Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

MISTERI Mara: The Catastrophe

Status
Please reply by conversation.
Bimabet
First Arc:
-The Terror of Wandering Gravedigger-

Chapter VI:
Deeper, Darker







Beberapa hari belakangan ini, serangkaian kejadian aneh dan misterius terjadi di kota dimana Winda, Evan dan Mara tinggal. Dimulai dari ditemukannya beberapa kuburan tanpa nama, yang setelah digali, ternyata menyimpan mayat yang dikuburkan dengan ga layak. Lebih misterius lagi, setelah ciri-ciri dari mayat-mayat tersebut dicocokkan dengan laporan orang hilang, kesemua mayatnya cocok dengan orang-orang hilang yang laporannya masuk di berkas polisi.

Kepolisian menetapkan bahwa kasus kuburan-kuburan liar yang menyimpan mayat orang hilang ini, adalah kasus pembunuhan berantai. Disimpulkan demikian karena, adanya kesamaan motif usaha penghilangan jejak oleh si pelaku dengan menguburkan korban-korban pembunuhannya. Di duga, pelaku hanya seorang diri, mengingat repetisi modus operandi yang dilakukan secara presisi. Seperti menunjukkan ciri khas.

Atau seperti itu yang dibilang penyidik kepolisian.

Kejadian misterius lainnya, ada fenomena aneh bagi para warga yang memelihara atau ternak binatang. Kini, tiap menjelang tengah malam, para binatang selalu ribut di kandangnya. Anjing menggonggong, para ayam berkokok, dan kucing-kucing kerap kali mengeong, bersahut-sahutan. Para pemilik hewan sendiri ga bisa menjelaskan alasan kenapa hewan-hewan mereka selalu ribut saat tengah malam. Hanya saja, menurut beberapa orang yang mengecek kandang saat hewan-hewan itu ribut, mereka menemukan hewan mereka menyalak ke satu titik, sambil menepi di sudut; seakan takut akan sesuatu yang ada di titik pandangan mereka.

Belum lagi soal beberapa pekerja minimarket 24 jam yang kerap kali melihat seorang pria dewasa melintasi toko mereka sambil menyeret sebuah cangkul. Kadang, pria itu berhenti sebentar hanya untuk menatap mereka yang sedang berdiri di balik meja kasir. Berawal dari cerita itu lah, rumor tentang tukang gali kubur keliling dimulai. Ini sama seperti rumor 'Nenek Gayung' yang ramai dibicarakan beberapa tahun lalu. Tentang orang misterius yang berkeliling di tengah malam, yang ternyata hantu yang sedang mencari korban. Di Ibukota, rumor menyebar dengan cepat. Kini, lewat dari jam sebelas, ga ada lagi orang-orang yang nongkrong di pinggir jalan, atau di kedai-kedai kopi jalanan. Mereka takut akan tukang gali kubur yang berkeliling mencari korban untuk dikubur.

Karena entah kenapa, semua seperti mengamini kalau antara pembunuhan berantai yang sedang marak belakangan ini, fenomena ributnya hewan-hewan saat tengah malam, dan rumor tentang tukang gali kubur keliling... semua berhubungan, dan jelas itu berarti sesuatu yang amat sangat buruk sedang terjadi.


= = = = =​


Suasana berkabung terlihat begitu kentara di rumah itu. Berbagai karangan bunga berisi ucapan belasungkawa memenuhi pagar, pun dengan kursi-kursi yang berjejer di garasi dan halaman depan rumah. Banyak orang berpakaian hitam-hitam datang melayat, silih berganti masuk ke dalam rumah untuk melihat jenazah yang bersemayam di peti; dipakaikan setelan jas hitam, kedua tangan ditelungkupkan di dada, dan bertaburkan sedikit kelopak bunga melati di sisi jenazahnya. Di sisi peti, tampak seorang wanita, berumur empat puluhan, menatap kosong pada orang-orang yang menyalaminya--menuturkan ucapan turut berduka. Ada sisa-sisa air mata yang mengering di pelupuk mata dan pipinya.

Evan ga bisa berkata apa-apa lagi ketika teman-temannya datang untuk melayat. Semua pertanyaan ga di gubrisnya. Dia memilih untuk berdiri, bersandar pada pagar sambil menghisap sebatang rokok yang sesekali diputar-putarnya di tangan. Bahkan ketika Winda datang dengan sackdress hitam, Evan masih ga mau bicara. Meski, Winda tahu, ga butuh konfirmasi Evan untuk tahu apa yang telah terjadi.

Papanya Evan adalah salah satu korban yang ditemukan ketika tim penyidik kepolisian beserta warga menyisir kebun-kebun dan lahan kosong untuk mencari kuburan-kuburan liar ga bernama. Kuburannya ditemukan di lahan kosong yang berada di ga jauh dari satu terowongan sepi. Ketika ditemukan, kondisi jasadnya memprihatinkan; dengan kepala pecah di bagian belakang dan menimbulkan luka menganga sampai bagian otaknya terlihat. Mamanya Evan bahkan sampai ga sadarkan diri ketika mendapat kabar suaminya menjadi terduga korban pembunuhan. Bahkan, saat jenazahnya di antar ambulans dari rumah sakit ke rumah Evan, ibu dan anak itu jatuh terduduk, lemas. Mereka ga pernah menduga, beberapa hari ga ada kabarnya dan tiba-tiba papanya Evan sudah menjadi mayat.

Coba waktu itu gue angkat teleponnya, begitu rutuk Evan dalam hati. Di dalam hatinya, Evan begitu menyesal--penyesalan yang sia-sia, tentu. Orang mati ga akan bisa bangkit lagi dengan kamu menyesali kesalahanmu. Jadi, biarkan Evan tenggelam dalam rasa bersalah dan penyesalan seumur hidupnya.

"Van, gua...," Winda memeluk Evan, erat, "maaf karena... ga berguna dan ga tau mesti apa pas lu lagi berduka gini..."

"No big deal, Win. Lo dateng aja udah ngebantu banget."

"Van, gua bener-bener..."

"Win," potong Evan, "gue bersumpah, gue bakal cari pembunuhnya, terus ngebales perbuatannya ke bokap gue. Ini jelas banget bokap gue dibunuh, Win."

Ada emosi tertahan yang bisa Winda dengar dalam nada bicara Evan. Emosi yang menggelegak. Winda tahu, kecuali ke hantu, Evan ga punya rasa takut, dan jika temannya ini sudah menetapkan sesuatu, maka berarti hal itu harus dilakukan sampai tuntas. Semengerikan apapun hal itu.

"Tapi... caranya gimana? Kita ga punya petunjuk apapun," balas Winda, "terus gimana kita bisa cari pelakunya?"

"Gue denger kata polisi tadi pas ngobrol sama Nyokap. Katanya, kasus ini sulit diungkap, soalnya waktu kejadian ga diketahui dan ga ada saksi mata juga. Ga ada petunjuk, gue buntu."

Winda menepuk-nepuk pundak Evan. "Sabar Van, biar kita serahin perkembangan kasusnya ke polisi. Semoga pelakunya cepet ketemu ya," hibur gadis manis itu pada Evan.


= = = = =​


Winda betul-betul totalitas dalam menemani Evan. Winda ikut bantu-bantu kerabat mamanya Evan untuk mengurus prosesi pemakaman, menyiapkan makanan alakadarnya untuk para tamu yang datang melayat, serta menemani Evan seharian. Menjelang pukul sembilan, Winda pamit untuk pulang ke kost nya.

Gadis berambut bondol itu diam sepanjang perjalanan pulang. Dengan memesan taksi online, Winda duduk di belakang, menatap keluar jendela, pandangan menerawang. Rasanya, Winda bisa mengerti perasaan Evan sekarang. Dia pernah ada di posisi itu, ditinggalkan oleh orang yang benar-benar disayang. Bahkan, Winda ditinggalkan sejak umur lima tahun, karena ayahnya gantung diri tepat di depan matanya. Ayahnya sendiri ga kuat lagi hidup menanggung hutang besar dan ditinggalkan istri yang kabur dari rumah. Untungnya, Winda kecil sempat dirawat oleh sepupu ayahnya sampai umur lima belas.

Winda tahu, masalah terberat ditinggalkan kepala keluarga bukan saat ditinggalkannya, tapi fase-fase setelahnya. Dan Winda yakin, itu lah yang sedang menggelayuti pikiran Evan.

Mobil yang ditumpanginya kini berhenti di mulut gang. Kost Winda terletak di dalam gang ini, dan ga ada akses bagi mobil untuk mencapainya. Jarak antara mulut gang dan kost Winda sendiri cukup jauh, sekitar seratus meter berjalan kaki. Maka, setelah membayar tarif taksi, Winda pun menyusuri gang tersebut. Langkah-langkahnya pelan, karena Winda sendiri sudah terbiasa menyusuri gang selarut ini, jadi ga ada rasa takut yang membuatnya berjalan cepat-cepat untuk sampai ke kostnya.

Tapi malam ini ada yang aneh. Winda seperti mendengar suara besi di seret di permukaan aspal. Meski suaranya jauh, namun suara gesekan besi itu terus terdengar. Mulanya samar, namun seiring waktu, suaranya makin jelas. Winda sendiri ga terlalu menggubris suara itu, dan meneruskan langkahnya. Tinggal sedikit lagi sampai ke pintu kamar kostnya.

Winda kini sampai di depan pintu. Dia memasukkan kunci ke lubang, memutarnya, lalu memutar tuas. Pintu terbuka, dan Winda sendiri langsung masuk ke dalam. Suara gesekan besi itu lama-lama mengganggu juga, membuat bulu-bulu halus di tengkuknya mulai meremang. Malah, ketika Winda sudah berada di dalam kostnya dan menutup pintu, suara gesekan besi itu terdengar nyaring, seperti tepat lewat di depan kostnya. Lalu suara itu makin jauh, semakin jauh, hingga ga terdengar lagi.

"Tadi suara apa sih? Kayak suara cangkul diseret-seret gitu," gumam Winda, menerka-nerka.

Winda ga tahu, bahwa di depan pintu kostnya kini, berdiri sesosok pria dewasa dengan seutas tali tambang melingkari lehernya. Pria itu menatap ke arah kanan, kepada sesosok siluet hitam yang sedang berjalan sambil menyeret cangkul di tangan kirinya.

Berjalan ga tentu arah, berkeliling sekehendak kakinya melangkah, mengarungi malam.


= = = = =​


Pagi ini, Winda bertemu Mara di tangga menuju kelas mereka. Winda sendiri merasa kesulitan untuk memulai obrolan dengan Mara. Cowok itu seperti memasang benteng batasan di balik tampang polosnya. Maka, jadilah mereka naik tangga bersamaan, tapi saling diam.

"Aku mau bicara sesuatu, boleh?" Mara tiba-tiba bertanya.

Winda terpaku untuk sekilas, kemudian kembali menguasai diri. "Ngomong... apa ya?"

"Tadi... 'Ayah' kamu titip pesan ke aku, untuk bilang ke kamu supaya jangan pulang malam lagi. Atau kalau memang sedang diluar, menginap saja. Pokoknya usahakan jangan pulang malam. Katanya, kamu 'di incar', Winda." Mara mengulas senyum polos kepada gadis itu, lalu melanjutkan, "berhenti membuat 'ayah' kamu khawatir, hufth, Winda... bagaimana 'ayah'mu bisa tenang dan pensiun jadi arwah penasaran?"

"Ma-maksudnya...?"

Mara, menengok ke belakang, menatap kepada gadis yang sedang berdiri di anak tangga ke sembilan sambil memasang wajah kebingungan. "Sebagai bukti bahwa kata-kataku bukan omong kosong, simak ini: lahir 3 Januari 1972, meninggal 13 Juni 2005, tewas karena gantung diri. Lalu... Tris namanya, ya kan? 'Ayah' kamu yang beritahu aku semuanya," ucap Mara lagi.

Detik itu juga, Winda sadar, bahwa apa yang Mara bilang selama ini dan perasaan aneh saat dekat dengannya, itu semua nyata. Apalagi ditambah sensasi dingin yang mulai terasa di bahu kirinya, seakan ada tangan sedingin es yang sedang hinggap disana.

"E-eh, tunggu," gugup, Winda bergegas mengejar Mara, yang malah berakhir menggenggam lengan kirinya. "Gua perlu tau lu bisa nebak soal bokap gua darimana!" teriaknya, namun ga lama, karena sehabis itu, wajah Winda berubah pucat dan dingin. Seakan, dia sedang melihat sesuatu yang mengerikan di hadapannya sekarang.

Dan ya, Winda sedang mengalaminya; gadis itu sedang menatap sesuatu yang gelap, terkesan jahat, dipenuhi kebencian dan dendam, dan penuh dengan suara teriakan-teriakan marah dan putus asa yang baru terdengar saat dirinya menyentuh Mara. Di matanya sekarang, Mara ga lebih dari sekedar siluet hitam pekat dengan kedua mata merah menyala.

Di luar dugaan, Mara spontan berusaha menarik lengannya dari genggaman Winda. Wajahnya juga ikut panik, apalagi ketika Winda terpaku dengan wajah penuh ketakutan sambil menatap lebar padanya. "Ja-jangan sentuh aku, atau--"

Terlambat. Di tangga, Winda tiba-tiba ambruk kehilangan kesadaran. Tubuhnya berguling beberapa kali sampai akhirnya menabrak tembok di belokan tangga. Winda jatuh pingsan, dengan luka lecet menghiasi lengan dan pelipisnya.

"...Dan itulah kenapa, aku tidak mau ada orang yang menyentuhku, Winda." Mara pun menuruni tangga, lalu duduk di salah satu anak tangga, dekat tubuh tergolek Winda.

"Maaf, karena kamu jadi tahu wujud 'asli'ku..," ucapnya lagi, lirih, sambil membelai pipi Winda, lembut.




-Deeper, Darker: End-
 
mara kalo disentuh jd berubah wujud asli? siapapun yg nyentuh atau orang tertentu aja hu ?
 
komen dulu, baru baca :baca:

-edited-
yah apdetnya kurang panjang nih, baru naik udah kelar aja
 
Terakhir diubah:
Mantab jaya suhu.misteri yang mengerikan
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Saakti nih Mara.. Berkeliaran 24jam tidak dengan wujud aslinya tanpa diketahui
Yg bersentuhan dg mara baru ngelihat ya Hu? Bisa ada vision jg g?

Hehe.. maaf ngelunjak nanya nya nih
 
Makasih update nya suhu
:mantap:
N request klo update jangan malem jumat yaw suhu..:pandapeace:
 
forum semprot kayanya buat cerita panas dah bukan buat cerita serem. sori suhu no offense yaa
 
Keren suhu, sumpah keren...
Mystery nya dapat, horor nya kena....

Btw, cangkulnya yg import dri china y????
Heheheh
 
Mayan lah.... Meskipun masih kurang...... Thingkyu2 updatenya yg tambah spooky aja.... :mantap:
 
critanya kayak mirip film horror suhu...film horror taun lama...ati2 buat winda..***gang pacul gentayangan (y)
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd