Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Leila pembantuku

Menjadi milik Husni Part 2 : Saling memuaskan.

a25d9d1355401293.jpg


Ilustrasi Leila

Kantor dengan segala rutinitas perkerjaannya memang akan menunda rencana. Husni harus menunda rencananya. Selama 1 minggu, karena ada masalah dari ada berberapa perusahaan untuk melakukan konsolidasi. Husni pun harus melakukan aturan ulang rencana pada Manager dan Leila. Manager memang belum memasukan namaku karena ia lupa, namun Leila harus ia syukuri. Karena ia masih sakit karena itu, bahkan kemarin ia sudah selesai datang bulan kembali ia mengalami ritus datang bulan. Karena khawatir Husni membawanya ke Rumah Sakit, rupanya kondisi Leila memang masih mengalami menstruasi. “Kamu jika masih datang bulan, bilang aja. Jangan segan Leila. Bagimanapun aku adalah pacar kamu.”ucapku sambil menyetir mobil.

“Tapi kan, Leila pengen bikin Bapak senang dan puas.”’ ucapnya lirih sambil menundukan kepalanya. Aku melirik ke arahnya, aku semakin tidak ingin membuatnya sedih dan kemudian meruntuki dirinya. “Ya sudah, aku akan menundanya. Aku udah bilang sama Boss, biar ijin aku libur 10 hari Bulan Juni nanti.” kataku. Leila memandangku, “Kita akan liburan Leila, udah lama kerja buat capek badan.” ucapku. “Kita ajak Diyar gak Pak?” kata Leila. “Ini buat kita aja, nanti akhir Juni kita bisa bawa Diyar itu juga kalo gak ada tugas.” Kataku. Leila sedikit kecewa, ia tahu bahwa berat bagiku meminta Diyar untuk tinggal bersama kami. Dinda sudah mengambil hak asuh dan menyelekolahkan Diyar ke Surabaya.

Singkat cerita 12 hari kemudian, aku mendapatkan libur yang merupakan bonus atas kerjaku selama di Jepang. Aku menyewa sebuah villa dari salah seorang Client di Daerah Kuningan, Villa berlantai dua dan di lengkapi juga kolam renang yang yang lumayan besar. Aku berkeliling Villa dan melihat-lihat kolam renangnya, aku sempat melihat kamar mandi yang tak terbayang luxnya. Disana terdapat tempat cuci tangan dengan cermin yang besar, ada wc, bathup, dan dua shower yang satu dengan kaca buram sedangan yang satu dengan tirai yang diputar kan membentuk 1/4 lingkaran. Tempat itu masih dalam satu ruangan tanpa penyekat. Sungguh tempat yang sempurna. Bahkan aku hanya membayar 4 juta saja untuk menempatinya. Itu sudah termasuk, bahan makan selama berberapa hari.

Saat mereka tiba sudah cukup sore, akhirnya Leila dan Husni lebih fokus untuk merapihkan barang. Sampai hari sudah malam, Liam berniat untuk bermain dengan Leila. Namun Leila menyetujui dengan syarat memakai kondom. Liam tidak peduli karena sudah tidak tahan, ia lansung mengiyakan saja. Husni langsung membuka Semua Pakaian Lela. Mereka langsung bersetubuh seperti yg biasa telah kami lakukan. Walaupun bersetubuh dengan Leila, Husni lebih menyukai melakukannya secara alami. Terasa sensasi yang berbeda dan belum pernah ia rasakan. Permainan sejak jam 9 malam pun berakhir 4 jam kemudian, cukup mengabiskan 8 bungkus kondom. Karena sudah cukup lelah Leila dan Husni pun beristirahat. Husni bangun cukup pagi dengan kabut dingin masih menyelimuti kami Gunung Ciremai.

Aku bangkit dan bangun kemudian memakai Celana Dalam dan Boxernya yang dilepaskan. Kemudian keluar dari kamar. Ia menuju Meja Makan yang menghadap Kolam Renang di Lantai 1.”Gila deh, jika Pak Joko mau jual. Gw bakal beli, lumayan sih.” kata Husni sambil mengalamati pemadangan. Dari Kamar memang ter;ihat Gunung Ceremai dan rumah warga. Akan tetapi dari Kolam Renang tidak terlihat. Awalnya Husni tidak melihat Leila ia hanya menutupi Boxer dengan Kaos, Ia melihat Nasi Goreng dan Kopi Panas sudah tertata, “Leila sudah memasak makanan.” gunamnya. Ia ingin meminum kopi, Kontan Husni tersedak meminum kopinya ketika Leila hanya memakai Bikini yang sangat sexy dengan warna yang Putih Bergaris Pink. Model Polaluna Pink Line Bikini. Sangat sexy.

“Huhuuk k k… aku terbatuk-batuk saat meminum Kopi Panas bikinan Leila. Untung Leila tidak memperhatikannya.”Aduh, Kalo kaya gini namanya minta digarap” kataku pelan sambil memakan Nasi Goreng. Karena porsi sedang aku tidak lama menyelesaikannya. Leila masih belum tahu aku sudah bangun dari tidur. Setelah menyelesaikan Makanan dan Minum Kopi, aku beristirahta sebentar sambil merengangkan tubuhku. Aku membuka bajuku, tanpa memakai Celana Renang masuk kedalam Kolam Renang dan berenang mendekati Leila. Dia berada disisi lain, saat melihat bayanganku. Ia terkejut, “Ih...kok malah pakai Boxer sih?” tanya Leila dengan nada manja khas mereka. “Gak malu.” tanyanya melanjutkan perkataannya. “Malu? Gak kok. Hanya kangen aja sama..” kataku belum selesai.

Kataku memang belum selesai, karena Waktu dia mendekatiku terlihat jelas putingnya menonjol keluar. Maklum nggak ada bikini pake busa. Aku melirik bagian payudaranya. Dia hanya tersenyum. “Udah makan?” tanya padaku. Aku menganggukan kepalaku. “Kamu cantik dan sexy kataku pada Leila yang ada didepanku.”Ah, Bapak bisa aja.” balasnya. Aku mendekatinya, Aku mencium cium bibirnya dengan penuh nafsu. Aku menikmati sekali ciuman ini, ketika Bibirku mendarat pas pada Bibir Leila, Leila mulai berreaksi. ia membalas Ciumanku dengan tidak kalah nafsu. Pak.. Ah.. Ehh .. Ouhh,” erang Leila membalas permainanku. Dia melepaskan ciuman sebentar dan menatapku dengan tajam. Leila jadi jengah dan menghindari tatapanku padanya.

Kemudian Tanganku membuka Bra Bikininya, dan terpampanglah Payudara indah milik Leila. Aku menciumi Payudaranya dan menghisap Pentilnya yang mulai mengeras. Payudara sebelah kanan kusedot dan kukulum, sementara Payudara sebelah kirinya diremas dengan tangan Kananku. Sementara Tangan kiriku asyik mengusap-usap pipinya dengan lembut. Permainan ini membuat Leila bereaksi, ia mengerang dan merintih ketika pentilnya kugigit kecil dan kujilat-jilat. “Ououououhh.. Nghgghh, pak.. Ouuhh.” desah Leila penuh rasa nikmat Payudara Leila kukulum habis sampai keluar masuk ke Mulutku. Kemudian Tangan Kiri kugunakan untutuk menggunakan membelai daerah dengan jariku. Mungkin terlalu terasa karena dia masih mengunakan Celana Dalam Bikini dengan model Rok pada bagian luar.

“Pak, nafsu ama Leila?” tanyanya sedikit membingungkan. Padahal cukup sering kukatakan dia memiliki tubuh yang menggairahkan. “Tubuh kamu bikin konak sih, misal Bibir Kamu bikin pengen cium terus. Pentil kamu juga imut, padahal dah sering diemutkan.” ujarku menjelaskan. Tanpa meminta izn darinya aku membalikan tubuhnya ke depanku. Aku dan Leila berhadapan, Aku menggesek-gesek Batang Penis dibalik Boxerku, Penisku sudah meneggang berekasi keras. Seakan, siap pada posisi mengarap Tubuh Leila. “Aah.. pak ss.. Enak.. Teruss.. pak.. Ahh.” erang Leila. Mendengar erangannya, ditambah jadi ketika Pentil Payudaranya kuhidap berggantian. Tanpa banyak bicara, aku mengedong Bridal Style, dan kutidurkan pada kamar yang tadi.

Aku merebahkan diri siaasanya lalu menciumi Leher Leila. Kemudian naik ke Bibirnya. Kemudian dengan cepat aku melepas Boxer dan Celana Dalam dan terus menciumi Leila dengan penuh nafsu. Aku menidihnya tubuhnya diatas spring bed yang empuk. Aku melirik bayangan di kaca lemari. Dari sana tergambar Besar Badanku seolah-olah menenggelamkan Badan Leila yang mungil. Sambil mendesah Leila tertawa kegelian, Ahh.. Nafsu amat sih..” desah Leila. Saat itu, Aku melepaskan Celana Bikininya, tubuhnya masih basah dan gerakan kami mempermudah aku melepaskannya. “Akhh..” Kami saling mengulum bibir dengan penuh nafsu, nafas kami mulai tidak teratur. Kaki Leila mulai menjepit Pinggangku. Aku menciumi lehernya kemudian turun ke Payudara, lalu menghisap Pentilnya kembali.

Permainan itu terus berlanjut turun ke bawah pada bagian Pusar, Leila semakin tidak tahan diperlakukan demikian, saat sampai di depan Selangkangan Leila, Aku menurunkan Kepalaku, menjilati Pahannya dan sesekali menggigitnya. Leila semakin terlena, ia semakin keenakan. Tangannya mengambil Bantal untuk mengganjal Kepalanya dan memperhatikannya. Aku merasakan bahwa Nafsuku mulai naik, demikian dengan Nafsunya yang dudah naik sampai ubun-ubun. Aku melanjutkan permainanku, Menjilati Vagina Leila dengan kedua bibir, ditenggah aktivitasku. Leila menarik Kepalaku keatas dan langsung mencium Bibirku. Giliran Leila menjilati Telingaku.. Aku menjadi terangsang hebat. Leila melepaskan diri dari Pelukanku dan memulai Permainannya. Dengan Lidah dan Kedua Belah Bibirnya, ia mulai menjilati dan menciumi Tubuhku.

Kini Leila dan aku berganti posisi, aku telentang dan Leila diatasku. Dari Leherku, Bibir Leila kemudian menyusuri Dada Bidangku. “Oukhh, nez.. Yachh..” desahku, ketika Leila menjilati Pentilku. Secara Refleks, aku tidak tahan. Aku lebiih suka mendominasi, Leila seperti tahu keingannaku Ia mengulingkan Tubuhku kesamping. Kemudian ia meyambar Bibirku. Kini dalam satu dan dua gerakan aku kembali pada posisi atas. Aku mulai mendorong Lidahnya yag menggelitik Rongga Mulutku. Lidahnya kemudian Kusedot, akibatnya Tangannya bereaksi dan menyelajah menjelajah ke Daerah Selangkanganku. Penisku digosoknya yang semakin tegang dan membesar. “Pak, masukin dong, dah horni banget ni.” katanya meminta dengan suara yang lirih. Aku tersenyum medengarkannya, Ia minta aku menyetubuhinya.Tidak lama kemudian Aku memegang Penisku dan membalikan Tubuh Leila. Batang Penisku lalu kugesekkan pada Pantatnya.

Leila semakin mengeliang.”Jang..an..ah...oh...Pak...nanti...mer...i.ang..”desahnya. Aku bernafsu dan membalikan Tubuhnya dan menggesekan Penisku pada Bibir Vaginanya sebelum kemudian memasukan Kepala dan Batang Penisku kedalam Lubang Vaginanya yang sempit dan basah itu. “Akhh.. Oukkhh....” desahnya. Terdengar penuh kenikmatan. Ketika Leila mendongakan Kepala. Aku langsung menciumi dan menjilati Lehr Jenjangnya Gerakan Pantatnya mulai berreaksi saat Menerima tusukan dariku, Aku mulai Mempompa Vaginanya, kami mulai merenguk kenikmatan yang paling ternikmat dan terindah. Pinggulku bergerak maju mundur untuk menimba kenikmatan. Sedangkan Leila harus memberikan Gerakan Pinggul yang berlawanan dari Gerakan Pinggulku. Gerakan kami semakin panas dan seirama meski gerakan kami berlawanan untuk saling menikmati. Pantat Leila kunaikan agak tinggi, agar Batang Penisku bisa masuk kedalam Vagina Leila.

Punggung Leila naik dengan bertopang pada Kedua Sikunya untuk keseimbangan. Aku memanfaatkan untuk sedikikit menunduk dan mengisap Pentil Payudaranya secara bergantian akibatnya Pentil Payudara Leila mengeras. Gerakanku memompa Vagina menjadi semakin liar dan berat. Tangan Leila kini memeluk PunggungKu dan Payudaranya merapat pada Dadaku. Kemudian Tangannya meraba ke Kepalaku, ia meremas dan menjambak rambutku. Ia melakukannya sambil merintih dan mengerang keras. “Anto.. Ouhh pak, aku mau nyampai, mau kelu.. Ar” erang Leila, tidak lama ia kembali mendesah kenikmatan“Sshh.. Shh” “Pak sekarang ouhh.. Sekarang” ujarnya memekik. Tubuh Leila mengejang rapat, dan kakinya membelit kakiku. Aku pun mencari-cari mulutnya dan menciumnya agar tidak merintih terlalu keras lagi.

Vagina Leila berdenyut kuat sekali, reaksi perempuan yang sedang mengalami orgasme. Bibir kami saling bertautan dengan kuat. Mulut Leila setengah terbuka sambil mendesis-desis. Aku menggerakkan Penisnya dengan perlahan dan dipercepat temponya. Penisku serasa dijepit dan diremas dengan kuat, oleh Otot Vagina Leila. Hal ini membuat Penisnya semakin beraksi dan hampir meledak. Aku semakin fokus untuk terus memompa Penisku di Vagina Leila dengan tempo yang semakin cepat. Nafasku mulai memburu, Tanganku menyelusuri Tubuh Leila dan mulai meremas dan memepencet Pentil Leila yang bertambah menonjol. Kemudian Kepala menunduk dan menjilati Pentilnya sambil sesekali mengigitnya. Aku menghentak-hentakkan Tubuhnya diatas ranjang dengan kasar. Aku semakin tidak tahan dengan klimaksku sendiri.

“Din.. Akh.. Ouch.. Akh..”. desah Leila yang Tubuhnya juga mulai bergetar dan bergerak-gerak dengan irama yang liar. Matanya merem-melek, sampai bola mataku memutih. Kakinya menjepit Pinggangku lagi. Aku memulai memikirkan, ini adalah gerakannya jika sudah kenikmatan. Tubuhku mengejang Lalu aku menekan tubuhnya sehingga tubuh kami semakin merapat. “Akh.. pak.. Nikmat sekali.. Sss.” desah Leila kembali ketika aku menjelajahi Vagina miliknya.“Yeah Nezz.. Akh. Kalau saja dari dulu.. Pasti aku..” desahku. Aku senang karena kali ini permainanku dengan Leila tanpa mengunakan Kondom. “Akh.. Tekan yang cepat dan kuat.. Akh..” ujar Leila memohon, ia mengatakannya sambil matanya merem melek menikmati sodokan dari Penisku.

Kemudian aku mengangkat Kedua Kaki Leila. Aku mengambil posisi setengah jongkok dengan tumpuan Kedua Lututku. Tanganku memegang Pinggangnya sementara Penisku menekan dengan irama yang semakin cepat. Vaginanya terasa basah dan becek, namun Penisku tidak bisa dilepaskan bagaikan dijepit kuat dengan tang. “Akgh pak.. Leila hampir.. Hampir keluarhh lagi..Ouchhggakhh.” desahnya. Aku merebahkan diatas tubuhnya dan memeluknya dengan rapat. Aku menikmati Ekspresi dan desahannya saat Aku menunggu mencapai klimaksku. Aku sengaja mendiamkan sejenak Gerakan Penis. Leila memprotes dan Tangannya memegang Pinggangku serta menggerakkannya naik-turun. Aku bangkit mengehentakkan Pantatku naik turun dengan sedikit kasar. Keringat kami sudah mulai bercucuran. Tangan Leila meremas-remas Pantatku.

Persetubuhan ini sudah berjalan 4 jam lama, 10 menit kemudian kami masih posisi itu, saat itulah merasakan hampir meledak. Aku benar-benar mencapai klimaks. Aku melambatkan Gerakan sambi; mengatur nafasku kemudian sambil menghisap pentilku. Kemudian aku mulai bergerak lagi. Tangannya meremas Pundakku dan dengan liar Bibirnya mencari Bibirku. Leila meminta sambil mendesah juga mengimbangi gerakanku sangat liar. “Yeah.. pak.. Akhh. Bapak belum mau keluar juga..” ucapnya. Akhh ouchh..” Desah Leila lagi samil mengejang dan Leila mengangkat pantatnya, aku mengambil kesempatan untuk menekan Penisku. Sehingga aku merasakan Penisku sampai di dasar rahimnya. Tubuh Leila melengkung dan Tangannya mengusap Pipiku dengan kuat. Aku menekan Pantatlu perlahan namun penuh tenaga.

Sehingga tubuh kami menggelinjang dengan hebat, kami berteriak dan tidak perduli jika ada orang lain yang mendengarnya. Sejurus dengan itu, aku menembakan Spermaku kedalam Rahimnya. “Crot..crot...crot..” Spermaku masuk kedalam Rahimnya. Akhh ouchh..” aku mengejang dan mengangkat pantatku menekan kontolnya sehingga rasanya sampai di dasar rahimku, tubuhku melengkung dan tanganku mengusap pipinya dengan kuat. Dia menekan pantatnya perlahan namun penuh tenaga. Tubuh kami menggelinjang dengan hebat, kami berteriak dan tidak perduli jika ada orang lain yang mendengarnya. Akhh.. paaak.. Aakkhh..” desah Leila pelan. Kemudian suara serak. “Kamu hebatnhh.. Akh.. Ouchhakhh.. Akh.. Ouch..” kataku memuji pelayanan Leila pagi itu. Kami mengelepar menikmati kenikmatan yang kami rasakan bersama.

Aku beranjak bangun dari Tubuhnya saat Penisku mulai mengerut pada ukuran semula, Tubuhku bergetar saat mencabut Penisku, demikian dengan Tubuhnya. Aku memilih tidur disebelahnya. 10 menit kemudian aku bangun, “Leila. Enakan pakai Kondom atau alami?” tanyaku. “Alami Pak.” katanya. Aku tersenyum dan mengatakan keinginanku. “Kita main alami aja, gak usah pakai apa-apa. Bulanan saya tambahin 250 ribu mau gak?” tanyaku. Ia menganggukan kepalanya. Tanda ia menyetujui keinginanku. “Tanpa uang aja, jika Bapak minta saya bakal setuju.” katanya. Aku senang mendengarnya, ia membolehkan tidak mengunakan kondom. Saat itu aku merasakan Leila semakin resmi menjadi milikku, suatu hari ia akan menjadi istriku.

Siangnya aku bangun dan melirik jam yang ada dinding kamar pukul 14.00. Cukup siang, aku melirik sebelahku. Leila sudah tidak ada, aku bangkit dan mencoba keluar kamar. Sambil telanjang, ketika sampai Pagar Tangga. Aku melihat Leila sedang memasak, rupanya dia juga baru bangun. Aku memutuskan kembali ke Kamar dan memakai Celana Renangku dan Bathrobe. Aku turun ke bawa, kemudian melangkah ke Kolam Renang. Leila sangat fokus dalam memasak, ia tidak mengetahui bahwa aku sudah bangun. Aku mengambil 3 Botol Air Mineral yang kubeli sebelum ke Villa dan menaruhnya pada sisi Kolam. Kemudian melepaskan Bathrobe dan menaruhnya pada Bangku Kayu. Aku berenang.

Leila masih asyik memasak, sedang aku masih berenang dengan puas. Kenapa Leila bisa berenang. Tentu saja, aku yang mengajarinya. Tepatnya hari 3 sampai 5 waktu liburan di Bali. Bahkan untuk memberikan efek privasi aku sengaja mengajaknya pada Pukul 2 Pagi, denga alasan untuk orang lain tidak bisa menganggu. Setelah berberapa putaran berenang, dengan Gaya Bebas, aku meminum Air Mineral, saat iti aku menyadari. Leila sedang terpana melihatku. “Ooh..” pekik Leila saat melihat tubuh atletisku juga otot yang terpampang ditubuhku. Walaupun ia paling dia suka adalah tonjolan di antara Kedua Pahaku. Wajah Leila agak memerah karena mendadak mulai malu juga sedikit terpaku. Aku mengetahui ketika berbalik mendapati dirinya terdiam.

Tangannya tiba-tiba menyentuh Payudaranya terasa gatal. Aku yang menoleh dan melihatnya berdiri terpaku dengan tatapan tolol, Aku pun tertawa dan memanggilnya untuk menghampiriku. “Kenapa Leila, kok jadi binggung gitu?” tanyaku sambil menyapanya dengan hangat sambil memberikan ciuman pada pipinya. Dia sendiri ikut memberikan ciuman pada Bibir hanya sekilas mungkin dia malu, “Oh, makanan sudah siap.” Katanya. Aku memakai Bathrobe dan mendekatinya. “Oh, terus jika makanan sudah matang. Emang kenapa Leila.?” tanya ku sambil memandang Leila dari atas sampai ke bawah. Tatapanku berhenti sebentar di Payudara yang membusung terbungkus Kaos Putih meski cukup longgar. Sedangkan Leila sendiri hanya dapat tersenyum melihat tonjolan di Celana Renang yang aku gunakan yang ketat itu mengeras.

Aku memutuskan menuruti dirinya, untuk makan. Ketika aku berjalan dibelakangnya. Aku mencium bau harum dari dirinya. Ia sudah mandi, namun kissmark yang aku ciptakan masih berada ditubuhnya. Dengan telaten, ia menyiapkan makanan dan minuman untuk aku makan. Masakan Leila sangat cocok dengan Lidahku. 20 menit aku merasakan kekenyangan karena makanan yang dibuat Leila. Tiba-tiba pikiran nakal kembali menyeruak pada Kepalaku. Saat Leila merapihkan Piring dan menyucinya. Kemudian aku mengambil Botol Air Mineral, dan menyembunyikan dibalik Punggungku. Ketika Leila menyelesaikan tugas, aku membuka Tutup Botol Mineral. Secara aku menumpahkan air dalam Botol Air Mineral ke Kaos yang Leila gunakan. Aaah..!” pekiknya kaget, ia mundur dan kehilangan keseimbangan.

Aku langsung menaruh Botol dengan cepat dan dengan Kedua Tanganku langsung menggapai Kedua Bahu Leila untuk menahan tubuhnya agar tidak jatuh. “Aduh.., begimana sih Pak?” keluhnya kesal. Aku tersenyum dan mengambil Tissu untuk Kaosnya. Leila yang masih terkejut hanya diam mengamati Tanganku yang berada di atas Dadanya. Mataku berfokus yang nampak berkonsentrasi menyeka Kaos Leila. Puting Leila tercetak semakin jelas di balik kaos yang basah dan secara alami Hembusan Nafas Leila yang memburu menerpa wajahku. “Maaf.. udah Pak..!” kata Leila dengan lirih.Aku pun menoleh ke depan memandang wajahnya. Melihat bibirnya yang basah, aku bukan menjauh malah meletakkan kain lap tadi di sampingku. Ia mendekatkan kembali wajahnya ke wajahku dan tersenyum sambil mengelus Rambut Leila.

“Kamu cantik, Leila.” Ujarku dengan nada suara yang lembut. Terdengar memuji dengan lembut, Leila menjadi tertunduk malu. Tanganku terangkat, mengangkat Dagunya lalu tanpa sangsi ia daratkan ciuman singkat pada Bibirnya. Kelakuan itu membuatnya refleks memejamkan mata dan Aku memafaatkan keadaan ini untuk menciumnya lebih mersa, dengan Lidahku mencoba mendesak masuk ke dalam mulutnya. Aku tahu Leila ingin menolak, tapi dorongan dari dalam dari dirinya tidak dapat berbohong. Tidak berapa lama, Leila balas melumat Bibirku. Sejurus dengan itu, Kedua Tangannya meraih Pundakku. Seakan memberikan kesan, “Silakan teruskan." Maka dengan refleks,Tanganku meraba-raba Pahaku dari dalam Rok selututnya yang makin terangkat hingga terlihat jelas Celana Dalam dan Selangkangannya.

Ciumanku makin intens, makin buas, dan kini Aku turun ke leher dan mencium Tubuhnya disana. Sambil berciuman, Tangan Leila bergerak turun meraih pengikat Bathrobe yang aku gunakan. Tanpa komando, ia membukanya. Dengan tersenyum aku mengerakan badanku untukk membantunya melepaskan Bathrobe. Setelah terlepas, Tangannya Tanganku menelusuri dadaku yang bidang, kemudian Kepalanya turun ke Dadaku dan mengecupnya lembut. Aku tidak ingin kalah maka Tangan Kananku bergerak mengelus Celana Dalam Leila dari luar. Kemudian menjalar, ke atas lagi dan meremas Payudara Leila, Keduanya. Payudara Leila yang sudah gatal untuk Aku remas sedari tadi. Leila melenguh agak keras dan mendengarnya membuatku pun makin giat meremas-remas Payudara yang montok itu.

Perlahan Aku melepaskan Ciumanku, hal yang membuat Leila hanya bisa terdiam, kemudian Aku melepaskan Kaosnya sudah basah dari atas. Leila membiarkanku melepas Kaos yang dia gunakan dari atas. Kini Leila duduk hanya mengenakan Bra hitam dan Rok Selututku, pemadangan yang indah yang membuatku tidak bisa berkedip. Kemudian Aku bergerak cepat untuk melumat kembali Bibir Leila dan sambil french kissing. Tangan Kanan bergerak ke Punggung Leila mengelus dan menyikirkan Rambutnya di Punggung Leila. Aku merava dan menemukan Pengait Bra Hitam yang digunakannya. Dengan cekatan aku mampu melepasnya dan menaruhnya pada Meja Bar disamping Leila. Kini Dada Leila benar-benar telanjang bulat. Leila tersipu malu, karena ini bertelanjang dada didepanku.

Meski kami sudah sering bersetubuh, Leila memang pertama kali, kami hanya sering bersetubuh didalam kamar. Aku melihat dan mendekatinya, dan mulai meremas Kedua Payudara secara bergantian. Permainan ini membuat Leila memilih untuk memejamkan mata dan menikmati saja. Dengan kejadian itu langsung kuteruskan dengan menjilat, hal itu membuat Puting Payudara Leila meneggang. Secara perlahan, Nafsu kami naik dan mulai menguasai kami. Aku masih melumat, mencium, menarik-narik dan menghisap-hisap Puting Payudara Kiri dan Kanan Leila secara bergantian. Tanpa kusadari, Leila pun mengeluarkan erangan yang lumayan keras, dan itu malah semakin membuat Aku semakin bernafsu. “Oh...oh...mpph...Pak....aah.. aaah..!” desah Leila mendesah menanggapi permainanku. “Lei, kamu kok seksi banget sih..? Saya suka banget sama badan kamu, bagus banget. Apalagi ini..” godaku sambil memelintir Puting Leila yang makin mencuat dan tegang.

“Ahh.., pak gelii..!” keluh Leila semakin manja. Keluhan dan desahan semakin membuatku ingin menyetubuhinya. “Sshh.. kali ini please jangan panggil ‘Pak’, sekarang panggil Husni aja ya, Lei. Kamu kan udah gede..” ujarnya. Leila terseyum, “Iya deh, Pak.” jawabku nakal dan ketika aku mendengarnya pun sengaja memelintir Kedua Puting lebih keras lagi. Sementaranya Kedua Tanganku bergerak kebawah melepaskan Roknya dan Celana Dalamnya.“Eeeh..! Pak eh Husni. geli aah..!” katanya sambil sedikit cemberut namun Aku tidak menjawab malahan mencium Bibir Sexynya dengan mersa. Ketika aku mendirikannya, tanpa hambatan Rok dan Celana Dalam terjun bebas ke mata Kaki. Aku turun tubuhku kebawah. Tepat depanku ada daerah Vagina Leila.

Disaat aku sudah membungkuk dan aku bersiap untuk menjilat Daerah Selangkangan Leila. Secara pelan kubuka selebar-lebarnya Kedua Pahanya. Agar Aku dapat melihat isi Vagina Leila yang merekah dan berwarna merah muda. Lidahku mulai menjilati dan merasa hangat dan basah itu pun pindah ke atas dan mulai mengerjai Klitoris Leila dari atas ke bawah dan begitu terus berulang-ulang hingga Leila mengerang tidak tertahan. “Aeeh.. uuh… Rob.. aawh.. ehh..!” desah Leila, secara perlahan Tangan Leila hanya dapat mengelus dan menjambak rambutku dengan Tangan Kanannya. Sedangkan Tangan Kiri Leila berusaha berpegang pada atas meja untuk menopang tubuhnya agar tidak jatuh ke depan atau ke belakang.

Badan Leila terasa mengejang serta Cairan Vagina Leila terasa mulai meleleh keluar dan Aku pun menjilatinya dengan cepat sampai Vaginanya terasa kering kembali. Badannya kemudian direbahkan di atas meja dan dibiarkannya Kaki Leila menjuntai ke bawah, sedang Aku melebarkan Kedua Kakinya dan siap-siap memasukkan Penisku yang besar dan sudah tegang dari tadi ke dalam Vagina Leila yang juga sudah tidak sabar ingin dimasuki olehnya.Perlahan Aku mendorong Penisku ke dalam Vaginanya yang sempit dan penisnya mulai menggosok-gosok Dinding Vagina Leila. Rasa campur aduk dirasa Leila benar-benar nikmat. Entah rasa geli, dan entah apa lagi, intinya Leila hanya memejamkan mata dan menikmati semuanya.

“Aaww.. nikmat....bangetttttttt ..!” ujar Leila Ketika Penisku belum sepenuhnya masuk kedalam Vaginanya. “Iyah.., tahan sebentar yah Sayang, vagina kamu sempitnya.. ampun deh..!” kataku tidak tahan, nafsuku juga sudah mulai mengusaiku. Aku tersenyum sambil menahan gejolak nafsu yang sudah menggebu. Akhirnya, Peniku berhasil masuk seluruhnya ke dalam Vaginanya dan Pinggulnya pun mulai bergerak maju mundur. Makin lama gerakannya makin cepat dan membuat aku mengerang keenakan. Ah Lei… enak Lei.. aduuuh..!” erang ku merasa nikmat permainan merasa nikmat yang sangat. “Iii.. iyaa.. Pak..enakk..ngentott..Pak.....terusss.. eehh..!” balas Leila sambil merem melek keenakan. Aku tersenyum mendengar Permintaanku yang mulai meracau ngomong. Memang kalau sudah begini biasanya keluar kalimat-kalimat kenikmatan dari Mulut Leila dan ternyata itu membuat Aku semakin nafsu saja.

“Awwh.. awwwh.. aah..!” erang Leila saat orgasme mulai lagi. Tidak lama kemudian Badan Leila diperosotkan ke bawah dari atas meja dan diputar menghadap ke depan meja, membelakangiku yang masih berdiri tanpa mencabut penisnya dari dalam Vagina Leila. Diputar begitu rasanya cairan kenikmatan Leila menetes ke sela-sela paha Leila dan aku dan gesekannya benar-benar nikmat. Kini Posisi Leila membelakangi aku dan dia pun mulai menggenjot lagi dengan gaya Doggie Style. Badan Leila yang membungkuk ke depan, Kedua Payudara Leila montok menggantung bebas dan ikut berayun-ayun setiap kali pinggulku maju mundur. Leila pun ikut memutar-mutar pinggul dan pantatnya mengikuti semua gerakan dariku.

Setiap aku mempercepat dan mempompa Vagina Leila. Maka aku sesekali meremas gemas Pantat Leila yang semok dan putih itu, kemudian berpindah ke depan dan mencari Punting Payudara Leila yang sudah sangat tegang dari tadi. “Awwh.. lebih keras Om.. pentilnya.. puterrr..!” rintih Leila meminta sesuatu yang bisa membuatnya merasa nikmat dan aku pun serta meremas Puntingnya lebih keras lagi dan tangan satunya bergerak mencari Klitoris Leila. Kedua tangan Leila berpegang pada ujung meja dan Leila menoleh ke belakang melihat Aku yang sedang merem melek keenakan. Disaat itu aku sempat meliriknya dia mengamatiku, Gila rasanya tubuhku banjir keringat karena memanjakan Leila. Leila pun merasakan hal yang sama ketika tanganku menjelajahi tubuhku.

Putingnya diputar-putar makin keras sambil sesekali Payudara Leila kuremas kuat. Klitoris Leila kugosok-gosokan dengan Penisku dengan cepat, dan hentakan Penisku keluar masuk Vagina Leila makin cepat. 20 menit kemudian Akhirnya orgasmeku mulai lagi. Bagai terkena badai, tubuhku mengejang kuat dan lututku lemas sekali. Begitu juga dengan Leila yang mulai mengelijang. Akhirnya Aku mencapai puncak kenikmatanku juga dan memuncratkan Spermanku di dalam Vaginanya yang hangat. “Crot..Crot..Crot..” Spermaku memenuhi Vagina Leila. “Aaah.. Leii..!” erangku pada Leila. Aku melepaskan Penisku saat Semprotan Spermaku tidak keluar lagi dalam Vaginanya. Leila berlutut lemas sambil bersandar di samping meja dapur dan mengatur napasnya. Aku bergerak pelan dan duduk di sebelah Leila.

Kami sama-sama masih terengah-engah setelah pertempuran yang seru tadi. “Sini Pak..! Saya bersihin sisanya tadi..!” ujar Leila sambil membungkuk dan menjilati sisa-sisa Cairan Kenikmatan yang kami keluarkan dan menyatu tadi di sekitar selangkanganku . Aku hanya terdiam sambil mengelus Rambut Leila yang sudah acak-acakan. Kemudian aku mengumpulkan pakaian kami yang berceceran di lantai dapur dan menaruhnya pada kotak pakaian kotor dan bersama ke Kamar Kami untuk mandi ke kamar mandi dalam. Setelah mandi, kami tidur dan bersantai sejenak. Selama 8 hari, kami menghabisi waktu untuk bersantai dan menyibuk diri untuk bermersaan. Dan pulang ke Jakarta dengan perasaan yang puas, karena asmara dan cinta kami makin terjalin kuat.

Bersambung
 
Terakhir diubah:
Bimabet
terimakasih atas dukungannya, untuk part selanjutnya sedang lagi dirancang. cluenya : yang diinginkan akan terjadi. ada yang tahu?
Justru kami menunggu jawabannya niy.....
Mantab Gan....
Ditunggu kelanjutannya....
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd