Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Mari saya perkenalkan apa itu: PKI

Bimabet
Weits..saya menertawakan pola pikirnya,wroh..bukan sejarahnyaa..98 saya dsana brdarah2 brsama kawan2 yg lain..saya menertawakan orang2 yg msh percaya dan ga bs muvon dg manipulasi peninggalan orba..itu aja koq..suka ngakak aja klo baca penulisan g30s/pki..knp pki? Doi salah apa? g30s
aja cukup koq..begitu..kita cm penikmat sejarah..lurusin aja sambil nertawain orang2 yg susah dilurusin..deal? Biar ga manteng2 bgt..

Hehe... itulah suhu... Terlalu didoktrin pancasilais sehingga tidak melihat fakta2 yang sesungguhnya.... Lagipula banyak informasi yang dibuat kabur.... Sehingga hanya mau mendengarkan apa kata penguasa saat itu..
 
Jangan sok pinter dg apa yg kita tahu, TUHAN ja tau segalanya , tp gk pernh merendahkan MANUSIA, knapa kita MAHLUK HINA hobi sekali merendahkan org lain,, hmm,,,, #komen OOT dr mahluk bodoh,,,

karena kita cuma MANUSIA yg lebih hina dari TUHAN, jangan bandingin manusia dengan Tuhan dong. lagian TUHAN cuma satu, jadi ga bisa MENGHINA Tuhan lainnya hahahaha
 
Penyesatan .....!

Firasat adalah hal yang umum....... namun TS menguatkan dengan (yang ku bold merah) ..... ITU ADALAH OPINI TS....



Bikin ketawa deh alinea ini...........kenapa nggak soal WIKANA sekalian diangkat mas TS ? :)

Tentang Syam :

Lahir dengan nama Sjamsul Qamar Mubaidah. Ia lahir di Tuban, Jawa Timur pada 30 April 1924. R. Achmad Moebaedah, ayah Sjam, terbilang orang berada yang menyebabkan Sjam mendapat pendidikan di sekolah Belanda.

Sjam dikenal sebagai anak yang sulit diatur, gemar menyendiri, namun pintar mengaji.

Pendidikannya di sekolah Belanda terputus karena masuknya penjajah Jepang pada tahun 1942. Pada tahun 1943, ia masuk Sekolah Dagang di Yogya. Ia hanya sampai kelas dua karena keburu pecah perang kemerdekaan.

Pada saat bersekolah di Yogya inilah, ia berkenalan dengan dunia politik dengan ikut perkumpulan pemuda Pathuk. Di sinilah, ia berkenalan dengan Soeharto.

Setiap kali pertemuan, lelaki berambut keriting, berkulit gelap dan bertubuh gempal lebih banyak dia memperhatikan.

Dari banyak sumber, Sjam tukang berkelahi sehingga ada codetan di pipi dekat mata kanannya.

Pria dengan tinggi badan sekitar 170 sentimeter senang sekali memakai baju dril. Pembawaannya sederhana serta mudah bergaul.

Sebagaimana para pemuda lainnya, ia juga ikut dalam pertempuran kemerdekaan. Ia bertempur di daerah Mrangge, Ambarawa dan Magelang antara 1946 sampai 1947. Pada awal tahun 1948, hijrah ke Jakarta dan menjadi pegawai Kantor Penerangan Jawa Barat.

Meski berkantor di Jakarta. Syam bersama beberapa kawan ikut aksi gerilya malam, dengan melempar granat ke markas pasukan sekutu di kawasan Senen, Jakarta Pusat kini.

Entah bagaimana, Sjam juga bersentuhan dengan organisasi buruh kereta api, yang bermarkas di kawasan Senen.

Ia turut mendirikan Serikat Buruh Mobil dan Serikat Buruh Kendaraan Bermotor. Pada tahun 1949, Sjam juga ikut mendirikan Serikat Buruh Kapal dan Pelabuhan, dimana jumlah anggotanya sempat mencapai 13 ribu orang.

Ketika terbentuk Badan Pusat Sementara Serikat-Serikat Buruh, yang merupakan gabungan serikat buruh pada masa itu, Sjam menjadi Wakil Ketua.

Organisasi ini kemudian bubar dan sebagian anggotanya mendirikan Sentral Organisasi Buruh Seluruh Indonesia (SOBSI) yang berafiliasi ke PKI. Sjam menjadi pengurus SOBSI hingga tahun 1957 dan selanjutnya menjadi asisten pribadi DN Aidit.

Sjam yang merekayasa bahwa Aidit tidak terlibat peristiwa Madiun tahun 1948 karena pergi ke Vietnam. Ia berhasil membuat seolah-olah Aidit baru datang ke Indonesia dari Vietnam, padahal sebenarnya Aidit bersembunyi di Jakarta. Pada masa persembunyian di Jakarta inilah, Aidit menawari Sjam untuk masuk PKI.

Setelah mundur dari SOBSI pada tahun 1957, Aidit menugasinya mengurus dokumentasi yang berhubungan dengan ideologi Marxisme-Leninisme.

Pada tahun 1960, ia direkrut menjadi anggota Departemen Organisasi PKI, dimana departemen ini ‘menggarap’ anggota dari militer.

Karena kinerja departemen ini tidak optimal, maka Aidit membentuk Biro Chusus (BC) pada tahun 1964 dengan Sjam sebagai ketua.

Keberadaan BC ini dipantau langsung oleh Aidit, namun adanya BC ini tidak pernah dilaporkan dalam sidang-sidang politbiro PKI.

Oleh karena itu, wajar bila tidak banyak kalangan ‘elit’ PKI mengetahui adanya BC ini. Karena sifatnya yang dirahasiakan, maka anggota BC yang direkrut sangat sedikit namun mampu membuat jaringan ‘merah’ di kalangan tentara.

Para anggota BC memiliki kartu tanda anggota ABRI, sehingga mereka dengan mudah masuk ke kalangan tentara.

pembentukan BC adalah upaya ‘diam-diam’ untuk pembentukan sayap militer PKI, namun tidak dilaporkan secara resmi pada politbiro. Sudisman, Sekjen PKI, dalam sidang mahmilub bahkan menyebutkan bahwa BC sebagai PKI ‘Illegal’. Pembentukan sayap militer ini mengacu pada pengalaman partai komunis di banyak negara, dimana merupakan kekuatan esensial. Karena usulan PKI membentuk ‘angkatan kelima’ ditolak oleh TNI-AD, maka dilakukan penetrasi ke kalangan ABRI. Aidit mengemukakan teori bahwa dengan 30 persen tentara, maka PKI dapat melakukan kudeta. Konon teori ini banyak dipersoalkan oleh para ‘elit’ PKI, karena tidak sesuai dengan Marxisme.

Aidit terburu nafsu untuk segera melakukan revolusi dan mewujudkan impian Marx dan Lenin, yaitu masyarakat tanpa kelas.

Akan tetapi ‘revolusi’ melalui pemilu dirasa tidak mungkin karena Soekarno dan Demokrasi Terpimpinnya tidak membukakan kesempatan tersebut.

Selain itu belajar dari sejarah negara lain, partai komunis tidak pernah memenangkan pemilu. Oleh karena itu, pembentukan BC dan ditugaskan melakukan penetrasi ke kalangan ABRI, diharapkan dapat mewujudkan ‘revolusi’ PKI. Sjam, yang telah dibina secara khusus oleh Aidit sejak tahun 1957, ditunjuk mengepalai BC.

Tragedi G30S adalah misteri yang tabirnya tak pernah sempurna terungkap, namun jelas BUKAN ORDE BARU lah dalangnya yang mengkambing hitamkan PKI...

Sjam Kamaruzaman adalah mozaik penting dalam prahara yang dipercaya telah membunuh setidaknya dua juta orang itu, korban yang jatuh karena uklah PKI ......itulah harga yang harus dibayar.

Maaf suhu liana boleh nubi bertanya, kalau g 30 s merupakan peristiwa yang tabirnya belum terungkap, kenapa suhu bisa yakin bukan orba dalangnya?
 
Kalo begitu kita summon suhu sis liana suhu rasta 😁

Nubi udh lama mantengin trit ini tpi blum dapet konklusinya, sejauh ini dr referensi2 yg nubi baca g30s merupakan konflik intern angkatan darat yg kemudian pada perjalananny ditunggangi berbagai pihak dengan tujuan masing2
Yg disayangkan sebenarny justru tindak "pembersihan" yg dilakukan setelahny

Ngomong2 masih nungguin rilis desertasi suhu rasta untuk peristiwa ini ☺
 
Kalo begitu kita summon suhu sis liana suhu rasta 😁

Nubi udh lama mantengin trit ini tpi blum dapet konklusinya, sejauh ini dr referensi2 yg nubi baca g30s merupakan konflik intern angkatan darat yg kemudian pada perjalananny ditunggangi berbagai pihak dengan tujuan masing2
Yg disayangkan sebenarny justru tindak "pembersihan" yg dilakukan setelahny

Ngomong2 masih nungguin rilis desertasi suhu rasta untuk peristiwa ini ☺
Konlusi nya memang hingga saat ini masih gelap walau ada beberapa jalan dan arah yang menjanjikan yang telah di bahas oleh Roosa misalnya dan beberapa kumpulan kawat luar negeri kedubes asing di Jakarta. Desirtasi nubi masih dalam proses suhu mohon doanya tahun ini selesai.

Tapi nubi hina dina sepakat sama suhu, peristiwa G30S ini semacam peristiwa aneh dalam lipatan sejarah kita, terlalu naif untuk
Percaya hanya satu dalang. Saya percaya seperti yang suhu bilang, Persoalan intern AD yang kemudian di gunakan oleh pihak-pihak yang saling berhadapan untuk menyiapkan bentorkan keras yang merubah lanscape kekuasaan tidak hanya di lokal Indonesia namun regional dan bahkan global.
 
Suhu thombol emang panutan nubi! Selalu bijak dalam memberikan pencerahan :mantap: suhu
:ampun:

Itulah knp saya selalu menertawakan argumen yg mengkambinghitamkan pki..karena dmn2 yg berpendapat itu perbuatan pki selalu berakhir dg diam..padahal dari awal ngotot bgt ky binaraga..kebenaranlah yg akan menang di akhir acara..
 
Itulah knp saya selalu menertawakan argumen yg mengkambinghitamkan pki..karena dmn2 yg berpendapat itu perbuatan pki selalu berakhir dg diam..padahal dari awal ngotot bgt ky binaraga..kebenaranlah yg akan menang di akhir acara..

Saya rasa PKI tidak bebas dari kesalahan. Beberapa bukti sudah memperlihatkan beberapa kader tinggi mereka terlibat sampai batas tertentu. Namun menganggap seluruh kader dan simpatisan terlibat agak terlalu memaksakan diri, aksi mendukung G30S praktis hanya terjadi di Jawa Tengah. Bukti yang selalu di kedepankan atas keterlibatan PKI adalah tajuk suara Harian Rakyat tanggal 2 Oktober 1965 yang secara tersirat memberikan dukungan Partai pada gerakan tersebut. Namun harus di ingat, tanggal tersebut militer sudah menguasai seluruh media dengan sensor yang sangat ketat. Bahkan kantor Harian Rakyat sudah di duduki tentara tanpa ada perlawanan sedikit pun....
 
Tapi benarkah tsunami aceh ittu karena nuklir oleh PKI? Bukankah sudah banyak penelitian yg membuktikan bahwa peristiwa tsb merupakan bencana alam..?
 
selama ini cuma jadi pembaca, seru pembahasan tentang PKI tapi menurut hemat dan sesat saya ada beberapa hal yang menganjal terkait pengambinghitaman PKI. Saya sangat setuju bila agan2 di atas berpendapat G30S itu adalah murni urusan AD tetapi memang di manfaatkan oleh beberapa golongan untuk kepentingan masing2. Ini membuat sebuah pertanyaan? Urusan interent tp bisa susupi? Atau memang sudah tau akan adanya acara besar ini sehingga menjadi aji mumpung?Nah yg jadi pertanyaan menganjal lainnya knpa para tokoh yg paling terkait(PKI) secepatnya di hilangkan?
Dan satu lagi yang menjadi pertanyaan kenapa sejarah tentang PKI di hapuskan? Bukankah bangsa yang besar adalah bangsa yang selalu mengingat sejarah dan pergerakkannya?


Dan menurut saya perdebatan atau diskusi atau apalah itu mengenai PKI hanya akan menjadi sebuah pertanyaan besar ! Tentang KEBENARAN

Mohon maaf saya hanya sekedar berbagi opini kenapa hanya sekedar opini karena jujur saya rakyat jelata indonesia yg buta terhadap sejarah terutama sejarah yang telah di hapus.
 
Saya rasa PKI tidak bebas dari kesalahan. Beberapa bukti sudah memperlihatkan beberapa kader tinggi mereka terlibat sampai batas tertentu. Namun menganggap seluruh kader dan simpatisan terlibat agak terlalu memaksakan diri, aksi mendukung G30S praktis hanya terjadi di Jawa Tengah. Bukti yang selalu di kedepankan atas keterlibatan PKI adalah tajuk suara Harian Rakyat tanggal 2 Oktober 1965 yang secara tersirat memberikan dukungan Partai pada gerakan tersebut. Namun harus di ingat, tanggal tersebut militer sudah menguasai seluruh media dengan sensor yang sangat ketat. Bahkan kantor Harian Rakyat sudah di duduki tentara tanpa ada perlawanan sedikit pun....

Kesalahane dmn aja ya...? Saya pnya anggapan ksalahan mereka cm rekayasa dari pihak ke3 aja..menurut saya sih..mohon petunjuk..
 
Kan udah nubi sebut di atas, beberapa Kader tinggi partai terlibat langsung dalam perencanaan dan pelaksanaan. Sudisman dengan jelas membahas hal tersebut di dalam dokumen Kritik Oto Kritik Partai dan Tripanji Perjuangan, Iskandar Subekti yang menjadi notulen kelompok CC yg di perkecil juga sudah menulis laporan nya dalam minggu2 perencanaan dengan jelas menunjuk siapa saja Kader yang terlibat walau beliau memisahkan antara kader dan partai. Brigjen Soepardjo juga menyatakan hal yang sama dalam analisis kegagalan gerakan dari aspek militer yang di susun untuk mendukung Sudisman yang mempersiapkan dokumen pembelaannya yang legendaris dalam cengkraman militer orba.
 
Salah satu yg saya ga ngeh soal g30s itu koq ada pengerahan tni dari jawa tengah yg bersenjata lengkap dan konon atas perintah untuk hadir dlm rangka hari abri 5 okt..tp malah tau2 mrka terlibat..krna identitasnya ga jelas..lalu yg namanya Untung itu di tahanan bilang dia yakin bakal dibebasin..tp...fitnah yg indah kala itu..massive dan rawk bgt..
 
Bukan hanya dari Jawa Tengah namun juga Jawa Timur yaitu Banteng Raiders Batalyon 454 Para/Diponegoro dan Batalyon 530 Para/Brawijaya. Sebenarnya tidak hanya pasukan ini saja yang di undang untuk Hadir dalam defile 5 Oktober tersebut, namun kesatuan yang lain yaitu Batalyon 328 Para/Kujang Siliwangi (salah satu pasukan infantri paling legendaris di Indonsia) dan RPKAD di bawah Mayor Z.I Santosa juga di undang, dan satu Batalyon Kavaleri Siliwangi juga di undang untuk defile dan ketiganya memilih untuk memihak pada Kostrad dan berhadapan dengan 454 BR/Diponegoro sedangkan 530 BR/Brawijaya mengikuti saran Pangkostrad untuk menyerah dan akhirnya di gunakan untuk memukul kekuatan Pasukan Gatot Kaca dan Pringgodadi G30S. Uniknya anak-anak 530 itu di bujuk oleh bekas Komandan Batalyon mereka yang kebetulan bertugas di Kostrad sampe di Djancuk-djancuk in itu anak2, dan di iming-imingi di kasih makan di Kostrad karena mereka kelaparan

Bagaimana ini bisa terjadi ada beberapa analisis, 454 BR/Diponegoro ini bekas anak buah untung dan mereka pernah di terjunkan di Papua dalam aksi rebut Irian Barat dalam operasi Serigala (Untung berhasil mendapat bintang sakti berkat operasi ini) bisa jadi mereka di pengaruhi oleh untung yang kenal dekat dengan Komandan Batalyon 454 Mayor Sukirno dan Wadan Kapten Kuncoro. Selain itu ada juga analisis anak-anak Diponegoro ini kecewa dengan pimpinan teras AD yang juga berasar dari rumpun Diponegoro namun mulai dekaden karena kehidupan Ibu Kota. Analsis kedua yang cukup menarik namun tidak banyak di perhatikan, para bintara dan tamtama ini kesal karena pimpinan AD tidak 100% dalam konfrontasi melawan Malaysia dan melakukan politik penggembosan dengan membangun kontak Malaysia. Saya pernah ke sasmita loka Achmad Yani, dan di sana ada buku harian sang Jenderal, di salah satu halamannya ada tulisan mengapa beliau menolak Letkol. Latif naik pangkat, ini juga menjadi salah satu fakta yang menarik namun tidak banyak mendapat perhatian.

Dan jangan salah, operasi penculikan pada konteks politik jaman itu bukan lah hal yang tabu dan bahkan menjadi salah satu alat tawar yang di gunakan dan membanggakan, jangan lupa Soekarno dan Hatta pernah di culik ke Rengasdengklok, Sjahrir juga, Tan Malaka pun demikian. Kesalahan di G30S adalah terjadi pembunuhan kan ga mungkin membawa Jenazah2 para Jenderal itu ke depan Soekarno...
 
Ini nubie boleh baca2 mungkin juga terlalu kontrofersi tapi nubie rasa tulisannya hampir mendekati fakta2 yang masih diperdepatkan (moga2 ini macing sis Liana muncul :)) )
Berikut makalahnya....

Sejarah (Sebenarnya) Peristiwa G30S/PKI

“Pantaskah Soeharto Diampuni?”, Ada seorang ahli sejarah yang sempat meneliti tentang kejadian yang menimpa bangsa kita di tahun 1965, mengatakan bahwa di tahun 1965, di Indonesia hanya ada satu Jendral dan dia adalah Mayjen TNI Soeharto. Menurut ahli sejarah itu juga termakan image yang sengaja dibuat Soeharto bahwa dia adalah orang yang paling berjasa atas dibubarkannya Partai yang kini dianggap sebagai partai terlarang di negeri kita.

Soeharto adalah seorang prajurit TNI berpangkat cukup tinggi dan juga memegang salah satu jabatan penting dalam jajaran TNI sebagai Panglima Komando Strategi Angkatan Darat (Kostrad). Pada masa kepemimpinan Ir. Soekarno, Soeharto adalah seorang perwira tinggi yang tidak terlalu diperhitungkan. Itu juga menjadi penyebab tidak terteranya nama Soeharto dalam daftar 7 jendral yang menjadi target pembunuhan dalam pemberontakan PKI.

7 Jendral yang menjadi target operasi PKI:
Jendral TNI Anumerta Ahmad Yani, Letjen TNI Anumerta MT Haryono, Letjen TNI Anumerta S Parman, Letjen TNI Anumerta Suprapto, Mayjen TNI Anumerta Sutoyo Siswomiharjo, Mayjen TNI Anumerta DI Panjaitan, Kapten Czi Anumerta Pierre Tendean

Apa mungkin Soekarno lupa pada jasa Soeharto yang menjadi arsitek Serangan Umum 1 Maret atas Kota Yogya yang berhasil menguasai Kota Yogya selama 6 jam yang kala itu dikuasai oleh Belanda? Ataukah Soekarno mengetahui fakta yang sebenarnya terjadi.



Pada tahun 1965 tepatnya pada tanggal 30 September 1965, sebuah pemberontakan terjadi atas keutuhan Pancasila (itu kata rezim Orde Baru) namun berhasil ditumpas sampai ke akar-akarnya oleh seorang perwira tinggi bernama Soeharto.

“Resolusi Dewan Jendral” yang sempat beberapa kali disebutkan dalam film tersebut, hal itu benar adanya. Resolusi Dewan Jendral memang ada. Beberapa orang Jendral pada saat itu sedang merencanakan untuk menggulingkan kekuasaan Soekarno dan mengambil alih kekuasaan.

Para pemimpin PKI kala itu cukup resah dengan adanya isu tentang resolusi Dewan Jendral. Mereka khawatir jika para jendral berhasil, maka posisi mereka berada di ujung tanduk. Untuk itu mereka harus bergerak cepat, berpacu dengan waktu untuk menumpas para jendral yang terlibat dalam Resolusi Dewan Jendral, sebelum para jedral mendahuluinya.

Rakyat yang kala itu masih bodoh dicekoki dengan pernyataan-pernyataan pedas tentang seberapa menyeramkan dan menyakitkannya sebuah pemberontakan. PKI terus menyebarkan doktrin bahwa pemberontakan itu identik dengan kekejaman. Rakyat akan semakin terkepung dalam kesengsaraan. Doktrin yang dilontarkan PKI itu terhadap rakyat itu pada akhirnya berhasil membakar darah rakyat yang kala itu tengah dirundung duka yang mendalam dan berkepanjangan akibat dari ketidak stabilan perekonomian di sebuah negara yang masih muda ini. Akhirnya PKI mendapat restu dari rakyat yang telah didoktrinnya untuk menumpas para jendral yang terlibat dalam Resolusi Dewan Jendral.

PKI sendiri mempunyai kepentingan dalam penumpasan ini. PKI adalah pendukung terkuat Soekarno, dan Soekarno adalah pendukung terkuat PKI demi sebuah image bagi dunia internasional bahwa Indonesia tidak mudah dimasuki pengaruh Amerika Serikat. Memang Sokarno lebih menyukai politik sosialis demokratik seperti yang diajarkan Uni Soviet kepada dunia kala itu yaitu pemerataan.

Karena PKI takut kehilangan dukungan dari presiden, maka PKI harus secepatnya menumpas Dewan Jendral sebelum Dewan Jendral menggulingkan Soekarno. Maka direncanakanlah sebuah aksi untuk menumpas Dewan Jendral. Akhirnya para pemimpin PKI sepakat tanggal yang tepat untuk melakukan aksi adalah pada tanggal 30 September.
Para pimimpin PKI melakukan rapat tentang aksi yang bakal mereka lakukan. Sedikitpun mereka tidak menyinggung nama Soeharto karena memang Soeharto kala itu bukan siapa-siapa. Dia tidak lain hanyalah seorang prajurit TNI berpangkat tinggi yang tidak diperhitungkan dan tidak penting sama sekali.

Disisi lain, Soeharto sendiri juga mengetahui tentang adanya resolusi Dewan Jendral dan mengetahui bahwa PKI akan melancarkan aksi untuk menumpasnya. Namun dia hanya diam. Soeharto juga memiliki kepentingan jika PKI berhasil. Kepentingan Soeharto sebenarnya adalah agar dia mulai dianggap penting dan kembali diperhitungkan di kancah percaturan negeri ini sehingga dia bisa mendapat jabatan yang lebih penting dari jabatan yang dia pegang saat itu. Dia biarkan PKI melakukan aksinya dengan membunuh para perwira tinggi TNI yang memang memegang jabatan penting di negara. Dengan demikian akan semakin berkurang saingan bagi Soeharto untuk meraih jabatan yang lebih tinggi dan lebih penting dari sekedar panglima Kostrad.

Tanggal 30 September pukul 4 pagi, diculiklah 7 jendral yang menjadi target operasi PKI. Mereka dibawa ke lubang buaya dan diserahkan kepada masa pendukung PKI yang telah berkumpul di sana sejak sore hari tanggal 29 September untuk diadili dengan cara mereka. Massa dibebaskan melakukan apa saja sesuka hati mereka kepada para jendral yang akan menambah kesengsaraan bagi rakyat tersebut. Massa yang berkumpul di lubang buaya berpesta pora sebelum akhirnya menyiksa hingga mati para jendral tersebut.

Fakta Dibalik G30S/PKI:
Pagi harinya, Soeharto yang telah mengetahui hal ini mendapat laporan dari beberapa ajudan jendral yang telah diculik. Soeharto hanya tersenyum dalam hati karena telah mengetahui bahwa semua ini akan terjadi. Ambisinya untuk menguasai negeri dengan pangkat dan jabatan yang dia miliki hanya tinggal selangkah lagi.

Tahukah anda apa sebenarnya yang telah direncanakan Soeharto sebelumnya yang disimpannya baik-baik dalam benaknya? Dia biarkan PKI membunuh ketujuh Jendral tersebut, lalu memfitnah PKI telah melakukan kudeta terhadap Soekarno sehingga orang-orang PKI yang mengetahui fakta sejarah dapat dengan mudah disingkirkan dengan cara difitnah. Doktrin yang dilontarkan Soeharto adalah bahwa PKI akan melakukan pemberontakan terhadap kekuasaan Soekarno. Mungkinkah PKI akan menggulingkan pendukung terkuatnya? Tidak masuk akal. Ingat PKI dan Soekarno saling mendukung, apa mungkin PKI melakukan hal itu?

Pagi harinya Soeharto bergerak cepat dan melangkahi tugas beberapa orang jendral atasannya dengan memegang tampuk pimpinan TNI untuk sementara tanpa meminta restu dari Presiden. Di buku sejarahku waktu SD ditulis, “Mayjen TNI Soeharto dengan tangkas memegang tampuk pimpinan TNI yang lowong sepeninggal A Yani.” Kalau bisa dan boleh aku ingin mengedit tulisan di buku sejarahku dengan kata-kata, “dengan lancang Soeharto memegang tampuk pimpinan TNI.” Masih banyak orang yang harusnya dimintai restu oleh Soeharto atas inisiatifnya memegang tampuk pimpinan TNI.

Lalu dengan mudah Soeharto yang telah mengetahui semua seluk beluk aksi PKI ini menumpas PKI. Hanya dalam waktu beberapa jam saja, para pelaku pemberontakan PKI ditangkap dan sebagian lagi kabarnya melarikan diri ke luar negeri. Lalu Soeharto menyebarkan doktrin bahwa PKI telah melakukan kudeta terhadap kepemimpinan Soekarno. Padahal PKI bermaksud menggagalkan kudeta yang akan dilancarkan oleh para jendral tersebut. PKI dijadikan kambing hitam oleh Soeharto atas apa yang memang diinginkannya. Satu langkah Soeharto untuk menguasai negeri ini berhasil.

Penguasaan Kembali Gedung RRI Pusat:
Dini hari tanggal 1 Oktober 1965 Gerakan Tiga Puluh September (G30S) PKI menculik dan membunuh 6 orang perwira tinggi Angkatan Darat yang yang dinilai sebagai penghalang utama rencana mereka untuk merebut kekuasaan Negara. Pagi itu pula mereka berhasil menguasai Gedung RRI dan Gedung Pusat Telekomunikasi. Di bawah todongan pistol, seorang penyiar RRI dipaksa menyiarkan pengumuman yang menyatakan bahwa G-30-S telah menyelamatkan Negara dari usaha kudeta “Dewan Jendral”.

Tengah hari mereka mengumumkan pembentukan Dewan Revolusi sebagai pemegang kekuasaan tertinggi dalam negara dan pendemisioneran kabinet.

Untuk menghentikan pengumuman-pengumuman yang menyesatkan rakyat itu, Panglima Komando Tindakan Strategi Angkatan Darat (Kostrad) Mayjen Soeharto yang telah mengambil alih sementara pimpinan Angkatan Darat memerintahkan pasukan Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) untuk membebaskan Gedung RRI Pusata dan Gedung Telekomunikasi dari penguasaan G-30-S PKI. Operasi yang dimulai pukul 18.30, dengan mengerahkan kekuatan satu kompi dalam waktu hanya 20 menit, RPKAD berhasil menguasai kembali gedung vital itu.

Pukul 20.00 tanggal 1 Oktober 1965 RRI Pusat sudah dapat menyiarkan pidato radio Mayjen Soeharto yang menjelaskan adanya usaha kudeta yang dilakukan oleh PKI melalui G-30-S

Penangkapan DN Aidit 22 November 1965:
Setelah G 30 S PKI mengalami kegagalan di Jakarta, pada tanggal 1 Oktober 1965 tengah malam ketua CC PKI D.N. Aidit melarikan diri ke Jawa Tengah yang merupakan basis utama PKI.

Tanggal 2 Oktober 1965 ia berada di Yogyakarta, kemudian berpindah-pindah tempat dari Yogyakarta ke Semarang. Selanjutnya ia ke Solo untuk menghindari operasi pengejaran yang dilakukan oleh RPKAD. Tempat persembunyiannya yang terakhir di sebuah rumah di kampung Sambeng Gede. Daerah ini merupakan basis Serikat Buruh Kereta Api (SBKA), organisasi massa yang bernaung dibawah PKI. Melalui operasi intelijen, tempat persembunyian D.N. Aidit dapat diketahui oleh ABRI.

Tengah malam tanggal 22 November 1965 pukul 01.30 rumah tersebut digrebek dan digeledah oleh anggota Komando Pelaksanaan Kuasa Perang (Pekuper) Surakarta. Penangkapan hampir gagal ketika pemilik rumah mengatakan bahwa D.N. Aidit telah meninggalkan rumahnya. Kecurigaan timbul setelah anggota Pekuper menemukan sandal yang masih baru, koper dan radio yang menandakan hadirnya seseorang yang lain di dalam rumah itu. Penggeledahan dilanjutkan. Dua orang Pekuper menemukan D.N. Aidit yang bersembunyi di balik lemari. Ia langsung ditangkap dan kemudian dibawa ke Markas Pekuper Surakarta di Loji Gandrung, Solo.

Supersemar:
Suasana negara saat itu benar-benar memburuk. Negara yang masih muda ini serasa berasa di titik paling bawah dari keterpurukannya. Perekonomian anjlok, harga bahan pangan menjulang, bahan pangan susah didapat dimana-mana, kerusuhan pecah di seluruh wilayah negeri ini. Beberapa elemen masyarakat melakukan aksi yang berbuntut dengan dicetuskannya Tritura (Tri Tuntutan Rakyat). Isi Tritura adalah:

1. Bubarkan PKI
2. Turunkan Harga
3. Bersihkan kabinet dari unsur-unsur G 30 S PKI

Aksi beberapa elemen masyarakat ini di awali dengan aksi yang digelar oleh mahasiswa yang menamakan dirinya Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI). Gerakan mahasiswa ini juga diikuti oleh elemen masyarakat lain seperti Kesatuan Aksi Guru Indonesia (KAGI), Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia (KAPPI), dan lain-lain.Aksi-aksi inilah yang kemudian memicu pecahnya revolusi di negara ini. Semakin lama situasi negara semakin memburuk.

Situasi ini akhirnya yang memaksa tiga orang Jendral yaitu Letjen (yang baru naik pangkatnya) Soeharto, Brigjen Amir Machmud dan Brigjen M Yusuf untuk menemui presiden dan memaksa presiden agar segera memenuhi tuntutan rakyat. Tritura harus dipenuhi jika presiden ingin mengembalikan situasi negara ke arah yang kondusif.

Soekarno menolak memenuhi tuntutan rakyat. Soekarno tahu bahwa ini semua hanya kerjaan Soeharto yang memfitnah PKI sebagai pemberontak. Soekarno tahu betul, tidak mungkin PKI berkeinginan untuk menggulingkannya namun Soekarno tidak memiliki bukti yang otentik atas pernyataannya tersebut. Soekarno tahu bahwa aksi yang dilakukan oleh PKI dengan nama G 30 S PKI hanya bertujuan untuk menumpas rencana kudeta militer yang akan dilakukan oleh sekelompok perwira tinggi yang menamakan dirinya Dewan Jendral.

Setelah gagal untuk memaksa presiden memenuhi tuntutan rakyat, ketiga jendral tersebut berinisiatif membuat sebuah surat perintah atas nama presiden. Isi surat perintah yang diberi nama Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar) hingga kini hanya diketahui oleh hanya 4 orang, ketiga jendral tersebut dan Soekarno, namun karena tiga diantaranya kini telah meninggal dunia, maka kini hanya tertinggal satu lagi saksi sejarah yaitu Soeharto. Sayang, Soeharto pun tidak ingin rakyat Indonesia tahu apa isinya, maka dia lenyapkan supersemar yang asli dan buat sebuah surat perintah yang palsu seperti yang kita tahu belakangan ini.

Teks Supersemar yang palsu, sedangkan yang asli, hingga kini tidak ditemukan bangkainya Supersemar yang telah rampung dibuat diserahkan kepada Soekarno untuk ditandatangani, namun Soekarno menolak untuk menandatanganinya. Soekarno tidak mau membubarkan PKI namun juga tidak mempunyai alasan yang kuat atas kehendaknya tidak ingin membubarkan PKI. Sementara rakyat telah didoktrin oleh Soeharto bahwa PKI telah melakukan pengkhiatan terhadap negara dan ingin menguasai negara ini dan menjadikannya negara berfaham Komunis.

Menurut pengakuan dari seorang kakek tua tak lama setelah Soeharto lengser, bahwa dulu ia bekerja di Istana Merdeka. Tugasnya adalah mengantarkan minuman buat presiden. Pada saat ketiga jenderal itu sedang berada di ruang kerja presiden, sang kakek memasuki ruangan dengan maksud ingin mengantarkan minuman bagi presiden dan ketiga tamunya. Terkejutlah ia saat melihat presiden sedang menandatangani sebuah surat yang diyakininya sebagai supersemar di bawah todongan Pistol.

Pada saat sang kakek mengungkapkan kisah ini, Jendral M Yusuf masih hidup, maka ia diwawancarai oleh kru TV sehubungan dengan pernyataan sang kakek. Karena M Yusuf berada pada posisi netral maka ia yang diwawancarai. Tapi sayang, saya sangat yakin bahwa fakta yang diungkapkan sang kekek benar adanya, tapi demi menyelamatkan sejarah yang sudah terputar balik dan tak mungkin diubah lagi, maka Jenderal M Yusuf membantah bahwa presiden menandatangani supersemar di bawah todongan pistol. Tapi saya yakin dan sangat percaya, Jendral M Yusuf yang kala itu sudah pensiun membantah hal itu karena ia sadar, jika ia bongkar rahasia ini, maka terbongkarlah semua fakta sejarah dan Indonesia kembali terombang ambing dalam keraguan. Mana yang benar? Sejarah versi Soeharto atau M Yusuf.

Akhirnya supersemar ditandatangani oleh Soekarno, namun supersemar tidak ditujukan kepada Soeharto. Hal ini membuat Soeharto panas, entah dengan cara apa, Soeharto berhasil melenyapkan surat itu dan membuat pernyataan palsu dengan mengatakan bahwa supersemar ditujukan kepadanya untuk memegang tampuk pimpinan TNI untuk sementara dan mengembalikan stabilitas nasional.

Dua langkah Soeharto berhasil. Maka berpedoman pada surat perintah palsu yang dibuat oleh Soeharto sendiri, ia mulai bergerak dan membubarkan PKI serta antek-anteknya. Sebagian besar masa pendukung PKI, Gerwani dan berbagai organisasi massa lain bentukan PKI dibantai secara masal, sebagian lagi dipenjara. Ini dilakukan untuk menghilangkan jejak sejarah agar semua kebusukan yang dilakukan oleh Soeharto tidak terungkap. PKI dijadikan kambing hitam karena memang PKI pernah melakukan percobaan kudeta di tahun 1948. Ini dijadikan alasan bagi Soeharto untuk semakin menjatuhkan PKI.

Setelah PKI dibubarkan, dengan wewenang palsunya Soeharto menyatakan bahwa PKI adalah Partai terlarang di Indonesia karena bertentangan dengan Pancasila yang merupakan ideologi bangsa Indonesia.
Pidato pertanggungjawaban Soekarno dalam Sidang Umum MPRS tahun 1968 ditolak oleh MPRS. Semua dipicu dari lambatnya Soekarno membubarkan PKI dan menjawab Tritura. Setelah itu dipilihlah seorang penjabat presiden hingga masa kepemimpinan Soekarno berakhir. Pada saat itu memang tak ada pilihan lain, Soeharto menjadi satu-satunya orang yang paling pantas memegang jabatan itu. Soekarno (mungkin dengan berat hati) menyerahkan kekuasaan pemerintahan kepada Soeharto. Sejak saat itu Soeharto resmi memegang jabatan sebagai Presiden RI melaui TAP MPRS No XLIV/MPRS/1968 dan berkuasa selama 32 tahun hingga akhirnya digulingkan juga dengan cara yang sama seperti ia berusaha menggulingkan Soekarno pada tahun 1968.

Sekian :beer:
 
dari sini semua bermula,
tanpa mereka kita tak ada..
konflik internal jadi bencana,
benarkah kita merdeka?
jadi inget film G/30/S/PKI
film yg wajib ditonton
seolah2 mencuci otak dan menjudge PKI salah.
pembumi hangusan PKI sampai ke pelosok desa, rakyat yang tak mampu bersuara.
bahkan keturunan PKI yg selamat susah cari pekerjaan.
dimana sila 5,
Keadilan Bagi Seluruh Rakyat Indonesia?
 
Bimabet
dari sini semua bermula,
tanpa mereka kita tak ada..
konflik internal jadi bencana,
benarkah kita merdeka?
jadi inget film G/30/S/PKI
film yg wajib ditonton
seolah2 mencuci otak dan menjudge PKI salah.
pembumi hangusan PKI sampai ke pelosok desa, rakyat yang tak mampu bersuara.
bahkan keturunan PKI yg selamat susah cari pekerjaan.
dimana sila 5,
Keadilan Bagi Seluruh Rakyat Indonesia?

Nice.... Ini kata wikipedia....

Film ini terus digunakan sebagai kendaraan propaganda oleh pemerintah Orde Baru selama tiga belas tahun, di mana pemerintahan Soeharto kala itu memerintahkan satu-satunya stasiun televisi di Indonesia saat itu, TVRI, untuk menayangkan film ini setiap tahun pada tanggal 30 September malam. Film ini juga diperintahkan menjadi tontonan wajib bagi siswa sekolah di Indonesia, walaupun memperlihatkan adegan-adegan yang penuh kekerasan berlebihan. Pada saat stasiun-stasiun televisi swasta bermunculan, mereka juga dikenai kewajiban yang sama. Peraturan ini kemudian dihapuskan sejak jatuhnya Soeharto tahun 1998. Sejak itu film ini telah menjadi kurang diminati lagi dan belum pernah lagi diputar di stasiun televisi Indonesia. Meskipun aspek artistik film ini tetap diterima dengan baik, kekeliruan sejarahnya telah menuai banyak kritik.

:beer:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd