Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

MISTERI Jack The Ripper dan Kebangkitan Sang Ratu (BAGIAN AKHIR~END)

JackDaRipper

Semprot Lover
Daftar
10 Jan 2019
Post
205
Like diterima
81
Bimabet
Thanks banget buat Tuan-tuan Author yang udah ngijinin make karakter utama ditiap-tiap cerpan keleian.
@BlueTitan Makasih Dimasnya,
@axelovers suwun Rinonya,
@FreezerBunny thanks Eiyusanya,
@H4n53n komandan kampret saiya pinjam Adriannya thankyou.

dan buat yang dibalik layar jadi editor gadungan, bucin lu gak akan kabur kok, keep support ya.

Cerita ini murni bikinan saiya yang sedang terinfluence oleh hal-hal mistik dan supranatural. Cerita ini adalah Root atau akar dari universe Akuma dan Yurei. Bila menemukan kemiripan, ya wajar... Author sebelumnya udah menghibahkan pada saiya.











Prolog

Universe A22- Year 202X



Tepat di sebuah hotel yang sepi akan pengunjung, bukan karena fasilitas dan kualitasnya, namun karena letaknya yang cukup jauh dari kota. Cenderung kearah bukit dan di tepi jurang.

Udara masih sangat sejuk dan kawasannya terlihat asri. Jauh dari polusi udara maupun kebisingan. hanya ada suara burung dan serangga.

Memang sangat cocok untuk seorang yang ingin berlibur jauh dari hiruk pikuk kota. Nuansa back to naturenya sangat kentara. Apalagi ketika membuka jendela, angin sepoi-sepoi terasa semriwing.

Tapi ada sesuatu yang janggal. Apakah itu?

Seorang pria tergeletak berbaring tak sadarkan diri di atas lantai kamarnya. Tepat di tangan kanannya menggenggam sepucuk surat beramplop hitam, dengan segel yang masih utuh keadaannya, atau bisa dibilang ia sudah tidak tersadar sebelum membukanya.

suara ketukan pintu pelayan hotel terus terusan terdengar. Nampaknya ia hendak mengantarkan sarapan pagi. Pelayan itu terus menerus menggedor sambil memanggil pria itu.

"Tuan Yuuki, apa anda di dalam?"

"Waktunya Sarapan pagi tuan..."

"permisi tuan..."

Pelayan itu mencoba menghubungi supervisinya, dan tak lama kemudian seorang wanita berseragam rapih dengan papan nama bertuliskan "Supervisor" yang berati supervisi dari pelayan tersebut datang menghampiri pelayan tersebut, dan terlihat berbincang.

"Tuan Yuuki, apa anda baik-baik saja?"

Pelayan tersebut menggelengkan kepala seakan usaha mereka sia-sia saja.

Kemudian Supervisor tersebut mengeluarkan Handytalkienya dan meminta sekuriti untuk membantu mengiringinya masuk agar memastikan pihak hotel dapat mengambil tindakan yang tepat.

Dengan Kunci cadangan yang dipegang oleh supervisi itu ia mencoba membukanya.

berhasil, kunci terbuka, lalu saat handle terbuka dan pintu juga ikut terdorong.

ketiga orang tersebut terkejut melihat orang yang mereka maksud Yuuki itu tergeletak diatas lantai. Dengan sigap Ibu supervisi memerintahkan pelayan dan sekuriti untuk memanggil bantuan. Sementara ia mengecek nafas pria tersebut. Lalu kedua pria secara berbarengan pelayan dan sekuriti itu meninggalkan tempat, untuk menyiapkan peralatan yang dibutuhkan.

"syukurlah masih bernafas" Jantung supervisor hampir saja lepas, saking begitu terkejutnya. Pasalnya ini kali pertama selama ia bekerja menemukan kejadian seperti ini, namun ia masih berusaha setenang mungkin.

Kemudian fokus wanita itu berpindah, tertuju pada apa yang digenggam Yuuki.

Sebuah surat, kemudian ia memberanikan diri mengambilnya, membolak balik melihat apa yang tertulis pada amplop surat tersebut. Namun ia tak menemukan apapun.

Tak lama dari itu tibalah team medis membawa berangkar dorong yang nantinya akan membawa Yuuki untuk diperiksa lebih lanjut.

Wanita itu mengurungkan niatnya mencari tau amplop tersebut dan memasuknnya pada saku baju Yuuki. Segera team medis mengangkat tubuh Yuuki dan membawanya keatas brangkar dan segera membawanya ke unit kesehatan.

Supervisor itu memerintahkan para anak buahnya yang sudah siaga untuk membereskan kamar dan fasilitas lainnya. Supaya bisa digunakan kembali.

Meski agak mengganjal di pikiran wanita itu, ia mencoba untuk tidak memperdulikannya. Terkait Amplop hitam tanpa pengirim dan tanpa tujuan.








bakalan dilanjut sekiranya banyak feedback, kalo gak ya tetep lanjut,

tapi gak disini. :)
 
Terakhir diubah:


PHASE 1




Act I​

Masih di waktu yang sama. Namun tempat yang berbeda. Kota Praha, Kota yang bisa dibilang eksotis, bangunan warisan budaya eropa timur masih gagah berdiri. kastil bergaya ghotic membuat mata seakan termanjakan oleh keindahannya. Dan bangunan artistik bersejarah lainnya yang tak kalah indahnya. Memang sangat cocok untuk dijadikan destinasi wisata saat liburan.

Damon berencana mencari sebuah bar sekedar chilout sambil ngebir sambil melihat-lihat hasil potonya.

Di dapatkannya sebuah bar yang berada di pusat kota, Damon duduk menempati meja yang kosong. Tak lama ia disuguhi menu oleh seorang waitress.

Tanpa basa basi Damon memesan bir hitam, krusovice. Ceko memang salah satu negara yang terkenal dengan birnya, malahan penduduknya tercatat sebagai pengkonsumsi bir tertinggi di dunia.

Damon yang baru pertama kali ke praha emang sedikit agak canggung, ditambah lagi temannya sebagai guidenya malah asyik bermashuk dengan kekasihnya di apartemennya. Agak sedikit bete sih, tapi kekagumannya akan keindahan dan budaya di praha membuatnya bisa melupakan itu.

Ditengah ia sedang asyik mengecek hasil jepretannya pada laptopnya, ia meneguk bir yang sudah tersaji di mejanya. Kemudian Ponselnya berdering, dilihatnya dari nomor yang terpampang nampaknya panggilan masuk dari negara ini.

"hello" terdengar suara berat seorang pria dewasa dari sebrang sana,

"ha.. halo, sorry i don't speak czech" jawab Damon agak gugup.

"Tenang saja, sambungan ini telah memakai alat penghubung translator bahasa anda"

Menakjubkan sekali batinnya, sekarang teknologi sudah begitu maju dengan pesat, sampai-sampai Damon tidak usah repot-repot berbahasa inggris.

"oke, sebelumnya saya harap anda bisa tenang terlebih dahulu, hmmm" sambil menghela panjang berusaha menjelaskan sesuatu yang mungkin saja kedepannya akan mengejutkanku.

"perkenalkan saya Matt, manager hotel Marionet, saya harap anda siap mendengarnya."

jantung Damon berdetak kencang, semakin kencang.

"Teman anda yang bernama Yoga dan Gracia meninggal akibat over dosis obat"
mata damon terbelalak, betapa shock dan terpukul dirinya mendengar kabar duka tersebut, sampai dia membenturkan kepalanya diatas meja, lalu menangis sesenggukan, genggaman ponselnya terlepas, lalu ia melepaskan semua emosinya sambil menangis, orang-orang sekitar mulai melihat dan memperhatikan damon, bahkan waitress pun mendekatinya dan menanyakan kondisinya, tapi damon hanya bisa terus menangis.

Beberapa hari kemudian, Damon berada di KBRI bersama pihak berwenang, mengurus kepulangan Jenazah ke dua sahabatnya. Yoga adalah sahabat dekatnya, yang menjadi guidenya di praha, sedangkan Gracia adalah kekasih Yoga, seorang mantan idola di tanah airnya.

Sejak kematian Damon terlihat sangat terpukul bahkan saat datang ke KBRI di temani polisi praha pun, Damon hanya bisa menangis sambil dibantu menjelaskan kejadian oleh polisi.

Akhirnya sepekan lebih, Damon bersama keluarga Yoga dan Gracia dan tentunya dengan jenazah mendiang dibawa pulang ke Negara asal.
Proses kremasi Yoga dilakukan tertutup bersama dengan Gracia yang sebenarnya mereka sudah bertunangan. Tangis dan ratapan kesedihan jelas terlihat diantara orang-orang yang berada disana.

sehari setelahnya, Damon mengurung diri seharian di kamarnya, ibunya menjadi khawatir akan keadaaannya, beberapa kali ibunya mengetuk pintu kamar sambil membawakannya makan dan minum, namun tak ada jawaban sama sekali, ia mencoba menelpon Damon namun, tak ia angkat.

Akhirnya ibunya memilih menyerah, mungkin ia butuh ruang untuk sendirian, sampai pada sore hari seorang pria berseragam JOT datang kerumah Damon. Kebetulan adik sepupu Damon yang hendak mengunjungi damon melihatnya di depan pagar.

"mas mau ketemu siapa?" tanya keponakan Damon
"Ah saya Staff JOT, apakah anda mas Damon? kalo iya ini ada Surat undangan, atau boleh saya titip untuk mas Damon?"
"hmmm tunggu sebentar" ia membuka pagar lalu menekan bel.

tak lama kemudian, ART membukakan pintu dan menyambut keponakan Damon.
"eh tunggu sebentar ya mas, saya panggilkan ibu"

"ah gak usah repot-repot, tante udah tau kok"

Ibu Damon menyadari tamunya adalah keponakannya, ia bergegas menemuinya.
"akhrinya kamu datang juga mas... ayo masuk Damon ada diatas tuh seharian dia ngerem mulu"

"oh ok tante, eh ada paket buat Damon katanya didepan"

"kamu yang ambil aja deh mas, kalo sama kamu mungkin Damon mau keluar"

"ehh... oke kalo gitu" ia kemudian kembali ke halaman dan bertemu dengan staff jot yang sabar menunggu.
"dititipkan saja mas, bar saya yang tanda tangan tanda terimanya"

Staf tersebut setuju dan mengangguk, lalu memberikan tanda terima, kemudian pamit undur diri.

"tan... aku keatas dulu ya"

"oke mas, semoga berhasil" Ibu damon tersenyum sumringah mensuport keponakannya itu.

tok tok

"bang, ini gue... bang"

"sorry mas, gue butuh sendiri dulu, dan gue butuh waktu buat balikin mood gue"

suara parau nan lirih terdengar dari balik pintu.

"ok kalo gitu, tapi ini ada surat dari JOT katanya khusus buat lu"

"mas please tinggalin dulu gue, dan gue gak butuh itu surat, lebih baik buat lu aja, gue lagi gak mau berhubungan dengan yang namanya peridolan dulu. please mas"

Dimas diam tak lagi menjawab pernyataan Damon setelah itu. Amplop itu ia masukan kedalam tasnya, lalu ia berpamitan pada damon, dan kembali ke lantai bawah. Ia bertemu dengan ibu damon, Dimas hanya menggelengkan kepala, sambil memohon diri dari tantenya untuk segera pulang karena tidak ada yang bisa ia lakukan untuk sementara waktu ini terkait Damon, mungkin benar ia perlu waktu, waktu untuk memulihkan dirinya.
 
Karakter dari cerita saya tidak masuk dalam daftar pemain karena karakter cerita saya tidak termasuk kampret seperti 4 orang yang telah disebutkan oleh TS :D
 
Karakter dari cerita saya tidak masuk dalam daftar pemain karena karakter cerita saya tidak termasuk kampret seperti 4 orang yang telah disebutkan oleh TS :D
secara tidak langsung ada beberapa Author yang saiya siapkan sebagai cameo, mungkin Tuan PeDO eh Dodo bakalan masuk, kita liat aja nanti, yak Tuan ;)
 
secara tidak langsung ada beberapa Author yang saiya siapkan sebagai cameo, mungkin Tuan PeDO eh Dodo bakalan masuk, kita liat aja nanti, yak Tuan ;)

Gamaukkkkk.......!!!!! ><
Jahat :(

Etapi kalau cuman numpang lewat sih boleh ae :ngacir:
 

ACT II


Semakin larut restoran semakin ramai, dipenuhi orang-orang yang baru selesai dengan aktifitas hariannya, cukup beragam sebenarnya pelanggan restoran ini, seperti para pekerja yang baru pulang bekerja atau berbisnis,muda mudi yang baru saja menyelesaikan kegiatan baik di kampus maupun di sekolah.

Sementara itu Yusa semakin sibuk menyiapkan bahan-bahan untuk ia masak. Yusa adalah pewaris tunggal restoran Italia, yang bernama Dio la Cucina . Yang berada di Pusat kota. Meski dia masih belajar dan berstatus asisten chef.

keringatnya mulai bercucuran, dan dengan segera ia menyekanya dengan tisue yang selalu ia siapkan di dekatnya.

"Yus, tolong lobster!" kata chef Taka.

Taka dari jepang, blasteran jepang sunda, ia lulusan sekolah memasak di italia, namun karena kecintaannya terhadap masakan Italia, membuatnya menggeluti sungguh-sungguh, hingga akhirnya dia memiliki sertifikat chef masakan Italia.

"Yus, ada apa?" Taka kembali bertanya. "ah maaf chef, aku agak keteteran nih..." Yusamenuju freezer dan mengambil salmon serta lobster yang Chef taka minta. "kamu nampak berbeda hari ini, apa kamu sakit?" Taka mengelap kedua tangannya dan memegang dahi Yusa. "astaga sepanas ini, sudah letakan saja disini" ia menunjuk sebuah meja yang terletak di samping pemanggang tepat berada di depan mereka. "Dea, tolong urus bagianku, listnya ada di tempat biasa oke... aku mau bawa Yusa dulu istirahat, sepertinya dia sakit." Dengan sigap dea mengiyakan dan segera berpindah posisi ke tempat Taka.

Chef Taka memapah Yusa, matanya agak sayu dan kantung matanya terlihat seperti panda. Segera Taka melepas apronnya, dan memerintahkan Yusa untuk beristirahat.

"bagaimana?, kau bisa saja pulang sih, lagian kau ini tuan muda, hehehe" kata Taka sambil bercanda. Yusa hanya merespon dengan mulut yang ternganga kemudian tertawa ringan. "tak usah khawatir, kan ada Dea." Taka menepuk-nepuk pundak Yusa agar ia tak begitu cemas terhadap kondisi kitchen. "Maafkan aku chef..." mimik mukanya memperlihatkan kesan menyesal yang tak dibuat-buat. Lalu Chef Taka mengantarkan Yusa keruang ganti.

Jam tepat menunjukan pukul 7 malam, Inilah puncak keramaian Resto, ada rasa sesal namun ia hanya pasrah saat fisik dan tubuhnya tak dapat sinkron karena kondisinya yang kian melemah. Chef Taka segera menelpon Ibunya Yusa, lalu menjelaskan keadaannya. Hingga keputusan akhirnya, Yusa akan langsung dibawa ke Klinik. Diantar oleh sopir pribadi sepupunya yang menjadi Manager Resto.

"De, ntar bareng mang Diman yah, ntar mang Diman yang urus-urus" katanya, "Waduh jadi ngerepotin Bang Dika nih, padahal gue juga bisa kok bang, kan ada taxi online" Yusa berusaha menolak dengan baik namun tentu saja itu ditentang oleh Dika.
"udah lagi sakit gak usah bawel, nurut ama yang tua. kalo tambah parah yang repot kita-kita juga, secara calon chef legendaris gak bisa hadir di medan perang kita, hahah" Dika berusaha memotivasi dengan candaanya itu, lalu dibalas dengan tawa renyah dari Yusa dan mang Diman.

Kemudian mereka berpamitan, dan Yusa dibawa ke Klinik terdekat, ditemani Mang Diman. Rasa kantuk semakin menyerang kemudian ia terlelap di atas mobil yang melaju dengan cepat.

Singkatnya mereka berdua telah sampai di klinik 24 jam, saat mang Diman membangunkan Yusa, ia tak respon sama sekali. Mang Diman menjadi panik, ia menepuk-nepuk Yusa namun tak ada respon. kemudian mang Diman segera menuju kedalam klinik dan menjelaskan kepada pihak klinik apa yang terjadi pada Yusa.

Perawat pun segera turun tangan, mereka menuju mobil yang terparkir di depan klinik. Perawat itu membuka mata Yusa, ternyata pupil matanya mengarah keatas, sehingga bola matanya yang putih saja yang terlihat. Yang berarti Yusa pingsan. Perawat menceritakan keadaan yang terjadi pada Yusa kepada Dokter jaga, Dokter akhirnya memutuskan untuk merujuk ke Rumah sakit agar di tangani dengan intensif.

ambulan klinik dikerahkan menuju rumah sakit, lalu mang Diman segera menghubungi majikannya dan mengikuti ambulan tersebut.

Sesampainya di Rumah sakit, Yusa langsung dibawa dengan brangkar dorong dan security serta perawat membantunya menuju IGD.

Mang Diman dengan wajah cemas dan khawatir, duduk dengan tidak tenang, kadang ia berdiri, bertanya pada petugas lalu memainkan ponselnya.

Syukurlah Ibu Yusa segera tiba, ditemani oleh Dika, tanpa tedeng aling-aling ibunya segera berbicara pada petugas, dan menuju ruangan igd.

Yusa di sarankan agar dirawat, tekanan darahnya rendah. sepertinya ia kurang istirahat.

Setelah menunggu perawat dan petugas menyiapkan administrasi dan kelengkapan lainnya, Yusa dibawa ke kamar perawatan.

Esok harinya,

Kesadaran Yusa sudah agak pulih, ia mengerjap-ngerjapkan matanya dan bangkit dari rebahnya. Menoleh dan menyisir pandangannya keseluruh ruangan. Ia mendapatkan ibunya sedang tertidur di sofa tunggu.

Ia merasa kondisinya telah membuat kerepotan orang disekitarnya, namun sebelum dia berfikir hal yang membuatnya semakin merasa bersalah, seseorang mengetuk pintu kamar. Tak lama Sosok itu masuk kedalam ruangan, Ia adalah Ayahnya Yusa. Tersenyum teduh dan mendekati Yusa lalu memeluknya, kemudian Yusa membalas pelukannya.


"kamu baik-baik aja nak?" tanya ayahnya sendu. "Iya sekarang aku udah baikan pi, maafin yusa jadi ngerepotin mami, sama papi" katanya, "sssttt... jangan bilang gitu, kamu anak papi, kamu jadi tanggung jawab papi lah.

sesaat kemudian Ibunya Yusa terbangun, dan pemandangan pertama yang ia lihat adalah suami dan anaknya saling berpelukan.

"ehhmmm... mami gak diajakin nih pelukannya" terdengar agak merengek, spontan ayah dan anak pun tertuju padanya, "mi maafin yusa ya, yusa gak jaga diri, banyak begadang sampe kurang tidur, ah enggak... sepertinya yusa udah gak tidur 2 hari hehe" kemudian pipi yusa dicubit gemas oleh ibunya, "Ah pasti ini gara-gara cewek-cewek yang kamu tonton di Theater FX itu ya? awas aja kalo ketemu, ntar mami labrakin satu-satu" wajah cemberut sambil berkacak pinggang. "tapi kalo baik sama cantik, mending jadiin mantu aja, biar ada yang ngurus Yusa sama Dio la Cucina, hahaha" canda ayahnya, namun Yusa membantah dan malu-malu "apa sih pi, suka aneh-aneh aja", "ooh gitu ya, nanti mami audisi deh itu member-member, kalo cocok boleh deh", "apaan sih mi, baru juga kelar kuliah 1 bulan udah disuruh nikah aja, hadeh..."

Kemudian terdengar pintu diketuk kembali, kali ini perawat dan dokter datang untuk memeriksa, setelah cukup data, katanya Yusa sudah diperbolehkan pulang, karena kondisinya sudah membaik.

Ayahnya segera menguhubungi sopirnya untuk membantu Yusa berbenah, sambil menunggu surat keluar.

2 hari kemudian Yusa sudah kembali ke restorannya, kemudian disambut oleh rekan-rekan kerjanya. Dengan seragam kebanggaannya Yusa kembali ke medan perang, namun sebelum ia masuk kitchen, salah satu pelayan bernama ezra memberikan amplop besar berwarna coklat.

"Mas ini ada paket untuk mas, kemaren sih datangnya, katanya dari JOT gitu sih, emang apaan sih JOT itu?" tanyanya penasaran. "eh, JOT itu JKT48 Operation Team kalok gak salah" katanya. "ah mas suka girlband jkt48 fans ya, hehehe" candanya. "ah eh... eh... gak gitu juga sih, tapi thanks ya er" tambahnya. "santai aja mas Yus, oh iya itu yang nganter tuh kayaknya langsung dari membernya ya? soalnya lumayan cakep sih, bukan kurir yang pasti, eh ya udah aku langsung kedepan ya mas" Ezra segera meninggalkan yusa dan berlalu.

Yusa semakin penasaran, lalu ia segera membuka amplop hitam itu, kemudian ternyata didalamnya ada sepucuk surat berwarna merah muda.

bertuliskan JKT48

Untuk Fans terpilih,

Selamat Anda mendapatkan hadiah Jackpot atas partisipasi dan keikutsertaan anda dalam mendukung JKT48. lengkapnya silahkan scan QRCODE ini


Yusa senang bukan kepalang, nampaknya ini bukan scam atau penipuan, melihat ada stemple JKT48 dan ia segera menscan QRCODE dengan ponselnya, kemudian terputar Video

"hai!! hai!! hai!! Matahari yang indah, yang akan meberikan kehangatan di setiap harinya. Panggil Aku Feni. Selamat ya... Selamat... Kamu udah terpilih sebagai Fans terbaik. hmmm... sebagai hadiahnya kamu di undang berlibur bersama aku dan ke-3 member lain untuk menghabiskan waktu bersama, mmm... makan malam romantis, sarapan bersama aku, bahkan kamu boleh minta apapun termasuk tidur bersama ku."

Ucapnya manja dan genit.

Seketika Yusa terkejut dan agak berteriak, ia kemudian menoleh kesekitar.

ia bertanya-tanya semoga saja ini bukan mimpi dan bukan hoax belaka. kemudian diakhir Video Feni menjelaskan bila ingin berpartisipasi, harap balas pesan dan 3 hari kemudian ada staf JOT yang akan menjemputnya.

Diketerangan akhir, disebutkan tidak boleh memakai alat komunikasi selama liburan, tidak boleh mengambil foto, dan tidak boleh merekam.

Tanpa banyak fikir, Yusa mengirimkan jawaban ya, kemudian muncul notifikasi registrasi selesai.

Ternyata setelah ia mengalami hal yang tidak mengenakan ia mendapat apa yang dinamakan keberuntungan.





+++






ACT III​

Selepas Chek-in dan pemeriksaan sekuriti, kemudian Rino menerima boarding passnya lalu segera menunggu pada gate tujuan. Sambil duduk menunggu, ia memainkan ponselnya, sebenarnya tangannya gatal untuk membuka IGnya, tapi ia masih takut dan agak trauma, akan kecelakan saat di sirkuit.

Memang sebenarnya bukan dia lah yang mengalami nasip buruk, tapi rekannya, sekaligus rivalnya. Saat itu Rino yang melaju di belakang temanya tak sengaja menyerempet bumper Tim turner, karena kehilangan kendali sehingga Mobil Tim oleng ke samping dan secara beruntun terhantam oleh mobil-mobil di belakangnya, nahasnya mobil tim terbakar ia pun tewas seketika.

Banyak pembalap yang pro dan kontra terhadap apa yang terjadi, namun pihak yang tak menyukai Rino memanfaatkan moment ini lalu menyerang habis-habisan. "Rino sengaja menambrak bumper belakang hingga Turner hilang kendali, betapa liciknya ia, persaingan sudah tidak sehat lagi" ujar salah satu pembalap yang memang selalu kontra dengan Rino.

Tapi dalam kejuaraan kecelakaan itu sudah menjadi hal yang biasa, terlepas itu disengaja maupun tidak, seharusnya semua perserta dan team bisa menerima dengan lapang dada. Jengah dihujani hujatan maupun rasa berasalahnya Rino menjadi depresi, managernya Ronald keenan, memintanya untuk beristirahat sejenak, dengan memberinya liburan ke kampung halamannya, Indonesia.

Rino Surya Atmadja anak Konglomerat Benhur Surya Atmaja, Presiden Direktur ASTRA, Raksasa Otomotif di Indonesia. Dengan terjadinya kasus tersebut yang terus berkecamuk serta menjadi beban karena ia harus menyandang nama keluarganya.

Media internasional khususnya USA, sampai membuat tajuk yang kurang lebih menyudutkan Rino sebagai penerus Keluarga Surya Atmadja.

Sehari sebelum ia berpamitan pada teamnya, lalu ia mengobrol semalam suntuk bersama Teknisi mobilnya, mereka menghabiskan malam mereka di sebuah bar di Newyork.

"Sebenarnya, aku sudah lelah Bro" tutur Rino, James mengernyitkan dahinya " maksudmu?"

" iya sepertinya aku harus mengakhiri karirku di nascar..." Rino meneguk slokinya kemudian agak membenturkannya ke atas meja. "kau sudah terlalu mabuk man! besok kau harus pulang Ke Indonesia, mau ku antar ke Apartement?" James menawarinya sambil merangkulkan tangan di bahunya. "No... No... aku serius... lihat mataku, aku tidak mabukkan?" matanya agak sayu dan nada bicaranya sudah terdengar agak parau. "Oke, man! sudah cukup hari ini, ayo kita pulang" james mencoba mengangkatnya dan memanggil pelan, memberikan tips dan billnya. lalu mereka berpamitan.

Saat James mendudukan Rino di kursi depan, Rino sudah terlelap. Sepertinya ia sudah terlalu lelah.

Hinga paginya Rino berpamitan pada teamnya dan memberikan Surat pengunduran dirinya, semua orang yang berada di sana terkejut, terlebih lagi James yang menemaninya semalam suntuk.
"Man! aku rasa ini bukan kau yang biasa, aku tahu kau masih depresi tentang kejadian 1 bulan yang lalu, come on bro!" Kenneth team leadernya terkejut dan berusaha meyakinkan dirinya dengan pernyataan tersebut. Rino hanya tersenyum simpul " Guys, aku tahu ini terdengar mendadak, tapi jujur aku sudah memikirkan ini sejak 2 minggu yang lalu dan kemudian Ronald memberikanku waktu istirahat, mungkin ini moment yang tepat untuk mengungkapkan semuanya, Jujur aku tak bisa melupakan momen-moment berasama kalian, saat di sirkuit maupun saat kita menyusun strategi kantor, baik saat latihan maupun pertandingan. itulah momen-moment terindah sepanjang hidupku guys"

Semua yang berada disana terlalu pada moment perpisahan yang cukup menyayat hati. Kemudian satu persatu dari mereka memeluk Rino, lalu bersalaman.

"Rino 1 yang mesti selalu kau ingat, dimana pun kau berada inilah rumah mu, Rainbow Rush! jangan sungkan bila kau ingin kembali, kami selalu menerima mu kembali." pungkas Ronald, Rino hanya mengangguk kemudian tersenyum. Ia membawa Tas dan barang-barangnya kemudian berpamitan.

akhirnya Rino memberanikan diri membuka instagramnya, kemudian IG Rainbow Rush team mengunggah poto dirinya berasama Subaru WRX hitamnya, dengan caption. We'll miss you, and see you on top.

Air mata harunya mengalir, lalu ia kemudian menyekanya dan menutup aplikasi tersebut.

"Thanks all... and i'll miss you all"

Hingga akhirnya ia berangkat bersama pesawat yang ia tumpangi menuju tanah air.

Cukup nyaman dengan kelas bisnis, aku memilih maskapai yang transitnya paling sedikit, agar ia bisa cepat melepas rindu kepada keluarga dan kampung halamannya. menurut perkiraan sekitar 21Jam perjalanan, selama itu mungkin dia akan menghabiskan waktu dengan menonton film pilihan, yang tentu saja film-film pilihannya.

21 jam terasa berjalan cukup cepat, ia yang sedang asik marathon menonton film Ultraman Kesukaannya terdistraksi oleh announcement landing dari pramugari. Akhirnya tiba juga. Kepalanya agak pusing dan rasanya sangat mengantuk, Sepertinya ia mengalami jet lag.

Rino segera menelpon orangtuanya, sekedar memberi kabar bahwa ia selamat sampai bandara, dan ia akan menuju apartementnya, tentu saja apartementnya itu telah di persiapkan oleh asisten rumah tangga keluarganya. Ia kemudian memilih pulang dengan taxi bandara, sambil menahan kantuk ia melihat pemandangan jakarta yang kian banyak perubahan selama ia tinggalkan.

ntah kenapa saat ia melihat sebuah mall ingatannya kembali saat ia masih berpacaran dengan seorang member, hingga moment saa ia diputuskan oleh member itu, lalu Rino memilih pergi ke amerika dan memulai debutnya sebagai pembalap nascar disana.

5 tahun yang lalu ia tergabung kedalam fanbase sinkadorable, tapi ia malah berpacaran dengan Rona, secara bersembunyi-sembunyi, namun itu hanya masa lalu.

Setelah sampai di Apartementnya, ia disambut oleh asisten rumah tangganya, lalu Rino memohon izin agar selama sehari penuh asistennya untuk libur, namun tetap membayarnya full. Dan tentu saja dengan senang hati disanggupi oleh Asisten RTnya.


Poster dan action figur ultraman menghiasi kamarnya, dari jaman showa hingga akhir heisei 5 tahun kebelakang, ia telah mengoleksinya. Sepertinya ia mesti menambah koleksi-koleksinya.

tapi karena sudah tidak kuat menahan kantuk, Rino segera merebahkan tubuhnya diatas kasur.

suara pesan masuk terdengar pada ponselnya.

Keesokan harinya, tepat pukul 11 siang, Rino terbangun sambil mengecek jam di ponselnya, dan beberapa pesan yang belum ia baca.

Bunda:

"No, Bunda lupa motor mu yang ada di garasi rumah dulu sudah dipakai oleh adik-adikmu, gantinya kamu mau motor apa? biar nanti Pak Karyo yang antar dan urus. "

"waduh, GSX-R gue! waduh Si Dicky pasti nih, ngerayu-rayu bunda buat dapetin tuh kesayangan" pikirnya. Tanpa banyak mikir dia kemudian menelpon Bundanya. "Halo Bunda!" "eh no, tumben udah bangun lagi, gimana soal motor itu?" tanyanya. "wah bunda kok gak konfirm dulu ke aku soal GSX-R ku?" Rino cukup kecewa dengan apa yang terjadi, pasalnya motor itu sudah di boreup dan modifikasi sana-sini bersama kawan-kawannya dulu. tapi ibunya menjawab dengan enteng " lah itu motor udah lama taun 2017 sekarang udah lebih dari taun 2020 ganti aja lah No, apa susahnya, bentar lagi Pak karyo dateng, nanti kamu tinggal dateng ke showroom aja pilih ya No" "tapi Bun!" belum sempat membalas, ibunya menutup telepon.

Suara bel terdengar dan ketukan pintu menyertainya.

segera ku rapihkan penampilanku, lalu menuju pintu depan.

"Mas Rino yah?" tanya pria berseragam hitam dan di saku kemejanya tertulis JOT

"betul, darimana ya?" tanyanya, "Saya staff JOT mau kirim bingkisan dan undangan untuk mas Rino, silahkan ditandatangani dulu tanda terimanya." jelasnya "aahh... JOT ya?" Rino mengangguk-angguk dan pria berseragam itu pun ikut mengangguk lalu menyerahkan tanda terima untuk ditandatangani Rino. "tapi kenapa gak pake kurir?" tanya rino keheranan. "ini ekslusif dan pribadi serta rahasia mas, khusus staf JOT dan fans saja" jelasnya. Akhirnya pria itu berpamitan dan meninggalkan Rino.

Rino lantas membuka amplop hitam itu, dan didalamnya terdapat sepucuk surat.

bertuliskan JKT48

Untuk Fans terpilih,

Selamat Anda mendapatkan hadiah Jackpot atas partisipasi dan keikutsertaan anda dalam mendukung JKT48. lengkapnya silahkan scan QRCODE ini


"hah jackpot? makasudnya scan dengan ponsel gitu?" Rino mencoba mengambil ponselnya lalu mengaktifkan QR scannya.

dan benar saja ponselnya langsung ngelink ke video sinka.

"halo, aku akan membuat hari-hari mu lebih berwarna! aku sinka!... selamat! kamu merupakan fans terpilih. sebagai hadiahnya kamu di undang berlibur bersama aku dan ke-3 member lain untuk, melakukan banyak hal. mulai dari sarapan sampai tidur bersama ku ssttt... aku tunggu registrasinya diakhir video ini, silakan kirimkan data diri. Nantinya staf JOT akan menghubungi mu dan menjemputmu. See ya"

Rino seakan tidak percaya, tapi iya tidak menemukan kejanggalan dalam video tersebut, seperti CGI atau editan semacamnya, ia tahu benar ekspresi Sinka dan suaranya, itu memang betul-betul dia.

kemudian ia menekan tombol registrasi, dan menunggu konfirmasi telpon dari pihak JOT.
 
Terakhir diubah:
Waaah... Cerita baru nih hu...
Cuma bahasa nya sedikit agak berat hu, agak beda pas jaman nya yurei ya 😂


Btw, semangat terus hu... Semoga lancar terus cerita nya sampe cerita nya tamat 😊
 


ACT IV
Lagu yang sering kita dengar buatku flashback

Film yang kita tonton buatku flashback

Tanggal kita jadian juga buatku flashback

Panggilan sayangmu juga buatku flashback




"bujubuset! sapa yang ganti ringtone panggilan masuk gue?" Adrian terkejut serta penasaran, Nama Dimas terpampang pada panggilan masuk, segera Adrian mengangkatnya.

"Ya, masuk pak eko!" katanya, dibalas oleh tawa pecah Dimas di balik itu, "bangke, dasar lu bang! eh... eh... btw gimana kabar Bang Ben? udah baikan?" ucapnya, "alah basa basi busuk lu mah Dim, ada ape? langsung aje?" balasan Adrian langsung menohok tepat sasaran. "hehe berati masih sendirian nih? gue ke rumah lu ya bang? agak bete nih, gak ada kuliah juga" pintanya, "oke, gue juga sama lagi bete gak ada tontonan seru, cewek gue juga lagi sibuk plus palang merah" lirihnya. "hahaha si abang bisa aja, libur kasi jatah ye... siap meluncur bang" Suara Dimas terdengar sumringah, "Eh bentar, jangan lupa bawa makanan, kulkas belum ada yang ngisi nih, Shania juga belom balik" Adrian berjalan sambil membuka kulkas dan tudung saji diatas meja, memang tidak ada sisa-sisa makanan sama sekali. "siap 69 komandan!" kemudian telpon diputus.

Adrian menguap sambil meregangkan kedua tangannya, lalu menjatuhkan tubuhnya di atas sofa sambil tangannya mengaduk-ngaduk toples yang bersisi cha-cha yang bisa dibilang hanya beberapa biji lagi. Sambil menghela nafas ia memakan coklat kacang tersebut seraya memindahkan chanel tv, kadang ia mengecek ponselnya. Berharap ada kabar dari keluarga atau kekasihnya.

kepalanya menoleh kearah jam dinding, lalu ia putuskan untuk memainkan PS 5nya.

"maen apalagi ya? udah pada kelar nih, Death stranding belom rilis juga. masa maen lagi Kingdom Hearts 3, terus aja ngulang-ngulang game taun lalu, DLC juga udah ada semua, ah iya juga maen ini aja dah"

Akhirnya ia memilih game horor action Resident Evil 2 Remake, sudah hampir jam 8 malam, supaya semakin kerasa feels seramnya, ia mematikan lampu tengah, lampu ruang tamu, juga lampu dapur sehingga pencahayaan hanya didapat dari Televisi saja.

"udah mulai merinding aja nih, oke lah gue siap"

Adrian semakin fokus kedalam game, hingga kurang peka terhadap keadaan sekitar, sampai pada adegan dimana character yang dimainkan adrian sedang dikejar-kejar sekumpulan Zombie lalu terpojok.

"ppfftt"

listri mati. Televisi dan PSnya otomatis ikut mati.

"Bwaah! anjay! malah mati listri, pln... pln... kumplit sudah kebosanan malam ini..." Adrian mengambil ponselnya dan malangnya ponselnya juga mati, ia kembali mengumpat. "kampret bener-bener kampret lah" adrian kemudian terkulai lemas ditelan kebosanan dan kegabutan yang menderanya, ia tiduran diatas karpet sambil merentangkan kaki dan tangannya, kepalanya menghadap ke samping menatap kosong ponselnya yang sedari tadi sudah mati.

Kemudian tak lama dari situ Dimas datang mengetuk pintu, sambil setengah berteriak.

"bang Ads! Bang ads!, hmmm... kemane dia ya? ketiduran gitu? mana gelap rumahnya." dengan inisiatif Dimas menelponnya, namun tak aktif. "waduh bang ads gak ada di rumah kah? tapi mobilnya ada tuh" Dimas mulai berspekulasi yang lain-lain, khawatir pikirannya semakin berfikir yang tidak-tidak ia langsung membuka handle pintu dan ternyata tak terkunci, "Bang lu di dalem bang? ini gue Dimas!"

Ia memanggil-manggil Adrian tapi tak kunjung ada jawaban, lalu berjalan dengan berhati-hati menuju ruang tengah, kemudian menyalakan flashlight pada ponselnya dan mengarahkannya ke ruang tengah, lalu terlihat sebuah pemandangan yang mengejutkannya, sehingga membuat Dimas berlari kearah Adrian yang tergeletak di bawah.

"Astaga, ya Tuhan! Bang... Bang... lu kenapa" tanya Dimas, mencoba membangunkan Adrian sambil menepuk-nepuk pipinya, Kemudian matanya terbelalak dan membuat dimas terkejut "Astaga bang Ads kenapa lu?" Adrian mulai bangkit dan duduk dihadapan Dimas, "Gue gabut bener nih, laper juga, mana Shania ama Ayah belom balik dari RS, yang paling penting gak nyimpen duit, atau makanan sama sekali." jawabnya dengan suara lirih.

"eh iya tenang bang, gue bawa martabak plus nasi goreng! sorry kalo kelamaan ye" Dimas berusaha menenangkan Adrian yang sudah mulai lemas dan lunglai. "Thanks Dim, You are my savior!" Adrian kemudian memeluk Dimas, Dimas yang agak canggung kemudian membalasnya dan menepuk-nepuk pundaknya, "santai saja kakak ipar, hehe" kata Dimas, kemudian Adrian melepas pelukannya lalu melotot seakan tidak setuju "apa maksud lu! lu pasti dateng ade maunya ye? mau adek tiri gue lu mah!" tapi dimas kemudian tertawa terkikik "santai aja bang, becanda lah... tapi kalo bang ben setuju kenapa tidak!?" Adrian semakin kesal dan berdiri "enak aja! gue yang gak terima Dim! kalo Shania sama cowok macem lu! gue tau lu, dan hubungan lu sama Jinan tuh udah gimana!" Adrian semakin emosi, namun Dimas segera menenangkannya "Aih si abang becanda lah... emang gue ngapain aja sama jinan? kenal juga kagak lah, gue mah cuma bulir bulir jeruk pulpy orange hehe! dan yang lebih penting, ini kan mati lampu, pasang lilin dulu kek bang, sini gue bantu, terus nih keburu dingin nasgor ama martabaknya"

Bahu Adrian yang sedari tadi naik turun karena emosi, mulai mencair suasana pun kembali tenang, ia segera menuntun Dimas membawa lilin, sedangkan Dimas mengikutinya dari belakang, sambil mensinari ruangan dengan ponselnya. Setelah Lilin menyala dan ditaruh di atas meja makan. Sementara Dimas menyiapkan 2 porsi nasi goreng untuk mereka makan berasama.

"makan bang..." tawar Dimas yang sudah siap sedia, namun ia terkejut lalu tertawa melihat Adrian yang kemudian makan duluan dengan lahap, "bang pelan-pelan bang!" belum kering ucapan Dimas, benar saja Adrian tersedak, lalu dengan sigap Dimas memberikannya minum, "uhuukk... uhukkk, thanks dim, aahh..." akhirnya Adrian bisa lega. "Gue tau lu laper tapi ya santai la bang, gue juga gak bakalan ngabisin kok, malah kalo lu kurang boleh kok ambil jatah gue, heheh" Adrian mengeryitkan alisnya "jangan bilang lu baik-baikin gue buat gue ngijinin Shania? hmm" Namun Dimas terus terkekeh "hahah bang, udah lah, kalo gue baek ama lo ya karena kita temenan, dan gue juga nganggep lo udah kayak abang gue sendiri, baang, gak ada maksud laen" namun Adrian nampak sangsi "really?" tanyanya "ya iya la bang, kalo bukan lo yang nolong gue pas jaman sekolah, mungkin gue udah dirisak terus, sama temen dan kakak kelas bang."

Adrian dan Dimas memang berasal dari sekolah yang sama, namun terpaut beberapa tahun. Saat pertama masuk sekolah Dimas anak yang cenderung pendiam dan pemalu namun ia selalu dimanfaatkan teman, bahkan kakak kelas karena dia berasal dari orang berada, namun suatu ketika bertemu Adrian yang cuek dan agak disegani di sekolah karena prestasinya sebagai juara karate berturut-turut di kejurnas. Saat itu Dimas dibully dan kebetulan Adrian melihatnya, awalnya adrian malas untuk ikut campur namun suatu hari ia melihat dimas dibully lagi dan lagi ia menjadi jengah lalu menumpas senior dan teman sekelasnya yang selalu membully Dimas, hingga mereka kapok. Seiring waktu hubungan pertemanan keduanya semakin erat hingga sekarang.

"By the way, lu udah pernah candle light dinner belom bang?" Dimas bertanya hal random,"haah? uu... udah lah, sama member JKT juga udah pernah gue mah, emang lu? ah gak usah dijawab, lu belom pernah kaan" tebak Adrian dengan sotoy, Dimas tersenyum lalu menunduk "Gue sebenernya udahan sama Jinan bang..." ia kemudian menarik nafas panjang, dan mengeluarkannya perlahan, kebetulan kemarin lusa kejadiannya, dan... pas candle light dinner, katanya dia udah capek terus-terusan backstreet." raut wajahnya menjelaskan bahwa Dimas sedang benar-benar sedih dan kecewa. Kemudian Adrian merangkul bahu Dimas dengan tangan kirinya, lalu menepuk-nepuk bahunya. "sorry to hear that bro..." entah kenapa Dimas malah terlarut sehingga ia agak sesenggukan.

Tak lama kemudian lampu menyala, keduanya agak terkejut, dan senang, lalu ternyata ada sepasang mata yang sepertinya dari tadi menonton bromance Adrian dan Dimas. Adrian kemudian melepaskan tangannya dan agak menjauh dari meja, begitu juga Dimas, ia agak menyeka matanya yang agak berair. Namun sepasang mata milik seorang wanita yang berparas cantik dan tinggi terus memandanginya sambil kemudian tersenyum. Tak lama ia berteriak

"OMG! Adrian Dimas kalian so sweet banget! gak sekalian rangkul terus kiss-kiss gitu?" canda Shania, Tentu saja Adrian langsung naik pitam "Nia! Sejak kapan kamu disitu!" tanyanya sambil beranjak dari meja makan. "sejak lu mulai ngerangkul Dimas hohoho" Shania puas tertawa dan menggoda Adrian, Dimas hanya bisa menunduk malu, wajahnya merah padam. adrian kemudian mengambil martabak lalu meminta dimas pergi ke kamarnya "Dim maen pees di kamar gue aja dah, kaco nih si Nia!" tak sadar dengan ucapannya ia malah memancing Shania semakin menggoda dan meledeknya, dan itu disadari oleh Dimas "baang... elu mah haha" Shania kemudian mendekati mereka lalu mengambil sepotong martabak itu "iya gue gak akan ganggu kalian lanjutin skidipapap disono, hihihi, ada bahan twit nih ahaha" Shania kemudian melengos pergi dari Adrian dan Dimas, "waduh kurang ajar nih! sama abang sendiri kau nia!" Adrian mencoba mengejar Shania namun itu dicegah oleh Dimas "udah bang, jangan diladeni, ntar malah dia makin menjadi, kita maen Fifa aja gimana? yang kalah harus makan mie pake idung" tantang Dimas dengan percaya diri, adrian mencibir sambil matanya mendelik kearah Dimas "Tidak semudah itu Kisanak! terlalu cepat 100 tahun!" katanya, "oke kita liat aja nanti siapa lagi yang kesedak mie" kata Dimas.

Mereka kemudian pergi ke lantai 2 menuju kamar Adrian. sambil membawa Seperangkat PS 5 nya. Sementara itu Shania, ia duduk bersantai sambil memainkan ponsel serta ngemil martabak.

mata hari pagi menembus jendela kamar Adrian, lalu menyilaukan wajahnya yang kemudian membuatnya tersbangun, pelan pelan ia membuka matanya, dan menoleh ke ranjang bawah, ranjang tingkat miliknya itu biasanya ia pakai bersama kakaknya, Benyamin. Tapi tidak kali ini, disana terbaring Dimas, sekujur tubuhnya tertutup selimut, Adrian turun perlahan dan menggoyang-goyangkan tubuh Dimas tapi ia tidak merespon.

Kemudian Adrian memutuskan keluar terlebih dahulu, turun ke lantai 1, kemudian mencium wangi kaldu ayam, sepertinya Shania sedang menyiapkan sarapan. Lalu ia bergegas turun, dan menuju dapur. Namun sebelum ia sampai, terdengar suara orang mengetuk pintu.

"Nia... Tamu tuh! mungkin cari ayah" perintah Adrian. Namun Shania yang saat itu sedang asyik mencicipi Sop ayam buatanya memicingkan matanya kearah adrian nampak tak senang. "Lu bisa liatkan gue lagi masak, lah elu aja sana!" Shania menolak dengan ketus, mau tidak mau Adrian pergi menuju pintu masuk, ia malas berdebat dipagi hari seperti ini.

Pintu pun terbuka, Seorang pria berseragam hitam bertuliskan JOT. pikirannya terbang membayangkan ada apakah staf JOT datang kemari, padahal kan Shania sudah 3 tahun lebih Lulus dari JKT48, namun ada baiknya aku selidiki.

"Saya staff JOT mau kirim bingkisan dan undangan untuk mas Benyamin, silahkan ditandatangani dulu tanda terimanya." pintanya. "oh iya, kenapa tidak pakai jasa pengiriman kan lebih praktis mas?" tanya adrian. "maaf mas, ini Pribadi dan Rahasia, tidak semua orang boleh tahu." jelasnya.

"ooh ok kalo begitu" Adrian menerima amplop hitam dan menandatangani tanda terima, lalu Staff JOT itu pergi kedalam Mobil SUV berstiker JKT48. Adrian menoleh kiri kanan dan mengecek keadaan sekitar, barangkali ada orang atau tetangga yang melihatnya.

"ini terlalu ekslusif, dan kalo ini penipuan, sepertinya terlalu niat. ada baiknya aku cek terlebih dahulu" Adrian masuk kedalam lalu mengunci pintu dan duduk di selasar.

"hah surat? JKT48?" Adrian membuka isinya.

Untuk Fans terpilih,

Selamat Anda mendapatkan hadiah Jackpot atas partisipasi dan keikutsertaan anda dalam mendukung JKT48. lengkapnya silahkan scan QRCODE ini.

"Waw seriusan ini?" kemudian ia memanggil Shania "Nia!" tapi kemudian ia ingat perkataan staf tersebut ini pribadi dan rahasia. Untunglah Shania tidak mendengarnya, sehingga Adrian mengurungkan niatnya bertanya lalu mengambil ponsel di sakunya, men scan Qrcode tersebut.

"Semanis coklat selembut sutra, Hai, Aku Shani. Selamat wahai cowok Spesial! kamu mendapat hadiah berlibur ekslusif bersama ku, dan juga 3 member lain... Mulai dari Sarapan pagi bersamaku, Jalan-jalan dan dinner bareng aku, Yang paling penting... kamu bebas ngapa-ngapain aku, gak ada batasan sama sekali, hihihi"

"gila! ini gila abis! gue gesrek! bet! Bangsat Bang Ben bisa dapet Jackpot Macem ini, apa kalo gue nyamar jadi Bang ben ketauan gak ya?" pikirnya

"oh iya jika kamu bisa registrasi di akhir video ini, kirimkan data diri mu sekarang. Nantinya Staf JOT akan segera menghubungimu segera, lalu menjemput mu, aku tunggu ya... jangan sia-siakan kesempatan sekali seumur hidupmu bareng aku"

kemudian muncul lah menu registrasi, Adrian memutar otak bagaimana cara mengakali registrasi dirinya sebagai Benyamin tanpa ketahuan pihak JOT. Tak lama dia menemukan ide cemerlang, ia kemudian bergegas ke kamarnya, Shania yang melihat hal tersebut hanya bisa geleng-geleng melihat adrian yang terburu-buru.

Sesampai di Kamar dia melihat Dimas masih terlelap, "dasar kebo" ledeknya.

Adrian mengambil KTP Benyamin yang ada di map dekat meja kerjanya, kebetulan berkas-berkas dirinya ada disana, setelah mengurus Benyamin ke rumah sakit. Ia menyalakan PCnya dan Scanner, lalu ia scan KTP milik Ben, kemudian hasilnya dia edit, Poto Ben diganti oleh potonya, kemudian file tersebut di kirim ke email sahabatnya.

namun sebelumnya Adrian menghubungi sahabatnya terlebih dahulu.

Tak perlu menunggu lama sahabatnya itu mengangkat telponnya.

"Halo Ma! pa kabar?" katanya "eh Yan, kabar baik, gimana lo? baik-baik aja?" sahabatnya balik bertanya "ya gue sih baik-baik aja, cuma si Bang ben dirawat" dengan nada khwatir sahabatnya bertanya "serius yan, dimana? eh kenapa?" "Dia RS pusat ma, dia kena Typus" jelasnya "eh typus? wah-wah makannya gak dijaga itu mah, yan" "iya dia makan aja gak dijaga, yang dipikirinnya cuma nidurin anak orang mulu sih" cibir adrian. "hus yan gak boleh gitu, itu abang lu" "hahah iye, becanda doank gue ma, eh iya gue ada perlu nih, ma... tolong cetakin KTP yang gue kirim ke email lo. bahannya yang biasa dipake ID card, biaya gampang lah, klo bisa secepatnya" Adrian nampaknya berencana mendaftar dengan KTP bodong buatannya yang akan dicetak di percetakan sahabat nya.

"eh tumben, buat apa? jangan-jangan lu mau nipu orang ya? hahaha" meski begitu, tebakannya tepat. "ah nggak kok.... gue mau daftar Darkweb, lu tau kan darkweb heheh" bantah adrian.

"oke 30 menit lagi lu kesini aja, dah gak usah bayar! kek kesiapa aja lu"

Adrian bisa bernafas lega. Namun ia tidak menyadari ternyata Dimas sedari tadi mengupingnya.

Setelah kemarin Dimas menginap di Rumah Adrian, ia mengetahui hal yang mencengangkan, ternyata surat yang sama dengan yang seharusnya Damon terima mirip dengan Surat yang Adrian terima. Dan setelah ia selediki lebih dalam isi surat tersebut merupakan surat undangan berlibur ekslusif bersama member JKT. Jika Adrian memalsukan dirinya sebagai Abangnya, maka lain lagi bagi Dimas, ia langsung mendaftarkan data lengkap dirinya tanpa rasa curiga.

ia masih ingat ketika ia terkejut dengan isi surat tersebut.

"Si mungil limited edition yang selalu tersenyum. Aku Cindy Yuvia!"

begitu jelas bahwa itu adalah Cindy Yuvia, hingga pada bagian yang membuat jantungnya hampir terlepas yaitu.

"kamu akan melakukan apapun dengan ku, bahkan kalau kamu ingin tidur dan mandi bersamaku pun aku akan dengan senang hati melayani mu"




PHASE 1 END

 
Terakhir diubah:
Bimabet
Waaah... Cerita baru nih hu...
Cuma bahasa nya sedikit agak berat hu, agak beda pas jaman nya yurei ya 😂


Btw, semangat terus hu... Semoga lancar terus cerita nya sampe cerita nya tamat 😊

iye terimakasih Tuan, mungkin beda gaya nulis wan, Saiya kan cuma nerima bahan hibah. ehe ehe ehe

Tandain dulu gan
jangan lupa subscribe dan nyalain tanda loncengnye tuan, kekekekek

Nenda dulu gan, moga lancar agan agan
Siap, sekalian aja bikin SHM biar lebih nyaman en tenang, tuan. wkwkwk

Wah sepertinya akan seru nih

seru ? sepertinya seru, kalo gak seru saiya request delete thread ja ya?
Bangun tenda dulu gan
nih heran pada seneng nenda dimari, emang thread saiya bumi perkemahan ya? gehahaha becanda Tuan. jan mara
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd