Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Joni Kroco™: Revolution

Ente vasti habis mabok kecap campur aer aki yak jonn
wakaka... gtw neh langsung jadi semalem apdetannya kalau diberkahi sama Dewa Komedi bisa kaya gini ceritanya

Oke masta joni, ane revisi doanye, semoga lancar nulis dan apdetnye ampe tamat, btw eniwe baswe, sebelom apdet, ente kasih sop iler dulu boleh lah, 1 hari sebelumnya, biar rame, sapa tau ada yg minat endorse, wkwkwkwk
amin
masalahnya jadwal uptodate kaga bisa dinyananyana
Semangat Jon,,, bukan di Indonesia namanya kalo nggak minta ini itu Jon,,
wakakak begitulah son

Apdetanne masih teteep kekinian buwangeed ...isu isu popoler di medsos dimunculkan di cerita episode kali ini... ditunggu apdetan selanjutnya mas Jhon..
yoi sob , biar ap to det xerita gw neh
Cerita bangsat, kirain serius bikin cerita. Yg ada malah ngakak dari awal smp akhir, asem
gtw gw kesambet apa sob
malem2 begadang bikin ginian
Makasih updatenya hu
sip thx juga sob
edaaaannn......iso gendheng tenan iki....
ceritamu marai utek ku koplak jon....
:weleh:
thx sob

Akhirnya Joni balik lagi......

tapi endingnya chapter 13 vangkeh banget......

pas Gori bilang ini benihmu Jon.........

sumpah vangkeh banget.......
ngakak sampe koprol2......
wakakakak... epiaode ini jancok emang sob
 
Sing apdet njaluk ditapuk sandal swallow ben ilang mendeme
 
Halah...
Makin hari makin jancuk aje ente jon...
Hahahaha....
Lanjut sob, thanks update nya...
 
Ada apdet buat kita-kita malem ini, Jon?!
 
20. Joni Kroco™ dan Jalan yang Terpisah

"Umat manusia sudah tidak bisa ditolong, Jon. Seberapapun keras elu mencoba. Seberapapun keras elu mencoba menjadi Juru Selamat. Manusia selalu memilih jalan kehancuran. It is on our blood, Jon. Elu sendiri tahu itu. Naluri pembunuh yang dikutukkan The Maker semenjak keterusiran kita yang pertama dari Paradiso. Sudah berada dalam darah manusia naluri untuk membunuh sesamanya."

Bayangan itu perlahan mewujud di antara puing-puing kota dan jejak kehancuran. Berdiri di atas sisa-sisa radiasi dari peradaban yang telah lama mati. Jenggotnya memburam kusam, dan di sekelilingnya hanya ada debu yang berterbangan...

"Sometimes the world doesn't need another hero.... Sometimes, what it needs is a monster...."

|XII|

Gw mengerjap terjaga. Mimpi buruk itu terasa terlalu nyata untuk dianggap sebagai bunga tidur semata.

Joni dari Masa Depan? batin gw. Gw nggak tahu kenapa orang itu nongol lagi di mimpi gw setelah sekian lama.

Gw baru aja bangun pagi terus ngedenger suara orang mabok dari ruang pedupaan. Siapa neh? masa ada orang mabok pagi-pagi?

"Siapa?" Tara yang tidur di samping gw menggeliat terganggu.

"Macan kali, gara-gara kebanyakan minum karbol pas ngeronda," sahut gw males terus keluar cek situasi.

"MAMAAAAAAAA!!!! KENAPA MAMA NINGGALIN ELANG, HIKS-HIKS-HIKS... MAAFIN ELANG TIDAK BISA JADI ANAK YANG BERBAKTI, HIK-HIKS.."

Lemas, Elang berlutut di depan Altar Mama Liliana, bersujud dan membenturkan kepalanya berkali-kali di lantai.

Si Kribo ternyata baru sampai pagi ini diantar oleh Koh Patkay dan Madam Epona untuk meminta bantuan kepada Sekte Jade lotus sebelum terlambat menyadari tragedi mengerikan yang mirip tragedi The Red Wedding.

"UWOOOOH... ELANG AKAN MEMBALASKAN DENDAM MAMA!!!!! MEMBARALAH API AMARAH DI DALAM DADAAAAAA!!!!!! ORAAAAAAAAAAAAAA!!!!"

Doi nangis bahkan ngelebihin Sheila dan gw yang notabene anak kandungnya. Wajar sih, dia yang dibesarin dari kecil sama Mama Liliana pasti ngerasa sedih...

Gw tiba-tiba keinget sama Mak Lela, gw ngerasa simpati.

"Udah... Lang.... ikhlasin... jangan bikin Mama nggak tenang," gw memeluknya, mencoba menghibur.

Pemuda tampan berperawakan mirip Reza Rahadian itu menyandarkan kepalanya di bahu gw. Tapi emang nih cowok buaya darat, dihibur baek-baek eh malah dia ngelaba ngegrepe pinggang gw. Ngehe emang.

"Btw, kamu siapa? Anak Jade Lotus? Leh kenalan gag?" lah dia ngajak kenalan.

"Lah, Sheila belum cerita?"

Elang menggeleng.

"Aku Joni. Kalau mau panggil Jeannie juga boleh. Lengkapnya Jeannie Kelentit, tapi kalau siang nama aku Joni Kontol."

Elang langsung meludah ke kiri tiga kali.

|XII|

"Gua ndak menyangka semua jadi seperti ini, Jon," kata Koh Pat Kay setelah membakar hio buat Mama Liliana. "Sanca, pengkhianat itu harus membayar perbuatannya. Sekalian sama cicilan kalung MCI yang belum dilunasinnya."

Setelah membakar hio, kami berkumpul dalam ruang kerja Eyang Bi Hun.

Elang mendapat info kalau bulan depan Presiden ke-8 bakal melakukan kunjungan kenegaraan ke Jepang. Jafar ingin mendahului mengikat kerja sama dengan Klan Naga Hitam. Perang gerilya di dalam negeri sia-sia karena Jafar menguasai seluruh kekuatan militer. Elang datang ke sini buat merekrut orang untuk melakukan upaya pembunuhan waktu Jafar di Jepang.

"Nggak semudah itu...," Sheila memotong sambil mengacungkan sebuah gulungan surat. Dua hari yang lalu ia mendapat kiriman pesan dari Sekte Al-Hasasshin di Alamut yang meminta bantuan pada Sekte Jade Lotus.

Astuti dan Ummi Zarah. Gw dan Macan lirik-lirikan.

Tara terdiam sejenak. Berpikir. "Benar. Sekte Al-Hassashin dan Ordo Templar juga adalah aliansi kita. Kita tidak bisa mengabaikan begitu saja permohonan mereka."

Syahdan, setelah berpetualang bersama sekian lama, kami harus berpisah jalan. Tara, Wagimin, Anal, Tikus, Koh Patkay, dan Madame Epona akan berangkat ke kota Alamut untuk membebaskan kota dari pengepungan, sekaligus mengikat aliansi dengan Ordo Templar dan Sekte Al-Hassashin.

"Sekalian gua mau nengok cucu... dan siapa tahu gua bisa ngewe sama mantan bini," si Wagimin megangin selangkangannya. Bulu idungnya goyang-goyang girang ngebayangin threesome sama Ummi Zarah dan Astuti.

Sementara gw, Sheila, dan Elang bakalan berangkat ke Jepang untuk melakukan upaya assasinasi terhadap Mandala 12 Rasi Bintang.

"Gori sudah ada di Jepang mempersiapkan segala keperluan kita," Elang berkata. "Sekarang kita memerlukan tambahan anggota tim. Kita perlu seorang yang ahli menyelinap. Seorang yang bisa bergerak tanpa suara."

Gw mengangguk paham. Gw tahu orang yang tepat.

"Dan seorang Sniper. One fuckin sniper. Dedicated marksman yang bisa menghabisi buruan dari jarak jauh," Elang menambahkan.

Gw tersenyum kecil. "Gua memiliki beberapa nama."

|XII|

"Tapi sebelumnya, elu butuh Power Up," kata Sheila.

Mantap. Ini yang gw tunggu-tunggu.

"Tubuh Pendekar Tinju Halilintar udah dicolong Sanca. Tapi seperti janji gua. Gua bakal ngasih pinjam senjata pusaka warisannya Eyang Bi Hun."

Adalah Xiang Yu, Pendekar Tinju Halilintar yang menciptakan jurus Langkat Kilat, Oraishin no Jutsu yang memungkinkan penggunanya bergerak dalam sekedip mata. Hanya saja Mandala 12 Bintang terdahulu mengkhianati beliau dan mengakui copyright jurus penuh karomah itu. Persis seperti tukang copas dan reuploader yang bilang 'cuma share cerita Paradiso', tapi nama author aslinya diilangin ─Laknatun alaika.

"Sebelum wafat, Xiang Yu menyimpan semua jurusnya dalam sebuah Senjata Roh bernama Mustika Walet Emas."

Sheila mengantar gw ke tempat penyimpanan barang pusaka. Pedang, golok, tombak, gir-rantai. Di lorong paling ujung menyala cahaya keemasan dari senjata yang menyimpan karomah. Pusaka yang membuat gw bisa begerak secepat .

"Mustika Walet Emas, atau elu bisa menyebutnya dengan nama..." kata Sheila. "The Golden Swallow....."



|XII|


Wakakakakaka,,, ini baru mantap jiwa!!!! Sekarang gw punya sendal swallow emas coooook!!!!! Keramat pula!!!!! Mana neh suara orang-orang yang nungguin gw make sendal sewaloow penyepong coki-coki!!!!

Nggak pakai lama, gw ajakin Macan Sparing di padang salju di luar Benteng.

"Gua nggak bakal menahan diri meski elu sekarang cewek, Jon," kata Macan.

"Round One. Fight!" kata Koh Patkay yang bertugas jadi wasit.

Seperti yang udah gw duga, Macan sama sekali nggak menahan diri. Pendekar Terkuat di Bumi itu menerjang tiba-tiba.

Purvama, Ilmu Meringankan tubuh membuat gw bisa melayang seperti helaian kapas di udara. Sementara Sendal Swallow Keramat membuat gw bisa meledakkan prana dari telapak kaki yang berfungsi bagai roket pendorong. Dalam sekedip mata, gw berada di belakang Macan.

"Cih!" Refles superhuman Pembunuh nomor 1 di dunia membuatnya merespon dengan tendangan berputar yang menghantam udara kosong dengan sia-sia. Tubuh gw yang seringan angin membuat gw bisa keluar dari jangkauan serangan dalam segera. Footwork berkecepatan tinggi + Jurus meringankan tubuh = gw nggak tersentuh!

"Jaga jarak! Jangan kasih kendor!" gw teringat jurus tinju yang diajarin Macan dulu.

Macan tersenyum bangga. "Jangan gede dulu omongan, lu!"

Tinju Macan menerjang tanpa ragu-ragu, kali ini gw menguasai Meihua Quan membuat gw bisa mengalirkan pukukan Macan dalam satu gelombang halus, mengalihkannya menjadi sebuah serangan tapak lembut yang menghantam tepat di dada Macan. Pelan saja sebenarnya, tapi melihat mukanya yang meringis kesakitan, gw tahu pukulan gw berefek menyakitkan.

Koh Patkay yang mengamati pertarungan manggut-manggut membelai dagunya yang berlemak. Suaranya terdengar dalam V.O "Karena energi adalah pusaran, dan gw nggak perlu melawan, ikuti aliran, melebur." Tepisan lembut gw adalah yang bergerak berikutnya, disusul tepukan pelan di bahu Macan. Pendekar terkuat di bumi itu membalas dengan jab kiri yang dengan mudah gw tepis sebelum balik melayangkan tiga pukulan tapak yang mendarat telak.

"UWOOOOOOOH!!!! GUA NGGAK BAKAL KALAH!!" Macan menggerahkan pukulan sekuat Brajamusti.

Gw bahkan nggak perlu keras berusaha. Dari persepsinya, tubuh gw memendar layaknya kabut. Lembut, gw menangkap lengan Macan, mengalirkan energi penghancurnya yang berlebih menuju telapak kaki gw yang berputar megikuti rotasi bumi, melemparkan tubuh Macan sejauh 20 langkah ke belakang.

Macan berusaha mengurangi impact serangan dengan jurus meringankan tubuh... ─tapi terlambat, ledakan Prana dari Sendal Swallow Emas membuat gw bisa melesat dalam sekedip mata. Waktu tersadar, telapak tangan gw udah menempel di dadanya.

"Sorry, Bang. Elu berada dalam jangkauan serangan gua."

|XII|

Macan tersenyum. Terkapar di atas salju. Serangan gw berefek melumpuhkan saraf motoriknya sementara.

"Sampai kapan elu bisa bertambah kuat, eh, Jon?... Sayang Sahal nggak bisa ngelihat ini... Sahal udah nggak ada... gua juga udah semakin tua.... sekarang giliran elu...."

Suara kekehan tulus terdengar.

"The Deadliest Assasin alive..."

To Be Contijon!!!



 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd