Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Joni Kroco™: Revolution

Bimabet
Jon, apa kabar Jon?
Masa iya yang ini mau Sabtu pahing juga apdetnya?

Semoga lo sehat ya, Jon!
 
Jon, apa kabar Jon?

Are you Ok, Jon?!
 
Selamat pagi Om Joni.
Numpang lewat siapa tau Joni Kroco udah datang lagi.
 
Ini mustika walet emasnya ketuker di mas**d kali ya? Kok belum apdet
 
Malam om ni Joni mampir dimari gak ya dah lama gak ada kabar beritanya. Apa lg belajar ilmu baru buat ngadepin Joni tubuh asli ya. Kl gitu lanuut aja deh :Peace::Peace::Peace:
 
Joni santri bahlul., ente kemanaaaa.. Jangan bilang lagi demo gara2 pabrik coki-coki bangkrut
 
19. Joni Kroco dan Jalinan Samsara

Kobaran api itu menghanguskan sarkofagus dan jasad yang di dalamnya menjadi serpihan debu yang tak lagi berarti. Kehancuran melekat pada semua materi tanpa terkecuali. Karena jasad, sejatinya hanyalah cangkang kasar tempat jiwa berdiam. Setelah itu yang ada hanyalah kekekalan. Yang abadi adalah Jiwa. Sedang jasad, ─sama seperti kematian, kau tak akan pernah bisa melarikan diri dari kehancuran.

Tara berlutut di situ dalam balutan jubah tak berjahit warna putih. Tangannya mengatup. Bibirnya bergerak membaca Kitab Sutera, mengiringi perjalanan abadi para pahlawan di kehidupan berikutnya.

Gw melihatnya walau sayup, cahaya-cahaya keunguan yang berterbangan dari ratusan sarkofagus yang kini tingal arang membara. Seperti kunang-kunang, melayang di antara samudera bintang dan aurora yang tiba menampakkan diri di langit malam. Suara mantram. Perputaran jiwa. Samsara.

Sheila ada di situ dalam balutan baju berkabung putih-putih. Diam. Tanpa sepatahpun suara. Hanya tangannya yang membakar lembar-lembar dalam sunyi.

Macan ada di situ sama Anal, membantu mengkremasi jasad-jasad yang dibantai secara keji oleh Sanca.

Sementara Tikus…. ah… anak itu….

|XII|

Tikus yang gw tugasin mengawal gerbang berdiri nggak bergerak. Mungkin meratapi patah hatinya yang pertama. Bayangin aja baru sekalinya dapet cewek eh, ceweknya berkhianat. Jancuk emang authornya.

Gw menepuk pundaknya pelan.

“Eh. Belom tidur Mbek? Kalau mau tidur, tidur duluan aja. Biar gua sama Macan yang ngeronda.”

“Ini mau bobok. Gua cuma ngecekin situasi… eng… Elu… nggak apa-apa, kan?”

Tikus senyum kecil. “Tenang aja kalau masalah aing.”

“Tapi elu jangan nekad bunuh diri nelen meja karambol ya, Kus.”

“Kagak lah. Apa sih derita aing ketimbang elu dan Sheila…? Malah aing sedih banget… ngerasa bersalah banget sama elu… sama Sheila… gara-gara Elin… mama lu jadi….”

Gw terenyuh. Tikus ternyata mikirin gw….

“Kus…”

“Mbek…”

“Tikuuuus… hik-hiks-hik…”

“Mbeeeeeek… hiks-hiks-hiks…”

Akhirnya gw dan Tikus peluk-pelukan sambil nangis bagaikan sepasang kekasih beda dunia dalam drama korea. Tapi lega banget emang habis menumpahkan tangis di atas dadanya Tikus, karena dari tadi gw nahan tangis nggak mau bikin anak buah gw hancur moralnya. Serius habis nangis lega banget rasanya….

Macan datang bawa golok, kopi, dan gorengan, rencana nemenin Tikus ngeronda. Takut dicabuli, gw langsung cabs ke kamar. Tara belum bobok, masih membaca Kitab Sutra di altar pedupaan. Ya udah gw ikutan baca Yasin di kamar.

Lalu beginilah jadinya. Sanca menang. Seluruh anggota Sekte Jade Lotus dibantai. Bahkan tubuh Pendekar Tinju Halilintar dicolongnya. Gw harus lebih lama lagi dalam tubuh ini. Bukannya gimana tapi gw bingung harus pake mukena apa enggak.....

Habis baca, tiba-tiba pintu gw diketuk.

“Mbek…? Belum bobok…?”

Suara Sheila.

“Shel?”

Gw membuka pintu.

“Lagi apa?”

“Ni baru aja selesai Yasinan.”

“Gua… boleh masuk, nggak…?”

“Masuk aja, boleh….”

Sheila masuk dalam balutan mantel bulu tebal. Duduk di atas bangku kayu.

“Sini Mbek… duduk samping gua….”

Gw beringsut duduk di sebelahnya.

“Mama udah nggak ada, Mbek…”

“Iya….”

“Dan kau tahu kata-kata terakhir yang aku bilang sama dia….?”

Gw diam.

“Waktu itu aku sumpahin Mama mati, mbek….,” Sheila berkata pelan. “kamu tahu… aku… sumpahin… mama mati….” suaranya semakin bergetar.

Gw usap kepalanya pelan.

Sheila menempelkan wajahnya di pundak gw. Gw merasakan basah di atasnya.

“Aku gagal sebagai pemimpin…. gara-gara keputusanku…. mereka jadi….” isakan pelan terdengar, pilu.

“Gua apalagi, Shel… baru 6 bulan jadi CEO, gua dibunuh, gua masuk neraka, badan gua dicolong. Gua kehilangan perusahaan dan keluarga gua…. jadi transgender…. pembaca pada jijik sama gua…”

“Idih. Jangan samain gua sama elu! Kehidupan lu kan emang sudah gagal dari lahir!”

“Ahahahaha....” gw ketawa kecut. “Mau gimana lagi? Life is shit. Kalau sejak awal hidup aku emang ditakdirkan untuk jadi taik. Terus aku bisa apa selain ketawa?"

Sheila tersenyum. “Kok aku bisa tegar gitu, sih mbek….?”

“Terus aku harus gimana, Shel? Protes sama Tuhan? Marah-marah karena dunia nggak adil? Itu sama aja kaya bocil yang ngamuk-ngamuk karena ending novel yang nggak sesuai sama keinginan mereka.”

Sheila tersenyum ke arah gua. “Kasih tahu aku, kak… gimana caranya bisa sekuat kamu….”

Gw membelai rambutnya. Lembut.

“Kalau kamu mau nangis. Nangis aja, nggak papa…,” bisik gw.

“Hiks…”

“Kamu nggak harus menanggung semuanya sendiri….”

“Hueeeeee…….”

Tangisan Sheila pecah dalam pelukan gw.

Lalu di antara tangisannya, ingatan Sheila mulai bergabung dalam ingatan gw. Gw bisa melihat Mama Liliana yang tertawa melihat Sheila yang baru belajar berjalan. Dekapan hangat yang membungkus tubuh mungil Sheila yang terhuyung ke pelukannya. Sheila tertawa bahagia, karena ia tahu wajah itu akan selalu ada, wajah ibu yang selalu sabar dan tersenyum itu… yang selalu ada untuk menangkap tubuh mungilnya ke dalam rengkuhan itu…

Kehangatan itu….

|XII|

Setiap ranting pasti bermula akar, dan sebelum itu adalah benih.
Aku harus berkata pada diri sendiri, betapa sejauh apapun kita terpaut, s
enantiasa kita akan tertaut oleh tali pusar di mana kita pernah berbagi udara.

Rasanya aku ingin pulang ke rumah dan menghambur ke dalam dekap hangatmu.
Tapi separuh bumi tak bisa diarungi dengan tergesa, Bunda.

Aku tahu, setelah sekian lama perjalanan ini tak akan lagi banyak berarti,
bahwa kemungkinan besar aku tidak bisa lagi menemuimu yang ingin sekali kupanggil ibu…

Tapi setidaknya aku ingin tetap memelihara harapan itu, bahwa kelak aku bisa bertemu lagi denganmu...


|XII|

Matahari beranjak senja ketika gw, Tara, dan Sheila berdiri di atas puncak tertinggi gunung Zhong Jian. Biara Shangri-La yang sudah kosong tampak bagaikan titik kecil di bawah. Cahaya jingga membias di atas lapisan salju, menimbulkan ilusi keemasan seolah-olah kami sedang berada di dunia para Dewa.

And here we are, anak-anak Klan Dasaatmadja yang terkutuk,” Tara tersenyum sinis.

“Tiga orang terakhir yang tersisa. Dan gua harap kita akur,” Sheila menyambut tak kalah sinis.

Tara tertawa kecil menggenggam tangan Sheila. “Sure we’ll get along….”

Sheila membuka guci kecil di tangannya, angin dingin segera menghamburkan partikel abu itu ke udara… disusul Tara yang menghamburkan abu yang sama yang berkelip di antara butiran salju…. eksistensi terakhir dari manusia yang tak lagi berarti….

Keduanya mengatupkan tangan.

─selamat jalan.

“Sanca… he will pay for it…,” desis Tara sambil menuruni lereng.

“Meskipun… itu artinya… gua harus masuk ke sisi gelap… seperti Joni dari Masa Depan?” kata gw ragu.

“Bahkan Joni dari Masa Depan bisa mengalahkan sisi gelapnya…. Dia kehilangan semua orang yang dicintainya, lalu jatuh ke dalam sisi gelap…. tapi kamu tahu… di akhir cerita dia merengkuh semuanya tanpa sedikit keraguan… This – Is – Your - destiny…. Sama seperti kata-kata yang sudah dipahatkan jauh sebelum kelahiranmu….”

“Sebelum merasakan keagungan,
kau harus merasakan penderitaan....

sebelum bisa menemukan,
kau harus pernah merasakan kehilangan....

sama seperti Karna yang dibuang Kunti
dalam sebuah nasib tragis....
kau harus mendaki kembali
jalan mu dari dasar neraka....

musuh terkuat akan segera datang
dan kau akan kehilangan
semua orang
yang kau cintai
tanpa terkecuali..... "

“Joni dari Masa Depan sudah menjalani bagiannya… Sekarang… giliran kita….” Tara berkata pelan, mengecup gw pada bibir.

Embrace your darkness…”




To Be Contijon

 
Terakhir diubah:
Hahahaha... Akhirnya!!
Kemana aja lu, Jon?! Kampreet, lama beneerrr!

Jangan2 lu penggemar Liverpool ya? Daripada bengong nungguin maen lalu nulis apdet?

Ijin baca dulu, Jon!
Syukurlah kalo sehat mah!
 
Finally diupdate lagi ama si Abang? Betapa dimane ente Bang? Ke pantai terus balik ke pasar biar ramaikah??? Wkwkwkwkwkwkwkwwkkkkk...

Makasih updatenya yah Bang...
nemu feel koplaknya susah

Hahahaha... Akhirnya!!
Kemana aja lu, Jon?! Kampreet, lama beneerrr!

Jangan2 lu penggemar Liverpool ya? Daripada bengong nungguin maen lalu nulis apdet?

Ijin baca dulu, Jon!
Syukurlah kalo sehat mah!
YNWA
bikin karakter namanya Karius kayanya bagus ya
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd