"Kono Bangumi wa goran no suponsaa no teikyou de okurishimasu"
alias:
Cerita ini di seponsori oleh, Aer galon isi ulang Mang ical, Rokok gudang garam merah yang dibeli hasil ngutang ke warung mpok minah oleh si editor, Nasi goreng selera gue yang dimasak dengan penuh kasih sayang sampe terasa sangat asyiin. Kopi item ala-ala anak indie. Juga Laptop editor yang entah OSnya itu macem apaan.
Act 2
bandar udara Ibu kota.
Sorang wanita baru saja turun dari pesawat, ia tengah sibuk memainkan ponselnya lalu menghubungi seseorang, tapi ponsel tujuannya tidak dapat menerima panggilan.
"ish... Papa Jack! angkat donk!" gerutu Frieska kesal.
kemudian ia mengirimkan pesan singkat pada aplikasi chatnya. Namun belum ada notifikasi terkirim, sepertinya pria yang ia maksud papa Jack itu menonaktifkan ponselnya atau, sedang berada diluar jangkauan.
Tak lama kemudian ia mendapati ponselnya berdering, sebuah telpon masuk dari kekasihnya, Yuki.
"halo yang... gimana liburannya" tanya Frieska.
"Sorry ay, gue lagi dijalan dan buru-buru nih, oh iya gue mau tanya..." Yuki memotong pertanyaan frieska dan balik bertanya.
"eh... kenapa yang? ada apa? tanya aja kok" Frieska penarasan.
"Apakah JOT mengadakan suatu acara hari ini di pulau Nui?" Pertanyaan Yuki begitu menohok, pasalnya Frieska diperintahkan JOT dan GM untuk tidak memberi tahu siapapun termasuk orang terdekatnya.
"maksud kamu apa yang? aku gak ngerti. sumpah..." jawabnya.
"Oke kira-kira kita bisa ketemu gak? gue jelasin langsung gimana yang? ke kafe kita aja ok?" tawar Yuki.
Frieska tegang, ia bingung harus menjawab apa, karena Yuki tau bagaimana sikapnya saat ia berbohong. Frieska tidak pandai berbohong, ia terus mengepal jari dan menggigit bibirnya.
"Yang sorry, hari ini aku harus ke makam mba imel, gimana kalo ntar sorean bisa kan... ya sayang..."
Frieska mencoba merayu yuki. Yuki menarik nafas dalam-dalam dan tidak ada cara lain selain melakukannya sendirian, tanpa memberitahu Frieska.
"Oohh oke kalo gitu, aku titip do'a aja buat mba imel ya" katanya
"ahh, iya yang... bye luv you" frieska menutup telponnya, dan kembali mencoba menghubungi papa jack.
kali ini percobaannya berhasil, telponnya masuk, kemudian terdengar suara pria dari sana.
"ya mpris... gimana?"
"papa Jack! gawat nih! gawat haaa..." Frieska mengadu pada papa jack dengan manja.
"gawat apa, mpris sayang..." tanya Jack balik
"Yuki tau kalo kita ngadain sesuatu di pulau Nui!" tegas frieska
"hoo... gitu ya, tenang aja mpris, kamu segera ke RS pusat, tunggu aku di Rooftop nanti ada orang yang jemput kamu disana, naik heli" Jack nampak tenang, sepertinya dia sudah punya siasat dan rencana lain.
"papa jaack... ish kok tenang-tenang aja sih? gimana kalo kita ke gep?" frieska yang khawatir akan hubungannya dengan Jack diketahui Yuki semakin risau dan panik.
"Justru aku mau nunjukin ke dia, kalo sebenernya aku lebih serius daripada dia, kamu mau terus sama aku kan mpris?"
"hee... ii... iya papa jack, aku sebenernya bingung, tapi kalo papa jack cuma pilih aku aja, dan papa jack gak main member lain aku siap, aku milik mu seutuhnya." Frieska termakan bujuk rayu Jack pada akhrinya.
"bukan kah kau sudah miliku seutuhnya Mpris? dan aku pun begitu? kalo begitu segera lanjutkan rencana kita, kita akan bulan madu di Mata Nui haha" Jack tertawa penuh kepuasan, begitu juga Frieska, ia menganggap bahwa Jack akan segera memilih Frieska menjadi pendamping hidupnya.
jalan menuju pelabuhan.
"pak tolong dipercepat ya, soalnya saya buru-buru" pinta Yuki pada sopir taksi online
"ini sudah melebihi batas kecepatan yang ditentukan negara mas" Sopir tersebut keberatan dan takut akan terjadi sesuatu yang tidak diinginkannya.
"hmm baik pak, maaf kalo begitu" ujarnya.
setelah melewati beberapa perkampungan, akhirnya ia sampai menuju pelabuhan, tak lupa ia memberikan tips lebih pada driver tersebut, kemudian ia mengecek ponselnya sambil bergegas berjalan setengah berlari mencari orang yang bernama Dodo, bapak Dodo itu lah yang menurut informasi yang Yuki dapatkan bisa mengantarkannya ke pulai Nui.
Yuki menemui pemilik kapal pribadi, disana ia bertemu dengan orang yang memperkenalkan diri namanya Francis dipanggil Fran, Indo blasteran bule portugis lah. Setelah Yuki bertanya soal Dodo, Fran malah terkejut dan memilih tutup mulut, ia enggan membuka informasi, tetapi setelah negosiasi bersamanya yuki memberikan beberapa lembar uang ratusan ribu akhirnya ia mau memberi informasi.
Ia harus menyebrang ke salah satu pulau yang berada di kepulauan seribu. lalu ia dapat bertemu dengan bapak Dodo.
Akhirnya Yuki berhasil bertemu dengan bapak Dodo.
Pria beruban dengan pakaian yang bersahaja duduk bersandar di dipan, sambil mengisap rokok kretek.
"permisi apakah anda Bapak Dodo?" tanya Yuki, pria itu diam tak menjawab, matanya memandang dalam-dalam kearah Yuki, namun kemudian ia membuka mulutnya.
"Sambaran petir nan sayu dikala langit mendung"
Entah prasa atau quote atau bahkan prosa, ia tidak mengerti sastra, lalu ia bertanya sekali lagi padanya.
"permisi, anda bapak Dodo? boleh saya bertanya pak?" tanya Yuki kembali.
lalu sekali lagi pria itu mengatakan hal yang sama
"Sambaran petir yang sayu meskipun hujan tidak turun" asap rokoknya dikepulkan kearah yuki, kemudian Yuki terbatuk dan menepis asap rokok tersebut
"maaf pak aku tidak mengerti sama sekali dengan yang bapak katakan" Yuki akhirnya menyerah bertanya, lalu duduk lemas pada kursi kayu yang sudah agak reyot.
"jikalau kau belum bisa menjawabnya, maka aku tak akan menjawab pertanyaanmu, kembali lah lagi nanti bila kau sudah punya jawabannya, hehehe" Dodo terkekeh sambil mengisap batang rokoknya kembali.
Yuki meninggalkan gubuk tua itu, sambil berjalan lunglai lalu kepalanya terasa berat, pening dan seolah dari dalam dirinya ada yang berbisik.
"Sambaran petir yang sayu di kala langit mendung
Ketika hujan turun, akankah kau tetap disini menemaniku?"
"apa ini?", Yuki mendengar seseorang berbisik halus padanya, sedangkan kepalanya terus terasa berat dan tertekan.
sekali lagi suara itu terdengar sangat jelas,
"Sambaran petir yang sayu meskipun hujan tidak turun
Aku tetap disini menemani dirimu"
"haggh... “ kepalanya semakin pening, kemudian akhirnya ia terjatuh tersungkur sambil memegangi kepalanya yang sakit.
Kesadaran Yuki akhirnya pulih kembali, meski agak linglung dan belum sadar dengan apa yang telah terjadi.
Saat ia bangkit ia berada disebuah perahu boat, dimana Dodo sedang berada di ujung perahu, tersenyum padanya sambil merokok.
"sekitar 30 menit lagi kita akan sampai nak, tak ku sangka kau bisa melanjutkan
Tanka itu dengan cepat" asap rokonya dikepulkan ke langit
"hah melanjutkan, maksud bapak?" Yuki yang keheranan dan bingung dengan apa yang terjadi kemudian menjadi masa bodoh, yang penting kini dia bisa menuju pulau nui.
Yuki mengecek ponsel, tapi sayangnya tidak ada signal sama sekali, dan batre ponselnya sudah sedikit lagi.
"sial! kenapa disaat seperti ini tidak ada signal sama sekali,sih" Yuki terus mengoceh sebal.
"hahaha, apalah gunanya alat seperti itu, jikalau kau bisa menyampaikan pesan mu langsung ke orangnya?" Tawa Dodo seakan mengejeknya, namun Yuki yang sudah kesal tak memperdulikannya. ia hanya duduk sambil memeluk rangselnya menunggu sampai tujuan.
Sejauh mata memandang hanya biru langit dan hamparan laut luas lah yang ia temukan, terumbu karang dan ikan-ikan terlihat jelas karena air laut yang begitu beningnya. Yuki berjalan menuju Dodo yang sedang mengemudikan boat, baru ia sadari ternyata Dodo berdiri dengan bantuan tongkat, Dodo tersenyum lalu membisikan kata-kata pada yuki
"Jika kau terpilih maka terimalah nasib mu, jika kau terbuang maka raihlah kembali"
Yuki terkejut lalu memalingkan wajahnya pada Dodo, lirikan matanya menjadi tajam, ia tak mengerti maksud Dodo, tapi Dodo kembali tertawa, dan menyalakan sebatang rokok kreteknya, tanpa pemantik, ya tanpa pemantik api ataupun korek sama sekali.
"Astaga! bagaimana bisa Pak!?" Yuki terkejut melihat ujung batang rokok tersebut terbakar.
Lagi-lagi Dodo tertawa,
"Setiap orang mempunyai sesuatu yang istimewa pada dirinya, tinggal kita gali saja apa keistimewaan diri itu" dihisapnya rokok tersebut, kemudian dihembuskan.
Yuki semakin bingung, ini sangat tidak masuk akal, sebenarnya yuki sudah lelah dengan ini semua. Yang ia inginkan adalah fakta dibalik kekasihnya yang menyembunyikan rahasia bersama JOT ini, juga orang yang mengaku bahwa dirinya adalah General Manager.
Flash back
"halo, bisa saya pesan Kopi espresso? tolong antar ke kamar 048" Yuki memesan secangkir espresso untuk di nikmati pada malam yang cerah ini, tak lama pelayan kamar pun datang mengetuk pintu.
"permisi, pesanannya tuan Yuki" jawab Pelayan
Yuki segera membuka pintu kamarnya, lalu pelayan tersebut memberikan pesanan yang yuki pinta.
"adakah hal lain yang bisa saya bantu pak?" tawar pelayan itu.
"ahh... tidak usah, oh iya ini ambilah" Yuki memberikan tips pada pelayan itu dan memohon izin undur diri.
saat Yuki menikmati kopinya seseorang mengetuk pintu kembali, "permisi ada paket untuk tuan yuki" suara pelayan memanggil yuki.
"baik tunggu sebentar" Yuki meletakan kopinya diatas meja lalu ia kembali membuka pintu.
Seorang pria tinggi berwajah blasteran bule, memakai kemeja lengan panjang.
menenteng amplop hitam.
"boleh saya masuk" pintanya.
"hmmm siapa?" tanya Yuki balik.
"General Manager JOT, Jack"
"hah! serius? anda GM pengganti mbak imel?" tanya yuki
"ya aku serius, jadi boleh kita berbincang sebentar? Yuki?"
Yuki akhirnya mengijinkannya masuk, lalu mereka berdua duduk berhadapan pada kursi yang ada di balkon.
“pemandangannya cukup indah ya? Sunyi tenang dan hmmmm udaranya masih sejuk” jack membuka pembicaraan
"Sudahlah tak perlu berbasa basi… Ada perlu apa?" tanya yuki
"apa kamu rindu pada mantan kekasih mu yang juga kakak dari kekasih mu yang sekarang?" Jack tersenyum sambil mengeluarkan botol hip flask yang berisi vodka, lalu menenggaknya.
"apa maksudmu? dan apa mau mu?!" Yuki bertanya setengah membentak.
Jack menawarkan minumannya namun Yuki membuang muka lalu menyilangkan tangan di dadanya.
"Aku tahu banyak tentang kau, tentang hubungan mu dengan melody, bahkan tentang keluarga mu yang sebenarnya" jack mengangkat kakinya sebelah yang ditumpangkan pada kaki yang satunya. ia mencoba serileks mungkin berbicara dengan yuki.
"Omong kosong! kalau kau kemari untuk menganggu bahkan untuk mengusik kehidupanku, lebih baik kau keluar dari sini sebelum aku memanggil sekuriti" Yuki berdiri lalu mengancam Jack sambil sebelah tangannya mengisyaratkan untuk keluar segera.
"woo... sepertinya kau merasa aku membual? sayangnya aku berbicara jujur, Yosefin Ahab..."
"berisik! tutup mulut mu atau aku yang akan mengusirmu!" Yuki memasang kuda-kuda, lalu berniat melancarkan tinju, namun jack tidak gentar sama sekali, ia malah berdiri dengan tenang, bahkan mengangkat kedua tangannya disamping kepalanya.
bugh...
wajah jack terhantam kesamping, mulutnya mengeluarkan darah, jack kemudian meludahkan darahnya. Ia hanya tersenyum lalu kembali memprovokasi Yuki.
"Pukulan seperti itu hanya terasa seperti gigitan nyamuk" cemooh jack, Yuki yang terpropokasi kemudian melepaskan pukulan uppercut kearah dagu Jack,
"heaaah rasakan ini Bangsat!" sebelum pukulannya menyentuh dagu, terdengar Jack mengatakan sesuatu,
"Strasse Gehen!" teriaknya.
seketika saat pukulan Yuki mengenai dagu Jack, yuki mengerang histeris.
"arghkk.."
tubuh Jack menjadi sekeras baja, lengan Yuki nampaknya patah, ia memeluk lengannya sambil berlutut.
"sialan kau Jack! arghh.." Yuki terus meringis kesakitan, sementara itu jack malah tertawa terkikik, melihat keadaan Yuki.
"Jiouruk!" kembali jack merapal mantra sehingga luka diwajahnya hilang dan kembali seperti sedia kala.
Yuki yang melihat hal itu semakin emosi, ditambah rasa penasarannya terhadap siapa sebenarnya jack.
"Si... siapa kau sebenarnya? ada hubungan apa kau dengan keluarga Ahab sialan itu!?" pekik Yuki.
"kau tidak boleh seperti itu pada keluargamu Yuki, kau adalah... hmmm sepertinya pertemuan kita akhiri disini, aku titipkan surat ini, ikuti saja perintah surat ini, maka kau akan menemukan jawabannya" jack mendekati Yuki lalu merapalkan sesuatu kepada Yuki. kemudian ia kehilangan kesadaran, luka ditangannya berangsur pulih, Jack kemudian keluar melalui balkon dan hilang ditelan malam.
---
akhirnya boat yang ditumpangi Yuki sampai tujuan, setelah menepi, ia kemudian berpamitan dan berterimakasih pada Dodo.
"ingatlah akan fitrah mu, jangan pernah lupakan siapa dirimu sebenarnya, itu lah pesanku"
Dodo melambaikan tangannya diatas boat, lambat laun boatnya menjauh dan meninggalkan Yuki.
Ia menyiapkan mentalnya menuju tempat tujuannya, sambil melihat map pada surat hitam yang jack berikan.
Hanya rimbun pepohonan yang ia temukan sejauh matanya memandang, saat tiba dipesisir pantai. Sebuah pertanyaan besar kini ada dibenaknya, bagaimana bisa JOT menyelenggarakan sebuah acara, yang mana diadakan di sebuah pulau terpencil yang dikelilingi oleh hutan seperti ini. Tapi setelah ia meneliti ke tiap penjuru ada sebuah jalan setapak kurang lebih cukup untuk dilewati oleh sebuah truck.
Nampaknya Jalan ini dibuat untuk masuk menuju pusat pulau, dan sepetinya ini lah jalan utamanya. Yuuki memutuskan untuk melewati jalan tersebut, dengan rasa curiga dan penasaran yang terus berkecamuk.
Dahan dan ranting bergoyang tertiup hembusan angin, kian lama dahan dan ranting pepohonan bergoyang dengan cepat, angin berhembus kencang, Yuuki yang sedang berjalan pun tertahan, ia menyilangkan sebelah lengan diwajahnya, anginnya bertiup sangat kencang. Kemudian sekawanan burung terbang seolah memberi tanda bahwa ada makhluk yang mengancam, mendekat.
Yuki merasa ada sesuatu yang memperhatikannya.
Wush…
“Suara apa itu?” batinnya
Srak… Srak…
Daun dan ranting kering terdengar seperti ada yang menginjak. Beberapa detik setelah Yuuki mencari sumber suara itu ia melihat seseorang melompat di udara menuju kearahnya, lalu menghadang jalan didepannya.
“apa-apaan ini? Siapa kau?” Teriak Yuki pada seorang pria yang baru saja mengejutkannya, Pria dengan pakaian serba hitam yang rapih.
“Perkenalkan Nama saya David, senang bertemu ada tuan Yuki, anda pasti penasaran bukan dengan isi surat undangan serta siapa saya, maka dari itu ijinkan saya untuk mengantar anda ke Mansion”
David membungkuk dengan sebelah tangan yang disilangkan diatas dadanya, siap melayani.
“ Ini pasti jebakan bukan?!” Yuki berusaha memancing david untuk membuka mulut.
Tapi david tersenyum lalu mengangkat kembali tubuhnya yang membungkuk.
“sama sekali tidak tuan, malahan anda adalah tamu istimewa, dan nyonya Frieska juga sudah ada disana”
“Frieska! Apa yang sebenarnya kalian rencanakan? Terlebih lagi, mana Jack! Aku perlu bicara dengannya” Yuki menjadi sangat emosi mengetahui kekasihnya ada disana, ditambah lagi ia masih punya urusan yang belum terselesaikan bersama Jack.
“Tenang lah tuan, biar saya antar, dijamin tuan akan senang dan terhibur disana” David mengulurkan tangannya namun Yuki sama sekali tak mau menyambutnya. Ia semakin kesal dan emosi.
Yuki melepas ranselnya, lalu mengambil ancang-ancang. Posisinya sedang dalam siaga bertarung. Sedangkan David, ia tetap tenang sambil perlahan-lahan menarik tangannya yang telah diulurkan sambil tersenyum.
Yuki kemudian melesat cepat melepaskan pukulan, tapi sayangnya david dengan mudah membaca arah pergerakan serangan yuki, ia berkelit kesamping, sambil tangannya ia masukan kedalam saku celananya.
“sialan! Kau meremehkan ku bangsat!” umpat Yuki, kemudian ia berbalik kearah samping lalu melepaskan tendangannya, lagi-lagi dengan mudah David mengelak sambil merunduk, tentu saja tangannya masih ia simpan didalam saku celananya.
Yuki yang semakin terpancing emosinya menjadi membabi buta, tanpa berfikir jernih ia melepaskan pukulan beruntunnya kearah David, namun itu dapat diantisipasi oleh david, dengan menghindar kearah yang berlawanan, lalu diakhir serangan yuki, david melihat banyak celah pada dirinya, dengan mudah ia menjegal kaki Yuki dan ia pun kehilangan keseimbangan lalu terjatuh kedepan.
Bugh, David menghantam bagian tengkuk yuki, kemudian Yuki kehilangan kesadaran seketika.
Melihat Yuki yang sudah tak berdaya dan tak sadarkan diri diatas tanah, Kemudian telapak tangan david disimpan di dahi yuki sambil ia mengatakan
“Obliviate”
Cahaya biru terang memancar dari telapak tangan david.Ia pun tersenyum puas. Lalu yuki membuka matanya perlahan-lahan.
Sorot matanya menjadi kosong, wajahnya menjadi tanpa emosi sama sekali. Seperti sebuah boneka hidup yang menunggu perintah dalangnya.
“Tuan yuki mulai detik ini kau adalah david, yang akan kau lakukan adalah melayani para orang-orang terpilih” David membisikan kata-kata tersebut sambil memasangkan topeng kamuflase pada Yuki sehingga wajahnya menjadi sangat mirip dengan dave, bahkan nyaris tak ada bedanya.
David kemudian memegang pundak yuki, lalu dengan sekali jentikan jari mereka berdua menghilang menjadi debu yang betebaran.