Terimakasih telah menemani aku mulai waktu rambutku masih dicukur Kuncung, sampai umurku Wis Cukup untuk menjelajahi Sewu Kuto.. begitu banyak tempat yang Father kenalkan kepadaku lewat suara emasmu.. Pasar Klewer, Stasiun Balapan, Tanjung Perak, Terminal Tirtonadi, Terminal Terboyo, Malioboro, Parangtritis.. serta beberapa tempat lainnya.. dan Father juga sudah jauh membawaku terbang tinggi sampai Ketaman Asmoro, dan Father suguhkan aku dengan Banyu Langit..
Terimakasih Father sudah mengenalkan kepadaku Prawan Kalimantan, dan telah aku beri Kalung Mas yang menjadikan wanita itu Kusumaning Ati.. aku dan wanita itu telah berkelana ke Pantai Klayar lalu naik prau layar sambil mendengarkan layang kangen dari suara indahmu..
Dan akhirnya semua itu hancur di Tanjung Mas Ninggal Janji dan hanya Ninggal Tatu.. hatiku Cidro, apalagi ketika dia Pamer Bojo.. hatiku Ambyar.. tapi aku sangat menikmati semua dan Father selalu Tulung aku dengan alunan nada indahmu..
Kepergianmu terus terang Gawe Gelo.. karena dirimu melarangku Ojo Mudik., tapi nyatanya..? sudahlah.. mungkin ini adalah ‘kesenangan hatimu’ dan mungkin ini adalah jalanmu, Jalan Anyar.. dan sekarang, aku hanya bisa mengenangmu lewat Padang Bulan..