Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Izinkan Aku Memilih

Karakter Wanita Favorit

  • Winda

    Votes: 248 41,2%
  • Zahra

    Votes: 64 10,6%
  • Hani

    Votes: 34 5,6%
  • Zakiyah

    Votes: 37 6,1%
  • Devi

    Votes: 2 0,3%
  • Mira

    Votes: 20 3,3%
  • Yanti

    Votes: 8 1,3%
  • Kintan

    Votes: 31 5,1%
  • Nayla

    Votes: 58 9,6%
  • Rina

    Votes: 46 7,6%
  • Sandra

    Votes: 15 2,5%
  • Novi

    Votes: 9 1,5%
  • Fatma

    Votes: 14 2,3%
  • Angel

    Votes: 16 2,7%

  • Total voters
    602
  • Poll closed .
Bimabet
Part 26
Rina:
Putri_Oktarina_3.jpg


Mira:
Almira_Intan_1.jpg

Sudah satu bulan lamanya aku memulai proses penyelesaian tugas akhirku. Cukup menyulitkan bagiku untuk membagi waktu antara menyelesaikan tugas akhirku bersamaan dengan tugasku menjadi ketua umum organisasi dan juga aku masih mengambil beberapa mata kuliah untuk menggenapkan syarat jumlah mata kuliah yang harus ku ambil. Untungnya aku bersama Mira yang cukup ulet dan mungkin mengerti keadaanku sehingga beberapa kali jatah pekerjaanku di selesaikan olehnya.

Hari ini akan dilaksanakan penerimaan anggota baru organisasiku. Sama seperti tradisi di tahun-tahun sebelumnya, acara tersebut akan dimulai pada sore hari setelah semua kegiatan perkuliahan selesai. Acara berlangsung dari sore hingga malam. Susunan acaranya pun juga tidak jauh berbeda dari tahun-tahun sebelumnya.

Hari sudah malam dan acara tinggal menyisakkan “pengukuhan” atau saat ini para pengurus dan para panitia sedang mengumpulkan semua peserta dan sedang “memaki” mereka semua karena tidak taat aturan.

Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, para calon anggota tahun ini benar-benar “lembek”. Jika berkaca dari pengalamanku tahun lalu, masih ada beberapa peserta yang menampik hal yang aku dan panitia lain sampaikan terkait kedisiplinan. Kami memang sengaja memberi celah untuk para anggota dan apabila memang mereka berpikiran kritis pasti orang tersebut akan mengetahui celah itu. Namun untuk tahun ini benar-benar mengecewakan. Tidak ada satu orang pun yang bisa menampik hal yang aku dan para pengurus dan panitia lain katakan.

“GAADA PEMBELAAN NIH?” ucap Virzha garang di depan semua peserta

Suasana ruangan hening.

“UDAHLAH KAAK, MEREKA EMANG MANJA. TAAT ATURAN AJA GABISA. ABIS INI NIH PASTI CURHAT DI SOSIAL MEDIA. BILANG KALO KITA SOK, KALO KITA GILA HORMAT” ucap Mira sambil memutari para calon anggota.

Kulihat juga Zakiyah, Andi, Galih melakukan hal yang sama seperti Mira.

“JAMAN SEKARANG APA-APA LARINYA KE SOSMED YAA KAK. BERANINYA DI SOSMED DOANG” ucap Zakiyah.

“UDAHLAH. PERCUMA MAU DIGIMANAIN JUGA. ANDI, BUBARIN AJA MEREKA SEMUA! GAADA YANG NIAT!!” ucapku.

Aku melihat sekeliling dan para panitia dan para pengurus mulai menyebar mengelilingi para peserta. Namun, para peserta sama sekali tidak ada yang ingin bersuara dan mereka kuperhatikan hanya menunduk.

“HAH? GAADA YANG MAU NGOMONG NIH? KALIAN SUDI DIBUBARIN BEGITU AJA?” ucap Mira.

“KALIAN TUH UDAH BAYAR. UDAH CAPEK DARI TADI SORE KAYAK GINI. MAU DIBUBARIN GITU AJA?” ucap Virzha.

“ga mau kak” ucap salah satu peserta.

“SIAPA ITU YANG NGOMONG?” ucapku dan Virzha bersamaan.

Karena mengucapkan hal yang sama bersamaan, aku hampir saja tersenyum namun bisa kutahan. Kulihat juga para panitia dan pengurus yang lain hampir sama sepertiku. Untungnya para peserta masih saja menunduk sehingga tingkahku tidak diketahui oleh mereka.

Kami masih terus mencerca mereka karena kami gemas sendiri karena tak ada satupun yang memberikan tanggapan hingga akhirnya ada seseorang laki-laki dengan lantangnya berbicara bahwa ia tidak ingin dibubarkan dan meminta panitia melanjutkan acaranya.

Virzha dengan beringas langsung menariknya ke luar dari barisan dan berteriak “SATU DOANG NIH YANG MAU LANJUT??” sambil mengangkat tangan laki-laki itu.

Baru mulai dari situ banyak yang berbicara. Satu persatu peserta yang berjumlah kurang lebih 30 orang mulai berbicara dan mengutarakan alasan mengapa mereka tidak harus diberhentikan.

Kami para pengurus akhirnya keluar dari ruangan itu dan menyerahkan sisanya ke panitia untuk melanjutkan acara. Kami menuju ke sebuah ruangan yang memang ditujukan untuk para pengurus dan panitia yang sedang tidak ada kerjaan.

“zaman udah makin membuat generasi manja” ucap Virzha yang mendapat anggukan dari beberapa pengurus yang mendengarnya.

“iya vir, aku gemes banget tadi hahaha” ucap Zakiyah. “tinggal ngomong doang, kok ya susah amat” lanjut Zakiyah.

Suasana ruangan panitia dan pengurus menjadi ribut karena hal tadi. Beberapa saat kemudian kami sibuk dengan dunia sendiri alias ada yang bermain HP, ada juga yang tidur-tiduran, ada juga yang menggoda para wanita di ruangan itu. Hal terakhir adalah yang aku lakukan bersama Virzha dan Anton (haha).

“mas Faza sama mas Virzha, acara kan udah selese dan ada yang mau foto sama mas berdua” ucap Wisti yang merupakan salah satu panitia acara tersebut.

“hah?? Ngapain?” ucapku.

“tuhkan bener mereka apa-apa ke sosmed sekarang?” ucap Mira.

“udah laah zaa gapapa. Barangkali cantik kan hahaha” ucap Virzha.

“ingeet lu vir, Mira nunggu loh ahahhaah” ucapku yang langsung mendapat lemparan kertas dari Mira.

Aku dan Virzha hanya tertawa sambil berjalan mengikuti Wisti.

“ti, cewek atau cowok?” ucap Virzha ditengah-tengah perjalanan.

“cewe mas haha”

“wuihh kesempatan nih haha”

Aku hanya menggelengkan kepala karena tingkah Virzha ini. Aku tidak begitu tertarik karena pertama memang aku sudah memiliki pacar yang kedua adalah jarak umur yang cukup jauh menurutku.

Sesampainya di ruangan para peserta, Wisti mengantar kami sampai persis di hadapan wanita yang meminta foto dengan kami.

“hai ka Faza ka Virzha” ucap wanita itu.

Beberapa saat kemudian, riuh ramai terjadi di ruangan itu karena melihat kami berpose untuk foto. Aku cuek saja dan Virzha juga sepertinya cuek. Namun ia malah berkenalan dengan wanita itu dan akhirnya akupun ikut berkenalan dengannya. Ya tidak apa sih toh dia juga akan jadi adikku di organisasi ini.

Setelah ia puas dengan berfoto dengan kami berdua, kami memutuskan kembali ke ruangan khusus panitia namun sekali lagi kami dihadang oleh kumpulan peserta yang ingin berfoto dengan kami. Sebagian besar eh bukan, semuanya perempuan yang meminta berfoto dengan kami. Aku berhasil mengelak karena aku tidak begitu suka menjadi objek foto, lebih suka menjadi orang yang mengambil gambar. Aku meninggalkan Virzha yang memang sepertinya senang dengan keadaannya. Biarlah Virzha, toh wajahnya lebih rupawan bila dibandingkan denganku.

“kok ka Faza gamau ikut foto?” ucap Wisti yang mengikutiku.

“gamau ti, gasuka aja haha”

“yaaah. Padahal aku pengen foto sama ka Faza haha”

“ooohh kamu mau…. Dulu emang gasempet foto ya kita?”

“gasempet kaak. Kan kaka sibuk terus hahaha”

“oohh maaf deeh haha. Yaudah tapi jangan disini yaa. nanti keliatan sama orang lain. Nanti pada minta juga”

“di ruangan aja ya kak haha”

“okesip”

Kami berdua berjalan menuju ruangan khusus panitia. Suasana sepi saat itu, mungkin para panitia dan pengurus lain juga sudah membaur dengan anggota baru organisasi kami dan ikut berfoto-foto. Memang acara tinggal berfoto-foto dan masih ada banyak waktu untuk melakukan evaluasi acara kali ini.

Aku sedikit kesusahan membuka pintu ruangan, namun dengan sedikit dorongan pintu itu terbuka. Tampaknya pintu tersebut diganjal oleh banyak tas oleh orang yang ada di dalamnya.

Betapa terkejutnya aku, dihadapanku dan Wisti sedang terdapat dua orang yang sedang beradu kelamin di atas sebuah meja yang biasa digunakan dosen untuk mengajar. Orang itu adalah Anton dan Devi. Mereka berdua terkejut saat aku masuk ke dalam ruangan. Aku secara reflek menutup mata Wisti dan menarik tubuh Wisti keluar dari ruangan itu. Kulihat Wisti nampaknya sedikit shock dan bingung dengan pemandangan barusan.

“itu ka Devi ya ka?”

“hhmm iyaa tii. Kamu jangan bilang siapa-siapa ya”

Wisti hanya mengangguk namun dengan ekspresi orang yang bingung.

“udah tii lupain yang barusan. Yuk kita foto disini aja”

Wisti mengangguk lagi dan mengambil HP yang ada di kantungnya.

Kami lalu ber-selfie ria dan menghasilkan banyak sekali gambar. Setelah puas, dengan canggungnya Wisti izin kepadaku untuk kembali ke ruangan tempat acara berlangsung. Aku mengiyakan dan aku melihat Wisti sedikit berlari meninggalkanku.

Aku lalu berbalik dan masuk ke dalam ruangan itu lagi.

Kini mereka berdua sudah berpakaian lengkap dan menunduk saat aku mendekati mereka.

“kalian ngapain?” ucapku.

“maaf zaa. Aku gabisa nahan” ucap Anton.

“anton maksa aku za” ucap Devi.

“enak ajaa. Kamu yang mau kok dev. Sembarangan”

“enggaaa… kamu yang duluan godain aku tadi”

“UDAH CUKUP!” aku menghela nafas. “untung yang liat aku, kalo adik kelas gimana? Lain kali, kalo mau gituan, sabar. Tahan aja sebentar. Di kos kan bisa”

“iyaa zaa. Maaf” ucap mereka hampir bersamaan.

“Yaudah, balik sana ke ruangan. Membaur. Itu anggota baru kita. Jangan sampe pas jadi kepanitian kabur-kaburan. Akrabin diri sama mereka” ucapku.

“iyaa zaa” ucap mereka dan mereka berdua pergi meninggalkan ruangan itu.

Aku kini sendirian di ruangan ini. Rasanya malas sekali pergi ke ruangan tempat acara berlangung. Lagipula acara memang sudah selesai dan hanya menyisakkan “ramah tamah dari kami kepada peserta”

Aku mengambil HP-ku dan aku mencari nama Rina disana.

“rin, kayaknya aku bakal pulang jam 12 an deh. kamu tidur aja jangan nungguin aku. Selamat tidur ya cantik. Mimpiin aku yaa haha” tulisku di sebuah pesan.

Aku juga memeriksa pesan yang masuk. Salah satunya dari Zahra yang mengatakan bahwa ia masih tidak percaya dengan kelakuan mantannya itu. Sebenarnya percakapan itu sudah panjang semenjak Zahra memutuskan hubungannya dengan mantannya itu, namun sepertinya ia masih shock dengan kelakuan mantannya itu. Aku sudah kehabisan kata-kata untuk menanggapinya.

Satu lagi dari Hani yang mengatakan bahwa ia ingin minta bantuan untuk pindahan ke kosan barunya.

“bukannya ada Satya han?” tulisku untuk membalas pesannya.

Aku lalu menyender di dinding ruangan itu dan sedikit menutup mataku untuk sekedar pergi dari dunia ini sebentar saja.

.

.

.

.

“cieeee yantiiii. Udah punya calon suami aja masih genit yaa sama pak ketua hahaha”

Dengan berat aku membuka mataku. Aku ketiduran nampaknya. Pandanganku masih kabur namun beberapa saat kemudian sudah jelas dan di depanku sudah ada Yanti yang sedang meletakkan sarung yang bisa kugunakan untuk selimut. Dia hanya tersenyum saat melihatku membuka mataku.

“miraaaa. Orangnya jadi bangunn kaaannn” ucap Yanti sambil meninggalkan tubuhku.

Susana ruangan kulihat sudah sudah ramai dan kulihat jam sudah menunjukkan pukul 22.45 dan sesuai jadwal sekarang akan dilaksanan rapat evaluasi untuk acara kali ini. Aku lalu bangkit dan melipat sarung yang diberikan Yanti kepaku. Aku diperhatikan oleh semua orang yang ada di ruangan ini. Aku sedikit risih akibatnya (haha)

“udah bangun bos? Hahah” ucap Virzha menjabat tanganku.

Aku yang mungkin belum begitu fokus, menerima jabatan tangannya.

“cuci mata dulu ya bos. Anda sepertinya sangat kelelahan haha”

“iyaa vir, sorry. Pusing kepalaku”

“YANTIII!!. Mau nganter Faza buat cuci mata ga?”

Seluruh ruangan menjadi riuh karena kelakuan Virzha. Aku lalu sedikit menjitak kepalnya dan ia hanya tertawa. Aku lalu beranjak sendiri menuju sebuah kamar mandi untuk mencuci mataku.

Setelah aku selesai mencuci mata, aku dikejutkan oleh Yanti yang menungguku di luar kamar mandi itu.

“eehh yanti. Kenapa yan?” ucapku masih mengusapkan tangan di wajahku.

“gapapa zaa. Cuman mau ngasih tau aja. Kalo aku mau nikah tahun depan hehe”

“waaah. Selamat yaa” aku menjabat tangannya.

Ia menggenggam tanganku cukup erat dan tiba-tiba ia menabrakkan tubuhnya di tubuhku. Dan kepalanya ia tenggelamkan di dadaku.

“makasih yaa zaaa”

“makasih buat apa yan?” Aku menarik tubuhnya agar lepas dari tubuhku.

“yaa makasih ajaa. Udah ada buat aku pas lagi jatuh akunya”

“kan bukan cuman aku. Ada yang lain juga. aku mah cuman bisa nyemangatin ahaha”

“dateng yaa zaa besok. Undangannya nyusul haha. Undangannya online aja ya za, aku kan gatau rumah kamu dimana haha”

“iyaa gapapa, emang di mana tempatnya?”

“di rumah orang tuaku zaa. Alhamdulillah mereka merestui dan aku udah dianggap anak lagi sama mereka haha”

“oohh Alhamdulillah. Di Solo berarti?”

Yanti hanya mengangguk.

“nanti bareng bareng deh yaa haha”

“iyaaa kalian harus bareng pokoknya haha”

Beberapa saat keheningan menimpa kami. Aku kehabisan kata-kata untuk menanggapi Yanti.

“HAYOO KALIAN LAGI NGOBROLIN APA HAHA. YANTI NAKAL YAA MASIH AJA GODAIN FAZA” ucap Mira yang baru saja sampai ke tempat kami.

“aku ngucapin makasih aja kok mir haha” ucap Yanti.

“kamu ditunggu zaa. Barangkali mau nambahin eval acara”

“ada Virzha kan?” ucapku.

“ya ada sihh. Kamu kenapa sih za?”

“aku pusing mir haha”

“semangat dong zaa haha”

Beberapa saat kemudian kami memutuskan untuk kembali ke ruangan untuk menghadiri rapat evaluasi.

Aku hanya beberapa menambahkan kekurangan apa yang aku rasakan. Itupun juga sebelumnya aku bertanya kepada Virzha dan teman-temanku yang lain.

Caraku mengatur waktu dan membagi waktu memang perlu di evaluasi karena di waktu waktu sekarang adalah waktu yang cukup genting dimana aku harus segera menyelesaikan proyek tugas akhirku ditambah organisasiku akan melaksanakan acara tahunan yang cukup besar ditambah lagi drama-drama yang seperti diatur oleh orang-orang sekitarku.

Rapat selesai saat jam sudah menunjukkan pukul 23. 40. Kami semua lalu melakukan jargon organisasi kami. Hal ini baru dilakukan saat kepengurusanku. Tujuanku adalah untuk menunjukkan kesan kekeluargaan di organisasi kami dan agar para anggota juga tidak “menghilang” karena kesan “keras” di kepengurusan sebelum-sebelumnya.

“zaaa, bareng doong” ucap Zakiyah.

Kami saat ini sedang di halaman parkir untuk mengambil kendaraan kami.

“kamu nginep di Tama?”

“iyaa zaaa hehe. Abisan ini udah malem banget. Aku juga tadi udah bilang ke ibu biar tidur duluan aja”

“oohh yaudah. Yuk naik”

Aku menarik tuas gas motorku dan kami meluncur menuju kosanku.

Selama perjalanan yang tidak jauh itu, aku beberapa kali berjalan di pinggir jalan. Aku tidak sadar melakukan itu. Kadang aku juga melepas tuas gas sehingga motorku kehilangan tenaganya untuk melaju. Aku benar-benar kelelahan. Bukan kelelahan fisik namun kelelahan pikiran. Mungkin aku sudah sampai di titik jenuhku. Mungkin aku harus rehat sejenak untuk menenangkan pikiranku.

“kamu kenapa zaaa?” ucap Zakiyah sedikit khawatir di belakangku. “aku aja yang nyetir yaa zaa?” lanjutnya sambil berusaha membuatku menghentikan kendaraanku.

“engga usah zak. Ini bentar lagi kok” Aku menarik tuas gasku lagi dan kami melaju dengan normal.

Zakiyah tidak berkomentar apa-apa lagi hingga akhirnya kami sampai dengan selamat di kosanku.

“kamu kenapa zaaa? Cerita sihhh…” ucap Zakiyah saat kami masuk ke dalam kosanku.

“gapapa kok zaak. Aku lagi pusing aja haha”

“pusing kenapa?”

“pusing ajaa. Aku gabisa bagi waktu dengan baik haha”

“yaampuuun semangat doong ketuaku. Kalo kamu kenapa-kenapa kami gabisa apa-apa zaa”

“iyaaa maaf in ketuamu yang gak bener ini”

“ihhh apasih haha. Udah bener kook. Bagus bangett malah. Duetmu sama Virzha bener-bener keren. Lebih keren daripada kembar Jordi Jodi dulu kalo menurutku”

“itukan kamu gara-gara gak banyak komunikasi sama mereka. Aku yang ngerasin langsung sih ngerasa masih bagusan mereka”

“enggaaa zaa. Keputusanmu buat engga terlalu keras ke anggota dan tetep keras sama pengurus tuh bener-bener bagus. Aku ngerasain panitia tadi seneng banget walaupun capek. Aku dulu gak ngerasain seneng yang kayak tadi”

“masih awal-awal sistem ini berlangsung. Aku juga taruhan sebenrnya. Kita liat aja sampai akhir, kalo emang para anggota happy ya berarti bener”

Zakiyah hanya mengangguk.

“zak kamu tau Anton sama Devi udah sejauh mana?”

“hah? Maksudnya?”

“tadi aku nangkep basah mereka lagi gituan”

“ihhh serius zaa? Masa sih? Setauku Devi bisa jaga diri deh”

“lah setauku juga zak haha. Jadi intinya kamu gatau ya?”

“aku sih pernah denger kalo Devi lagi dideketin cowok, cuman aku gatau kalo itu Anton”

“yaudahlaah biarin aja mereka haha. Istirahat aja malem ini biar besok fresh

“semangat ya pak ketua hahaa. Perlu kecupan sebelum tidur ga nih? Hahaha”

“nanti aku dibacok sama Tama. Udah sana masuk aja ke kamarnya”

Zakiyah hanya cekikikan dan langsung masuk ke kamar Tama yang memang sengaja tidak dikunci olehnya. Aku masuk ke dalam kamarku dan aku langsung menjatuhkan diriku di kasur dan tak lama kemudian aku sudah berada di alam mimpi.

*****
Keesokan paginya aku dibangunkan oleh Rina yang datang ke kamarku. Dengan berat aku membuka mataku dan aku menutupnya lagi saat tau jam masih menunjukkan pukul 04.30.

“iiihh sholat dulu zaaa” ucap Rina sambil menarik bantalku.

Aku menarik guling untuk kugunakan sebagai alas kepalaku. Rina menariknya lagi hingga aku kesal.

Kami saling menarik bantal dan guling hingga akhirnya akulah pemenangnya. Rina yang kesal karena gagal membangunkanku, langsung menarik kakiku hingga kakiku terjatuh dari kasur. Hal itu sontak membuatku mau tidak mau bergerak cukup banyak untuk memperbaiki posisiku sehingga rasa kantukku pun hilang.

“dasar jail” gerutuku.

“bangun makanya. Aku udah jauh-jauh kesini juga buat bangunin kamu”

“ngapain sihh. Kan bisa lewat telefon”

“kurang greget” ucap Rina singkat dan lugas.

Aku menyerah melayaninya berdepat. Pasti aku selalu kalah jika berdebat dengannya.

“kamu emang udah sholat?”

“lagi engga”

“hmmmm”

Aku lalu bangkit dan keluar dari kamarku untuk melakukan ibadah wajib pagiku dan aku juga melakukan mandi yang sangat menyegarkan di pagi hari ini.

.

.

“mandi za? Hahaha”

“iyaa biar sekalian seger… kenapa rin ke sini pagi-pagi?”

Aku kembali berbaring di kasurku dan kepalaku aku letakkan di paha Rina yang duduk di pinggiran kasurku.

“ya gapapa zaaa. Abisan aku ninggalin kamu tidur kan tadi malem”

“yaampuun. Ya gapapaa. Aku jg baru pulang jam 12”

Rina lalu mengacak-acak rambutku membuatku risih.

“zaa, kamu ada kerjaan ga hari ini?”

“ada sih, cuman sebentar tapi. Kenapa?”

“jam berapa itu?”

“tergantung aku mau nya kapan haha”

“oohhh gituu. Ke pantai yuk zaaa. Aku udah lama ga ke pantai”

“emmmm. Pantai?”

“yuukk zaaaa heheheh”

“yaudah bentar. Aku bilang ke temenku kalo aku mau ke kampus pagi. Biar dia ga nyariin aku” aku segera mengambil HP-ku yang masih tergeletak di meja kamarku.

“cieeee laporan hahaha”

“harus rin. Biar aku ga dimarahin haha” Aku mengetik beberapa kalimat dan kukirimkan ke Mira sebagai partner proyek tugas akhirku.

“halah. Emang berani Mira marahin kamu? Haha”

“lohh kok kamu tau aku sama Mira?”

“dia cerita kaliii zaa hahaha”

“ooohh iyaa kalian satu kosan yaa. Waaah jangan-jangan kamu tanya macem-macem sama Mira ya?”

“iyaaa dong haha”

Aku juga mengecek pesan yang masuk di HP-ku salah satunya dari Hani yang baru beberapa menit yang lalu pesan itu masuk.

“iiihhh apasih zaa. Aku kan gaada apa-apa sama Satya. Bantuin yaa zaaa? Minggu depan kook hehe” tulis pesan itu.

“ya jadiin sebagai apa-apa dong haan haha” balasku.

Aku lalu bangkit dan mengambil beberapa pakaian yang kurasa pantas.

“yuk riin. Kamu tadi naik apa kesini?””

“jalan kaki hehehe”

“heh? Seriusan? Jauh loh itu…”

“iyaaa gapapa. Biar kurus hahahah”

“hadeuhh. Yaudah yuukk ke kosan dulu. Kamu kan pasti belum mandi haha”

Rina hanya “hehehe” ria dan kami pergi menuju kosan Rina.

.

.

Aku kembali digoda oleh Rina yang pura-pura mengajakku untuk ikut masuk ke kamar mandi saat ia mandi. Aku sebenarnya ingin memaksanya kali ini namun karena ini merupakan kosan perempuan dan jika dia berteriak maka habislah aku.

Aku menunggu Rina di teras kosannya. Beberapa menit berlalu Mira datang dan nampaknya ia baru saja kembali dari lari pagi nya.

“waaah pagi-pagi udah ngapel aja nih haha” ucap Mira dan ia duduk di bangku di sebelahku.

“dia yang nyamperin aku mir haha. Kaget aku”

“PANTESAN” nada Mira menghentak dan meninggi. Aku dibuat kaget olehnya.

“kenapa?”

“tadi aku kaget pagi-pagi udah ada yang buka gerbang haha. Biasanya kan gerbang dibuka sama bapak kos jam 5 an, dan tadi bapak kosnya aja nanya ke Rina mau kemana karena katanya dia buru-buru banget”

“hahaha dasarr dia tuh”

“oh iya za. Nanti mau ngerjain kapan?”

“belum baca chat-ku berarti ya? Aku mau pagi mir. Nanti yang punyamu aku kerjain sekalian deh. Sedikit juga kan, biar sekalian”

“weeehh makasih zaa. Mau ngapain emang?”

“iyaaa. Kamu kan juga sering ngerjain punyaku. Aku mau pacaran mir hahaha”

“wedeeehh. Yaudah aku ikut deeh. Biar kamu lebih cepet selese. Aku mau mandi dulu”

Mira pergi meninggalkanku masuk ke dalam kamar kosannya. Aku lalu memutuskan untuk membuka HP-ku barangkali ada pesan atau informasi apapun. Dan yaa benar juga. Ada pesan dari Hani dan Zahra yang mungkin baru membalas pesanku. Aku membuka pesan dari Zahra terlebih dahulu.

“zaa kamu ngapain hari ini?” tulis Zahra.

“mau ke pantai zah, bareng Rina”

Aku sengaja langsung menggunakan kata Rina karena jika menggunakan kata “pacar” kupikir itu terlihat menghindarinya. Aku memang belum bercerita apapun kepada Zahra tentang Rina. Yang dia tau hanya aku mempunyai pacar baru setelah Winda.

“Rina? pacarmu ya?”

“iyaa zaah. Kenapa emang zah?”

“yaaah. Yaudah dehh gapapa. Aku mau ngajak kamu jalan-jalan jugaa padahal”

next time ya zah hehe”

“yaa gaada lah zaa. Kan kamu udah punya pacar. Jangan khianati dia. Aku juga gamau jadi pelakor”

“yaampuun. Maaf yaa”

Zahra sudah tidak membalas pesanku. Aku langung beralih ke pesan Hani.

“gamauuu. Yang aku pengin jadiin apa-apa itu kamu za. Tapi kamu selalu pilih yang lain. Gapernah terbersit apa za buat milih aku setelah apa yang udah kita lakukan?” tulis Hani.

*DEG*

Aku masih belum membuka pesan itu namun masih membacanya lewat tab notifikasi di HP-ku. Aku benar-benar bingung apa yang harus kulakukan. Beberapa saat kemudian datang lagi pesan dan kali ini yang mengirim pesan itu adalah Zahra. Aku membaca pesan itu lewat tab notifikasi HP-ku.

“kamu masih mikirin kata-kataku dulu ya za? Yang tentang aku gamau pacaran sama kamu karena kita dulu kayak gitu.. Apa aku bener-bener gaada dipikiran kamu za buat gantiin peran Winda setelah apa yang udah kita lalui?”

Aku memandang dengan lemas layar HP-ku.

“mereka janjian yaa ngirim kata-kata ini?” batinku.

Aku memutuskan untuk tidak membalas pesan itu karena aku belum tau apa yang harus kukatakan.

Beberapa saat kemudian, aku melihat Rina keluar dari kamarnya. Dia sangat cantik saat ini namun karena balutan make-up yang cukup tebal aku sedikit mengomentarinya. Rina hanya berkelit ini untukku dan agar aku tidak malu berjalan dengannya. Aku sekali lagi tidak tau harus menanggapi Rina apa lagi.

Aku pergi ke kampus terlebih dahulu untuk mengerjakkan progress tugas akhirku. Saat aku melakukan preparasi, Rina berisik sekali bertanya ini itu. Aku hanya bisa menjelaskan dengan sabar. Namun aku cukup senang karena ditemani oleh Rina kali ini. Walaupun ia bawel, namun dia bisa memberikanku rasa nyaman karena tingkahnya itu.

Beberapa saat kemudian, Mira datang dan giliran dia yang dihujani pertanyaan olehnya. Mira bahkan meninggikan nada bicaranya karena sulit sekali menjelaskan hal sains kepada anak sosial. Aku hanya cekikan dari jauh melihat mereka.

Jam sudah menunjukkan pukul 09.00 dan aku sudah menyelesaikan pekerjaanku hari ini. Hal ini berarti sudah 2 jam aku bekerja. Sebenernya pekerjaan ini bisa dilakukan lebih cepat namun memang akibat kehadiran Rina yang bertanya banyak hal menyebabkan pekerjaanku sedikit terganggu. Tapi tidak apa karena ditemani olehnya juga aku sudah bersyukur.

Aku pamit kepada Mira yang katanya ingin bertemu dengan Virzha pagi itu. Aku sedikit menggodanya dan meledeknya dan ia hanya mencak-mencak karena pertemuan ini bukan apa yang aku bayangkan.

Aku lalu mengajak Rina untuk segera pergi karena matahari kian tinggi. Kami lalu menuju pantai untuk menyegarkan otakku yang mulai jenuh dengan rutinitasku.

Bersambung​
 
Thx updatenya om

Selamat berekreasi Faza, manfaatkan waktu sebaik mungkin untuk mempersiapkan dirimu.
Si kembar and the gank pasti akan memulai "sesuatu" dalam waktu dekat ini :pandajahat:
 
Aw aw aw Hani mulai muncul lagihh Zahra pun mulai nagih :senam2:

Suskes terus hu tetap anjuuut :jempol:
 
Kalo gue prediksi.. arah cerita ini akan jadi gini.. Faza pada akhirnya akan jadi sama Zahra, karena biar bagaimanapun Zahra adalah cewek pertama dalam hidup Faza.. sedangkan Rina akhirnya tau tentang masa lalu faza dengan Zahra, Winda, dan Hani.. belum lagi cewek2 lainnya sehingga Rina memilih mundur. Hani, dia akan jadi musuh dalam selimut yg akan membantu geng Jordi dan Jodi buat ngancurin Faza. Hal ini karena Hani sakit hati sama Faza.
 
Makasuh up nya om...

Zahra sama hani dah jadi pacar abang aj... Dari pada sama faza tar makan hati enak sama aku yang polos dan unyu - unyu ini...
 
Faza bimbang, 2 cewe masa lalu mau masuk lagi ke kehidupan ny, sikat bae lah gan, jangan buat faza setia, setia itu kan setiap tikungan ada. Belum nampak pembalasan Duo lonte jordi dan jodi. Di tunggu next ny gan..
 
damn cerita kedua yg bikin nangis di cerbung setelah karya suhu croptiond, njenengan pinter pisan bosku gawe critaneeee :'(
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd