Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Ketika cinta sejati hadir

Mohon maaf para suhu dan para pembaca...sibuk macul... berrikut sambungannya.


Dan tak lama, masuk ke parkiran minimarket, HR-V abu abu. Saat berhenti, keluar sosok gilang yang dikenali Mira. Hari itu rambutnya gilang tersisir rapi, mengenakan kacamata bulat, celana kain dan kemeja coklat polos dan bersepatu kets biru. Mira lalu bangkit menghampiri, diiringi tatapan bapak bapak yang duduk di seberang dia.
“hei mas gilang” ujar mira sambil berjalan dan sambil melambaikan tangan.
Gilang tidak menjawab. Dia bengong. Dalam pikiran gilang, dia kaget bahwa mira terlihat sedemikian cantik. Melihat lekuk tubuh dan payudara mira, membuatnya tidak bisa berpikir jernih sehingga tidak membalas lambaian tangan mira. Dan tanpa sadar penisnya menonjol di balik celana kainnya.
“mas gilang, malah bengong deh” sapa mira saat berdiri di hadapan gilang.
“eh, hah. Eh. Ini mbak mira?. Lha cantik banget yak” sahut gilang
“hah. Maksud mas?. Oh waktu itu sih aku ga cantik ya. Ya maklum deh. Kasir minimarket” jawab mira merajuk.
Dan gilang semakin bengong
“ahahahaha. Ihhh mas gilang ini lucu banget. Ayuk ah, kita berangkat” sahut mira dan dengan agresif membelai tangan gilang. Gilang semakin merasa panas dingin. Saat mira melangkah ke pintu penumpang, gilang tersadar dan masuk ke dalam mobil juga.
Didalam, gilang menyalakan mesin. 10 menit perjalanan, tidak berani menatap mira.
“kita kemana jadinya? Mas gilang. Ke butik mana?” Tanya mira
“eh aduh. Kemana ya. Ke avante boutique aja yang di botani ya?, gimana” Tanya gilang
“terserah mas gilang aja. Dibayarin kan?” Tanya mira lagi sambil tersenyum manis.
“oh.iya mbak. Pasti dong. Eh iya dong. Eh iya beres” jawab gilang
Mira tertawa lembut dan membuat jantung gilang semakin berdegup. Namun degup itu tetap membuat gilang berkonsentrasi mengemudikan mobilnya membelah jalan raya bogor – bandung menuju pusat kota bogor. Dan tibalah mereka di mall botani kota bogor. Turun dari mobil, mira berjalan mendekati gilang dan menggandeng lengan gilang
“gini ya mas gilang, biar kayak pacaran” ulas mira
“eh iya iya.hehehe. emang mbak mira gapapa nih?. Pacarnya ga marah?” Tanya gilang
“aku ga punya pacar mas gilang. Kalau mas gilang? Mana pacarnya?” Tanya mira balik
“hah. Ga punya. Ga mungkin ah. Bowhong. Cewe cantik kayak mbak mira ga punya pacar. Kalau aku. Hehe. Belum ada cewe yang mau ama aku. Culun freaky geeks gini mbak. Terakhir pacaran. Tingkat 1. Jomblo ampe sekarang. Ya lumayan lah. Konsen kuliah dan kayaknya bisa lulus tepat waktu” Jawab gilang lagi.
“hah. Apa tuh mas, freaky geeks?” Tanya mira lagi
“orang aneh.hehehe. tapi aku memang suka banget depan computer. Sampai lupa waktu” jawab gilang.
Dan obrolan mereka terhenti saat memasuki lift menuju mall. cukup banyak mata para pria yang memandang mira. Gilang sadari itu, dan Bangga. Bahkan sesekali, gilang melirik ke belahan dada mira yang tampak jelas. Gilang bersyukur bahwa dia tinggi.
Sampai di butik, gilang memersilahkan mira memilih kebaya yang disuka. Dan beberapa kali mira memerlihatkan busana yang dia pilih ke gilang dan minta pendapat. Hampir 40 menit proses ini berlangsung dan gilang menyanggupi juga, keinginan mira untuk mencari selop sandal yang senada dengan kebayanya. Selesai belanja, mereka naik ke food court. Gilang memesankan makanan dan mereka makan siang bersama.
“mbak mira asli orang mana?” Tanya gilang
“saya ada darah sunda dari mama, dan papa orang betawi – jawa” jawab mira sambil menyuapkan sepotong steak ke mulutnya.
“kalau mas gilang?” Tanya mira
“saya lahir di Vancouver. Tapi besar di Jakarta. Kalau orang tua mbak mira.kerja?atau apa?” Tanya gilang lagi
“papa saya supir taksi online. Mama saya buruh pabrik.yah kami orang kecil mas. Beda ama mas gilang” jawab mira lagi.
“apaan. Papa mama mbak pasti ada di rumah lah. Saya?. Mama saya kerja di perusahaan asing. Papa saya pegawai kedutaan luar negeri. 2 kakak saya karena perempuan, sudah nikah dan beda rumah. saya ini bungsu jauh umur ama kakak saya. Makanya masih kuliah” jawab gilang lagi
“ohh. Usia mas gilang berapa emang sekarang?.tanya mira
“23 tahun. Bentar lagi lulus. Kemarin lagi ada di daerah kerja mbak itu, karena lagi penelitian skripsi. Saya kost di deket pabrik mebel buana” jawab gilang
“oh iya.ampir lulus jadi sarjana tuh. Saya 21 tahun mas. Beres sma. Terus kerja, ya di mart yang sekarang itu”jawab mira lagi
Dan obrolan ringan berlanjut. Terkadang tertawa. Dan terkadang mira mencubit lengan gilang. Tak terasa jam 12.30 pun telah tiba.
“sekarang ke mana nih mas gilang?. Aku kerja jam 17. Masih ada waktu loh. Nemenin mas hari ini”. Tanya mira
“ah. Kemana ya. Mau nonton?. Main game ? Arcade?” Tanya gilang
“ga ah. Emmm. aku pengen jalan tapi pengen rebahan dulu. cape” jawab mira merajuk manja.
“rebahan dimana ya?.mobil?” Tanya gilang
“kita ke hotel belakang yu mas. Istirahat” jawab mira
“hah.hotel. berdua?. Boleh emang?” Tanya gilang
“boleh. Ntar aku yang urus adminnya. Mas gilang bayar aja” jawab mira
“ya oke deh. Ayok. Sambil nunggu jam kerja mbak mira. Bisa tidur dulu” tukas gilang.
Dan mereka bangkit. Membereskan sisa makanan dan membawa bawaan masing masing. Mira membawa belanjaannya, lalu mereka berjalan ke arah belakang mall mengikuti tanda panah arah menuju hotel.
Sampai di lobi hotel, ke resepsionis, mira memesan kamar. gilang membayar secara cash. Dan setelah mendapakan akses card. Mereka menuju lantai 5. Mereka mendapatkan kamar 511. Sampai di kamar, mira menyalakan AC, TV, melepas sepatu dan mencuci kaki serta tangan di kamar mandi. Saat keluar kamar mandi, mira melihat gilang duduk di kursi. Melihat mira keluar, gilang berdiri dan mengenakan lagi sepatunya.
“nah. Mbak mira istirahat deh ya. Aku pulang ya. Nanti deket sore. Aku jemput mbak mira. Nganter ke tempat kerja” kata gilang.
“hah.pulang?. ihh jangan dong. Temenin miraaa” rajuk mira memanja
“aduh mbak. Takut saya. Kalau ada razia polisi gimana” jawab gilang lagi
“ahahaha.mas gilang. Ga mungkin lah. Ga ada hari kerja gini. Jam segini. Polisi ke sini. Ga akan polisi. Paling satpol PP. dan kalau ditangkap, kita ga akan dihukum. Yang ada ortu kita dipanggil. Lalu kita dikawinin deh. Hihi” jawab mira
“ahh.aduhh.saya saya” jawab gilang. Dan suara gilang berhenti, saat mira mendekat. Dan jinjit lalu tangan kanan mira menarik bagian belakang kepala gilang untuk medekati wajahnya, dan saat bibir mereka bertemu, mira mulai memagut bibir gilang. Ada rasa heran di pikiran mira, bahwa sepertinya gilang kaku dalam berciuman. Dan perlahan tangan kiri mira, meraih resleting celana gilang, dan menurunkannya. Lalu tangan mira masuk ke balik celana. Terasa penis gilang mengeras. Mira lalu mengurut dan mengelusnya perlahan dari balik celana dalam. Dan kemudian, perlahan tangan mira masuk ke dalam celana dalam gilang. Dan mulai mengurutnya perlahan.
Gilang hanya terdiam. Kedua tangannya diletakan di samping. Dia menikmati ciuman itu. Saat tangan mira mengurut penisnya, pantatnya sedikit mundur, terkaget. Belum pernah gilang merasakan hal seperti ini. Gilang ingin berkata bahwa dia masih perjaka. Gilang sering menikmati rasa ejakulasi, tapi bila ia melakukan masturbasi, sambil menikmati film porno di PC nya.
Dalam posisi berciuman itu, mira lalu mendorong gilang ke atas tempat tidur. Sambil tersenyum genit. Mira mengibaskan rambutnya yang sebahu. Perlahan lahan dengan gerakan erotis, mira membuka kaus bajunya dan melemparkannya ke muka gilang. Dan sambil meliuk, mira melepas kancing celana jeans nya dan mulai menurunkan celananya. Celana jeans, mira lempar juga ke pangkuan gilang. Dan mira beranjak mendekati gilang yang hanya terdiam dan membelalakan matanya, melihat mira hanya menggunakan pakaian dalam.
Mira lalu duduk di paha gilang. Kakinya melingkari pinggang gilang. Pelan pelan, kancing kemeja gilang, dia lepaskan. Kemeja gilang ia lempar, juga kaus dalamnya saat terlepas. Lalu mira turun.
“angkat pantatnya mas” suruh mira
Lalu gilang mengangkat pantatnya, dan mira mulai melepaskan celana jeans gilang dan celana dalamnya.
Mira tersenyum melihat penis gilang. Tidak besar tapi panjang. Ukuran depannya kecil lalu membesar ke belakang. Agak hitam. Pengalaman mira, yang seperti ini, suka melakukan onani dengan sabun. Pelan pelan, penis itu mira kulum, dan melakukan jilatan pemnis dalam mulut hingga deep throat. Dengan bunyi “ahh” dan penis itu basah, lalu mira melakukan gerakan maju mundur terhadap penis gilang tetap dengan penis berada di dalam mulutnya. Sesekali mira, menghisap dan menjilat testis gilang. Sesekali melakukan gerakan mengocok. Gilang yang merasa keenakan, merebahkan badannya, hingga sampai suatu moment.
“ahh ahh. Awas mbak mira awas” kata gilang sambil bangkit
Mira yang terkaget, melepaskan kulumannya. Dan bingung melihat gilang setengah berlari ke kamar mandi. Mira lalu mengikutinya. Dan melihat gilang menghadap toilet sambil mengocok penisnya.
“uh ahhh uhhh uhh” suara gilang dari mulutnya
Dan dari kaca, mira melihat sperma gilang muncrat kearah toilet. 7 kali semprotan. Lalu dengan sprinkle, gilang membersihkan muncratan spermanya dan membersihkan penisnya. Lalu gilang mengenakan handuk menutupi pinggang ke bawah, dan berjalan keluar. Di situ mira terduduk di tempat tidur. Dan muka gilang memerah. Mira hanya tersenyum
“padahal keluarin ke mulut aku aja mas gilang” kata mira
“iwhh. Kayak di film film. Ga ah mbak” jawab gilang
“gapapa sih. Obat awet muda” sahut mira lagi.
“yuk, yang ke dua. Kali ini, masukin ke vagina mira ya” kata mira
“ummm..aku malu mbak. Bingung bilangnya. Udah lama kepengen ML. baru kesampaian kali ini…aku” jawab gilang.
“hah. Udah lama pengen ML. bentar. Mas gilang sebelumnya, udah pernah ML belum?” Tanya mira
Dan muka gilang semakin memerah, dan menggelengkan kepala. Dan sedikit membuat mira terkejut dan tidak enak hati. Bila gilang jujur, maka mira merasa tidak enak bahwa dia yang mengambil keperjakaan gilang. Itu juga membuat mira waspada bahwa bila yang baru melakukan ML, maka akan membuat nagih dan bisa minta berulang ulang dalam waktu dekat. Sama seperti pengalaman ML mira dan pacarnya dahulu pertama kali. Untuk berulang ini, Mira merasa belum siap.
“HAH. Mas gilang……(terdiam)…belum pernah nge sex ama cewe?.beneran?” Tanya mira
Gilang kembali menggeleng, tersenyum. Dan duduk di kursi.
“belum pernah mbak. Kalau onani sih sering” sahut gilang malu malu.
Kembali muncul rasa tidak enak di hati mira.
“maafin mira mas gilang. Harusnya………wanita pertama buat mas….buat pria sebaik mas…..bukan wanita nakal seperti saya” ucap mira. Dan terasa air mata meleleh ke pipinya.
Gilang melihat adegan itu, melongo. Terdiam sesaat. Masih dengan handuk melingkar. Perlahan dia mendekati mira. Duduk di sebelah mira yang menekuk kakinya dan membenamkan mukanya di telapak tangan, menangis terisak. Instingnya membawanya untuk memeluk erat mira. Erat. Sehangat yang gilang tahu. Seumur hidupnya belum pernah melihat wanita menangis di depannya. Ada rasa hangat yang menjalar di tubuh gilang. Rasa hangat itu, membuatnya bergairah. Ada rasa aneh. Ada pikiran aneh.
“sudah mbak mira. Sudah. Saya yang menginginkan ini. Sebetulnya kalau boleh dibilang. Saya juga menginginkan lebih dari ini. Saya tahu kok. Aplikasi yang kita gunakan, bisa digunakan untuk mencari pasangan kencan. Anehnya, saat saya baru coba, ada mbak mira di situ. Dan lalu kita temenan dan…..” jawab gilang
Gilang berpindah posisi sedikit ke belakang tubuh mira. Menarik kepala mira dan menaruh serta memeluknya kearah dada. Rasa aneh itu membesar tak terkendali. Dan membuat gilang semakin menarik badan mira untuk terjatuh terlentang di atas tempat tidur. Perlahan, gilang mengelus bagian belakang kepala mira.
Perlakuan gilang kepada dirinya, membuat mira menangis sesenggukan semakin kencang. Membucah rasa bersalah dalam dada mira. Mira merasa, seharusnya dia tidak boleh lagi mendapatkan pria baik baik seperti gilang. Mira takut untuk sebuah cinta sejati, cinta murni dari seorang pria baik, tidak layak untuk dirinya yang punya masa lalu yang tidak baik. Tanpa virginitasnya untuk calon suami seperti gilang yang perjaka, dirinya tidak lain sebuah piring yang tidak utuh. Sebuah piring Somplak dan retak.
Naluri laki laki gilang, membawanya melakukan elusan tangan kiri di kepala mira turun ke pipi. Lalu turun ke leher. Dan perlahan turun ke bagian payudara mira. Gilang takjub melihat betapa besarnya payudara mira. Selama ini dia tidak memperhatikan itu. Pelan pelan tangan kiri gilang mengelus lembut BRA mira. Meremasnya, dan menelusup ke dalam bra. Ada sensasi untuk gilang saat melakukan itu.

Dalam sesenggukannya. Mira menikmati dekapan itu. Dan sentuhan gilang membuatnya sedikit demi sedikit tersadar. Ada gairah yang timbul. Ada kekosongan atas rutinitas kenikmatan yang tidak didapat beberapa hari kebelakang ini, yang membuat mira “mudah naik”.


(BERSAMBUNG LAGI:D)
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd