu gw akan orgasme.
"Akhhh...sssstttt...akkkhhh...ssstttttt, teruuus...eenaaak...sebentar..la gi...ibuuu...keluarrr..nakkk"
Gw menambah kecepatan kocokan jari gw pada memeknya.
"clookkk...clokkk...clookkk...clokkk" jari gw semakin cepat saja.
"Reeeeyyyy...ibuu....sampaiii...criiittt...criitt..criiittt" akhirnya ibu gw mendapat kan orgasme nya, cairannya sampai muncrat keluar mengenai tangan dan dada gw.
Gw pun menyeruput semua cairan tersebut sampai habis, tanpa memberi istirahat terlebih dulu, gw lesakan titit gw ke memek nya langsung, tanpa meminta ijin dulu ke ibu gw.
" preettt " suara memeknya saat titit gw berhasil masuk sempurna pada memeknya. "awwww...sakiittt" ibu gw menjerit kesakitan, mungkin kaget atau apa lah, gw langsung menggenjot dengan tempo yang cepat, memeknya walau sudah sangat basah, mungkin karena posisi nya seperti ini, jadi memeknya tambah menjepit, jadi tambah enak saja.
"plokkk..pkokkk..plokkk..plokkk...plokkk..plokk...memeeekk...enaakkk...sssttttt" gw pun terus menggenjot memeknya dengan kencang, sampai posisi ibu gw ambruk ke depan, kini posisi tubuh ibu rapat dengan tempat tidur, hanya bokongnya saja yang sedikit terangkat mennyambut, gempuran titit gw.
Titit gw bagai piston mesin yang terus bergerak cepat pada lubang kemaluan ibu ku yang semakin rapat saja, gw pun merapatkan tubuh ku pada punggung ibu gw, dan tangan gw langsung meraih dagu ibu gw, agar menoleh ke arah gw.
Gw langsung melumat mulut ibu dengan ganas, dengan keadaan titit masih terus mengebor memek nya dengan cepat.
"Nak..ibu...mau...keluar..lagiii" ibu ku melepaskan cumbuan mulut gw.
"Jangan..dulu...bu, kita bareng aja, aku juga sebentar lagi" gw langsung meningkatkan tempo genjotan gw.
"plokkk...plokkk..plokkk...plokkk..plokkk"
"anakk..kuraaang..ajar, masa ibu mu sendiri di ewe...akhh...sssttt"
"Habiss...memek..ibu enaaakk, aku pasti...ketagihan..nihh"
Selang beberapa menit, akhirnya gw dan ibu meraih puncak kenikmatan hampir bersamaan.
" Reeyyy...ibu..ke lu ar....criiitt..criiitt..critt"
"Aku juga bu, croott..croott..croott..croott"
Dengan hentakan yang sangat dalam, akhirnya sperma gw keluar dengan derasnya, mengisi rahim ibu gw. Yang mungkin bisa membuat ibu hamil.
---------------------------------------------------------------
Setelah persetubuhan panas berakhir, ibu memakai kembali daster nya, dan beranjak keluar.
" ibu, jangan pernah mau ngelayani para bajingan itu ya " sebelum ibu keluar gw berkata ke ibu.
"Iya na, ngelayani kamu juga ibu kewalahan" ibu tersenyum dan pergi.
Gila apa yang gw lakukan ke ibu kandung gw sendiri ini sangat tidak masuk akal, tapi demi kebaikan keluarga, gw harus bisa menguasai ibu, walau terasa amat janggal, tapi mau bagai mana lagi, habis enak sih, hehe.
Hampir satu jam lebih gw bersetubuh dengan ibu, terasa mata gw sudah mulai mengantuk, gw malas ke jamban untuk mencuci titit gw, hanya tadi gw lap pakai daster ibu saja.
Gw pun tidur dengan lelapnya, hanya memakai sarung tanpa memakai apa apa lagi.
Bersambung...
Kira kira next episode apa ya!!!.