Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

MISTERI Malam Naas Anna

Terorezing

Suka Semprot
Daftar
8 Jul 2018
Post
20
Like diterima
237
Bimabet
Cerita ini fiksi (No Sara), jika ada kemiripan apapun itu murni ketidaksengajaan.

Kalau ada kritik, saran atau rekues monggo tulis aja.

__________

Anna adalah seorang guru magang di sekolah swasta Santa Barbara. Gadis berusia 22 tahun itu sedang magang sebagai asisten lab biologi selama 1 semester sebagai syarat kelulusan pendidikan S1 nya.

Meski baru 2 minggu mengajar, gadis chindo itu sudah menjadi primadona di seluruh sekolah. Anna sangat cantik dengan rambut sebahu dan mata indah yang selalu berbinar. Hidungnya pun kecil mancung dengan bibir tebal membasah. Namun yang paling menarik perhatian orang adalah tubuhnya yang montok berisi.
Gadis itu tinggi semampai bagaikan model dengan payudara menggunung dan pantat bulat besar yang selalu bergoyang-goyang saat dia berjalan. Apalagi dia selalu memakai rok pendek serta sepatu hak tinggi. Dia juga rutin memakai blazer dengan kemeja ketat tanpa lengan di dalamnya.

Momen saat dia mengganti blazernya dengan jas lab adalah hal yang paling ditunggu oleh para murid laki-laki dan juga oleh Pak Heri, guru biologi yang menjadi pembimbing magang Anna. Bukan hanya sekali dua kali pria berumur 40 tahunan itu diam-diam memotret Anna untuk dibagikan ke grup WA yang berisi para guru-guru cabul di sekolah.

Sejak Aby mati, Anna lah yang selalu menjadi buah bibir para laki-laki. Terlebih sifatnya yang genit dan binal kepada semua lelaki sudah sering menjadi perbincangan hangat di seluruh sekolah. Mulai dari guru, murid, penjaga sekolah hingga wali murid tak luput dari godaannya.

Anna tidak menyadari bahwa sifat genitnya itulah yang akan menjadi mimpi buruk baginya.
__________

KAMIS

Lab Biologi
06:11 PM


Langit mulai gelap, kondisi sekolah sudah sepi dan menyeramkan karena hanya tersisa sedikit orang di kawasan bangunan lama bekas peninggalan belanda tersebut. Di lab biologi, di bawah temaram lampu kuning, terlihat Anna yang masih sibuk mengetik laporan magang yang harus diserahkan malam ini ke Pak Heri.

Gadis itu sudah tidak memakai jas lab dan hanya memakai rok pendek dan kemeja tanpa lengan favoritnya. Kemejanya itu dibuka 2 kancing karena AC ruangan itu tiba-tiba mati sejak pukul 5 tadi hingga membuatnya kegerahan. Kemejanya itu bahkan sudah tembus pandang karena Anna sangat berkeringat. Terlihat Bra merahnya menyeplak jelas karena kemejanya sudah terlalu basah.

Saat sedang fokus mengetik, tiba-tiba pintu lab terbuka. Dari arah pintu tampak Pak Agus, Ketua Yayasan Santa Barbara, masuk ke dalam lab dan menutup pintunya.

"Eh Pak Agus, belum pulang?" sapa Anna

"Oh ya belum, kan saya selalu patroli buat ngecek-ngecek sekolah tiap sore. Maklum, banyak murid-murid yang lagi puber sering telat pulang karena asyik pacaran." balas Agus

"Oh gitu, Pak.."

Agus tetap diam di depan pintu dan melihat Anna dengan tatapan penuh arti. Dia sudah tahu bahwa Anna Masih ada di lab karena mendapat bocoran dari Pak Heri sebelumnya.

"Ada perlu apa ya, Pak?" tanya Anna ramah

"Ya memangnya harus ada perlu kalau saya di sini?" balas Agus sambil terkekeh.

"Hahaha, iya juga ya Pak.."

Agus lalu berjalan santai ke arah meja Anna. Mata nakal pria itu tak lepas dari di belahan dada Anna yang berkilat basah karena keringat.

"Panas banget ya di sini?"

"Eh, aduh maaf Pak, iya soalnya gerah banget, padahal biasanya enggak.." balas Anna sambil mengancingkan kemejanya.

"Ya kalau gerah mah buka aja, gausah dikancing, nanti kamu dehidrasi lho.." ujar Agus sambil tersenyum mesum.

"Ah, bapak bisa aja.."

Agus berjalan makin dekat kemudian berdiri di belakang Anna yang masih duduk. Aroma keringat Anna yang bercampur parfum menguar dari tubuh gadis itu hingga membuat penis Agus perlahan mulai berdiri.

Pria itu lalu memegang pundak Anna dan mulai memijatnya. Gadis itu kaget namun dia diam saja karena tak ingin menyinggung Agus.

"Jangan capek-capek lho kerjanya, kasian banget ni pundaknya sampai kaku. Mana keringetan.." ucap Agus

Anna mengangguk perlahan, masih canggung namun mencoba bersikap biasa saja.

"Iya pak, ini bentar lagi juga beres.."

"Kamu ga takut sendirian di sini?" tanya Agus

"Engga kok Pak, biasa aja hehe.."

"Emang kamu nggak tau rumor yang beredar baru-baru ini?" tanya Agus sambil terus memijat pundak Anna.

"Rumor apa tuh Pak?"

"Katanya di WC belakang lab itu sekarang angker lho.." jawab Agus

"WC tempat mayat Aby ditemuin minggu lalu, Pak?"

"Iya, katanya sekarang angker banget, sering ada suara nangisnya.." bisik pria itu

"Ah bapak jangan nakut-nakutin dong!" ucap Anya sambil memukul tangan Agus.

Agus tertawa saja melihat sikap Anna yang tak tahu apa-apa. Dia lalu kembali memijat pundak gadis itu dengan lebih lembut.

"Ahh.. Bener di situ, Pak.."

Merasa mendapat lampu hijau, Agus makin berani, dia mulai menurunkan tangannya ke bahu Anna yang lembab dan meremasnya.

"Ih, tangan Anna basah tau Pak.."

"Yaudah kalau gerah dicopot aja kemejanya, bapak ga liat kok.." balas Agus

Anna langsung tahu maksud dari pria hidung belang di belakangnya itu. Gadis itu menimbang-nimbang apa yang sebaiknya dia lakukan. Anna merasa tak ada ruginya membuat Agus senang, apalagi jika itu bisa membuatnya dimudahkan untuk lulus magang.

Anna menggigit bibirnya lalu menatap pada Agus.

"Janji ya, Pak?"

"Iya janji lah.." balas Agus

Anna tersenyum genit pada pria itu dan perlahan mulai membuka seluruh kancing kemejanya. Dia bisa merasakan penis pria itu yang sudah berdiri tegak dan menyentuh punggungnya. Gadis itu kaget merasakan ukuran penis Agus yang fantastis, tanpa sadar dia menelan ludah.

Anna melepas kancing terakhirnya lalu menurunkan kemejanya hingga jatuh ke lantai, langsung saja payudaranya yang seukuran melon itu melompat jatuh ke depan dadanya dan bergoyang liar. Aroma parfum Anna langsung mengisi hidung Agus hingga membuat pria itu makin bernafsu.

"Wah berat banget tuh kayaknya.." goda pria itu

"Iya pak, kegedean soalnya.."

Tangan pria itu perlahan mulai turun ke punggung Anna yang basah lalu mulai melingkar ke depan. Gadis itu bisa merasakan tangan kasar Agus yang mulai menggerayangi payudaranya lalu mengangkatnya.

"Wah iya berat, berapa kilo nih?" tanya Agus sambil tersenyum mesum.

"Aaahhh..." desah Anna perlahan

"Bapak buka aja ya BH nya, susah nih mijetnya." ucap Agus dengan tak sabar.

"Iya Pak, buka aja gapapa.."

Dengan kasar Agus langsung membuka bra Anna dan membuangnya ke lantai. Dari atas dia bisa melihat gundukan daging yang membusung di dada Anna, puting gadis itu terlihat sudah menegang dan tampak lezat. Penis pria itu juga telah tegak maksimal hingga mengintip dari bagian atas celananya. Dia sudah tak tahan lagi.

Sambil mulai menjilati leher asin Anna, pria itu langsung meremas-remas buah dadanya dengan kasar. Gumpalan tetek Anna terasa empuk seperti jelly dan basah di tangannya.

"Auuuhh.. Sshhhh... Pak.."

Anna mulai mendesah di tiap jilatan Agus. Tubuhnya terasa makin panas sementara puting karamelnya makin tegak karena dipilin-pilin oleh pria itu. Agus lalu mencium bibir Anna yang sudah terbuka dan mengadu lidahnya dengan gadis itu.

"Mmm..." desah gadis itu

Keduanya berciuman dan saling bertukar liur dengan panas. Agus yang makin berani lalu menyusuri perut rata Anna dan memasukkan tangannya ke dalam rok pendek gadis itu. Dia meraba gundukan memek Anna yang rupanya tak berbulu dan terasa basah.

"Ahhh.. Pak... Jangaaaan dulu.. Laporan aku belum selesai.."

"Kamu ngga perlu lagi selesein laporan kamu.." balas Agus

Tak puas hanya beradu lidah, Agus mendorong tubuh Anna ke arah meja hingga dia telungkup dan mulai menurunkan rok pendek dan celana dalamnya yang rupanya juga berwarna merah. Anna kini telanjang bulat dan hanya menyisakan sepatu hak tingginya saja.

Pria itu mengantongi celana dalam Anna lalu membuka lebar-lebar kaki gadis itu.

"Paaak! Ahhh jangaaan..."

"Udah nikmatin aja.."

Agus kemudian meremas pantat bulat Anna dan membuka pipi pantatnya untuk melihat isi selangkangan gadis itu. Selangkangan Anna sangat indah seputih kulitnya, tampak lubang anusnya yang sempit serta memek pinknya yang sudah basah.

"Wah, cakep banget memek kamu.." puji Agus

"Iya Pak, pacarku soalnya sukanya kalo dicukur kaya gini..."

"Oh, udah sering main sama pacar ya?" goda Agus

"Ngga kok pa-- Aaaahhhhh....!"

Belum sempat menyelesaikan kalimatnya, Agus langsung menjilati kedua lubang selangkangan Anna hingga gadis itu mendesah keenakan. Dia menyedot cairan kewanitaan Anna dan menusukkan lidahnya ke dalam memeknya dengan liar, pria itu juga memasukkan jemarinya ke lubang kencing Anna dan mengorek gua dagingnya yang panas dan basah.

"Ahhhhh!! Enak Pakk..!"

"Anna mau yang lebih enak?" balas Agus sambil perlahan membuka risletingnya.

"Mau dong Pak.. Ahhh.."

Anna menengok ke arah Agus dan memandang pada penisnya dengan tatapan lapar.

"Itu kontol Bapak? Ge.. Gede bangeeet.."

Agus memutari meja dan memamerkan penisnya yang tegak perkasa. Anna melotot melihat ukuran kejantanan pria itu yang abnormal.

Masih terpana, Agus mendadak langsung menusukkan penisnya ke dalam mulut gadis itu yang segera menghisapnya dengan rakus.

"Mmmm... Mmmhh.."

Anna terkejut merasakan penis Agus yang mengisi penuh mulutnya itu. Dia merasa seperti sedang mengulum kaleng soda hingga rahangnya harus dibuka lebar-lebar.

"Mmmhh... Ahhh.."

Penis Agus yang berukuran dua kali lipat lebih besar daripada penis pacarnya itu membuat Anna menjadi sangat bernafsu. Dengan agresif dia mulai menjilati batang daging itu sambil mengocoknya. Dia juga menjilati buah zakar Agus dan mengemutnya bagai permen hingga pria itu keenakan.

"Mantep banget sepongan kamu.."

Mendengar itu, Anna semakin melahap penis Agus. Gadis itu menelan seluruh penis pria itu hingga mentok memasuki lehernya. 20cm pentungan daging Agus habis masuk ke tenggorokan Anna yang sempit.

Tubuh Agus gemetar keenakan, baru kali ini dia mendapatkan servis segila ini. Dia tak menyangka gadis yang lebih muda 30 tahun darinya itu bisa menelan batang dagingnya hingga habis. Apalagi dia bisa merasakan penisnya yang terasa dipilin dan disedot habis-habisan.

"Aarghh!! Jago banget kamu!!"

Agus menjambak rambut gadis itu dan menekan pinggangnya ke arah wajah Anna yang sedang asyik menyepongnya. Sambil menahan kepala gadis itu di selangkangannya, Agus mulai memompa tenggorokan Anna itu dengan membabi buta. Membuat liur gadis itu tumpah menetes-netes ke atas meja dan laptopnya.

"Enggrllhh... Gurlgghh..."

Untuk beberapa saat hanya terdengar derit kayu meja dan suara tenggorokan Anna saja yang tersedak-sedak menyedot habis batang kejantanan Agus.

"Gilaaa!! Argghh..."

Agus mengeluarkan HPnya kemudian memvideokan Anna yang masih asyik menyepongnya itu.

"Bapak rekam ya.. Ngga bakal disebar kok.."

Anna mengangguk sambil tetap menyedot batang kejantanan Agus dengan rakus. Agus terkekeh dan merekam mahasiswi yang masih lahap menyantap penisnya itu.

Dia lalu mengirimkan video itu ke grup WA cabul miliknya.

__________

Lab Biologi
06:31 PM

"Lepas dulu!! Ughh!"

Agus sudah hampir orgasme karena sepongan Anna yang luar biasa, namun pria itu tak ingin menyelesaikannya dengan cepat. Dia mencabut penisnya dengan susah payah karena Anna justru makin menyedotnya.

"Nakal banget kamu.." ujar Agus

Anna dengan mulut penuh liur justru menjulurkan lidahnya dan mengecup manja ujung penis Agus.

"Abis kontol Bapak enak sih, mana gede banget..."

Agus mengelus rambut Anna yang masih menjilati penisnya dengan lapar.

"Mau dimasukin memek ngga?" ujar Agus

"Mau banget Pak! Masukiiin Pak!!"

Agus terkekeh melihat reaksi gadis itu. Dia kembali berjalan memutari meja dan memegang pinggang Anna, siap menusukkan penisnya dari belakang.

Anna sudah tak sabar, dia mengangkat pantatnya namun pria itu hanya menggesekkan kepala penisnya di bibir memek Anna.

"Ahhh! Masukin Pak! Cepetaan!" protes Anna

"Ada syaratnya..." goda Pak Agus

"Apapun bakal Anna lakuin! Aku mau kontol Bapaak! Pleaseee!" jerit Anna sambil menggesekkan pantatnya pada penis Agus.

"Abis ini kita main lagi di UKS ya.." bisik Agus

"Ih kirain apaan, jangankan di UKS pak, di kebon aku juga mau.. Buruaan masukin ih!"

Agus terkekeh lalu dengan susah payah berusaha memasukkan ujung penisnya ke dalam memek Anna. Lubang kencing gadis itu terasa robek saat berusaha membuka jalan bagi batang kejantanan pria itu.

"Aaahhh!! Aaahhh gila gila gilaaa! Gede bangeeet ahhh!" jerit Anna sambil blingsatan.

Penis raksasa milik Agus berdiameter 5 cm hingga kesulitan masuk ke dalam lubang kencing Anna. Pria itu lalu pelan-pelan berusaha memasukkan penisnya yang masih berlumur liur ke memek gadis itu.

"Uuuhhh... Ahhhh! Masukin terus Paaak!"

Masih kesulitan, Agus lalu memegang pundak Anna dan dengan hentakan mantap langsung menusukkan seluruh penisnya ke dalam memek gadis itu.

"Uuuaaarghhhhg!!! Aaaahhhhh!!!"

Anna menjerit tak karuan merasakan sodokan pinggang Agus. Gadis muda itu menangis tertahan merasakan lubang kencingnya yang menyempit dan penuh terisi oleh batang kejantanan Agus. Penis pria itu bahkan mentok hingga ke dalam rahimnya.

"Gaghh! Aahh!! Gila lu Pak!! Aarghh!!"

Anna sesenggukan, nafasnya tercekat namun Agus tak peduli. Dia mulai memompa gadis itu dari belakang sambil menahan kedua tangannya.

"Aaarghhh!! Gilaak!!!"

"Ahh! Mantep banget memek kamu!"

"Aaahhhhh!! Pelan-pelan! Pakk!!" jerit Anna kesakitan

Agus hanya tertawa mendengar tangisan Anna, dia justru mempercepat sodokan pinggangnya.

"Nanti juga enak!" balas pria itu

"Akhh! Aaahhh!! Pak! Ahhh!!"

Anna menjerit kesakitan di tiap tusukan Agus, namun perlahan dia mulai merasakan cairan kewanitaannya yang mulai mengalir melumasi batang daging pria itu.

"Ahh! Ampuun!! Ya Tuhan!!"

Agus terus memompa Anna dengan kasar. Keringat keduanya membanjir dan menetes-netes pada meja lab karena pergumulan nafsu keduanya.

"Aahh!! Sakiit!! Ennakkrghh!!"

5 menit berlalu, teriakan kesakitan Anna telah berubah menjadi lenguh kenikmatan. Tubuhnya makin basah kuyup mengimbangi permainan Agus yang luar biasa.

"Ahhhhh!! Terush! Terus Paaak!!"

Anna tampak keenakan. Dia meremas payudara dan menyedot putingnya sendiri sembari memutar-mutar pantatnya yang masih tertancap pada penis Agus.

"Aku hampir sampe Pakk!! Enak banget!! Aaaahhh!!"

Agus hanya tertawa mendengar itu, sambil terus menyodok memek Anna, dia mengecek HPnya yang sejak tadi berbunyi. Pria itu tersenyum sambil membaca pesan di grup WA.

"Ahhh! Auhh! Enaarghh!!"

Tubuh Anna bergetar hebat dan jatuh ke atas meja, dia hampir orgasme.

"Aaarghhh!! Ya Tuhaaaan!! Aaaaaahhh!!"

Agus mempercepat sodokan pinggangnya, mengimbangi tarian birahi Anna yang juga semakin cepat. Kemudian saat dia merasa memek Anna menyedot penisnya, pria itu langsung menusukkan batang dagingnya itu dalam-dalam di liang senggama gadis itu.

"UAAAAAAAAAARGHHHHHHHHHHHH!!!!"

Bersamaan dengan teriakan birahinya itu, tubuh basah Anna bergetar-getar hebat lalu roboh ke atas meja.

"Ya!! Tuhaaaan!! Enaaaaakkk bangeeet!!"

Agus mencabut penisnya dan membalik tubuh gadis itu lalu menyemburkan spermanya di wajah dan payudara raksasanya, menghujani Anna dengan cairan putih yang panas di sekujur tubuhnya. Memek gadis itu tampak kemerahan dan berkedut-kedut menyemburkan air mani dalam jumlah banyak yang membasahi meja dan lantai di bawahnya.

"Hah.. Hah.. Hahhhh..."

Gadis itu ngos-ngosan kelelahan di atas meja sambil mengatur nafasnya yang putus-putus. Sambil menjilati sperma Agus di bibirnya, Anna tersenyum genit pada pria itu.

"Gila, Bapak jago banget.. Hampir pingsan aku.." sengalnya puas.

"Siap dong buat ronde 2?" balas Agus

"Hah.. Nanti dulu Pak.. Hah.. Hah.. Aku udah capek banget mau mati..."

"Tapi yang lain udah ngga sabar lho buat make kamu.." ucap Agus sambil tersenyum.

"Maksud Bapak?"

Anna perlahan menengok ke arah pintu dan melihat lusinan guru lain yang menatap lapar pada tubuh telanjangnya yang terhidang pasrah di atas meja.

"Aaaaaahhh! Apa-apaan nih!!"

Panik, Anna langsung menutupi tubuhnya dengan tangan lalu bangkit dan memunguti pakaiannya yang tercecer. Namun tangannya ditahan oleh Agus.

"Kamu lebih cantik kalo telanjang.."

"Pak! Tadi janjinya ngga gi--! Hmmphh!!"

Tak diberi kesempatan melawan, lusinan pria-pria lapar itu langsung menahan tubuh bugil Anna lalu menyeretnya keluar dari lab.

"Aaaahhhhh!!! Lepaaashh!! Lepaaasin!! Aaaaaaaahhh!!"

Agus hanya tersenyum, dia lalu berjalan keluar dari lab dan ikut menuju ke UKS.

Pria itu tak mengetahui bahwa sebenarnya sejak awal ada seseorang yang mengintip kejadian di dalam lab biologi. Perlahan, dari sudut bangunan tampak Bobby, seorang murid kelas 10 mengendap keluar dari tempat persembunyiannya dan pelan-pelan ikut berjalan ke UKS.
__________

UKS
07:02 PM


Anna dibanting dengan kasar ke atas ranjang UKS oleh Heri, pembimbing magangnya. Gadis bugil itu meronta-ronta hendak melarikan diri namun tangan dan kakinya ditahan oleh para guru lain yang ada di sana.

"Lepasin!! Atau gua bakal teriak!!"

Heri yang ada di depan ranjang hanya tertawa.

"Teriak aja! Gabakal ada yang dengerin!"

Mata Anna membelalak ngeri, ucapan Heri ada benarnya. Komplek sekolah ini sangat luas dan berada di kawasan sepi.

"Ampuun Pak.. Jangan perkosa.." tangisnya

"Heh, kita tuh ke sini emang mau merkosa lu!"

Para guru pria di UKS lalu mulai membuka pakaian mereka dan mengelilinginya. Segera saja Anna dikepung oleh lusinan penis tegak yang siap memasuki lubang tubuhnya.

"Jangan Paaaak... Jangaaan! Jangaaaaaan!!"

Heri segera memanjat tubuh Anna dan duduk di atas payudaranya. Dia memasukkan penisnya yang berukuran kecil ke dalam mulut gadis iu dan membungkamnya.

"Sepong gua, bangsat!" teriaknya

"Mmmhh! Mmmmphh!"

Tak berkutik, Anna hanya bisa menuruti kemauan Heri. Gadis itu lalu mengernyit kesakitan merasakan payudaranya yang menjadi rebutan oleh banyak orang. 2 orang sekaligus kini sedang mengenyot putingnya sembari meremas-remas buah dada kebanggaannya itu dengan kasar.

"Aaarghhh!! Mmmmphh!! Sakitrggh!!

Tangannya tak luput dari kebengisan pria-pria itu, 2 orang pria menggunakan jemari tangan Anna dan memaksanya untuk mengocok penis mereka. Telapak kakinya juga ditahan dan dijilati oleh guru-guru cabul itu.

"Urgghh! Mmmprrghhh!"

Saat sedang meronta-ronta, Rahman mengangkat tubuh Anna lalu berbaring di bawahnga. Pria itu kemudian meludahi tangannya dan melumurinya pada dubur Anna sebelum mencoba menusukkan penisnya ke dalam anus gadis itu.

"AAAAARGHHHHH!!! JANGAN DI PANTATTTT!!!"

Belum selesai rasa sakitnya, Anna merasakan memeknya juga disodok oleh Jaka, seorang guru olahraga.

"Aaaarghhh!!! Jangaaaan!!"

Kedua lubang selangkangan Anna penuh diisi penis yang segera memompa tubuh gadis itu dengan membabi buta. Awalnya mereka berdua kesulitan, namun setelah beberapa saat akhirnya penis mereka berhasil keluar masuk selangkangan Anna dengan mantap.

"Ayo kuat-kuatan Man!" Ujar Jaka kepada Rahman.

"Ayo siapa takut!" balas Rahman sambil tertawa.

"Aaarghhh!! Jangan sekaliguushhh!!! Uarghhh!!"

Kedua pria itu terus menggenjot memek dan dubur Anna dengan kasar tanpa memperdulikan teriakannya. Heri yang keenakan merasakan mulut Anna langsung orgasme dan menyemburkan spermanya ke dalam tenggorokan gadis itu.

"Ahh! Mantep!" teriaknya

"Buset, cepet amat Her! Lu kata lomba?!" ucap Bambang, guru sosiologi

"Heri mah, emang tukang ejakulasi dini!" sindir Rahman sambil tertawa

Heri hanya tersenyum kecut lalu memberi giliran pada Bambang yang langsung menusukkan penisnya ke dalam mulut Anna.

"Kontol tuh gini!" ujar Bambang sambil memompa mulut Anna.

Tak hanya memompa mulutnya, Bambang yang suka bermain kasar juga mencekik Anna hingga dia tak bisa bernafas.

"Hrghh!! Mppphh!! Hmmphh!"

Wajah Anna perlahan berubah ungu karena kekurangan oksigen. Dia berusaha melawan namun sekujur tubuhnya tak bisa digerakkan saat lubang-lubang tubuhnya habis dipompa oleh pria-pria yang hingga sore tadi masih dia anggap sebagai mentornya.

"Heerghhh... Heckhh... Hkckkhh.."

Tubuhnya makin lemas sementara Bambang tampak kesetanan dan justru mempererat cekikannya.

"Oi Bambang, jangan dimatiin! Banyak yang antre!" protes seorang guru yang belum mendapat giliran.

"Oiye lupa, bentar-bentar masi belum keluar ni gua.." balas Bambang sambil cengengesan.

Bambang melepaskan cekikannya lalu kembali memompa tenggorokan Anna hingga gadis itu tersedak.

"Buruaan!"

"Iyee buset!"

Tubuh montok Anna kemudian menjadi mainan para guru-guru cabul yang bergiliran memperkosanya dengan liar. Gadis itu tak diberi kesempatan beristirahat dan dipaksa melayani nafsu puluhan orang hingga subuh.
__________

JUMAT

UKS
05:17 AM


Ruangan UKS itu kini sepi, satu persatu guru sudah pulang dan hanya menyisakan Anna dan Agus saja yang masih bersetubuh serta Rahman dan Heri yang menonton keduanya.

Rahman terlihat asyik merekam pemerkosaan tersebut sementara Heri sedang merokok.

"Herghh!! Auhh!! Erghhh!! Ampun Pak!!!"

Anna masih meracau lemah di bawah Agus yang masih segar. Pria itu masih bertenaga karena dia hanya menonton pemerkosaan Anna saja sejak semalam, berlawanan dengan Anna yang sudah sangat kelelahan melayani puluhan pria selama 8 jam nonstop.

Tubuh montok Anna itu hanya menungging lemas sembari terus disodomi oleh pria itu.

"****** masih rapet banget ni bool!" lenguh Agus keenakan

"Herghh! Pak!! Sakiiitrhh! Ampuunn!"

"Bacot lonte!" balas Agus sembari meludahi Anna

"Heerghh.. Heeckhh.. Aurghh.."

Wajah Anna tertanam di bantal karena gadis itu tak ingin wajahnya terlihat di video Rahman.

"Liatin wajahnya dong cantik!" ujar Rahman

Agus lalu menjambak rambut Anna dan menahan wajahnya yang penuh liur dan air mata ke arah Rahman.

"Kalau gamau videonya kita sebar, selama magang di sini kamu harus ngelayanin kita semua tiap hari!" ujar Rahman sambil tertawa lepas.

"Urgghh.. Jangan Pak!! Jangan rekamm!!"

Anna berusaha menutupi wajahnya namun Rahman menahan tangannya.

"Jangan Paaaak.. Huuhuuu.."

"Ayo janji dulu kalau nggak mau rekamannya viral!" ujar Rahman sambil tertawa.

Sambil menangis sesenggukan Anna kemudian menatap ke kamera.

"Aku.. Aughh.. Bakal jadi budak.. Argh.. Seks bapak-bapak guru.. Ughh.. Aahhh.."

Rahman tertawa lalu mengajak tos Heri dan Agus.

"Ini mah gua bakal lembur terus!" ujar Heri bersemangat

"Ye lu mah ga lembur, cuma pulang telat!" balas Rahman

"Baru nempel aja lu udah ngecrit!" ujar Agus sambil tertawa-tawa

Saat para guru-guru itu tertawa-tawa, Anna terus menangis sambil terus mengimbangi Agus yang terus menyodomi dirinya. Meski tak ingin mengakuinya, namun Anna merasakan kenikmatan yang teramat sangat di pantatnya. Meski sambil menangis dia justru terus menumbukkan pantatnya pada penis Agus.

"Ahhh!! Uuuuhhh!! Auhh!!" lenguh Anna

"Ye keenakan lagi ya?!" ujar Rahman

Anna sudah pasrah, percuma melawan nafsunya sendiri karena 6 bulan ke depan pun dia masih akan terus mengalaminya. Gadis itu lalu kembali mendesah dan berusaha menikmati persetubuhan ini.

"Uhh!! Iya Parghh!! Ahh! Enarghh!!"

Sambil terus melenguh keenakan, dia mengikuti irama sodokan Agus di dalam pantatnya dengan susah payah. Meski kenikmatan mengisi anusnya, dia tetap saja sudah sangat letih karena bersetubuh semalam suntuk.

"Aarghh!! Enak!! Pak Aguus teruuushh!"

Agus semakin cepat memompa dubur Anna yang juga terus menggoyangkan pinggangnya. Tak lama, tubuh gadis itu pun melenting ke atas dan bergetar-getar dahsyat.

"AAAAAAAARRRRGHHHHHHHHHHHHH!!!!"

Mata Anna terbalik ke atas dan menyisakan putihnya saja saat dia berteriak menyambut orgasmenya yang entah ke berapa kali itu.

"Buset sange banget nih kayaknya!" ujar Rahman yang terus merekamnya.

Tubuh Anna bergoyang-goyang hebat dan memercikkan keringatnya ke segala penjuru. Anusnya menyedot habis penis Agus sementara memeknya menyemburkan air mani dalam jumlah banyak ke atas sprei sebelum akhirnya gadis itu jatuh berdebam ke atas kasur.

Anna berkelojotan selama beberapa saat sebelum akhirnya pingsan. Agus yang keenakan lalu menusukkan penisnya hingga mentok ke pantat Anna sembari meremas-remas payudara raksasa gadis itu.

Agus pun akhirnya kembali orgasme.

"Aaaaahhhh!! Bajingaaan!!"

Agus menekan pinggangnya dalam-dalam dan menyemburkan spermanya ke dalam dubur Anna yang sudah tak bereaksi. Pria itu ambruk ke atas punggung Anna lalu mengecup lehernya dengan mesra.

"Mantep banget bool kamu, sayang.."

Puas, Agus mencabut penisnya lalu menendang tubuh Anna kembali ke atas ranjang yang sudah becek penuh aneka cairan tubuh itu. Dari lubang pantatnya yang menganga mengalir deras sperma Agus yang melimpah.

"Sebat di luar kali nih?" ucap Agus sambil tersenyum puas

"Ayolah" balas Rahman

"Lu mau make lagi ga Her? Apa udah ga kuat?" sindir Agus

"Ini gua masih bisa sekali lagi!" ucap Heri sambil mengocok penisnya agar kembali ereksi.

"Yaelah santai aja lah, lu masih bisa make ni anak magang sampai taun depan!" lanjut Rahman

Agus dan Rahman lalu tertawa-tawa meninggalkan UKS sementara Heri yang dongkol berjalan kembali ke arah ranjang.

Anna tampak terbaring lemah. Payudara raksasanya naik turun mengikuti helaan nafasnya yang putus-putus karena kelelahan. Tubuh putih gadis itu basah seperti habis mandi dan tampak licin penuh keringat dan sperma.

Heri kemudian membuka selangkangan Anna dan meludahi memeknya.

Merasakan itu, mata Anna perlahan terbuka.

"Bapak mau apa lagi?" tanyanya lemah

"Ya make elu lah!" balas Heri sambil menggesekkan penisnya di bibir memek Anna.

Anna yang sudah pasrah hanya membuka kakinya lebih lebar saat Heri perlahan menusukkan penisnya ke dalam memek Anna yang hanya diam.

"Ahhh... Udah masuk Pak?"

"Udah lonte!" ujar Heri sambil emosi

"Kontol kecil keluar cepet aja belagu.." ucap Anna pelan sambil tersenyum meremehkan.

"APA LO BILANG?!!"

Heri naik pitam, dia melingkarkan tangannya di leher Anna dan mencekiknya.

"Heeckhh!! Jangaaan!! Eckhhh! Paak!!"

"Lonte kayak lu emang harus mati! Bangsat!" teriak Heri yang sudah gelap mata.

Anna yang sudah lemah tak bisa memberi perlawanan. Jangankan meloloskan diri, sekedar berteriak pun gadis itu sudah tak sanggup.

"Heeeckkkhh.... Uuuhhhhh..."

Anna berusaha melepaskan tangan Heri meski tanpa hasil.

"Herghh.. Pak Agus.. Eckhh.. Tolo--"

Heri mempererat cekikannya hingga Anna tak bisa bersuara. Di sudut matanya dia bisa melihat Agus dan Rahman yang merokok sambil memunggunginya. Tangannya mencakari udara berusaha meminta tolong pada keduanya.

"Grghhh.. Herghhh.. Pak Rahman.. Gurlghh.. Pak Agurghh.."

Pandangan mata Anna semakin gelap. Rasa sakit di lehernya merambat ke dadanya yang mulai kehabisan oksigen. Buah dada kebanggaannya itu pasrah saja bergoyang naik turun seirama cekikan Heri yang semakin naik darah.

"Heerghhh... Ampuuurghh.."

Lidah Anna mulai mengular keluar dari mulutnya sementara matanya seolah ingin melompar keluar dari tengkoraknya. Dia menangis meminta ampun pada Heri yang tak peduli.

"Heeerghhh.. Aaahhmpunnh.. Hrghhhh.. Eckhh..."

"Mati luuu!!" hardik Heri

"Heeeckkhh.. Pake akhhuu, Pak.. Jangan bunuuhh.."

Heri tak mendengarkan Anna, tangannya terkunci di leher Anna yang perlahan berubah biru dan mengecil.

"Hgrhllhhh..."

Anna menggeram serak, air liur penuh mengisi mulutnya dan mulai mengaliri tangan Heri serta leher dan dadanya sendiri.

"Ackhh.. Paaak.. Huarghh..."

Liukan tubuh Anna makin lemah, kedua tangannya sudah jatuh ke sisi tubuhnya sementara kakinya tersentak-sentak pelan. Tubuh gadis itu kejang-kejang hebat menyambut sakaratul maut. Matanya mendelik menatap Heri sedangkan mulutnya yang mangap lebar semakin banjir liur.

"Hhhhrhg... Euuurghh..."

"Matiiiiiii.... Matiiiii lu lontee....." ujar Heri sambil terus mencekik leher Anna yang sudah mengecil itu.

Tubuh montok Anna tampak melenting dan membusur ke atas lalu bergetar-getar hebat di bawah tubuh Heri sebelum akhirnya jatuh ke kasur dan tak bergerak lagi.

Mati

Heri masih terus mencekiknya selama beberapa menit dan baru berhenti saat melihat mata Anna yang sudah melotot putih dengan mulut banjir muntahan liur.

"Hehehe mampus lu..."

Setelah yakin gadis di bawahnya tak lagi bernyawa, Heri menjambak rambut Anna dan membuka mulutnya. Pria itu kemudian mengocok penisnya di depan mulut gadis itu selama 10 detik sebelum Heri kembali orgasme.

"Ahhh!!"

Semprotan kecil sperma keluar dari ujung penisnya dan mengenai bibir Anna yang sudah setengah terbuka. Wajah cantik gadis itu tampak seolah masih menertawakan Heri yang berejakulasi dini.

"Lonte bangsat.."

Heri yang kesal kemudian merentangkan kaki dan tangan Anna lebar-lebar. Dia mengambil HPnya kemudian memvideokan mayat Anna dari berbagai sudut sambil terkekeh pelan.

"Gua viralin lu anjing..."

Dia menampar wajah Anna beberapa kali kemudian membuka kedua mata gadis itu lebar-lebar. Heri menarik lidah Anna hingga panjang lalu meremas-remas buah dada melonnya dengan gemas. Pria itu lalu membuka memek dan anus Anna dengan jari hingga menganga lebar.

"Liat nih memek sama bool punya Joanna Christine. Udah modar dia sekarang abis ngelonte.." ujar Heri sambil terus merekam

Heri kembali menyorot wajah Anna yang mendelik lalu berdiri dan mengencingi mayat bugil gadis itu dengan penuh dendam sambil terus merekamnya.

"Minum ni kencing gua, anjing.."

Heri mengencingi wajah Anna kemudian menarikan air seninya di sekujur tubuh gadis itu sambil tertawa kecil. Puas mempermalukan Anna, pria itu lalu memakai kembali pakaiannya dan kembali pada rekan-rekannya di luar.

"Lah udahan?" tanya Rahman

Heri mengangguk lalu berjalan pergi meninggalkan keduanya.

"Lah aneh dah tuh orang.." ujar Rahman

"Pake lagi ngga nih?" tanya Agus

"Ayolah.."

Keduanya lalu masuk kembali ke dalam UKS hanya untuk melihat Anna yang sudah menjadi mayat beraroma pesing. Rahman langsung mendekati tubuh Anna dan mengecek denyut nadinya.

"Ye ngentot, dimatiin sama tu bangsat.." ujar Rahman

"Eh beneran?" tanya Agus

"Ini mati dicekek sampe ileran gini.." jawab Rahman sambil menjambak rambut Anna dan memperlihatkan wajahnya pada Agus

"Anjing, memek bagus malah dimodarin, dikencingin lagi.." balas Agus

"Mau dibikin kayak Aby lagi ni?" tanya Rahman

"Ya gimana lagi.." kata Agus

Agus kemudian meremas buah dada Anna dengan kesal. Jatah memek untuk 6 bulan itu kini terbuang sia-sia.

Rahman mendecakkan lidah lalu ikut meremas buah dada Anna dan mengenyotnya.

"Sayang keburu dingin.." ucapnya

Agus mengangguk paham, dia mengangkat sebelah kaki Anna dan menggesekkan kepala penisnya di memek gadis itu.

"Mau kita hamburger ga nih? Mumpung masih anget.." tanya Agus

"Ayo dah.."

Agus mengangkat Anna di ketiaknya lalu memeluk gadis itu dan berbaring telentang membuat gadis itu telungkup di atas dadanya. Sambil mengenyot putingnya yang gendut, pria itu memasukkan kembali penisnya ke dalam memek Anna.

Rahman tak ingin ketinggalan, dia menunggingkan pantat Anna dan membuka lebar selangkangannya. Pria itu lalu mengorek isi pantat Anna dari sisa-sisa sperma dan memasukkan batang dagingnya ke dalam lubang kotoran gadis itu.

"Ahhh.. Enak nih masih ngegigit boolnya.." ucap Rahman

"Yoi, memeknya juga tetep ngejepit.." balas Agus

"Bangsat nih si Heri, barang bagus malah dibikin koit.." ujar Rahman lagi sambil menampar pipi pantat Anna yang bulat besar.

"Yauda pake aja mumpung masih anget mah.." ujar Agus sambil menumbuk memek Anna yang becek.

Saat masih asyik memborbardir selangkangan Anna, tiba-tiba dari luar terdengar suara Wira, tukang kebun sekolah, yang datang tergopoh-gopoh.

"Gawat, Pak!"

"Ada apa lagi?" balas Agus tak sabar

Wira menunjuk ke arah belakang. Dipiting di antara 2 tukang kebun, tampak Bobby yang sedang berusaha melepaskan diri.

"Murid itu katanya liat semuanya, Pak! Kita harus gimana?!"

Rahman terlihat panik dan segera mencabut penisnya namun Agus tetap tenang. Pria itu duduk dan memangku tubuh Anna sambil tetap memompa memeknya.

"Udah-udah lepasin dulu! Suruh kemari anaknya!" ujar Agus

Bobby pun dilepas kemudian dirangkul oleh Rahmat dan diseret menuju ke dalam UKS.

"Kamu Bobby kan?" tanya Agus sambil memeluk tubuh Anna dan tetap menumbuk memeknya.

Kepala Anna menengadah ke atas dan terlontar ke belakang tubuhnya. Tampak wajah cantiknya yang kosong itu menatap nanar pada Bobby.

"I.. Iya Pak.." jawab Bobby terbata-bata sambil menelan ludah

"Kamu ngintip kita dari kapan?"

"Dari sore, Pak!" jawab Bobby

Agus hanya mengangguk pelan. Berarti dia sudah mengetahui semuanya.

"Sayang banget kamu baru dateng pas pestanya udah kelar.."

Agus terus menyodok memek Anna dengan cepat sebelum akhirnya membenamkan wajahnya di dada Anna dan menaikturunkan pinggang gadis itu dengan cepat.

"Uugghhhh..."

Agus menyemburkan spermanya ke dalam memek Anna hingga penuh lalu mencabut penisnya dan mendorong mayat Anna kembali ke kasur. Tubuh gadis itu berdebam pelan, memeknya menganga mengalirkan sperma Agus ke atas sprei.

"Huahhh... Mantep banget emang ni memek.." ucap Agus santai sambil berdiri.

"Ya kan, Bob?" tanya Agus sambil tertawa kecil

Bobby tak mendengarkan ucapan Agus. Remaja itu melotot melihat tubuh polos Anna yang terbaring mengenaskan itu. Hal yang biasanya hanya dia lihat di video porno kini terpampang jelas di depan matanya.

"Miss?" panggil Bobby sambil menggoyangkan tubuh Anna dengan pelan.

"Udah mati Bob, ga bakal jawab dia.." ujar Agus sambil tertawa

"Ma.. Mati?" tanya Bobby

"Cek aja kalo ngga percaya.." ucap Rahman sambil mendorong Bobby ke ranjang.

Bobby terantuk ke depan dan terjatuh di atas mayat gadis itu. Wajah remaja itu tepat mendarat di buah dada Anna.

"Ye, bisaan ni anak!" ucap Rahman sambil tertawa

Melihat Anna yang tak bereaksi, Bobby lalu menempelkan telinganya di payudara gadis itu. Dia tak bisa mendengar apapun, yang bisa dia rasakan hanyalah buah dada Anna yang membasah serta aroma keringat dan kencing yang menguar dari tubuh Anna.

"Udah, jangan keenakan.." ujar Rahman sambil menarik tangan Bobby.

"Kamu suka ya sama Miss Anna?" Tanya Agus

"Su..Suka Pak!" jawab Bobby tanpa melepaskan pandangannya dari tubuh bugil Anna.

Agus dan Rahman saling pandang penuh arti.

"Kamu masih perjaka?" tanya Rahman

"Masih, Pak!" jawab Bobby sekali lagi sambil menelan ludah.

Rahman memegang kepala Bobby lalu mengarahkannya ke memek Anna yang masih berlepotan sperma.

"Belum pernah ngerasain memek?!" tanya Rahman lagi

"Belum Pakk!!" jerit Bobby dengan mata terkunci pada memek Anna yang yang berwarna pink indah.

Rahman mengangkat Bobby dan melemparnya ke ranjang. Wajah Bobby kini tepat di samping wajah Anna. Bobby kembali menelan ludah.

"Gini aja deh Bob, kamu boleh make Miss Anna buat ngelepasin perjaka kamu, tapi kamu ngga boleh bilang-bilang soal ini. Gimana?"

Bobby menelan ludah, penisnya sudah berdiri tegak. Dia melihat pada Agus kemudian mengangguk.

"Tau caranya?" tanya Agus

Bobby kembali mengangguk.

"Agak pesing tapi ngga apa-apa kan ya?"

Bobby tak mendengarkan, sambil mencium bibir Anna dia buru-buru melepas celananya dan menindih tubuh guru favoritnya itu.

__________

Parkiran Sekolah
06:44 AM


Mayat Anna dan Bobby ditemukan dalam posisi doggy style di dalam mobil Anna yang dibiarkan menyala. Wajah dan payudara Anna terjiplak di kaca bangku penumpang sementara Bobby ambruk di punggungnya. Penis remaja itu tegak tertanam di dubur Anna yang lembab.

Sebelum tewas tadi, Bobby yang sedang kesetanan memompa lubang pantat Anna dibungkus kepalanya oleh Rahman dengan plastik hingga remaja itu tewas kehabisan nafas dalam kondisi masih menyodomi gurunya sendiri.

Setelah Wira dan tukang kebun lainnya menikmati tubuh Anna, mayat keduanya lalu digotong ke dalam mobil dan ditata sedemikian rupa seolah Bobby yang sedang memperkosa Anna keracunan karbon monoksida karena membiarkan mesin Mobil menyala dalam kondisi diam.

2 kasus pemerkosaan dalam 2 minggu membuat nama Santa Barbara kian mendapat predikat buruk sebagai sekolah sarang pemerkosa.
 
Terakhir diubah:
After Aby, Now Anna.
Cerita suhu walau endingnya tragis tapi tetep hot SSnya.
:adek::adek::adek:
 
Di buat cerita berseri bagus si ini soal sekolahnya, apalagi genre misteri selalu bagus di buat bersambung
 
ketika emosinya hanya sekecil tytydnya...

jadi inget kasus yang banyak terjadi.
 
Wadauw endingnya tragis lagi. Kirain tetep idup eh dibunuh gegara si titid kecil emosi.
:stress::galak:
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd