Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Liburan Semesterku

Untuk Bagian 18, Anggu dibawa ke mana nih?

  • Perkampungan suku kanibal.

    Votes: 14 20,9%
  • Perkampungan suku non kanibal.

    Votes: 23 34,3%
  • Camp sederhana tempat penculik tinggal.

    Votes: 30 44,8%

  • Total voters
    67
  • Poll closed .
Maunya dibikin BDSM yang seperti apa ya?

Misalnya ceweknya melanggar adat, ketahuan, dan mereka dijadikan semacam upacara permohonan maaf untuk dewa mereka dan terus "arwah" mereka disiksa gitu, tapi mereka ngga mati. Misal dipasung di antara 2 pohon gitu terus dipukuli, dicambuk, dimasukkan lewat mulut sampai tembus anus, ditusuk atau apalah. Mereka merasakan sakitnya, tapi mereka ngga mati. Mirip kayak Tsukuyomi Itachi pas lawan Kakashi di Naruto (saya bukan penggemar Naruto, cuma buat gambaran) hehehehe
 
Misalnya ceweknya melanggar adat, ketahuan, dan mereka dijadikan semacam upacara permohonan maaf untuk dewa mereka dan terus "arwah" mereka disiksa gitu, tapi mereka ngga mati. Misal dipasung di antara 2 pohon gitu terus dipukuli, dicambuk, dimasukkan lewat mulut sampai tembus anus, ditusuk atau apalah. Mereka merasakan sakitnya, tapi mereka ngga mati. Mirip kayak Tsukuyomi Itachi pas lawan Kakashi di Naruto (saya bukan penggemar Naruto, cuma buat gambaran) hehehehe
Hihihi.. jadi horor gitu. Aku belum tau sih Tsukuyomi Itachi lawan Kakashi seperti apa. Mungkin aku nonton dulu deh.

Untuk cerita seperti itu, aku sudah pernah bikin. Gak banyak dan sepanjang ini sih, tapi ceritanya juga ada pelanggar adat. Ada upacaranya juga. Judulnya Sarah
 
Aku usahakan rilis selanjutnya sebelum tanggal 20 bulan ini. Nanti ada pose Ria seperti ini,



Ria foto dengan pose seperti itu tentu bugil. Difoto bergantian bersama Arya dan Toni. Pose Arya dan Toni masih belum dipikirkan. Entah gesek gesek aja, atau lebih dari itu. Hihihi



Hihihi, fantasi yang aneh. Jagung menurutku biasa aja. Gimana kalau punya Ria dimasukin pasir pantai? Jagung mudah ngelepasinnya, kalau pasir agak susah. Apalagi butiran butiran pasir dimasukin sampai dinding lapisan vagina Ria stretch secara maksimal. Elastisitasnya sampai seberapa. Dan..... itu sudah kuketik dan belum tentu ada di rilis ke 5 nanti. :p


Wuiiiihh... double penetration. Hihihihi


RL masih flat. Hanya sedikit side effect pancaroba.


Sedang dilanjutkan dan masih terketik 3587 kata. Mungkin aku usahakan rilis bareng sama trit sebelah.


Hihihi, aku malah biasa saja ya.
Hihihi jadi basah bayangin di masukin batang bambu yang di lumuri pasir atau batang singkong yang kasar kasar gimana gitu
 
Bagian 5


Ria menungging bagaikan seekor keledai. Ia pasrah menyerahkan kemaluannya untuk dimasuki benda-benda yang dibawa oleh Arya dan Toni. Toni dan Arya kemudian berjongkok di belakang selangkangan Ria yang sepasang pahanya terbuka lebar seolah-olah mempersilahkan mereka berdua menjejal kemaluannya. Aku lihat Ria tidak menoleh ke belakang.

"Kamu duluan" ujar Toni.

"Eh.. aku?" Ujar Arya.

"Iya, punyamu dulu. Sana masukin ke memek Ria" ujar Toni.

"Tapi.." ujar Arya.

"Gak apa-apa kok. Toh Ria tadi bilang kita boleh masukin benda apa aja, baik benda mati ataupun benda hidup" ujar Toni.

"Arya sayang, betul kata Toni. Kamu tidak perlu ragu. Masukin aja ke memek aku, tapi jangan bilang kamu bawa kelapa. Kalau itu sih mustahil gak akan muat. Kalau daunnya pasti muat, hihihihi" ujar Ria menoleh ke belakang.

"Tuh kan, apa kubilang. Sana cepet masukin" ujar Toni.

"Betul, nih memek aku Arya, silahkan masukin oleh-oleh yang kamu dapat ke memek aku" ujar Ria sambil memundurkan pantatnya. Arya masih terdiam.

"Arya sayang. Jangan ragu. Memek aku sudah pernah dimasukin benda yang secara umum tak pantas untuk dimasukin. Liat nih memek aku. Andaikan memek aku punya mulut, pasti dia akan bilang sambil memohon-mohon padamu Arya" lanjut Ria.

Sepertinya Ria sangat antusias. Apa yang dia pikirkan? Apa yang ada di otaknya? Apa pemicunya? Mungkin begitu ya kalau sudah tidak perawan, bisa bebas melakukan apa yang diinginkan. Aku saja sewaktu mandi dan menyabuni tubuhku, jari kelingking tangan yang merupakan jari terkecil tanganku aja tidak berani masuk ke rongga kemaluanku. Aku cukup menyabuni bagian luarnya saja. Ketika aku lagi menstruasi, saat dikamar mandi aku dapat merasakan dan melihat darah yang keluar dari lubang kecil di tengah selaput daraku. Seakan-akan selaput daraku ini ialah segel yang hanya boleh dibuka oleh suamiku kelak. Segel ini yang menandakan bahwa aku adalah produk baru, brand new in box, bukan second. Ihh… kok aku berfikiran ke situ sih. Astaghfirullahaladzim. Aku mengelus dada.

Toni berjongkok di samping betis kiri Ria, sedangkan Arya berada di antara sepasang betis Ria. Aku melihat Toni melambaikan tangan memanggilku. Aku nurut aja, akhirnya aku mendekat dan duduk disamping paha kanan Ria. Tangan kanan Arya membuka dan menunjukkan kepadaku sebuah benda.

“Woaaaaawww.. i.. ituuu….” ujarku lirih.

“Anggu… sssstttt” ujar Toni kemudian ujung telunjuk kanannya menyilang berada di depan mulutnya. Aku tahu maksud dari isyarat dia agar aku diam.

“Ada apa, ada apa?” ujar Ria.

PLAK

“Eeeiittt nakal, kamu jangan ngintip lho. Kamu cukup merasakan benda apa yang akan kami masukkan ke memek kamu. Rasakan dengan saraf di memek kamu saja. Hehehe” ujar Toni dengan menampar pantat kiri Ria.

“Iihhh… sakit tauuu. Iyaa iyaaa, Silahkan kalian masukin oleh-oleh yang kalian dapat ke dalam memek aku” ujar Ria dengan nada manja.

"Masukin aja Arya. Ayooo masukin. Hehehe" ujar Toni menyoraki Arya.

"Iya" jawab Arya.

Duh, dasar Ria ini. Dengan intonasi kekanak-kanakkan seperti itu, mereka berdua jadi sumringah. Walaupun Arya polos, tetap saja tidak dapat menyembunyikan raut wajah yang menandakan bahwa dia itu senang. Mungkin dalam hatinya, kok ada cewek yang mau dimesumin dan gratis. Bukan hanya dia, aku juga berfikir seperti itu. Mau maunya Ria mempersilahkan tiap milimeter tubuhnya untuk dipermainkan. Walaupun Ria menolak untuk disetubuhi, awas aja kalau sampai kebablasan. Jika tidak ingin basah, janganlah bermain air. Ria sudah bermain air. Mungkin saat ini dia sudah berhati-hati dan menyuruh Toni dan Arya untuk berjanji tidak menyetubuhinya. Siapa tau Ria sendiri yang memintanya dan dia dibutakan oleh nafsunya sendiri. Dari sekedar bertelanjang di pantai, bermain kubur pasir, sampai tantangan mesum, dan sekarang kemaluannya bersedia dimasukin apapun. Apakah dia tidak merasa bahwa tadi ibu jari kaki Arya yang masuk kemaluannya itu membawa pasir? Ataukah Ria sudah tau kalau di kemaluannya ada pasir? Aku sih tidak tahu gimana rasanya. Hanya 2 yang boleh melalui lorong kewanitaanku. Pertama darah menstruasi, lalu yang kedua udara.

Ditangan kanan Arya memegang sebuah batu apung, yaitu batuan vulkanik yang berasal dari lelehan lava berbuih, kemudian mendingin, mengering dan membeku menjadi batu. Pulau ini tidak begitu luas. Hanya ada bukit yang tidak terlalu tinggi. Kemungkinan batu apung itu berasal dari gunung api di pulau seberang sana, kemudian selama puluhan tahun dibawa ombak dan akhirnya berada di pesisir pantai di pulau ini. Ukuran batu apung tersebut tidaklah besar dan tidak juga dibilang kecil. Kira-kira dimensinya 2,6 centimeter kali 3,8 centimeter kali 3,2 centimeter. Bentuknya sedikit lonjong dengan sisi yang tidak beraturan. Sisi-sisinya halus, tapi berpori yang merupakan ciri khas batu apung.

"Selagi Arya masukin sesuatu ke memek kamu, aku mainin toket kamu ya?" Ujar Toni.

"Boleh. Sepertinya kamu belum puas sama toket aku" ujar Ria.

"Memang. Toketmu ngegemesin sih" ujar Toni.

"Bilang aja toket aku lebih bagus dari Vera" ujar Ria.

"Ya bukan begitu sih. Eh, Anggu, ayo fotoin kami bertiga" ujar Toni.

"Eh, iya iya" ujarku.

Aku kemudian mengambil jarak dari sebelah kanan dari posisi Ria yang merangkak. Aku lihat sepasang tangan Toni dari arah bawah, diantara dada dan pasir, tangannya meraih buah dada kanan yang ada di depanku, lalu meremasnya. Bukan sekedar meremas biasa, tapi seperti memerah susu sapi. Aku ambil foto mereka bertiga. Terlihat Arya menghadap ke kanan. Ia lagi sibuk mau memasukkan batu apung di selangkangan Ria, sedangkan Toni menghadap ke arahku dari balik tubuh Ria yang merangkak dengan wajah dan kepalanya nongol di punggung atas Ria. Sepasang tangannya menjamah buah dada kanan Ria dari bawah. Tangan kiri Toni menerkam buah dada, sedangkan tangan kanannya menarik pangkal puting ke bawah. Gerakan tangan kiri Toni meremas seakan-akan ingin mengeluarkan susu yang diproduksi oleh kelenjar mammary duct pada buah dada kanan Ria tersebut. Emangnya bisa mengeluarkan susu ya? Setahuku bisa sih. Asalkan hormonnya terpenuhi. Dengan kata lain, kalau Ria gampang terangsang dan sangean pasti bisa hormonnya banyak terproduks, lalu bisa mengeluarkan susu. Tapi sejauh ini, aku belum melihat buah dada Ria yang diperah oleh Toni mengeluarkan susu. Mungkin kadar hormonnya masih sedikit. Toh wajah Ria menoleh ke arah kamera biasa saja. Bahkan Ria memasang wajah senyum imut.

Awalnya aku mengambil satu foto, dan tanpa terasa dalam 2 menit aku sudah mengambil 5 foto. Kemudian aku beralih merekam mengambil video mereka. Aku berjalan mendekat ke arah wajah Ria yang sok santai diremas seperti itu. Malah Ria masih tersenyum menghadap kamera ponselku. Bisa-bisanya Ria tersenyum manis dengan pose merangkak dan buah dada kanannya di remas secara kasar oleh Toni. Beberapa menit kemudian tangan kanan Toni ia lepas tidak meremas buah dada kanan Ria, tapi tangan kirinya menarik puting kanan Ria yang menggantung ke bawah secara vertikal sampai buah dada kanan Ria mengerucut, selang beberapa detik Toni melepaskannya. Saat dilepas, buah dadanya yang mengerucut kembali ke bentuk semula dengan sebelumnya putingnya terhempas ke atas dan buah dada Ria memantul-mantul.

"Kenyal banget toket kamu Ria" ujar Toni.

Ria tidak menggubris dan masih memasang wajah senyum. Toni masih kurang puas, ia melakukan hal tadi berulang-ulang sampai lebih dari 7 kali. Aku coba mendekat dan mengarahkan ke buah dada kanan Ria yang ditarik-tarik tersebut. Saat kudekatkan, aku baru tahu bahwa ketika buah dada kanan Ria ditarik-tarik oleh tangan kanan Toni, tangan kiri Toni meremas-remas buah dada kiri Ria. Mungkin tadi buah dada kirinya tertutupi oleh buah dada kanan Ria, jadi aku tidak mengetahuinya.

Aku bergeser ke depan wajah Ria yang menghadap ke arah Timur dan menampilkan wajah Ria dengab bibir yang ia memajukan. Wajahnya mengerut dan masih tampak imut. Dia tidak mengeluarkan suara sama sekali.

"Aku masukin ya Ria" ujar Arya.

"Iya Arya sayang silahkan. Masukin yang dalam sampai mentok" ujar Ria.

"Aku bantu gimana?" Ujar Toni.

"Boleh. Menurutmu gimana Ria?" ujar Arya.

"Silahkan. Tubuh aku sudah milik kalian berdua. Puas-puasin deh. Tapi.." ujar Ria

"Tapi gak boleh ngentot" sambung Toni.

"Betul, dan juga batasnya sampai nanti jam 12 Malam" ujar Ria.

"Siap. Sekarang masih jam berapa Anggu?" ujar Toni.

"Jam 15:03" jawabku sambil mengetap tombol stop merekam dan berjalan ke belakang tubuh Ria yang merangkak.

"Masih ada 9 jam lagi, hehehe" ujar Toni.

Toni beranjak dari duduk di samping pinggang kiri Ria, melepaskan genggaman tangan yang meremas dan menarik-narik buah dada Ria, lalu berdiri. Ia kemudian menduduki punggung Ria dengan cara duduk seperti menunggangi kuda, tapi menghadap ke arah pantat Ria atau ke arah aku dan Arya.

"Uugghhh… Toniiiiii… berat tauuu" teriak Ria.

"Katanya boleh ngelakuin apa saja" ujar Toni.

"Iya boleh, tapi ingat dong badan kamu tuh berat banget tau" ujar Ria.

"Ok. Kalau seperti ini gimana? Masih berat?" Ujar Toni dengan sepasang kakinya menginjak pasir di sisi kiri dan kanan pinggang Ria. Sepertinya ia membagi sebagian tekanan berat badan di pantat yang menduduki punggung Ria ke sepasang kakinya, bukan hanya bertumpu pada pantat yang menduduki punggung Ria.

"Udah gak begitu berat, tapi kontolmu terasa nekan banget di punggung aku" ujar Ria.

"Gak boleh?" ujar Toni.

"Boleh kok. Kalau mau, gesek-gesekin aja kontolmu ke punggung aku" ujar Ria.

"Ya mungkin nanti aja" ujar Toni.

Toni kemudian telungkup hingga dada Toni menempel di dekat tulang ekor Ria dan kepala Toni berada sejengkal di atas anus di antara sepasang pantat Ria, lalu sepasang tangan Toni ditempelkan ke labia mayora Ria di sisi kiri dan kanan, jari-jemarinya lalu menggeser ke samping hingga kemaluan Ria terbuka.

"Aaaaaahh… jangan lebar-lebar ton.. aaaaaauuuwww" ujar Ria mendesah.

"Nggak lebar kok" ujar Toni.

Aku menggeserkan kepalaku ke samping untuk melihat kemaluan Ria tersebut agar lebih jelas. Woow.. tarikan Toni pada labia mayora membuat kemaluan diantara bibir labia minora Ria menganga. Kira-kira jarak labia minora kiri dan kanan Ria saling menjauh sekitar 6,5 centimeter. Terlihat dinding lapisan dinding vaginanya yang bergelinjal dan lubang lorong vagina Ria yang terbuka dengan bagian dalam berwarna hitam mirip goa yang tidak tersorot cahaya. Lubang diantara carunculae myrtiformes terbuka dengan diameter sekitar 1,2 centimeter. Beberapa butiran pasir terlihat menempel di rongga kemaluan Ria. Itupun yang terlihat bagian luar, yaitu dari carunculae myrtiformes sampai labia minora. Bagaimana dengan di dalam vaginanya? Aku yakin juga banyak. Semoga saja pasirnya tidak sampai masuk ke servik apalagi sampai ke uterusnya. Bisa berbahaya tuh. Tapi semuanya apa kata Ria deh. Dia si empunya tubuh, ya terserah dia. Toh dia sudah mengetahui resikonya.

"Aaahhh…. Rasanya dingin.." Desah Ria saat tangan kanan Arya menempelkan batu apung ke bibir kemaluan Ria.

“Ini cuma nempel lho. Yakin kan mau dimasukin?” ujar Toni.

“Yakin dong, masukin aja benda itu hihihi” ujar Ria.

“Anggu, jangan lupa direkam dong” ujar Toni.

“Eh iya. Hihihi” ujarku diingatkan oleh Toni. Aku sampai lupa tugasku untuk mendokumentasikan mereka bertiga. Huff.. payah. >,<

Aku mengarahkan kamera ke mereka bertiga dari jauh, kemudian Toni dengan raut wajah, bibir dan sepasang mata bergerak-gerak memberi aba-aba kepadaku untuk merekam lebih dekat. Aku pun menurutinya dengan mendekatkan kamera ponselku ke kemaluan Ria. Di layar ponselku yang sedang merekam terlihat tangan kanan Arya yang masih memegang batu apung dan masih menempel di bibir kemaluan diantara sepasang labia minora Ria. Kemudian tangannya ia dorong pelan-pelan hingga batu apung membelah vestibule vagina Ria dan membuka carunculae myrtiformes secara perlahan. Walaupun kemaluannya basah dan banyak pasir yang menempel, batu apung tersebut bisa dengan mudah menyeruak membelah dinding selaput vestibule Ria. Ketika menyeruak masuk, dinding vestibule serta hymenal caruncle ikut terdorong masuk. Dorongan demi dorongan dilakukan oleh Arya hingga aku lihat 45% dari batu apung tersebut masuk ke kemaluan Ria. Selain dorongan tangan Arya, tentu juga karena bantuan dari tangan Toni yang memegang labia mayora dan membentangkannya lebar-lebar.

“Aauuuhhhh.. Terus Arya masukin teruss.. Mmhhhhhh” desah Ria.

Arya mendorong batu apung di kemaluan Ria dengan ujung Jari telunjuknya. Tadi ia menggunakan ibu jari dan jari telunjuk ketika mendorong bapu apung, tapi sekarang ia hanya menggunakan jari telunjuk tangan kanannya saja. Mungkin karena hampir separuh batu apung tersebut tertelan di kemaluan Ria, jadi tidak perlu menggunakan banyak jari. Cukup dengan jari telunjuk. Dengan postur tubuh Arya yang tinggi diantara kami berempat, jari telunjuknya juga panjang. Sepadan dengan postur tubuhnya. Tidak mungkin dong badan kecil tapi jarinya panjang. Kecuali punya kelainan. Penis Arya aja panjang banget. Punya Toni gak ada apa-apanya. Hihihihi

Kalau aku perhatikan, batu apung yang dimasukkan ke kemaluan Ria itu hampir sebesar ibu jari kaki Toni. Di layar ponselku terekam bagian belakang batu apung yang masih terlihat dan belum tertelan di kemaluan Ria. Bagian belakang batu apung tersebut didorong pelan-pelan oleh jari telunjuk tangan kanan Arya.

"Hmmm…. Dorong terus Arya… dorong lagi sampai mentok… sssssssshhhh" ujar Ria.

Aku lihat penis Arya tegang. Apakah karena desahan Ria bisa membuatnya ereksi? Mungkin iya. Selain dari faktor suara Ria, tentu juga karena melihat kemaluan Ria. Walaupun kemaluan Ria kotor karena butiran pasir, pada dasarnya kemaluan Ria itu bersih dan terawat. Tidak ada bulu pubis yang tumbuh di sekitar kemaluan, juga warna labia minora dan labia mayoranya hampir sama. Biasanya labia mayora yang ditumbuhi rambut pubis terlihat lebih gelap, tapi milik Ria ini terlihat cerah. Aku belum pernah mencukur bulu kemaluanku, jadi aku tidak bisa membandingkan dengan milikku. Mungkin suatu saat aku mau mencukurnya. Tapi untuk apa?

Untuk labia minora Ria, warnanya juga tidak gelap. Biasanya sih agak gelap kecoklatan seperti punyaku. Tapi, bagian rongga vestibule milik Ria sama seperti punyaku, sama-sama merah muda. Hihihi. Perbedaannya, punya Ria sekarang kotor penuh pasir.

"Uuuuhh… cepet dorong Arya… memek aku sudah gak sabar nih… uuuhhhh" ujar Ria.

Jari telunjuk tangan kanannya mendorong batu apung hingga menyisakan 20 persen yang belum tertelan. Pelan-pelan tapi pasti, tekanan jari telunjuk Arya menyebabkan batu apung terus masuk. Labia minoranya kemudian pelan-pelan sedikit mengatup. Tapi tidak sepenuhnya mengatup, karena sepasang labia mayoranya dibentangkan oleh tangan Toni. Jadi masih terlihat menganga dan antara labia minora kiri dan kanan masih saling berjauhan. Sebetulnya bentangan labia minora Ria lebih lebar dari batu apung. Mungkin karena tekanan di area vestibule dan dorongan pada labia minora, jadi seolah-olah saat batu apung hampir tertelan, sepasang labia minoranya mengatup. Lebar diameter berkurang dan dari hymenal caruncle yang sedikit mengatup, terlihat ditengahnya batu apung yang menyisakan sedikit wujudnya di bagian vestibule vagina Ria.

Ujung jari telunjuk tangan kanan Arya menekan terus batu apung yang sudah sebagian masuk ke rongga kemaluan Ria. Vestibule dan hymenal caruncle yang tadi ikut terdorong masuk ke rongga vagina Ria akhirnya muncul dan mengelilingi jari telunjuk tangan kanan Arya. Aku berusaha tidak menggerakkan kamera dan fokus ke kemaluan Ria. Ponselku tidak ada fitur steady saat merekam mengambil video. Walaupun ponsel sekarang sudah bagus dan ada fitur tersebut, tapi aku belum ada keinginan untuk berganti ponsel. Yang ini aja masih bisa digunakan dengan baik, jadi gak perlu beli yang baru. Namanya itu pemborosan. Kecuali ponselku ini rusak. Hihihi

"Hmmmm… terus Arya masukin terus…. Aaaaahhh iya… Iyaa terusss sampai mentok" desah Ria.

Jari telunjuk Arya terus menekan dan mendorong ke arah Timur atau ke kemaluan Ria. Yang awalnya ujung kuku pada jari telunjuknya terlihat, kini sudah terbenam di dalam kemaluan Ria. Terlihat hymenal caruncle mengelilingi setengah dari panjang jari telunjuk kanan Arya.

"Aaaahh… udah aaaahhh udaaah Arya jangan di tekan terus…. Sudah mentok. Aaaaaah… iiihhh Arya… kena ke servik aku tauuu…" ujar Ria.

"Servik?" Tanya Arya.

"Itu mulut rahim broo" ujar Toni.

"Oooh…" ujar Arya.

"Yang kamu masukin ke memek aku tadi bergesekan sama servik aku. Apalagi dengan posisi nungging seperti ini, servik aku berada di bawah" ujar Ria.

"Tadi? Berarti sekarang tidak bergesekan ya Ria?" Ujar Toni.

"Masih, tapi gak kayak tadi. Uuuhhh… u.. udah dong Arya.. jangan didorong lagi… kedalaman lorong memek aku gak sepanjang punya Anggu" ujar Ria.

"Iihhssss apa-apaan sih kok ngomongin aku sih?" Gerutuku.

"Hihihi.. soalnya badan kamu lebih tinggi dari aku, pasti kedalaman memek kamu lebih dalam dan lebih panjang dari memek aku. Liat tuh kontol Arya, memek kamu pasti bisa mencakup seluruh batangnya" ujar Ria.

"Iiiihhh… ada-ada saja kamu" ujarku dengan mencolek paha atas sebelah kanan Ria yang sedang nungging

"Beneran lho" ujar Ria.

"Udah ahh.. kamu ini manas-manasin Arya dan Toni. Nanti kalau mereka nafsu ke aku gimana?" Ujarku.

"Nggak. Asal kamu gak bugil di depan mereka aja hihihi" ujar Ria.

"Ya gak gitu juga kali. Contohnya banyak berita cewek berjilbab diperkosa, padahal gak bugil. Pakaiannya sopan dan tidak menunjukkan aurat" ujarku.

"Kalau tentang itu, menurutku yang salah tetap cowoknya. Cowok yang sange dan hornian tidak bisa memanajemen nafsu dan mencari pelampiasan ke hal-hal yang salah. Begitu menurutku Anggu" ujar Toni.

"Benar. Kasus terakhir cewek berjilbab yang jalan sekedar lewat tapi di perkosa" ujarku.

"Pikiran mereka terkontaminasi sama pengaruh alkohol, jadi akhirnya berbuat seperti itu. Memperkosa lalu membunuhnya" ujar Toni.

"Kamu tahu kan kemarin ada pembunuhan cewek alumni IPB. Itu juga contoh kebiadaban nafsu" ujarku.

"Bener. Kalau itu sih pelakunya brengsek dan bejat. Udah ngerampok harta benda korban, memperkosa, membunuh dan membuangnya di sawah" ujar Toni.

"Terus kalau kamu gimana?" Ujarku.

"Maksud gimana?" Ujar Toni.

"Kamu liat aku berjilbab seperti ini?" Ujarku.

"Ya tetap aja kamu nafsuin, tapi aku masih punya akal sehat dan bisa melampiaskan ke yang lain. Jangan samakan aku sama pelaku pembunuhan itu. Sama seperti kamu ketika berpuasa, terus di depanmu ada makanan. Tergoda pasti ada dong, tapi akal sehatmu pasti juga. Tergantung kamunya, lebih kuat ego atau superego. Kalau aku nafsu liat cewek, ya aku tahan. Lampiaskannya nanti bisa sama pacarku atau coli. Kalau sekarang aku sih gampang, kalau lagi nafsu diubun-ubun tinggal lampiskan ke Ria hehehe" ujar Toni.

"Terus kalau aku bugil, kamu yakin gak akan menyetubuhiku?" Tanyaku.

"Nggak. Kecuali kamu bersedia. Saat ini aku lagi nafsu ke Ria, hehehe. Intinya Anggu, sange boleh, ****** jangan." ujarnya.

"Hihihi betul-betul Ton. Sange liat cewek nafsuin boleh, tapi jangan sampai bodoh memperkosanya. Kalau kamu sange, lampiaskan ke aku. Jangan ke Anggu. Pakai tubuh aku sampai jam 12 malam. Arya juga, kalau lagi gak kuat nahan nafsu, lampiaskan ke aku jangan ke Anggu" ujar Ria.

"Ya, tapi sayangnya gak boleh ngentot sih" ujar Toni.

"Katanya nunggu aku sendiri yang bilang bersedia hayoo" ujar Ria

"Oh iya lupa… " ujar Toni.

"Arya, emang kamu mau ngentotin aku? Kalau Toni sih sepertinya kebelet banget. Gak perlu ditanyakan lagi hihihi" ujar Ria.

"Jiaaaahh.. tau banget kamu" ujar Toni.

"Wajahmu mesum sih. Hihihi" ujar Ria.

"Iya kan Arya? Kamu mau ngentotin aku ya?" Lanjut Ria.

"Hmm…. I.. iya mau. Asalkan dibolehkan" ujar Arya.

"Tungguin aja, siapa tau aku nanti berubah pikiran. Hihihi.. aaaaaaauuhh… iihhh Arya" ujar Ria kemudian pantatnya sedikit bergerak menjauh ke arah Timur saat jari Arya masuk ke kemaluan Ria mendorong batu apung yang bersemayam di dalamnya.

"Katanya boleh ngapain aja asal gak ngentot. Gimana sih Ria ini" ujar Toni.

"Ya gak segitunya kali. Kamu gak punya memek, jadi gak tau rasanya gimana" ujar Ria.

"Emangnya servik itu punya indra ya?" Ujar Toni.

"Nggak, hanya dinding vagina aja yang terasa saat bergesekan" ujar Ria.

"Kalau servik tidak punya indra, kok kamu bisa tahu kalau batu yang dimasukkan Arya mengenai servik kamu?" Ujar Toni.

"Walaupun tidak ada indra peraba di servik, tapi aku bisa tahu dari gerakan rahim aku yang membentur servik. Batuuu?.. Eh… memek aku di masukin batu? Beneran?" Ujar Ria.

"Upss…" ujar Toni.

"Toni oh toni, kamu malah keceplosan. Hihihi" ujarku.

"Beneran dimasukin batu? Batu apa?" Ujar Ria.

"Coba tebak dong" ujar Toni.

"Arya sayang, coba dorong lagi batu di memek aku pakai jari kamu" ujar Ria.

"Pakai Dua jari bro" ujar Toni.

"Tiga jari gak apa-apa kok. Hihihi" ujar Ria.

"Tuh dibolehin bro, masukin aja 3 jari kamu. Hehehe" ujar Toni.

"2 jari saja ya" ujar Arya.

"Boleh sayang, silahkan masukin 2 jari kamu ke memek aku. Obok obok memek aku sesuka hati kamu" ujar Ria dengan nada manja.

"Hehehe, tadi protes karena batu dimasukin terlalu dalam membentur mulut rahim, sekarang malah sebaliknya. Emang cewek itu aneh. Hehehe" ujar Toni.

Dengan jari telunjuk dan jari tengah tangan kanan Arya, ia masukkan ke dalam kemaluan Ria.

"Uuuhh…." Lenguh Ria saat dua jari Arya masuk dan mentok. Padahal didalam kemaluan Ria sudah ada batu apung, tapi dua jari Arya yang panjang itu bisa tertelan sepenuhnya.

"Hehehe tadi nolak-nolak, sekarang keenakan ya. Sudah gak sakit lagi Ria?" Ujar Toni.

"Nnggaak begitu…" ujar Ria.

"Berarti servik kamu sudah beradaptasi dengan batu yang dimasukin Arya" ujar Toni.

"Aaaah… mungkin iyaa… terus Arya… uuhhh.. kasar banget batunya… jangan-jangan batu di memek aku itu batu karang ya?" Ujar Ria.

"Menurutmu begitu ya?" Ujar Toni.

"Uuhh… iya.. dinding vaginaku merasa seperti digaruk-garuk gitu… auuuhh… tapi enak banget…. Aaaahhh ssssshhhh" ujar Ria.

"Gimana bro? Betul apa nggak?" Ujar Toni bertanya ke Arya.

"Salah Ria, bukan batu karang" ujar Arya.

"Uuuhh… mmhhh.. te.. terus batu apa?" Ujar Ria.

"Mau tauu?" Ujar Toni.

"Aaahh… iya mauu… aaaahhh" ujar Ria yang masih mendesah karena rongga kemaluannya sedari tadi dipermainkan oleh dua jari tangan kanan Arya.

"Tapi ada syaratnya" ujar Toni.

"A.. apa? Aahh..." Ujar Ria.

"Aku mau masukin sesuatu ke memek kamu" ujar Toni.

"U.. adah aku bilang… aaaaaahhhh…. Ma.. masukin aja… ssssshhh…. Asal… jangan ngentot…. Mmhhhhhh Arya… oohh aa.. aku mau sampe… terus Arya.. kocok memek aku….." Ujar Ria.

"Wuihh cepet juga kamu dapetnya Ria. Berarti lain kali kalau aku mau masukin sesuatu ke memek kamu gak perlu bilang ya?" Ujar Toni.

"I.. iiyaa… gak usah bilang… aaaaahh cepet.. lebih cepet Arya aaaaahhh" ujar Ria mendesah hebat.

"Sini biar aku bantu" ujar Toni kemudian melepaskan sepasang tangan yang menempel pada labia mayora Ria, kemudian berdiri lalu duduk berjongkok di sisi sebelah kiri pinggang Ria dan tangannya langsung memilin sepasang puting Ria yang buah dadanya yang menggantung bebas. Posisi tubuh Ria yang nungging seperti kambing dan kepalanya ia turunkan menggantung menghadap ke kanan, yaitu ke arah laut. Sepasang matanya memejam.

"Hehehe puting kamu mengeras Ria. Kontolku jadi tegang.. hehehe" ujar Toni.

Ria tidak menggubris ucapan Toni. Sebaliknya, dia mendesah dengan mata terpejam. Sepertinya Ria sedang menikmati perlakuan kedua pria yang sedang merangsangnya. Aku yang berada di sisi kanan sebelah pinggulnya dapat melihat puting kanan Ria yang menggantung bebas ditarik-tarik sambil dipilin. Sedangkan Arya dengan lihai dua jari tangan kanannya mengocok kemaluan Ria. Sepertinya dia mulai mahir. Mungkin karena sudah berani dan tidak ragu untuk mempraktekkan video porno yang dia tonton di internet.

"Aaaahh….. aku… aku sampee…. Oooohhhhhhh……."

Crrrrrrtttttt…….. Crrrtttttt

Ria pun akhirnya orgasme setelah 6 menit dirangsang oleh Arya dan Toni. Sejauh ini, ini adalah squirt untuk ke tiga kalinya. Pertama ketika kemaluan Ria dirangsang oleh jari Toni, kedua kemaluan Ria dirangsang oleh ibu jari kaki kanan Arya, sekarang kemaluan dirangsang oleh jari Arya dan sepasang puting dirangsang oleh Toni. Yang ketiga ini tampak berbeda dari yang pertama. Walaupun sama-sama nungging, cairan squirt Ria tidak sampai mengenai wajah Arya, melainkan membasahi pergelangan tangan kanan Arya. Sepertinya Arya sudah mengantisipasinya.

"Hhhhh…. Hhhhh… hhhhh" Ria lemas kemudian ambruk telungkup dengan kepala tetap menoleh ke kanan. Pipi kirinya menumpu pada pasir. Raut wajahnya menatap ke lautan yang ada di belakangku. Saat ambruk telungkup, sepasang tangan Toni yang memilin buah dada Ria ikut tertarik, dan akhirnya sepasang tangannya tertimpa oleh dada Ria. Salahnya sih tidak segera lepas, malah terus megangin puting Ria. Eh, mungkin sekarang yang enak malah Toni ditimpa buah dada Ria. Hihihihi. Aku dapat melihat gerakan otot pada pergelangan tangan Toni. Seperti dugaanku, gerakan otot tersebut menandakan jari dan telapak tangannya bergerak-gerak. Mungkin sepasang buah dada Ria sedang diremas-remas. Aku lihat Ria cuek dan membiarkan perlakuan Toni tersebut.

"Berat juga toket kamu ya Ria. Hehehehe" ujar Toni.

Ria tidak menggubrisnya. Ria malah tersenyum. Sedangkan Arya aku lihat sedang menggeser dan membuka sedikit lebar sepasang kaki Ria tersebut. Karena posisi pantatnya tidak nungging, sepertinya Arya ingin melakukan sesuatu pada kemaluan Ria. Makanya ia membuka sepasang kaki Ria. Aku lihat dua jari tangan kanan Arya yang basah akibat cairan kewanitaan Ria dimasukkan kembali ke kemaluan Ria. Beberapa detik kemudian Arya menarik tangan kanannya dan aku lihat dua jarinya mengapit batu apung yang terselimuti oleh cairan. Batu apung yang ada di kemaluan Ria dikeluarkan oleh Arya. Ia kemudian beranjak dan berjalan ke wajah Ria.

"Ini Ria batu yang aku masukkan ke memek kamu" ujar Arya menunjukkan batu apung di depan wajahnya.

"Hhh.. hhhh.. batu apung ya.. hhhh hhhh.." ujar Ria.

"I.. iya Ria" ujar Arya.

"Hhh.. masukin lagi ke memek aku dong..… hhhh" ujar Ria.

"Iya" jawab Arya cukup tegas tidak gagap, tapi dengan suara agak pelan.

Saat Arya kembali ke selangkangan Ria yang sepasang kakinya sedikit terbuka, Toni mencabut tangan yang ditindih oleh buah dada Ria.

"Aaaahhh… pe.. pelan pelan dong… sakit tauu.." ujar Ria.

Toni kasar banget narik sepasang tangannya. Ya mudah-mudahan aja buah dada Ria tidak kenapa-napa. Setelah itu, Toni mendekati Arya. Tampak wajah Toni mendekat ke telinga kiri Arya sedang berbisik-bisik dan sepertinya akan merencanakan sesuatu. Arya mengangguk-angguk menandakan dia setuju dengan perkataan Toni.

"Ria, nungging dong. Arya mau masukin batu apung ke memek kamu" ujar Toni. Ria masih terpejam dan tidak menggubris.

Plaakkk… plaaakk…

"Heii… ayo nungging.." ujar Toni dengan menampar-nampar pantat kiri Ria. Tidak begitu keras dan tidak sampai menimbulkan bekas memar di kulit pantatnya.

"Uuhhh…. Aku gak kuat… masih lemas…" ujar Ria.

"Aku angkat ya pantatnya biar nungging?" ujar Toni.

"Ya. Silahkan saja" ujar Ria.

Sepasang tangan Toni kemudian mengangkat pinggul Ria dan Arya membantu memposisikan lutut Ria sehingga posisi pantat Ria menungging dengan posisi buah dada dan kepala masih menumpu pada pasir. Jadi, hanya sepasang pantatnya saja yang lebih tinggi. Sedangkan dari ulu hati sampai kepala menelungkup di pasir.

"Tahan posisi tetap seperti ini ya Ria, jangan sampai berubah" ujar Toni.

"Iya sayang" ujar Ria.

"Angguu…" ujar Toni memanggilku. Aku pun mendekat.

"Aktifkan lampu senter hp kamu terus arahkan ke sini ya?" Ujar Toni menunjuk ke kemaluan Ria.

Aku mengangguk. Ponsel aku hidupkan lampu senter lalu mengarahkan ke kemaluan Ria. Dua jari tangan kiri dan kanan Toni dimasukkan ke kemaluan Ria di sisi kiri dan kanan dekat labia minora, lalu membukanya hingga lubang vaginanya terbuka. Dengan senter ponselku mengarah ke lorong vaginanya, terlihat jelas dinding vagina bagian bawah dan atas Ria yang bergelinjal membentuk lipatan-lipatan berwarna merah mudah dan beberapa butiran pasir. Terlihat juga bagian dalam dari ujung jari Toni yang terlihat lebih luas membentuk ruangan unik. Dibagian bawahnya juga terlihat servik dengan sekelilingnya juga banyak butiran pasir. Mungkin ada beberapa pasir yang menempel dekat dengan lubang servik yang bentuknya mirip bibir ukuran kecil dengan ukuran tidak sampai setengah centimeter. Ruangan vagina bagian dalam kadang menyempit, kadang pula membesar. Tidak menyempit sampai rapat, melainkan sekedar menyusut karena mengikuti gerak dari tekanan diafragma Ria yang bernafas. Servik Ria juga ikut bergerak dengan sedikit timbul dan tenggelam. Lalu 4 jari tangan Toni, dua jari tangan kiri dan tangan kanannya di cabut dari kemaluan Ria hingga mengatup kembali. Bentuk kemaluannya belum rapat sepenuhnya, rongga vaginanya masih terlihat sedikit merekah.

Toni kemudian tersenyum, sepertinya dia akan melancarkan rencananya. Sepasang tangannya ia tempelkan ke labia minora Ria, lalu membentangkan hingga rongga kemaluan Ria terbuka dengan hymenal caruncle merenggang membentuk goa berdiameter sekitar 1,4 centimeter. Aku lihat tangan kanan Arya meraih penis yang sudah menegang. Ia mengocok-ngocok penis Ria lalu mendekatkan ujung penis besar Arya ke kemaluan Ria yang dibentangkan Toni.

"Eehhh… Arya, kamu mau ngapain? Bukannya itu gak boleh?" Ujarku mencegahnya. Aku gak mau nanti mereka memasukkan penis ke kemaluan Ria, terus ujung ujungnya aku disalahkan karena gak bisa mengawasi. Akhirnya, Ria marah terus menelanjangi aku. >,<

"Tenang Anggu, Arya tidak ngentotin Ria kok" ujar Toni.

"Terus, mau ngapain hayooo?" Ujarku.

"Masukin peju Arya ke memek Ria hehehe" ujar Toni.

"Tapi itu kan…" ujarku.

"Katanya Ria gak apa-apa, asal gak ngentot" ujar Toni.

"Iya gak apa-apa Anggu. Silahkan kalian masukin peju kalian. Memek aku siap menampung peju-peju kalian berdua" ujar Ria.

"Kamu gak takut hamil Ria?" Ujarku.

"Jangan khawatir, mereka gak bisa menghamili aku Anggu. Sekarang bukan masa subur, kemarin sebelum ke sini, itu adalah hari terakhir aku menstruasi. Kamu gak liat di servik aku ada noda merah akibat mens?" Ujar Ria.

"Lihat dikit" ujarku.

"Nah itu. Silahkan kalian masukin pejunya. Tapi kalian gak punya penyakit seksual menular seperti HIV AIDS kan?"

"Gak ada" ujar Toni.

"Sama, aku juga tidak punya penyakit itu. Ngentot aja aku belum pernah kok" sambung Arya.

"Okay, masukin dan keluarin seluruh peju kalian ke memek aku hihihi" ujar Ria.

"Tapi boleh kan di tempelin ujung penis kita ke memek kamu Ria?" Ujar Toni.

"Maunya gitu?" Ujar Ria.

"Kalau boleh masukin dikit" ujar Toni.

"Iiihhh… itu kan sama aja ngentot" ujar Ria.

"Yaaaaaaaahhhh dikiiiiiiitttt aja" ujar Toni.

"Ya udah aku izinkan, tapi masukin sampai batas kepala kontol aja. Awas kalau dimasukin semua" ancam Ria.

"Siap. Anggu jadi saksinya deh" ujar Toni.

"Bro, kamu siap kehilangan keperjakaan kamu kan?" Ujar Toni.

"Si.. siap" ujar Arya.

"Bagus, yuk kita semprot memek Ria dengan peju kita berdua" ujar Toni.

Dengan tetap memegang sepasang labia minora Ria, Toni mempertahankan posisi lubang vagina Ria agar tetap terbuka. Arya kemudian lanjut mengocok penisnya sendiri lalu mengarahkannya ke kemaluan Ria. Ujung kepala penisnya sudah didepan rongga pintu masuk vagina Ria. Mungkin jarak ujung penis Arya dengan mulut vagina Ria sekitar 2,6 centimeter. Lama-lama ia dekatkan hingga ujung kepala penisnya menempel pada hymenal caruncle Ria. Ia dorong perlahan hingga seperempat kepala penisnya masuk. Lanjut terus hingga kini setengah kepala penis Arya masuk. Diameter kepala penis Arya lebih besar dari mulut vagina Ria yang terbuka sekitar 1,4 centimeter, hingga sekarang merekah lebih lebar menyesuaikan dengan besaran kepala penis Arya.

"Ooooh….." desah Arya saat mengocok penisnya sendiri dengan tangan kanannya. Sepasang matanya terpejam dan tangan kirinya menopang pada pantat kiri Ria.

Tangan kanan Arya mengocok pelan, sampai pinggulnya tanpa terasa bergerak maju mundur dengan perlahan. Kepala penisnya yang tadinya hanya setengah bagian yang masuk ke kemaluan Ria, kini seluruh kepala penisnya tertelan di dalamnya. Ia mundurkan pinggulnya hingga tampak lagi kepala penis. Belum seluruh penisnya keluar, ia dorong lagi hingga masuk ke kemaluan Ria. Ia lakukan sambil mengocok batang penis dengan tempo lebih cepat dan Toni tetap memegang labia minora Ria agar tetap terbuka.

"Ooohh… a.. aku muncrat Riaaa…." Lenguh Arya.

"Iya Arya sayang. Aku terima dengan senang hati peju kamu… muncratlah.. hari ini memek aku sudah menjadi penampung peju kamu sayang.." ujar Ria.

"Ooooohhhh….. ooohhhh…" desah Arya terdengar nyaring. Kocokan tangan kanan pada penisnya semakin cepat. Beberapa detik kemudian kocokannya menjadi pelan. Otot-otot pada seluruh tubuhnya yang tadi terlihat menegang, kini mulai rileks. Seluruh keringatnya keluar. Tampak penisnya berkedut-kedut.

"Peju kamu hangat Arya. Baru pertama kali ya buang peju di memek?" Ujar Ria.

"I.. iyaa" ujar Arya.

"Selamat ya. Gimana rasanya muncrat di memek aku?" Ujar Arya.

"E.. enak.." ujar Arya.

"Selamat ya bro" Toni tersenyum ke arah Arya.

"Hihihi.. kalau mau, diemin aja kepala kontol kamu di memek aku sayang" ujar Arya.

"I.. iya" ujar Arya.

"Jangan lama-lama bro, aku juga ingin buang peju juga.. hehehe" ujar Toni.

"Sabar Ton. Gantian. Nanti kamu juga pasti dapat giliran kok. Mau lama juga gak apa-apa, kasian Arya. Dia newbie baru pertama kali muncrat dan sebagian penisnya masuk ke memek cewek secantik aku. Hihihi" ujar Ria.

"Sip. Nanti aku akan puas-puasin memanfaatkan kesempatan ini hehehe" ujar Toni.

"Iya deh. Puas puasin. Oh iya, kalau kamu mau Arya, coba aja masukin kontol kamu lebih dalam, tapi sebatas leher kontol bekas jahitan sunat ya?" ujar Ria.

"I.. iya iya" ujar Arya.

"Aaaaahhh……. Sesak banget kontol kamu.." desah Ria saat penis Arya masuk lebih dalam sampai bekas jahitan berwarna gelap terbenam di kemaluan Ria.

"Nanti aku juga boleh kan?" Ujar Toni.

"Iya boleh kok Toni sayang. Arya, kontol kamu itu kontol kedua yang masuk ke memek aku setelah mantan aku" ujar Ria.

"Woow.. berarti nanti kontol aku yang ke tiga?" Ujar Toni.

"Iya" ujar Ria.

Plooooppp

"Aaaahhh" desah Ria saat penis Arya dicabut dari kemaluan Ria.

"Tuh sana masukin" ujar Arya menyingkir dari selangkangan Ria.

"Thanks bro" ujar Toni.

Toni pun melepaskan tangan yang memegang labia Ria hingga kemaluan Ria kini mengatup. Arya duduk selonjoran di samping sebelah kiri Ria yang menungging, sedangkan Toni memposisikan di selangkangan Ria dengan penis tegang siap masuk ke kemaluan Ria. Penis Toni tidak sebesar milik Arya, tapi urat serta warnanya lebih gelap dari punya Arya tentu mempunyai cita rasa yang berbeda.

"Pejunya Arya sampai meluber keluar nggak?" Tanya Ria.

"Nggak tuh. Mungkin benar memek kamu siap dan lebih dari cukup sekedar nampung peju kami berdua" ujar Toni.

"Ya udah, keluarin peju kamu ke memek aku. Masukin kontol kamu seperti Arya juga boleh, gak boleh lebih dari itu" ujar Ria.

"Sip deh. Ada Anggu yang menjadi saksi. Yuk Anggu, videoin dong" ujar Toni.

"Beres.." ujarku.

Aku pun mengarahkan kamera ke selangkangan Ria. Tangan kanan Toni memegang bagian tengah batang penisnya. Pelan-pelan kulit di tengah batang penisnya ditarik ke belakang hingga garis bekas jahitan sunat penisnya ikut tertarik ke pangkal penis. Sampai-sampai tangan kanan Toni yang menariknya mengenai rambut pubis pada pangkal penisnya. Bentuk kepala penisnya jadi aneh karena efek dari kulit penis yang ditarik Toni sendiri. Karena ditarik, jadi batas jahitan sunat penis Toni melebihi setengah dari panjang penisnya. Kira-kira 77 persen.

"Iihh…. Itu curang…." Ujarku.

"Curang? Toniii…….!!!!" Teriak Ria.

"Nggak curang kok, katanya tadi boleh sampai batas jahitan sunat. Sah-sah aja dong aku tarik biar kontolku bisa masuk lebih dalam" ujar Toni membela diri.

"Iihhh sebel deh. Ya udah mau gimana lagi" ujar Ria.

"Kok kamu bolehin Ria" ujarku.

"Dia pinter memelintir ucapanku. Ya mau gimana lagi. Silahkan deh masukin" ujar Ria agak sebel.

"Kok jadi gitu sih. Yang ikhlas dong" ujar Toni.

"Iya iya, silahkan" ujar Ria masih sebel.

"Yang sopan dong bilangnya. Tubuh kamu sekarang menjadi hak kami berdua. Ya walaupun cuma sampai jam 12 malam" ujar Toni.

"Hmmm… Toni sayang.. Arya sayang silahkan setubuhi betina kalian ini. Tidak perlu sungkan-sungkan, seluruh kontol kalian diperkenankan untuk memasuki memek saya" ujar Ria dengan lembut.

"Beneran boleh ya?" Ujar Toni.

"Ii. Iyaa boleh kok. Tapi Arya harus janji, penelitiannya harus cepat digarap, lulus dan dapat nilai thesis bagus" ujar Ria.

"Gimana bro? Kamu sanggup nggak? Lumayan lho kita bisa bebas ngentotin Ria" ujar Toni.

"Iya deh. Aku janji" ujar Arya.

"Tuh kamu dengar sendiri kan. Gimana Ria?" Ujar Toni.

"Ya. Silahkan entotin aku sepuas kalian. Anggap aku ini betina kalian yang boleh kalian apa-apakan" ujar Ria.

"Hehehe.. bagus. Sebelum jam 12 malam, Aku bikin kamu orgasme berkali-kali hehehe" ujar Toni.

"Silahkan saja kontol ketiga, asalkan kamu bisa. Hihihi" ujar Ria.

"Nantang nih? Walaupun cuma kontol ketiga, aku bakal bikin kamu lemas hehehe" ujar Toni.

Karena sudah mendapat izin dari Ria, Toni tentu ingin merasakan bagaimana rasanya menyetubuhinya. Aku mengarahkan kamera ke wajah Toni. Tampak wajahnya sumringah. Aku mengarahkan kembali ke selangkangan Ria. Kini Toni menempelkan ujung kepala penis ke kemaluan Ria.

"Aaaaaaaaaaaahhhhh………. Kasar banget.." desah Ria sambil badannya sedikit terdorong ke arah Timur. Itu karena Toni menghentakkan pinggulnya dengan cepat hingga seluruh penisnya tertelan seluruhnya. Walaupun badan Ria terdorong sedikit ke arah Timur, tapi pinggul Ria masih kokoh tidak sampai terdorong jauh. Mungkin karena tertahan oleh dada Ria yang menumpu pasir. Jadi tidak sampai pinggul Ria jatuh menelungkup. Akibat hentakan Toni, tampak cairan yang kemungkinan sperma Arya muncrat keluar melalui sela-sela batang penis Toni yang dijepit oleh kemaluan Ria. Sperma Arya sampai menempel di rambut pubis Toni.

"Gimana enak kan?" Ujar Toni.

"Nggak biasa aja weekk" ujar Ria menjulurkan lidah.

"Hehehe… awas kamu ya" ujar Toni kemudian menggoyang-goyangkan pinggulnya maju mundur dengan pelan. Kini sepasang tangan Toni menelapak pada sepasang pantat Ria yang menungging.

"Gimana rasanya dientot aku Ria?" Ujar Toni.

"Tetap biasa saja.. weekk" ujar Ria sambil menoleh ke belakang dan menjulurkan lidah, lalu kembali tidur.

Wajah Toni terlihat memasang senyum jahat. Kemungkinan ia merencanakan sesuatu. Apakah karena dia merasa tersinggung karena diremehkan oleh Ria ya? Tangan kirinya yang menepalak ia lepaskan dari pantat kiri Ria, ia kemudian menghentikan hentakan pinggul yang penisnya mempenetrasi kemaluan Ria.

"Kok berhenti? Nyerah gak bisa merangsang aku? Jangan-jangan Vera tidak bisa terpuaskan ya? Hihihi" Ujar Ria. Mendengarkan apa yang diucapkannya, aku pun mendekati wajahnya.

"Duh Ria. Jangan kamu bilang seperti itu" ujarku lirih. Ria malah tersenyum.

Aku lihat tangan kiri Toni meraih pasir pantai yang berwarna putih yang ada di bawahnya. Ia kemudian mencabut penis dari kemaluan Ria dan permukaannya tampak basah. Mungkin campuran sperma Arya dan cairan pelumas vagina Ria. Tangan kiri Toni menaburkan pasir ke penisnya mulai dari ujung sampai pangkal. Tidak hanya bagian atas, ia kemudian membalut seluruh permukaan penisnya dengan pasir. Cairan sperma Arya dan cairan vagina Ria yang membasahi permukaan penis Toni seperti perekat bagi pasir. Setelah seluruh permukaan kulitnya terbalut pasir dan tidak ada semilimeter pun permukaan penis yang terlihat, Toni mengarahkan kepala penisnya ke di depan kemaluan Ria.

"Udah nyerah Toni sayang? Kalau gitu, biar Arya gantian ngetotin aku" ujar Ria.

"Aaaaaaaauuuuuuuuhhhh…. Gi.. gigit banget kontol kamu..." Desah Ria saat kepala penisnya masuk.

"Ini masih belum apa-apa.. niiiihhh"

"Aaaaaaaaiiihhh… please pelan-pelan.. nanti memek aku baret-baret… kamu apakan memek aku Toni?"

"Aku masukin kontol lah" ujar Toni.

"Kok beda…" ujar Ria.

"Karena aku lumuri kontol aku sama pasir" ujar Toni.

"Pa.. pasir.. please jangan pasir…. Nanti susah ngeluarinnya… aaaahh" ujar Ria mendesah saat setengah batang penisnya masuk ke kemaluan Ria.

"Katanya boleh ngapain aja…" ujar Toni.

"i... iyaa tapi jangan pasir doong…. Aaaaaaaaahhhhh" ujar Ria seraya Toni menghentakkan pinggulnya hingga seluruh penisnya masuk ke kemaluan Ria. Ria kemudian berusaha menopang dan mengangkat badan depannya dengan kedua tangannya. Aku lihat badannya masih lemas, tapi dia tetap berusaha keras. Pada akhirnya ia berhasil. Posisinya kini Ria merangkak, tapi tangan kanannya ia julurkan ke belakang berusaha menahan pinggul Toni.

"Aaaaah… aaaahh… please stopp…. Aaaaahhh" desah Ria.

Toni memundurkan kemudian memajukan pinggulnya pelan-pelan secara teratur. Terlihat yang tadinya permukaan penis Toni penuh pasir, kini sisa sedikit. Aku yakin banyak sekali pasir yang bersarang di dalam vaginanya. Bukan hanya itu, pasir yang dimasukkan dari ibu jari kaki kanan Arya tentu sampai sekarang masih bersemayam di dalam. Entah berapa ratus butir pasir yang ada di dalam kemaluan Ria. Mungkin ribuan.

"Gimana, kalau sekarang pasti terasa" ujar Toni.

"Banget…. Aaaaaaahhh…. Aaahhh.. pe.. pelan pelan… Toni sayang… aaahh" Ujar Ria.

Toni sepertinya mengerti bagaimana rasa sakit yang diderita Ria. Wajah Ria sampai meringis.

"Kontol aku merasa dicengkram sama memek kamu.. sepertinya memek kamu gak ingin melepaskan kontol aku sayang.." ujar Toni sambil terus memompa kemaluan Ria secara perlahan.

"Kamu suka kan sayang?" Lanjut Toni.

"Aaaaah…. Sssshh…. Mmhhhh" Ria mendesah dengan tetap memejamkan mata dan tidak menggubris ucapan Toni. Tantan kanan yang mendorong dan menahan pinggul Toni sudah ia lepas dan kembali menopang dadanya. Mungkin dari tadi menopang badan hanya dengan tangan kiri melelahkan, jadi Ria putuskan untuk melepaskan tangan kanan dan membantu tangan kiri menopang berat tubuh bagian depannya.

"Gimana sayang? Sepertinya kamu menikmatinya" ujar Toni sambil terus memompa kemaluan Ria dengan tempo pelan.

"Ooohh… i.. iyaa.. e… enak banget.. mmhhhh" desah Ria.

"Boleh kan memek kamu aku masukin pasir?" Ujar Toni.

"Mhh… i.. iyaaa silahkan… ta.. tapi… aaaaahhh"

"Tapi apa?"

"Aahhhh… tapi jangan banyak banyakk.. aaaaahhh" ujar Ria.

"Terserah aku dong… mau masukin seberapa. Tadi kamu bilang boleh ngapain aja, memek kamu boleh dimasukin apa aja. Tidak ada tuh kamu bilang jangan banyak-banyak. Toh tadi saat ibu jari kaki Arya masuk ke memek kamu juga terlumuri pasir" ujar Toni.

"Tapi… tapi…. Aaahh.." Ujar Ria.

"Tenang Ria, di desa ada seorang tabib. Nanti aku bilang tabib tersebut untuk mengeluarkan pasir dalam memek kamu" ujar Toni.

"Aaahh… i .. itu.." desah Ria.

"Bukan hanya mengeluarkan pasir, nanti dia juga akan merawat memek kamu. Gimana Ria?" Ujar Toni.

"Mmhhhh… i.. iya deh.. terserah kamu… aahhh… la.. lakukan apapun pada memek aku…. Mmhhhhh" ujar Ria.

"Sip.." ujar Toni.

Aku lihat tangan kiri Toni mengambil pasir untuk kedua kalinya. Saat penisnya keluar dari kemaluan Ria dan menyisakan kepala penis yang tertancap di rongga vagina, tangan kiri Toni kembali menaburkan pasir. Kemudian mendorong pinggulnya lagi hingga seluruh batang penis tertelan di dalam kemaluan Ria. Saat dicabut, ia taburkan lagi dan lagi. Kira kira 11 kali tabur dan 5 kali tangan kiri Toni mengambil pasir. Sampai sampai pada daerah cekung di pangkal kepala penis Toni penuh dengan pasir yang basah.

"Aaahh… e enak banget Toni… aaahh…" ujar Ria.

"Hehehe memek kamu belum pernah kan dimasukin pasir sebelumnya…" ujar Toni.

"Hmmmm… be belum…" ujar Ria.

"Pasir disini bagus. Kualitasnya juga bagus. Lembut dan tidak tajam. Memek kamu pasti baik-baik saja" ujar Toni.

"Mhh… please masukin lagi memek aku… penuhin memek aku sama pasir ini… aaaahhhh" ujar Ria.

"Hahahahaha…" ujar Toni tertawa senang.

Toni kemudian mencabut seluruh batang penisnya dari kemaluan Ria. Terlihat lubang vagina Ria yang menganga tidak begitu lebar dengan diameter berkisar 1,7 centimeter dengan lorong gelap didalamnya.

"Bro, sini pinjam batunya" ujar Toni berbisik lirih yang ada di sebelah kiri Toni dan Ria. Arya kemudian menyerahkannya.

"Ssshhhhh.. uuuhhhhhh" Ria mendesah saat dengan pelan toni memasukkan sisi lonjong batu apung ke dalam kemaluan Ria dan menyisakan sekitar 15 persen bagian batu apung di luar vagina. Toni kemudian mengarahkan penisnya di depan kemaluan Ria, lalu ia mendorong batu apung dengan kepala penis yang sudah ereksi maksimal.

"Aaaaaah… iyaa…. Ooohhh" desah Ria.

Terlihat penis Toni masuk seluruhnya ke kemaluan Ria. Mungkin batu apung itu sudah berada di ujung lorong vagina berhimpitan dengan servik Ria bersama pasir-pasir yang sebelumnya bersarang di kemaluan Ria. Toni kemudian mencabut penisnya, lalu tangan kiri mengais pasir.

"Nunggingin dikit dong Ria. Aku mau masukin pasir ke memek kamu" ujar Toni

"Ini aku dari tadi kan udah nungging? Belum cukup apa?" Ujar Ria.

"Kurang. Memek kamu dongakkan dikit ke atas" ujar Toni.

"Gimana? Seperti ini?" Ujar Ria menurunkan sedikit perutnya" ujar Ria.

"Kamu seperti tadi aja Ria. Dada kamu menumpu pasir" ujar Toni.

Ria pun menurutinya. Sepasang tangan depannya ia turunkan hingga buah dadanya kembali menumpu pada pasir dan tergencet oleh tulang rusuknya. Kali ini sepasang tangan Ria digunakan sebagai bantal pipi kirinya. Seperti sebelumnya, kepalanya kembali menoleh ke arah kanan mengarah ke arah Selatan atau ke arah laut dan samudra.

"Naaahh.. gini baru mantep. Lubang memek kamu jadi sedikit mendongak ke atas. Jadi aku bisa dengan mudah masukin pasir ke memek kamu" ujar Toni.

Jemari tangan kanannya membuka labia minora Ria, lalu tangan kirinya mengguyurkan pasir dibawah lubang anus Ria. Pasir-pasir itu jatuh ke lubang vagina Ria yang menganga seperti jam pasir kuno. Jatuhnya beraturan. Tidak sampai jatuh ke lubang anus yang berada di atasnya. Mentok jatuh mengenai perineum, lalu karena banyak yang menumpuk dan tertarik gravitasi, pasir di perineum bergulir masuk ke vagina Ria yang ada dibawahnya. Sedikit-demi sedikit, pasir yang diguyurkan dari genggaman tangan kiri Toni akhirnya habis dan sebagian besar masuk ke dalam kemaluan Ria.

"Uuhh….. ma.. masukin lagi dong sayang…. Sumpal memek aku sama pasir…." Ujar Ria.

Sekali lagi, Toni mengambil pasir dengan tangan kirinya. Dengan tetap jari telunjuk dan ibu jari tangan kanannya membuka labia minora Ria. Tangan kiri Toni yang sudah menggenggam pasir ia lemparkan agak keras.

"Mhhhhh……. Lagi.. lagi dong sampai penuh" ujar Ria.

"Sabar ya sayang. Aku mau ngentot sekaligus memadatkan pasir yang sudah bersarang di memek kamu" ujar Toni.

"Iya iya… silahkan entotin memek aku…" ujar Ria.

Penis Toni yang masih terdapat butiran pasir dan masih ereksi diarahkan ke depan lubang kemaluan Ria. Jemari tangan kanan Toni sudah ia singkirkan dari labia minora Ria sehingga kemaluannya merapat dan masih menyisakan rongga kecil. Sekitar selangkangan Ria pun tak luput dari banyaknya pasir yang menempel.

"Aaaaaaaaahhhhh.." Ria mendesah saat penis Toni menghujam kemaluan Ria.

Itu baru kepala penisnya. Toni dorong pelan pelan hingga separuh batang penisnya tertelan.

"Uuhh.. dorong lagi.. hujam terus memek aku… aaahhh" ujar Ria.

"Udah mentok ini. Aku genjot ya?" ujar Toni.

"Boleh. Genjot aja… aaaaaahhhh" Ria mendesah saat penis Toni mulai memompa dan menghujam kemaluan Ria secara perlahan. Terlihat separuh batang penis yang tertancap, kemudian saat keluar terlihat membawa pasir yang mungkin berasal dari dalam kemaluan Ria. Saat terbenam lalu keluar lagi, kadang pasirnya terlihat sedikit. Hentakan demi hentakan penis Toni menghujam kemaluan Ria sampai-sampai posisi pasir di batang penis Toni berpindah pindah. Ada yang berkoloni di bagian tertentu membentuk pulau kecil berukuran tidak lebih dari 3 milimeter. Ada yang panjang bergaris putus putus, ada pula membentuk peta berupa pulau super mini. Bahkan, pasir pada cekungan di batang leher dibawah kepala penis Toni yang tadinya banyak sekarang tersisa sedikit. Pasti sebagian besar pasir tersebut banyak yang masuk dan bersarang di dalam kemaluan Ria. Cairan di seluruh permukaan penis Toni juga bercampur dengan pasir. Warna cairan tersebut ikut keruh berwarna kecoklatan, bukan putih lagi.

"Mmhh….. enak banget… ooohh.. hajar terus memek aku Ton.. yang kencang… oohhh" Ria mendesah.

Peraduan kelamin mereka berdua terdengar semakin nyaring. Aku tidak melewatinya. Aku arahkan kamera ponselku merekam kejadian mesum ini. Sepasang mata Toni terpejam. Sepertinya dia akan mencapai puncak kenikmatan.

"Oohhh Riaa.. terima pejukuu…." Toni mengejan dan menghentakkan dalam-dalam penisnya yang masuk ke liang kemaluan Ria.

"Aaahh.. iya.. buang aja di memek aku…" ujar Ria.

Tampak pinggul Toni diam dan membiarkan penisnya masuk ke kemaluan Ria. Aku arahkan kameraku ke kemaluan mereka berdua. Layar ponselku menampilkan gambar setengah batang penis Toni yang tertanam. Walaupun ia hentak dan dorong kuat, tapi hanya sebatas itu. Pasti ujung penisnya membentur gundukan pasir yang telah terpadatkan. Bukan hanya itu, batu apung di ujung lorong vaginanya pasti mendesak servik Ria. Hanya benda kecil yang bisa masuk ke servik tersebut. Kemungkinan dua, pasir dan sperma dari Toni dan Arya. Aku harap keduanya tidak sampai masuk.

"Hhhh…. Gimana Ria enak nggak…?" Tanya Toni yang masih menancapkan penis ke kemaluan Ria.

"Hhhh… E.. Enak, aku tadi hampir orgasme lho. Andaikan tadi kamu bisa genjot lebih lama, pasti aku tadi orgasme. Kamunya sih lemah banget" Ujar Ria. Ia kemudian berusaha berdiri dari posisi nunggingnya, tapi dihalangi oleh Toni.

"Eeiittt jangan berdiri dulu. Aku belum masukin oleh oleh dariku buat memek kamu" ujar Toni menahan tubuh Ria agar tidak berdiri.

"Apaan sih? Apa kurang puas memek aku dimasukin batu, peju dan pasir?" Tanya Ria.

"Bukan, ada satu lagi hehehehe" ujar Toni.

"Memek aku udah sesak tauuu" ujar Ria.

"Hayooo mau melanggar janji nih" ujar Toni.

"Iya iya deh. Ya udah buruan masukin" ujar Ria dengan posisi seperti tadi, yaitu menungging.

"Jangan liat ya" ujar Toni.

"Iyaa. Buruan masukin" ujar Ria.

Aku melihat ditangan kanan Toni memegang batu karang jenis acropora microphthalma. Kira-kira panjangnya 10,6 centimeter dengan diameter tidak sampai 1 centimeter. Perkiraan sekitar 7 sampai 9 milimeter. Bentuknya panjang bersilinder, tapi sekitar 2 centimeter dari ujungnya bercabang berbentuk huruf "Y" dengan jarak sisi cabang kiri dan kanan sekitar 2,2 centimeter. Tidak hanya itu, di sisi-sisinya terdapat bentol-bentol bikin aku bergidik ngeri. Hiiiiyyy… gimana gitu. Aneh banget. Bukan pobia sih, tapi jijik aja. Selain itu, ada semacam gumpalan berlendir berwarna hijau pekat kecoklatan. Kemaluan Ria yang seharusnya dimasuki kemaluan lelaki, sebentar lagi akan dimasuki oleh potongan terumbu karang!!!!

Saat aku mendekat, aku mencium aroma tidak sedap.

"Bau apa ini?" Ujar Ria.

"Ada deh" ujar Toni.

Jangan-jangan yang berlendir itu?

"Baunya berasal dari ini Ria" ujar Toni.

"Mana mana?" Tanya Ria.

Plaakkkk…

"Siapa suruh boleh liat" ujar Toni menampar pantat Ria tidak begitu keras.

"Maaf maaf" ujar Ria kemudian kembali menghadap ke arah Timur.

"Aku beri tahu ya Ria. Bau yang kamu cium itu akan aku masukkan ke memek kamu. Boleh kan" ujar Toni.

"Uuhhhh… kok aku horny ya. Bo.. boleh kok" ujar Ria.

"Anggu, ini adalah caulerpa taxifolia yang sudah membusuk" ujar Toni lirih.

"Apaaaaa!!!!!" Ujarku kaget.








Bersambung….
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd