Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
Status
Please reply by conversation.

nazigirl

Suka Semprot
Daftar
7 Sep 2011
Post
18
Like diterima
83
Bimabet
Salam semua. Saya ingin berbagi cerita. Semoga dimaknai dengan saksama moralnya.

Cerita ini berisi tentang slavery (perbudakan), BDSM, hardcore, jilbab/hijab, gangbang, pemerkosaan, cuckold, beastility, shrinking (spin off), drug, pregnant, gender change

Bagi yang tidak suka tentang hal-hal yang saya sebutkan di atas, harap segera meninggalkan thread ini.


Disclaimer: tidak ada tokoh yang disakiti dan kisah ini tidak nyata. Mohon diambil pesan moralnya saja. Terima kasih.


BAGIAN 1: KEBANYAKAN BACA DAN NONTON BOKEP SIH!

Namaku Chandra Asmara dengan usia yang bisa dibilang sudah matang, yaitu 32 tahun. Aku adalah keturunan orang kaya. Kakek dan Nenekku memiliki tambang di Kalimantan. Saking kayanya, aku tidak perlu banting tulang untuk membeli rumah mewah seluas lapangan sepak bola. Dengan rumah sebesar ini, aku hanya memiliki 2 pembantu rumah tangga, yaitu Nurdin dan Sarah. Tidak ada satpam di rumah ini,yang ada hanya seekor herder hitam yang terikat di depan rumah. Namanya Beno.
Istri pertamaku bernama Nur Asyifa Asmara. Aku dan Nur menikah pada saat umurku 25 tahun. Kini, umurnya 31 tahun. Dia adalah sepupuku. Dan iya, aku menikah dengan sepupuku atas tuntutan keluargaku, keluarga besar Asmara, yang harus menjaga keturunan kami. Nur merupakan lulusan Pesantren Al-Hidayat yang terkenal dengan pengajaran Fiqih-nya. Setelah lulus, dia langsung mendapat gelar ustazah karena ilmunya yang luar biasa. Akan tetapi, terjadi kecelakaan di dapur menyebabkan kedua mata Nur buta total.
Meskipun demikian, Nur berprofesi sebagai guru Agama di SMA Sejahterah yang tidak jauh dari kediaman kami. Nur pun selalu merawat dirinya, namun tetap menjaga auratnya dengan hijab yang sampai ke lutut. Ukuran dadanya sempurna: ketat, montok, kencang, dan berukuran 32 F. Parasnya seperti Oki Setiawan, hanya saja istriku memakai kacamata.
Kehidupan kami sangat tentram tanpa konflik yang berarti. Tetapi kami kurang bahagia karena belum dikaruniani anak. Dokter mengatakan bahwa peju ku sudah habis. Hal itu disebabkan karena sewaktu remaja aku selalu melihat bokep dan coli sampai larut malam.
Aku dan istriku pun setuju untuk aku menikah lagi. Ayahku menikahkan aku dengan Windri Asmara, sepupuku yang lain. Dia adalah anak dari adik Ayahku, sementara Nur adalah anak dari kakak Ibuku. Tubuh Windri sangat seksi dan tinggi dengan ukuran dadanya 34 D. Tidak heran dia adalah seorang model majalah. Dia juga berjilbab. Umurnya tidaklah jauh dariku, yaitu 28 tahun.
Malam pertamaku dengan Windri tidaklah lancar. Kontolku kecil dan hanya sekali semprot. Windri tidak puas denganku. Aku pun menceritakan masalahku dengan Windri yang dahulu nonton bokep dan coli setiap waktu. Dia pun mengerti.
Setiap hari, aku mengantarkan Nur yang merupakan guru SMA Sejahtera untuk mengajar Agama Islam. Aku mengantarnya sampai kelas. Sesampainya di kelas murid-muridnya menyapa dan menyambutku hangat.
Suatu hari, pulang dari SMA, aku berjumpa dengan anak-anak SMA yang sedang bolos dan merokok di warung samping sekolah. Salah satu dari mereka bahkan sedang menggrepe teman sekelasnya. Melihat adegan panas itu, tiba-tiba, kontolku mengacung keras. Aku pun kepikiran untuk mengundang mereka
"Oi, kalian," kataku menyapa anak-anak berandalan itu. "Kalian mau duit ga?"
"Maksudnya apa om?" tanya salah satu dari mereka.
"Jadi gini..." kataku duduk di antara mereka dan menunjukkan foto Windri. "Istriku dan aku punya masalah hubungan intim. Aku tidak bisa muasin istriku. Gimana kalau kalian yang muasin istri saya? Nanti saya bayar 1 juta per orang."
"Boleh tuh om!"
Total 4 anak SMA ikut denganku di mobil. 3 cowo, dan 1 cewe. Aku langsung memperkenalkan istriku kepada mereka.
“Gila rumahnya gede banget,” kagum Angga dengan rumahku yang sebesar lapangan sepak bola.
“Ini.. anak-anak siapa Pah?” tanya Windri.
“Kenalin ini, Anton, Angga, Adam, dan Rina. Ini anak-anak bakal ngebantu Papah untuk muasin kamu,” kataku. “Kalian buka baju.”
“Baik, om!” seru anak-anak SMA.
“Eh, kenapa?” tanya Windri.
“Kamu juga Windri, buka bajunya.”
Anton langsung mendekati istriku dan meremas payudara istriku. Sementara Adam langsung membuka rok istriku. Rina hanya diam tanpa membuka bajunya.
“Eh, mending kita bawa nih tante ke kamar, om,” tawar Angga.
“Ya udah yuk,” kataku.
“Tapi pah... tunggu,”
“Ga usah tapi-tapi. Kamu bakal dientot anak-anak ini untuk ngacungin kontolku, ok?” tanyaku.
“Ok.”
Istriku pun pasrah digotong anak-anak SMA ke kamarku. Mereka pemanasan terlebih dahulu dengan menggrepe-grepe payudara istriku tanpa membuka bajunya. Adam diam-diam membuka rok istriku dan menjilat-jilat vagina istriku.
“Gila, nih toket lebih kenceng dari lu, Rin!” kata Anton.
“Bangsat! Jangan samain gw ama dia,” ejek Rina.
Ketika mereka mempermainkan istriku, aku mengambil handicam dan merekam semuanya untuk kenanganku nanti. Aku hanya duduk di kursi ketika salah satu anak menusuk kontolnya ke memek istriku. Rina di sebelahku juga merekam adegan ini di HP-nya.
“Memeknya sempit bro!” kagum Anton. “Sorry yah Rin. Gw selingkuh di depan lu,”
“Wkwkwk, biasa aja. Yang penting duitnya yah om,” kata Rina menyenggolku.
Kontolku mulai bereaksi. Aku pun membuka celana dan mulai mengocok kontolku untuk mengembangkannya lebih besar lagi. Aku tidak percaya istriku sendiri kuizinkan digangbang oleh anak-anak SMA yang umurnya jauh dengan istriku. Dan yang lebih parah, aku melacurkan istriku secara cuma-cuma, bahkan aku membayar mereka.
“Boleh saya bantu ngocok om?” tawar Rina.
“Ga usah. Saya ama istri saya nanti.”
Secara bergantian Anton, Adam, dan Angga mengentot memek istri dengan halus dengan gaya misionari. Mereka berejakulasi di perut istriku dan tidak berani ngecrot di dalam rahim istriku. Setelah semuanya berakhir, Rina menjilat memek istriku dan memberikan orgasme yang kuat, hingga istriku menyembur air.
Istriku benar-benar puas.
“Nah sekarang giliran gw,” kataku menusuk kontolku di memek istriku. Istriku pun langsung berposisi doggy style.
“Ah... ah... ah... ahh!” rintih istriku kenikmatan.
Anton berinisiatif mengambil handicamku dan mereka aku dan istriku berhubungan intim. Akhirnya, aku menyemprot pejuku ke dalam rahim istriku, dan pada saat yang bersamaan istriku berorgasme.
“Ah, akhirnya ngecrot juga!” seruku kesenangan.
Ketika istriku beristirahat, aku memberikan upah kepada anak-anak SMA ini masing-masing 1 juta. Bahkan kepada Rina yang memiliki peran yang kecil.
“Denger ya, nanti aku hubungin lagi kalau saya butuh kalian. Tapi ingat, ini rahasia hanya kita saja. Jangan kasih tahu yang lain!” perintahku.
“Ok om!” seru anak-anak SMA itu bersamaan.
 
BAGIAN 2: OH OH KAMU KETAHUAN!
“Gila, tadi tantenya seksi banget dan memenya kenceng lagi. Kaya dia masih perawan!” kagum Angga.
“Kayanya suaminya susah ngaceng dan ga tahan lama deh. Soalnya dia ngocok-ngocok dulu dan ngaceng pas ngeliatin kita,” kata Adam.
“Kasian istrinya,” kata Rina
“Gw si bodo amat. Lonte gratis bro!” teriak Angga.
“Besok-besok boleh ga aku ke rumah itu lagi, yang?” tanya Anton kepada Rina.
“Yah, gw sih ga pa pa. Soalnya, kita dapet uang dan yayang kan ga cintakan ama pecun itu?”
“Enggalah,” kata Anton.
“Eh, gimana kalau besok aja kita lansung ke rumah itu dan langsung ngentot tante itu lagi tanpa suaminya?” ajak Angga.
“Boleh tuh,” setuju Adam.
“Yuk yuk aja. Mumpung kesempatan bolos kita tinggal 2 lagi,” Anton.
“Tapi gw ngajak temen gw yah,” kata Angga.
Besoknya, mereka menginvasi rumahku. Rina tidak ikut, hanya Anton, Adam, dan Angga. Teman yang diajak Angga hanya 1 dan bernama Toni.
“Mana cuy, katanya ada lonte gratisan?” tanya Toni memanjat pagar rumahku.
“Sabar bro,” kata Angga.
Di dalam rumah yang luas itu hanya ada istriku dan para pembantu yang sedang tidur siang. Mereka mengintip-ngintip dan berjalan seperti ninja. Mereka sampai pada jendela dapur dan menemukan sesuatu yang mengejutkan. Windri sedang di-doggy dan ditarik kasar rambutnya di atas meja makan.
“Itu siapa dah yang ngentot si tente?” tanya Anton.
Pria itu tanpa segan-segan menampar pantat Windri sampai merah dan menjenggut rambut istriku dengan kuat sampai-sampai kepala Windri mendongat ke langit-langit.
“Lu suka dikasarin ama pembantu, pelacur!” pompa pria itu. “Lonte bego! Suami lu kontolnya kecil sih!”
“Iya, bang, suami saya kecil. Saya cuma lonte abang!” kata Windri.
“Oh, itu pembantunya…” bisik Angga.
“Eh kesempatan nih,” kata Adam mengeluarkan telepon dan merekam Windri dengan pembantuku.
Anak-anak SMA itu terus mengintip dan merekam Windri sampai mereka berdua selesai. Windri pun kembali ke kamarnya. Anak-anak SMA itu pun mengikuti Windri diam-diam. Mereka berhasil masuk ke kamar dengan istriku yang sedang mencoba-coba jilbabnya.
“Kita udah tahu loh, rahasia tante,” kata Angga.
“Eh, kenapa kalian bisa masuk ke sini!” bentak Windri.
Adam langsung menunjukkan rekaman Windri dengan pembantuku.
“Ah, berani yah kalian rekam-rekam rumah orang!” bentak Windri. “Sini kameranya!” istriku mencoba merebut HP Adam, tetapi tidak bisa.
“Udah deh, ga usah ngelawan lagi. Kita-kita ga bakalan ngasih tahu suami tante asalkan tante nurutin permintaan kami!”
“Tolong... jangan kasih tahu suami saya,” mohon Windri.
“Ya udah, jangan ngelawan kalau kita ngentotin tante,” kata Anton.
Tiba-tiba, Toni meremas toket Windri dari belakang. Hal itu langsung dilanjutkan dengan Anton yang mengangkat kaki Windri, sehingga roknya terbuka dan pahanya terlihat. Dengan kasar mereka menelanjangi Windri. Windri sendiri tidak melawan ketika mereka memperkosanya. Satu per satu mengentot memek Windri tanpa membuka jilbab Windri.
“Tidak, jangan keluarin di dalam!” teriak Windri.
“Udahlah lonte, lu ama pembantu lu aja di dalem!” ejek Toni menepuk-nepuk pipi Windri.
Secara bergantian, Anton, Toni, Adam, dan Angga mengentot Windri dengan berbagai gaya. Berdiri, doggy stle, misionari. Bahkan, Toni meminta Blow Job ketika Angga mengentot memek Windri. Windri pun tampak puas dan orgasme. Dalam hati Windri tidak percaya bahwa dirinya diperkosa oleh anak-anak yang umurnya jauh di bawahnya. Bahkan, dirinya dianggap sebagai pelacur murahan.
“Pecun, keluar juga lu!” kata Toni menepuk-nepuk kepala istriku seperti Windri adalah peliharaannya.
“Dengernya lonte, lu harus jadi bukan kita-kita. Kalau lu berani ngelaporin, kita bakal laporin perselingkuhan lu juga. Ngerti?!” teriak Angga mengangkat kepala istriku yang sedang merebah.
“Baik,”
“Bilang yang bener, bilang ‘baik tuan’” kata Angga.
“Baik tuan…”
 
BAGIAN 3: ANCAMAN
Aku kembali menjemput anak-anak SMA untuk bertamu ke rumahku lagi. Tidak seperti kemarin, seorang anak bernama Toni juga ikut denganku.
“Om, kita boleh mencoba permainan baru?” tawar Anton.
“Permainan apa?” tanyaku.
“Yah, kaya kita ngasarin istri om, kaya bondage gitu,” kata Anton.
“Wah boleh tuh. Tapi istri saya mau ga yah?”
“Istri om mau kok,” kata Toni.
Sesampainya di rumah. Aku pun mengajukan permintaan anak-anak SMA ini kepada Windri, istriku. Tanpa basa-basi, Windri tidak menolak permintaan anak-anak ini.
“Gini om, peraturannya adalah istri om harus mau dengan permintaan dan permintaan kami. Juga istri om harus menerima segala tindakan kita-kita. Gimana?”
Aku menatap istriku, dan Windri hanya mengangguk.
Windri segera membuka bajunya, namun sebelum semuanya dibuka, Adam berkata, “Jilbabnya tetep dipake aja.” Istriku pun menurut.
Adam, Anton, dan Toni langsung menyerang kasar istriku. Anton langsung meminta sepongan, Toni dan Adam meremas-remas toket istriku yang besar. Sementara Angga mengocok vagina Windri. Aku sendiri duduk di kursi dan merekam mereka sambil mengocok kontolku yang lemas dan layu.
Toni memelintir kedua pentil Windri dengan kasar, menariknya hingga jauh dada, dan melepasnya ke bawah. Hal itu membuat rahang istriku ingin segera menutup, yang menyebabkan kontol Anton tergigit.
“Aduh, anjing!” tampar Anton. “Lonte bego, sepong yang bener.”
“Maaf tuan...”
Aku tidak membela Windri. Hal itu malah membuat kontolku semakin mengaceng. Mereka sepertinya mengganggap kediamkanku sebagai izin merendakahkan istriku. Aku pun sempat tidak percaya istriku diperlakukan seperti pelacur di depan mataku sendiri. Mereka bahkan menghina-hina istriku lebih rendah dari pelacur.
“Lonte duduk di sini!” kata Adam yang menjenggut rambut di balik jilbab istriku dan menggiringnya seperti pelacur ke pinggiran kasurku. “Sini, pangku di atas,” lanjut Adam menawarkan kontolnya yang berdiri tegak. Istriku pun duduk di atasnya.
Anton meminta menyepong istriku dan Toni masih sibuk meremas-remas toket istriku. Tidak lama, mereka mengubah posisi. Adam tidur di kasur, istriku di atas Adam, dan Toni di atas istriku. Toni mengocok kontolnya dengan toket istriku. Anton masih saja men-deep throat istriku, tetapi kali ini Anton bergerak maju-mundur dan memompa mulut istriku dengan kontolnya seperti mulut istriku mainan. Sesekali, Anton menutup hidung istriku hanya untuk iseng-iseng saja. Angga tidak mendapat slot, dia hanya mengocok-ngocok kontolnya sampai gilirannya tiba.
Anton tiba-tiba mencekik leher istriku yang sedang merabah. Kontol Anton semakin mendeep throat kerongkongan istriku. Genggaman Anton semakin kuat dan benar-benar mendekap leher istriku, sampai-sampai tangan istriku mencoba melepas cekikan Anton. Mata Windri membelalak ke atas langit-langit matanya dengan lidahnya menjulur keluar dari mulutnya. Istriku tiba-tiba mencapai orgasme pertama malam ini ketika Anton berejakulasi di mulut istriku.
“Ah, akhirnya keluar juga,” kata Anton puas. “Pecun murahan. Dia juga ngecrit yah, gara-gara gw ngecrot?”
“Iya nih, jadi makin licih,” kata Adam yang masih menusuk-nusuk kontolnya di memek istriku.
Istriku ingin memuntahkan peju Anton dari mulutnya. Akan tetapi, Anton segera menutup mulut Windri dan berkata, “Telen, bego, jangan dimuntahin, pelacur bego!”
Istriku pun menelannya dengan terpaksa. Adam pun ikut mengeluarkan pejunya di mulut istriku.
“Gila, puas dah gw,” kata Adam memendam kepala istriku ke selangkangannya yang penuh dengan jembut. “Telen yah lonte.”
“Lu dah pada keluar kan? Sekarang giliran gw!” kata Angga.
Toni berhenti meremas-remas toket Windri dan Angga membalikkan tubuh Windri, dan sejenak membisik ke telinga istriku, “Ditahan sebentar yah lonte”. Angga memasukkan kontolnya yang lumayan besar ke vagina istriku dan pada saat yang bersamaan menarik kedua lengan Windri dengan kuat, sehingga dada Windri membusung ke depan.
Ingin kembali ke permainan, Toni duduk di atas punggung Windri dan mulai meremas-remas kasar toket besar Windri dengan Angga menarik kedua lengan Windri. Windri sendiri tampak kesakitan dengan matanya yang memejam.
“Eh, minggir,” kata Anton menyuruh Toni menyingkir dari punggung Windri. “Kalau pecun tuh harusnya gini...” Anton menggenggam leher Windri dan menariknya ke belakang searah dengan tarikan Angga, sehingga punggungnya semakin menekuk dan kepala Windri mendongak ke langit-langit.
“Sakit...” rintih Windri.
Genjotan Angga semakin kasar. Tiba-tiba, Windri berorgasme lagi, dan Angga pun melepas tarikannya kepada lengan Windri. Angga segera mengeluarkan pejunya di mulut Windri yang tubuhnya masih menelungkup dan kepalanya mendongak ke atas. Kemudian, Toni ikut menyusul teman-temannya dengan berejakulasi di dada Windri yang masih membusung ke atas. Dengan kasarnya, Toni meratakan pejunya di toket istriku.
“Sudah semua?” tanyaku.
“Sudah Om!”
“Baiklah, sekarang giliranku,” kataku membalikkan tubuh istriku yang lemas dan mulai menggenjot memek istriku yang basah karena orgasme.
Belum 1 menit, aku sudah berejakulasi. Dan kontolku menyusut.
“Yah sudah keluar,” kata menyesal.
“Om, mau kita main lagi untuk “neggakin dia”? tanya Adam.
“Iya sih, tapi kalau sudah ya tidak apa-apa.”
“Gini aja Om. Besok-besok kita coba bondage biar kita makin lama, dan om makin ngaceng,”
“Oh, iya, besok saya akan beli peralatannya dah,” kataku.
 
BAGIAN 4: BUDAK
“Permisi!” teriak tukang pos.
“Iya?” tanya Windri menjawab tukang pos.
“Kiriman. Tanda tangan di sini,” kata tukang pos cepat-cepat.
Windri segera menuntaskan pekerjaan tukang pos itu dan segera membuka paket sebesar televisi, yang ditunjukkan kepada suaminya, Chandra Asmara. Windri terkejut menemukan banyak alat bantu seks di dalam paket itu. Alat-alat untuk melakukan bondage begitu lengkap. Dari kalung anjing, sampai dildo sebesar penis kuda.
Windri yang panik segera melaporkannya kepada suaminya. Akan tetapi, Windri baru sadar bahwa suaminya sedang di Kalimantan untuk memeriksa tambang baru dan akan pulang 3 hari lagi.
Untuk berjaga-jaga, Windri menyembunyikan paket itu di lemari kamar Nur (istri tua Chandra Asmara). Nur yang sedang tidur merupakan tanda untuk segera menyembunyikan paket itu. Seselesai menyembunyikan paket, Nur bangun dari tidurnya.
“Siapa di sana?” tanya Nur yang buta,
“Saya, Mba,” kata Windri. “Cuma mau mengingatkan sarapan sudah siap.”
“Oh, baiklah, saya akan ke bawah.”
Seperti biasa, Windri membantu memakaikan jilbab favorit Nur dan menuntunnya ke dapur. Sebelum menyantap makanan, Nur terbiasa berdoa terlebih dahulu. Dengan damai, mereka makan berdua (para pembantu sudah sarapan lebih dulu dan sedang membersihkan gudang).
“Mas Chandra sedang keluar kota kan?” tanya Nur.
“Iya, Mba, kemungkinan kembali 3 hari lagi,” kata Windri.
“Begitu, yah,” kata Nur. “Bagaimana jadi istri kedua Mas Chandra?”
“Enak-enak aja sih Mba,” kata Windri ragu.
“Yah tapi ada yang ga enaknya,” kata Nur sambil tertawa. “Mba Nur gimana sama Mas Chandra di kasur?”
“Kami sudah tidak melakukannya lagi,” kata Nur.
“Loh kenapa? Mba masih cantik dan anggun. Bahkan payudara Mba lebih indah dari saya,” kata Windri blak-blakan.
“Iya, tapi sepertinya Mas Chandra sudah tidak bernafsu lagi dengan saya. Mungkin juga karena kondisi saya yang buta begini…”
Tiba-tiba suara pintu terbuka menghentikan obrolan kedua istri Chandra Asmara. Penasaran, Windri segera memeriksa lobi rumah. Windri terkejut menemukan segerombol anak SMA mengerumuni lobi rumah. Anak-anak SMA yang berjumlah 7 orang itu masuk tanpa permisi dan seenaknya saja duduk-duduk di ruang tamu. Lima dari mereka, Windri mengenalnya. Mereka berempat adalah Toni, Anton, Adam, Angga, dan Rina.
“Oi, lonte!” sapa Anton kepada Windri yang menghampiri mereka.
“Ssstttt,” desis Windri mendiamkan Anton. “Istri tua suami saya.”
“Siapa namanya?” tanya Anton.
“Udahlah ga penting,” kata Windri. “Kalian ngapain di sini?”
“Kami ingin meminta jatah,” kata Toni.
“Trus ngajak-ngajak dua orang gitu,”
“Oh iya, ini Bagus dan Arjuna, anak kelas 3,” Anton memperkenalkan dua orang anak punk itu.
“Jadi, di mana lontenya? Gw pangen ngerasain lonte baru,” kata Bagus.
“Ini lontenya,” kata Adam menunjuk Windri.
“Siapa itu, Win?!” teriak Nur.
“Cuma angin Mba,” teriak Windri.
“Eh, kayanya gw pernah denger suara itu,” kata Arjuna. “Tapi di mana yah.”
“Kalian tetep di sini,” kata Windri meninggalkan anak-anak SMA itu untuk menemui Nur.
“Cuma angin kok Mba,” kataku. “Mba udah selesai makannya?”
Tanpa disangka-sangka, Toni menggrepe Windri dari belakang. Dengan kasar, tangannya merayap di baju dan bra Windri.
“Sudah, Win,” kata Nur membawa piring kosong ke tempat cuci piring.
Windri berusaha melepaskan remasan Toni dari dadanya, tetapi tidak bisa juga.
“Nanti, nanti aja,” bisik Windri.
“Ga mau,” bisik Toni membuka resleting gamis milik Windri dan berusaha membuka baju Windri.
“Kamu lagi ngapain Win?” tanya Nur mencuci piring.
“Ga ngapa-ngapain kok Mba.”
Diam-diam, anak-anak SMA memenuhi dapur dan menonton Toni yang sedang menelanjangi Windri di depan Nur. Dengan usaha yang berat, akhirnya Toni berhasil membuka gamis dan bra Windri diam-diam, disusul dengan Anton yang membuka rok panjang Windri. Anton menyisakan hanya celana dalam Windri. Kini Windri hanya memakai jilbab, kaos kaki, dan celana dalam yang dikesampingkan, sehingga vaginanya terlihat. Anak-anak yang lain menonton dan merekam dengan handicam sambil menahan tawa, beberapa di antaranya mengejek Nur yang tidak bisa melihat dengan mengocok kontol tepat di matanya.
Windri pasrah dirinya diperlakukan seperti pelacur kelas bawah yang bisa-bisanya diperkosa di depan ustazah buta tanpa melawan. Yang lebih buruk lagi adalah jumlah mereka yang banyak dan umur para pemerkosa yang masih SMA, jauh dari umurnya yang sudah menginjak 28 tahun.
“Aku sudah menikah dengan Mas Chandra bertahun-tahun. Dan baru-baru ini, saya menemukan bahwa dia bahagia...” Nur mencurhat dengan Windri, sementara Windri sendiri dipaksa menggenjot kontol milik Adam yang sedang duduk di tempat Nur sarapan sebelumnya.
Lama setelah Nur ceramah tentang pernikahan. Adam mengecrot di dalam memek Windri. Anton menjenggut jilbab Windri dan menyuruhnya berdiri dengan satu kaki, kaki satunya menempel sejajar dengan kepala di tembok, sehinga Windri tampak mengangkang lebar. Posisi itu dilakukan tepat di samping Nur yang sedang menaruh piring-piring bersih di lemari kaca.
“Saya akan ke atas dan tidur sebentar,” kata Nur mengulurkan tangan. Pada saat yang bersamaan, Anton mengeluarkan pejunya di vagina Windri.
Windri pun mengambil tangan Nur, melepaskan vagina dari kontol Anton. Cairan peju menetes-netes dari memek Windri ketika Windri menuntun Nur yang sekarang bergelar Haji dan Ustazah ini. Sejenak berjalan, tiba-tiba, Toni menggendongkan dirinya di pungung Windri dan dengan kasar dan agresifnya meremas-remas payudara Windri. Dia memelintir dan menarik pentil Windri tanpa melepaskannya.
Beratnya Todi digendongannya membuat Windri berjalan dengan sedikit mengangkang. Tidak cukup dengan itu, Adam berinisiatif mengocok vagina Windri. Adam berjongkok dan mengikuti irama langkah kaki Nur dan Windri.
Seperti artis, Nur dan Windri terus diikuti kamera anak-anak SMA. Akan tetapi, Windri tetap menuntun Nur yang buta menuju kamarnya di lantai dua.
Di tangga, Adam meningkatkan kocokan jarinya di memek Windri, begitu juga dengan Toni. Bereka berdua bekerja sama untuk membuat Windri orgasme sebelum mencapai kamar Nur. Windri pun tidak tahan dan akhirnya berorgasme parah dengan kakinya mengangkang lebih lebar, sehingga menyembur cairan dari memeknya. Akan tetapi, hal itu tidak menghentikan langkah Windri untuk menuntun Nur.
“Kok kamu semakin keras sih pentilnya,” bisik Toni. Tidak mendapat jawaban, Toni menjepit pentil Windri dengan jari lebih keras lagi. “Jawab lonte!”
“Iya,” bisik Windri.
“Iya, apa?” tanya Toni menjepit pentil Windri lagi.
“Iya, tuan,” bisik Windri.
Iseng, Adam melepas celana dalam Windri dan memakaikannya di kepala Windri untuk membuat teman-temannya tertawa. Secara diam-diam, anak-anak SMA itu tertawa melihat kemalangan Windri.
Beberapa meter sebelum sampai di kamar Nur, Anton mengambil alih posisi Adam. Anton menyiapkan jemarinya memasukkannya secara serentak di vagina Windri. Empat jari berhasil masuk dalam hitungan detik, meskipun agak rapat. Hal itu membuat Windri melebarkan lagi selangkangannya. Lima jari Anton pun masuk, dan akhirnya dia berhasil melakukan fisting. Windri ingin berteriak sekencang mungkin, tetapi tidak bisa. Sebagai gantinya, Windri hanya orgasme muncrat-muncrat dengan matanya menyilang dan membelalak ke langit-langit, serta lidahnya menjulur keluar. Anton pun melepas tangannya dari memek Windri.
Windri akhirnya sampai di kamar Nur dan membantunya melepas jilbab favorit dan gamisnya. Kali ini, anak-anak SMA membiarkan Windri menyelesaikan tugasnya. Ketika Windri membuka lemari Nur, Angga melihat sebuah paket, dia pun segera mengambilnya dan membukanya di depan Windri. Mereka semua gembira bukan main, paket itu berisi alat bantu seks. Tidak hanya 1 jenis, tetapi puluhan jenis.
Saat itulah dia tahu bahwa dirinya akan hancur sehancur-hancurnya pelacur jalanan, tetapi dia tetap tidak melihatkan Nur dengan tidak memberontak lari. Windri hanya menerima nasibnya diperkosa, digangbang, oleh anak-anak yang umurnya lebih muda darinya.
Angga mengambil dildo sebesar penis kuda dan mengelusnya di wajah Windri yang sedih, sementara Toni memakaikan kalung anjing di leher Windri, ketika Windri berkata, “Saya juga akan tidur sebentar yah Mba.”
 
BAGIAN 5: PAIN
Toni dengan paksa menarik kalung anjing yang terkunci di leher Windri. Windri sempat melawan tetapi perlawanan anak-anak SMA lebih kuat. Akhirnya, mereka sampai di kamar tidur Windri.
“Baiklah kita mulai permainannya,” kata Angga menumpahkan seluruh isi paket.
“Gila, banyak banget si om mesennya,” kagum Rina.
“Tau dah, kayanya dia pangen ngebunuh lontenya,” canda Adam.
“Tolong jangan kasar-kasar dengan saya. Juga jangan kencang-kencang, saya takut Mba Nur mendengarnya dan suami saya mengetahuinya,” mohon Windri.
“Bodo amat lonte,” bentak Anton menampar pipi Windri dengan dildo. “Lu itu budak di sini. Bukan majikan, bahkan lebih rendah dari pembantu.”
Semua anak SMA tertawa mendengarnya.
“Kita langsung mulai dari ini,” saran Toni mengambil seutas tali panjang. “Kita iket dia dulu kaya di film-film jepang.”
“Boleh tuh, kata Arjuna. Biar ga kabur juga,”
“Ini si pecun ga bakal kabur. Dia bahkan minta kita untuk ngentot dia. Percaya deh,” kata Anton menghina.
“Ya, sudah, langsung iket dah!” perintah Toni.
Tahu nasibnya tidak akan bagus, Windri mencoba melarikan diri dari kamarnya. Akan tetapi, Bagus mentakle kakinya dan menjatuhkannya ke lantai. Ketika Windri berteriak kesetanan, Anton meng-gag mulut Windri dengan bola yang banyak lubang-lubangnya. Mereka bekerja sama untuk mengunci kaki dan tangan Windri dan mengikatnya seperti hewan buruan. Alhasil, tangan Windri terikat ke belakang. Sementara kakinya terikat terpisah antara satu kaki dengan kaki yang lainnya, menekuk.
“Mau coba-coba kabur yah?” kata Adam menjenggut jilbab Windri. “Ga bakal bisa. Lu mau perselingkuhan lu di bongkar?”
Windri menggeleng.
Anton, Adam, Angga, dan Toni mengangkat tubuh Windri. Rina mengunci yang sedari tadi merekam adegan segera mengunci pintu kamar.
“Eh gimana kalau kita live stream?” tawar Rina.
“Wih, boleh tuh,” kata Arjuna. “Kita live stream di youtube, bigo, ama twitch! Di bigo gw jutaan follower nih, mayan untuk penghasilan juga.”
Windri langsung memberontak parah saat mendengar pemerkosaannya akan ditonton jutaan orang. Apalagi pemerkosanya adalah anak-anak SMA berumur 17 tahunan, sementara Windri berumur 28 tahun.
Anton pun mengelus jilbab dan berkata, “Tenang aja, lonteku, wajah kamu tidak akan diperlihatkan kok.”
Anak-anak SMA ini menyiapkan 3 kamera yang terhubung dengan laptop. Sebelum mulai, Windri dipasangkan leather mask bermodelkan kepala anjing. Windri disuruh menghafal skrip yang mereka tulis dalam beberapa menit. Untuk memperpanas adegan, Windri mengenakan gamisnya kembali dan memakai jilbab lebar yang menutupi dada. Agar Windri tidak kabur, lehernya diikat kalung anjing yang cukup panjang dan tangannya diikat ke belakang punggung, tetapi hal yang membuat Windri tidak kabur adalah ancaman anak-anak SMA ini untuk memperkosa Nur jika Windri tidak menurut.
“Ok, kita mulai dalam 1, 2, 3, mulai!” kata Anton sebagai sutradara.
“Hallo, semua, nama saya… Windri, saya adalah lonte sekaligus budak seks anak-anak SMA. Saya sudah bersumpa untuk menyerahkan hidup dan martabat saya kepada anak-anak SMA ini karena saya lonte. Saya lebih rendah dari binatang. Saya adalah anjing betina yang haus seks. Tolong perkosa saya. Tolong entot saya dengan kasar…”
Dari samping, Anton membawa dildo sebesar penis kuda dan cambuk, Adam membawa 10 egg vibrator dan papan bertekstur kasar, Angga membawa anal bead yang bola-bolanya sebesar genggaman tangan dan gag ball, Bagus membawa suntikan raksasa yang biasa digunakan untuk enema dan pare raksasa, Toni membawa aki+seteruman dan jepitan besi, dan Arjuna membawa anal plug dan dildo berukuran sedang. Semua anak SMA yang muncul di kamera harus mengenakan topeng ninja yang dibentuk dari jilbab-jilbab Windri.
“Para pemirsa, para pemerkosa saya ini membawa alat-alat dengan nomor yang tertera di setiap alatnya. Mulai dari angka 1-12. Angka 1 mewakili dildo kuda, angka 2 mewakili cambuk, angka 3 mewakili egg vibrator, angka 4 mewakili papan pukul, angka 5 mewakili anal bead, angka 6 mewakili gag ball, angka 7 mewakili suntikan raksasa berisi cairan, angka 8 mewakili pare, angka 9 mewakili aki+setruman, angka 10 mewakili jepitan besi, angka 11 mewakili anal plug, dan angka 12 mewakili dildo berukuran sedang,” kata Windri menjelaskan permainan. “Di tangan saya, terdapat 12 koin yang satu sisinya berisikan nomor mulai dari 1-12. Jadi saya akan melempar semua koin ini ke udara, dan berapa pun angka yang muncul, alat itu yang akan digunakan kepada saya selama 10 menit. Pengundian diadakan setiap 8 menit. Jika lonte ini gagal menggunakan alat tersebut, lonte ini akan dihukum dengan semua pemerkosa menggunakan semua alatnya secara serentak.”
Windri langsung bersujud di hadapan Anton, Adam, Angga, Bagus, Arjuna, dan Toni dan berkata, “Tolong hancurkan vagina, anus, dan toket saya.”
Windri melempar 12 koinnya… dan muncul angka 1, 4, 5, dan 6, yaitu dildo kuda, papan pukul, anal bead, gag ball. Windri langsung bersujud dan mencium kaki pemerkosa yang membawa alat dengan nomor 1, 4, 5, dan 6 dan berkata, “Tolong hancurkan tubuh pelacur ini”. Anak-anak SMA tidak langsung serentak memasang alat-alat teserebut, mereka memasangnya sesuai urutan dari kanan, yaitu dimulai dari 1, 4, 5, dan 6.
Tanpa basa-basi, para pemerkosa merobek gamis Windri dengan cutter di daerah yang dibutuhkan yaitu vagina, dada, dan anus. Dengan perlahan-lahan, Anton memasukkan dildo sebesar penis kuda di memek Windri yang sedang merangkak. Kamera pun tidak pasif, tetapi terus berjalan mengitari Windri bahkan mengclose up wajahnya yang tertutup lether mask. Setelah penis kuda masuk ke vagina Windri, selanjutnya adalah papan pukul. Adam dengan kasarnya memuluk-mukul pantat Windri secara terus menerus tanpa henti.
Kemudian, Angga memasukkan satu per satu bola anal bead ke anus Windri sehingga tidak ada satu pun bolah yang tampak di pantat luarnya. Angga memuliki kesulitan memasukkan anal bead karena sepertinya Windri tidak pernah melakukan anal. Oleh karena itu, dia melumasnya dengan pelembab. Sesudah itu Angga memasangkan gag ball di mulut Windri.
Windri harus bertahan dengan penis kuda di vagina, papan pukul yang tanpa henti memukul pantatnya, anal bead sebesar genggaman tangan di anusnya, dan gag ball di mulutnya. Windri berhasil melewati 9 menit. Koin selanjutnya pun dilempar.
Angka yang keluar selanjutnya adalah 1,7, 8, 5, 10. Windri beruntung terdapat dua angka yang sama seperti sebelumnya, sehingga dua angka itu hangus, sehingga yang tersisa adalah 7, 8, 10, yaitu suntikan raksasa berisi cairan, pare, dan jepitan besi.
Ujung suntikan raksasa segera terbenam dalam anusnya yang sudah penuh dengan anal bead. Dengan tanpa rasa ampun, Bagus memencet suntikan sehingga cairannya keluar menuju rongga anus terdalam Windri. Windri pun sontak kaget karena perutnya tiba-tiba membesar seperti orang hamil. Lubang anusnya yang tidak tahan pun sedikit demi sedikit membocorkan cairan bening dari dalamnya. Cairan itu semakin keluar dengan tamparan papan kasar dari Adam. Akan tetapi, Windri tetap menahannya karena hukumannya akan lebih parah dari ini. Selanjutnya, adalah pare. Bagus dengan penuh paksaan menikam pare yang bertekstur kasar di vagina Windri yan sudah terisi dengan dildo sebesar penis kuda. Windri sekali lagi harus menahannya, meskipun harus menjerit dari balik gag ballnya.
Akhirnya, sepuluh menit berakhir yang ditandai dengan bunyi alarm. Dildo kuda, papan pukul, anal bead, dan gag ball dilepas secara bergantian. Pertama, dildo kuda yang posisinya digantikan oleh pare. Kedua, dihentikannya papan pukul. Ketiga, dilepas anal bead. Angga melepasnya dengan kasar, kencang dan cepat; tarikannya seperti sedang menyalakan generator, sehingga Windri mengalami orgasme pertamanya di live stream. Semua orang pun bertepuk tangan dengan keluarnya kencing putih dari vagina Windri. Penarikan anal bead juga sedikit mengeluarkan enema yang segera Windri tahan dengan lubang anusnya, sehingga cairannya tidak keluar banyak. Keempat, dilepas gag ball dari mulut Windri.
Segera setelah alat dari ronde 1 dilepas, alat dari ronde 2 dipasang dan yang tersisa adalah jepitan besi. Toni memasang jepitan besi di pentil Windri, sebelumnya dia meremas-remas toket indah Windri seperti sapi (karena kini Windri sedang dalam keadaan doggy style).
Ronde 2 tidak terlalu sulit baginya, kecuali bagian enema (cairan di anusnya yang kini membendung di perutnya). Windri harus menahan sakitnya jepitan dan pare serta godaan dari para pemerkosanya.
“Cuy kita udah sampe 3 juta penonton di Bigo, 500 ribu di Youtube, dan 200 ribu di Twitch,” lapor Rina.
Ronde 3 pun dimulai dengan dilemparkannya koin oleh Windri. Dan angka yang muncul kali ini adalah 2, 9, 7, 4, 11, dan 12. Angka-angka itu mewakili cambuk, aki+setruman, suntikan raksasa berisi cairan (enema), papan pukul, anal plug, dan dildo berukuran sedang. Angka yang sama dari sebelumnya adalah 7. Jadi, Windri harus menggunakan alat yang bernomor 2, 9, 4, 11, dan 12.
Pertama Windri dicambuk di punggungnya oleh Anton secara terus menerus. Kemudian, pentilnya dipasang jepitan yang mirip dengan tang. Jepitan itu pun dialiri listrik dari aki. Windri menjerit bukan main saat listrik dialirkan dan hamper membuatnya tumbang dari doggy style. Selanjutnya, Windri harus tahan dengan papan yang memukul-mukul pantatnya lagi. Pada saat bersamaan anusnya dipasang anal plug. Pare harus berdampingan dengan dildo berukuran sedang di vaginanya.
Sepuluh menit pun berakhir, alat dari ronde 2 dikeluarkan. Alat tersebut adalah cairan enema, pare, dan jepitan besi. Untuk pare dan jepitan besi dapat dikeluarkan dengan segera, tetapi tidak dengan enema. Para pemerkosa mencoba mengeluarkannya secara penuh dan cepat. Oleh karena itu, Bagus mencaput anal plug dan membaringkan tubuh Windri dan tanpa ampun menginjak perut Windri yang seperti wanita hamil 5 bulan. Cairan enema pun keluar dari anusnya yang tercampur dengan kotoran Windri. Bagus pun memasang kembali anal plugnya.
Windri tahan hingga ronde 7 dan mengalami setidaknya 12 orgasme. Live stream pun berakhir dengan total 12 juta orang menonton dirinya tersiksa dengan topeng anjing secara langsung. Akan tetapi, penderitaanya tidak berhenti sampai di sini. Windri harus melayani kontol-kontol para pemerkosanya yang sudah meminta jatah semenjak live stream. Masih dengan gamis yang robek-robek Windri digangbang oleh anak-anak SMA. Vagina, anus, kedua toket, dan mulutnya diisi dengan kontol. Bahkan kedua tangannya pun harus bergerak untuk memuaskan para pemerkosa.
“Gila, berapa ini kira-kira kita dapet dari live stream?” tanya Anton.
“Sekitar 10.000 USD, kalau dirupiahin jadi 140.000.000,” kata Rina.
“Buset dah gw bisa beli mobil gitu,” kata Adam.
“Uangnya dibagi-bagi coy,” kata Anton.
“Lu denger, lonte. Lu dapet 140 juta dalem semalem,” kata Angga men-deepthroat Windri. Windri yang lemas tidak mampu menjawab. “Yah, ga jawab lagi nih lonte.”
Angga membenam dalam-dalam kontolnya di kerongkongan Windri dengan kedua tangannya mencekik leher Windri. Windri pun tampak kesulitan bernafas. Kedua tangan Windri ditahan agar tidak menggagalkan rencana Angga. Angga pun memuncratkan pejutnya di dalam kerongkongan Windri dan melepaskan cekikan kepada leher Windri. Pada saat yang bersamaan Windri orgasme untuk kesekian kalinya.
“Kayanya kita udah nge-‘broken’ nih lonte dah,” kata Arjuna. “Buktinya dia bisa orgasme pas dicekek loh.”
“Lonte ini mah udah broken dari dulu. Cuma kitanya aja yang telat.”
Windri tiba-tiba tertidur karena tubuhnya sudah tidak sanggup lagi untuk mengentot.
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Salam semua. Saya ingin berbagi cerita. Semoga dimaknai dengan saksama moralnya.

Cerita ini berisi tentang slavery (perbudakan), BDSM, hardcore, jilbab/hijab, gangbang, pemerkosaan, cuckold, beastility, shrinking (spin off), drug, pregnant, gender change

Bagi yang tidak suka tentang hal-hal yang saya sebutkan di atas, harap segera meninggalkan thread ini.


Disclaimer: tidak ada tokoh yang disakiti dan kisah ini tidak nyata. Mohon diambil pesan moralnya saja. Terima kasih.


BAGIAN 1: KEBANYAKAN BACA DAN NONTON BOKEP SIH!

Namaku Chandra Asmara dengan usia yang bisa dibilang sudah matang, yaitu 32 tahun. Aku adalah keturunan orang kaya. Kakek dan Nenekku memiliki tambang di Kalimantan. Saking kayanya, aku tidak perlu banting tulang untuk membeli rumah mewah seluas lapangan sepak bola. Dengan rumah sebesar ini, aku hanya memiliki 2 pembantu rumah tangga, yaitu Nurdin dan Sarah. Tidak ada satpam di rumah ini,yang ada hanya seekor herder hitam yang terikat di depan rumah. Namanya Beno.
Istri pertamaku bernama Nur Asyifa Asmara. Aku dan Nur menikah pada saat umurku 25 tahun. Kini, umurnya 31 tahun. Dia adalah sepupuku. Dan iya, aku menikah dengan sepupuku atas tuntutan keluargaku, keluarga besar Asmara, yang harus menjaga keturunan kami. Nur merupakan lulusan Pesantren Al-Hidayat yang terkenal dengan pengajaran Fiqih-nya. Setelah lulus, dia langsung mendapat gelar ustazah karena ilmunya yang luar biasa. Akan tetapi, terjadi kecelakaan di dapur menyebabkan kedua mata Nur buta total.
Meskipun demikian, Nur berprofesi sebagai guru Agama di SMA Sejahterah yang tidak jauh dari kediaman kami. Nur pun selalu merawat dirinya, namun tetap menjaga auratnya dengan hijab yang sampai ke lutut. Ukuran dadanya sempurna: ketat, montok, kencang, dan berukuran 32 F. Parasnya seperti Oki Setiawan, hanya saja istriku memakai kacamata.
Kehidupan kami sangat tentram tanpa konflik yang berarti. Tetapi kami kurang bahagia karena belum dikaruniani anak. Dokter mengatakan bahwa peju ku sudah habis. Hal itu disebabkan karena sewaktu remaja aku selalu melihat bokep dan coli sampai larut malam.
Aku dan istriku pun setuju untuk aku menikah lagi. Ayahku menikahkan aku dengan Windri Asmara, sepupuku yang lain. Dia adalah anak dari adik Ayahku, sementara Nur adalah anak dari kakak Ibuku. Tubuh Windri sangat seksi dan tinggi dengan ukuran dadanya 34 D. Tidak heran dia adalah seorang model majalah. Dia juga berjilbab. Umurnya tidaklah jauh dariku, yaitu 28 tahun.
Malam pertamaku dengan Windri tidaklah lancar. Kontolku kecil dan hanya sekali semprot. Windri tidak puas denganku. Aku pun menceritakan masalahku dengan Windri yang dahulu nonton bokep dan coli setiap waktu. Dia pun mengerti.
Setiap hari, aku mengantarkan Nur yang merupakan guru SMA Sejahtera untuk mengajar Agama Islam. Aku mengantarnya sampai kelas. Sesampainya di kelas murid-muridnya menyapa dan menyambutku hangat.
Suatu hari, pulang dari SMA, aku berjumpa dengan anak-anak SMA yang sedang bolos dan merokok di warung samping sekolah. Salah satu dari mereka bahkan sedang menggrepe teman sekelasnya. Melihat adegan panas itu, tiba-tiba, kontolku mengacung keras. Aku pun kepikiran untuk mengundang mereka
"Oi, kalian," kataku menyapa anak-anak berandalan itu. "Kalian mau duit ga?"
"Maksudnya apa om?" tanya salah satu dari mereka.
"Jadi gini..." kataku duduk di antara mereka dan menunjukkan foto Windri. "Istriku dan aku punya masalah hubungan intim. Aku tidak bisa muasin istriku. Gimana kalau kalian yang muasin istri saya? Nanti saya bayar 1 juta per orang."
"Boleh tuh om!"
Total 4 anak SMA ikut denganku di mobil. 3 cowo, dan 1 cewe. Aku langsung memperkenalkan istriku kepada mereka.
“Gila rumahnya gede banget,” kagum Angga dengan rumahku yang sebesar lapangan sepak bola.
“Ini.. anak-anak siapa Pah?” tanya Windri.
“Kenalin ini, Anton, Angga, Adam, dan Rina. Ini anak-anak bakal ngebantu Papah untuk muasin kamu,” kataku. “Kalian buka baju.”
“Baik, om!” seru anak-anak SMA.
“Eh, kenapa?” tanya Windri.
“Kamu juga Windri, buka bajunya.”
Anton langsung mendekati istriku dan meremas payudara istriku. Sementara Adam langsung membuka rok istriku. Rina hanya diam tanpa membuka bajunya.
“Eh, mending kita bawa nih tante ke kamar, om,” tawar Angga.
“Ya udah yuk,” kataku.
“Tapi pah... tunggu,”
“Ga usah tapi-tapi. Kamu bakal dientot anak-anak ini untuk ngacungin kontolku, ok?” tanyaku.
“Ok.”
Istriku pun pasrah digotong anak-anak SMA ke kamarku. Mereka pemanasan terlebih dahulu dengan menggrepe-grepe payudara istriku tanpa membuka bajunya. Adam diam-diam membuka rok istriku dan menjilat-jilat vagina istriku.
“Gila, nih toket lebih kenceng dari lu, Rin!” kata Anton.
“Bangsat! Jangan samain gw ama dia,” ejek Rina.
Ketika mereka mempermainkan istriku, aku mengambil handicam dan merekam semuanya untuk kenanganku nanti. Aku hanya duduk di kursi ketika salah satu anak menusuk kontolnya ke memek istriku. Rina di sebelahku juga merekam adegan ini di HP-nya.
“Memeknya sempit bro!” kagum Anton. “Sorry yah Rin. Gw selingkuh di depan lu,”
“Wkwkwk, biasa aja. Yang penting duitnya yah om,” kata Rina menyenggolku.
Kontolku mulai bereaksi. Aku pun membuka celana dan mulai mengocok kontolku untuk mengembangkannya lebih besar lagi. Aku tidak percaya istriku sendiri kuizinkan digangbang oleh anak-anak SMA yang umurnya jauh dengan istriku. Dan yang lebih parah, aku melacurkan istriku secara cuma-cuma, bahkan aku membayar mereka.
“Boleh saya bantu ngocok om?” tawar Rina.
“Ga usah. Saya ama istri saya nanti.”
Secara bergantian Anton, Adam, dan Angga mengentot memek istri dengan halus dengan gaya misionari. Mereka berejakulasi di perut istriku dan tidak berani ngecrot di dalam rahim istriku. Setelah semuanya berakhir, Rina menjilat memek istriku dan memberikan orgasme yang kuat, hingga istriku menyembur air.
Istriku benar-benar puas.
“Nah sekarang giliran gw,” kataku menusuk kontolku di memek istriku. Istriku pun langsung berposisi doggy style.
“Ah... ah... ah... ahh!” rintih istriku kenikmatan.
Anton berinisiatif mengambil handicamku dan mereka aku dan istriku berhubungan intim. Akhirnya, aku menyemprot pejuku ke dalam rahim istriku, dan pada saat yang bersamaan istriku berorgasme.
“Ah, akhirnya ngecrot juga!” seruku kesenangan.
Ketika istriku beristirahat, aku memberikan upah kepada anak-anak SMA ini masing-masing 1 juta. Bahkan kepada Rina yang memiliki peran yang kecil.
“Denger ya, nanti aku hubungin lagi kalau saya butuh kalian. Tapi ingat, ini rahasia hanya kita saja. Jangan kasih tahu yang lain!” perintahku.
“Ok om!” seru anak-anak SMA itu bersamaan.

mulai hopeless baca cerita di semprot akhir2 ini

ini yang bikin melek setelah sekian lama
 
bagus banget ceritanya di awal2, tapi setelah permainan kasar, rasanya terlalu sadis,

tapi tetep oke lah,, sesuai genre
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd