Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Mak Lela

sabar gan, sedang finishing tourh. Kamal mau ngecrot pk 19 WIB supaya ceritanya memenuhi standard. Hanya di semprot.com karena blm pernah muncul di mana pun. Terima kasih atas sambutan antusias agan2 (aganwati ada nggak?). Salam semprot untuk semua,
 
sementara udh tak save....nunggu lanjutannya....:beer:
 
Sesuai janji, ini sambungan Mak Lela. Malam ini masih ada satu sambungan lagi ya. Thanks for reading:


Mak Lela (2)

Dia menatapku. "Kamal, kita nggak boleh, NGGAK BOLEH!" ucapnya sambil bergeser ke tengah tempat tidur.

Aku mengulurkan tangan dan merangkak ke arahnya, menyambar lengan atasnya, lantas menarik Mak Lela dengan berlutut di atas ranjang. Saat kami bertemu di tengah tempat tidur, kami berdua berlutut, aku mulai merapat lagi. Lalu aku memeluk dan menatap matanya yang terbuka lebar berjaga-jaga.

"Tidak Kamal, tolong, biar Mak keluar saja, kita tidak bisa melakukan mmmppphhhh ....!" Aku memotong ucapannya dengan sebuah ciuman ketika mulut Mak Lela terbuka.

Dia berjuang beberapa saat ketika aku menciumnya dengan, dan kemudian Mak Lela luluh dalam pelukanku sesaat sebelum dia mulai mengerang lemah dan mulai kembali menyambut ciumanku. Perlahan-lahan lengannya merayapi dada dan bahuku ketika ciuman berlanjut lebih hangat dan kian panas sampai kami berdua melayang sehingga kehilangan kendali dalam gairah menggebu. Kami mengerang, mulut kami menyatu, berputar terhadap satu sama lain. Selangkangan kami saling melekat dan aku dapat merasakan birahiku mulai mendidih dalam kegilaan, ingin segera mengeluarkan penis. Aku meraih ujung daster Mak Lela dan mengangkatnya perlahan-lahan melewati pinggul dan berhenti tepat di bawah pangkal lengan hingga payudaranya terbuka sudah.

Aku melirik ke bawah dan merasakan penisku bergerak-gerak dengan denyutan keras. Tampak pula betis Mak Lela bagaikan padi bernas, pahanya montok namun lembut, dan pinggul seksinya yang masih terbalut celana dalam bermerek Bordelle. Aku tak sanggup menahan diri, langsung saja ku jelajahi paha dan meremas pinggulnya yang selama beberapa hari ini hanya menjadi khayalanku. Ya Tuhan betapa aku menginginkan perempuan yang tak pernah ku bayangkan sepanjang hidupku: mertua perempuanku!

Pinggul kami pun mulai bergerak, perlahan-lahan, menyesuaikan dengan irama dan kecepatan ciuman kami. Tanganku naik-turun di pinggul dan bokongnya, mencengkeran bulatan kembar yang masih terbalut celana dalam sutra itu. Selanjutnya tanganku mendaki hingga ujung daster yang sudah berada di pangkal lengan Mak Lela.

Aku bergerak mundur sedikit sehingga dapat menarik daster Mak Lela lebih tinggi melewati dadanya. Daster itu pelan-pelan tanggal dari tubuh Mak Lela yang terasa hangat. Mula-mula melwati payudaranya, putingnya yang mengeras, terus ke leher Mak Lela. Tampaklah dua payudaranya yang selama ini tersembunyi. Kini teah terbuka dan seakan mengundang aku untuk segera menyentuhnya. Kuning langsat seukuran melon namun sedikit rayud (menggelantung) dengan lingkar areola coklat bersemu merah. Alangkah indah.

Segera saja aku sergap bagian bawah payudara Mak Lela dan perlahan-lahan bergeser ke atas, membelai satu-persatu buah dada itu, hingga jari-jariku sampai ke putingnya. Ku pilin dengan lembut masing-masing puting secara bergantian.

Mak Lela mengerang "EEEHHMMMMM"!! dan semakin mendorong payudaranya ke tanganku, masing-masing buah dada itu bergerak setiap jariku memilin putingnya seolah-olah berusaha memuaskan rasa geli yang tertahan selama ini. Aku menghentikan ciuman dan menundukkan kepala ke buah dada sebelah kiri dan menangkap puting dan areola dalam mulutku dan mulai membasahinya dan merangsang puting Mak Lela dengan lidahku! Dia mengeluarkan erangan lain dan menyambar kepalaku dengan kedua tangannya, jari-jarinya bergerak di rambutku. Aku melingkarkan tanganku di pinggangnya, menariknya ke arahku, mendorong lebih dalam buah dadanya ke dalam mulutku dan mengisap putingnya lama-lama. Tangannya terus bergerak dan menarik-narik rambutku sambil mulutnya tak henti-henti mengeluarkan erangan lemah seperti menangis.

Tangan kiri Mak Lela kemudian meninggalkan kepalaku dan mengarah ke pinggangku, berhenti sejenak, kemudian ragu-ragu meraih ke bawah bajuku dan membelai ringan dadaku. Ketika lidahku berpindah merangsang buah dada lainnya, tangannya lebih bebas menjelajahi tubuhku.

Tanpa menurunkan rangsangan di putingnya, aku menyambar daster yang masih melekat di lehernya dan menariknya lebih tinggi, membuat tangannya ikut naik dan membuat daster itu tanggal seluruhnya. Rupanya Mak Lela tak mau telanjang sendiri, karena setelah dasternya terlempar ke lantai, aku rasakan tangannya menarik-narik kausku, memaksa aku melepaskan kulumanku di payudaranya. Setelah kuasku tanggal, kami saling bertatapan sejenak dalam keadaan telanjang dari pinggul ke atas. Aku selipkan tangan di pinggulnya, sedangkan Mak Lela melingkarkan kedua tangannya di leherku, kemudian mulut kami kembali bertemu dalam ciuman yang kian menggelora. Sentuhan payudaranya yang tenggelam dalam dadaku membuat birahiku makin menggila dan kupikir lebih baik menyetubuhi Mak Lela secepatnya, atau aku akan muncrat di celana!

=============

kritik dan saran silakan...
 
Ini eksekusinya. Lanjut besok ya...


Sambungan...

Tanganku lantas menjalar ke punggung Mak Lela, menyelinap melewati karet celana dalamnya dan menurunkannya hingga ke bawah bokongnya! Aku mengelus-elus bokongbulatnya sebelum meletakkanl ibu jariku ke pinggang Mak Lela dan menarik celana dalam sutrake lututnya. Tanganku kembali naik ke paha dan pinggul, berlama-lama sekali lagi di bokongnya sebelum berhenti di pinggangnya. Aku memeluk Mak Lela, dan, tanpa perlawanan, kami berbaring di tempat tidur, payudaranya tenggelam di bawah dadaku, kakiku mengangkangi nya. Rupanya celanaku masih merepotkan, ku tarik saja dari pinggulku dan akhirnya membebaskan penisku yang sudah tersika sebelumnya. Sentuhan penisku di pahanya yang selembut sutra memercikkan sentakan birahi yang kian meluap dan erangan napsuku keluar tanpa terkendali. "Mak....."

Namun, satu celana dalam lagi yang merepotkan, masih melekat di lutut Mak Lela. Maka aku letakkan kakiku di celana dalam mahal itu dan mendorong mereka hingga ke ujung kaki Mak Lela. Kembali lenganku ke pinggangnya dan berkonsentrasi penuh dengan ciuman kami, yang, dengan tubuh telanjang saling merangsang satu sama lain, berlanjut terus hingga puncak birahi kami. Aku pun mulai menggeser bagian bawah tubuhku ke pahanya hingga penisku sampai di pangkal paha Mak Lela yang telah merentang. Burung itu kini sudah berada di muka sarangnya yang berbulu. Aku mulai menggerakkan penis, memberi isyarat memulai persetubuhan, hingga menyebabkan birahi kami kian mendidih. Kami sama-sama merintih ketika lengan kami saling mendekap tubuh satu sama lain. Aku tahu saatnya telah tiba dan meraih selangkangannya serta mulai menenggelamkan jariku ke bibir vaginanya yang mekar seperti brownies matang. Terasa nian lubang kemaluannya sudah sangat basah tanda Mak Lela sudah siap menerima penisku masuk ke vaginanya. Saat itu pula Mak Lela merintih, tangannya tak henti bergerak liar di punggungku. Aku pun tak ingin menunggu lagi dan segera mengeluarkan jariku dari lubang kemaluannya, langsung bersiap dengan penisku yang kian tegang di pintu masuk vaginanya yang menghangat.

Kepala penisku bersentuhan dengan bibir luar vaginanya yang basah dan membelahnya, sehingga aku masuk ke vagina hangat Mak Lela!! Aku segera tenggelam di saluran persetubuhan, kantung kelaminku pun sampai di celah pantatnya! Gelora birahi menyelimuti persetubuhan ini hingga kami menjepit satu sama lain bagaikan roti setangkup yang rapat.

"EEEEHHHHMMMMMMMM "!!!!! mulut Mak Lela merintih sambil melingkarkan kakinya ke pinggulku.

"OH .... Kamal!" ia setengah berteriak menghentikan ciuman kami.

Aku perlahan mulai memompa penisku di lubang Mak Lela dan menghisap lehernya dengan bergairah. Inilah saat yang aku idam-idamkan, penisku tenggelam dalam tubuh Mak Lela , betis indahnya melilit kakiku, dan dadaku rapat dengan payudaranya! Persetubuhan ini sudah terpenuhi, dan meskipun aku hanya berada di dalam tubuh Mak Lela kurang dari semenit, aku tahu tidak bisa bertahan lebih lama. Aku terlalu menginginkannya, menyetubuhinya dengan sepenuh napsu!

Ketika aku mulai memompa batangku masuk dan keluar dalam entakan pendek, aku mulai merasakan getar di kakiku yang dengan cepat menyebar ke seluruh tubuh. Pada saat yang sama bagian dalam selangkangan Mak Lela tak henti-henti berdenyut-denyut di sekitar penisku. Aku tahu, dia pun segera mencapai puncak persetubuhan ini sesaat lagi. Semua ini disertai oleh rintihan yang semakin sering dan bagaikan gelombang raksasa yang siap menghempaskan kami berdua.

Penisku terpaku dan tubuhku membeku saat merasakan aliran maniku mengalir dan meletup di ujung penis dalam orgasme yang belum pernah kualami seumur hidupku, terasa mulai dari tumit, bergerak ke semua arah dan akhirnya keluar dengan deras. Pada saat bersamaan Mak Lela menegang, merapatkan pinggulnya ke pinggulku, saluran vaginanya menjepit batangku, menerbangkan dirinya dalam orgasme yang sama kencangnya dengan yang ku alamm. "OOOOHHHHHHHH ...... KAMAAAAAAL" ia berteriak menyebut namaku.

Ketika gelombang demi gelombang kenikmatan menggulung,, kami saling mencengkeram, mulut kamiterbuka lebar.

"MAAAK LELAAAAA!!!!!" aku berteriak.

Ku semprotkan mani di dinding-dinding vaginanya yang mengisap liar batangku, bagaikan krim yang melepaskan dahaga birahi Mak Lela. Sensasi terus berlanjut, seolah-olah aku mengalami orgasme selama berjam-jam, sampai tetes terakhir keluar dari penis. Kami terus merengkuh erat satu sama lain sebagai luapan perasaan! Ketika keintiman itu mereda, kami mencoba kembali bernapas teratur dan kembali ke kesadaran. Benak kami kembali ke kehidupan setelah klimaks melelahkan. Ku lihat mata Mak Lela tertutup rapat, mulutnya terbuka, terengah-engah. Perlahan aku berguling ke samping.

Ku pejamkan mata sejenak untuk beristirahat dan memulihkan kekuatan. Aku belum pernah merasa begitu lelah dan habis setelah persetubuhan seperti yang kulakukan barusan. Ini pasti karena dorongan, kerinduan, dan keinginan yang akhirnya mencapai puncaknya dalam waktu singkat namun intens dan paling melelahkan. Aku menyetubuhi ibu mertuaku sendiri, perempuan yang benar-benar mengantarku ke puncak napsu yang tak kuketahui sebelumnya, yang membuat pengalaman meluap-luap!

Aku membuka mata dan terkejut melihatnya menatapku, matanya penuh dengan air mata.
 
mantaaaaaaaaaaaaaaaabbbbbbbbbbbbbb gan cerita very nice story ada sambungannya gak,,,,:semangat:
 
Bimabet
Mantapas Gan..
di tunggu kelanjutanya..
dah ga sabar nih...!!!
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd