Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Keluarga Hyper (Based From True Story)

Status
Please reply by conversation.
Bimabet
CH.11 SEBELAS

# Mending tuku sate timbang tuku weduse..
Mending gendakan timbang dadi bojone..
Mangan sate ora mikir mburine..
Ngingu wedhus ndadak mikir sukete.. #

Rimbunnya pepohonan dan semilir angin sepoi-sepoi berangsur menyejukkan suasana sekitar..
Meski begitu berbanding terbalik yang dirasakan oleh kedua insan didalamnya, semakin panas dan menggairahkan..
Suara gesekan dedaunan pun kini tergantikan oleh desahan serta erangan..

"Arrrghhh, enakhh massh..
Sie kummbang gurieehhh bangett massh.."

Rancau wati, sambil terus menggenjot si kumbang seperti tak punya rasa lelah..
Tubuh wati yang semledot dan berbasuh peluh itu bergoyang kekiri kekanan, keatas kebawah tak beraturan..
Aku hanya bisa diam melihat kelakuan wanita binal satu ini, sembari sesekali meremas gemas pantat kenyal ataupun buah pepayanya yang sekal..

"Ahh.. Ahhh, ahhhh.. Ah, ahh, ahh.. Ahh, ah.."

Dirinya bergoyang semakin cepat, berusaha mendaki puncak kenikmatan..
Hingga mak njenggirat, ia terkaget ketika..

"Splaak..!
Goyang yang bener..!"

*Tamparanku mendarat disalah satu pantatnya*

"Auwghh, iya massh.."

"Jangan panggil mas, panggil aku tuan..
Dasar perek, aku bukan masmu..
Kmu lonteku, cewek murahan.."

"...."

Wati hanya terdiam, tak terima dikatakan seperti itu.. Namun disisi lain ia juga ingin menuntaskan hasratnya yang belum sepenuhnya tersalurkan..

"Splaaakk..!
Kenapa bengong, panggil aku tuan..!"

*Tamparku semakin keras*

"Akhhh, sakiit mas..!"

*Teriaknya..*

Akhirnya kudorong dia, memberinya gertakan tuk menyudahi permainan ini..

"Sudah minggir sana, cari saja kenikmatanmu sendiri.."

"Nggak mas, eh tuann..
Kumohon, aku lontemu.."

*Pinta wati tuk melanjutkan pergumulan ini..*

"Apa..!?
Kecil banget suaramu..
Aku nggak denger..!"

"Aku lontemu tuan..!
Aku mohon puaskan aku..!
Aku butuh kontolmu..!"

*Senyum kini tersungging dibibirku..*

"Ya sudah, sana goyang semaumu, sepuasmu.."

"Terima kasih tuan.."

*Kembali ia melanjutkan genjotannya..*

Akhh.. Akhhh.. Ahh..
Akuu keluarr tuuann.."

*Ucapnya, saat mencapai orgasme yang kedua..*

Hingga akhirnya ia mengejang keenakan dan ambruk diatasku..
Kuberi imbalan ciuman klomoh tuk lonteku yang satu ini..
Tak perlu berlama-lama, kusuruh bangkit dan kuarahkan ia tuk nungging dengan tangan bertopang pada sisi-sisi meja..
Sleebb, kurobek-robek memeknya sampai ia mimbik-mimbik kesakitan karena sodokanku..

"Sklakk.. Sklakk.. Sklakk.."

"Akhh, pelan tuan..
Memek aku sakit tuan.."

Tak peduli dengan perkataannya, tetap kulanjutkan sodokanku..

"Akhh.. Akhh.. Akhhh..
Sakitt tuan, tapi enaakkhh tuan..!
Akhh.. Akh.. Akkhh.."

*Kepalanya bergoyang tak karuan, lidahnya menjulur, hingga liurnya menetes menikmati persetubuhan ini..*

Setelah 10 menit memacu si kumbang dengan kecepatan tinggi, akhirnya akupun merasa akan mencapai klimaks..

"Hahh.. Hhahh.. Hah.. Ahhhhh..
Aku keluarrr...!"

Kutarik keluar si kumbang, wati pun dengan sigap memutar badannya menghadap kearahku jongkok dan..

"Crooott.. Croot.. Croot.."

Spermaku menyembur deras ke mulut dan sebagian muka wati..
Dengan cekatan pula ia membersihkan sisa sperma dan kemudian menelannya..

*Kedua pasang mata yang bersembunyi dibalik pepohonan pun menghilang, bersamaan dengan selesainya pergumulan antara aku dan wati..*

Akupun menutup pertempuran ini dengan ciuman basah ke bibir wati..
Setelah itu kami pulang sendiri-sendiri, supaya tak menimbulkan kecurigaan siapapun pikirku..

"Dari mana mas..?"

*Tanya lastri, sesampainya aku dirumahnya..*

"Oh, deq..
Dari keliling jalan-jalan, pengen liat kampungmu.."

*Jawabku bohong..*

Nggak mungkin kan bilang klo aku abis ngentot, indehoi dengan adeknya..

"Ya udah, mandi dulu sana terus istirahat.."

Hmm, nggak tau kenapa aku merasa aneh melihat sikap calon istriku seperti itu..
Ah, mungkin hanya perasaanku saja..
Mentari mulai tenggelam diufuk barat, berganti dengan indahnya sinar rembulan..
Secangkir kopi hangat menemani mengakhiri hari ini..
Ya, hari sabtu bagi sebagian orang, hari laknat untuk sebagian kaum, namun memiliki arti yang sedikit berbeda untukku sekarang..
Hari ini adalah hari dimana harus kurelakan dan kulepaskan masa lajangku, tuk memulai sesuatu yang baru..

*Nunggu lucunya ya..hhaha..*

Hari h yang ditunggu-tunggu pun akhirnya datang juga..
Rencana akad yang seharusnya dimulai jam 9 pagi, mundur hingga jam 3 sore karena menunggu penghulu yang ntah kenapa datang begitu terlambat..
Situasi terlihat mulai tak terkendali, didalam ruangan para saksi dan undangan mulai beraktivitas sendiri-sendiri tuk menghabiskan waktu..
Ada yang cuma tiduran, main remi, domino, monopoli, bahkan ada yang dir-dir'an dan dolanan unclang..
Diluar ruangan terlihat sebagian anak muda menyibukkan diri dengan berlatih ilmu kanuragan serta mempersiapkan peralatan seperti pisau, sabit, parang, tombak, gir motor dan semacamnya..
Tuk menyambut sang penghulu, jika sewaktu-waktu ia datang..

"Nek wis teka penghulune, diapakna ya penak'e.."

(Klo udah sampai penghulunya, diapain ya enaknya..)

"Diwudani, terus diarak bae mring waduk cacaban..
Rame mbok ning kana, kaya pasar malem.."

(Ditelanjangi, terus diarak aja ke waduk cacaban..
Ramai kan disana, kayak pasar malam..)

*Percakapan antar pemuda desa..*

Hingga akhirnya sang penghulu pun tiba, amarah para warga yang sejak tadi meletup-letup berangsur sirna melihat sosok sang penghulu..

"Mbok ya pliss, aja nggawa penghulu sing model kaya kie.."

*Celetuk warga..*

Sosok tinggi besar, kulit hitam dan muka yang pating nggronjal membuat nyali warga langsung menciut ketakutan..

"Ana apa kie yah, pada ngadek kabeh..
Arep dirabikna apa arep pada nantang gelut..!?
Njagong, njagong kabeh..!"

(Ada apa ini ya, pada berdiri semua..
Mau dinikahkan atau mau pada nantang berkelahi..!?
Duduk, duduk semua..!)

*Bentak sang penghulu..*

"Wis, langsung bae..
Nyong sibuk, arep njaring..
Bebeh nyong, durung rabi malah ngrabikna wong terus.."

(Dah, langsung aja..
Aku sibuk, mau njaring..
Males aku, belum nikah malah nikahin orang terus..)

*Kamipun hanya diam dan menjalankan prosesi akad nikah yang sakral ini..*

"Saya nikah dan kawinkan sulistyo bin xxx dengan lastri bin yyy, dengan mas kawin uang sebesar lima ribu rupiah dibayar tunai.."

"Saya terima nikah dan kawinnya lastri bin yyy dengan mas kawin tersebut tunai.."

"Sah nggih sedoyo.."

(Sah ya semua..)

"Sah..!"

Akhirnya, selesai sudah prosesi pernikahan ini..
Hingga malam pertama kami pun dimulai..
Hmm, walau tidak bisa dibilang malam pertama juga sih..

"Wis siap deq..!?"

"Siap apa koh.."

"Hloo, lo lo loh..
Ya malam pertama'an to deq, menikmati surga dunia loh deq bersamamu.."

"Malem pertama gundulmu, wis bola bali bola koh..
Isih bae malem pertama, tapi aku mau isin lho mas.."

"Isin kenang apa..?"

"Lha kue, mas kawin koh mung limangewu perak..
Bakso ning banjaran be saiki wis pitungewu limangatus koh.."

"Wislah deq, lalekna bae..
Sing penting saiki kita berdua indehoi ndipit.."

"Ya wis, tapi sit kang..
Nyong ndwe sesuatu.."

Lastri pun membawa secangkir minuman ntah apa itu, katanya sih obat kuat daerahnya..
Klo minum ramuan ini katanya bisa ngentrak sampe pagi, sambil duduk tanpa ragu kuminum ramuan itu..

"Hloh deq, kok matane mas burem kayak kie yah.."

Akupun ambruk diatas ranjang pernikahanku, setelah itu lastri membuka jendela memberi tanda kepada seseorang tuk masuk..
Ya, siapa lagi kalau bukan si anak semata sapi..
Ternyata lastri telah merencanakan semua ini, semenjak ia menyanggupi tuk mengabulkan permintaan minto..
Yups, seperti yang anda semua lihat itulah permintaan pertama minto..

"Pertama, aku ingin kau menghabiskan malam pertamamu bersamaku.."

"Kedua.."

# Bersambung, CH12.. #
 
Owalah deq... Aja dimek-emek... Mengko mletek dewek...
 
uuueeeeddddaaannnnn..... :haha:
minto ngentu lastri :D
ayooo kamu pasti ngos ngosan too
:ejek:
 
uuueeeeddddaaannnnn..... :haha:
minto ngentu lastri :D
ayooo kamu pasti ngos ngosan too
:ejek:

Menghabiskan malam ra mesti kudu ngos-ngosan lho mas..
Iso ngopi-ngopi bareng, maen karambol, utowo sak panunggalane..

:haha:
 
Sorry hu, rabu mungkin update..

Lagi sibuk pembukaan cabang baru..

:pusing:
 
Arep kawin apa gelut kieeee.... 😂😂😂😂

Humornya asikk suhu, cepet update lagi ya
 
apdate maning kang salam wong Tegal kang mantep critane kang
 
Hahahaha
Cerita apa sih kye?

Nyonge ngaceng lemes ngaceng lemes

Duuuhh.. Wkwkwkwkwkwkwk
 
Bimabet
CH. 12 DUA BELAS

Seperti biasa, hari ini pun lelah dan peluh menghiasi sekujur tubuhku..
Ingin rasanya segera sampai rumah tuk bertemu istri dan ketiga anakku..
Karena merekalah yang selalu setia setiap saat memberikanku semangat, inspirasi, sekaligus menjadi obat tuk rasa lelah disetiap hariku..
Lelah dan penat seakan sirna ketika aku bertemu dan bercanda tawa dengan mereka..
Namun tak seperti biasa, hari ini bukannya sambutan hangat yang kuterima justru beribu keluh kesah istriku melayang ke kedua telinganku..

"Heh, kang ndi bae jam semene lagi bali..
Srembang-srembeng mesti nek ning njaba yah.."

(Heh, dari mana saja jam segini baru pulang..
Matanya jelalatan pasti kalau diluar yah..)

*Sambil nyengir kecut..*

"Sing sopan, ngomong karo bojone kok kaya kue..
Ora ngundang mas, kakang, utawa sayang, malah hah heh hah heh..
Karepe apa jane yah.."

(Yang sopan, ngomong sama suami kok kayak gitu..
Nggak manggil mas, kakang, atau sayang, malah hah heh hah heh..
Maunya apa sih ya..)

"Jam pira kie, lagi katon ndase..
Lungo esuk, bali wengi, boro-boro nggawa oleh-oleh, mben ndina sing digawa mung klambi reget terus..
Gae deleng ning mburi, wis numpuk kaya gunung tangkuban perahu.."

(Jam berapa ini, baru kelihatan kepalanya..
Pergi pagi, pulang malam, boro-boro bawa oleh-oleh, tiap hari yang dibawa cuma baju kotor terus..
Tuh liat dibelakang, dah numpuk seperti gunung tangkuban perahu..)

"Eh eh eh, bisane malah ndas-ndaske bojone sih..
Ngerti dewek mbok, nyong kerjane kaya ngapa.."

(Eh eh eh, bisanya malah ngatain {ngepalain} suaminya sih..
Tahu sendiri kan, kerjaku tuh kayak apa..)

"Lha arep diutek-utekna, nduwe utek be ora.."

(Lha mau dikatain {ngotakin}, punya otak aja nggak..)

Oiya pemirsa, sekilas info..
Perlu anda ketahui, setelah menikah saya beserta istri pindah ke salah satu wilayah di pulau sumatera..
Disana saya bekerja disebuah perkebunan kelapa sawit, masih merupakan anak perusahaan tempat saya bekerja dulu..
Oke deh, mari kita lanjutin debat kusir yang tak jelas ini..

"Lha, karepe rika apa..?"

(Lha, maunya kamu apa..)

"Apa rika wis ra nduwe waktu nggo nyong karo bocah-bocah..
Prei seminggu sepisan mbok ya please aja nggo molor, mancing apa maning..
Plesiran lah, bocah-bocah ya pengen pesiar mbok.."

(Apa kamu udah nggak ada waktu buat aku sama anak-anak..
Libur seminggu sekali mbok ya please jangan buat tidur, mancing apa lagi..
Rekreasi lah, anak-anak ya pengen piknik kan..)

"Emang arep pada plesir maring ndi..?"

(Emang mau pada piknik kemana..?)

"Ning bali apa ning ndi, pengen ndeleng segara..
Mben ndina ko ndeleng'e kumbahan bae, pusing pala lastri bang.."

(Ke bali atau kemana, pengen liat laut..
Tiap hari ko lihatnya cucian kotor mulu, pusing pala lastri bang..)

"Bali gundulmu, arep mbecak nganane..!"

(Bali kepalamu, mau naik becak kesananya..!)

Akhirnya kami sekeluarga pun mengambil keputusan secara musyawarah mufakat tuk berlibur kepantai terdekat dari tempat kami tinggal..
Meskipun sebenarnya saya masih ogah-ogahan, tapi jujur saya tidak kuat ketika melihat wajah istri saya yang lugu-lugu asu itu mburap-mburap..
Lagi pula sidang pembaca yang terhormat, dari jaman saya yang-yangan sampai sekarang memang belum pernah yang namanya mengajak sang bini lastri jalan-jalan jauh apalagi liburan..
Paling kalo ngedate ya cuma dikost, sekalinya keluar juga paling pas cari makan aja..
Pernah suatu kali kuajak ia tuk candle light dinner, biar kekinian..
Namun apa daya, karena faktor D (duit) maka saya hanya bisa ngajak candle light dinner diangkringan terdekat..
Pikir saya yang penting ada lilin maka suasana bakal romantis, eh seribu eh..
Bukannya terlihat romantis, malah suasana prihatin yang ada..
Daripada besok-besok liat mukanya pating clekitut, mending tak iyakan aja ambil win-win solution..
Karena bagaimanapun bahagiamu, bahagiaku juga..
Kamu, iya kamu..

*Bisik saya dalam hati..*

Angin sepoi-sepoi berhembus, menari, sembari sesekali menerpa wajah orang yang sedang menikmati..
Berteduh dibawah pohon khas pantai menambah hikmat suasana, membuai tinggi lamunan tak berarah ini..
Hingga sang lamunan mendadak pergi, terbuyar karena suara cempreng yang sering kali kudengar..

"Gae deleng pah, anak'e dewek sing nomor siji..
Seneng banget karo sing jeneng'e kecehan, pen dadi kaya rika kayane.."

(Tuh liat pah, anaknya kita yang nomor satu..
Seneng banget sama yang namanya maenan air, mau jadi kayak kamu kayaknya..)

"Maksud'e..?"

(Maksudnya..?)

"Iya kaya rika, ngger adus suwene ngaudubillah setan..
Ngerti bak'e dewek cilik, dingo kungkum karo rika..
Wis kaya kudanil bae, ngger kecehan ra eling wayah..
Kui bak pah, dudu betap.."

(Iya kayak kamu, klo mandi lamanya ngaudubillah setan..
Tau baknya kita kecil, dipake berendam sama kamu..
Dah kayak kudanil aja, klo maenan air nggak ingat waktu..
Itu bak pah, bukan bathup..)

"Terus ngapa nek sue, masalah..!?"

(Terus napa klo lama, masalah..!?)

"Ya masalahlah, ngger kamar mandine pen dingo primen..
Masa bola bali bola, nunut tanggane..
Ngasi diomong karo wong-wong sadesa.."

(Ya masalahlah, klo kamar mandinya mau dipake gimana..
Masak bola bali bola, nunut tanggane..
Sampai jadi bahan omongan sama orang-orang satu desa..)

"Itu mas tyok klo mandi pake tutup botol apa ya..
Itu mas tyok klo mandi mungkin sambil cari ilmu, liat aja lamanya ngalahin orang semedi gitu..
Itu mas tyok klo mandi sembari buka jasa penggarapan skripsi kali, ples kebanyakan revisi, jadinya lama nggak kelar-kelar..
Itu mas tyok klo mandi lama amat ya, kalo bener waktu adalah uang trus waktu mandinya dijadiin uang, pasti dah jadi orang terkaya seasia tenggara tu.."

"Wislah, omongan tangga ora usah digubris..
Saiki mbahas masalah'e dewek bae, njajal mas arep takon.."

(Dahlah, omongan tetangga nggak usah dipikirin..
Sekarang mbahas masalahnya kita aja, coba mas mau tanya..)

"Takon apa koh..?"

(Tanya apa yah..?)

"Tulung jawab sing jujur, ngger jujur mas ra bakal nesu..
Nelangsa sih jelas atine nelangsa, tapi ya pie maning.."

(Tolong jawab yang jujur, klo jujur mas ngk bakal marah..
Menderita sih jelas hatinya menderita, tapi ya gimana lagi..)

"Arep takon apa sih jane, kok malah curhat ora nggenah.."

(Mau tanya apa sih sebenernya, kok malah curhat nggak jelas..)

"Sebener'e anakke dewek sing nomer siji ki anake sapa mah.."

(Sebenernya anaknya kita yang nomor satu tu anaknya siapa mah..)

"Lha kepriben sih, bisane ngomong kaya kue.."

(Lha gimana sih, bisanya ngomong kayak gitu..)

"Tak deleng-deleng, kang rambut, warna kulit, lan sakpanunggalane beda banget karo anak-anakke dewek sing liane.."

(Tak liat-liat, dari rambut, warna kulit, dan yang lainnya beda banget sama anak-anak kita yang lainnya..)

"Kudu jujur pah..?"

(Harus jujur pah..?)

"Iya mah jujur bae, meski kadang sakit kejujuran adalah yang terbaik.."

(Iya mah jujur aja, meski terkadang sakit kejujuran adalah yang terbaik.."

"Bener, jujur kie pah..!?"

(Bener, jujur nie pah..!?)

"Iya mah, jujur mah jujur..!"

"Dadi pah, kenang apa anakke dewek sing nomor siji kae beda karo adi-adine mergane.."

(Jadi pah, kenapa anaknya kita yang nomor satu itu beda sama adik-adiknya karena..)

"Merga apa mah..?"

(Karena apa mah..?)

"Merga, de'e bener-bener anak'e nyong karo rika.."

(Karena, dia bener-bener anaknya aku sama kamu..)

"Syukur.."

*Karo ngelus dodo sing paling cerak..*

(Sambil ngebelai dada yang terdekat..)

Dan mak tratap, taeek wedhus..
Baru tersadar akan kata-katanya, ndasnya saya seakan terluka dan digebyah uyah..
Hati saya nyungsrup senyungsrupnya, ujug-ujug diberi beban seberat ini..
Asuuu suu asuuuu..

*Hanya kata itu yang terlontar dihatiku yang remuk jadi butiran sagu..*

"Eh kosit, anak sing nomor siji kae anak'e nyong karo koen mah..???"

(Eh bentar, anak yang nomor satu itu anaknya aku sama kamu mah..???)

"Iya pah, bener banget.."

"Hah, lha terus sing liane..!?"

(Hah, lha terus yang lainnya..!?)

*Bobrok bakul'e lombok..*

Hingga akhirnya saya memutuskan mengambil langkah tegas, tuk mencerai beraikan ia..
Meski ia sudah meminta rujuk, eh rung cerai kok wis rujuk..
Meminta tuk membatalkan niatan saya menceraikan dia maksudnya..

"Mas, jangan gini dong ah..
Katanya klo aku jujur mas nggak marah, kok sampe jadi cerai sih.."

"Biarlah aku menjilat kembali ludahku deq, aku tuh nggak bisa diginiin.."

"Inget anak-anak mas, aku janji nggak bakal ngulangin perbuatan ini lagi.."

"Anak-anak..?
Anakku cuma satu, yang lain bukan..
Biar sisulung yang ikut denganku.."

"Mas, bahkan keledai pun takkan tersandung batu yang sama dua kali.."

"Kalau keledai sih aku percaya, tapi kamu..
Aku ragu.."

Apakah kedua anak itu ada hubungannya dengan permintaan minto..?
Kita saksinya di chapter selanjutnya..

# MENCINTAIMU ADALAH KHILAF YANG TERLALU MENGASIKKAN #

*CH. 13 Menceritakan membaranya malam pengantin lastri..*

Semoga berkenan dihati sanubari pembaca sekalian..:)
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd