Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG KOPI SUSU

BAB LI



SUSU YANG KEMBALI SEGAR



Kegiatan ekonomi yang kembali bergeliat tentu imbasnya ke dunia usaha.

Artinya jika banyak orang yang punya penghasilan baik, maka pasar dan roda perekonomian di sekelilingnya jug akan ikut merasakan dampaknya. Sama halnya dengan kondisi di sekitar tempat TB Sinar Borneo, yang hari ini kembali bergulir dan sibuk dengan banyaknya pesanan yang masuk dan minta untuk diantar.

Ale, kini ditemani oleh dua orang baru yaitu Giman dan Papay, menggantikan Kebot yang memilih jadi satpam di perumahan yang baru selesai dibangun, sehingga sekarang total anak buah Ci Fany ada 4 orang bersama Pak Wandi alias Babe, yang sudah tahunan bekerja di tempatnya Ci Fanny.

Seperti biasa, Ale disibukkan dengan mengatur barang hantaran, bantu Ci Boss di depan melayani yang kecil-kecil penjualannya, dan jika pembeli agak sedikit di depan, dengan cepat dia bergerak mengantar barang-barang yang harus diantar terutama yang dekat-dekat saja.

Jika sudah sibuk begini, maka Ale pun sudah tidak pernah menyenggol ponselnya. Whatsapp dari kekasihnya Ati pun tidak dibaca baca sama sekali. Makan siang pun hanya sekedar makan saja, dan langsung dia disibukkan dengan pekerjaannya lagi.

Selain jadi tulang punggung, dia juga harus mengajari dua karyawan baru mereka. Dan ini yang membuat mereka salut sama Ale, karena bukan hanya memberi arahan, tapi juga ikut angkat barang, mengatur barang-barang yang baru datang, hingga dengan cekatan dia bergerak mengantar dan memilih apa yang sudah dipesan.

Ale bagaikan tidak ada lelahnya. Memang selain memiliki fisik yang kuat, kebiasaan Ale yang rajin dalam bekerja ini membuat dia sulit untuk diam dan duduk, karena ada saja yang dia kerjakan di toko dan gudang, sehingga rasanya wajar jika dia disebut anak kesayangan Koh Alvin dan Ci Fanny.

Semenjak beberapa saat yang lalu nyaris kena amuk oleh Ci Boss nya, Ale agak meredam sedikit keliarannya. Dia hanya dua kali berkunjung ke rumah Ati. Sudah begitu, Sandra juga kebetulan suaminya ada di rumah, sehingga peluang untuk repeat order dengan Sandra jadi terhalang. Sementara dengan Ci Boss, dia masih seperti posisi para politikus, yaitu wait and see saja.

“black, gubernur lu ketangkap tuh…..” ledek Pak Wandi

“siapa?”

“gubernur lu, ditangkap KPK noh….”

Ale dengan santainya menjawab

“ah biar saja mampus dia, sudah tua makan uang haram…. mati aja dia sekalian…..”

Jawaban Ale ditimpali dengan suara tertawa rekan-rekannya yang lain.

Lalu

“eh, Ci Boss udah adem belum?” tanya Pak Wandi lagi

“ngga tau beta…. udah kali…”

“ya gue lihat sih udah ngga marah-marah lagi….”

Ale hanya bisa terdiam

“lagian lu kalo maku jangan kelamaan lu rendam…..” ledek Pak Wandi lagi

“tidak Beh…..”

“ahh lu black, kayak gue ngga tahu aja isi celana lu…..”

Pak Wandi sedikit banyak tahu jika Ale sedang dekat dengan Ati. Dia pernah memergokin mereka berdua sedang makan pecel lele berdua.

Suara tertawa dari belakang sedikit membuat Ci Fanny yang di depan agak ikut mendengar juga.

Dia sempat melirik dan memperhatikan kondisi Ale memang hari ini. Seperti biasa, anak itu sangat kuat dan tangguh dalam bekerja. Semua kerjaan dia kerjakan dengan baik dan tekun. Ada rasa sesal didirinya karena sudah memarahi Ale beberapa saat yang lalu. Padahal Ale saat itu sedang menagih hutang ke orang lain yang dia tugaskan juga.

Kondisi Alvin yang sakit, Thomas juga demikian memang sedikit membuat perhatiannya agak terbelah. Dia harus mengurusi kedua orang itu sendirian, meski ada pembantu di rumah, tetap saja dia sebagai istri dan ibu yang harus repot dan turun tangan langsung. Ini membuat toko bahkan sedikit dia abaikan, dan untungnya ada Ale yang bantuin dia untuk urus toko, jika tidak ada Ale bisa-bisa pelanggannya dia kabur semua ke toko bangunan lain.

Dia teringat jika dia sudah lama juga tidak mendapat siraman rohani. Baik dengan Alvin, apalagi dengan Ale.

Melihat otot Ale yang kuat, badannya yang berkeringat dan hitam legam kena sinar matahari, seketika Ci Fany bergidik membayangkan sosok Ale jika sudah diatas ranjang. Keganasannya dalam menghadapi dirinya memang membuat Ci Fanny ketagihan dalam bercinta. Jilatannya, otot-ototnya yang keras, serta pentungan hansipnya yang hitam, besar dan punya kekuatan sakti yang selalu bikin dirinya terkapar, seketika membuat Ci Fanny rindu akan hal itu.

Selangkangannya serasa hangat

Dadanya jadi agak mengeras

Dia sedikit menggigit bibirnya, membayangkan birahinya yang minta untuk dipuaskan segera.

Waktu rasanya lama berlalu hingga sore. Untungnya banyak pelanggan yang datang dan membeli sehingga ramainya tokonya hari ini sedikit meredam keinginan dan birahinya yang timbul seketika karena melihat Ale, dan membayangkan ganasnya pentungan saktinya itu.



===============================

“ale….”

“siap Ci Boss….”

Ale segera merapat ke counter kasir tempat Ci Boss nya duduk

“ anak-anak suruh balik aja jam 5.45 yah….”

Ale agak bingung, karena mereka tutup biasanya jam 5 atau jam 5.30 sore

“ oke Ci Boss….”

Dia lalu hendak berlalu

“eh, Le….” cegah Ci Fanny

“siap Ci Boss…”

“kebiasaan siap siap aja lu…..” agak merajuk wajah Ci Fanny

Ale agak waspada, karena dia tahu belakangan ini Ci Boss nya ini agak aneh tensinya

“ belum selesai gue ngomong udah main cabut aja lu….”

Ale menundukkan kepalanya

“ lu juga sekalin balik ke rumah…..”

“oke siap Ci Boss….”

Fanny tersenyum melihat gaya Ale yang serba salah

“trus, lu bawa mobil gue, parkirin di rumah…”

“siap…”

“trus lu mandi yang bersih….. balik ke sini lagi…..”

“oke Ci Boss….”

“naik grab aja lu kesini…..”

Diam Ale berpikir

“ ngerti lu?”

“siap Ci Boss….”

Fanny tersenyum

“Ya sudah…. sana buruan….”

Ale bingung

“trus nanti ci boss?”

Fany gemes jadinya

“ya gue disini lah… nungguin lu balik…..”

Ale seketika mengerti dengan apa yang diinginkan oleh Ci Boss nya

“oke siap Ci Boss….”

“buruan lu…..”

“siap Ci Boss….”

Ale rasanya ingin lompat mendengar instruksi dari Ci Fanny. Dia tahu jika sudah demikian artinya asap sudah membumbung tinggi, karena mesin sudah dipanaskan dan siap untuk bergerak berpacu melawan patukan kobra hitamnya nanti malam.

Ruang istirahat di dalam memang selalu bersih dan tidak ada yang berani pakai. Bahkan Ale pun masuk hanya untuk membersihkan atau mengambil barang yang diminta oleh boss nya. Sehingga sofa maupun kasur kecil yang suka dipakai Thomas kalau datang kesini, masih tersusun rapi.

Bandulan Ale langsung mulai bergerak. Isi celananya pun demikian. Rasanya sudah lama sekali dia tidak menggoyang kekasih hati dan pujaan hatinya. Semenjak moodnya yang tidak menentu, Ale memang tidak berani macam-macam dengan Ci Boss nya ini, sehingga dia memilih menunggu instruksi saja selama ini, sambil berharap mendapat durian runtuh di sekelilingnya.



=============================



Sosok Erika kini benar-benar pusing dibuat oleh situasi yang dia alami belakangan ini.

Kondisi Alvin yang sakit membuat dia harus menghandle semua kerjaan yang ada selama ini. Sayangnya, meski dia yang kerja keras selama ini, semua keuangan yang kini sudah menggunakan sistem, masuk langsung secara otomatis ke rekening bengkel.

Semenjak sistimnya dibuat cashless, memang semua pembayaran di awal-awal sempat agak kikuk dan bingung, bahkan sempat pelanggan Alvin pada lari ke bengkel lain yang lebih mudah pelayanannya, namun dalam hitungan minggu, secara berangsur semua membaik, bahkan kini semua terbiasa dengan sistem cash less maupun qris yang online.

Ini membuat Erika jadi sulit ruang geraknya. Jika dulu dengan dengan mudah memanfaatkan kondisi bengkel yang masih off line, dimana tidak semua uang yang dia terima disetor ke Alvin, kini semua tidak lagi seperti dulu.

Meminta ke Alvin yang sedang sakit pun seperti agak dicuekin oleh Alvin. Memang kost dan belanja bulanan buat dia dan orang rumah masih ada jatahnya dari Alvin. Tapi biaya ke salon, biaya perawatan, beli baju, nongkrong dan lain-lainnya, kini semua disetop oleh Alvin.

Kejadian ini sudah dari beberapa bulan lalu sebetulnya. Dimana setiap dia meminta uang ke Alvin maka banyak saja alasan Alvin untuk menolak secara halus, meski kadang biasa dalam sebulan dia bisa mentransfer 4-5 kali, kini palingan dengan nominal yang kecil dan intesitasnya juga jauh berkurang. Palingan dia hanya untuk beli alat-alat kosmetiknya dan keperluan sehari harinya saja. Untuk biaya jalannya, nongkrongnya, beli-beli sepatu dan baju untuk menunjang eksistensinya dia, kini sudah tidak ada lagi.

Memang Erika sudah berubah jauh dari gadis polos, lugu dan sayang kepada Alvin. Dimanjanya dia oleh Alvin merubah dirinya menjadi gadis yang hedon. Apalagi semenjak diam-diam dibelakang Alvin dia pacaran dengan Arman, dia perlu ruang dan tempat yang lebih luas untuk bergaya, sedangkan hasil usahanya yang dijalanin berdua dengan Arman memang belum semulus yang mereka inginkan. Untungnya meski usaha toko online mereka belum normal, masih dana talangan dari Alvin, yang kemudian dialokasikan oleh Erika untuk memenuhi hasratnya untuk hura hura dengan Arman.

Di medsosnya dia memang tidak pernah dia memuat fotomya dia dengan Arman. Dia takut dan menjaga jangan sampai ketahuan Alvin. Namun di medsos Arman bertebaran foto-fotonya dengan Erika di cafe-cafe atau tempat wisata, yang tanpa Erika sadari sudah tersebar screenshootnya ke Alvin.

Alvin sepertinya tidak ada niat memutuskan hubungannya dengan Erika secara langsung, namun dia bagaikan memberi hukuman ke wanita itu dengan caranya sendiri. Mungkin dia berharap Erika akan bosan sendiri dan memilih resign serta pergi karena dicuekin olehnya. Mungkin saja Alvin juga menjaga jangan sampai Erika membuka mulutnya tentang hubungan gelap mereka selama ini ke Fanny.

Yang pasti situasi ini membuat Erika kesal dan emosi.

Dia ingin mengganti ponselnya dengan ponsel baru. Iphone 11 nya terasa sudah sangat jadul sekali, sehingga dia ingin menjualnya, dan membeli iphone seri terbaru, atau minimal yang seri ke 14. Namun hingga kini belum ada tanggapan dari Alvin, padahal dulu bahkan dia ditawarin untuk beli iphonenya yang sekarang ini.

Sejenak dia melihat Alvin online di whatsapp nya

Sore

Tidak ada jawaban meski online

Sayang

Tidak ada jawaban

Erika tahu Alvin yang online karena dia barusan mengecek ke toko bangunan, yang jaga disana itu istrinya, artinya Alvin pasti dirumah dan poselnya dipegang sendiri

Sayang, sudah sehat?

Ayang

P

P

P

Ayang ih kesel, ngga dijawab wa aku

Ayang, transferin dong buat aku


Masih online

Ayang

Tiba-tiba offline kembali tanpa menjawab whatsappnya Erika

Kesel dan emosi Erika bagaikan memuncak melihat cara Alvin memperlakukannya. Dia ingat dulu awal-awal bagaimana Alvin memperlakukannya bagaikan ratu sejagad. Semua apa yang dia inginkan dipenuhi oleh Alvin, bahkan kadang yang tidak dia sangka pun diberikan. Namun kini semua perlahan pudar dan hilang.

Dia sempat bahas ini dengan Alvin, namun Alvin mengatakan bahwa tidak ada apa-apa. Bahkan sudah mau satu bulan ini Alvin tidak sedikitpun meminta jatah seperti biasanya dia datang minta jatah bercinta. Ini yang diherankan oleh Erika, karena secara drastis tiba-tiba Alvin seperti menghindarinya. Sempat dia berpikir kalau Alvin tahu hubungannya dia dengan Arman. Namun selama ini dia yakin kalau dia sangat rapi menyimpan itu semua, dan kecil kemungkinan Alvin tahu.



===========================

Ale luar biasa senang sore ini.

Setelah memerintahkan anak-anak lain untuk segera pulang, dia pun bersiap.

“Tumben Ci Boss suruh kita pulang lebih awal?” tanya Pak Wandi

“mo cek up Koko boss kali, Beh….”

“oh….”

Sakitnya Thomas memang semua karyawan pada tahu. Makanya mereka maklum dan senang bisa pulang lebih awal.

Ale pun segera pamitan ke Ci Fanny, dan mobil honda City milik Fanny dibawanya ke rumah, sesuai perintah Ci Boss nya. Dia lalu menutup semua rolling door sesuai intruksi, menyalakan lampu luar, mengunci pintu pagar dari luar, sehingga orang tahunya toko ini sudah tutup dan tidak ada penghuninya lagi.

Ale lalu setiba di rumah dia langsung mandi, dan menunda kerjaan beres-beres harian seperti yang sering dia lakukan selama ini.

Dengan penuh rasa bahagia Ale pun membersihkan dirinya. Tidak lupa pentungannya dibersihkan dengan sangat teliti dan extra bersih, sampai ke biji-bijinya pun disabunin dengan telaten, karena dia tahu sore atau malam ini dia akan segera mendapat jatah yang sudah lama dia tidak rasakan selama ini.

Dengan grab bike dia lalu kembali ke toko bangunan, sambil menitip pesan kalau Ci Boss tadi keluar ke tempat temannya, itu dia sampaikan sesuai pesan dari Ci Fanny jika Alvin pulang dan bertanya ke Mbok Ratmi jika Fanny belum pulang.

Setiba di toko, dia lalu masuk lewat pagar yang tadi sudah ditutupnya, menguncinya kembali dan menggemboknya membuka rolling door, yang terlihat dari luar terkunci, dan masuk kembali ke dalamnya. Situasi menjelang maghrib memang sudah sepi karena tempat jualan yang siang sudah pada tutup, sehingga di depan toko bangunan ini terlihat sepi.

Ale lalu masuk kedalam, dan Ci Fanny terlihat sedang setengah tertidur sambil mainin handphone di sofa kecil di ruangan istirahat bagian dalam itu. Ac portable bergerak membuat ruangan agak adem.

“sudah?”

“sudah Ci Boss….”

“ada siapa di rumah?”

“koko Boss dan Mbok Ratmi”

“ko Alvin belum pulang…??”

“belum Ci Boss…”

“oh oke…..”

Ci Fanny tersenyum melihat Ale yang sudah rapi dan habis mandi. Rambut anak Ternate itu abis dicukur sehingga hanya sedikit sisanya di bagian atasnya. Tubuh gempalnya dan senyuman manis diwajah seram itu tersungging, membuat Ci Fanny rasanya geli melihatnya.

Wanita itu lalu dengan tenang membuka kaos biru yang membungkus tubuhnya, lalu menurunkan celana jinsnya, dan meletakkan di meja kecil yang ada di ruangan itu. Dan kini tubuh indah itu hanya tersisa bra putih dan celana dalam putih membungkus atas dan bawahnya. Keindahan tubuhnya dan mulusnya tubuh sang pujaan hati, membuat cobra hitam di selangkangan Ale pun mulai bergeliat dan bangun, siap untuk menerkam.

Apalagi melihat belahan dada yang menggantung dan masih tersanggah bra itu. Perut mulus dan putih, serta pusar indah terbentang di area tepian atas celana dalamnya, dan pangkal pahanya yang terlihat ada bayang-bayang jembut hitam dibalik celana dalam putihnya, membuat Ale semakin mabuk kepayang memandangi keindahan itu.

Cobra hitamnya pun mulai mengeras, naik kepalanya dan siap untuk menyerbu dengan penuh birahi.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd