Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Kisahku

Bimabet
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Sekilas tentang tuan Ali majikanku laki2 ini adalah keturunan orang Arab. Badannya tinggi besar kira2 180 cm, jika aku berdiri berjajar dengannya aku hanya sebahunya. wajah tampan, hidung mancung dan sedikit berewok. Tangan dan betisnya banyak ditumbuhi bulu2 halus.

Malam itu aku tak kuasa menolak ajakannya, karena aku tak mau mengecewakannya di tambah hasrat birahiku yg sudah 3 bulan ini tidak tersalurkan. Jari jemari tuan Ali mulai meremas jari2ku. Matanya menatap tajam mataku, sehingga kita saling menatap bagaikan sinetron2 di FTV. Sambil jarinya terus meremas jariku, wajahnya mulai mendekat kewajahku. Aku pun memejamkan mataku dan cuppppp....bibirnya mendarat kebibir mungilku. Perlahan mulai dilumat dengan lembut, ketika mulutku mulai terbuka. Lidahnya menyeruak masuk memenuhi rongga mulutku dan saling membelit dengan lidahku. Akupun mulai terangsang, kubalas lumatan dan pagutannya. Lidahnya kusedot sedot dan bibir bawahnya ku lumat dengan lembut. Ketika asyk bercipokan, tangan Tuan ali mulai menjamah bukit kembarku untuk diremasnya. Toked yg tidak besar dan tidak terlalu kecil itu masih terasa begitu kenyal jika diremas, karna saat itu aku hanya memakai lingrie tanpa bra dan celana dalam.

Tuan ali menghentikan cipokannya, menatap wajahku sebentar dan berkata....mari kita lanjutkan diranjang sayangku.
Ku jawan dengan senyum penuh makna.
Tanganku pun digandeng menuju kamarnya. Pintu dibuka dan aku dipersilahkan masuk, tak lupa tuan ali mengunci pintu kamar itu agar tak ada yg mengganggu.

Tak sabar tuan ali kembali merangkulku dan menghujaniku dengan cumbuan serta remasan yg semakin menambah daya rangsang. Ciumannya kini menjalar keleher dan telingaku, aku menikmati dan menggigit bibir bawahku sendiri. Jari jemarinya dengan leluasa meremas tokedku yg sangat sekal dan kenyal itu dari balik lingrie yg kupakai. Tanganku hanya mengelus dan meremas punggungnya. Sekali tarik lingrieku terlepas dan terlempar kelantai,sehingga kini aku telanjang bulat dihadapannya. Tubuhku direbahkan kekasur yg super empuk, dan mulutnya segera mendarat di aerola puting payudaraku. Dikenyot dan disedot sedot saling bergantian diiring dengan remasan yg membuatku mendesah ahhhhhh emhhhhh ahhhhhh.

Puas dengan tokedku kini ciumannya mengarah kebawah,menelusuri perut dan berakhir ke liang memekku yg sudah mulai basah itu. Disibaknya jembutku yg lebat itu dan bibirnya mulai mencium serta lidahnya menelusuri bibir memekku. Aku mengelijang diperlakukan seprti itu. Digosoknya bagian atas memekku dengan jari2nya serta klitorisku dijilat jilat dengan lidah kasarnya. Diriku semakin terangsang dan terus mendesah...ahhhh ehhhhh aauwhhhhhh ahhhhhewmhhhh.

Hampir 10 menit tuan ali menjilati memekku yg membuat diriku keenakan dan pahaku ku apitkan kepalanya. Tau diriku akan orgasme, tuan ali justru menghentikan aktifitasnya dimemekku. Sialan......gumamku. aku pun tak jadi meraih orgasme pertama. Rasanya sungguh nanggung, dan tuan ali mulai mencopot Hem yg dipakainya. Nampak bulu2 yg begitu banyak didadanya setelah pakaiannya terlepas. Kemudian dia duduk ditepian ranjang dan menyuruhku bangun dan membuka resleting celananya. Aku pun bangun dan mulai membuka serta melepas celananya, kini hanya cd warna hitam saja yg masih menempel. Cd itu ku pelorotkan dan aku pun melongo melihat kontolnya yg begitu besar meskipun belum ngaceng itu ditambah bulu jembut yg begitu lebatnya.

Kupegang dan kukocok perlahan lahan kontolnya dengan jariku. Kemudian kujilati ujungnya sampai ke bawah. Perlahan kontolnya mulai menegang,besar dan melengkung. Rasanya mulutku tak cukup untuk ku oral kontolnya yg kutaksir hampir sepergelangan tanganku.

Kontolnya sudah sangat ngaceng, ditariknya diriku keranjang dan dikangkangkan pahaku. Kepala penisnya mulai digesek gesek kebibir memek yg sudah basah itu. Perlahan kepalanya mulai menyeruak masuk, ketika didorong malah mlese. Berulang kali dicoba tapi masih belum bisa masuk karna saking besarnya kontol tuan ali. Akhirnya dia mengambil sesuatu yg dioleskan ke kontolnya, mungkin itu adalah pelumas. Dan dicoba dimasukan ujung kontolnya, dengan satu kali dorongan kuat....
Jleeeeeeeebbbbbbbbb
Auuuuuwewwrhhhhhhhhh
Aku menjerit kesakitan, memekku serasa robek ketika kontol tuan ali berhasil masuk sepenuhnya. Otot2 memekku berkontraksi hebat hingga menjepit kontol tuan ali begitu kuatnya.
Sempit sekali memekmu sayang...kata dia.tuan ali sengaja mendiamkan kontolnya bersarang sangat dalam dimemekku yg serasa ujungnya menyentuh rahimku. Membiarkan agar otot2 memekku merenggang. Dalam kondisi ini kita saling tatap dan berciuman lagi dengan mesranya bagai sepasang kekasih yg sedang dilanda asmara.
 
Oughh... Tuan...Aku saat pinggul Tuan Ali mulai bergerak naik turun mengocok liang vaginaku. Ia berusaha mengimbangi dengan memutar pinggul dan menaik-turunkan pantatku perlahan. Kakiku menjepit paha Tuan Ali, sambil kadang kukangkangkan lebar-lebar kalau Tuan Ali menusuk terlalu keras.
Terima ini, akan kubuat kau tidak bisa melupakan persetubuhan ini. ancam Tuan Ali sambil menciumi bahu dan dadaku. Beberapa kali ia menggigit putingku sampai meninggalkan bekas kemerahan yang sangat banyak. Jepitan dan sempitnya memekku membuat Tuan Ali lupa diri, ia benar-benar didera oleh rasa nikmat yang luar biasa.
Laki-laki itu bergerak semakin cepat dan mulai merasakan aliran yang tidak terkendali di dalam tubuh nya. Tapi Tuan Ali tidak ingin mengeluarkannya sebelum diriku orgasme duluan, pantang bagi dia untuk kalah oleh perempuan. Maka Tuan Ali pun menurunkan irama permainannya. Kini aku yang bergerak-gerak liar, berusaha mengejar kenikmatan seksual dengan sisa-sisa tusukan kontol Tuan Ali.
Aku yang sudah begitu bergairah, sampai juga ke puncak sesaat kemudian setelah mengeluarkan teriakan keras dan panjang. Aah... Tuan, ouhh... Tubuhku mengejang dan pantatku naik. Untuk memaksimalkan kepuasanku, maka Tuan Ali menekan kontolnya semakin dalam ke lorong vaginaku. Terasa cairan kewanitaanku menyembur deras menyiram batang penis Tuan Ali, sebagian menetes keluar membasahi sprei.
Sejenak kita beristirahat tanpa Tuan Ali mencabut penisnya. Setelah beberapa lama, begitu diriku terlihat sudah mulai tenang, maka Tuan Ali memberikan isyarat untuk doggy style. Ia dorong tubuh montokku agar mengambil posisi tengkurap. Sekarang aku seorang wanita beranak satu tersebut sudah berbaring membelakangi Tuan Ali dengan memek mengintip malu-malu dari celah-celah pahaku yang putih mulus. Tuan Ali mengusap dan menjilatinya sebentar, namun bukan itu sasarannya kali ini. Dengan ludahnya Tuan Ali membasahi lubang anusku.
Aku ingin menusuk yang ini, boleh? tanya Tuan Ali dengan maksud tidak ingin ditolak.
Tersenyum mengiyakan, aku pun menganggukkan kepala. Silahkan, Tuan, Lakukan apapun yang kau mau pada tubuhku! sahutnya.Diriku menaikkan pantat sedikit saat ujung kontol Tuan Ali terasa mulai menyundul lubang anusku. Tuan Ali menekan dan bless... dengan diiringi pekikan tertahan dariku, kontol Tuan Ali yang masih kaku dan keras pun masuk seluruhnya. Sambil berpegangan pada pinggulku yang besar, Tuan Ali mulai menggenjot tubuhku. Ia menusuk lubang belakangku berulang kali hingga ia merasa hampir mencapai puncak. Tuan Ali segera menarik batang penisnya dan mengarahkannya ke wajah cantikku yang sudah terpejam pasrah.
Terima ini, lonte. geramTuan Ali dengan nafas terengah-engah. Dari ujung kontolnya, menyemprot cairan kental yang amat banyak, membasahi mulut dan hidungku.
Menerima dengan senang hati,Diriku lekas meratakannya ke seluruh wajah sebelum cairan itu jadi kering. Wajahku kini jadi tampak licin dan mengkilat oleh lendir Tuan Ali. Setelah itu kita berdua sama-sama terbaring lemas.
 
Terakhir diubah:
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Kereenn bgt suhuu...
Kl gw punya pembokat kyk Mia yg doyan Kemontol, pasti gw hajar terrruuss....
Lancroottt suhuuu....
Mia di Gangbang....
:konak:
 
Pagi itu seperti biasanya aku dan minah memasak didapur. Tiba-tiba Tuan Ali memanggil Minah untuk belanja oleh2 dipasar untuk dibawa kekerabat istrinya yg mau hajatan. Minahpun pergi menurut perintah bosnya itu. Sehingga tinggallah aku dan Tuan Ali dirumah besar itu.
Karna masakan sudah matang, Aku segera mengambil langkah untuk kembali masuk ke kamar melewati ruang tengah. Tiba-tiba tanpa kuduga Tuan Ali mendekap perutku dari belakang. Dia lingkarkan tangan kanannya ke perut sambil sedikit ditariknya badanku, sehingga sekarang aku berada dalam dekapannya. Belum hilang rasa kagetku, dia langsung dongakkan wajahku dengan tangan kirinya sehingga wajahku menengadah dan berhadapan dengan wajahnya. Spontan dia kulum bibirku sambil tangan kanannya mulai meraba ke atas…..

“Jangan lagi Tuannnn….Jangan…!” Aku memohon.

“Sebentar aja, Miaaaaa…” Jawabnya sambil terus mendekapku dengan kuat.

“Jangan….nanti Minah pulang lho… Akh..jangan….mmmhh…..”

Dia terus mengulum bibirku sambil mengelus payudaraku. Birahiku pun perlahan mulai bangkit.
Sehingga pagi ini aku mendapatkan perasaan itu maka terasa sulit juga untuk mengelak. Meskipun aku juga khawatir kalau Minah tiba2 datang. Akan tetapi aku merasa sedikit tenang, karena posisi ruang tengah ini tepat menghadap ke jalan dimana jika Minah pulang maka 100 meter sebelum sampai pintu pasti terlihat dari ruang ini, dan kami bisa segera menghindarkan diri dari penglihatan Minah.

Aksi kami pun berlanjut…. Tuan Ali semakin ganas mengulum bibir dan lidahku….sambil diremasnya payudaraku dengan lembut…

Aku hanya bisa menggelinjang dan mendesah…..

“aaahhh….mmm…..Tuan….”

Dalam posisi masih bediri berhadapan Tuan Ali menarik bagian bawah jubahku. Rupanya dia mau menggarap bagian senggamaku. Aku memberikan jalan dengan agak melonggarkan kakiku….

Benar saja, jari-jemari tangannya mulai menelusup menembus celana dalamku. Dicarinya bagian clitorisku dan dielus-elus dengan lembutnya…

Clitorisku mulai terasa basah dan jari-jemarinya mulai terasa licin menelusuri permukaannya. Nafasku mulai memburu dan aku mulai memekikkecil…”uuhh…aaaa…hhh..mmmhh….”ketika ujung jari telunjuk-nya menerobos masuk ke liang senggamaku..

Aku semakin menggelinjang dan aku jepit jari-jemarinya dengan pahaku…

“Miaaaa …..” bisik Tuan Ali di telingaku….

Tuan Ali memelorotkan celana dalamku, dan diapun membuka sedikit celananya sebatas turun ke lututnya. Aku sedikit diangkatnya, rupanya Tuan Ali menginginkan posisi sambil berdiri.

Aku pasrah ketika kepala kemaluannya mulai menyeruak bibir senggamaku dari bawah dan menekannya ke atas…..Bleesss…. Seluruh batang kemaluannya langsung masuk ke senggamaku. senggamaku terasa penuh sesak dan kurasakan rahimku tertekan ke atas…dan clitorisku langsung tertekan pangkal kemaluannya yg berbulu lebat…

“Aaacchhhh……” Aku mendesah…

Seluruh batang kemaluannya tertanam di liang senggamaku. Kami berpelukan dalam posisi aku dalam gendongannya. Tuan Ali tidak banyak bergerak rupanya dia faham kondisiku yang capek karna semalam digenjotnya. Dia menekan dengan kuat pantatku dengan tangannya dan memutar-mutar batang kemaluannya. Seluruh dinding liang senggamakupun terasa diaduk aduk, serta merta clitorisku menerima gesekan-gesekan lembut dari pangkal kemaluannya dan itu menimbulkan rasa nikmat yang luar biasa….

Aku hanya terpejam menikmati permainan Tuan Ali ini….

Hasratku naik dengan cepatnya, aku memeluk lehernya dengan kuat. Dan bibir kami pun beradu dengan beringas….lidah kami saling beradu untuk membelit dan akhirnya…..

“aaaaaaaaaaaa……mmmmmhh….Tuannnnnnn….” aku tak bisa membendung orgasmeku yang datang begitu cepatnya. Aku remas kepala Tuan Ali dengan kuat untuk melepaskan energi yang besar itu.

Diputarnya tubuhku, sehingga posisi Tuan Ali ada di belakang-ku. Didorongnya tubuhku mendekati tembok.. diposisikannya kedua tanganku menempel ke tembok. Diangkatnya kembali jubahku.. diposisikannya kembali kemaluannya di bongkahan pantatku.. ah aku terkejut…

Akupun sedikit berteriak.. “..jangan Tuan.. jangan dimasukkan ke lubang pantattttt..”

Tuan Ali hanya tersenyum, dan hanya berkata.. “..nggaaaak, sayaaangg.. aku cuma peengiiiin dari belakang..”.

Dan dengan perlahan kepala kemaluannya menyeruak masuk ke bibir senggamaku. Uh, rasanya menakjubkan ketika titik G-spot di dalam liang kemaluanku tersodok kepala kemaluannya yang besar.

Tuan Ali pun menggoyang kembali tubuhku..

Disingkapnya jubahku lebih ke atas.. tangannya kemudian meremas kedua payudaraku dari belakang. Meski masih tertutup BH, tapi rasa geli akibat remasan tangan Tuan Ali cukup terasa di puting payudaraku yang sudah berdiri tegak..

Tidak berapa lama, desakan orgasme-ku yang kedua pun mulai muncul. Kupeluk dan kutarik leher Tuan Ali ke arahku.. aku ingin sekali orgasme sambil mencium bibir Tuan Ali. Rupanya Tuan Ali tahu keinginanku.. bibir-nya pun segera mengulum bibirku, dan kemudian terasa ledakan orgasme-ku yang kedua. Aarggghhhhhhhhhhhhhhh..
Setelah itu dibaringkannya aku di sofa, dan Tuan Ali melanjutkan aksinya dengan gerakan memompa dengan cepat.

Tak berselang lama Tuan Ali mengejan….mendekap tubuhku merapat makin kuat…..

Dia memejamkan matanya sambil melenguh “aaaaaccchhhhh………..” Dan kemudian liang senggamaku pun terasa mendapat kedutan-kedutan keras yang berlanjut dengan rasa banjir lahar panas mengguyur di dalamnya. Aaargggghhh.. aku pun mendapat orgasme yang ketiga.

Sesaat setelah itu, dia roboh ke sofa sambil nafasnya terengah-engah….

Batang kemaluannya terlepas dari senggamaku.

“Kamu luar biasa, Miaaa…. hebat…”

Jam menunjukkan pukul 08.15…

Sudah dekat waktunya Minah pulang. Maka aku minta Tuan Ali untuk segera pergi mandi sebelum Minah pulang.

Aku membersihkan sofa, barangkali ada sisa-sisa sperma Tuan Ali yang tumpah. Setelah itu aku mandi membersihkan diri dan memulihkan kesegaranku.
 
Tak terasa sudah 2 bulan kejadian itu. Kamipun tak pernah mengulanginya lagi karna tak pernah ada kesempatan, karna Nyonya majikan selalu ada dirumah.
Suatu malam ada no yg masuk ke WA ku. Ku lihat Hp Ku dan no yg masuk itu adalah no Tuan Ali. Segera buka pesan WA itu. Aku pun terkejut dengan gambar pesan itu. Sebuah kontol yg berukuran besar dengan Caption “ Rudal ini pengen bersarang dimemek legitmu”.
“ Wani piro ?” balasku iseng
“ wah udah mulai minta tarif ya? ” balasnya
“ mna no rek kamu, aku transfer 10 jt” balasnya lagi
“ becanda kok Tuan.....”
“ udah deh....mna no rek kamu. Aku serius ini mia sayang”
“ 9879xxxx ini Tuan, tapi dimana?” balasku
“ aku kan lagi tugas luar kota. Kamu minta ijin aja sama nyonya untuk alasan jenguk saudara kamu yg sakit. Kan ada to saudaramu dikota ini, pasti nyonya percaya” balasnya
“ iya deh” balasku singkat
“ ijin aja 2 hari sabtu minggu, nanti sabtu siang kita ketemuan di taman, aku jemput kamu” balasnya
“ iyaaaaa” balasku
Aku pun meminta ijin pada nyonya majikan untuk jenguk suadaraku yg sakit dikota ini. Dan nyonya majikanpun mengijinkannya.
Sabtu siang setelah semua urusan beres, aku pun mandi dan bergegas pergi ke taman untuk janjian dengan Tuan Ali. Tak berapa lama aku duduk dikursi taman pinggir jalan itu, tanpa turun dari mobil Tuan Ali memanggilku dan disuruhnya aku masuk ke mobilnya.

Akhirnya kami sampai juga di sebuah penginapan dipinggir kota, jauh dari rumah untuk menghindari ketahuan dari Nyonya majikan maupun dari teman. Jam sudah menunjukan pukul 8 malam saat tiba dikamar motel itu.
“Santai aja Miaaaa…” katanya setelah mengunci pintu kamar itu sambil melangkah menggiringku ketepian ranjang.
“… ayo duduk dulu, kita rileks sebentar….” ucapnya sambil memeluk pinggangku.
Jantungku berdebar – debar rasanya karena canggung .
“Di kamar ini kamu tak usah malu…” desisnya dekat telingaku sambil tangannya mulai bergerak kearah buah dadaku. “… Uuuuu…. Dadamu indah sekali!” ucapnya ketika Kedua tangannya mulai meraba-raba buah dadaku dari balik bajuku.
Dalam waktu yang cukup singkat, seluruh pakaianku sudah terlepas dari tubuhku tanpa sehelai benangpun dan dalam sekejap juga Tuan Ali melepas pakaiannya sendiri tanpa malu-malu dihadapan mataku sambil matanya memelototi tubuhku yang telanjang ini.

“Pokoknya buat saya puas!… uangnya sudah aku transfer ke rekeningmu” bisiknya ditelingaku sambil tangannya mendorong tubuhku kebelakang hingga tubuhku merebah telentang dari pinggir ranjang.
Setelah itu Selangkangan pahaku direnggangkan kekiri dan kekanan dan kemudian …….
“OUH……….”desahku, ketika saat itu kurasakan mulutnya Tuan Ali mulai menciumi dan melumati bibir kemaluanku. Jantungku hanya berdebar-debar kencang dan sekali-kali aku melingking dan merintih panjang menahan rasa geli yang menggelitik diseputar pangkal pahaku.
“SSSST……OUH….Tuaaann.. .” desisku berulang-ulang sambil memejamkan mata dan tangankupun mulai meremasi kepala Tuan Ali yang masih berada diseputar pangkal pahaku.
Cukup lama Tuan Ali mempermainkan bagian kemaluanku, hingga sampai sampai diriku menjadi benar – benar terangsang sekali dibuatnya.
“Ouhhh…Ouhhhh…. Tuaaan…..” rintihku dengan nafas yang mendesah-desah menahan gejolak nafsu yang mulai timbul.

Setelah melihatku yang amat sangat terangsang barulah dia mengambil posisi dengan menaikkan kedua belah pahaku sambil mengarahkan penisnya yang sudah tegang sejak tadi. Beberapa kali penisnya gagal menembus pertahananku hingga
akhirnya dia mengoleskan seluruh batang penisnya dengan baby oil.
“AAAAAA….!!!!!!!!!!!” Jeritku keras-keras. Menahan perih dan ngilu yang amat sangat diseputar pangkal pahaku.
Kurasakan kepala penisnya menembus masuk kedalam lubang kemaluanku dengan ditekan secara perlahan-lahan hingga kepala penisnya tenggelam tak kelihatan lagi didalam lubang kemaluanku yang terbentang lebar.

Pada Malam itu aku benar-benar dibuatnya melayang-layang tanpa henti. Dia benar-benar Seperti kuda liar yang buas dan lincah.
Setelah mengguncang tubuhku cukup hebat hingga mencapai titik klimaksnya dia mencumbu dan melubat bibirku sepuas-puasnya tak terkecuali dengan buah dadaku. Tubuhkupun penuh dengan tetesan lendir putih yang dikeluarkan dari ujung kepala penisnya itu.
Sudah empat babak rasaya Tuan ali menggauli tubuhku tanpa lelah sedikitpun malam itu. Tiap-tiap babak aku hanya dapat meluangkan waktu barang satu batang rokok yang dihisapnya.
“Bagaimana Mia! puas ngak?” tanyanya sambil menaruh puntung rokok yang tersisa ditangannya ke asbak yang diletakkan tak jauh dari sisi ranjang.
“Udah cukup ya Tuan …..!” balasku pelan, dengan nafas yang masih belum teratur.
“Ah belum dong!” katanya pelan sam-bil membelai-belai buah dadaku.
“…kenapa?” katanya kembali, sambil jemari tangannya mulai nakal dengan memencet-mencet punting susuku dengan lembut.
“Udah perih, Tuan!…” kataku pelan.
“Perih?, ah nanti juga ilang sendiri kok! jangan takut. Lagian baru jam 1 pagi, kan tadi katanya mau menemani saya sampai pagi.” katanya lagi.
“Iya, tapi ….”
“Ssstt……..” tiba-tiba dia menempelkan jari telunjuknya kemulutku sebagai tanda supaya aku jangan protes, dan tetap melayani sampai dia puas benar.
Akhirnya taklama kembali lagi tubuhku disetubuhi untuk yang kelima kalinya. Walau demikian akhirnya akupun turut terangsang dan menikmati setiap gerakannya hingga aku kembali mencapai klimaks yang entah keberapa kali saat itu.
“Bagaimana Mia? udah ngak sakit lagikan sekarang.!” Katanya dengan nafas yang masih memburu.
Aku hanya terdiam saja dengan mata yang terpejam sambil menikmati rasa gejolak yang tersisa. Kurasakan bibirku dikecupnya beberapa kali. Kami pun tertidur dengan kondisi yg masih telanjang bulat dan hanya tertutup selimut.
Pagi sekitar jam 8 pagi kami berdua baru terbangun. Tuan Ali memesan sarapan untuk diantar kekamar kami. Kami pun sarapan bersama.
Setelah sarapan tiba2 pintu kamar diketuk seseorang. Ternyata dia adalah teman baik Tuan Ali. Tuan Ali pun mempersilakan dia masuk.
“Mia!, ini saya kenalkan dengan teman baik saya!” ucap pak Roy kepadaku.
“Oh ini yang namanya Mia!” ucap orang yang dikenalkan padaku.
“…saya Togar! Teman pak Ali .” katanya sambil menjabat tanganku dengan mantap.
“Wah keliatanya habis tempur habis-habisan nih!” serunya sambil memandang kesudut ruang, matanya tertuju pada ranjang dikamar motel yang memang kami tempati sejak sabtu kemarin.
“Wah tau aja nih Bang Togar!” celetuk Tuan Ali sambil tertawa lebar yang diikuti oleh seyum bang Togar sendiri.
“Wah kalau begitu boleh dong saya cicip sebentar, sebagai perkenalan?” ucap Bang Togar tanpa malu-malu.

“Oh silahkan Bang, silahkan.” ucap Tuan Ali.
Aku pun terkejut dan hanya bisa diam saja.
“Mia biar saya tinggal sekarang yah!, lagi pula saya Mau ada urusan kantor, biar nanti Bang Togar yang anterin pulang.” katanya sambil dia melangkahkan kakinya kepintu kamar.
“Pokoknya Uangnya sudah saya transfer” katanya padaku berbisik dan kemudian meninggalkan kami berdua setelah mengecup bibirku dan sempat-sempatnya meremas pantatku saat itu.
Setelah Tuan Ali tak terlihat lagi oleh pandangan mata maka kamipun kembali lagi masuk kedalam kamar motel itu.
“Ahhh!” pekikku kaget ketika baru pintu kamar ditutup tiba-tiba tubuhku diangkat dan digendongnya………… untungnya aku cepat menangkap pundaknya bang Togar yang berotot itu dengan lengan kananku sedangkan belakang kedua lututku diangkatnya dengan ringan seperti tanpa beban.
“Kita mandi bareng yuk mbak Mia!” ucapnya sambil memandang wajahku yang masih kuyup dan lesuh. Aku hanya diam saja hanya mataku saja yang memberikan syarat menginyakan.
Sambil menggendong tubuhku, yang seperti anak kecil akan dimandikan, dia melangkahkan kakinya menuju pintu kamar mandi lalu masuk kedalamnya dan tubuhku di turunkannya didalam bath up itu.
“Biar saya yang buka dasternya” kata bang Togar yang bersuara berat itu sambil tangannya membuka kedua kancing dasterku lalu dia mengangkat dasterku mulai dari pinggulku keatas hingga kedua pahaku yang putih mulus itu terlihat oleh matanya, lalu diangkatnya lebih tinggi lagi hingga bibir kemaluanku terlihat dengan jelas olehnya karena memang aku semalam tak mengenakan pakaian dalam hanya dibalut oleh daster saja, itupun aku pakai sesaat sebelum seseorang yang bernama bang Togar itu datang kekamar motel yang aku tiduri bersama Tuan Ali.
“HHHmmmm…pantesan aja si Ali betah sama mbak Mia yang aduhai ini” celetuknya setelah dasterku telah lepas dari kulit tubuhku yang putih bersih dan padat ini.
“Sekarang mbak boleh telentang di bath up itu” katanya sambil tangannya yang terasa kasar itu menarik lenganku untuk rebahan di bath up.
Kemudian dia menutup lubang bath up itu sambil menyalakan air yang mulai mengucur dengan derasnya mengisi bath up tersebut.
“Saya mau ambil shampo dan sabun dulu ya mbak” kata Bang Togar.
“Oh iya mas…eh..bang!” kataku dengan sedikit gugup karena sebetulnya aku bukan seorang pelacur yang sudah terbiasa menghadapi setiap macam lelaki, tetapi aku hanya seorang janda.
Sementara bang Togar keluar kamar mandi untuk mengambil shampo dan sabun, aku hanya dapat melamun saja membayangkan apa yang akan terjadi denganku sekarang ini, apakah sama dengan cara melayani Tuan Ali atau berbeda.
“Eh…kok ngelamun…. ngelamunin Ali yach!” tanya bang Togar yang sudah kembali masuk kedalam kamar mandi dengan membawa shampo dan sabun.
“Oh…enggak bang” kataku sekenanya.
“Sudah lama menjanda?” tanya bang Togar sambil dia membuka kaosnya.
“Sudah Lima tahun bang” jawabku sambil memandang dadanya yang bidang dan sedikit berbulu dengan kulit tubuhnya yang berwarna kecoklatan cukup kontras sekali dengan warna kulit tubuhku yang putih ini.
“Tapi sejak mengenal si Ali…Mia ngak kesepian lagi dong!” tanya bang Togar mencomba untuk membuat suasana sedikit lebih santai.
“Ah…Bang Togar bisa ajah!” kataku dengan mataku yang masih menatap tubuhnya yang besar dan kekar itu.
Kini aku sedikit terkejut dengan mataku sedikit membelalak melihat apa yang tak pernah kubayangkan sebelumnya sambil menelan ludah beberapa kali ketika mataku tertuju pada burung yang menggelantung saat dia melorotkan celana dalamnya sendiri. Bulu kudukku langsung berdiri dan merinding sekujur tubuhku takkala kulihat Batang penisnya yang panjang hampir sepanjang penggaris kecil berukuran kurang lebih 20 centi meteran…..
“Glek…..” aku terus menelan ludahku sendiri, belum lagi ketika mataku tertuju pada kepala burungnya yang bentuknya mirip seperti topi baja pasukan Jerman pada waktu perang dunia ke 2.
“Busyeeet…..ya…ammmmpunnnn n!!!” kataku dalam hati melihat kepala penisnya yang besar sebesar bakso bola tenis.
“Itu barang masih tidur, gima besarnya nanti kalo udah bangun….Hiiiiiii…” kataku lagi dalam hati dengan mataku yang masih memelototi bagian-bagian tubuhnya itu.
“Tuh bengong lagi….kenapa? udah kepingin yach” suara bang Togar yang keras dan berat itu mengejutkanku yang masih galau membayangkan apa yang akan terjadi.
“Ah…Abang” kataku pelan dengan muka sedikit memerah karena malu ketahuan sedang memelototi tubuhnya itu.
“Biar saya kramasin mbak Mia yach!” ucap bang Togar sambil kakinya masuk menginjak bath up yang sudah mulai terisi air itu. Bang Togar akhirnya duduk dibibir bath up dekat tubuhku hingga dapat lebih jelas lagi kulihat batang penisnya yang besar itu.
Rambutku mulai diguyurnya dengan air yang keluar dari mulut selang pancuran itu. Bau shampo sunslik mulai menerpa hidungku. Kurasakan kepalaku mulai diremasinya dan sekali-kali menggaruk-garuk kulit kepalaku hingga busa shampo tersebut mulai menggunung dikepalaku, rambutku yang terurai dan panjang sebatas punggung juga diurut-urutnya.
“Aku suka rambutmu Mia…, rambutmu hitam dan halus” kata bang Togar setelah menyiram rambutku kembali menghilangkan busa-busa shampo yang masih melekat dirambutku.
“Ngomong-ngomong sudah lama hidup menjanda Mia?” tanya bang Togar, sambil dia beralih mengambil sabun cair .
“”Sudah lama bang…sudah 5 th!, kalau bang Togar masih punya istri?” jawabku sambil aku balas bertanya.
“Oh masih…masih..ada. Tapi istri saya ada di Sumatra sana, saya tinggal di Surabaya sendiri saja.” jawab bang Togar, sambil tangannya mulai mengusap-usap punggungku dengan sabun cair.
“Zzzzz….” desisku lirih, takkala telapak tangannya yang kasar itu mulai menyentuh bagian pinggir dari buah dadaku. Kemudian tangannya mulai beralih kebagian depan tubuhku.
“Mbak Mia…tolongin saya yach!”
“Tolongin apa bang” tanyaku
“Ya…sementara saya bersihin tubuh mbak Mia, mbak Mia tolong bersihin punya saya!” katanya sambil tangan kirinya
memegang batang penisnya sendiri itu.
“Ayo…enggak usah malu-malu sama saya….. pegangya…pengang! ” katanya menyuruhku untuk memegangnya. Walaupun sedikit ngeri melihat batang penisnya yang panjang itu akhirnya jari telunjuk dan jempolku mulai mengambil alih batang penisnya yang sedari tadi sudah dipegangnya sambil digoyang-goyangnya.
Jantungku mulai berdetak lebih cepat ketika jariku sudah mulai menyentuhnya.
“Ayo dong disayang” kata bang Togar sambil melihat wajahku, menyuruhku untuk mengelus-elus batang penisnya itu. “….oh iya kenalin ini si Tohar” ucap bang Togar lagi sambil terseyum senang melihat tanganku yang mulai meraba-rabanya.
“Mbak Mia…dia masih bobo, coba kamu sun…dikit biar bangun!” kata bang Togar .
Merinding jadinya mendengar ucapan bang Togar yang menyuruhku untuk mengecup ujung topi bajanya itu.
“Crrup……” suara bibirku terdengar nyaring saat mencium ujung topi bajanya.
“Yaaaa….Ammmpun….bener kan” desisku dalam hati,
ketika tak berapa lama kemudian batang penisnya mulai terasa menegang diikuti dengan membengkaknya batang penis yang sedang kupegang hingga lama-kelamaan telapak tanganku yang tadinya dapat memegang 3/4 bagian dari batang penisnya kini telapak tanganku hanya sanggup memegang 1/2 bagian saja dan itupun diikuti dengan semakin memanjangnya batang penisnya, bahkan bila aku genggam dengan kedua telapak tanganku pun kepala topi bajanya masih menonjol dan batang penisnya masih telihat sekitar satu ruas jari.
Yang membuat nyaliku semakin ciut dan seluruh bulu kuduk ku berdiri ketika kepala topi bajanya yang tadinya masih sebesar bakso tenis sudah berubah menjadi satu setengah kalinya. Sementara kedua tanganku masih terus mengelus dan meremas batang penisnya, bang Togar masih sibuk menyabuni bagian depan tubuhku, tangannya terus menggosok ke leherku lalu turun kebawah sedikit kearah dadaku lalu kembali turun lagi kebuah dadaku yang kenyal itu sambil telapak tangannya tak henti berputar-putar hingga sabun cair yang dipakainya berubah menjadi busa sabun dikulit buah dadaku.
Lalu telapak tangannya turun lagi masuk kedalam air di bath up dan mulai menggosok-gosokkan
bagian perut tubuhku. Nafasku sedikit demi sedikit mulai tertahan takkala telapak tangannya semakin turun kebawah hingga tepat diatas bibir kemaluanku yang sudah tidak ada bulu-bulu hitam dan keriting karena dulu Tuan Ali selalu mencukur bulu-bulu yang menyelimuti daerah bibir kemaluanku hingga licin.
“Ouh….” desisku dengan sedikit tertahan saat kurasakan telapak tangannya mulai turun dan menyentuh bibir luar
kemaluanku.
“wow….tebel ya Mia…..” bisik bang Togar dekat telingaku, saat tangannya merasakan bagian luar bibir kemaluanku.
“…. Ini baru yang namanya dingin-dingin empuk” katanya lagi setelah sebelah lipatan bibir kemaluanku sedikit ditarik dan diremas dengan jemarinya.
“Mandinya udahan yuk!…. saya udah pusing nih!” seru bang Togar setelah puas membersihkan bagian lipatan bibir kemaluanku dengan sabun dan air.
Setelah tubuhku disiram sekali lagi kemudian tangan kanannya melingkari belakang tengkuk leherku sedangkan tangan
kirinya mengapit belakang dua lututku sambil menggangkat tubuhku dari air yang ada di bath up itu. Tubuhku kemudian dibawanya keluar kamar mandi dan kemudian tubuhku yang masih basah lansung ditelentangkan diatas ranjang motel yang empuk.
Kulihat bang Togar setelah meletakkan tubuhku dia mengaduk-aduk tas berukuran sedang dan berwarna hitam, entah apa yang dicarinya, Tapi aku hanya menanti sambil membanyangkan apa yang akan terjadi dengan diriku bila topi bajanya masuk kedalam tubuhku, sedangkan dengan benda yang besarnya seukuran Tuan Ali saja aku sudah kewalahan bagaimana jadinya dengan benda yang melebihi dari ukuran yang selama
ini ku rasakan.
“Oh…untuk apa tambang itu bang?” tanyaku ketika aku baru sadar kembali dari lamunanku.
“Tambang ini…..?” balas bang Togar sambil menunjukan tambang putih bersih kira-kira seukuran tali pramuka yang biasa dipakai anak-anak pramuka diwaktu kemping dan terlihat masih baru.
“Tambang ini ya jelas untuk ngiket, namanya aja juga tambang buat apa kalo enggak dipakai buat ngiket” katanya lagi sambil terseyum penuh gairah.
“Untuk iket apa bang?” tanyaku lagi karena tak mengetahui maksudnya.
“Udah… nanti aja saya kasih taunya, sekarang ayo duduk!” perintahnya sambil mengulurkan tangannya untuk membantuku bangkit duduk diatas ranjang. Tanpa berbicara banyak bang Togar kemudian menaiki ranjang sambil membelakangi tubuhku.
Sesudah itu kurasakan tangan kananku ditarik kebelakang tubuhku dan kurasakan pergelangan tangan kananku dililitnya dengan tambang tersebut lalu kemudian pergelangan tangan kiri juga di lilitnya sehingga kedua tanganku hampir tak dapat bergerak lagi.
“Bang…untuk apa saya diikat bang!” tanyaku, dengan hati mulai resah dan takut.
Tapi bang Togar tetap tak bersuara, malahan pergelangan tangan kananku dirapatkan bagian sikut lengan kiriku begitu pula sebaliknya pergelangan tangan kiriku dirapatkan sikut lengan kananku dan kembali tambang yang panjang itu dililitkan beberapa kali lagi.
“Bang…jangan….sakit……! ” seruku mulai meronta karena takut, takut bila dia mau membunuhku. “….bang ampun … ampun…jangan bunuh saya” seruku lagi sambil memohon.
“Mbak Mia….. tenang-Tenang…… siapa yang mau membunuhmu? tenang mbak Mia…… saya tidak akan pernah membunuh mbak! …….,” ucap bang Togar sambil menggoyang kedua pundakku, wajahnya terlihat kaget juga dengan reaksiku tadi.
“Saya hanya mau membawa mbak Mia kedalam permainan yang baru” katanya lagi sambil mencoba terus menyakinkan diriku
yang masih takut.
“Iya tapi mengapa musti mengikat kedua tangan saya bang?” tanyaku dengan wajah yang masih pucat.
“Saya ingin membawa mbak Mia kedalam alam khayalan saya, pokoknya nanti mbak Mia bisa merasakan perbedaannya.” ujar bang Togar sambil melanjutkan melilit tubuhku dengan tambang tersebut setelah berhasil menenangkan diriku yang tadi masih galau dan resah itu.
Kemudian bang Togar melilitkan tambangnya tepat diatas bagian buah dadaku dan melilitnya dua kali lalu kemudian
melilitkannya kembali dua kali tapi tepat dibawah buah dadaku. Setelah itu pinggangku yang giliran dililitnya dua kali kemudian paha kiriku dililitnya juga dua kali. Setelah itu dia menekuk kakiku hingga tumitku melekat di belahan pantatku bagian kiri dan kemudian pergelanan kaki kiriku dililitnya pula dua kali setelah itu sekali lagi antara paha kiriku dan pergelangan kiriku dililitnya sambil menyimpul tambang tersebut hingga tak lepas lagi.
Setelah itu begitu juga dengan nasib paha dan pergelangan kaki kananku.
“Mbak Mia…sekarang saya rebahin dulunya” ujarnya sambil tangan kanannya mendorong tubuhku pelan-pelaln kebelakang hingga tubuhku kembali telentang.
Kemudian dia mengambil lagi seutas tambang yang ukurannya lebih pendek. Kurasakan tambang itu mulai menusuk masuk lipatan bagian belakang lututku yang kemudian diikatnya kuat-kuat lalu kurasakan bagian lipatan lututku ditariknya dengan tambang yang masih tersisa itu hingga renggang dan tambang tersebut ditambatnya di leherku begitupula denga sebelah lutut kiriku, sehingga pangkal pahaku menjadi
semakin renggang dan luas.
“Nah bagaimana mbak Mia…., masih bisa goyang?” tanyanya setelah selesai mengikat sekujur tubuhku.
“Tidak…!” jawabku sambil mencoba menggoyang tubuhku sendiri seakan-akan ingin mencoba melepas tali temali tersebut.
“Ini yang disebut permainan seni sex ala Jepang kuno! dan ini masih digunakan loh di negeri asalnya!” kata bang Togar memjelaskan padaku.
“Bagaimana seninya bang, kalau enggak bisa bergerak begini” tanyaku lagi penuh penasaran.
“Oh begini….seninya bukan masalah di soal gayanya tapi gairah yang dapat ditimbulkannya itu yang membuat lebih berbeda dari permainan yang biasa dilakukan orang.” Katanya menjelaskan padaku sambil dia menyalakan sebatang rokok marlboro.
“……sudahlah…pokoknya nanti mbak Mia rasakan sendiri dasyatnya permainan ini” katanya lagi sambil dia mengambil seutas tambang lagi yang lebih pendek kira-kira panjangnya 1/2 meter.
Sambil kulirik rupanya dia mengikatkan tambang tersebut pada tambang yang melilit pada lilitan tambang yang ada dibawah buah dadaku dan kemudian diikatkannya kembali pada lilitan tambang yang berada diatas buah dadaku hingga buah dadaku semakin mencuat karena terdesak oleh himpitan tambang-tambang tersebut.
“Nah yang ini namanya Off Mount!” ujar bang Togar lagi sambil menunjukkan sebuah benda berwarna hitam mirip bola golf besarnya namun berlubang-lubang dan salah satu lingkaran tersebut ada talinya terbuat dari karet.
“Coba sekarang buka mulutnya…saya mau masukkan Off Mount ini kedalam mulut mbak, supaya nanti kalau mbak Mia mulai histeris biar enggak terlalu keras suara yang keluar…. coba AA…..” kata bang Togar kembali.
Tanpa disuruh untuk yang ketiga kalinya kubuka bibir dan mulutku lebar-lebar agar Off Mount tersebut dapat masuk kedalam mulutku.
“OUFF…..” gunggamku ketika bola itu mulai dimasukkan kedalam mulutku. kurasakan bola tersebut juga dari karet karena saat tergigit oleh mulutku sedikit lentur.
Setelah bola kecil tersebut masuk dalam mulutku kemudian tali yang menempel pada bola tersebut dililitkan kebelakan kepalaku hingga sekarang tak mungkin dapat lepas lagi dari dalam rongga mulutku.
“Hhhhh…hhhhhh….FFFff” suara desah nafasku yang keluar dari dalam mulutku.
Setelah yakin bang Togar melihat tubuhku yang sudah tak berdaya ini barulah dia mulai meraba-raba tubuhku.
“Kamu terlihat sexy sekali mbak Mia…” ujar bang Togar sambil tangan kirinya membelai belai rambutku yang masih basah sedangkan tangan kanannya mulai mengelus perutku lalu naik sedikit kearah buah dadaku yang membusung itu.
“EEEEM………” desah suara ku lagi, saat kurasakan telapak tangannya meremas buah dadaku yang padat berisi namun keyal itu. Kemudian kurasakan punting susuku yang mulai dipermainkannya dengan memuntir-muntirkannya dengan sekali-kali mencubit- cubit kecil sambil menarik-nariknya denganperlahan.
Detak jantung dan gerak nafasku mulai tak teratur saat itu ditambah pula bibirnya bang Togar mulai mencium, menjilat dan mencubit-cubit kecil dengan giginya diseputar telinga dan leherku yang jenjang.
“Bagaimana rasanya saat kau tak berkutik seperti ini Mia…!” suaranya cukup lirih sekali didekat telingaku hampir tak terdengar.
” …… saya akan membuatmu sampai pingsan kenikmatan Mia…..” ucapnya lagi, lalu …..
“EMMMMMM…!” pekikku tiba-tiba ketika tanpa kuduga sebelumnya, kurasakan telapak tangan kanannya meremas dengan keras dibibir kemaluanku yang sudah terbentang bebas sejak tadi.
Aku hanya mampu menggeram – geram kesakitan bercampur geli diseputar pangkal pahaku, terlebih lagi saat jemarinya mulai mencubit-cubit dan menyentil-nyentil bagian clitorisku yang paling vital itu sampai-sampai aku memejapkan mata dengan muka mengkerut menahan geli dan ngilu seperti terkena strum setiap kali jemarinya mencubit dan menyentil clitorisku itu. Sangkin tak tahannya kepalakupun bergerak kekiri dan kekanan bagaikan ikan yang terhempas kedarat.
Bang Togar semakin senang dan semakin nakal saja saat melihat tubuhku yang tak berkutik ini menggelinjang-gelinjang apa lagi saat melihatku yang sedang memberi isyarat padanya untuk menghentikan memainkan bagian klitoris dan lubang vaginaku, dia malah semakin menjadi-jadi dengan lebih keras dan lebih cepat lagi mencubit, menyentil dan mencocok cocokkan jemari tangannya kedalam liang vaginaku.
Jujur saja walaupun diriku masih takut dan sakit karena ikatan tambang namun ada perasaan nikmat yang lain dari biasanya, sepertinya semakin aku tak dapat melawan dan pasrah sepasrah-pasrahnya malah membuat hasrat birahiku mulai meletup-letup tak terkendali.
Mungkin hampir 15 menit lamanya dia mempermainkan bibir kemaluanku dengan tangannya hingga puas, kupikir setelah dia melepas tangannya yang nakal itu dia bakal mulai menyutubuhiku yang sudah mulai terangsang berat. Tapi ternyata bang Togar malah kembali mengaduk-aduk tas hitamnya dan mengeluarkan sebuah benda berwarna coklat dengan pangkalnya ada kabel kecil.
“Mia… ini dildo namanya, mirip yah seperti beneran!” ucap bang Togar sambil memperlihatkan benda tersebut.
Memang
kulihat sepintas mirip dengan penis seorang pria yang sedang berdiri tegap, warnanya coklat muda.
“Nah biar mbak Mia bisa liat saya bantal dikepala yach!” katanya sambil dia mengangkat kepalaku lalu menyusupkan dua bantal yang ada diatas ranjang itu dibawah kepalaku hingga sekarang mataku dapat melihat kedua kakiku yang terbentang lebar itu.
Setelah itu kulihat dildo yang dipegangnya sudah dibawanya dan didekatkan tepat dimuka lipatan bibir kemaluanku.
“EEEMMMMMM…” geramku lagi mulai takut, jantungku semakin berdetup kencang saat kulihat Penis-Penisan itu mulai menempel pada belahan lipatan bibir kemaluanku,
“EEEEMMMMM” geramku lagi saat kurasakan ujung dildo itu mulai didorong dan ditekannya kedalam mulut vaginaku.
“Bagaimana rasanya mbak Mia… nikmatkan…nikmatkan….. sabar … sabar … sedikit lagi ya sayang!” ujarnya sambil terus menekankan mainan itu.
“EEEMMMMMM…” geramku berulang-ulang dengan tubuh mulai mengejang kaku menahan rasa ngilu dan perih juga geli saat dia terus mendorong dan menekan walaupun secara pelan namun terus menyusrup makin dalam dan semakin dalam lagi hingga lama-lama kulihat batang penis-penisan tersebut hampir tenggelap didalam liang vaginaku.
Setelah itu kulihat bang Togar mengambil semuah tali tambang lagi dan mengikatkan ujung batang dildo itu kuat-kuat kemudian sisa untaiannya diikatkan melingkar pada pinggul dan pinggangku.
“EEEMMMM…..OOOOOOO…” suara desah rintih yang keluar dari dalam mulutku semakin keras saja takkala kurasakan didalam lubang vaginaku benda tersebut mulai bergerak-gerak seperti ular yang sedang menggali lorong tanah.
Sesekali kurasakan juga ada getaran-getaran kecil yang keluar dari dalam mainan dildo itu. Hasrat birahiku semakin menjadi-jadi dan meluap-luap tak terkendali lagi olehku, sebenarnya aku sudah ingin cepat-cepat dia menancapkan pusakanya yang gede itu tapi aku tak dapat bicara dengan mulut yang tersumpal benda yang bernama off mounth itu sedangkan untuk bergerak saja aku tak mampu untuk berkutik lagi didalam ikatannya yang kuat itu. Walau ada perasaan menyesal dan kesal mengapa aku menurut saja untuk diikat hingga aku tak dapat berbuat apa-apa namun disisi lain gejolak nafsuku malah melonjak-lonjak dan ada perasaan aku turut menyukai permainan ini.
“Mia… saya tinggal sebentar aja! saya mau beli rokok dulu, enggak lama kok, paling – paling 5 menit lamanya” ujarnya membangunkan pikiranku yang sudah sejak tadi melayang-layang diudara.
“Nikmati saja mainan yang ada didalam situ…” ucapnya lagi sambil bang Togar mengecup keningku lalu dia mengenakan pakainanya lagi dan lalu keluar dari dalam kamar motel ini meniggalkan tubuhku yang terikat dengan dildo yang sedang bergerak-gerak lincah didalam lubang vaginaku.
Didalam kesunyian kamar motel inipikiranku kembali lagi melayang-layang menikmati gerakan dildo yang tanpa henti itu.
“Kreeek”…terdengar pintu terbuka,
“EEEMMMM” gunggamku dengan terkejut setengah mati ketika kulihat ternyata yang masuk bukan lagi bang Togar melainkan dua orang lagi yang rupanya mereka adalah room service dari motel tersebut.
Kulihat kedua orang itupun juga terkejutnya, namun tak lama kemudian salah satunya cepat-cepat menutup pintu kembali.
Sementara aku masih terkejut kulihat kedua laki-laki itu mulai mendekatiku bahkan memandangi seluruh tubuhku yang tanpa daya ini.
“Tante…tante kenapa?” tanya seorang dari mereka.
Aku hanya dapat menggeleng-gelengkan kepala saja saat itu sambil terus menggeram-geram ketakutan.
“Tante diperkosa ya, sama laki-laki tadi” ucap yang satunya lagi.
“EEEMMMM..” geramku lagi sambil menggeleng-gelengkan kepala. Diriku mulai takut dan malu saat itu.
“Yang tadi keluar itu suami tante!?” tanyanya lagi.
Aku langsung saja mengangguk-angguk dengan cepat supanya mereka cepat-cepat keluar dari kamar ini.
“Kalau yang tadi suaminya, kenapa istrinya diiket sampe begini Dul” tanya temannya kepada orang yang rupanya bernama Dul itu.
“Wah kalau gitu ini sich namanya belom kerja udah dikasih daging segar Coi” celetuk orang yang bernama Dul pada temannya yang bernama Coi itu.
“Udah kita sikat langsung! mumpung lakinya lagi pergi” seru Dul pada temannya.
Tubuhku yang terikat tanpa daya langsung saja diserbunya. Tangan-tangan mereka langsung menggerayangi pangkal pahaku, buah dadaku serta puting susuku. Walaupun aku tak berdaya namun aku tetap mencoba meronta dari mereka. Tapi nasi sudah menjadi bubur, mereka tetap saja menggeranyangi tubuhku sambil mengecup-ngecup buah dadaku, puting susuku, clitorisku, serta terus meremas-remas seluruh bagian tubuhku dengan penuh nafsu….
Aku yang terus menerus diserang habis-habisan oleh mereka berdua lama-lama jadi menikmatinya pula setiap rabaan dan kecupan-kecupan mulutnya, entah berapa lama kedua room service itu melahap-lahap tubuhku.
Sedang asyik-asyiknya aku menikmati rabaan dan hisapan-hisapan serta jilatan-jilatan lidah mereka tiba-tiba saja mereka menghentikan perbuatannya dan ……
“Coi…..cepet kabur….Lakinya udah pulang tuh…. ayo cepet” suara orang yang bernama Dul menyuruh temannya untuk menghentikan lahapannya sambil cepat-cepat bergegas keluar dari kamar ini.
Sementara nafasku yang tadi sudah memburu kembali mulai tenang dan tak berapa lama pintu kamar terbuka kembali dan kulihat sesosok yang sudah kukenal untung lah dia si bang Togar sudah kembali lagi.
“Bagaimana Mia rasanya….enakkan…” tanya bang Togar sambil duduk dibibir ranjang, “….. tuh kan udah basah ranjangnya” ucapnya lagi setelah melihat bagian bawah kemaluanku yang sudah mengeluarkan lendir dan membasahi sprei ranjang yang kutiduri ini.
Setelah puas memandangi tubuhku yang meliuk-liuk sendiri dan menggeram-geram sendiri akhirnya dia melepas dildo
tersebut dan kemudian dia mulai menggantikan posisi dildo itu dengan si burung rajawali yang besar itu. Bang Togar mulai berlutut tepat didepan pangkal pahaku lalu sambil mengangkat sedikit pinggulku, Penisnya mulai diarahkan tepat ditengah-tengah bibir kemaluanku yang sudah terbuka lebar.
“EEEEMMMM…EMMMM….” teriakku keras-keras merasakan kepala penisnya yang menusuk masuk kedalam pangkal pahaku itu.
Selanjutnya dia terus mulai menusuk- nusukkan dengan cepat dan gerakannya semakin cepat dan sekali-kali dihentakkannya kuat-kuat didalam lubang vaginaku hingga aku kembali menjerit kuat-kuat tak tertahannkan. Cukup lumanyan lama dia mengocok-ngocokkan penisnya didalam kemaluanku, aku sendiri sudah dua kali mencapai klimaksnya namun dia tak kunjung tiba hingga pada puncak klimaks ku yang untuk ketiga kalinya dia baru mengeluarkan batang penisnya dari dalam kemaluanku yang sudah semakin panas itu dan kemudian sambil tangannya memegang penisnya sendiri bang Togar melepas off mount dari mulutku namun belum sempat aku menarik nafas lebih banyak lagi lewat mulutku, kepala penisnya yang luar biasa besarnya itu langsung dilolohkan kedalam mulutku hingga….
“OUFFFF…..MMMM…. ” gunggamku dengan mulut yang menganga lebar. Mulutku yang masih penuh dengan lendir ludahku sendiri langsung muncrat keluar dari selah selah batang penisnya yang main nyelonong masuk kedalam mulutku.
“EM……GLK……KKK…” tiba-tiba saja kurasakan kerongkokangan kena semprotan air maninya.
“UUUUUUU……H..ZZZ….” suara bang Togar mengerang sambil memejamkan mata.
Akhirnya bang Togar langsung ambruk disisi kananku sambil menikmati sisa klimaksnya sendiri.
“Bagaimana Mia….kamu suka dan puas dengan permainan tadi?” ucap bang Togar setelah beberapa menit lamanya dalam keheningan dan dinginnya ruang kamar motel tersebut.
“Puas ….!” kataku pelan dengan nafas yang masih lemah.
“Sayang waktu berjalan cepat amat cepat sekali sayang…,” katanya sambil membelai rambutku yang sudah acak-acakan dengan penuh rasa kepuasan.
“…sekarang sudah sore, lebih baik kita sudahan dulu, Kapan-kapan kita ulangi lagi! maukan?” ujarnya lagi.
“Terserah bang Togar saja”.
Kami pun berciuman dan tangannya meremas pantatku sekali lagi sebelum kami berdua meninggalkan motel itu.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd