Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Mba Merry ; Impian yang jadi Kenyataan

Mant
Chapter 5
Kasmaran

Setelah kejadian itu aku semakin dekat dengan mba Merry. Kami intens melakukan chat. Di satu sisi perasaanku berbunga-bunga seperti saat waktu aku PDKT dengan mantanku sebelumnya. Namun disisi lain aku gelisah terhadap perasaanku. Aku sungguh takut terlalu jauh dengannya. Hubungan keluarga ini membatasi kami. Tapi peduli setan pikirku. Toh aku tidak memiliki hubungan sedarah. Ia hanya bibiku. Dalam agama, dia bukanlah mahromku. Dan dalam budaya beberapa masyarakat daerah, banyak dari mereka yang melakukan perjodohan antar keponakan dan bibi (Temen ane ada yg gitu dari daerah Jawa bagian timur). Tapi aku belum memikirkan hal sejauh itu, toh mba Merry sudah bersuami. Biar kan semua mengalir adanya.

Keesokannya di hari Sabtu aku sedang berada dirumahku sendiri yang tidak jauh dari rumah nenekku. Sedangkan mba Merry berada dirumahnya. Saat itu siang sekitar jam 10. Aku baru saja terbangun dari tidur. Ketika sedang mengecek hape, terdapat beberapa panggilan tak terjawab dari mba Merry. Sontak aku langsung cek pesan masuk ku. Ternyata benar, terdapat beberapa pesan masuk dari mba Merry 1 jam yg lalu.

"Dika. Udah bangun belumm. "
"Huh belum bangun kan, dasar kebo!"
"Mba bete nihh jalan jalan yuuu"
"Ya Allah ga bangun bangunn"

Kira kira begitu pesannya. Tanpa berpikir panjang aku langsung membalas pesannya.

"Iyaa mba baru bangun hehehe. Jalan2 kemana mba? Emang om gaada?"

Selang beberapa menit, mba Merry langsung membalas.

"Gaada, dia piket. Hayu mba bete nih kemana kek gitu"
"Sama siapa aja?"
"Ya berdua aja atuh-_-"
"Terus dimas gimana mba?"
"Dia dirumah nenek kok"
"Yaudah kapan mba?"
"Tahun depan! Sekarang lah ish"
"Wkwkwk yaudah aku mandi duluu yaa"
"Okeee jangan lama yaaa, kamu kerumah mba aja, jemput hehehe"
"Siap mbaa"

Begitulah percakapan singkat kami di WA. Selanjutnya pun aku mandi dan prepare. Setelah semuanya selesai, aku pun mulai mengendarai mobilku menuju rumah mba Merry.

Selang 10 menit aku sampai dirumahnya. Belum sempat aku keluar, ternyata mba Merry lebih dulu keluar dari rumahnya dan mulai masuk ke dalam mobilku.

"Hayu berangkat"
"Baru juga sampe mba"
"Gausah lebay deh"
"Wkwkwk iyaa" sial, padahal aku berpikir untuk mencari kesempatan sebentar dirumahnya wkwkwk

"Mau kemana kita mba?"
"Enaknya kemana dik?"
"Ya gatau mbaa, mba Merry maunya kemana?"
"Ish kamu mah"
"Kalo hari weekend gini jangan jauh jauh mbaa, macet apalagi puncak, duh"
"Kita nonton aja gimana?"
"Hmm boleh deh"

Akhirnya aku mulai menancapkan gas mobilku menuju mall. Mall tidak terlalu jauh dari sini. Mungkin sekitar 20 menit menggunakan kendaraan. Jadi tidak butuh waktu lama untuk kami tiba disana. Namun ketika kami sampai parkiran, kami baru tersadar. Saat ini masih jam 11 siang. Sedangkan bioskop buka jam 1.

"Eh mba.. bukannya bioskop belum buka yaa Sekarang masih jam 11 tauu"
"Eh iyaa kann buka jam 1"
"Wuu yaudah kita ke starb***s aja dulu"
"Ga mesen tiket dulu aja?"
"Yaudah boleh mba"

Kami pun turun dari mobil. Kami berjalan dengan santainya menuju bioskop. Ketika berjalan kami sama sekali tak tampak seperti bibi dan keponakan. Aku dengan kemeja flanel ku, sedang mba Merry dengan celana jeans dan kemeja dipadukan dengan kerudungnya yang sangat anggun bagiku. Kami memang tidak bergandengan tangan, namun aura romantis tetap terpancar dari kami berdua.

Setelah selesai memesan tiket, kami segera pergi ke coffee shop. Disana kami memesan minum dengan makanan ringan, mengingat film dimulai masih sekitar 2 jam dari sekarang. Kami hanya mengobrol santai disana. Obrolan kami mengalir begitu saja hingga mba Merry curhat tentang keluarganya.

"Dik, mba harus gimana ya? Om kmu minta mba buat berhenti kerja."
"Lho? Alasannya?"
"Biar mba ga cape katanya, biar mba bisa hamil"
"Bagus dong kalo begitu mba, terus masalahnya kenapa?"
"Ish kamu, ya mba gamau lah. Ngapain juga dirumah, bete dik."
"Iyaa juga sii"
"Nah makanya mba bingung dik"
"Yaudah mba ngomong aja, bilang aja urusan hamil mah udah ada yg ngatur mba, rezeki kan gaada yg tau"
"Iya sih dik"

Setelah berbincang cukup lama, jam sudah menunjukkan 12.30, dimana setengah jam lagi film segera dimulai.

"Mba udah jam setengah satu nih, mau ke atas ga?"
"Oh iya, yaudah ayo dik"

Kami pun segera kembali menuju bioskop. Sesampainya disana ternyata benar, teater sudah dibuka. Sebelum masuk teater kami memesan minum dengan makanan kecil lagi untuk teman nonton kami. Setelah semuanya selesai, kami segera memasuki teater. Kami memilih bangku nomor 2 dari atas dengan posisi tidak terlalu pojok. Aku memang tidak berpikir untuk macam2 disana, ada kamera infrarednya bos heuheuheu. Suasana teater, masih cukup sepi saat itu. Bagaimana tidak, ini masih film pertama di hari itu. Setelah melewati iklan-iklan menjelang pemutaran film, akhirnya film pun dimulai.

Di awal film kami masih biasa saja saat itu. Masing-masing dari kami masih menikmati film tersebut. Sekitar setengah jam berlalu, udara di dalam teater mulai cukup dingin. Hingga tanpa sadar, mba Merry sudah menyilangkan lengannya ditanganku bersama kepalanya yang bersandar di bahuku. Kami sudah selayaknya sepasang kekasih yang sedang kasmaran saat itu. Hingga aku pun mulai menggenggam tangannya dan mba Merry pun mulai menggenggam balik tanganku. Perasaanku jelas saat senang saat itu, terlihat kenyamanan muncul dari kami berdua. Hingga setelah hampir 2 jam akhirnya film pun selesai. Dan kami pun segera berjalan pelan keluar teater. Yang sebelumnya kita berjalan tanpa bergandengan tangan, setelah sedikit kemesraan kami di teater tadi, kami sekarang pun berjalan dengan bergandengan tangan saat itu.

"Nah sekarang kemana nih mba? Pulang?"
"Yah, masa pulang dik, baru sore tau"
"Terus mau kemana lagi mbaa? Emang nanti orang rumah ga nyariin?"
"Jalan-jalan aja yuu, mba pengen keluar, lagi bosen banget dik dirumah. Santai aja dik bilang aja mba lembur toh om juga kan lagi ga pulang beberapa hari ini"
"Yaudah mau kemana nih?"
"Yaudah kita ke mobil aja dulu"
"Oka mba sayang"
"Genit kamu" ucap mba Merry sambil mencubit pinggang ku.

Tak begitu lama, kami pun sampai dimobil.

"Kemana nih mba?"
"Kemana dik enaknya? Ke B**o* *o*a yuk kayanya seru dik"
"Yaudah ayuu banyak taman juga disono"
"Nahh yaudah ayu berangkat"
"Okee"

Aku pun mulai melajukan mobil ke tempat tujuan kami, kami menuju salah satu taman kota yang ada disana. Setelah 45 menit perjalanan kami pun sampai. Suasana cukup ramai saat itu, disana kami berjalan-jalan kecil mengitari taman saat itu dan akhirnya kami memasuki rumah makan di sekitar taman. Hingga tak sadar, hari sudah mulai gelap tanda malam akan tiba dan suara gemuruh petir kian bersambut tanda hujan akan datang. Hujan memang sudah menjadi teman bagi kota kami wkwkwk.

"Mba, udh gelap kayanya mau hujan, pulang yuk"
"Eh iya dik, yaudah ayo mba bayar dulu yaa"
"Aku aja mba"
"Kamu kan udah tadi di mall, lagian juga yang kerja mba, harusnya mbaa yang bayar semua"
"Wkwkwk siap tanteeee"
Mba Merry kembali mencubit pinggangku.

Setelah semua selesai gerimis pun mulai datang, kami segera bergegas menuju parkiran. Setelah kami sampai di mobil hujan pun langsung berubah menjadi cukup deras.

"Huh, pas bgt mba"
"Iyaa deres banget lagi dik, pelan pelan aja dik bawa mobilnya"
"Iyaa mba"

Aku pun mulai melajukan mobilku menuju rumah mba Merry.

Aku cukup bahagia hari ini. Rasanya seperti menjadi seperti kala aku muda dulu. Peraasanku seakan melayang layaknya menggambarkan pemudi yang sedang kasmaran. Aku merasa nyaman dengan Dika. Namun disatu sisi aku bingung dengan keadaan kami. Namun aku tak mempermasalahkannya. Aku ingat omongan Dika yang pernah diucapkannya padaku bahwa setiap orang layak mendapatkan kebahagiaannya masing masing. Yang jelas aku sangat bahagia hari ini. Terima kasih Dika.

Akhirnya setelah 1 jam perjalanan kami hampir sampai di daerah kami. Sedikit lebih lama karena hujan yang begitu deras meminimalkan pandangan ku terhadap jalan.

"Mba mau pulang kemana? Kerumah nenek apa rumah mba?
"Rumah mba aja dik, mba bilangnya pulang jam 10 ke dimas, kerumah mba aja dulu"
"Oke mbaa"

Akhirnya kami pun tiba di rumah mba Merry.

"Nah sampe mba"
"Di mobil kmu gaada payung dik?"
"Gaada mba"
"Yah ujanan dong"
"Engga mba, sebentar aja biar aku yang buka sini"
"Ya tetep aja dik, buka gerbang segala macem, hujannya deras banget tau"
"Iyaa sih, terus mau gimana lagi? Masa mau di mobil nunggu hujan reda"
"Iya sih, kamu gapapa?"
"Ya gapapa mbaa masa mba yang cantik yang ujanan"
"Wkwkwk yaudah nih kuncinya dik"

Akhirnya aku keluar untuk membuka pagar rumah mba Merry. Hujan yang sangat deras membuat aku basah kuyup seketika. Aku pun langsung melajukan mobilku masuk kerumah mba merry.

"Kamu langsung mandi dik, nanti masuk angin loh, nanti pake baju om aja"
"Iyaa mba"

Kami pun mulai menuju kamar mba Merry. Disana aku meminta celana pendek dengan kaos. Dan akhirnya aku segera menuju kamar mandi. Tak begitu lama akhirnya aku selesai mandi. Aku sadar di kamar ini bahkan dirumah ini hanya ada kami berdua. Ditambah hujan diluar yang cukup deras sejak tadi. Aku segera membuang pikiranku kotorku, mengingat aku gamau merusak hubunganku dengan mba Merry saat ini.

"Udah dik?"
"Udah dong, mba gamandi?
"Ini mau mandi, kamu tunggu disini dulu. Mba takut."
"Iyaa iyaa mba"

Mba Merry memang sangat penakut, makanya dia ketika sendiri selalu menginap dirumah nenek.

Karena badan pegal setelah jalan-jalan dengan mba Merry hari ini, aku mulai merebahkan tubuhku di kasurnya. 20 menit berlalu, mba Merry belum selesai dari mandinya. Wajar wanita pikirku. Hingga tanpa sadar aku ketiduran saat itu.

Akhirnya aku terbangun. Aku cukup terkejut, aku bangun dengan keadaan mba Merry sedang memelukku disertai dengan dengkuran halusnya. Tentu payudara nya sangat terasa di tubuhku. Sedikit menoleh kearah dinding, waktu menunjukkan pukul 11 malam. Hujan yang sebelumnya deras, sekarang sudah berubah menjadi separuh gerimis. Kembali menoleh ke mba merry, mba Merry sangat cantik dan anggun saat itu. Rambut panjang yang terurai dipadukan dengan baju tidurnya dengan motif bunga bunga. Akhirnya aku pun ikut memeluknya.

Selang beberapa menit kemudian, mba Merry pun juga terbangun.

"Malem mba.." ucapku lembut.

Mba Merry hanya tersenyum anggun saat itu.

"Jam berapa dik?" Ucap mba Mery dengan lirih seperti suara berbisik.
"Jam set 12 mba sayang" sahutku

Mba Merry tidak mencubitku seperti reaksi saat aku menggodanya sebelumnya tapi sontak dia kembali membenamkan wajahnya di dadaku.

"Tidur lagi mba.." ucapku pelan

Mba Merry hanya diam saat itu.

"Jangan pergi ya dik.." ucap mba Merry seperti orang menangis.
"Mba.. mba kenapa? Nangis?"

Benar saja, mba Merry menangis saat itu. Entah karena apa, tapi aku mengerti perasaannya.

"Iyaa mbaa, aku gaakan pergi aku bakal temenin mba disini"

Akhir tanpa sadar kami sudah berciuman saat itu. Ciuman yang sangat mesra. Lidah kami saling beradu. Bibir kami saling menggigit kecil. Ciuman ini berbeda dengan ciuman kemarin. Kami sangat menikmati ciuman ini. Kami berciuman cukup lama. Akhirnya mba Merry melepaskan ciumannya dengan air mata yang mulai keluar dari sela-sela matanya.

"Mba.."
"Mba marah...?"

Mba Merry kembali membenamkan wajahnya di dadaku.

"Mba kenapa mba..?"
"Mba cuma senang dik, mba gapernah merasa seperti ini, jangan tinggalin mba ya dik. Mba sayang kamu. Biar hubungan ini menjadi konsumsi kita pribadi ya dik"

Aku terdiam. Aku adalah seorang pria yang agak melankolis. Dengan mendengar ucapannya aku sangat tersentuh. Apakah ini sebuah pernyataan?

"Iyaa mba.. aku juga sayang sama mba dan aku gaakan tinggalin mba.."

Kemudian kami kembali berciuman saat itu. Ciuman ini lebih liar dari sebelumnya. Nafsu sudah merasuki kami berdua. Akhirnya aku memutar tubuhku untuk menindihnya. Setalah tatapan sebentar, kami kembali berciuman dengan posisi aku yang menindihnya. Setelah puas menikmati bibirnya. Aku turun ke leher mba Merry. Aku mulai menjilati leher mba Merry. Hanya lenguhan pelan yang keluar dari mulut mba Merry. Aku tidak ingin meninggalkan bekas di tubuh mba Merry. Hingga akhirnya kami kembali berciuman.

Sembari lidah kami saling beradu, aku mulai melepas satu persatu kancing baju tidurnya. Tidak terdapat di penolakan disana. Setelah kemeja terbuka. Aku segera membenamkan wajah ku di payudara nya. Tanganku tentu tidak diam saja. Tanganku meremas payudaranya pelan. Untuk lebih bebas, aku mengarahkan tanganku ke punggungnya. Tentu mba Merry sudah paham. Ia langsung mengangkat tubuhnya untuk melepaskan seluruh kemeja yang masih ditubuhnya dan juga melepas kaitan branya. Akhirnya mba Merry saat ini telanjang dada. Tentu aku ikut untuk melepas kaosku.

Akhirnya kami kembali berciuman saat itu. Tanganku tidak tinggal diam. Tentu aku sambil meremas payudaranya. Aku pun kembali turun ke payudara nya. Payudara sungguh indah. Pentilnya yang berwarna mengacung tegak saat itu. Tanpa pikir panjang aku langsung melahap payudaranya. Hanya lenguhan yang terdengar saat itu. Puas menikmati payudaranya aku segara turun kebawah untuk melepaskan celananya. Karena sudah terhanyut dengan ini semua, mba Merry mengangkat pinggulnya. Aku pun langsung melepaskan celananya langsung bersama CD nya. Terpampang vagina indah milik mba merry. Bulu tipis nya menghiasi vaginanya.

"Dik ngapain? Jangan diliatin begitu dong"

Aku pun tersadar, bahwa mba Merry belum pernah merasakan dijilmek. Akhirnya tanpa kompromi, aku langsung membenamkan bibirku di vaginanya.

"Jangan dik.. uhh.."

Meski terdapat penolakan dari mulutnya, namun ketika lidahku menyentuh vaginanya, hanya lenguhan yang terdengar. Aku pun menjilati vaginanya secara perlahan. Tangan tentu sambil mengusap klitorisnya. Tidak begitu lama akhirnya paha mba Merry menjepit kepalaku. Orgasme pertamanya tiba.

"Ahhh dikk"

Sungguh aku kaget ternyata mba Merry squirt saat itu. Kepalaku yang dijepit pahanya seakan seperti menyelam bersama cairan squirtnya. Aku yang belum puas menjilati vaginanya, kembali mulai menikmati vaginanya. Jilatan demi jilatan dari lidahku menyapu bersih setiap sisi dari vagina mba Merry. Klitoris nya pun tidak luput dari hisapanku. Akhirnya orgasme yang keduanya pun tiba.

"Ahh Dikk uhh" desah pelan dari mba Merry

Setelah orgasme keduanya tiba, aku kembali ke payudara nya dan kemudian kembali ke bibirnya. Aku pun mulai melepaskan celanaku. Penisku tentu sudah sangat tegang saat itu. Inilah ada pertama kalinya aku akan melakukan penetrasi ke tubuh seorang wanita setelah adegan satu celup kemarin. Tentu sengaja aku bermain cukup lama di vagina untuk memberikannya orgasme sebagai antisipasi aku yang keluar duluan karena baru pertama kali saat itu.

"Mba aku mulai yaaa.." dengan penis yang berada digenggamanku.
"Pelan ya dik.. "

Akhirnya aku mulai menempatkan penis tepat berada di depan vaginanya. Sebelum aku melakukan penetrasi, tentu aku menggesekkan dahulu penisku disana. Hingga kemudian penisku mulai memasuki vaginanya secara perlahan. Vaginanya masih begitu sempit. Hingga akhirnya sudah seluruh vagina ku memasukinya. Sebelum membenamkan seluruh penisku aku pun memeluk nya menempatkan wajah ku di depan wajahnya. Kami saling bertatapan. Aku kemudian mencium keningnya. Dan aku menempelan bibir ku di telinga dan berkata.

"Aku cinta kamu mba, jadilah milikku" bersamaan dengan aku yang mulai membenamkan penis ku.

Bless...

"Ahhh dik, mba milik kamu dik, mba cinta kamu"

Aku pun membiarkan sejenak penisku berada di dalam vaginanya. Setelah merasa cukup, akhirnya aku mulai menggenjot vaginanya secara perlahan.

"Ahhh pelan dik, punya om tak sebesar punya mu"

Aku kemudian kembali ke bibirnya. Aku melahap habis bibirnya sambil menggenjotnya perlahan. 10 menit kemudian aku merasa seperti ingin keluar. Aku pun mulai mengencangkan tempo genjotan ku padanya.

"Mba aku ingin keluar mba ahhh"
"Keluarin diluar dik"

Setelah kembali menggenjotnya dengan tempat yang sangat kencang aku mulai merasa sperma ku sudah diujung. Dan baru ketika dicabut benar saja.

"Croottt.. crotttttttt.. crttt" sperma keluar ketika baru saja dicabut membasagi sisi luar vagina mba merry, hampir saja pikirku.

Dan lagi lagi mba Merry mendapatkan squirt yang kedua kalinya.
Kemudian aku kembali merebahkan tubuhku di sampingnya dan mba Merry kembali memelukku dari samping.

"Terima kasih yaa mba.. aku sayang banget sama mba.. ini bukan hanya nafsu mba.. mba pasti merasakan itu.. aku sungguh cinta sama mba"
"Iya dik mba juga cinta banget sama kamu.. jangan pergi ya dik please, biar hubungan ini milik kita berdua"

Aku pun tersenyum dan menjawab nya dengan kecupan di keningnya.

Bersambung...

Maaf lama huu...
Mohon tinggalkan jejak...
Update selanjutnya abis lebaran yaa..
Minal Aidzin Wak Faidzin bagi yang merayakan..
Mantebb,,,,lanjutkan dik jngn baperr
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd