Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Kebun Sawit Stories

Bimabet
5. Risalah hati

Pada hari itu aku malas sekali untuk turun kelapangan. Di samping kurang tidur semalam, staminaku pun terasa drop hari itu pengaruh permainanku dengan selly. Saat sedang terkantuk kantuk di ruanganku, tiba tiba 3 mobil berhenti di depan kantorku.

Mobil fortuner pak Denggolan dan mobil pajero sport tamu perkebunan bisa aku kenali dengan jelas, sementara 1 mobil pajero sport keluaran terbaru yang berwarna hitam itu tidak bisa aku kenali milik siapa.

11 orang yang datang itu pun mulai memasuki kantor kecilku. Setelah pak Denggolan memanggilku, baru aku tahu rombongan siapa yang datang. Rombongan yang di kepalai oleh Bu Heldawati itu pun akhirnya duduk di dalam ruangan tengah kantorku.



HELDAWATI KUSUMA

"Hari ini Audit dari pusat ingin melakukan audit di perkebunan ini pak Nathan" Ujar Pak Denggolan.

"Silahkan bapak dan ibu dari tim kantor pusat, mari saya persiapkan data data yang akan di audit" Kataku sambil memanggil para staff dan karyawan utama di unitku.

Terlihat tatapan panjang dan aneh dari direktur audit Bu Heldawati kepadaku. Ada sesuatu yang sangat penting akan dikatakannya kepadaku. Terlihat dari gesturnya yang beberapa kali memberiku kode, agar menjauh dari orang orang yang berada di tengah kantorku.

Setelah aku keluar untuk menyalakan rokokku, Bu helda datang menghampiriku dan berbisik.

"Temui aku nanti malam di mess tamu pusat perkebunan ini" Bisiknya.

"Maaf saya tidak bisa berjanji, soalnya badan saya terasa kurang sehat" Balasku.

"Kalau kamu tidak datang, Aku akan membeberkan rahasiamu ke seluruh staff dan karyawan di perkebunan ini" Ancamnya sambil berbisik.

"Cuihhh" ucapku.

"Ikuti saja permintaanku. Jam 9 aku tunggu" lanjutnya sambil kembali ke ruangan tengah kantorku.

Setelah tim audit kantor pusat pergi dari unit perkebunan, aku memutuskan untuk kembali ke mess ku dan tidur.

##

Malam harinya selesai aku menemui Bu Hrldawati, fikiranku menjadi galau. Aku merasa separuh semangatku hilang, cita cita dan mimpi mimpiku pun seakan sirna oleh penjelasan Bu Heldawati itu.

Usai dari mess tamu, aku turun ke arah mess staff. Disana aku melihat para staff perkebunan sedang berkumpul untuk menghabiskan malam minggu.

"Mampir dulu pak Nathan, ada makanan ringan, bir dan arak" Ujar Pak Benny yang sedikit tua dariku.

Putri dan para staff yang masih gadis pun ikut membaur dalam perkumpulan itu.

"Ok, sepertinya malam ini saya pingin minum" ucapku sambil mengambil sebotol bir.

Aku duduk kursi sudut dan mengambil sebuah gitar yang tergantung di dinding. Setelah meneguk bir yang aku bawa, aku mulai memetik gitar itu.

"Aku persembahkan hidupku untukmu"
Telah aku relakan hatiku padamu
Namun kau masih bisu, diam seribu bahasa
Dan hati kecilku bicara

Baru kusadari
Cintaku bertepuk sebelah tangan
Kau buat remuk sluruh hatiku

Semoga waktu akan mengilhami
Sisi hatimu yang beku
Semoga akan datang keajaiban
Hingga akhirnya kau pun mau
Aku mencintaimu lebih dari yang kau tahu
Meski kau takkan pernah tahu

Baru kusadari
Cintaku bertepuk sebelah tangan
"Kau buat remuk sluruh hatiku"

Itulah lantunan lagu yang aku bawakan, untuk mengambarkan suasana hatiku pada malam itu. Terlihat kekagetan di mata mata orang orang yang sedang bersenda gurau, karena suara dan kemahiranku memainkan gitar.

Memang banyak orang orang yang memuji suara dan keahlianku dalam memainkan alat musik gitar, drum ketika aku masih mempunyai band dahulu. Di jamanku dahulu, aku termasuk hits dalam pergaulan.

Setelah orang orang terdiam sejernak, Putri mulai mendekatiku, dan duduk di depanku. Ia kemudian tersenyum melihatku yang sedang dilanda kesedihan, yang dia sendiri tidak tahu apa penyebabnya.

Tanganku kembali memetik senar gitar dengan irama sendu.

"Hidupku tanpa cintamu"
Bagai malam tanpa bintang
Cintaku tanpa sambutmu
Bagai panas tanpa hujan
Jiwaku berbisik lirih
Ku harus milikimu

Aku bisa membuatmu
Jatuh cinta kepadaku
Meski kau tak cinta

Beri sedikit waktumu
Biar cinta datang karena telah terbiasa

Simpan mawar yang kuberi
Mungkin wanginya mengilhami
Sudikah dirimu untuk
Kenali aku dulu

Sebelum kau ludahi aku
Sebelum kau robek hatiku

Aku bisa membuatmu
Jatuh cinta kepadaku
"Meski kau tak cinta"

Tak terasa mataku mulai basah karena mengingat kejadian satu tahun lalu. Kejadian dimana aku melepaskan gengaman tangan seorang gadis, yang menjadi pujaanku 5 tahun belakangan ini.


Anggelia

"Anggel telah menerima pinangan Tyo, mereka sudah bertunangan minggu lalu" Ujar Bu Helsawati, saat aku menemuinya di mess tamu tadi.

Anggel adalah anak teman Papaku dan juga juniorku saat di SMU dahulu. Meski tidak pernah menjalin hubungan khusus denganku, tapi 1 tahun lalu, kami sempat sama sama mencurahkan isi hati kami, yang ternyata sama sama memendam rasa cinta, sejak pertama kali bertemu 5 tahun silam. Walau aku sempat beberapa kali pacaran, tapi perasaan cintaku hanya buat Anggel. Ya Anggel lah yang menjadi bidadari pujaan hatiku dan Anggel juga yang menghancur leburkan hatiku malam ini, janjinya yang akan menungguku pun hilang dengan mudah bagai tegukan bir yang menerpa tengorokanku.

"Ada apa?, saya siap menjadi pendengar yang baik dari curahan hati Abang" Tanya Putri sambil memegang tanganku.

"Maaf, saya belum bisa cerita" Ujarku




Memang jarak kami dan yang lainnya tidak terlalu jauh, tapi percakapan pelanku dan Putri, tidak mungkin terdengar oleh mereka.
Setelah cukup banyak menghabiskan bir, aku kembali ke messku. Malam itu aku tidak bisa memejamkan sedikit pun mataku. Perasaan yang hancur membuatku ingin sekali lari dari perjanjian yang telah aku sepakati ini, perjanjian yang membuatku berubah 360 derajat. Ya benar sekali, Jonathan Hermawan Arthasena yang sekarang, bukanlah dirinya yang dahulu.
----------
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd