Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT KARENA MEMERGOKI ADIKKU DAN PACARNYA

Status
Please reply by conversation.
Bimabet
Tenyata kisah nyata lagi. Keberanian suhu TS mengungkap kisah pribadinya membuka pintu2 ke sisi gelap banyak member di sini rupanya.

Selamat buat suhu. Tolong thread suhu yang lain dibereskan. Salam juga buat Hana dan Yunda. Buat Hana segeralah minta dinikahi cowoknya, supaya 'move on'-nya paripurna.
 
Update

Tanpa menunggu waktu lama, aku segera mengambil Hp ku. Ku awali dengan memindahkan laptopnya tanpa mematikannya, lalu posisi adikku kuputar hingga terlentang, dan langsung aku lucuti satu persatu pakaiannya, dan dalam waktu singkat, kini adikku sudah terlentang tanpa memakai sehelai benang pun. Meski ini bukan kali pertama aku melihat onderdil rahasia miliknya tetap saja jakunku naik turun melihat tubuh bugil Hesti.
Aku mulai mengeksekusi rencanaku, aku ambil gambar bugil adikku, mulai dr full body sampai zoom payudara dan vaginanya, tak lupa kuposisikan dia agar tak terlihat sedang tidur. Selama pengambilan gambar, batang penisku menegang luar biasa, keringat dingin mengucur deras menahan gairah, entah kelainan apa yg merasuki ku, aku tau memiliki hasrat pada saudara kandung sendiri adalah tabu, tapi aku nafsu mana mau perduli.
Selesai mengambil gambar aku coba teliti hasilnya, rasanya ada yg kurang, aku tersenyum, tambahan foto tidur bersama pria tentu akan menguatkan rencana iblis ini. Walau aku tau resikonya 50:50, bisa saja Hesti nekat melaporkan tindakan asusilaku pada dirinya, namun firasatku selalu yakin, trauma kami berdua tentang hukuman dan reaksi kedua orangtua kami yg sangat tidak mentolelir pelanggaran norma keras membuat kami selalu melakukan kenakalan dibelakang mereka, walau biasanya hanya kenakalan kecil tapi tetap saja kami takut setengah mati kalau ketahuan.
Aku mulai membuka bajuku hingga aku juga telanjang bulat, kini aku posisikan tanganku sedang meremas Payudaranya lalu "ceklik!" aku foto beberapa kali dari berbagai sudut. Aku lanjut ke pose-pose lain seperti saling memeluk, tangan adikku yg memegang batang penisku, bahkan sampai aku memasukan penisku ke vaginanya dan foto zoom ketika batang penisku berada dekat bibirnya. Hasilnya sudah cukup memuaskanku, aku tersenyum penuh kemenangan. Sekali lagi, aku hanya merasa benar dibanding tubuhnya dinikmati oranglain lebih baik aku yg menjaga tubuhnya..
Aku sendiri mencoba menuntaskan birahiku yg sedari tadi kutahan tanpa sibuk memegang Hp. Aku naik keranjang Hesti, nampak dia masih tertidur pulas dalam pengaruh obat, tanpa dia sadari bahwa kakaknya sudah sangat bernafsu diatas tubuhnya..
Aku arahkan bibirku pada mulut adikku yg mengatup, kujilati bibirnya yg mungil, lalu kesekujur wajahnya, turun kelehernya.. Tanganku mulai bermain-main pada kedua bukit kembarnya. Nafas adikku masih teratur, aku tak tahan lagi, langsung kuarahkan torpedo milikku agar segera bersemayam pada tubuh Hesti, tanpa menunggu waktu lagi "bleessss", bersamaan dengan itu tubuh aku mendengar adikku merintih lirih, namun dia masih terlelap. Aku mulai menggenjot tubuhnya perlahan-lahan..
"uuh.. Uhh... Uhh" dasah nafasku yg mulai memburu. Seiring dengan genjotanku yg kuusahakan selembut mungkin desah nafas adikkipun mulai berubah, iramanya kian cepat, tanda tubuhnya merespon rangsangan yg kuberikan..
"eh.. Ehhh.." rintihan pelan mulai keluar dr mulutnya...
Aku terus memompa tubuhnya sambil memainkan payudaranya dgn mulut dan tanganku, tak berapa lama tubuh Hesti mengejan, payudaranya yg mungil bergetar-getar hebat tanda tubuhnya mengalami orgasme tanpa sadar, aku sendiri mulai mempercepat pompaan pinggangku, berusaha agar segera mencapai orgasme, namun sepertinya sulit karena Hesti yg tertidur tak memberi respon balik pada tubuhku hingga sulit mencapai klimaks, setelah beberapa menit akhirnya aku memutuskan untuk mencabut batang penisku dan menggunakan tangan hesti untuk mengocoknya, dan akhirnya aku keluar dengan memuncratkan spermaku disekujur tubuhnya.
Aku duduk dimeja riasnya, mencoba mengatur nafas sambil memakai bajuku. Setelah kurasa cukup, aku pakaikan baju adikku kembali, lebih sulit dari melepaskannya. Posisinya kukembalikan tengkurap seperti diawal aku masuk, lalu laptop kutaruh ditempat semula. Dengan ini, aku siap menginterogasi adikku habis-habisan.

***

Akhir pekan datang dengan cepat, aku merasa ini waktu yg tepat buatku untuk menginterogasi Hesti. Siang aku ajak dia menemaniku belanja bulanan, ini memang sudah rutin, biasanya aku pergi bertiga dengan ibu, tapi dengan alasan Ibu masih capek setelah membantu hajat tetangga sebelah, akhirnya hanya aku dan hesti yg berangkat, langit berpihak padaku.
Hesti sendiri tampak tidak nyaman, jelas dia ogah-ogahan semobil denganku, dia benar-benar marah padaku. Aku memutuskan untuk membicarakan hal ini saat pulang nanti. Sepanjang perjalanan kami hanya diam, suasana sungguh kaku, bahkan saat di mall pun kami hanya bicara seperlunya, sikap Hesti benar-benar acuh, meski jengkel aku mencoba menahan diri.
Dijalan pulang aku sengaja keluar jalur pulang, aku arahkan mobilku menuju ke jalan tol, Hesti merespon kejanggalan ini.
"Kak, kita mau kemana..? Kok ke jalan tol?"
"Ada yg mau kakak omongin Dek"
"ngomongin apa? Mau minta maaf lagi, udah lah kak? Aku bosen.."
"Enggak, siapa yg mau minta maaf"
"terus mau ngomong apa? Kalo mau ngomong ya sekarang aja buruan" kata Hesti ketus.
"Enggak nanti aja"
"iih apaan sih, udah buruan mau ngomong apa! Aku capek, mau langsung pulang" kata Hesti mulai kesal.
Aku diam dan terus membawa mobilku hingga akhirnya tiba disebuah hutan kecil didekat pintu masuk tol. Jam menunjukan pukul setengah enam, aku hafal tempat ini akan sepi menjelang maghrib. Hesti yg sedari tadi mengomel dan terus memukuli dan memakiku kuminta diam.
"Udah ngomelnya? Udah capek?"
"apaan sih loh kakak berengsek? Lu mau merkosa gue disin!? Sekarang? Ayo perkosa aja..! Biar makin jelas kalo elu itu bajingan..!!"
Darahku mendidih mendengar omongannya, andai aku gelap mata sudah pasti aku akan perkosa Hesti dengan kasar, namun aku bisa menahan amarahku. Dengan sikap setenang mungkin aku ambil Hp dari saku celanaku, ini senjataku, namun sebaiknya kukeluarkan terakhir bila cara baik-baik tak berhasil, aku berniat untuk mengajaknya bicara hati kehati terlebih dulu.
Aku turunkan kaca jendela mobilku, kunyalakan rokok sampoerna mild ku untuk menenangkan diri. Hesti terdiam melihat kelakuanku, aku yakin sesaat dia berfikir aku sengaja membawanya ketempat sepi untuk menikmati tubuhnya.
"Hes, kakak ngajak kamu kesini bukan demi itu. Kakak tau kakak khilaf udah berbuat ga semestinya sama kamu, kalo kamu mau seumur hidup benci sama kakak, ya kakak bisa ngerti dan terima.."
Aku hirup rokok ku, sedangkan Hesti yg badannya maju menantangku, kini dia sandarkan ke kursi, tampak dia coba menenangkan diri.
"Tapi dari kelakuan kakak, baru kakak tau kalo kamu udah gak perawan.."
Aku menoleh ke arah Hesti, tampak wajahnya menunduk.
"kok bisa sih dek.. Kamu gak pernah sampe jadi korban kriminal sama orang lain kan? Atau jangan-jangan kamu sempet di iming-iming hadiah sama cowok selama kamu kuliah supaya kamu ngasih perawan kamu?"
Perlu waktu sesaat sebelum Hesti menjawab.
"apa perduli kamu sih kak.. Bukannya yg kamu tau itu ngewe doang.." suaranya bergetar seperti menahan tangis.
Aku meraih tangan Hesti, lalu kubelai lembut kepalanya..
"biar gini aku tetep kakak kamu Hes. Kakak cuma care sama kamu.. Sekarang gini, kamu cerita siapa yg ngambil perawan kamu, siapapun itu nanti kakak cari orangnya dan minta tanggungjawab dari dia, gak mesti nikahin kamu, tapi tanggungjawab hukum, sekalian kakak bakal serahin diri kakak ke pihak berwajib karena udah merkosa adek sendiri"
Hesti melongo kaget, namun aku sendiri tak kalah kaget, kenapa kata-kata sok pahlawan itu bisa keluar secara spontan dari mulutku? Bukankah aku punya senjata pamungkas untuk membuatnya bicara? Bodohnya aku ini.
Air mata membanjir wajah adikku, dia berusaha mengelapnya, lalu secara spontan adikku meraih tubuhku dan dia memelukku. Aku sempat linglung, pelukan ini hangat, tak ada rasa nafsu atau birahi yg timbul, yg aku rasakan pelukan ini malah memunculkan ikatan batin kami yg aku rasa sudah aku hancurkan ketika aku setubuhi adikku pertamakali, ikatan yg mungkin tak akan kembali ketika birahiku mengarah pada tubuh Hesti.
Sedetik kemudian aku sadari, kata-kata tadi keluar dari nuraniku sebagai kakak yg ingin melindungi adiknya.
"Kak Rama, ga usah segitunya... Aku gak mau kakak dipenjara.. Hikss. Hikss.."
Kata Hesti sambil tetap memelukku.
"Maaf kalo aku udah nyakitin kamu dek. Kakak nyesel"
"iya kak... Aku maafin.. Hiksss... Hiksss.."
"kakak salah dek, kakak pantes dapet hukuman..."
"enggak kak, enggak.. Kita berdua yg salaah... Huuu... Hu..."
Aku eratkan pelukanku sambil membelai kepalanya, baru kutau betapa aku menyayangi adikku ini. Setelah beberapa saat kami melepaskan pelukan kami, aku jadi tak tega melihat adikku ini..
"Dek soal pertanyaan kakak tadi ga usah dipikirin deh. Kalo kamu gak mau jawab ya ga usah.."
"Gak kak.." kata Hesti sambil menyeka sisa-sisa air mata diwajahnya..
"aku udah lama mendemnya, bingung sama takut mau cerita ke orang lain.. Aku pikir udah saatnya aku ceritain, biar ngurangin beban hatiku juga kak.."
Aku mengangguk.
"Perawanku ilang waktu aku semester enam kak.. Yg ngambil....."
Adikku memilin-milin ujung blusnya, tampak dia mengingat hal yg menyedihkan..
"yang ngambil Kakak tingkatku, Lius namanya.."
Lius!! Siapapun dia akan kuingat-ingat nama itu..
"Gimana kejadiannya Hes.." tanyaku penasaran. Akhirnya aku berhasil membuat adikku buka mulut..


Bersambung
Lengkapnya di next chapter

Maaf ya, baru bisa segini, TS lagi kurang sehat semenjak sampe rumah. Mudik pertama ke kampung istri di Palembang benar-benar menguras stamina, baru tau jalan lintas sumatra sedemikian sensasinya.. Hehehe..
Mohon maaf lahif bathin ya suhu semua, walau telat.
Oiya, TS minta Suhu disini move on dr "Hana" adik kandung TS ya.. Sekedar curhat, TS sendiri masih sulit komunikasi sama dia, sekarang Hana sehat dan sudah bekerja di kotanya kang Bima Arya.
Walau sedih kalo d inget, ane juga udah move on kok hu. Hehehehe
jujur ane blm bisa move on dr story hana suhu:ampun:
 
Akhirnya tamat juga baca cerita agan, maraton bacanya..
Salah satu misteri di dunia ini adalah wanita karena kita tidak bisa menebak fikiran ny, lebih mudah menyelami lautan daripada fikiran ny..
 
kerrenn boz,, alurnya penuh dramatik seterusnya hesti perlu kelembutan bukan paksaan sprti sblmnya,,,joz see u next story!
 
mantap sekali hu, semoga ada update selanjutnya hu, bagaimana pertemuan setelah kesibukan masing2, apa sudah berkeluarga jugaa
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
"Kak, Hesti boleh bales perbuatan kakak? dengan begitu Hesti akan memaafkan semua perbuatan kakak"

"Apapun yg kamu minta kakak akan pasrah..."

"Bagus"
:pandajahat:

"Sekarang nungging, kak!... Hesti mau tusuk bool kakak pake terong",

"Wadaaawww!!",
:gawat:

:pandaketawa:
(jk)
nb : edisi lanjutan hesti dari reader tak brbudi ini

Mohon dikentangin lagi... Eeh dilanjut
:ampun:
:pandapeace: :pandapeace:
 
Status
Please reply by conversation.
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd