Denger2 ada selintingan, kalo ga update ihik ihik bakal di gembok. Kalo bwat ngejunk ya ada kemungkinan. Tapi saiya masih ada hutang sama tuan2 pemirsa sekalian. Khususnya yang maen dicerita ini. Kali ini saiya akan lanjut, dengan kondisi 1/4 akhir kena skip. Tp gak berpengaruh sama plot dan alur. Oke gak usah banyak cingcong, dan banyak gaya ini lah part akhir.
Jack dan kebangkitan sang ratu, selamat membaca.
LAST PART
"Tuan Dave, kami sudah melakukan apa yang anda pinta, sekarang ijinkan kami pulang" Yupi mewakilin ke3 temannya agar diperbolehkan pulang setelah menuntaskan misinya.
Ya meniduri sekaligus mencabut nyawa ke empat orang terpilih, Jasad masing masing telah dipindahkan dari tempat pergumulan terakhir mereka. Yusa yang terkapar akibat racun yang dimasukan kedalam wine oleh Feni, Adrian yang kehabisan nafas didalam kolam renang akibat disuntikan obat pelemas otot sehingga ia tak sanggup untuk berenang dan Shani dapat dengan mudah menghabisinya, Rino yang kehabisan darah akibat luka tusukan belati tepat di punggungnya. Dan yang terakhir Dimas yang mengalami ejakulasi terus menerus akibat overdosis obat yang diberikan Yupi.
Ke empat jasad tersebut dibawa ke tiap-tiap kamar yang berbeda, dibaringkan pada ranjang yang disekitarnya telah dibuat formula khusus sihir, yang nantinya akan digunakan untuk Ritual.
Tatapan kosong dan tanpa ekspresi Dave berubah menjadi seringai, lenganya menutup wajahnya, perlahan mencengkram wajahnya, kulit wajahnya mengkerut, dan dengan sekali tarikan, kulit tersebut terlepas.
Feni dan Shani berteriak histeris berbarengan, mereka berempat sontak memalingkan wajahnya dan saling berpelukan.
"Kau pikir aku Dave, anak-anak?" Pria itu melepas kulit wajahnya yang merupakan topeng samaran.
"kalian salah! aku adalah, ehmmm" pria itu memijat tenggorakannya sambil berdehem dan suaranya berubah, Sinka dan Yupi memberanikan diri memandang wajah pria itu, spontan Sinka setengah berteriak.
"Papa Jack!"
"hah Tuan Jack?!" ujar Feni kemudian diikuti Shani memalingkan wajahnya untuk melihat siapa Dave sebenarnya.
"Papa Jack kamu kah itu?!"
"hahahaha! kenapa jadi sekaget itu? iya ini aku Jack! lupakan soalan Dave, tapi akting kalian itu hebat, oke tapi aku punya 1 permintaan lagi. Ini menyangkut karir dan masa depan kalian.
"apa itu papa jack! apapun mpen lakuin buat papa!" Feni berlari manja mendekati Jack, Shani mengangguk menyetujui dan mendekat juga, Yupi memandang sinka, ada keraguan tersirat di wajah sinka, Yupi meraih dan menggenggam tangan Sinka.
"Ayo dudut, ini demi kita semua" Yupi mencoba membujuk Sinka, namun air matalah yang mengalir dari kedua matanya.
Yupi segera memeluk sinka, Feni dan Shani melihat Sinka keheranan, lalu berbalik arah dan ikut memeluk Sinka
"dudut! sayang tenang, papa jack tau yang terbaik buat kita kok" Shani mencoba menenangkan Sinka.
bibir Sinka bergetar, mencoba mengatakan sesuatu namun begitu beratnya.
"aaku... gak sanggup lagi... aku buu... bukan pembunuh...! akuu tidak mau!" Sinka jatuh tersungkur, air matanya berlinang, sambil kedua tangannya menutup wajahnya.
"ayolah dudut, jangan cengeng!" kata feni dengan nada yang terdengar mengejek
Shani merendahkan tubuhnya dan memeluk Sinka
"Papa jack, kalau boleh… tolong beri Sinka waktu, mungkin dia masih agak trauma" Shani meminta Jack untuk memberi kesempatan pada Sinka, Tapi Jack hanya tersenyum licik sambil mengusap-usap rambut feni, yang sedari tadi menggelayut manja.
Yupi hanya sanggup melihat Sinka tanpa bisa berbuat apa-apa, iya tahu hanya ini lah satu-satunya cara untuk bisa tetap terus bertahan hidup dan mampu mempertahankan karirnya.
"oke kalau begitu, sebagai gantinya aku ingin kakakmu yang aduhai itu hahahah!" Jack tertawa puas, lalu Feni ikut tersenyum, sedangkan Sinka semakin tersedu sedan mendengar hal itu, Shani memeluk sinka semakin erat, kemudian Yupi menyusul memeluk Sinka.
"oke becanda-becanda, hahaha" Jack tertawa sambil melepas pelukan Feni, lalu ketiga orang tersebut cukup terkejut dengan apa yang diungkapkan Jack, Shani tersenyum dan membungkuk hormat pada jack, diikuti oleh Yupi.
"ah Tuan jack, gak asik nih, padahal mpen penasaran ihh"
"oke tugas kalian 1 lagi adalah, menjadi bagian utama dalam kebangkitan sang Ratu"
"maksud papa Jack?" Shani yang penasaran langsung bertanya to the point pada Jack.
"ya, aku mengumpulkan para pria terpilih itu untuk menjamu kembalinya sang Ratu Melody"
"Kak melo?" Yupi malah semakin bingung, lalu tangis sinka berhenti dan yang tersisa hanya sesenggukan saja.
"Tuan jack jangan becanda ah, masa orang mati bisa balik lagi? apa kita mau main Ouja Board" tanya Mpen dengan nada yang antusias.
"sudahlah Dave yang sebenarnya menunggu kalian di depan pintu keluar, cepatlah pulang dan beristirahat. sampaikan salamku pada orang tua kalian"
"baik tuan" jawab Feni tegas
"oke papa jack, terimakasih" Shani membungkuk memberi hormat, lalu yupi membantu Sinka berdiri dan mereka berdua pun membungkuk serta memohon undur diri.
"papa jack, sebenarnya hari ini cukup menyenangkan, jika saja..." Yupi tidak melanjutkan perkataannya.
"jika tidak ada yang mati bukan?" lanjut Jack, sambil melambaikan tangan.
Selangkah demi selangka akhirnya mereka menuruni anak tangga demi anak tangga menuju lantai dasar.
lalu Jack berbalik dan menyeringai, sambil berjalan menuju ruang control, untuk kembali menemui Frieska.
"Infernity , Activate!" sambil bergumam melafalkan mantra Jack menjentikan jarinya.
Keempat wanita yang baru saja turun ke lantai dasar melihat Dave tengah menunggu mereka, tapi entah kenapa mereka berempat merasakan aura yang negatif dari sosok Dave, Feni bergidik ketika melihat mata Dave merah menyala, nafas yang memburu seakan-akan gejolak emosi dirinya sedang menggebu-gebu, Yupi berdiri paling depan seraya merentangkan tangannya mengisyaratkan agar Dave tak macam-macam dengan mereka.
Dave segera meraih koper besar yang berada disamping kakinya, keempat wanita itu mulai bersiaga dan berancang-ancang bersiap bila hal buruk terjadi mereka akan segera berlari.
Koper itu dibuka dengan sangat cepat, lalu di dalamnya terdapat sebuah Crosbow, dan dengan posisi siap tembak Dave mengarahkannya ke arah para wanita, serempak mereka berempat berlari dan menjerit histeris.
"Papa Jack!"
"Tuan Jack"
"papa tolong kami"
teriak mereka, berlari berhamburan.
Dave memasangkan anak panah, lalu membidik kearah Feni,
Jras...
"kyaaa" Feni berteriak, lengan kanannya tersambar anak panah, darahnya bercucuran, namun ia tetap mencoba agar tidak panik, dan terus berlari.
mereka berempat terus berlari menuju lantai dimana Jack berada.
Dave mulai membidik kembali dan kali ini tampaknya mengenai sasaran,
Jleb...
Huak...
bahu kanan Yupi terkena anak panah, Shani yang berada di sampingnya segera membopongnya bersama Sinka, sedangkan Feni sudah berlari jauh didepan meninggalkan mereka bertiga.
"yupi, bertahanlah, kita harus berpencar nanti kita berkumpul di balkon lantai 3, aku akan mengejar Feni yang sepertinya tahu dimana Papa jack berada, kalian ke koridor barat. Shani memerintahkan ke dua temannya itu untuk berpencar, sementara dia mengejar feni, karena nampaknya ia tahu sesuatu.
Dave mengambil beberapa anak panah lalu, mulai melangkah dan mengejar mangsa mereka.
menembak crosbow sambil berjalan dapat membuat arah anak panah meleset jadi dia terus berlari sambil membidik sasaran, sampai ia rasa target sudah terkunci penuh. Dave mengejar ke arah Shani dan Feni.
Setelah memastikan Jarak tembak cukup, David berhenti sebentar, membidik Shani yang tengah berlari mengejar Feni, terkadang Shani menoleh kebelakang memastikan apakah jarak antara ia dengan Dave cukup dekat, ternyata dugaannya tepat, lalu ia mencoba berlari zigzag.
Dave menunggu timing yang tepat sampai posisi Shani benar-benar terkunci, anak panah pun dilepaskan, melesat dan menuju kearah Shani, lalu Shani melompat kedepan, dengan posisi tubuh yang agak direndahkan. Anak panah nyaris mengenai kepalanya, hanya beberapa inchi lagi nyawanya akan terenggut. Panah tersebut hanya mengenai rambutnya yang panjang, dan memotongnya beberapa helai.
Shani berguling kedepan, lalu bangkit dan terus berlari, ia cukup terkejut, melihat anak panah yang tertancap di tembok, nyaris saja bila beberapa detik sebelumnya dia salah langkah, ia akan segera meregang nyawa.
Dave kembali mengejar Shani, dan ia memasang 3 anak panah sekaligus, kemudian ia mencoba mengarahkan crossbownya sambil berlari, nampaknya ia mencoba menembak sambil berlari.
Shani berbelok ke arah kanan lalu melihat ada banyak ornament dan serta baju jirah yang di pampang di samping koridor menuju tangga lantai 3 ia segera mengambil salah satu helm baju jirah itu, namun ternyata sebuah helm pun begitu beratnya, tapi apa boleh buat, ini demi keselamatannya, ia kemudian memasangkannya dan terus berlari, karena ia hampir kehilangan jejak feni, namun ceceran darah Feni nyenisakan jejak kemana ia berlari.
Shani menjatuhkan ornament-ornament dan baju jirah sehingga dapat menghambat pergerakan Dave.
Melihat Baju jirah yang jatuh berantakan membuatnya semakin emosi dan marah kemudian ia melompat, menapakan kakinya ke tembok lalu berlari diatas tembok, bahkan tanpa di pengaruhi gaya gravitasi, Shani melihat Dave yang melakukan pergerakan tak masuk akal itu segera berlari dengan segenap tenaga, karena iya yakin bahwa sebentar lagi dave akan mendapatkannya.
Sampai di ujung koridor Dave kemudian melompat kembali dan melihat sebilah pedang yang tergeletak ia segera memunggutnya, dengan sepenuh tenaga ia melemparkannya kearah Shani yang sedang berlari diatas anak tangga menuju lantai 3.
Kali ini Nasib Shani sedang tidak beruntung, pinggulnya tertusuk pedang yang dilemparkan Dave.
"haaak..."
Shani roboh, dan berusaha mencabut pedang tersebut, kemudian sambil menahan darahnya keluar dari pinggulnya ia terus melarikan diri, sambil berjalan terseok-seok, david kembali mengarahkan crosbownya, melihat targetnya sudah lemah, ia menjadi semakin percaya diri lalu membidik dan menembakan 3 anak panah langsung, 3 anak panah itu tepat mengenai punggung Shani, ia kemudian jatuh telungkup setelah beberapa saat ia tiba di lantai 3. Darahnya membanjiri lantai dan mengalir kebawah membasahi anak tangga.
Dave berjalan perlahan menuju Shani yang sudah terkulai lemas, nafas Shani semakin memburu. nampaknya ia sedang sekarat. kemudian setelah Dave berada tepat disampingnya, Shani hilang kesadaran. Lalu Dave mengangkat tubuhnya, dan menuju kepada ceceran darah di lantai yang berasal dari luka Feni.
Sinka tengah mengobati luka yang dialami oleh Yupi, dengan perasaan yang tak karuan Sinka berusaha menenangkan dirinya sambil mengolesi antiseptik ke luka Yupi. Kemudian Membalut lukanya.
"setidak untuk sekarang kita bisa aman, soalnya Dave sedang mengejar Shani dan Feni, tapi aku gak bisa tenang, aku takut sesuatu menimpa Shani dan ntah apa yang direncanakan Feni." ungkap sinka yang duduk diatas kasur tepat disamping Yupi, namun Yupi kemudian memeluk Sinka.
"sudah cukup, kita harus yakin, kita pasti selamat, bukankah janji Papa Jack juga begitu"
mereka berdua menangis sambil berpelukan mencoba menghibur dan menengangkan satu sama lain.
"Yupi, kamu bawa ini" Sinka membawa pemukul baseball yang kebetulan ada disana.
"sepertinya jika kita terus berlari kita hanya akan menjadi bulan-bulanan Dave, bagaimana kalau kita menyergapnya, kita sembunyi dan saat waktu yang tepat kita hajar dia. Ujar Sinka.
"seranganan mendadak? oke itu cukup beresiko namun sepertinya bisa melumpuhkannya" tambah Yupi.
Nafas feni sudah sangat tersendat-sendat, ia sudah tak mampu lagi berlari, darahnya yang terus mengalir membuatnya semakin dehidrasi. Kemudian ia masuk kedalam sebuah dapur, dicarinya alkohol atau sejenisnya, kemudian ia menemukan whiskey dan mengalirkannya ke area lukanya. Bukan main sakitnya, Feni sampai menggigit sebelah tangannya guna menghindari teriakan kesakitannya.
"haah... haah... haah... sepertinya sudah agak mendingan" ia lalu menggunting ujung roknya dan membalut lukanya, agar darah tidak mengalir. Saat ia melihat kearah lantai, ia terkejut karena ia baru menyadari ternyata selama ini dia telah memberikan jejak darah menuju tempatnya bersembunyi, Feni mencoba memutar otaknya, kemudian ia mengambil dua buah botol air mineral hingga meminumnya sampai habis.
lalu ia mencari sesuatu yang bisa dijadikan senjata, tampaknya pilihannya jatuh pada pisau daging, serta sebuah ketel berpegangan yang cukup panjang.
"Gue sering main Pab ji, jadi gue tau dikit-dikit cara bertahan hidup" kemudian Feni bersembunyi dibalik lemari sambil membawa minuman.
dave yang sedari tadi menelusuri jejak bercak darah Feni akhirnya terhenti disebuah pintu, Pintu yang menuju dapur. Dave kemudian menendang pintu tersebut hingga terlepas dari engselnya.
BRAK!
Feni yang berada didalam lemari terkejut sekaligus berada di mode siaga.
ia melihat Dave mulai memasuki dapur dari celah pintu, kepalanya celingukan mencari feni. Dibahunya ada Shani yang telah ia lumpuhkan, Feni terkejut, melihatnya ia berusaha menutup mulutnya. lalu berjongkok. sambil melihat david berjalan mengitari dapur mencarinya, lewat lubang kecil lemari.
Tak diduga Dave segera menodongkan Crosbownya dan mengarahkannya ke arah lemari, Feni semakin berdebar-debar, sepertinya persembunyiannya telah terbongkar.
Ia menutup matanya dan menahan nafas dalam-dalam, ia tak bisa membayangkan apa yang akan terjadi selanjutnya.
jrak...
anak panah menembus pintu lemari, tinggal 1 inchi lagi tepat mengenai feni, feni membuka matanya sedikit demi sedikit melihat apa yang terjadi, sambil debar jantungnya yang terus semakin kencang.
"aku selamat... aku masih selamat" batin Feni, tapi sejenak kemudian pintu terbuka, Wajah Dave sumringah yang membuat Feni cukup terkejut, ia berteriak sambil menyebarkan bubuk merica serta black paper kewajah dave. Dave tak kuasa menghindar, matanya perih terkena bubuk merica serta black paper, kemudian dijatuhkannya tubuh Shani, sambil david menggosok-gosok matanya.
Kesempatan emas itu dimanfaatkan oleh Feni, ia segera menghujam pisau ke tubuh David, namun Sepertinya insting Dave tidak membiarkan itu terjadi, sebelah tangannya menahan tangan feni yang akan menusuknya. Kekuatan besar dave itu mampu membuat Feni melepaskan pisaunya, namun Feni tersadar ditangan sebelahnya memegang ketel, kemudian dipukulkan kekepala dave sepenuh tenaga, David pun tersungkur,lalu feni mengambil pisaunya kembali, dan menebaskannya ke kepala Dave.
Namun sepertinya takdir berkata lain, beberapa centi lagi pisau menebas kearah kepala david, gerakan Feni terhenti, sepertinya ia tidak menyadari bahwa dave telah memegang kembali Crossbow miliknya saat Feni mengambil pisaunya. Jadi saat ini di perut feni terdapat anak panah yang setengahnya menembus ke punggung.
"huwaaa... Saaakiiit!! hoeek" Feni mengerang kesakitan, kemudian ia muntah darah.
tubuhnya ambruk gemetaran.
sambil terus berusaha berbicara
"Tu... uaan... Jaaack... Ke... kenapaa aaku... juga jadiii kooo..rrr..." Tak sempat mengakhiri kalimatnya ia kemudian tak sadarkan diri. Kemudian kedua tubuh yang tak sadarkan diri itu di pangku dikedua bahu Dave. Ia memutuskan untuk pergi menemui Jack, dan menyerahkan dulu kedua tubuh yang sekarat itu.
"papa Jack, kamu yakin dengan pengorbanan para lelaki dan ke empat member itu, bisa membuat mba imel kembali?" Tanya Frieska yang saat itu tengah telanjang bulat dan sedang menjamah tubuh bugil Jack.
Jack melumat bibir Frieska, lidahnya bernari-nari. Kemudian ia lepaskan.
"ya tentu saja, kamu sangat ingin melihat Magic bukan?" tanya jack sambil membelai bekas liur di bibir Frieska.
Ia hanya mengangguk mengiyakan Jack. Kemudian kembali bergumul. Tapi kemudian pintu diketuk.
Rupanya Dave hendak kembali. Jack segera menyuruhnya masuk.
Dave layaknya sebuah manusia tanpa emosi, ia hanya bergerak melakukan apa yang diperintahkan Jack tanpa berkata sepatah katapun, tapi jack melihat dave agak kacau, terlebih lagi wajahnya, kulit wajahnya sedikit terkelupas. Frieska juga menyadari hal itu dan menunjuk wajah dave.
"Dave kenapa wajahmu?" tanya Frieska, Jack yang tengah berbaring pun menutupi tubuh bugil Frieska dengan jubahnya.
"hahah, sepertinya topeng mu sudah koyak Ahab..." Jack tersenyum lalu menarik topeng tersebut, lalu wajah sebenarnya dave terkuak.
"YUKI! kenapa bisa? papa Jack bukankah kamu udah janji, gak akan mensangkutpautkan Yuki dalam ritual ini?"
Frieska sangat terkejut dan terpukul, kekasih hatinya ternyata ikut andil dalam hal ini. padahal yang ia inginkan kekasihnya itu bisa hidup tenang, tanpa tau apa yang terjadi di matanui ini.
"Jack! kau pembual" Frieska memukul dada bidang jack dengan kedua kepalan kecilnya bertubi-tubi.
"mpris, coba lihat, apakah dia Yuki mu? dia hanyalah sebuah boneka, yang hanya mendengar apa perintahku, logikanya, seharunya dia terkejut dari awal kau kemari, tapi sekarang sudah tak ada lagi yang namanya Yuki, aku sudah mengubahnya kembali menjadi ia yang sebenarnya" Jack menggenggam dagu Frieska lalu menyeka air matanya.
Namun Frieska mengenyahkan tangan Jack yang sedang menyeka airmatanya.
"Tidak! aku tidak mau! yang aku mau Yuki bisa hidup tenang, tanpa tahu masalah ini dan ia pun tidak ikut menodai tangannya dengan membunuh kedua member itu!" kemudian tangis frieska pecah.
"no... no... tidak seperti itu mpris, maafkan aku, sebenarnya ia bukan Yuki, ia sebenarnya… kau mau dengarkan aku cerita?”Tanya Jack, Frieska diam tak menolak maupun mengiyakan, lalu Jack melanjutkan kisahnya “dia… adalah keturunan keluarga Ahab ke 3, Yuki adalah personanya, kepribadian yang ia ciptakan setelah Yosefin Ahab ini mengalami Koma selama 3 tahun saat umurnya 14 tahun"
"Apa yang kau katakan Jack! aku tidak mengerti sama sekali! yang aku mau, kembalikan Yuki sekarang juga! aku rela melakukan apapun asal Yuki kembali" pekik Frieska. kemudian ia menangis dan bersujud didepan Yuki serta meraung-raung.
Jack tersenyum mendengar permintaan Frieska,
"oke tapi sebelum itu, biarkan aku membereskan dahulu ritual ini. kau dan Ahab, ah bukan... Yuki tercinta mu duduk lah di situ. Aku akan segera kembali"
Jack menjentikan jarinya, lalu seluruh tubuhnya diselimuti jubah merah.
matanya pun tak kalah merah, ia kemudian keluar menuju ruangan dimana Yupi dan Sinka berada.
Tok tok tok
Yupi dan sinka saling berpandangan.
tapi Yupi mengisyaratakn sinka dengan jari ditaruh didepan bibirnya.
"anak-anak... ini aku... papa jack! your lovely GM hehe"
Sinka kembali memandang yupi dan mengangguk, akhirnya mereka berdua membuka pintu.
tapi saat membuka pintu, asap tebal memasuki ruangan, Yupi dan Sinka terbatuk-batuk lalu sekejap seluruh ruangan dipenuhi oleh asap tersebut, sambil menutup hidung dan mulut, mereka berdua berpegangan tangan.
Yupi pun memberanikan diri
"papa apa itu kau"
"ya Yupi anak kesayanganku..." suaranya terdengar agak melengking.
Yupi dan sinka melihat siluet tubuh tinggi yang mereka duga sebagai papa jack, yupi mendekat dan sinka pun.
Tapi setelah didekati Yupi dan Sinka terkejut bukan kepalang, melihat Jack berjubah merah dengan matanya yang merah semerah darah.
mereka berdua bergidik, tapi Kemudian tubuh mereka kaku tak dapat digerakan sama sekali. Jack mengusap kepala mereka perlahan sambil tersenyum.
"anak-anak ku karena papa bangga sama kalian, ini papa ada hadiah buat kalian."
Sinka dan Yupi hanya bisa menggerakan bola matanya mereka saling bertatapan, dan beberapa detik kemudian
Jleb... Hoeeek!
Kedua dada mereka ditembus oleh lengan Jack, Jack menggenggam masing-masing jantung mereka yang sudah ia pisahkan dari tubuhnya, lalu menariknya keluar.
mereka berdua muntah darah dan tentu saja, tewas seketika.
"hahaha, Jantung Spade dan Clover sudah kudapatkan."
Jack kemudian membisikan mantra lalu memasukan kedua jantungitu kedalam tubuhnya hingga tubuhnya bersinar merah.
Kedua jantung tersebut sudah tertanam didalam tubuh jack. Asap tebal pun berangsur menghilang bersama keberadaan jack.
Jack memasuki satu persatu kamar pasangan keempat member itu.
Ada tubuh tak bernyawa tergeletak di atas kasur.
Pertama Jack menusukan belati kedalam tubuh Dimas, lalu membelahnya melintang, darah mengalir, membanjiri kasur dan lantai. lalu mengeluarkan organ tubuhnya.
"aku hanya perlu ini," sambil mengambil hati Dimas ,dan memasuknya kedalam koper berisi es.
selanjutnya ia memasuki kamar Adrian, Jack langsung tertawa.
"mengaku sebagai Benyamin, padahal dirimu Adrian, sebegitu ingin mendapatkan Shani kau ini?"
Jack mengusap kepala Adrian yang tak bernyawa, kemudian belatinya dengan cepat membelah tempurung kepalanya memutar, kembali ranjang dan lantai dibanjiri darah.
"aku hanya memerlukan Otak mu, kau cukup cerdas untuk mengelabui kami, aku salut padamu"
perlahan-lahan Jack melepas otak Adrian, lalu memasukannya kedalam box berisi es sebelumnya yang terdapat hati dimas.
Kali ini jack memasuki kamar Rino.
Sejenak Jack berpangku tangan pada ujung dagunya, berfikir bagian apa yang harus ia ambil kali ini.
"aha kali ini akan sangat cepat dan tak begitu menyakitkan bukan? Ah maaf aku lupa, kau kan sudah mati… mantan kekasih Rona? hahaha"
jack mendekatkan jarinya kedepan mata rino, secepat kilat mencongkel matanya, dan kedua bola mata Rino berhasil ia dapatkan.
diujung urat bola matanya terus mengalir darah, lalu jack segera memasukan kedalam box yang berbeda.
Terakhir Jack menuju kamar Yusa.
"kau sudah banyak mengeksploitasi mpen sayangku, yang cocok diambil dari dirimu adalah ini"
Pisau belati jack kembali membedah tubuh, kali ini tubuh Yusa yang dibedah, hingga Jack mendapatkan kedua Ginjal milik Yusa.
lalu memasukannya bersama dengan mata rino.
"Semua Persiapan selesai, tubuhku sekarang bau amis darah, tapi... aku suka itu!"
Saat Jack kembali, Frieska tengah menghisap penis Yuki, sementara Yuki tidak berespon sedikitpun, ia hanya mengedipkan mata saja, itu pun tidak intens, tapi penisnya mengacung tegang, Frieska menghisapnya terus menerus sambil mengangocok pangkal batanya dengan tangankanannya, sedangkan tangan kirinya memberi stimulasi pada buah pelirnya.
"Oh my, my oh my! mpris kamu nakal yah, tapi gak apa-apa deh... dia kan kekasih mu bukan?"
Frieska terkejut dengan kedatangan tiba-tiba jack, lalu melepaskan hisapan penis Yuki.
"ma... maaf papa Jack. aku... agak horny..." jujurnya.
"its oke, oke preparasi hampir selesai, dua wanita itu masih terbaring?" tanya jack
"ii... iya papa" jawab Frieska terbata-bata.
"oke kalo begitu, aku mau cicip Feni, boleh sayang?" Tanya Jack sambil mengelus kepala frieska
"nggak! mending aku aja!" pinta Frieska sambil menarik lengan Jack.
"tapi itu kekasihmu ngeliatin ntar hahaha"
"tapi... tapi... ayolah papa jack, memek ku sudah gatal" bisik Frieska.
Tanpa membuang waktu jack, menon aktifkan Jubah sihirnya lalu menyodok vagina Frieska yang sudah basah sedari tadi, Yuki yang berada disampingnya sama sekali tak ada respon, jika saja ia dalam keadaan tersadar alangkah terkejutnya bahkan mungkin ia akan sangat murka.
Jack memacu genjotannya dengan cepat, Frieska yang merasakan vaginanya sesak dan gatal itu merasakan kenikmatan yang tiada tara, matanya merem melek, menikmati itu semua, sementara payudaranya yang bulat dan busung itu ia jamahi sambil putingnya ia stimulasi sendiri.
"aaahk... ahhh... uhh... en... naak... pap... ahhhh"
"hahaha, liat tuh kekasihmu cuek aja, ceweknya digenjot" goda Jack
"aahh... papah... jahaaat.... aah...."
"hahaha" jack tertawa puas.
Sudah lebih dari 10 menit Jack menyetubuhi Frieska, Tubuh Yuki menimbulkan efek anomali, ada percikan listrik keluar disekitar wajahnya, sekejap matanya berubah merah, sekejap berubah hitam kosong.
Jack dan Frieska tidak menyadari hal tersebut, lama kelamaan percikan listrik itu semakin intens begitu juga perubahan iris mata Yuki.
Ruang hampa yang serba putih
"Aku adalah kamu... kamu adalah aku... aku berasal dari ketiadaan, dan akan kembali kedalam ketiadaan"
"siapa kau?" tanya Yuki melihat seseorang dengan tubuh yang nyaris diselimuti cahaya putih semua.
"Aku adalah Yosefin Ahab dan aku adalah kamu"
"kamu adalah aku? aku tak mengerti! apa yang kau bicarakan" bentak Yuki
"Saat ini aku berada dialam bawah kesadaran kita, Tubuh kita sedang di manipulasi Jack"
"lagi-lagi nama itu, siapa dia? dimana dia sekarang" tanya yuki
"Dia adalah musuh kita, dan kita harus mengalahkannya agar kontrol tubuh kita kembali"
"tapi bagaimana aku adalah kamu dan kamu adalah aku" tanya Yuki.
"ceritanya panjang, tapi aku akan menceritakan garis besarnya"
10 tahun yang lalu saat aku berumur 14 Tahun, Asosiasi Crusader Knight mengetahui kalau aku adalah keturunan keluarga Ahab, salah satu keluarga penyihir terkuat.
ACK dan keluarga Ahab adalah musuh bebuyutan jauh sebelum adanya perang salib dimulai.
Kebencian ACK terhadap keluarga Ahab ialah, keluarga Ahab tahu rahasia memanipulasi umur dan Penuaan, bahkan hampir sampai ketahap keabadian.
Oke kita lewati beberapa generasi. Salah satu kemampuan Keluarga Ahab, ialah, mereka yang telah berenkarnasi masih menyimpan ingatan dan kemampuan mereka, dan yang berhasil berenkarnasi hanya 2 orang yaitu aku dan Rinto, namun waktu ku berenkarnasi dengan Rinto terpaut hampir 500 tahun, dikehidupan sebelumnya aku hanya bertahan hidup sampai 250 tahun,
hingga di abad 20 aku dan Rinto terlahir bersama, dan kami adalah anak kembar, ACK berhasil mendapatkan Rinto, mereka mengeksploitasi Rinto dan menjadikannya objek penelitian selama 14 tahun, Tapi Rinto berhasil kabur dari pusat penelitian ACK, dengan mengalahkan pemimpin ACK saat itu, Takamine Sato, yang berasal dari Jepang. beberapa bulan kemudian Rinto berhasil menemukan ku, lalu kami bertarung habis-habisan, meski umur tubuh kami masih sangat muda.
Hingga akhirnya aku dikalahkan Rinto, lalu aku menciptakan dirimu dan kita ada dalam kondisi koma selama 3 tahun, Keluarga Yuki lah yang telah kupercaya untuk menyelamatkan kita.
lalu selama 3 tahun mereka menanamkan ingatan diri mu kepadaku, dan aku mengimplementasikannya dalam bentuk personaliti.
Selama pertarungan ku dengan Rinto di Gurun Sahara, Ia kehilangan hampir seluruh kekuatan sihirnya, mengetahui hal itu ACK tidak mencarinya kembali. Tapi 2 Tahun lalu setelah salah satu Keluarga ACK mati dan Jack The ripper diduga sebagai pembunuhnya.
"cerita fiksi yang cukup menarik, namun itu tak membuatku percaya begitu saja" Yuki duduk dan merenung.
namun Pria yang diselimuti cahaya itu, kembali menerangkan kepada yuki
"salah satu keluarga anggota ACK adalah kakak perempuan Frieska Anastasia Lanoir, Lanoir adalah nama salah satu anggota ACK, haruskah aku jelaskan lebih detail"
"yang benar saja? melody yang meninggal akibat kecelakaan itu? sebenarnya dibunuh?"
Pria bercahaya itu mengangguk
"Kalau kau tak kembali, kau tak akan bisa melihat senyuman Frieska kembali! oh iya saat kau mencari clue tentang kode rahasia menuju pulau matanui ini akulah yang memberi tahu mu, mungkin ini lebih dari cukup untuk meyakinkan mu"
"baiklah, aku sudah mengerti secara garis besar, aku adalah kau, dan kau adalah aku"
pria itu berubah menjadi cahaya bulat yang sangat terang lalu bergabung dengan Yuki.
"aah... aku keluuuaaar, paaahh"
Frieska mengalami orgasme hebat sambil memeluk Jack yang sedang dalam posisi Man on Top.
Kilatan listrik menyebar disekujur tubuh Yuki dan melebar, Jack yang menyadari adanya aura sihir yang kentara, ia melepaskan penis yang masih menacap pada Frieska lalu berbalik arah menghadap Yuki.
"Bajingan kau Jack!"
seluruh tubuh Yuki memancarkan cahaya kehijauan, dan struktur aliran tubuh yang menjadi wadah sihirnya telah aktif 100%.
"trace on!" Yuki berteriak dan melepaskan pukulannya kearah Jack, saat itu pula Jack melafalkan mantra "Strasess Gehen" Ia membalas tinju Yuki dengan tinjunya, saat dua tinju beradu terjadi dentuman yang hebat, dan percikan aliran listrik.
Yuki dengan kemampuan penuhnya menekan tinjunya mendorong lebih dalam.
"strike Vent!"
tekanan pada tubuh Yuki meningkat, kekuatan pukulannya dilipat gandakan hingga lengannya mengeluarkan asap.
Jack terdorong beberapa langkah, Frieska yang baru tersadar dari orgasme hebatnya terkejut melihat Yuki dan Jack saling beradu tinju.
yuki membuka kepalan tangannya sehingga telapak tangannya yang kini beradu dengan tinju jack.
"Final Vent!" Yuki meneriakan serangan pamungkasnya, Jack terpental bersama yang lainnya, hingga tembok yang menghadap Yuki hancur berkeping-keping.
Frieska yang berada diujung tembok yang sudah hancur itu hampir terjatuh karena posisi ruangan control utama itu berada di lantai atas, sedangkan tembok pembatas sudah hancur, jadi kapanpun saat frieska melakukan kesalahan ia akan terjautuh dari lantai 3, sementara Feni dan Shani masih terikat dalam tiang. Akhirnya kesadaran Yuki kembali, ia melihat Frieska yang bergelantung sambil berusaha berpegangan pada ujung lantai.
"Yuki tolong aku!" teriak Frieska, kemudian Yuki mengulurkan tangannya dan mengangkatnya keatas, lalu mereka saling berpelukan.
"sekarang aman say, kamu aman bersamaku" yuki membuat Frieska senyaman mungkin.
namun belum cukup mereka bernafas lega, asap pekat masuk perlahan memenuhi ruangan, pandangan mereka kabur, sehingga yang dilihat hanyalah siluetnya saja.
"Kebencian terlahir dari adanya ketidak adilan, kematian menyisakan kebencian, kebencian awal dari kesedihan, kupersembahkan hujan darah yang berasal dari sang pembenci yang akan membanjiri umat manusia, Gehenna Geto!" teriak Jack.
dari tiap sudut keluar bayangan hitam, berjalan bak zombie, dan merangkak perlahan, bayangan hitam itu terus menerus keluar hingga bermultiplikasi mencoba menyerang Yuki dan Frieska.
sekali lagi Yuki memasang kuda-kuda. Telapak tangannya dilebarkan dan diarah kan ke langit-langit dimana bayangan hitam yang akan segera menyerang yuki itu keluar.
"Busur dilangit ciptaan dewa, anugrahilah hamba mu anak panah yang menjadi penebus dosa umatnya, KONTA WIJAYA!" kilatan cahaya vertikal menyambar semua bayangan hitam tersebut tanpa sisa, namun pada akhirnya Yuki kehabisan Mana dan jatuh tersungkur.
Frieska merebahkan yuki dipangkuannya, Yuki tertidur sambil tersenyum, kini yang bisa dilakukan Frieska hanya menunggu pertolongan datang.
Tapi rupanya Takdir sedang mempermainkan mereka berdua, dewi fortuna belum memihak mereka.
"kau pikir kau sedang melawan siapa?" jack tiba-tiba kembali dalam wujud diselimuti jubah merahnya, tanpa luka sedikit pun.
Jack berjalan kearah Frieska dan Yuki perlahan. Frieska mencoba melindungi Yuki.
"aku siap menerima apapun darimu asal, Yuki tidak kau apa-apakan!"
"hahahah, itu lah Frieska ku, kemari lah"
Frieska bangkit perlahan, dan merebahkan Yuki dilantai. Selangkah demi selangkah Frieska berjalan. Tapi Jack mengeluarkan 2 belatinya, Sontak Frieska ketakukan dan agak mundur perlahan.
Lalu dengan sekali tebas, tubuh Feni dan Shani terbelah 2, dengan kecepatan kilat Jack mengambil kedua jantung mereka.
Frieska menangis histeris, tak kuasa melihat kawan-kawannya dibantai habis.
Dengan ini Ritual akan segera dimulai.
Wahai Sang Ratu,
4 Jantung sudah ku persembahkan, dan sisanya sebagai pelengkap akan menyertaimu.
4 kartu ace masing masing diletakan berjejer spade,heart,clover,diamond, lalu di ikuti 4 kartu bernilai 10.
dan 1 kartu Jack.
Jack memandang Frieska, "inilah syarat untuk membangkitkan kembali sang Ratu."
"lalu kartu jack itu mewakili siapa?" tanya frieska penasaran.
jack tersenyum.
"Aku mohon Jangan Yuki!" Frieska ketakutan dan memohon sambil berlutut menarik jubah Jack.
"Jack itu aku sendiri mpris, aku harus mengorbankan diriku sendiri." jawab jack dengan suara agak parau.
bagian tubuhnya kian lama, memudar dan menghilang.
jack membelai kepala Frieska lalu tersenyum, Frieska masih menangis dan berusaha menyeka air matanya.
"Papa Jack kau serius?"
"ya aku serius, sampai jumpa Frieska" jack melambaikai tangannya lalu
Jleb ia menusuk tubuhnya sendiri lalu mengeluarkan jantungnya.
"Seorang penyihir masih mampu hidup dan bergerak tanpa jantung, tapi hanya sementara, sampai mana-nya habis"
"papa jack! hentikan" Frieska memeluk tubuh jack namun, tubuh jack tak bisa dipeluk, tangannya menembus tubuhnya yang semakin pudar.
Jack meletakan jantungnya diatas kartu jack miliknya, lalu ia berdiri disebelah Yuki.
"Wahai ratu dari alam baka, kembalilah ke alam fana, tunaikan titah sang raja, bangkitlah melalui pengorbanan hamba-hambamu, dan Terimalah wadah fana dirimu"
Jack menyentuh kening Frieska seketika Frieska kehilangan kesadarannya dan mulai menatap kosong.
semua persembahan telah berubah menjadi darah, lantai dibanjiri darah. kemudian menyelimuti tubuh Frieska. setelah darah menyelimuti frieska, darah itu berubah menjadi kelopak bunga mawar, lalu kelopak bunga mawar yang menyelimuti tubuh frieska bertebaran terbang keseluruh penjuru, banjir darah itu berubah menjadi banjir kelopak bunga mawar.
Dan nampaklah Tubuh seorang wanita yang bernama Melody Lanoir. matanya yang tertutup perlahan terbuka. Pandangan yang pertama kali ia lihat adalah tubuh jack yang semakin transfaran.
Melody tersenyum begitupun jack, ia membalas senyuman itu, lalu Melody melihat Yuki terbaring.
tangan Melody menggenggam tangan jack.
"Jiwa yang akan meninggalkan jasad, sukma yang menjauhi badan, kembali lah dengan wadah baru mu, Awakening plus!"
Melody mengihsap Jack yang lama-lama menghilang. lalu telapak tangannya di tempelkan kepada wajah yuki.
"CHANGE!"
cahaya Hijau bersinar terang, dibarengi Yuki yang mulai pulih kesadarannya.
Ia duduk dan memandang Melody seraya berkata
"Akhirnya aku telah menyatu dengan tubuh ini, Huahahahaha"
Jack yang kini menguasai penuh atas tubuh Yuki tertawa penuh kemenangan.
"terimakasih ratu, anda telah menyempurnakan ku"
"tidak usah sungkan Rinto, sekarang kita harus segera pergi ke akihabara"
Melody mengaktifkan jubah sihir berwarna merah darahnya.
begitujuga Jack yang mulai meregangkan tubuhnya.
"semprurna !" ucapnya
"Rinto, tugas mu kini mengumpulkan pasukan, bawa kembali Shanju dan Kinal, aku memerlukan Suzaku"
"salah satu penjaga mata angin itu ya, hmmm baik lah"
namun sebelum Jack merapalkan mantra perpindahannya, cahaya keemasan menyinari mereka dari langit tepat diatas mereka.
"Ratu anda kembali terlalu lama, aku sudah bosan menunggu, bahkan tadinya aku memilih mati saja, hehehe"
"suara itu" Jack terkejut, ia melihat Kinal menunggangi Suzaku diatas mereka.
"Kau memang bawahanku yang loyal Kinal!" ujar Melody
mereka bertiga menunggangi Suzaku, namun sebelum mereka meninggalkan Mansion tersebut, Kinal memerintahkan Suzaku untuk membumi hanguskan pulau mata nui, Semburan api hebat dari angkasa mampu meluluh lantahkan hampir seluruh isi pulau mata nui tanpa tersisa.
Mereka bertiga kini menuju Akihabara, sementara seorang lagi bersiap meninggalkan rumah dan membuat surat perpisahan untuk ayah dan kakak tirinya.
END!?