Chapter 23 : Golden Tulip (Part - 1)
Mei 2014, Minggu pertama
Dibawah sinar bulan yang cerah, Reno yang berdiri di atas sebuah gedung perhotelan sedang memandang ke arah kerumunan orang-orang. Kejadian besar terjadi malam itu, sebuah kasus pencurian batu permata yang sangat mahal yaitu
Poudretteite milik anak dari direktur utama sebuah perusahaan terkenal yang di pamerkan di Ballroom hotel tersebut. Batu permata yang diberi nama
Moon Of Poudretteite itu memiliki kandungan seberat 4 karat dan menjadi salah satu batu permata yang langka. Tentu saja kehilangannya akan sangat merugikan bagi pemiliknya.
"Begitu ya, aku sudah memprediksinya. Akan ku hubungi setelah ini" ujar Reno yang menutup panggilan di ponselnya dan memasukannya ke dalam saku.
Dia terus melihat ke arah kerumunan dan menyadari seseorang yang ditunggunya telah tiba. Sambil berpaling ke arah orang tersebut dia tersenyum. Sedangkan orang tersebut berjalan ke arah Reno, seseorang dengan postur tubuh yang sama dengannya. Hoodie hitam dan celana jeans
navy blue membungkus seluruh tubuhnya dan juga sepatu
sneakers yang berwarna kontras membuatnya cukup misterius. Terlebih lagi topeng yang dikenakannya, beberapa orang mungkin mengenalnya dengan sebutan
anonymus. Namun topeng yang ini sedikit berbeda, ada corak seperti api di sebelah kanan. Dia berjalan dengan tenang tanpa kepanikan, menyapa Reno dengan gestur penuh hormat.
"Ada yang bisa aku lakukan untukmu?? Apa yang sedang anda lakukan di tempat seperti ini??"
"Tidak ada. aku hanya ingin memberikan kejutan kepada kekasihku" jawab Reno sambil menyalakan kembang api yang sudah berada di depannya
Dan selanjutnya terdengar suara kembang api yang menggelegar di langit malam ibu kota, dilanjutkan dengan cahaya dari kembang api yang membuat beberapa kerumunan orang-orang yang berada di bawah mendongakkan kepala mereka untuk sesaat. Reno kembali menyalakan kembang api yang masih tersisa dan kembali fokus kepada orang yang berada di depannya.
"Untuk sesaat aku terkesima dengan apa yang mampu kau lakukan, menerobos masuk penjagaan ketat oleh pihak kepolisian dengan menyamar sebagai orang yang dekat dengan pak direktur. Dan juga membuat para polisi mengejar dirimu menjauh dari hotel ini setelah melihat tayangan cctv yang sebelumnya telah kau retas. Katakan padaku, siapa kau sebenarnya??" tanya Reno setelah menjelaskan trik yang digunakan orang itu untuk masuk ke dalam ruang pameran.
"Wah, kau jauh lebih cerdas dari para polisi-polisi itu. Seperti yang kau katakan, aku tidak pernah meninggalkan gedung hotel ini. Dan itu semua agar aku bisa mengembalikan permata yang aku pinjam sebentar ini" ujarnya sambil menunjukkan sebuah batu permata
"Mengembalikan?? Apa maksudmu??" tanya Reno dengan sedikit penasaran dan bingung
"Ini bukan barang yang aku cari, kalau kau berkenan biarkan aku mengembalikannya sendiri. Atau kutitipkan padamu bagaimana??" tanya orang tersebut
"Lakukan saja sesukamu, helikopter kepolisian sedang menuju kesini. Aku rasa tidak ada jalan bagimu untuk lari lagi. Siapa kau sebenarnya??" tanya Reno sekali lagi
"Kau pasti tidak ingin mengetahuinya" jawabnya sambil mengeluarkan perangkat komunikasi yang seperti digunakan oleh petugas kepolisian
Reno terdiam melihat orang tersebut berbicara melalui perangkat komunikasi, terlebih lagi kemampuannya merubah suara menjadi suara beberapa petugas kepolisian. Dia melaporkan dirinya sendiri sedang berada di atap gedung hotel tersebut bersama seorang laki-laki dan meminta semua petugas kepolisian untuk segera menangkapnya
"Kau ingin menangkapku bukan??" ujarnya dengan sedikit menantang Reno yang masih bingung dengan apa yang orang itu lakukan. Dia tidak mengetahui apa yang akan dilakukan oleh pencuri tersebut selanjutnya. Mengingat sekarang mereka berada di atap gedung hotel yang cukup terkenal di Jakarta.
"Dari penjelasanmu mungkin kita akan bertemu lagi. Jangan sia-siakan kesempatan yang kau miliki" ujarnya yang kemudian disambut dengan sorotan sinar lampu dari helikopter kepolisian yang ternyata sudah berada di atas mereka
"Jangan bergerak!! Kau sudah kami kepung!!" sebuah suara keluar dari pengeras suara helikopter yang kemudian disambut dengan sergapan petugas kepolisan dan beberapa agen khusus yang keluar dari pintu darurat di salah satu sudut tempat mereka bertemu.
Suasana ini membuat orang tersebut terjepit, namun sama sekali tidak ada kepanikan yang terlihat dari gestur tubuhnya. Perlahan tapi pasti dia mulai bergerak dan tampak seperti sudah menyiapkan semuanya. Tawa kemenangan terucap dari mulutnya ketika dia melemparkan sebuah flashbang atau bom buta yang menghasilkan cahaya yang menyilaukan. Semua petugas kepolisian yang berada di atas atap menjadi buta sejenak begitu juga dengan Reno, ditambah lagi sebuah asap muncul setelah cahaya dari flashbang tersebut memudar.
"Dia menghilang??!!" seru petugas kepolisian yang diiringi dengan menghilangnya asap putih. Dan benar, dia mengghilang di tengah kerumunan petugas kepolisian dan juga Reno yang terlihat sangat terkejut
"Bagaimana bisa?? Dia hanya manusia biasa bukan??"
Ditengah-tengah kebingungan mereka, selembar kertas kecil melayang jatuh menuju tempat Reno berdiri.
"Sial, kode apa ini?? Hanya terlihat garis dan lingkaran" gumam Reno
"Apa isinya?? Cepat serahkan pada kami!!" bentak seseorang
Mereka semua terlihat kebingungan dengan isi dari kertas tersebut, memang apa yang tertulis di dalam kertas tersebut sama sekali tidak terbaca oleh mereka. Dengan diam-diam Reno mengambil foto kertas tersebut sebelum akhirnya kembali ke tangan petugas yang berada di sana.
"Apapun itu, pasti dia menargetkan kembali acara besar yang berisikan batu permata yang langka" ujar Reno tiba-tiba
Semua mata tertuju padanya tanpa terkecuali, kemudian seseorang petugas datang menghampiri Reno dan berkata, "Dia mengincar
Heaven Padparadscha Sapphire, permata langka milik direktur utama Golden Tulips Corporation. Permata itu akan di pamerkan bertepatan dengan ulang tahun perusahaan yang ke 50".
"Benarkah?? Kapan dan dimana acara itu akan berlangsung??" tanya Reno dengan semangat
Petugas itu menggeleng, dia mengisyaratkan bahwa dia tidak bisa mengatakannya pada Reno yang terlihat penasaran dengan orang tersebut. "Siapa kau? Kenapa ada disini?" tanya petugas tersebut yang bernama Owen
"Aku hanya tamu disini, kebetulan aku datang bersama dengan saudara perempuanku. Dia merupakan sahabat dari pemilik batu permata yang hampir saja hilang tersebut" jawab Reno
"Begitu rupanya, baiklah demi kenyamanan bersama mungkin ada beberapa hal yang akan kupastikan dengan anak direktur utama sehubungan dengan keberadaanmu di sini" jawab Owen
Pertemuan mereka harus berakhir dengan batu permata
Moon Of Poudretteite yang dibawa oleh agen Owen. Dia mengembalikannya ke tempat yang semestinya. Mendapat pujian dari direktur utama karena keberhasilannya menyelamatkan permata itu, dia dan timnya juga mendapat bonus yang lumayan besar. Dia adalah anggota dari National Security Agency yang merupakan badan swasta dan berkecimpung dalam keamanan dan pengamanan, baik berupa barang ataupun bukan barang. Tak jarang pemerintah sendiri menggunakan jasa mereka untuk melakukan pengawalan dan pengamanan terhadap tahanan-tahanan dengan klasifikasi kelas atas. Pengalamannya sudah cukup tersebar luas menangani berbagai macam usaha pencurian, termasuk yang paling diingatnya adalah penjagaan pemindahan tahanan internasional dari Australia kembali ke Indonesia. Dia menghadapi berbagai serangan dalam usaha pembebasan seorang tahanan yang merupakan salah satu kartel narkoba di wilayah Asia Tenggara. Keberuntungan berpihak kepadanya, salah satu agen khusus dari Australia membantunya. Sehingga keberhasilannya menjadi salah satu berita yang sempat heboh, selain dengan kabar tertangkapnya kartel narkoba tersebut yang masih memiliki hubungan keluarga dengan salah satu orang paling berpengaruh di negaranya.
Reno : Aku bisa saja salah, tapi bisa juga benar. Apakah foto yang aku kirim sudah kakak terima??
Angel : Ya, akan kakak kirim hasilnya
Reno : Thanks kak
Angel : 2nd week of may, I will take the jewel floating in the sea. c u last bite. Oh ya, Paradise Light Cruise
Reno : Organisasi sedang bergerak??
Angel : Kakak tidak tahu, saat ini mereka sedang fokus untuk mendapatkan sebuah data penting dan software baru. Mereka tidak ada waktu untuk bermain dengan batu permata seperti itu
Reno : Jadi? Kawan atau lawan??
Angel : Musuh dari musuhmu adalah kawanmu, kawan dari musuhmu adalah musuhmu. Berhati-hatilah.
Sebuah percakapan melalui aplikasi obrolan antara Angel dan Reno memunculkan sebuah kabar baru, dia yang bersama organisasi ataukah dia yang memerangi organisasi??
Mei 2014, Minggu pertama - hari ketiga setelah pencurian
"Halo? Bagaimana? Masih diusahakan? Kutunggu kabar baiknya" ujar Reno melalui panggilan dengan seseorang di ponselnya
Pagi itu dia bersantai di ruang tamu apartemennya. Dia sendirian di kota ini, ibu kota negara yang terlihat sudah sangat penuh sesak. Dia menerima tawaran dari Angel untuk ikut ambil bagian dalam kasus ini setelah kejadian yang terjadi di kapal pesiar dengan Naomi dan keluarga Wishkolt. Bahkan kakaknya sempat menghubungi seorang teman lama di London untuk memberikan sedikit pembekalan terhadap Reno. Kuliahnya? Dia mengajukan cuti selama 1 tahun kepada pihak kampus. Dengan alasan ingin mengembangkan sebuah usaha, jika tidak berhasil maka dia akan kembali melanjutkan perkuliahannya. Bagi Angel sendiri, pelaku pencurian itu sudah lama membuat resah organisasi dengan beberapa kali mengagalkan transaksi. Namun disisi lain, Angel sendiri sangat penasaran dengan siapa pelaku pencurian tersebut sehingga dia menawarkan Reno untuk ikut ambil bagian, karena mungkin baginya sudah saatnya Reno untuk mengetahui apa yang sudah keluarga mereka lakukan sejak dulu.
"Naomi sekeluarga lagi keluar negeri untuk liburan, padahal maksudku sekalian bisa ketemu kalau begini jadi bingung sendiri" ujar Reno sambil memejamkan matanya
Sebuah panggilan mengagetkannya karena bunyi dering ponsel yang cukup kuat, sebuah nama tertera di layar ponsel. Nama yang tidak asing bagi Reno karena baru beberapa minggu yang lalu mereka bertemu di dalam sebuah kasus yang tidak terduga.
"Halo Yona? Ada apa?" tanya Reno
"Halo kak Reno, lagi di Jakarta kan? Sibuk enggak?" tanya Yona
"Ah iya, lagi kosong sebenarnya. Kamu kok tahu aku di Jakarta?"
"Dari kak Kira, dia bilang kakak ke Jakarta seminggu yang lalu. Beneran lagi kosong nih? Enggak sibuk beneran kan?"
"Oh Kira, iya aku di Jakarta. Beneran lagi kosong kok. Kenapa Yon?"
"Emm, anu kak. Aku lagi di bandara Soekarno-Hatta, bisa minta tolong jemput enggak? Aku cari taxi online daritadi enggak dapet"
"Loh?? Seriusan?? Ya sudah sebentar lagi aku jemput ya. Kalau di bandara memang agak susah dapet taxi online. Harus pake taxi bandara. Sebentar ya setelah ini aku kesana"
"Beneran enggak ngerepoti kan kak??"
"Beneran, tunggu ya. Eh tapi kamu ngapain ke Jakarta??"
"Terimakasih kak!! Iya gitu sih panjang ceritanya nanti aku ceritain deh"
"Oke tunggu ya aku berangkat. See you"
"Terimakasih kak Reno baik banget deh. See you kak"
Sesampainya di bandara, Reno kembali menghubungi ponsel Yona untuk mengetahui posisinya berada dimana. Setelah ketemu mereka menyempatkan untuk makan siang bersama di sebuah restoran yang berada di sekitar Jakarta Selatan.
"Kali ini aku yang traktir ya kak, sebagai ucapan terimakasih" ujar Yona setelah keduanya memesan makanan
"Ngapain, enggak usah. Jadi kenapa kamu datang ke sini??" tanya Reno penasaran
"Oh itu ya, sebenarnya aku ke Jakarta karena permintaan papa dan mama. Mereka ada undangan dari relasi perusahaan untuk acara ulangtahun perusahaan. Kebetulan acaranya di sini, sedangkan papa dan mama berada di Australia, eh aku belum cerita ya kalau cuma aku dan kakakku yang berada di sini??" ujar Yona
"Ah iya kamu belum cerita apa-apa. Jadi kamu cuma berdua saja dengan kakakmu? Terus kenapa kesini enggak sama kakakmu??" tanya Reno
"Kak Vienny sibuk sekali loh, akhir-akhir ini dia jarang pulang ke rumah dan lebih memilih untuk tinggal di apartemennya di daerah Barat. Jadi ya dirumah cuma aku dan pembantu saja. Terus waktu aku ajak ke sini dia enggak mau dan bilang masih banyak urusan. Mau ngaduin ke papa tapi ya enggak enak sendiri kan" ujar Yona
"Begitu ya, terus acaranya kapan emang?? Di sini emang ada saudara?? Terus kamu mau tinggal dimana??" tanya Reno
"Ada sih saudara aku tinggal di Jakarta Selatan, tapi sekarang dia masih di luar negeri. Papa sudah nyuruh buat pesen hotel sih, cuma acaranya baru minggu depan. Dan kalau sendirian juga enggak enak kak" sambung Yona sambil menerima makanan yang telah datang
"Aku ada apartemen, 2 kamar tidur. Kamu kalau mau di tempatku saja. Cuma mungkin sama saja, aku kalau siang sering keluar dan mungkin baru kembali larut malam.Dan mungkin kamu akan sama ngerasa kesepian juga" ujar Reno
"Ah enggak apa-apa deh, yang penting kalau malam ada yang nemenin tidur. Eh maksudnya enggak sendirian. Kalau sendirian takut malam-malam"ujar Yona dengan wajah sedikit memerah
"Kalau di apartemenku aman kok, penjagaannya ketat dan terbaik. Ayo makan dulu nanti keburu dingin" ajak Reno
"Iya kak. Oh ya satu lagi kak, aku ke acaranya kan sendirian. Temenin aku dong kak ke acara itu, ya ya ya??" rayu Yona dengan wajah memelas
"Lihat jadwalku dulu ya padat apa enggak, emang dimana tempat acaranya??" tanya Reno
"Kalau kata papa sih di atas kapal Paradise Light yang akan tiba di pelabuhan hari minggu besok. Gimana kak??" tanya Yona
Reno sedikit terkejut dan membuatnya sedikit tersedak, dia menenangkan dirinya dengan segelas minuman yang berada disampingnya. "Nama perusahaannya??" tanya Reno dengan nada yang serius. "Emm, Golden Tulips kalau enggak salah kak" ujar Yona
Tanpa pikir panjang lagi Reno mengiyakan ajakan Yona untuk datang ke acara tersebut, karena memang acara tersebut yang sedang diincar oleh pencuri permata. Sedangkan dari Angel sendiri masih kesulitan untuk mendapatkan akses masuk ke acara tersebut, dan kini di depan matanya terdapat pintu masuk menuju acara dan berkesempatan untuk menangkap pencuri permata itu.
Mei 2014, Minggu kedua - perayaan hari jadi ke 50 Golden Tulips Corp.
Hari itu yang merupakan acara perayaan hari jadi ke 50 perusahaan Golden Tulips di atas kapal Paradise Light yang berlayar di lepas pantai. Telah hadir sekitar 300 orang perwakilan dari perusahaan-perusahaan rekan kerja dari Golden Tulips dan juga kenalan dari direktur utama perusahaan tersebut. Terlihat Yona dan Reno yang serasi dengan setelan gaun warna hitam dan juga setelan jas.
Acara berjalan dengan meriah, banyak pertunjukkan pembuka yang dihadirkan sebelum direktur utama menyampaikan kata sambutan. Bahkan sebelum memasuki kapal pesiar ini, seluruh tamu mendapatkan bingkisan berupa kotak kecil yang ternyata isinya adalah permata
Heaven Padparadscha Sapphire untuk seluruh tamu undangan yang hadir. Tentu saja semuanya adalah tiruan dengan kualitas yang mendekati aslinya. Namun perbandingan harganya tentu saja berbeda, apalagi jika keduanya dibandingkan secara langsung. Batu permata yang asli memiliki kilauan di dalamnya jika dilihat melalui cahaya yang menembusnya, sedangkan yang tiruan tidak akan terlihat seperti itu. Seseuai dengan namanya, batu permata itu berwarna pink, namun jika terkena cahaya yang menembusnya akan terlihat kilauan warna jingga yang dianalogikan oleh para ahli sebagai 'cahaya dari surga', sehingga kata 'Heaven' melekat padanya.
Setelah kata sambutan oleh direktur utama, seorang wanita dengan gaun warna merah naik ke atas podium dan memeluk direktur utama yang ternyata adalah suami kesayangannya. Diatas podium tersebut, wanita itu memamerkan batu permata
Heaven Padparadscha Sapphire sambil berkata untuk para tamu memasangkan permata yang sama yang berada di dalam kotak kecil yang telah mereka terima. "Hanya ada satu yang asli dan hanya aku yang tahu dimana yang asli. Jadi jika pencuri itu ingin mengambilnya, berikan saja haha" ujar wanita itu dengan sombongnya menantang pencuri permata tersebut.
Para tamu kemudian memasangkan permata tersebut di dada mereka masing-masing, tak terkecuali Yona dan Reno.
"Wah, sepertinya mamaku berlebihan" ujar seorang gadis yang bersebelahan dengan Yona dan Reno
"Loh, tacil?? Aku pikir kamu enggak bakalan ikutan" ujar Yona yang terkejut melihat kehadiran gadis tersebut.
"Eh Yona, aku pikir kamu enggak datang. Soalnya biasanya kamu enggak mau datang ke acara beginian, hmm aku juga sih sebetulnya. Kamu apa kabar?? Mana om dan tante? Sudah lama aku tidak berjumpa dengannya
Yona mengenal gadis yang dipanggil dengan sebutan tacil tersebut dari papanya. Karena memang mereka seumuran, namun mereka berpisah karena Yona dan keluarganya waktu masih kelas 3 pindah ke Australia. Semenjak itu mereka tidak pernah bertemu meskipun kedua orang tua mereka masih saling memberikan kabar.
"Justru itu cil, papaku minta maaf karena tidak bisa hadir. Katanya dia sudah menghubungi papa dan mamamu kok. Kamu apa kabar?? Jadi semakin cantik loh" puji Yona
"Ah jadi begitu ya, salam buat om dan tante ya. Beginilah aku sekarang, kamu juga terlihat cantik. Oh ya itu siapa?? Pacarmu??" tanya tacil yang menanyakan Reno
"Ah ini, sini kak Reno. Ini temenku Vanka. Dan cil, ini kak Reno" ujar Yona memperkenalkan mereka berdua
"Hai, aku Reno. Aku panggilnya apa nih? Tacil juga atau Vanka??" tanya Reno
"Tacil khusus panggilan dari Yona kak, jadi panggil saja Vanka ya. Salam kenal kak" ucap tacil yang ternyata bernama Vanka
"Begitu ya, baiklah senang bertemu denganmu Vanka" jawab Reno sambil tersenyum
"Idiih, jangan sok ganteng gitu ah kak. Tacil juga jangan mulai deh" ujar Yona sedikit cemberut
Mereka berdua tertawa melihat tingkah Yona, kemudian diseretnya Yona oleh Vanka agak menjauh dari sisi Reno yang kembali fokus melihat mama Vanka berada di atas podium sambil memberikan beberapa kata sambutan.
"Ih, kenapa sih cil??" tanya Yona
"Dia ganteng loh, pacarmu bukan sih?? Kalau bukan aku mau dong" ujar Vanka mencoba merayu
"Jangan coba-coba ya cil, aku enggak mau kita jadi saling enggak kenal" jawab Yona sedikit ketus
"Hahaha, santai dong Yon. Enggak bakal kurebut kok, kecuali dia sendiri yang tiba-tiba naksir aku" ujar Vanka
"Janganlah cil, aku ngedeketinnya susah" jawab Yona
"Haha iya iya Yon. Eh kakakku kemana ya?? Kok masih enggak kelihatan. Sebentar aku telpon dulu" ujar Vanka seraya mengambil ponselnya
"Eh Yona, setelah ini acaranya ngapain ya??" tanya Reno yang tiba-tiba mendekati mereka berdua
"Enggak tahu sih kak, dinikmati saja ya" jawab Yona sambil membetulkan kerah baju Reno yang agak berantakan
"Eh, terimakasih. Kamu cantik malam ini" jawab Reno sambil menyelipkan rambut Yona ke samping telinganya
Tiba-tiba terdengar ucapan Vanka yang agak meninggi, sepertinya dia tengah memarahi kakaknya yang ternyata terlambat. "Kok bisa sih, lagian kakak kira kapalnya berlayar jam berapa??"
Reno dan Yona memperhatikan Vanka yang tengah mengobrol dengan kakaknya, "Apa?? Kepala keamanan bilang kalau jadwal berlayarnya diundur 2 jam?? Halo?? Loh papa ada disana??" ujar Vanka yang terkejut
Reno segera merespon ucapan Vanka dengan melihat keatas podium, namun ternyata direktur utama sudah menghilang dan hanya menyisakan istrinya. "Tunggu disini ya" ujar Reno sambil berlari mencari direktur utama tersebut. Dia bertanya kepada petugas keamanan yang berjaga dan bilang bahwa direktur utama pergi ke toilet. Reno segera pergi ke toilet dan menemukan sesuatu seperti peralatan menyamar, ada setelan jas yang sama dengan yang dipakai oleh direktur utama dan juga replika wajah yang terbuat dari bahan yang lentur.
"Kau benar-benar datang rupanya, aku salah perhitungan. Kalau begitu mari kita mulai" gumam Reno yang kemudian melaporkan temuannya kepada agen Owen yang bertanggung jawab atas keamanan acara dan batu permata
Heaven Padparadscha Sapphire tersebut.
**To Be Continued**