Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

karma

emang Ian pergi tugasnya berapa bulan gan kok Renata sampe semarah itu. karena ian yg baru ngomong sekarang atau renata yang mmang Melankolis gan?

yak setuju sama bang Ucil..
kurang detail soal kepergiannya..

ceritanya Iyan momong si Renata ya..
ga tau kenapa si Renata ngegemesin sifat nya..
:cup:

semangat gan.. :beer:
 
numpang bertengger dimari ya suhu.. mumpung masih pejwan :haha:

aromanya nih cerita bakal menarik nih.. :semangat: sampai TAMAT ya suhu! :banzai:
jangan lama" updatenya suhu.. kalau bisa sih 3x sehari :pandaketawa:

n masukan dari ane cuma 1aja kok.. untuk update selanjutnya mesti , harus n kudu lebih PANJANG!" :bata: :Peace:

Oke silahkan suhu :D makasih udah mau mampir :beer:

Makasih semangatnya :D kayak minum obat aja 3x sehari =))

Oke makasih masukannya iya suhu, bakal lebih di perbaiki nantik diapdetan selanjutnya :ampun:

emang Ian pergi tugasnya berapa bulan gan kok Renata sampe semarah itu. karena ian yg baru ngomong sekarang atau renata yang mmang Melankolis gan?

Iya sampai lupa gak di jelasin si iyan pergi tugasnya berapa lama :bata: mungkin renata yang terlalu melankolak :D makasih atas sarannya :ampun:

Hmm..., cerita baru ya.
Genrenya apa nih ya? Ditunggu kelanjutannya.

Ditunggu aja gan cerita selanjutnya :beer:

ijin :baca: suhu

Silahkan :beer:

yak setuju sama bang Ucil..
kurang detail soal kepergiannya..

ceritanya Iyan momong si Renata ya..
ga tau kenapa si Renata ngegemesin sifat nya..
:cup:

semangat gan.. :beer:

Iya maaf suhu ane lupa nulis soal berapa lama kepergiannya si iyan :ampun:

Iya begitulah yang ane maksud sebenarnya :D
Tapi sifat itulah yang paling ane suka dari cewek :sayang:
 
[size=+1]II. KAMPUNG KECIL DI DESA TERPENCIL[/size]

Akhirnya setelah perjalanan yang begitu melelahkan tibalah aku di sebuah kampung kecil ini. Aku lalu menuju rumah kepala desa di kampung ini. Bapak suprapto ya dialah kepala desa di kampung ini. Di rumah pak suprapto aku langsung mengutarakan maksud kedatanganku di kampung ini. Pak prapto pun menerimaku dengan baik, malah dia menyuruhku untuk tinggal di rumahnya selama aku mejalankan tugasku di kampung ini. Aku menerima tawaran yang di berikan oleh pak suprapto.

Disini pak suprapto tinggal bersama istri dan kedua anak perempuannya. Aku berkenalan dengan istri dan kedua anaknya. Setelah berkenalan pak suprapto menyuruhku untuk istirahat, beliau mengantarkanku kesebuah kamar yang lumayan besar sebagai kamarku. Kemudian pak suprapto berpamitan kepadaku untuk pergi ke balai desa, katanya sih mau mebikinkan surat kependuduk sementara untukku.

Malamnya aku ikut bercengkrama bersama keluarga ini. Keluarga ini sangat baik kepadaku dan mengangap aku sebagai bagian dari keluarga ini sendiri. Sejenak aku lupa oleh masalahku dengan renata karena rasa kebersamaan yang ditunjukan keluarga ini.

Waktu menunjukan pukul 10 malam, satu persatu angota keluarga ini masuk ke kamarnya masing-masing. Tinggal aku sendirian di ruangan ini. Aku kembali teringat oleh renata, aku lagsung bergegas menuju kamarku untuk mengambil ponselku.

"Sial" umpatku mengetahui bahwa ponselku tak ada sinyalnya.

Kutaruh ponselku disebuah laci meja yang ada dikamarku. Ku hempaskan tubuhku dikasur seraya membayangkan renata, apa dia masih marah padaku, apa yang sedang dilakukannya disana saat ini. Berbagai pertanyaan yang muncul di otakku saat ini membuatku semakin rindu padanya.

Esok paginya pak suprapto mengajakku untuk jalan-jalan keliling kampung ini setelah sarapan. Kami berdua keliling kampung dan pak suprapto menjelaskan sedikit-sedikit tentang kondisi kampung ini. Ketika kami sedang asik mengobrol pak suprapto tiba-tiba berhenti dan mengajakku menuju sebuah rumah yang bangunannya sedikit kuno. Pak suprapto kemudian mengetuk pintu rumah itu. Munculah seoranh wanita yang sangat anggun dibalik pintu yang terbuka.

"Pak prapto ada apa pagi-pagi kesini?" Tanya wanita itu kepada pak suprapto.

"Ini bu lasmi saya mau minta tolong kepada anda" jawab pak suprapto kepada wanita ini.

"Ya sudah kalau begitu masuk dulu kita ngobrol di dalam saja pak, mari pak" ajak bu lasmi kepada pak suprapto dan aku.

Kami langsung masuk kedalam. Wanita itu bernama lasmi dia adalah sekertaris pak prapto, dia juga yang selalu menemani pak prapto bila ada rapat di kelurahan. Wanita berusia 35 tahun ini tak pernah bisa menolak permintaan pak prapto.

"Mau minta tolong apa pak? Kok kelihatannya penting banget sampek pak prapto repot-repot datang kemari" kata bu lasmi melanjutkan pembicaraan.

"Iniloh bu mas iyan dia ini adalah wartawan dari kota, dia di tugaskan oleh kantornya untuk mencari informasi tentang budaya kita" kata pak prapto menjelaskan pada bu lasmi.

"Terus pak apa hubungannya sama saya?" Jawab bu lasmi sedikit bingung karena pak suprapto tidak langsung to the point.

"Iya saya mau minta tolong ke ibu agar menemani mas iyan selama ada disini" lanjut pak suprapto.

"Menemani gimana pak?" Bu lasmi semakin penasaran dengan kata-kata pak suprapto.

"Kayak jalan-jalan menyusuri kampung ini terus menjelaskan sedikit-sedikit budaya kampung ini, kurang lebih seperti itulah bu" jawab pak prapto.

"Oalah begitu toh pak? Iya sudah kalau begitu saya mau" jawab bu lasmi dengan senyum yang terlihat menawan sekali.

"Ya sudah kalau begitu saya pamit pulang dulu bu, saya titip mas iyan iya bu" kata pak suprapto sambil beranjak dari tempat duduknya. "Mas saya tinggal dulu iya, biar nanti bu lasmi yang menemani mas keliling kampung ini" lanjut pak suprapto sembari meninggalkan aku dirumah bu lasmi.

Kini tinggal kami berdua diruangan ini. Kami berdua ngobrol-ngobrol dengan santai. Ternyata bu lasmi orangnya sangat baik. Dia tak merasa bosan sama sekali menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ku ajukan padanya. Akhirnya dia berpamitan padaku untuk mandi sebetar kemudian baru menemaniku pergi jalan-jalan keliling kampung ini.

Setengah jam aku menunggu akhirnya pintu kamar mandi terbuka dan bu lasmi keluar dari dalamnya dengan hanya mengunakan handuk yang dililitkan di tubuhnya. Beberapa bagian tubuhnya terpampang jelas di mataku. Payudaranya yang besar terlihat sedikit olehku karena handuk yang dipakai tidak cukup untuk menutupi payudara yang besar itu. Kulitnya yang putih, parasnya yang cantik, pahanya yang mulus semua itu membuat libidoku naik. Pemandangan bagus itu cukup lama memanjakan mataku sampai bu lasmi masuk kedalam kamarnya.

*******

Kami berdua menyusuri kampung ini, bu lasmi dengan ramah menjelaskanku satu-persatu hal-hal tentang kammpung ini seperti adat istiadat kampung ini, budaya kampung ini, sampai ke pekerjaan orang-orang kampung ini.

Kami berdua terus mengobrol sampai kami berada di depan sebuah hutan yang warga kampung sini menyebutnya dengan hutan larangan. Katanya setiap orang yang masuk di dalamnya pada malam hari akan mati. Jadi warga kampung ini hanya masuk kedalam hutan pada siang hari dan itu pun sangat jarang sekali. Bu lasmi pun mengajakku untuk kembali karena bu lasmi tidak mau ku ajak masuk kedalam hutan ini. Aku menuruti ajakan bu lasmi untuk kembali ke balai desa walau sebenarnya aku masih penasaran untuk masu kedalamnya.

*******

Malam harinya aku bertanya pada pak suprapto tapi pak suprapto engan menjelaskan tentang hutan itu dan melarangku untuk masuk kedalamnya. Di dalam kamar aku terus memutar otakku mencari cara agar bisa masuk ke dalam hutan itu besok. Bukannya menemukan sebuah ide justru aku malah ketiduran.

Pagi harinya aku langsung pergi ke rumah bu lasmi untuk menanyakan hal tentang hutan itu, seperti pak suprapto bu lasmi juga tak mau menjawabnya dan melarangku untuk masuk kedalamnya. Di hari kedua ini pak suprapto ikut menemaniku untuk menyusuri kampung ini karena takut kalau aku nekat masuk ke dalam hutan itu. Pak prapto terus mengikutiku sampai akhirnya seseorang datang mengabari pak prapto bahwa di balai desa ada pak lurah datang. Pak prapto dan bu lasmi pun pergi meninggalkanku. Sebelum pergi mereka berpesan kepadaku untuk tidak masuk ke dalam hutan itu. Aku pun mengiyakan peringatan mereka berdua.

Setelah mereka berdua pergi aku tak menyia-nyiakan kesempatan ini. Aku langsung berjalan menuju hutan itu dan langsung masuk ke dalamnya. Pemandangan yang sangat alami ku lihat ketika aku berada di dalam hutan itu. Baru saja aku melangkah, aku melihat gerombolan rusa yang sedang minum di sebuah danau yang ada di dalam hutan ini. Pemandangan yang benar-benar belum pernah ku lihat sebelumnya. Ketika sedang asik menikmati pemandangan tiba-tiba hujan turun begitu derasnya. Aku melihat sebuah gubuk di tenggah hutan ini, tak ada pilihan lagi selain berlari menuju gubuk itu.

[size=+5]BERSAMBUNG[/size]

maaf bila apdetannya kurang berkenan di hati para pembaca
:ampun:
 
Terakhir diubah:
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd